A. Latar Belakang Masalah
Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika melaporkan bahwa terdapat sekitar 35 juta pasien rematik (Purwoastuti, 2009). Di Indonesia angka kejadian rematik nasional sebesar 32,2%, Sedangkan angka kejadian rematik di Jawa Tengah berada di atas rata-rata nasional yaitu sebesar 36,8% (Nainggolan,2009).
Hasil penelitian terakhir dari (Qing,dkk 2008) mengatakan bahwa, negara Indonesia mempunyai angka nyeri rematik yang cukup tinggi yaitu 23,6-31,3% dimana keadaan seperti ini dapat menurunkan produktivitas negara akibat keterbatasan fungsi fisik penderita. (Nainggolan, 2009) mengatakan bahwa angka kejadian rematik akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Penyebab rematik terdiri dari banyak faktor, salah satunya karena proses penuaan dikarenakan tulang mulai kehilangan kartilago (jaringan tulang rawan) yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang dan sendi, kartilago yang semakin tipis menyebabkan rasa nyeri pada sendi karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi (Lestari, 2014). Beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya rematik diantaranya obesitas atau kegemukan, pola makan dan aktifitas fisik (Ahdaniar dkk, 2014).
Gejala yang sering muncul pada penyakit rematik adalah nyeri (Fanada & Muda, 2012). Keluhan nyeri yang timbul dapat mengganggu penderita sehingga penderita tidak dapat bekerja atau beraktivitas dengan nyaman bahkan juga tidak dapat merasakan kenyamanan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penanganan yang pertama kali harus kita lakukan adalah mengurangi nyeri atau gejala yang ditimbulkan (Martono, 2009).
Menurut American Collage Rheumatology, penanganan untuk rematik dapat meliputi terapi farmakologis (obatobatan), nonfarmakologis dan tindakan operasi (Purwoastuti, 2009).
Intervensi non farmakologi yang dapat dilakukan untuk menurunkan skala nyeri rematik adalah senam lansia , berdasarkan penelitian yang dilakukan (D dan warsito ,2012) pemberian intervensi senam lansia pada lansia dengan nyeri lutut di Unit Rehabilitasi Sosial “Margo Mukti” Kabupaten Rembang ini efektif untuk
mengatasi nyeri lutut pada lansia, namun tidak semua lansia masih mampu untuk melakukan senam.
Hasil penelitian (Fanada, 2012) tindakan kompres hangat yang dilakukan sesuai dengan aturan dapat menurunkan tingkat nyeri pada lansia yang mengalami nyeri rematik. Menurut (Annas, 2006) Penggunaan panas memberikan efek mengatasi dan menghilangkan sensasi nyeri, teknik ini juga memberikan reaksi fisiologis antara lain meningkatkan respon inflamasi, meningkatkan aliran darah dalam jaringan, dan meningkatkan pembentukan edema. Penelitian yang dilakukan (Fanada,2012) mendapatkan hasil bahwa skala nyeri rematik setelah dilakukan kompres hangat terhadap 20 responden mengalami penurunan.
Penelitian (Lestari,2014) menyimpulkan bahwa terapi kompers jahe dan massage pada penderita rematik dapat mengurangi nyeri ini terjadi karena jahe dapat menstimulasi kulit dan memberikan efek relaksasi sehingga dapat menurunkan rasa nyeri. (Rusnoto,2015)100gram jahe yang dikompres selama 20 menit dan dilakukan selama 3 hari rata rata skala nyeri responden adalah 6.00 setelah dilakukan kompres jahe rat-rata sekalanya menjadi 3,67.
Di desa adiarsa kecamatan kertanegara terdapat 4 posyandu lansia yang aktif, dari data yang ada di posyandu lansia masalah atau penyakit yang banyak muncul rematik dan hipertensi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 lansia di desa Adiarsa, Kecamatan Kertanegara melalui wawancara dan observasi di dapatkan hasil 7 lansia mengalami nyeri rematik dan kekakuan pada sendi sendi.
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang efektifitas kompres air hangat dengan kompres jahe dalam penurunan nyeri rematik pada lansia di Desa Adiarsa Kecamatan Kertanegara.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas makan rumusan masalah penelitiannya
adalah ” Efektifitas Kompres Air Hangat Dngan Kompres Jahe Dalam Penurunan
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui efektifitas kompres hangat dan kompres jahe terhadap penurunan nyeri rematik pada lansia di Desa Adiarsa kecamatan kertanegara
2. Tujuan khusus
a. Diketahui gambaran skala nyeri rematik pada lanjut usia sebelum kompres air hangat di Desa adiarsa Kecamatan Kertanegara
b. Diketahui gambaran skala nyeri rematik pada lanjut usia sebelum
kompres jahe di Desa Adiarsa Kecamatan Kertanegara
c. Diketahui gambaran skala nyeri rematik pada lanjut usia setelah kompres air hangat di Desa Adiarsa Kecamatan Kertanegara
d. Diketahui gambaran skala nyeri rematik pada lanjut usia setelah jahe di Desa Adiarsa Kecamatan Kertanegara
e. Diketahui efektifitas kompres air hangat dan kompres jahe terhadap penurunan nyeri rematik pada lansia di Desa Adiarsa Kecamatan Kertanegara
D. Manfaat penelitian
1. Bagi praktek keperawatan
2. Bagi pendidikan keperawatan
Memberikan sumbangan ilmiah kepada pendidik dan mahasiswa, terhadap kasus rematik, Sebagai acuan bagi penelitian sejenis untuk perkembangan ilmu keperawatan
3. Bagi responden
Sebagai informasi tambahan tentang penyakit rematik cara mengurangi nyerinya.
4. Peneliti selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu keperawatan dan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan dan perbandingan dalam pengembangan penelitian tentang keefektifan kompres hangat dan kompres jahe.
E. Penelitian terkait
Persamaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah sama sama meneliti tentang nyeri rematik, sedangkan perbedaannya pada peneltian yang akan dilakukan akan membandingkan antara kompres air hangat dan kompres jahe mana yang lebih efektif.
Pengaruh kompres hangat dalam menurunkan skala nyeri pada lansia yang mengalami nyeri rematik di panti sosial tresna werdha teratai palembang tahun 2012, Desain penelitian ini adalah preeksperimental dengan rancangan pre and post test only design. Penelitian ini memberikan intervensi kepada responden yang akan dilakukan tindakan perlakuan dan membandingkan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi hasilnya Dari hasil uji statistik T dependen didapatkan mean tingkat nyeri rematik sebelum dilakukan kompres hangat adalah 2,45, dengan standar deviasi 0,510. Pada saat sesudah dilakukan kompres hangat tingkat nyeri rematik didapatkan mean 0.20 dengan standar deviasi 0,410. Maka dapat dilihat perbedaan nilai mean antara sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat adalah 2,250 dengan standar deviasi 0,550. Dan dari uji statistik T dependen didapatkan nilai p value 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara tingkat nyeri pada lansia yang mengalami rematik sebelum dilakukan kompres hangat degan tingkat nyeri rematik sesudah dilakukan kompres hangat (Fanada,2012).
menggunakan intervensi kompres air hangat saja sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan membandingkan antara kompres air hangat dan kompres jahe.
(Lestari,2014)Terapi kompres jahe dan massage pada osteortritis di panti wreda st.theresia dharma bhakti kasih surakata penelitian yang digunakan menggunakan metode kualitatif didapatkan hasil bahwa proses pemberian terapi kompres jahe dan massage pada osteooartritis dipusatkan di daerah sekitar lutut dapat menstimulasi kulit dan memberikan efek relaksasi serta dapat mengurangi rasa nyeri.