• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh prestasi belajar, lingkungan belajar dan tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA dalam memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di perguruan tinggi : studi kasus SMA Negeri 11 Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh prestasi belajar, lingkungan belajar dan tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA dalam memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di perguruan tinggi : studi kasus SMA Negeri 11 Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA

SMA DALAM MEMILIH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI

(Studi kasus SMA Negeri 11 Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Yuni Sumekar Wati O51334034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA

SMA DALAM MEMILIH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI

(Studi kasus SMA Negeri 11 Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Yuni Sumekar Wati O51334034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

(3)
(4)

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan sebagai ucapan syukur dan terima kasih kepada:

Tuhan Yesus Kristus sumber harapan dan kasih

Orang Tuaku (hanya ini yang dapat ananda

persembahkan)

Saudaraku (kita berjuang untuk hidup yang lebih baik)

Carolus Boromeus Tri Senjaya yang tiada henti selalu

mendampingi

(6)

MOTTO

Mengeluh tidak bisa dijadikan strategi, setiap orang memiliki waktu yang terbatas dan waktu yang kita habiskan untuk mengeluh tidak mungkin membantu dalam mencapai tujuan serta membuat kita lebih bahagia (Randy Pausch)

Orang yang optimis melihat kesempatan dalam setiap kesulitan yang dihadapi, tetapi orang yang pesimis melihat kesulitan dalam setiap kesempatan yang ada.

And God is faithful; he will not let you be tempted beyond what you can bear. But when you are templed, he will also provide a way out so that you can stand up under it.

(1 Chorintians 10 : 13b)

(7)

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

an Minat Siswa SMA

i pihak. Oleh

1. tas Keguruan dan

2. endidikan Ilmu

3. gram Studi

4.

mberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan

5.

yang telah bersedia menyediakan waktu

6.

Pak Bambang, Pak Bondan) dan seluruh dosen Universitas Sanata Dharma Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Prestasi Belajar, Lingkungan Belajar dan Tingkat Pendapatan Orang Tua Deng

dalam Memilih Fakultas Keguruan Di Perguruan Tinggi”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidak mungkin lepas dari bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbaga

karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakul Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan P Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Pro Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak me

skripsi ini;

Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. dan Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji

untuk menguji hasil penelitian ini.

Seluruh dosen PAK (Bu Prem, Bu Catur, Bu Indah, Bu Rita, Pak Muhadi,

(10)

Yogyakarta yang telah memberikan ilmu selama penulis menempuh perkuliahan.

7. Ibu Dra. Dwi Rini Wulandari, M.M. selaku kepala sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

8. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Sedayu yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan uji validitas;

9. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan doa, semangat, dukungan dan materi bagi keberhasilan penulis;

10. Saudara-saudaraku terkasih yang telah memberi warna dalam hidupku. 11. Carolus Boromeus Tri Senjaya atas cinta, dukungan dan kesetiaan yang telah

diberikan.

12. Sahabat-sahabatku terkasih Tri, Indah, Riri, Eka, Wulan, Asih, Rina, Rina Budi, Mas Eka, Filip, Niken, Candra thanks untuk bantuan dan dukungan yang telah kalian berikan;

13. PAK ’05 terima kasih teman-teman atas kerjasamanya;

14. Mitra perpustakaan (Mbak Santi, Mas Aswin, Mbak Amik, Mbak Asih, Mbak Lia, Mbak Oyo, Mbak Sabet, Mbak Iin, Cik Endah, Barbarita, Mbak Meta, Mas Ocep, Om Prima, Ika, Mbak Hana, Mbak Ratih, Tia) yang telah menjadi rekan kerja yang solid dan mendukung dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

(11)

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima oleh semua pihak, demi pengembangan pengetahuan. Terima kasih.

Penulis

Yuni Sumekar Wati

(12)

ABSTRAK

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA

SMA DALAM MEMILIH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI.

Studi kasus : Siswa kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta

Yuni Sumekar Wati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) pengaruh prestasi belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan, (2) pengaruh lingkungan belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan, (3) pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta yang berjumlah 634 siswa. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS sejumlah 185 responden. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistika non paramerik chi square.

Hasil penelitian menunjukkan (1) tidak ada pengaruh prestasi belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi (χ² hitung = 5,142 < χ² tabel = 7,815); (2) ada pengaruh positif lingkungan belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi (χ² hitung = 105,967 > χ² tabel = 12,592); (3) tidak ada pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi (pendapatan ayah χ² hitung = 1,909 < χ² tabel = 7,815 dan pendapatan ibu χ² hitung = 0,906 < χ² tabel = 5,99).

(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT, LEARNING ENVIRONMENT AND PARENTS’ INCOME RATE TOWARDS HIGH SCHOOL STUDENTS’ INTEREST IN CHOOSING THE FACULTY OF

TEACHER TRAINING COLLEGE IN UNIVERSITY LEVEL A Case Studi on the Students of Eleventh Grade of 11 State Senior High

School Yogyakarta

Yuni Sumekar Wati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

The study aims to describe the influence of: (1) learning achievement of high school students’ interest to choose the faculty of teacher training college, (2) learning environment of high school students’ interest to choose the faculty of teacher training college, (3) parents’ income rate of high school students’ interest to choose the faculty of teacher training college.

The population of the study was 634 students of 11 State Senior High School Yogyakarta. The samples of the study were 185 students of the eleventh grade of Social Science and Natural Science departements. The samples were taken by using the purposive sampling. The data analysis technique was statistic non-parametric chi square.

The result shows that: (1) there is no influence in learning achievement towards high school students’ interest in choosing the faculty of teacher training college in university level (χ² calculated = 5,142 < χ² table = 7,815); (2) there is a positive influence on learning environment towards high school students’ interest in choosing the faculty of teacher training college in university level (χ² calculated = 105,967 > χ² table = 12,592); (3) there is no influence on parents’ income rate towards high school students’ interest in choosing the faculty of teacher training college in university level (father income χ² calculated = 1,909 < χ² table = 7,815 and mother income χ² calculated = 0,906 < χ² table = 5,99).

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. iv

MOTTO……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. . vi

LEMBAR PUBLIKASI……… vii

KATA PENGANTAR………. viii

ABSTRAK……… xi

ABSTRACT……… xii

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah . ... 4

C. Rumusan Masalah . ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian . ... 5

(15)

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Prestasi Belajar.

