HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA,
MOTIVASI BELAJAR, PRESTASI BELAJAR,
DENGAN MINAT MELAJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntasi
Oleh :
IGNASIUS BUDI SANTOSO
NIM : 001334047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTASI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Jikalau kamu tinggal di dalam aku
dan firmanku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehenhaki
dan kamu akan menerimanya
( Yohanes 15:7 )
Hidup adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan berbagai
cobaan
Terkadang kita menemui jalan yang berliku,
Terkadang kita menemui jalan yang terjal dan banyak kerikil
tajam menghadang,
Tetapi kita harus mencoba dan terus mencoba untuk tetap
berjalan dan melaluinya.
Kupersembahkan karya kecilku ini kepada:
Yesus kristus Sang Juru Selamatku
Bapak Ibu SUHARTONO. P
Kakak dan adikku terkasih
vi
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUA, MOTIVASI BELAJAR, PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELAJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus pada Siswa Kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta
IGNASIUS BUDI SANTOSO Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian dengan variabel status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel : 1) Status sosial ekonomi orang tua dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, 2) Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, 3) Apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi 4) Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi .
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta pada bulan Oktober – November 2006. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPS SMA Pangudi luhur Sedayu yang berjumlah 76 siswa, dan diambil seluruhnya sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan mengunakan analisis korelasi product mo ment dan analisis regresi ganda dengan taraf signifikansi 5 %
vii
ABSTRACT
THE RELATIONS HIP BETWEEN PARENT’S SOCIAL -ECONOMIC STATUS,STUDY MOTIVATION, ACADEMIC LEARNING ACHIVEMENT
TOWARD THE INTEREST TO COTINUE STUDY TO UNIVERSITY
A Case Study in 12 th Graders Of Social Studies Department “Pangudi luhur” Senior High School Sedayu, Bantul, Yogyakarta
IGNASIUS BUDI SANTOSO Sanata Dharma University
This research with variables of parent’s social economic status, study motivation, academic learning achievement with the interest to continue study to university purposes to know the relations hips between : 1) parent’s social-economic status with the interest to continue study to university, 2) study motivation with the interest to study to university, 3) academic learning achivement the interest to continue study to university, 4) parent’s social economic status, study motivation, academic learning achievement taken together with the interest to continue study to university.
This research was conducted toward the students of XII class of social studies department in “Pangudi Luhur” Senior High School, Sedayu, Bantul, Yogyakarta from October to November 2006. The population in this research was all of students of XII class of social studies department in “Pangudi Luhur” Senior High School as many as 76 students, and all of them were taken as research samples
The data was gathered by using questionnaire and documentation.The data gained then was analyzed by using analysis of product moment correlation and multiple regression analysis by significance level of 5%.
The results of data analysis are as follows : 1) there is a positive and significant relations hip between parent’s social economic status with the interest to cotinue study to university, (count = 0,514; table = 4,025) 2) there is a positive and significant relationship between study motivation with the interest to continue study to university, (count = 0,506; table = 2,889) 3) there is a positive and significant relationship between academic learning achievement with the interest to continue study to university, (count = 0,581; table = 3,890). 4) The re is a positive and significance relations hip between parent’s social economic status, study motivation, academic learning achievement taken together with the interest to continue study to university ( Ry(1,2,3) = 0,723).
viii
Kata Pengantar
Puji dan syukur kepada Bapa di Surga atas kasih, karunia, dan berkat-Nya, serta
Bunda Maria yang telah melimpahkan rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul hubungan antara status sosial ekonomi orang tua,
motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi.
Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Akuntasi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya kecil ini tidak akan pernah
terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang takpernah lelah memberikan
dukungan. Oleh kerena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Drs.T.Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Drs.Sutarjo Adisusilo J.R selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Universitas Sanata Dharma
3. S. Widanarto P.,S.Pd.,M.Si selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntasi
Universitas Sanata Dharma
4. Drs. Bambang Purnomo, S.E.,M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
senantiasa meluangkan waktu dan memberikan masukan dan membimbing penulis
ix
5. Drs. F.X. Muhadi, M.pd. yang telah bersedia menyumbangkan saran dan masukan
yang sangat berarti kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
6. Ig. Bondan Suratno, S.Pd.,M.Si. yang telah bersedia menyumbangkan saran dan
masukan yang sangat berarti kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
7. Bapak Drs.Markoes Padmonegoro selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur
Sedayu yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian
di SMA Pangudi Luhur Sedayu.
8. Bapak Candra.W. yang telah meluangkan waktunya membantu penulis dalam
melakukan penelitian di SMA Pangudi Luhur Sedayu
9. Bapak Suhartono.P dan Ibu Yulita Supriyati, yang telah memberikan segalanya
baik meteri maupun dorongan semangat sehingga aku bisa seperti sekarang ini.
Terimakasih atas kasih yang telah bapak dan ibu berikan selama ini.
