• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI A. Pengertian Komunikasi - KHAYUL HIKMAH BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI A. Pengertian Komunikasi - KHAYUL HIKMAH BAB II"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2 LANDASAN TEORI

A. Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang berarti membagi atau menyampaikan. Sedangkan menurut istilah komunikasi adalah suatu kegiatan antara dua orang atau lebih untuk mengekspresikan ide, pikiran, informasi dan perasaan kepada orang lain dengan maksud terciptanya saling pengertian. Lebih lanjut Wiryawan dan Noorhadi mendefinisikan bahwa komunikasi adalah proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pengertian ini memberikan pesan yang seimbang antara pengirim pesan (komunikator), pesan yang disampaikan, dan penerima pesan (komunikan) dimana ketiga hal tersebut merupakan komponen utama dalam proses komunikasi. Pesan dapat disimpulkan dngan berbagai media, namun pesan itu hanya punya arti jika pengirim dan penerima pesan berusaha menciptakan arti tersebut (Soekamto, 1992).

(2)

Tanpa komunikasi dalam matematika, kita akan memiliki sedikit keterangan, data dan fakta tentang pemahaman siswa dalam melakukan proses dan aplikasi matematika, ini berarti komunikasi dalam matematika menolong guru memahami kemampuan siswa dalam menginterprestasi dan mengekspresikan pemahamannya tentang konsep dan proses matematika yang mereka pelajari.

B. Matematika

(3)

C. Kemampuan Komunikasi Matematika

Merujuk pada pengertian komunikasi dan pengertian matematika seperti yang telah dijelaskan di atas, maka komunikasi matematika dapat diartikan sebagai suatu peristiwa saling berhubungan/dialog yang terjadi dalam suatu lingkungan kelas dimana terjadi proses pengalihan pesan/informasi dari guru sebagai komunikator kepada siswa sebagai komunikan khususnya dalam mata pelajaran matematika. Respon yang diberikan komunikan merupakan interprestasi komunikan terhadap informasi tadi. Dalam matematika, kualitas interprestasi dan respon itu sering kali menjadi masalah istimewa. Hal ini dikarenakan karakteristik matematika yang erat dengan istilah simbol. Karena itu, situasi belajar matematika harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menyertakan dan membuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam berbagai bentuk.

(4)

Berkait dengan peningkatan kemampuan komunikasi, NCTM menyatakan bahwa program pembelajaran dari TK sampai kelas XII hendaknya memungkinkan semua siswa untuk :

1. Mengorganisasi dan mengkonsolidasikan pikiran matematika mereka melalui komunikasi.

2. Mengkomunikasikan pikiran matematika mereka secara logis dan jelas kepada teman, guru, ataupun orang lain

3. Menganalisis dan mengevaluasi pikiran matematika dan strategi yang digunakan orang lain

4. Menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide-ide matematika secara tepat (Shadiq, 2009).

(5)

tertulis meliputi : a) merefleksikan benda-benda nyata, gambar atau ide-ide matematika; b) membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode oral, tertulis, konkret, grafik, dan aljabar; c) menggunakan keahlian membaca, menulis, dan menelaah untuk menginterprestasikan dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah serta informasi matematika; d) merespon terhadap suatu pernyataan / persoalan dalam argumen yang meyakinkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa dikatakan mampu berkomunikasi dalam matematika jika mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan dan tertulis.

D. Pembelajaran Interaktif

Pembelajaran interaktif adalah cara mengajar dimana siswa dilatih untuk aktif dalam mengemukakan pemikirannya dan guru aktif untuk membimbing siswa sehingga siswa dilibatkan dalam proses belajar mengajar. Dalam model pembelajaran interaktif siswa diberi kesempatan untuk melibatkan pengetahuannya dengan cara membuat pertanyaan mengenai materi yang akan dipelajari sebagai pengetahuan awal.

(6)

itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang aktif dalam proses belajar mengajar adalah siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau mengaplikasikan suatu karya ( Uno, 2011).

Dari beberapa pendapat mengenai model interaktif tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran interaktif dirancang untuk menjadikan suasana belajar mengajar menjadi lebih aktif karena terjadi interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru melalui pertanyaan yang dibangun sebagai pengetahuan awal siswa.

Pembelajaran interaktif memungkinkan guru dan siswa untuk saling mempengaruhi berpikir masing-masing. Guru membuat tugas yang memancing berpikir sehingga memungkinkan siswa menjelaskan tentang pekerjaan mereka dan guru mengklarifikasi respon siswa. Refleksi guru memungkinkan untuk membuat perencanaan pengajaran yang lebih baik sehingga siswa akan lebih maju dalam belajar.