1. Pengertian Belajar ... ... 7

2. Pengertian Prestasi Belajar ... ... 8

B. Lingkungan Belajar 1. Lingkungan Keluarga ... ... 9

2. Lingkungan Sekolah ... 11

3. Lingkungan Masyarakat ... 14

C. Tingkat Pendapatan ... 16

D. Minat 1. Pengertian Minat ... 16

2. Faktor yang Menimbulkan Minat ... 17

E. Perguruan Tinggi... 18

F. Kerangka Berfikir 1. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi ... 19

2. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi ... 20

3. Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi ... 22

G. Model Penelitian ... 23

H. Hipotesis ... 23

(16)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 24

C. Subyek dan Obyek Penelitian... 25

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi... 25

2. Sampel... 26

3. Teknik Penarikan Sampel... 26

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian... 26

2. Pengukuran Variabel Penelitian ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 32

H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Identitas Sekolah ... 40

B. Sejarah... ………... 40

C. Kondisi SMA Negeri 11 Yogyakarta... 42

D. Visi dan Misi SMA Negeri 11 Yogyakarta... 43

E. Organisasi SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 44

F. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 11 Yogyakarta... 47

G. Siswa Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 48

H. Proses Belajar Mengajar SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 48

(17)

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 51

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data Siswa ... 54

2. Data Prestasi Belajar ... 55

3. Data Lingkungan Belajar ... 55

4. Data Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 56

5. Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas di Perguruan Tinggi.. 57

B. Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat a. Uji Normalitas ... 58

b. Uji Linearitas ... 59

2. Pengujian Hipotesis a. Pengujian hipotesis I ... 60

b. Pengujian Hipotesis II ... 62

c. Pengujian Hipotesis III ... 64

C. Pembahasan 1. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi ... 67

2. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi ... 68

3. Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi ... 69

(18)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 71

B. Keterbatasan ... 72

C. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN... 77

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kategori Prestasi Belajar………. 27

Tabel 3.2 Operasional Lingkungan Belajar………. 28

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Pendapatan Orang Tua……… 29

Tabel 3.4 Operasional Minat Memilih Fakultas Keguruan……….. 30

Tabel 3.5 Kesimpulan Hasil Uji Validitas……… 33

Tabel 3.6 Kesimpulan Hasil Uji Reliabilitas……… 35

Tabel 3.7 Interpretasi ratio koefisien kontigensi terhadap Cmaks…………... 39

Tabel 4.1 Jumlah Peserta Didik SMA Negeri 11 Yogyakarta………. 48

Tabel 5.1 Pilihan Fakultas……… 54

Tabel 5.2 Prestasi Belajar………. 55

Tabel 5.3 Lingkungan Belajar……….. 56

Tabel 5.4 Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan………….. 57

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas………. 58

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Linearias……… 59

Tabel 5.7 Frekuensi yang diperoleh dan frekuensi yang diharapkan untuk hipotesis I………... 61

Tabel 5.8 Kontigensi………. 61

Tabel 5.9 Frekuensi yang diperoleh dan frekuensi yang diharapkan untuk hipotesis II………... 62

Tabel 5.10 Kontigensi……….. ... 62

(20)

Tabel 5.11 Frekuensi yang diperoleh dan frekuensi yang diharapkan untuk hipotesis III tingkat pendapatan ayah……….….... 64 Tabel 5.12 Kontigensi……….... 65 Tabel 5.13 Frekuensi yang diperoleh dan frekuensi yang diharapkan untuk hipotesis III tingkat pendapatan ibu... 66 Tabel 5.14 Kontigensi………... 66

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner ... 77

Lampiran II Data Penelitian A. Data Uji Validitas dan Reliabilitas... 84

B. Data Penelitian ... 86

Lampiran III Penilaian Acuan Patokan Tipe II A. Variabel Penelitian Minat ... 91

B. Variabel Penelitaian Lingkungan Belajar ... 91

Lampiran IV Perhitungan SPSS ... 92

Lampiran V Surat Keterangan... 95

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan adalah dengan mengikuti program pendidikan. Program pendidikan yang dimaksud ialah pendidikan formal, mulai dari jenjang sekolah dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Selain itu, semakin majunya teknologi juga menuntut semakin tingginya kualitas tenaga kerja dalam dunia kerja, dimana kualitas tenaga kerja yang tinggi salah satunya diperoleh dengan pendidikan. Berdasarkan alasan tersebut, saat ini sebagian besar orang tua berusaha untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang perguruan tinggi.

Namun, pada kenyataannya harapan orang tua tidak begitu saja dengan mudah dapat terwujud. Hal ini terjadi karena setelah anak lulus Ujian Nasional dengan hasil gemilang, masih banyak tantangan yang menghadang seperti merencanakan dan menentukan langkah selanjutnya. Bagi siswa yang sudah mengetahui bakat dan minatnya serta terbiasa mengambil keputusan sendiri, tidak banyak mengalami kendala dalam memilih fakultas.

Padahal yang sering terjadi saat ini adalah banyak siswa SMA yang mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan karena tidak tahu bakat dan minatnya, serta banyak yang belum menemukan potensi yang ada pada dirinya, tidak terbiasa mengambil keputusan sendiri bahkan untuk hal-hal

(23)

yang terkait dengan kepentingannya, sehingga bingung ketika harus memilih fakultas di perguruan tinggi.

Banyaknya jumlah fakultas yang ditawarkan di perguruan tinggi semakin membuat siswa SMA mengalami kebingungan dalam menentukan fakultas yang tepat bagi dirinya. Dalam kondisi seperti ini anak SMA tetap dituntut untuk mempertimbangkan pilihannya secara matang agar kelak tidak mengalami penyesalan karena salah dalam memilih fakultas.

Sesuai dengan pendapat W.S. Winkel, (1984: 81), apabila siswa hendak mengambil keputusan mengenai sekolah lanjutan mereka harus mempertimbangkan dua hal :

1. kemampuan intelektual, bakat khusus, arah, minat, cita-cita hidup, dan kemampuan finansial;

2. tidak dapat diabaikan pula harapan keluarga, serta kewajiban keluarga. Selain pendapat di atas, berikut ini merupakan cara memilih fakultas di perguruan tinggi agar siswa SMA tidak mengalami kesalahan dalam memilih fakultas yaitu (suarapelajarindonesia.wordpress.com) :

1. Menyesuaikan cita-cita, minat dan bakat

(24)

2. Informasi yang sempurna

Mencari informasi yang banyak sebagai bahan pertimbangan untuk memilih fakultas. Semua informasi yang didapat dirangkum dan dijadikan bahan untuk membantu memilih fakultas.

3. Lokasi dan Biaya

Bagi orang yang hidup dalam ekonomi atas, memilih fakultas tidak akan menjadi masalah. Sebaliknya, bagi masyarakat golongan menengah ke bawah, lokasi dan biaya merupakan masalah yang sangat diperhitungkan.