10.Simbah Y.B Suwardi dan Ibu. Terima kasih atas doa simbah berdua yang tanpa
lelah selalu mendukung dan mendoakan aku. Terimakasi Mbah akhirnya Budi lulus
11.Adiku FX. Budi Kustanto dan Budi Kustadi(Alm) terimakasi atas dukungan kalian
berdua selama ini kalian adalah segalanya bagiku.
12.Adek M.Yeni Ambarwati terimakasi atas kasih yang kamu berikan kepadaku.
Kamu yang telah menyadarkanku dari keterpurukanku
13.Semua keluarga di Samigaluh: Simbah kakung(Alm), Simbah Putri, Bude dan
Pakde sekeluarga, Bulek dan Paklik sekeluarga serta sodara-sodaraku yang lain
x
14.Kakak- kakakku: Mbak Monah, Kang Mono, Eko dan Dwi kalian adalah
keluargaku yang selalu ada di saat aku membutuhkan terimakasih atas kebersamaan
kita selama ini
15.Teman- teman PAK A angkatan 00 (Iwan & Kristin, Kodok, Tesy, Pet & Fitri, Dewi
“Kotak”, Lilik & Yessi, Mboro, Buto terong, Endah, Basil, Bayu, Hery”PK”),
terimakasi atas kebersamaannya selama ini.
16.Teman – Teman Kost: Sang kepala Suku Dan Wakil Gusur & Lisa, Fitra, Kriwol
“Cimo” , Yoyok (sang pawang TiTit, ojo lali terus Yok leh piket), Kendil (sang Jin
Botol), Trio Gunung bersodara “Anson, Sodrun, Solopok” bersama kalian aku
menemukan arti persahabatan “Tank’s for all”
17.Para sesepoh “Gudel, Tionk (2nd streker) Simbah, Slamet (sang streker)
Ndup-ndup & Mbak Sari kalian memang patut menjadi panutan (panutan Ratonjo) “ +
teman - teman badminton terimakasih atas kebersamaanya selama ini.
.... dan pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis berharap
semoga karya kecil ini bisa berguna bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkanya.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1
B. Batasan masalah ... 3
C. Rumusan masalah ... 3
D. Tujuan penelitian ... 4
E. Manfaat penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Status Sosial Ekonomi ... 6
B. Motivasi Belajar ... 8
1. Pengertian motivasi belajar ... 8
2. Tolak ukur motivasi belajar ... 10
xii
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ... 23
C. Prestasi Belajar ... 15
D. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 17
1. Pengertian minat ... 17
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 18
3. perguruan tinggi ... 19
E. Kajian Hasil Penelitian Yang Relefan ... 21
F. Kerangka Berfikir ... 22
G. Hipotesis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ...25
C. Subyek Penelitian ... 25
D. Populasi Dan Sempel ... 26
E. Variable Penelitian, Indikator Dan Pengukuran ... 26
F. Teknik Pengumpulan Data ... 37
G. Pengujian Instrument Penelitian ... 38
H. Teknik Analisis Data ... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah ... 46
xiii
C. Tujuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 48
D. Sejarah Sekolah ... 49
E. Visi Misi SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 52
F. Sumber Daya Manusia SMA Pangdi Luhur Sedayu ... 53
G. Siwa SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 55
H. Kondisi Fisik Dan Lingkungan Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu .... 56
I. Fasilitas Pendidikan Dan Latihan ... 58
J. Dewan Sekolah ... 60
K. Hubungan Antara SMA Pangudi Luhur Sedayu Dengan Instasi Lain ... 61
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data ... 62
B. Analisis Data ... 68
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79
B. Keterbatasan Penelitian ... 80
C. Saran ... 80
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak
bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia masyarakat suatu negara.
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan
menduduki peranan penting, karena pendidikan merupakan salah satu cara
untuk mencapai masa depan bagi seseorang dan mempunyai tugas
memberikan bekal kepada seseorang agar potensinya dapat berkembang
secara optimal.
Pendidikan sering juga dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang
lebih baik. Seorang anak yang telah menamatkan sekolahnya diharapkan
sanggup melakukan pekerjaan sebagai mata pencaharian atau setidak-tidaknya
mempunyai dasar untuk mencari nafkah. Semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin besar harapan memperoleh pekerjaan yang baik,
karena dengan bekal pendidikan yang tinggi menunjukan bahwa anak tersebut
mempunyai suatu kemampuan intelektual yang lebih. Pendidikan yang
ditempuh akan banyak menentukan seseorang dalam menjalankan pekerjaan
yang akan dilakukan nantinya ( Nasution, 1983;16 )
Pada saat siswa tamat dari SMU atau SMK, mereka akan dihadapkan pada
dua pilihah yaitu melanjutlan studi keperguruan tinggi atau langsung terjun ke
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa
dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari luar yang dianggap
sangat berpengaruh terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi adalah status sosial ekonomi orang tua. Selain faktor dari luar
diri siswa, faktor dari dalam diri siswa yang dianggap ikut mempengaruhi
minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah minat belajar
dan prestasi belajar siswa.