E. Model Pembelajaran Kooperatif

(7)

terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan heterogen, siswa berdiskusi dalam kelompok, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan bagi kelompok terbaik akan diberikan penghargaan. Menurut Roger dan Dafid Johnson terdapat unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yaitu :

1. Saling ketergantungan positif

Hal ini dikarenakan adanya penilaian yang berorientasi pada kelompok, sehingga setiap anggota akan merasa saling membutuhkan antara satu sama lain demi keberhasilan kelompok. 2. Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini sebagai akibat langsung dari unsur pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut model pembelajaran kooperatif maka setiap siswa akan merasa beranggung jawab untuk memberikan yang terbaik bagi kelompoknya.

3. Tatap muka

Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Hal ini dilakukan karena hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran satu orang.

4. Komunikasi antar anggota

(8)

5. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu memberikan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

(Lie, 2002)

F. Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK)

Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) dipelopori dan dikembangkan oleh Ratumanan pada tahun 2001. Pemberian nama PISK ini didasarkan pada pertimbangan bahwa model ini dapat dipandang sebagai hasil modifikasi dari model pembelajaran interaktif ( PI ) dengan cara memasukkan setting koperatif pada fase aktivitas pemecahan masalah dan fase presentasi diskusi serta memperluas tipe-tipe interaksi. Dalam PISK ada 4 tahap yaitu : 1) pengantar, 2) fase aktivitas pemecahan masalah, 3) fase presentasi dan diskusi, 4) fase penutup / meringkas.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Ratumanan (2001) ada beberapa karakteristik dari PISK yaitu :

a. Kelas dibagi atas kelompok-kelompok kecil, anggota kelompok terdiri dari siswa dengan kemampuan bervariasi / heterogen.

(9)

c. Siswa belajar dan diskusi dalam kelompoknya untuk mengerjakan tugas dimana tugas tersebuat nantinya dipresentasikan didepan kelas. d. Sistem penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dibandingkan

individu.

e. Pada akhir pelajaran siswa dilatih membuat rangkuman.

Jadi, dalam pembelajaran interaktif dengan setting kooperatif siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa yang mempunyai kemampuan beragam. Dalam pelaksanaannya siswa saling membantu untuk mencapai ketuntasan belajar dan penghargaan lebih ditunjukkan pada kelompok bukan individu.

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK)

Fase Aktifitas Guru dan Siswa

1. Pengantar a. Guru mengorganisasi kelas untuk belajar dengan membentuk kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Guru mengingatkan kembali materi yang sebelumnya diajarkan dengan tanya jawab.

(10)

dalam kelompok yang telah ditentukan.

c. Guru berkeliling dan memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkan.

3. Presentasi dan Diskusi

a. Siswa melaporkan hasil pekerjaan diskusinya didepan kelas. Untuk efisiensi waktu guru menentukan kelompok tertentu untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. b. Guru memimpin diskusi. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan pendapat dan meminta kelompok penyaji untuk memberikan tanggapan.

Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah segi empat dengan sub pokok bahasan yaitu persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium dengan cakupan sebagai berikut:

1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat , layang-layang, dan trapesium .

2. Menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

(11)

4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segi empat.

H. Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori di atas, kerangka berpikir penelitian ini

digambarkan sebagai berikut : Kondisi Siswa dalam proses KBM :

1. Cenderung tidak berani menyampaikan pertanyaan

2. Siswa masih enggan dan ragu-ragu untuk menjawab ataupun mengungkapkan pendapat. Hal ini terlihat ketika guru bertanya maka siswa lebih banyak diam dan tidak merespon

3. Siswa belum aktif untuk mempresentasikan hasil pekerjaannnya di depan kelas

4. Siswa sering salah dalam menafsirkan maksud soal. Hal ini dikarenakan siswa tidak terbiasa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal pada saat menjawab

Kemampuan komunikasi matematika baik dalam hal lisan maupun tertulis rendah.

Diberi perlakuan Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK). Adapun langkah-langkahnya adalah :

1. Pengantar

2. Aktivitas Pemecahan Masalah 3. Presentasi dan Diskusi

(12)

Agar komunikasi siswa tercapai dengan baik maka perlu dilakukan upaya untuk membuat siswa dapat merespon suatu pernyataan / persoalan secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan adalah Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) yang merupakan alternatif pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif.