Berdasarkan kedua pendapat di atas jelas bahwa untuk memutuskan pilihan melanjutkan pendidikan, siswa tidak boleh mengabaikan kemampuan dirinya sendiri, lingkungan belajar dan kemampuan orang tua. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengungkapkan faktor apa saja yang menyebabkan tinggi rendahnya minat siswa untuk memilih fakultas keguruan di universitas atau perguruan tinggi.

(25)

pertimbangan sebagian besar lulusan SMA ini melanjutkan studi di perguruan tinggi dengan berbagai fakultas yang ada di perguruan tinggi.

B. Batasan Masalah

Mengingat begitu banyak faktor yang mempengaruhi minat siswa SMA memilih fakultas di perguruan tinggi, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian penulis adalah prestasi belajar, lingkungan belajar dan tingkat pendapatan orang tua. Fakultas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah fakultas yang ada pada perguruan tinggi berbentuk universitas yaitu fakultas keguruan. Faktor lain yang tidak menjadi fokus dalam penelitian ini adalah motivasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah prestasi belajar mempunyai pengaruh terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi?

2. Apakah lingkungan belajar mempunyai pengaruh terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi?

(26)

D. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan adanya pengaruh prestasi belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi.

2. Untuk mendeskripsikan adanya pengaruh lingkungan belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi. 3. Untuk mendeskripsikan adanya pengaruh tingkat pendapatan orang tua

terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi.

F. Manfaat penelitian

1. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu digunakan pihak sekolah untuk membantu siswa dalam mempertimbangkan pemilihan fakultas di perguruan tinggi.

2. Peneliti

Dapat menambah wawasan tentang minat siswa SMA memilih fakultas di perguruan tinggi dan juga sebagai sarana menerapkan disiplin ilmu yang telah diterima di kampus.

3. Peneliti selanjutnya

(27)

4. Universitas Sanata Dharma

(28)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Sebelum membahas pengertian prestasi belajar terlebih dahulu akan dibahas mengenai pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli, karena antara belajar dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Pengertian belajar menurut para ahli adalah seperti berikut ini :

Menurut Slameto (1995:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Selanjutnya Winkel (1996:53), belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relative konstant. Menurut Hamalik (1983:2), belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

(29)

2. Pengertian Prestasi Belajar

Seseorang pada dasarnya mempunyai tujuan di dalam hidupnya. Diantara tujuan yang ingin dicapai tersebut antara lain adalah berprestasi. Menurut Poerwanto (1986:2), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport, sedangkan menurut S. Nasution (1996:17), prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

(30)

Dari beberapa pengertian tentang prestasi tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang dinyatakan dalam nilai rapornya, setelah siswa tersebut selesai mengikuti pelajaran selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil setelah proses belajar menyatakan (mengukur) tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar.

Apabila seseorang belajar, maka ia akan memperoleh hasilnya. Hasil belajar adalah perubahan di dalam diri siswa, dimana ia dapat mempunyai hasil yang berbeda-beda dan apa yang telah diketahui. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha penilaian terhadap suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, metode pemecahan (Sudjana, 1990:28).

B. Lingkungan Belajar

1. Lingkungan Keluarga

(31)

Menurut Roestiyah (1982:163), faktor-faktor yang datang dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu :

a. Cara mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras itu akan menjadi penakut. b. Suasana keluarga

Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak.

c. Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

d. Keadaan sosial ekonomi keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

e. Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

(32)

atau rendah. Dari keadaan ini tergantung seberapa jauh kemampuan anak untuk berbahasa dengan baik, corak pergaulan antara orang tua dan pandangan keluarga mengenai pendidikan sekolah. Sebenarnya, yang penting di sini bukanlah keadaan itu sendiri, melainkan kondisi intern pada siswa yang timbul sebagai akibat dari keadaan itu. Namun, akibat itu tidak harus timbul secara otomatis atau dengan sendirinya. Sikap siswa sendiri terhadap keadaan itu, kerap menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan belajar atau menghambatnya.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan keluarga memberikan sumbangan yang penting dalam membangun sikap anak. Sikap anak dalam menanggapi keadaan lingkungan keluarga dapat menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang ditempuh. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka lingkungan keluarga yang baik akan berperan dalam segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.

2. Lingkungan Sekolah

(33)

perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (Winkel, 1989:ix).

Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan pentingnya pendidikan. Sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.

Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu :

a. Interaksi guru dan murid.

Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

b. Cara penyajian.

Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

c. Hubungan antara murid.

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak.

d. Standar pelajaran di atas ukuran.

(34)

siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

e. Media pendidikan.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun kualitetnya.

f. Kurikulum.

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

g. Keadaan gedung.

Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas.

h. Waktu sekolah.

Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa. Akibat selanjutnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal mana sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Dimana anak harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, di mana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.

i. Pelaksanaan disiplin.

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

j. Metode belajar.

(35)

k. Tugas rumah.

Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

3. Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat. Ini berarti siswa adalah bagian dari warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dan berinteraksi dengan anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, orang yang lebih tua maupun orang yang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162), anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.

(36)

Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat. Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat memberikan pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawab sendiri seorang pelajar.

Syah (1995:44) mengatakan bahwa kondisi sebuah kelompok masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan kemampuan ekonomi di bawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum seperti sekolah dan lapangan olah raga telah terbukti menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal.

Anak-anak di lingkungan brutal memang tak mempunyai alasan untuk tidak menjadi brutal, lebih-lebih apabila kedua orang tuanya kurang atau tidak berpendidikan. Dengan kondisi masyarakat yang demikian akan berpeluang untuk mempengaruhi sikap anak. Anak dapat terseret pada kegiatan yang negatif yang dapat merusak dirinya.

(37)

tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman di sekitarnya itu teman sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan mata pelajaran di kelas dapat diatasi.

C. Tingkat Pendapatan

Gilarso (2002:63) mengatakan yang dihitung sebagai pendapatan keluarga adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Sumber pendapatan digolongkan menjadi tiga yaitu:

1. Usaha sendiri, misalnya wiraswasta

2. Bekerja pada orang lain, misalnya karyawan

3. Hasil dari milik, misalnya: petani yang memiliki sawah, hasil dari menyewakan rumah.

Pendapatan keluarga dapat diterima dalam bentuk uang, dapat juga dalam bentuk barang (disebut “in natura” misalnya tunjangan beras, hasil dari sawah atau pekarangan sendiri) atau fasilitas-fasilitas (misalnya: rumah dinas).

D. Minat

1. Pengertian Minat

(38)

(1995:57), minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. Kemudian Sardiman (1992:76), minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

2. Faktor yang Menimbulkan Minat

Faktor yang menimbulkan minat menurut Crow and Crow (1982)

1) Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.