Kondisi seperti ini dapat terlihat di SMA Pangudi Luhur Sedayu yang
terletak di Jln.Wates, Km.12, Sedayu, Bantul Yogyakarta. Sebuah sekolah
menengah umum yang terletak daerah perbatasan antara kabupaten Sleman
dan kabupaten Bantul mempunyai siswa yang berasal dari berbagai golongan
status sosial ekonomi. Selain itu prestasi belajar dan motivasi belajar mereka
juga bervariasi. Mereka yang berprestasi tidak hanya dari golongan menengah
ke atas saja tetapi mereka yang berasal dari golongan menengah kebawah juga
mampu berprestasi Minat belajar mereka juga bervariasi tidak hanya dari
golongan menengah keatas saja yang berminat melanjutkan studi keperguruan
tinggi tetapi mereka yang dari golongan menengah kebawah juga mempunyai
semangat belajar yang tinggi.
Menurut Djumhur, ada orang tua yang mempunyai harapan akan masa
depan anaknya tanpa memperhitungkan kamampuan anaknya. Dan ada pula
orang tua yang menaruh harapan tidak jelas akan masa depan anaknya.
Misalnya saja orang tua tidak memperhatikan kemampuan otak anaknya,
saat ini sangat berperan penting dalam manunjang pendidikan anak. Harapan
ini akan menjadi tidak realistis apabila tidak disesuakan dengan kemampuan
anak, dan juga kemampuan orang tua atau keluarga. Namun pada akhirnya
semuanya dikembalikan pada siswa itu sendiri untuk mengabil keputusannya
terhadap minat studi lanjutnya, mereka harus mempertimbangkan : ( Winkel,
1984;31 ) Kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita dan
kema mpuan finans ial, harapan dari keluarga serta kewajiban dari keluarga.
Dari penjelasan di atas, penulis ingin mengadakan penelitian dan
pembahasan mengenai Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua,
motivasi belajar, prestasi belajar siswa, terhadap minat siswa untuk
melanjutkan studi keperguruan tinggi.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan
dengan minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi Siswa SMA
Pangudi Luhur Sedayu. Agar penelitian ini lebih terarah dan efektif, maka
obyek penelitian ini dibatasi hanya pada tiga faktor yang diperkirakan
dominan mempengaruhi minat siswa untuk melajutkan studi ke perguruan
tinggi pada siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu, yaitu status
sosial ekono mi orang tua, motivasi belajar, dan prestasi belajar.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan
2. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa untuk
melanjutkan studi keperguruan tinggi ?
3. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa
untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara status sosial ekonomi
orang dengan minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan
minat siswa melanjutkan studi keperguruan tinggi
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar siswa
dengan minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi orang tua siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemicu semangat baik bagi orang
tua maupun siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi setelah
lulus SMA atau SMK denagan mengingat bahwa pendidikan sangat
penting untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia di suatu negara,
dan juga sangat berperan dalam meningkatkan status sosial ekonomi di
lingkungan masyarakat
2. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan,
3. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan agar dapat memberi bekal pada penulis untuk
terjun ke dunia pendidikan, mengingat progam studi yang selama ini
dijalani oleh penulis sengaja dipersiapkan untuk terjun ke dunia
pendidikan. Dengan penelitian ini diharapkan setelah terjun kedunia
pendidikan, penulis dapat membentu memotivasi siswa untuk melanjutkan
pendidikannya kejenjang pandidikan yang lebih tinggi setelah lulus SMA
atau SMK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Status Sosial Ekonomi
Menurut Soerjono Sukanto (1990:264-265) status adalah tempat atau posisi
seseorang dalam suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang-orang
lainnya dalam kelompok tersebut atau suatu kelompok sehubungan dengan
kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi.
Soerjono Sukanto kembali menyatakan bahwa status sosial berarti tempat
seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain
dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya dan hak-hak serta
kewajibanya. Sehubungan dengan status sosial tersebut Soerjono Sukanto
megolongkannya menjadi tiga yaitu :
1. Ascribed status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa memperhatikan
perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan, contohnya kelahiran.
2. Achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan
usaha- usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa
saja dan ini tergantung dari kemampuan dari masing-saing dalam
mengejar serta mencapi tujuannya. Kadang-kadang kedudukan ini
dibedakan dengan satu macam kedudukan yaitu Assigned status yang
3. Assigned status adalah kedudukan yang diberikan, misalnya
kedudukan yang diberikan masyarakat di dalam lingkungan
masyarakat.
Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam masyarakat
berdasarkan pekerjaan, pendapatan, Tingkat pendidikan dan kepemilikan
barang-barang berharga dari orang tersebut.
Soerjono Soekanto mengemukakan beberapa kriteria untuk
menggolongkan status sosial masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain: (Soerjono Sukanto, 1990:263)
1. Ukuran Kekayaan
Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran. Barang siapa memiliki
kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut
misalnya dapat dilihat dalam bentuk rumah yang bersangkutan, berupa
mobil pribadinya, cara-cara berpakaian, bahan pakaian yang dipakainya,
dan kebiasaan berbelanja barang mahal.
2. Ukuran kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasan atau memiliki wewenang
menempati lapisan tertinggi.
3. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran
kekuasan. Orang yang paling disegani dan paling dihormati mendapat
tradisio nal, biasanya mereka adalah golongan tua dan pernah berjasa pada
masyarakat.
4. Ukuran ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan di pakai pada masyarakat- masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuaan, akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang
menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Karena ternyata bahwa
bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran tetapi gelar
kesarjanaan. Sudah tentu hal ini menyebabkan segala macam usaha untuk
mendapatkan gelar tersebut meskipun dengan cara yang tidak benar.
Aswandi Bahar (1989:127) mengemukakan bahwa anak yang berasal dari
keluarga yang status sosialnya ekonominya rendah cenderung mempunyai
aspirasi yang rendah terhadap pendidikan. Dan sebaliknya anak yang berasal
dari latar belakang status sosial ekonomi tinggi, cenderung mempunyai
aspirasi yang tinggi terhadap pendidikan.
Tiap-tiap orang atau keluarga akan mempunyai unsur- unsur yang
terkandung dalam konsep status sosial ekonomi. Sedikit banyaknya
unsur-unsur yang dimiliki, baik secara kuantitas maupun kualitas akan menunjukkan
tinggi rendahnya status sosial ekonomi yang dimilikinya.
B. Motivasi belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi keadaan psikologis atau fisiologis dalam diri pribadi
seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas
“Motivasion is the concept we use when we decribel the forces acting on
or within an organism to initiate an direct behavior.”
Menurut Winkel, adalah keseluruhan daya penggerak psikis dari dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar itu demi mencapai
suatu tujuan tertentu (Winkel, 1989;93)
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan
ingin melakukan sesuatu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh
faktor-faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh dari diri seseorang. Motivasi
belajar adalah faktor psikis yang bersifat non intelektual. Perannya yang
kas adalah dalam hal penumbuhan gair ah, merasa senang dan semangat
untuk belajar (Sardiman, 1988;75). Motivasi belajar terbentuk dalam dua
bentuk, yaitu :
a. Motivasi ekstrinsik
Bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu doronga n yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya anak rajin belajar untuk
memperoleh hadiah yang telah dijajikan kepadanya oleh orang tua.
b. Motivasi Intrinsik
Bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
dengan aktivitas belajar. Misalnya anak belajar karena ingin
mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap- lengkapnya.
Motivasi pada seseorang menurut Wood Wort (Purwanto, 1984;67)
berkembang melalui kematangan, latihan, dan mela lui belajar.
Perkembangan yang terjadi dalam diri manusia disebabkan karena
telah siapnya suatu fungsi tertentu. Sedangkan latihan dan belajar
menyebabkan perkembangan individu yang bersangkutan
melaksanakan suatu latihan atau belajar untuk memperoleh perubahan.
Perkembangan yang disebabkan karena kematangan biasanya
menunjuk pada perkembangan yang bersifat fisisik, sedangkan
perubahan yang disebabkan karena latihan dan belajar lebih dalam
menyangkut fisik kejiwaan, dan keseluruhan pribadi. Dalam arti luas
proses belajar adalah suatu aktifitas psikis atau mental yang
berlangsung dalam interaktif langsung dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap
perubahan dalam belajar mencakup tingkah laku
2. Tolok Ukur Motivasi
Martin Handoko (1992;59) mengemukakan bahwa kekuatan relatif
motif- motif yang sedang menguasai seseorang pada umumnya dapat
dilihat melalui kekuatan kemauan untuk berbuat, jumlah waktu yang di
sediakan, kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain, kerelaan
untuk mengeluarkan biaya untuk perbuatan itu, ketekunan dalam
Karakteristik diatas adalah karakteristik motivasi secara umum.
Sedangkan motivasi yang menjadi pokok penelitian ini adalah motivasi
belajar. Berikut ini pendapat para ahli tentang karakteristik visual pada
siswa yang mempunyai motivasi belajar :
a. Menurut Brown dalam Ali Imron (1996;88)
Siswa yang memiliki motivasi belajar ditandai oleh tertarik pada guru,
artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, tertarik pada mata
pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta
memusatkan perhatian pada guru, ingin selalu bergabung dalam
kelompok kelas, ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain, tindakan
kebiasaan dan moral selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat
pelajaran dan mempelajarinya kembali, selalu terkontrol oleh
lingkungan.
b. Menurut Sardiman dalam Ali Imron (1996;88)
Siswa yang memiliki motivasi belajar ditandai oleh tekun dalam
menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam
waktu lama, ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus
asa, tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh, menunjukkan
minat yang besar terhadap bermacam- macam masalah belajar, lebih
bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain, tidak cepat
bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya,
tidak mudah melepaskan apa yang diyakini, senang mencari dan
3. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Ada delapan prinsip-prinsip motivasi belajar menurut Thombrug
(Prayitno, 1989;28-30) :
a. Pengenalan tugas-tugas belajar penting dalam usaha mendorong siswa
untuk mempelajari uruta- urutan belajar selanjutnya.
b. Motivasi menyangkut keinginan berprestasi dalam menguasai berbagai
hal dan keinginan untuk sukses. Dalam hal ini penyusunan tujuan yang
realistis sangat penting.