Pembelajaran Interaktif Setting Koperatif ini memiliki 4 tahap dalam pembelajarannya. Pada fase pertama yaitu pengantar, guru mengorganisasi kelas untuk belajar dengan membagi kelompok yang

1. Dengan adanya pengecekan pengetahuan awal, maka akan memotivasi siswa untuk belajar mandiri sebelum pertemuan mengenai materi yang akan dipelajari

2. Dengan dibentuknya kelompok secara heterogen maka kerjasama akan lebih efektif karena dalam kelompok terdapat siswa yang pandai dan kurang pandai sehingga dapat saling melengkapi

3. Dengan adanya aktivitas pemecahan masalah maka terjadi interaksi antar siswa karena tugas kelompok merupakan tanggungjawab bersama yang menuntut kerjasama dalam penilaiannnya sehingga setiap siswa berhak menyumbangkan pemikiran/pendapatnya 4. Dengan adanya presentasi maka melatih siswa berani berbicara

didepan kelas dan mengungkapkan hasil pemikirannya bersama kelompok untuk diinformasikan dengan teman yang lain

5. Dengan adanya diskusi dalam kelas maka suasana ketika KBM semakin hidup karena setiap kelompok berhak untuk memberi pendapat/ sanggahan dari presentasi kelompok lain untuk kemudian ditanggapi oleh kelompok penyaji

Dengan adanya perlakuan Pembelajaran interaktif Setting Kooperatif (PISK) diharapkan kemampuan komunikasi matematika

(13)

terdiri dari 4-5 siswa secara heterogen. Tujuannya adalah dengan dibentuknya kelompok secara heterogen maka kerjasama akan lebih efektif karena dalam kelompok terdapat siswa yang pandai dan kurang pandai sehingga dapat saling melengkapi antara satu sama lain. Kemudian sebelum pelajaran dimulai, guru juga meminta siswa untuk membuat pertanyaan mengenai materi yang akan dipelajari dimana pertanyaan tersebut nantinya akan dijawab oleh siswa lain tujuannya adalah agar siswa memiliki pengetahuan awal. Fase kedua yaitu aktivitas pemecahan masalah. Di sini guru membagikan LKS dan menyampaikan pada siswa apa yang harus mereka lakukan. Dengan adanya aktivitas pemecahan masalah maka terjadi interaksi antar siswa karena tugas kelompok merupakan tanggungjawab bersama yang menuntut kerjasama dalam penilaiannya sehingga setiap siswa berhak menyumbangkan pemikiran/pendapatnya.

(14)

kelompok. Hal ini dilakukan agar dapat merangsang siswa untuk lebih giat dan semangat dalam belajar. Fase keempat yaitu penutup. Pada fase ini guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman dengan cara mencatat poin-poin penting dari materi yang telah dipelajari, tujuannya agar siswa lebih paham dan mudah untuk mengingat materi yang telah dipelajari. Kemudian guru juga memberikan PR sebagai latihan siswa dirumah agar siswa lebih paham.

Dengan langkah-langkah yang ada pada PISK ini diharapkan siswa mampu membuat model situasi persoalan dari permasalahan yang diberikan guru menggunakan metode oral, konkrit, grafik dan aljabar yang dilakukan dengan diskusi dalam kelompok masing-masing. Pembelajaran yang menuntut kerjasama dalam penyelesaian masalahnya tersebut telah mendorong siswa untuk belajar merespon atau mengkomunikasikan suatu pernyataan dalam bentuk argumen yang meyakinkan dan merefleksikan benda-benda nyata, gambar/ ide-ide matematika karena siswa tidak hanya menerima informasi tetapi juga mengajukan pendapatnya terhadap informasi yang disampaikan oleh guru ataupun pendapat yang yang diajukan oleh kelompok lain.

(15)

dalam proses belajarnya. Dengan ini maka siswa dapat menyajikan hasil akhir melalui sutu presentasi yang menarik dari pekerjaan yang telah di diskusikan dalam kelompok kecil masing-masing kemudian melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Dengan langkah-langkah tersebut maka diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasi.

I. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis yang

diajukan adalah ada peningkatan kemampuan komunikasi matematika

Gambar

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini akan menghitung kemungkinan terjadinya penambahan pasien pada jangka waktu yang lama, atau disebut dalam keadaan steady state , dengan menggunakan

Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan daerah Kabupaten Tabalong dan mencegah terjadinya kekosongan perencanaan pembangunan daerah pada Tahun 2020

H2 = Kinerja bank asing lebih baik daripada bank domestik pada. periode sesudah krisis finansial

proses pengembalian hak-hak anak, baik yang telah terlaksana maupun yang. sedang dalam proses dan mengetahui konflik apa yang kerap terjadi

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugrah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul APLIKASI

Timbang 0,00982 gram metyl orange, masukan kedalam beker gelas dan ditambahkan aquades 20 ml, aduk hingga padatan metyl orange terlarut semua, masukan kedalam labu ukur

Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh Syah (1995:138) mengatakan bahwa lingkungan sosial yang dominan mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga

Engkay Karweti, (2010), “Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB di Kabupaten Subang” , Jurnal