2) Faktor motif sosial, yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman. 3) Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan

(39)

E. Perguruan Tinggi

Menurut (Taliziduhu, 1987:10), perguruan tinggi adalah pola proses interaksi belajar mengajar sehari-hari yang terorganisasikan secara khusus sebagai bagian atau komponen sistem belajar mengajar secara keseluruhan di dalam masyarakat . Sedangkan sesuai dengan undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan perguruan tinggi berupa :

a. Akademi

Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang lingkungannya bisa dikenal dengan pendidikan professional.

b. Sekolah tinggi

Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas dan dapat berdiri dari satu atau lebih jurusan.

c. Institut

Institut adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau seni. Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri dari satu atau lebih jurusan.

d. Universitas

(40)

bidang pengetahuan, teknologi, dan seni yang terdiri dari banyak fakultas dan jurusan.

F. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi

Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Prestasi belajar siswa tampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran yang tercermin dalam rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa berhubungan dengan kepercayaan diri, harapan, dan cita-citanya. Prestasi belajar yang tinggi akan menjadi daya dorong siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan siswa memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu menjalani pendidikan di perguruan tinggi. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bukti bahwa prestasi belajar memberikan sumbangan positif terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Budiarti, 2001:82).

(41)

yang tinggi dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih berani untuk bersaing dengan siswa lain. (Mariani, 1993)

Berdasarkan uraian di atas, penulis menduga bahwa siswa yang berprestasi belajar tinggi akan cenderung memiliki cara pandang yang positif terhadap fakultas keguruan. Sehingga diduga siswa yang berprestasi belajar tinggi akan memilih fakultas keguruan karena memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai fakultas keguruan daripada siswa yang berprestasi belajar rendah.

2. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi

Lingkungan belajar siswa adalah keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan siswa (Winkel, 2004:108). Lingkungan belajar ini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, dimana ketiga lingkungan ini pengaruhnya sangat kuat terhadap prestasi belajar siswa.

(42)

yang memiliki pandangan yang positif terhadap fakultas keguruan, maka juga akan mendorong minat siswa untuk memilih fakultas keguruan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak hanya terdiri dari gedung saja, melainkan sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Lingkungan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai akan mendukung siswa belajar secara optimal, sehingga dapat mencapai prestasi belajar (Ewaldina, 2000:19). Penjelasan ini menjadi dasar bagi penulis untuk menduga bahwa lingkungan sekolah yang menyediakan informasi mengenai fakultas keguruan, maka akan menimbulkan minat siswa memilih fakultas keguruan.

(43)

Berdasarkan uraian mengenai ketiga lingkungan belajar tersebut penulis dapat menduga bahwa siswa yang berada pada lingkungan yang mendukung untuk memilih fakultas keguruan akan menimbulkan minat siswa masuk fakultas keguruan. Hal ini terjadi karena siswa yang berada dalam lingkungan yang memiliki pandangan yang positif terhadap profesi guru, maka siswa akan mempunyai pandangan yang sama dengan lingkungannya.

3. Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi

Tingkat pendapatan merupakan besarnya penghasilan yang diperoleh suatu keluarga bersumber dari pendapatan pokok, pekerjaan sampingan dan pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan (Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers, 1982:112).

Pendapatan keluarga dalam jumlah yang besar akan memudahkan mereka dalam memenuhi segala kebutuhan, termasuk usaha menumbuhkan dan mengembangkan minat anak dalam pendidikan. Semakin tinggi penghasilan orang tua semakin tinggi pula pendidikan yang bisa diberikan orang tua kepada anak.

(44)

common source of capital, sehingga penulis menduga bahwa semakin

tinggi pendapatan orang tua maka semakin besar kesempatan anak untuk memilih fakultas non keguruan karena fakultas ini tergolong memerlukan biaya yang lebih banyak dan begitu sebaliknya.

G. Model Penelitian

X1

X2

X3

Y

Keterangan : X1 : Prestasi belajar X2 : Lingkungan belajar

X3 : Tingkat pendapatan orang tua

Y : Minat siswa SMA dalam memilih fakultas di perguruan tinggi

H. Hipotesis

Ha 1 : Ada pengaruh prestasi belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi.

Ha 2 : Ada pengaruh lingkungan belajar terhadap minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi.

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari rancangannya penelitian ini termasuk dalam penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian dimana peneliti menggambarkan subjek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku (Arikunto, 1990:314). Penelitian ini mengambil obyek tertentu sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi obyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian : SMA Negeri 11 Yogyakarta.

Alasan penulis memilih lokasi penelitian di tempat ini karena alumni SMA Negeri 11 Yogyakarta ada yang memilih fakultas keguruan untuk melanjutkan studi, tapi jumlahnya sedikit.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang direncanakan sekitar bulan April - Juni 2009

(46)

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta kelas XI. Idealnya yang menjadi subyek penelitian adalah kelas XII, namun pihak sekolah tidak mengijinkan peneliti untuk menggunakan kelas XII karena mereka sedang mempersiapkan ujian akhir nasional. Oleh karena itu, diputuskan untuk memilih kelas XI sebagai subyek penelitian dengan pertimbangan sebentar lagi mereka naik kelas XII dan dihadapkan pada pemilihan fakultas.

2. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah prestasi belajar, lingkungan belajar, tingkat pendapatan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih fakultas di perguruan tinggi.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

(47)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta kelas XI jurusan IPA dan IPS. Dari seluruh kuesioner yang disebarkan, diperoleh data yang dapat digunakan dalam penelitian ini sejumlah 185 responden.

3. Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:122). Alasan penggunaan sampel seluruh siswa kelas XI adalah karena mereka pada waktunya akan melaksanakan pemilihan fakultas di perguruan tinggi. Dengan demikian, kondisi ini sangat relevan dengan topik penelitian.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah : 1) prestasi belajar

2) lingkungan belajar

3) tingkat pendapatan orang tua

(48)

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Setiap variabel yang ada, akan diukur dengan menggunakan cara pengukurannya masing-masing. Pengukuran setiap variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Prestasi Belajar

Pengukuran mengenai prestasi belajar dengan menggunakan nilai raport kelas XI semester 1. Prestasi belajar siswa dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu tinggi dan rendah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menunjukkan skor yang dicapai responden dari nilai raport

2) Skor yang di capai responden selanjutnya digolongkan dalam kategori tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurve normal dan di beri skor sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kategori Syarat pengukuran

Tinggi Lebih dari mean

Rendah Kurang/sama dengan mean

Mean dicari dengan rumus sebagai berikut : (Hadi, 1998:41)

(49)

b. Lingkungan Belajar

Variabel lingkungan belajar dijabarkan dalam indikator-indikator sebagai berikut ini:

Tabel 3.2 Tabel Operasional

No Dimensi Indikator Pernyataan positif (no item dalam kuesioner) Pernyataan negatif (no item dalam kuesioner) 1. Lingkungan keluarga

1. Dukungan keluarga untuk memilih fakultas keguruan. 2. Pengertian keluarga

terhadap pilihan masuk fakultas keguruan. 3. Latar belakang keluarga

yang mendorong memilih fakultas keguruan. 1, 2 3 6 4 5 2. Lingkungan sekolah

1. Interaksi guru dan murid yang mendukung untuk masuk fakultas keguruan. 2. Hubungan antar murid yang

mendukung untuk masuk fakultas keguruan.