c. Penyusunan dan pencapaian tujuan harus dengan memberi tugas-tugas
belajar yang pantas, perasaan sukses terhadap tugas-tugas belajar yang
terakhir akan meningkatkan motivasi untuk menyelesaikan tugas
berikutnya.
d. Mendapatkan informasi tentang pengerjaan tugas-tugas yang benar dan
pembetulan tugas-tugas belajar yang salah, mendorong siswa
melakukan penampilan yang lebih baik dan bersikap yang lebih
bermanfaat terhadap tugas-tugas belajar.
e. Mengamati dan mencontoh seorang model yang memungk inkan siswa
bertingkah laku prososial, seperti self control, self reliace dan
ketabahan, mendorong motivasi siswa.
f. Menceritakan nilai- nilai dan tingkah laku prososial serta alasan
mengapa diberikan konsep-konsep dasar untuk pengembangan tingkah
g. Harapan untuk mendapatkan penghargaan bagi tingkah laku dan
prestasi tertentu itu. Tidak adanya penguatan sesudah adanya respon,
cenderung mematikan respon itu. Ketakutan menerima hukuman
terhadap tingkah laku yang tidak diinginkan akan mematikan aktifitas.
h. Pengalaman yang mencemaskan dan stres terkait dengan prestasi
belajar yang rendah, tingkah laku yang menyimpang dan berbagai
gangguan kepribadian.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Ada enam unsur yang mempengaruhi motivasi belajar (Dimyati
dan Mijiono,1999;97-101). Unsur-unsur tersebut adalah :
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Setiap siswa mempunyai keinginan dalam hidupnya. Keinginan
tersebut akan selalu ia perjuangkan. Keberhasilan mencapai keinginan
tersebut menumbuhkan kemauan, bahkan kemudian hari menimbulkan
cita-cita dikemudian hari. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar
intrinsik maupun ektrinsik, karena tercapainya suatu cita-cita akan
mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
memperngaruhi motifasi belajar. Kondisi seperti sakit, lapar atau
marah akan menggagu perhatian belajar. Sementara kondisi sehat,
c. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu disertai dengan kemauan atau kecakapan
mencapainya. Keberhasilan dalam mencapai keinginan tersebut akan
dapat menimbulkan kegemaran terhadap hal tersebut. Secara ringkas
dapat dikatakan bahwa kemauan dapat memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa lingkungan alam tempat tinggal,
teman sebaya dan kehidupan bermasyarakat. Lingkungan yang aman,
tentram, tertip dan indah akan dapat memperkuat semangat dan
mitivasi belajar.
b. Unsur-unsur dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran
yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Lingkungan
budaya siswa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film
membangkitkan motivasi siswa.
c. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Guru sebagai tenaga pendidik profesional mempunyai tugas untuk
membelajarkan siswa. Guru yang tinggi gairahnya akan
membelajarkan siswa, menjadikan siswa bergairah juga untuk belajar.
Bahan pelajaran yang terbaru, terbaik dan disampaikan secara menarik
C. Prestasi belajar Siswa
Prestasi belajar yang diperoleh sisiwa merupakan salah satu bukti yang
menunjukkan keberhasilan belajar siswa di sekolah. Mengenai prestasi belajar,
W.S.Winkel (1984;3) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti
usaha yang dicapai. Sedangkan belajar sendiri diartikan sebagai suatu aktivitas
yang menghasilkan perubahan dengan didapatnya kemampuan baru yang
diperoleh. “ ( Sumadi Suryabata, 1984:3 ) Dengan demikian belajar
merupakan suatu perubahan yang disengaja, untuk mencapai perubahan yang
diinginkan dan berlangsung relatif lama. Untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan siswa dalam belajar maka diadakan tes prestasi.
Prestasi yang diperoleh siswa, merupakan perubahan dari hasil belajar. Hal
ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa: “prestasi belajar
merupakan perubahan kemampuan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik” (Sunaryo,1983:4). Prestasi belajar dapat diukur secara
langsung dengan tes dan dapat dihitung langsung hasilnya.
Prestasi belajar dalam wujud angka-angka yang diperoleh dari ulangan,
ujian, tugas-tugas merupakan hasil pengukuran dari prestasi belajar. Menurut
pengalaman, untuk mengukur tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa
dalam mengikuti perlajaran di sekolah digunakan nilai rapor. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh sumadi suryabrata (1984:3)
bahwa prestasi belajar merupakan nilai yang tercantum dalam rapor, dan
merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau
Dari uraian pendapat diatas dapatlah disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan suatu hasil yang telah dicapai, dan lazim ditunjukan dengan
nilai-nilai yang tercantum dalam rapor dan didapat dalam masa tertentu. Dalam
hubunganya dengan penelitian ini, maka untuk meneliti prestasi belajar siswa
digunakan nilai yang tercantum dalam rapor, dan nilai yang dimaksud adalah
nilai yang telah diklasifikasikan menjadi program IPA dan IPS. Bagi siswa
yang menginginkan suatu jurusan tertentu harus memenuhi syarat nilai
minimal bagi jurusan yang bersangkutan. Siswa yang memiliki prestasi tinggi
baik dalam program IPA atau IPS diberi kebebasan untuk memilih jurusan
sesuai dengan minatnya. Sedangkan siswa yang memiliki prestasi rendah baik
dalam program IPA atau IPS, maka dijuruskan ke program yang terdekat.