3. Fasilitas pendidikan yang mendukung untuk masuk fakultas keguruan. 4. Kondisi guru yang

mendorong untuk masuk fakultas keguruan. 7 9 10 12 8 11 3. Lingkungan masyarakat

1. Hubungan dengan masyarakat yang

mendukung untuk masuk fakultas keguruan. 2. Kegiatan di masyarakat

yang mendukung untuk masuk fakultas keguruan. 3. Fasilitas yang ada di

masyarakat yang

mendukung untuk masuk fakultas keguruan.

13, 14

15

17

(50)

c. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Pendapatan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh pendapatan bersih dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan ayah dan ibu dalam satu bulan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 tentang perubahan gaji PNS (www.scribd.com), pendapatan orang tua dalam penelitian ini akan dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu:

Tabel 3.3

Kategori Syarat pengukuran Skor

Tinggi > Rp 2.230.900 2

Rendah ≤ Rp 2.230.900 1

d. Minat Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi

Minat memilih fakultas di perguruan tinggi adalah kecenderungan-kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih fakultas di perguruan tinggi yang ditandai dengan perasaan bahwa fakultas penting bagi pemenuhan kebutuhan hidupnya. Pilihan fakultas yang dimaksud adalah fakultas keguruan. Tipe pilihan dalam kuesioner dengan menggunakan skala likert. Masing-masing pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban, yaitu :

(51)

2) Pernyataan negatif, sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 4 dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 5.

Tabel 3.4 Tabel Operasional

No Dimensi Indikator Pernyataan

positif (no item dalam kuesioner) Pernyataan negatif (no item dalam kuesioner)

1. Tertarik 1. Ketertarikan untuk memilih fakultas keguruan.

2. Ketertarikan untuk memilih karier menjadi guru.

3. Ketertarikan untuk membaca buku tentang fakultas keguruan. 4. Ketertarikan untuk membaca

artikel mengenai fakultas keguruan.

5. Ketertarikan memilih fakultas keguruan karena dorongan sekitar. 18 20 22 23, 24 19 21

2. Memperhatikan 1. Perhatian terhadap fakultas keguruan.

2. Mencari informasi tentang fakultas keguruan.

3. Perhatian terhadap dorongan dari guru.

4. Perhatian terhadap cara mengajar guru.

5. Perhatian terhadap potensi yang dimiliki. 26 27, 28 30, 31 32 25 29 33 3. Senang 1. Menyenangi sesuatu yang

dipilih.

2. Perasaan senang yang berasal dari teman sebaya.

3. Perasaan senang yang berasal dari keluarga.

4. Perasaan senang karena peluang kerja yang lebih besar.

34

37 38, 39

(52)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Sugiono, 2007:199). Kuesioner ini di berikan kepada siswa untuk diisi sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data mengenai lingkungan belajar, tingkat pendapatan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan di perguruan tinggi.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Muhadi, 2002:188). Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai nilai raport semester 1 kelas XI dan gambaran umum mengenai kondisi sekolah.

c. Wawancara

(53)

G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Saifuddin, 2001). Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2007:172). Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan taraf signifikansi 5% (Sugiono,

2007:248).

Rumus :

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − − Y Y n X X n Y X XY n Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y n = total responden

X = skor total dari setiap item Y = skor total dari seluruh item

Σ XY = hasil kali X dan Y

(54)

Berikut ini merupakan rangkuman dari hasil uji validitas terhadap variabel lingkungan belajar dan minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi yang dilakukan sebelum penelitian.

Tabel 3.5

Kesimpulan Hasil Uji Validitas

No item r hitung r tabel keterangan

item 1 0,593 0,374 valid

item 2 0,625 0,374 valid

item 3 0,617 0,374 valid

item 4 0,581 0,374 valid

item 5 0,789 0,374 valid

item 6 0,576 0,374 valid

item 7 0,617 0,374 valid

item 8 0,648 0,374 valid

item 9 0,664 0,374 valid

item 10 0,637 0,374 valid

item 11 0,648 0,374 valid

item 12 0,845 0,374 valid

item 13 0,512 0,374 valid

item 14 0,564 0,374 valid

item 15 0,630 0,374 valid

item 16 0,681 0,374 valid

item 17 0,625 0,374 valid

item 18 0,829 0,374 valid

item 19 0,779 0,374 valid

item 20 0,853 0,374 valid

item 21 0,641 0,374 valid

item 22 0,651 0,374 valid

item 23 0,782 0,374 valid

item 24 0,657 0,374 valid

item 25 0,745 0,374 valid

item 26 0,610 0,374 valid

item 27 0,657 0,374 valid

item 28 0,658 0,374 valid

item 29 0,488 0,374 valid

item 30 0,412 0,374 valid

item 31 0,617 0,374 valid

item 32 0,674 0,374 valid

item 33 0,504 0,374 valid

(55)

item 35 0,651 0,374 valid

item 36 0,633 0,374 valid

item 37 0,826 0,374 valid

item 38 0,638 0,374 valid

item 39 0,504 0,374 valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan antara rhitung dengan rtabel. Jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan α = 5% diperoleh rtabel sebesar 0,374. Berdasarkan perhitungan rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan mengenai lingkungan belajar dan minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Instumen yang reliabel adalah instumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiono, 2007:172). Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5%. rumus :

r 11 =

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡

σ

σ

2

2 1 1 t b K K Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σ 2

b = jumlah varians butir

(56)

Instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila nilai koefisien Alpha Cronbach > 0,6 (Nunally dalam Imam Ghozali, 2007:42). Sebaliknya, jika

koefisien Alpha Cronbach < 0,6 maka penelitian dikatakan belum reliabel. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.6

Kesimpulan Hasil Reliabilitas

variabel r hitung r tabel status Lingkungan belajar dan minat siswa

SMA dalam memilih fakultas keguruan

0,968 0,6 reliabel

Dari 39 item pertanyaan diperoleh hasil koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,968 yang lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa item dalam lingkungan belajar dan minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi adalah reliabel.

H. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data

Untuk mendeskripsikan identitas siswa, variabel prestasi belajar, lingkungan belajar, tingkat pendapatan orang tua dan minat siswa SMU memilih fakultas di perguruan tinggi.

2. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

(57)

dilakukan dengan rumus One Sample Kolmogorov Smirnov (Sugiyono, 1999: 255) yaitu :

D = maksimum [Fo ( X1 ) - Sn (X1)] Keterangan :

D : deviasi maksimum

Fo(X1) :fungsi distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan Sn (X1) :fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% maka distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel, maka distribusi data dikatakan tidak normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas memiliki hubungan linear atau tidak dengan variabel terikatnya.

Rumus :

S2TC

F = S2℮

Keterangan:

F : harga bilangan F untuk regresi S2TC : total tuna cocok

S2℮ : total kekeliruan

(58)

(k-2) dan dk penyebut = (n-k). Sebaliknya hipotesis model regresi linier

diterima jika Fhitung < Ftabel(1−α)(k−2,nk) pada dk pembilang=(k-2)

dan dk penyebut=(n-k).

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini pengujian setiap hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus:

Regresi sederhana

bX a

Y = +

Keterangan :

Y = variabel tergantung (dependent)

X = variabel bebas

a = nilai konstanta

b = koefisien arah regresi

Harga a dapat dihitung dengan rumus:

2 2 2 ) ( . ) ( X X n Y X X Y a Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =

Harga b dapat dihitung dengan rumus:

2 2 ) ( . X X n XY X XY n b Σ − Σ Σ Σ − Σ =

Kriteria hasil pengujian ini adalah Ho ditolak jika thitung > ttabel dan Ho diterima

jika thitung < ttabel.

(59)

parametrik yaitu chi square dengan taraf signifikansi 5% (Sugiono, 2008: 107).

Rumus: χ² =

fe fe fo

k

i

2

1

)

( −

=

χ² = nilai Chi-Square yang dicari fo = jumlah yang diperoleh fe = jumlah yang diharapkan

Selanjutnya dilakukan langkah-langkah:

1) Menentukan statistik uji chi kuadrat dengan derajat kebebasan df = (baris-1(kolom-1).

2) Berdasarkan tabel χ² pada taraf signifikansi 5% serta db =1, maka akan disimpulkan sebagai berikut:

- Jika harga χ²hitung > χ²tabel,maka Ho ditolak. - Jika harga χ²hitung < χ²tabel,maka Ho diterima.

3) Selanjutnya nilai-nilai tersebut diuji dengan koefisien kontigensi

C =

+

n

2

2

χ

χ

Keterangan:

C = koefisien kontigensi

(60)

Kemudian nilai C dibandingkan dengan C maks. Nilai C maks dari koefisien kontigensi yang tabelnya berukuran m x m (m baris x m kolom) dengan rumus sebagai berikut:

C maks =

m

m

1

Keterangan:

m = banyaknya kategori yang paling kecil diantara variabel yang diketahui semakin dekat nilai C dengan C maks, maka makin kuat hubungan yang terjadi di antara variabel tersebut.

Perhitungan interpretasi ratio koefisien kontingensi (C) terhadap C maks adalah sebagai berikut:

C rasio =

Cmaks C

Tabel 3.7

Interpretasi rasio koefisien kontigensi terhadap C maks

Nilai C Interpretasi

≥ 0,81 Sangat tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

≤ 0,21 Sangat Rendah

(61)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Identitas Sekolah

Nama sekolah : SMA Negeri 11 Yogyakarta Alamat : Jalan AM. Sangaji 50 Yogyakarta Telepon : (0274) 565898

Tahun berdiri : 1989 Status : Negeri

B. Sejarah

Gedung fisik dibangun pada tahun 1897 dan digunakan sebagai gedung Kweekschool (Sekolah Guru Jaman Belanda). Tanggal 3-5 Oktober 1908 dijadikan sebagai tempat berlangsungnya Konggres Boedi Utomo yang pertama dan menempati ruang makan Kweekschool (Aula) dan pada tahun 1927 kompleks gedung ini digunakan sebagai sekolah guru 4 tahun dan 6 tahun (HIK).

Selama penjajahan Jepang berlangsung gedung ini digunakan untuk SGL kemudian ditutup pada masa Revolusi Kemerdekaan RI. Tahun 1946 sekolah dibuka kembali dengan nama SGB yang bertujuan memenuhi kebutuhan tenaga guru yang berpendidikan 6 tahun. Pada bulan November 1947, pemerintah membuka Sekolah Guru A (SGA) sehingga kompleks gedung SGA/SGB dipimpin oleh bapak Sikun Pribadi. Akibat pecahnya perang dunia kedua, sekolah ini terpaksa ditutup dan dibuka kembali ketika Yogyakarta kembali ke Pemerintah RI (Juni 1949) dengan menempati ruangan STM

(62)

Negeri karena kompleks SGA dipakai sebagai asrama tentara.

Tahun 1950 dengan bantuan Sri Sultan HB IX, SGA/B kembali menempati kampus Jln. AM Sangaji dan diadakan pemisahan yaitu SGB di Jln. AM Sangaji 38 dan SGA di Jln. AM Sangaji 42. Tahun 1959, SGA kembali menempati kampus Jln. AM Sangaji 38, karena SGB tidak menerima siswa baru lagi dan berubah fungsi menjadi SMP 6 Yogyakarta yang menempati Jln. Cemoro Jajar No.1

Dengan meningkatnya kebutuhan tenaga guru pada tahun 1953/1954 dibuka SGA II menempati lokasi yang sama dengan SGA I tetapi masuk sore hari. Tahun 1959/1960 kedua SGA digabung menjadi SGA I. Tahun 1967 diadakan integrasi SGA dan SGTK. SGA menjadi SPG I dan SGTK menjadi SPG II. Tahun 1970 SPG Negeri 1 Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat latihan guru SD dan pada tahun 1971 dijadikan sebagai home base I di DIY. Pada tahun 1979 di kompleks sekolah didirikan Perpustakaan Perintis. Pada tahun 1989 Pemerintah mengalih fungsi SPG menjadi SMA, SPG Negeri 1 menjadi SMA 11 Yogyakarta.

Kepemimpinan Sekolah sejak 1993 sampai sekarang : 1. 1993-1995 : Drs. Gatot Sugiono

2. 1995-1999 : Eddy Sugiarto 3. 2000-2007 Drs. H. Randi Wijatno

(63)

C. Kondisi SMA Negeri 11 Yogyakarta

SMA Negeri 11 Yogyakarta memiliki luas tanah 33.650 meter persegi. Kondisi gedungnya sudah permanen dan secara umum sudah baik. Seluruh bangunan sudah terbuat dari tembok, seluruh atap menggunakan genteng merah dan hamper seluruh langit-langit terbuat dari eternit. Sekilas dari depan bangunan SMA Negeri 11 Yogyakarta tampak seperti bangunan kuno. Pihak sekolah sengaja tidak mengubah struktur bangunan depan karena mempertahankan nilai-nilai sejarah yang terkandung di SMA Negeri 11 Yogyakarta.

Halaman SMA Negeri 11 Yogyakarta cukup luas, yaitu 1.933 meter persegi. Halaman sekolah bagian belakang dipergunakan sebagai tempat upacara bendera setiap hari Senin dan hari besar nasional. Di sebelah kiri halaman depan sekolah disediakan tempat parkir untuk siswa sedangkan sebelah kanan disediakan untuk parkir guru dan karyawan.

(64)

bagian depan dipergunakan sebagai kantor kepala sekolah, komite sekolah, ruang TU, perpustakaan dan ruang pertemuan.

D. Visi dan Misi SMA Negeri 11 Yogyakarta 1. Visi

Mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, unggul berlandaskan IMTAQ dan IPTEKS, serta memiliki intelektual, integritas dan santun yang mampu bersaing di tingkat nasional dan global.

2. Misi

a. Membentuk seluruh civitas akademika yang memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur.

b. Meningkatnya prestasi akademik dan non akademik melalui kegiatan peningkatan mutu pembelajaran dan sarana pembelajaran.

c. Meningkatkan kualitas kompetensi kelulusan, dalam mencapai hasil ujian nasional dan ujian sekolah.

d. Meningkatkan prosentase siswa masuk perguruan tinggi negeri dan swasta favorit.

e. Meningkatkan ketrampilan dan apresiasi peserta didik di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya melalui contruktivisme learning dan interaksi global.

(65)

g. Memberdayakan lingkungan sekolah dalam mewujudkan Wawasan Wiyata Mandala.

E. Organisasi Sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta

Untuk memperlancar jalannya pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta mengadakan pembagian struktur organisasi sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta dijabat oleh Dra. Dwi Rini Wulandari, M.M. Kepala Sekolah memiliki tugas sebagai berikut:

a. Sebagai administrator yang bertanggung jawab kepada pelaksana kurikulum, ketatausahaan, administrasi, personalia, pemerintah dan pelaksana instruksi dari atasannya.

b. Sebagai pimpinan untuk memimpin usaha sekolah supaya dapat bekerja dengan baik.

c. Sebagai supervisor yang memberikan pengawasan dan bimbingan kepada guru, karyawan dan siswa agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan bertanggung jawab.

2. Wakil Kepala Sekolah

a. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum dijabat oleh Drs. Budi Basuki, M.Ag Tugas-tugasnya sebagai berikut:

(66)

persyaratan naik kelas atau lulus/tidak lulus dan laporan pengajaran secara berkala.

2) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program pelajaran, menyediakan daftar buku acuan dan siswa serta menyusun laporan secara berkala.

b. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan dijabat oleh Hj. Martin Mugiwati, S.Pd. Tugas-tugasnya sebagai berikut:

1) Menyusun program pembinaan kesiswaan/OSIS, program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan terinci serta laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.

2) Melaksanakan bimbingan, pengarahan, pengendalian kegiatan siswa, pemilihan calon siswa teladan dan calon penerima beasiswa.

3) Membina dan melaksanakan koordinasi, keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan.

4) Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS. 5) Memberikan pembinaan pengurus OSIS dalam organisasi. c. Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat

Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat dijabat oleh Drs. Harjendro ESJ. Tugas-tugasnya sebagai berikut:

(67)

2) Berhubungan dengan instansi lain.

3) Membina hubungan antara sekolah dengan BP3, pengembangan hubungan antara sekolah dengan lembaga sosial lain.

4) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan dengan masyarakat secara berkala.

d. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana Pendidikan dijabat oleh Drs. H. Bidrun Fathoni. Tugas-tugasnya sebagai berikut: 1) Menginvestasikan barang-barang milik sekolah di sekolah. 2) Mendayagunakan sarana dan prasarana di sekolah.

3) Memelihara sarana dan prasarana di sekolah. 3. Guru

Selaku tenaga pendidik, setiap guru bertanggung jawab dalam tugas pendidikan.

a. Bimbingan dan Penyuluhan

Tugas bimbingan dan penyuluhan adalah membantu kelancaran sekolah dalam bidang kesiswaan dan urusan sekolah.

b. Urusan Pembinaan Kesiswaan

Urusan pembinaan kesiswaan memiliki tugas sebagai berikut: 1) Melayani pendaftaraan siswa baru.

(68)

4. Guru Bidang Studi

Guru bidang studi diatur oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum. Sesuai dengan kedudukan dan status tertentu, setiap guru mengajar berdasarkan keahlian bidang studi masing-masing.

5. Wali Kelas

Guru wali kelas bertanggung jawab terhadap kelasnya sendiri, dalam arti bahwa setiap wali kelas mampu memelihara suasana pembelajaran yang kondusif di kelasnya, serta melakukan pendampingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar berupa komunikasi.

6. Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha memiliki tugas-tugas sebagai berikut: a. Menyusun program tata usaha sekolah.

b. Menyusun keuangan dan kepegawaian.

c. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah. d. Menyusun perlengkapan sekolah.

e. Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah, menilai hasil kerja staf-stafnya.

F. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 11 Yogyakarta

(69)

G. Siswa Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta

Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2008/2009 seluruhnya berjumlah 634 orang. Peserta didik di kelas X ada sebanyak 6 kelas. Peserta didik pada program IPA di kelas XI sebanyak 4 kelas, IPS di kelas XI sebanyak 2 kelas. Peserta didik kelas XII IPA sebanyak 3 kelas, di kelas XII IPS sebanyak 3 kelas.

Tabel 4.1

Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2008/2009 Kelas Jumlah Siswa IPA IPS

X 212 - -

XI 212 142 70

XII 210 108 102

Jumlah 634 - -

H. Proses Belajar Mengajar SMA Negeri 11 Yogyakarta 1. Kegiatan guru secara umum

Kegiatan guru secara umum adalah mengajar di dalam kelas dimulai pada jam pelajaran pertama sampai jam pelajaran terakhir. Pada hari Senin sampai Rabu jam pelajaran dimulai pukul 07.15 dan berakhir pukul 13.45, sedangkan pada hari Kamis dan Sabtu pelajaran dimulai pukul 07.15 dan berakhir pukul 13.00, dan pada hari Jumat pelajaran dimulai pukul 07.15 dan berakhir pukul 11.15.

(70)

ketidakhadiran guru dan mencari pengganti guru bila harus mengajar saat itu.