Dalam penelitian ini untuk meneliti prestasi belajar siswa digunakan nilai
rapor kelas II semaster II. Selanjutnya menurut Gene Lucas (1977:16), Student
achievement influenced by five factor: (1) student’s talent, (2) Student’s time
to study, (3) Student’s time for explaining lessons, (4) Teaching qualiti, (5)
Student’s ability.
“The four factor (1,2,3,5) mentioned above are related to indifidual’s ability
while student’s ability is related to environment”. Penulis mengartikan bahwa
prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu: (1) Bakat belajar, (2)
Waktu yang tersedia untuk belajar, (3) Waktu yang diperlukan siswa untuk
menjelaskan pelajaran, (4) Kualitas pengajaran, dan (5) Kemampuan individu.
Sementara itu Winkel (1984:43) menyatakan bahwa hal- hal yang
a. Faktor pihak siswa
1. Faktor psikis meliputi intelektual dan non intelektual.
2. Faktor fisik atau kondisi fisik
b. Faktor diluar diri siswa
1. Faktor pengaruh proses sekolah meliputi kurikulum, disiplin, guru,
dan fasilitas yang dimiliki sekolah.
2. Faktor sosial di sekolah meliput i, sistem sekolah, status, sosial,
interaksi guru dan siswa.
3. Faktor situasional meliputi keadaan politik dan ekonomi, waktu,
tempat, musim, dan iklim.
Pendapat winkel tersebut diatas sangatlah lengkap karena memasukan
faktor dari dalam dan faktor dari luar diri siswa, dimana faktor-faktor tersebut
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
D. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
1. Pengertian Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu
pilihan seseorang. Selain itu juga merupakan suatu faktor psikologis yang
sangat penting untuk keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan
suatu pekerjaan disertai minat, pada umumnya akan memperoleh hasil
yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat.
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada subjek untuk
berkecimpung pada bidang itu (winkel, 1983;30 ). Pendapat mengatakan
bahwa minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh
perhatian terhadap objek tertentu disertai dengan adanya kecenderungan
untuk berhubungan lebih aktif dengan objek itu (Bimo Walgito, 1977;38).
Berdasarkan uraian di atas maka minat melanjutkan ke perguruan
tinggi dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa
untuk melanjutkan sekolah setelah lulus dari SMA atau SMK, yang
ditandai dengan adanya perasaan senang, tertarik, dan perasaan bahwa
perguruan tinggi bersangkut paut dengan kebutuhannya.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Melanjutkan Studi Ke
Perguruan Tinggi.
Menurut Giatama (Giatama, 1990;6) minat dapat digolongkan
menjadi dua :
1) Minat secara intrinsik
Minat secara intrinsik merupan minat yang timbut dari dalam diri
individu sendiri tanpa pangaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul
karena pengaruh sikap, persepsi, pretasi belajar, bakat, jenis kelamin
dan intelejensi.
2) Minat secara ektrinsik
Minat secara ektrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh
dari luar individu. Minat secara ektrinsik timbul antara lain karena
Munculnya minat tidak secara tiba-tiba melainkan terbentuk dan
berkembang melalui proses pendidikan, sosialisasi dan proses interaksi di
sekolah, masyarakat, dan di dalam keluarga. Winarno Surakhmat
(1978;64) mengatakan bahwa minat di pengaruhi oleh jenis kelamin,
intelegesi, kesempatan, lingkungan dan apa yang menjadi minat teman
sebaya. Dalam hal ini Andi Mappiare (1980;64) mengatakan minat di
pengaruhi oleh latar belakang linkungan, tingkat ekonomi, status sosial,
dan pengalaman.
Banyak faktor yang mempengaruhi minat seseorang, dalam hal ini adalah
minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Tetapi dalam hal ini penulis
hanya ingin mengambil tiga faktor saja, yaitu :
a. Status sosial ekonomi orang tua biasanya hanya meliputi tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, tetapi dalam
penelitian ini akan di tambah dengan fasilitas yang dimiliki oleh orang
tua.
b. Motivasi belajar
c. Prestasi belajar siswa.
3. Perguruan Tinggi
Dalam lingkungan usaha usaha pend idikan GBHN 1983 menegaskan
bahwa :
Perguruan tinggi dijadikan pusat pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta pusat kegia tan penelitian sesuai dengan kebutuhan
tinggi mendidik mahasiswa agar mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, berjiwa penuh pengabdian serta memliki rasa tanggung jawab
besar terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia dalam rangka
pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi
mengembangkan tata kehidupan kampus sebagai ma syarakat kampus yang
berbudaya, bermoral pancasila dan berkepribadian Indonesia.