Guru piket juga bertugas untuk mengawasi ketertiban siswa. Bila ada siswa yang terlambat masuk sekolah maka siswa tersebut harus melapor pada guru piket sebelum diijinkan masuk oleh guru piket. Selain itu jika ada siswa yang mau ijin pulang atau keluar dari lingkungan sekolah untuk suatu alasan tertentu maka harus melapor pada guru piket.

2. Kegiatan siswa

Kegiatan siswa secara umum adalah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah setiap harinya. Sebelum mata pelajaran pertama dimulai selalu diawali dengan doa di kelas masing-masing dan setelah berakhir jam pelajaran juga selalu ditutup dengan doa. Siswa yang terlambat harus melapor ke guru piket sebelum diizinkan masuk kelas.

Ada beberapa pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh siswa kelas X dan XI, yaitu:

a. Pleton Inti

Pleton Inti adalah salah satu pilihan ekstrakurikuler dengan kegiatan latihan baris berbaris dan diadakan dua minggu sekali.

b. Pencinta Alam

(71)

c. Cheers Leader

Kegiatan ini memiliki jadwal latihan satu minggu sekali dan selalu mengikuti lomba cheers leader yang diselenggarakan.

d. Karya Ilmiah Remaja (KIR)

Bertujuan mengembangkan bakat siswa dalam bereksperimen di mata pelajaran MIPA. Bila siswa masuk menjadi anggota KIR ini maka secara otomatis akan menjadi anggota Jaringan Penelitian Siswa (JPS) yang berada di bawah Dinas Pendidikan Kota. Salah satu kegiatan KIR adalah mengikuti kemah ilmiah bersama sekolah lain.

e. Olah Raga

Ekstrakurikuler ini meliputi olah raga basket, futsal dan Tae Kwon Do. Latihan-latihan diadakan seminggu sekali.

f. Teater

Ekstrakurikuler ini mengembangkan bakat seni dan kreativitas siswa. Latihan-latihannya diadakan seminggu sekali.

g. Eleven English Club

Eleven English Club (EEC) adalah suatu kegiatan yang menggunakan

(72)

Selain kegiatan-kegiatan siswa juga ada organisasi siswa, seperti: a. Majelis Perwakilan Kelas (MPK)

Tugas-tugas MPK adalah memantau kerja OSIS dan memilih calon-calon pengurus OSIS baru.

b. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Tugas-tugas OSIS adalah menyelenggarakan suatu kegiatan sekolah, dan setiap minggunya diadakan rapat rutin.

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA Negeri 11 Yogyakarta

Untuk menunjang proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, fasilitas yang disediakan SMA Negeri 11 Yogyakarta antara lain:

1. Laboratorium Fisika, Laboratorium Biologi, dan Laboratorium Kimia

Laboratorium berfungsi sebagai tempat untuk memperoleh pengalaman konkret mengenai ilmu yang dipelajari. Dari laboratorium ini siswa bisa lebih hidup dengan pengetahuan yang telah diperoleh sehingga dapat membantu siswa dalam pengembangan intelektualnya.

2. Ruang Komputer

Untuk menyikapi kemajuan teknologi saat ini, SMA N 11 Yogyakarta membekali siswa-siswi dengan memberikan ketrampilan komputer. Komputer yang disediakan memadai dengan jumlah siswa. 3. Perpustakaan

(73)

Perintis” SMA Negeri 11 Yogyakarta. Perpustakaan ini memiliki koleksi yang cukup banyak. Selain menyediakan buku-buku pengetahuan umum, perpustakaan ini juga menyediakan buku pelajaran, ensiklopedia dan juga kamus-kamus yang sangat membantu para siswa dalam kegiatan belajr. Perlu diketahui bahwa perpustakaan perintis SMA 11 Negeri Yogyakarta, pernah menjadi juara I dalam lomba perpustakaan sekolah umum se-DIY pada tahun 1991. perpustakaan ini mempunyai luas 18 x 11 meter dan memiliki koleksi buku sebanyak 7.100 judul buku dan jumlah buku sebanyak 28.000 eksemplar.

4. Ruang Kelas

SMA Negeri 11 Yogyakarta memiliki 18 ruang kelas yang berukuran 8 x 9 meter. Ruang kelas yang ada sudah cukup nyaman dan terang. Di setiap kelas dilengkapi dengan meja dan kursi yang disesuaikan dengan jumlah siswa di kelas tersebut. Di setiap kelas juga terdapat meja dan kursi untuk guru, papan tulis (white board), alat tulis (board marker dan penghapus), jam dinding, kipas angin dan papan presensi.

5. Ruang Agama

Untuk agama Islam ada di kelas masing-masing, untuk agama Kristen dan agama Katolik ada ruangan tersendiri.

6. Usaha Kesehatan Sekolah

(74)

7. Lapangan Olah Raga

Sekolah menyediakan lapangan olah raga yang luas terletak di luar lingkungan sekolah (dekat SMA Muhammadyah 1) dan dalam sekolah (lapangan tenis dan basket).

8. Ruang Kesenian

(75)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta yang berjumlah 634 orang, tetapi yang berhasil digunakan untuk sampel merupakan siswa kelas XI yang berjumlah 185 responden.

Data yang diperoleh dari kuesioner merupakan data mengenai lingkungan belajar, tingkat pendapatan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Sedangkan untuk variabel prestasi belajar diperoleh dari informasi pihak sekolah. Berikut ini merupakan deskripsi data unt

Gambar

tabel hitung  = 7,815 dan pendapatan ibu χ² = 0,906 < χ² = 5,99). hitung  tabel
table towards high school students’ interest in choosing the faculty of teacher training
Tabel 5.13   Frekuensi yang diperoleh dan frekuensi yang diharapkan untuk
Tabel 3.1 Kategori
+7

Referensi

Dokumen terkait

Halaman sampul berisi tulisan USULAN TUGAS AKHIR pada bagian paling atas dan memuat: judul, lambang Universitas Mataram, nama dan nomor mahasiswa, nama jurusan, fakultas dan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan non-keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2012 sudah tergolong patuh dalam melakukan

Makanan Bergizi adalah makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan unsur-..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tegangan, sudut tegangan, daya dan rugi- rugi saluran pada sistem Sumatera Bagian Tengah setelah penambahan pembangkit

Bank Tabungan Negara yang salah satu aktivitas usahanya adalah menghimpun dana pihak ketiga telah berupaya seoptimal mungkin agar alokasi penyaluran dana pihak

Pada penelitian ini akan dibuat arang aktif dari tongkol jagung dan diaktivasi secara fisika dan kimia dengan aktivator KOH dimana KOH adalah agen yang paling efektif

masyarakat secara aktif dalam proses pemecahan masalah Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular FR PTM yang dihadapi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dan

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk pengembangan pola diversifikasi usahatani optimal perkebunan, tanaman pangan serta ternak dengan melihat faktor-faktor