(S.V.Wessencgaft, 1957)
4. Tujuan pendidikan tinggi
1) Menyiapkan peserta didik me njadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat
menerapkan,mengembangkan dan atau menciptakan ilmu
pengetahuan dan teknologi atau kesenian.
2) Mengembangkan dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi, atau kesenian serta mengupayakan penggunaanya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan budaya nasional.
5. Bentuk-bentuk perguruan tinggi
Sesuai dengan Undang-Undang No.2 tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional, menetapkan perguruan tinggi, berupa akademi,
sekolah tinggi, institut, univesitas serta bentuk-bentuk lain yang
ditetapkan oleh pemerintah.
1) Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan kejuruan yang linkungannya biasa dikena l sebagai
2) Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan suatu
bidang pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas
dan dapat terdiri dari satu atau lebih jurusan.
3) Institut adalah sua tu perguruan tinggi yang melaksanakan satu
bidan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau seni.
Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri dari
sejumlah jurusan .
4) Universitas adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program
pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Terdiri dari banyak
fakultas dan jurusan.
E. Kajian Hasil Penelitian yang Relefan
Esti Budiarti (2001 : 82) dalam penelitian yang berjudul Hubungan antara
Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Prestasi Belajar, dengan Minat
Melanjutkan Studi ke Perguruan tinggi, menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar,
dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
FX. Indaryanti (2000 : 103) dalam penelitian tang berjudul Status Sosial
Ekonomi Orang Tua, Prestasi Belajar siswa, dengan siswa untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi menyimpulkan bahwa ada hubungan positif antara
status sosial ekonomi orang tua dengan pilihan siswa untuk melanjutkan studi
F. Kerangka Berfikir
1. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Minat Siswa
Malanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi
Status sosial ekonomi orang tua merupakan faktor yang sangat penting
mempengaruhi siswa dalam hal melajutkan studi ke perguruan tinggi,
karena semakin tinggistatus sosial ekonomi, semakin orang tua
mempunyai kesempatan yang besar untuk dapat membiayaai studi
anaknya, sehingga cenderung mendorong anaknya untuk melajutkan studi
ke perguruan tinggi. Sedangkan orang tua yang status sosial ekonominya
rendah, cenderung mendorong anaknya untuk langsung terjun ke dunia
kerja, meskipun sebenarnya juga memikirkan pendidikan yang lebih tinggi
untuk anaknya. Tetapi ada kalanya yang berasal dari kalangan ekonomi
menengah kebawah mempunyai kemauan yang besar untuk melajutkan
studi ke perguruan tinggi karena terdorong untuk melepaskan diri
penderaitaan lingkungan dan orang tua, maka berusaha dengan segenap
tenaga untuk melajutkan studi keperguruan tinggi sambil bekerja. Dapat di
ambil kesimpulan bahwa status sosial ekonomi orang tua siswa
mempunyai pengaruh yang positif terhadap minat siswa untuk melajutkan
studi ke perguruan tinggi.
2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Minat Siswa Untuk
Melajutkan Studi Ke Perguruan Tinggi
Motivasi merupakan kecenderungan seseorang untuk berbuat, bertindak
adalah kecenderungan siswa untuk melakukan kegiatan belajar guna
mencapai tujuan belajar yaitu prestasi belajar.jika motivasi belajar tinggi,
diharapkan siswa mampu mencapai prestasi belajar yang baik, sehingga
timbul minat yang besar untuk melajutka studi ke perguruan tinggi. Para
siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi maka akan lebih cenderung
mempunyai minat untuk melajutkan pendidikan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi. Berlaku sebaliknya, bagi siswa yang mempunyai
motivasi belajar rendah, maka akan cenderung kurang berminat
melajutkan studinya ke perguruan tinggi.
3. Hubungan Antara Prestasi Belajar Dengan Minat Melajutkan Studi Ke
Perguruan Tinggi
Prestasi belajar merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa pada masa
periode tertentu yang ditunjukkan dengan nilai- nilai yang tertera pada
buku rapor hasil belajar siswa. Prestasi belajar dapat menjadikan bukti
usaha yang telah dicapai oleh siswa, sehingga prestasi belajar siswa dapat
menjadi pemicu timbulnya minat siswa untuk melajutkan studinya ke
jenjang yang lebih tinggi. Dengan prestasi belajar yang tinggi, maka siswa
akan terdorong semangatnya untuk melajutkan studinya ke jenjang
Dari uraian di atas, maka berikut ini merupakan kerangka berfikir
yang akan digunakan penulis dalam melakukan penelitian
Keterangan : X1 = Status sosial ekonomi orang tua
X2 = Motivasi Belajar Siswa
X3 = Prestasi Belajar Siswa
G. Hipotesis
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang
tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat
siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
3. Ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan
minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi
X1
X2
X3
Y
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang diterapkan adalah studi kasus, yaitu penelitian
tentang subjek tertentu, di mana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan
yang diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diperoleh tersebut (Herman
Warsito, dkk, 1986: 8). Oleh karena itu hasil kesimpulan penelitian mengenai
hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, motiva si belajar, prestasi
belajar, dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, hanya
berlaku bagi jumlah 76 siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu, dan hasil
penelitian tersebut tidak berlaku lagi bagi subyek yang berbeda, jumlah
subyek yang berbeda dan waktu penelitian yang berbeda.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : SMA Pangudi Luhur Sedayu, Yogyakarta
Waktu : Oktober – November 2006
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai informasi
atau menjadi sumber informasi. Sub jek penelitian dalam hal ini adalah
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi yaitu kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis
akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang disebabkan karena danya
karakteristik yang berlainan. Populasi dari penelitian ini adalah
siswa-siswi Kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta yang
terdiri dari tiga kelas yaitu kelas XII IPS1, XII IPS2 dengan total siswa 76
orang.
2. Sampel yaitu sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Mengenai
pengambilan sampel ini, Suharsimi (1993: 107) mengemukakan bahwa,
bila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah
subjeknya lebih dari 100 maka diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.
E. Variabel Penelitian, Indikator dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1991:102). Dalam
penelitian ini ada dua variabel yang menjadi obyek penelitian, yaitu :
a. Variabel terikat ( dependen variable)
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya akan di diramalkan (Y)
dan harus diregresikan terhadap variabel bebas (Supranto, 1979:244).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Minat siswa
b. Variabel bebas atau ( independen variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Status sosoal
ekonomi orang tua, Motivasi belajar, Prestasi belajar
2. Indikator Variabel Penelitian
Indikator masing- masing variabel adalah sebagai berikut
a. Status sosial ekonomi orang tua
Status sosial ekonomi orang tua adalah kedudukan seseorang dalam
masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan, pendapatan orang tua,
kedudukan dalam masyarakat, dan juga fasilitas keluarga dari orang
tersebut. Indikator dari variabel penelitian ini adalah :
1. Tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pend idikan orang tua siswa yaitu tingkat pendidikan
formal yang berhasil dicapai oleh orang tua siswa, pendidikan yang
dimaksud adalah pendidikan tinggi. Tingkat pendidikan di ukur
dengan memberi skor terhadap setiap jenjang pendidikan seperti
pada pengukuran variabel penelitian.
2. Kedudukan yang diberikan dalam masyarakat
Kedudukan yang dimaksud oleh penulis adalah jabatan yang
diduduki dalam lingkungan tempat tinggal orang tua siswa.
Kedudukan dalam masyarakat di uk ur dengan memberikan skor
pada tiap jenis kedudukan yang diberikan dalam masyarakat seperti
3. Tingkat pendapatan orang tua
Pendapatan atau penghasilan orang tua yang dimaksud oleh penulis
adalah pendapatan secara keseluruhan yang diperoleh orang tua
siswa yang dinyatakan dalam satuan rupiah baik dari pekerjaan
pokok maupun pekerjaan sampingan setiap bulan. Untuk mengukur
tingkat pendapatan orang tua, dikelompokan berdasarkan jumlah
pendapatan, kemudian diberi skor seperti terdapat pada pengukuran
variabel.
4. Fasilitas keluarga
Fasilitas keluarga merupakan kekayaan yang berupa harta benda
yang dimiliki oleh orang tua siswa. fasilitas keluarga
dikelompokan berdasarkan nominal rupiah yang di keluarkan
untuk memperoleh barang tersebut. Kemudian dari kelompok
kelompok tersebut diberikan skor seperti terdapat dalam
pengukuran variabel.
Berikut ini adalah tabel kisi-kisi rancangan kuesioner status sosial
ekonomi orang tua
Tabel 3.1
Kisi-kisi Rancangan Kuesioner Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Variabel Indikator No. Butir JML
Status sosial ekonomi orang tua
1. Tingkat pendidikan orang tua.
2. Jabatan yang diberikan oleh
masyarakat.
3. Tingkat pendapatan orang tua.
4. Kekayaan yang dimiliki orang
tua
1 2
3
4,5,6,7,8,9 ,10,11,12, 13,14,15,
1 1
1
16,17,18, 19,20
Jumlah 20
b. Motivasi belajar
Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang itu mau dan ingin malakukan sesuatu.
Ada dua kategori pernyataan yang digunakan yaitu pernyataan positif
dan pernyataan negatif yang dinilai dengan selalu, sering, sekali-kali,
dan tidak pernah. Pembagian sikap menjadi dua kategori ini karena
pada dasarnya sikap seseorang terhadap obyek tertentu terdiri dari
sikap mendukung dan sikap netral. Peneliti mengharap responden
mempunyai sikap mendukung atau menolak, karena itu jawaban netral
dihilangkan. Skor yang digunakan untuk menilai pernyataan tersebut
adalah :
Tabel 3.2
Norma skor
SKOR Pernyataan sikap
Selalu Sering Sekali-kali Tidak pernah
Pernyataan positif Pernyatan negatif
4 1
3 2
2 3
1 4
Indikator variabel motivasi belajar dikembangkan menjadi instrumen
penelitian, meliputi kemampuan belajar, hasrat untuk berprestasi
menghindari diri dari kegagalan, dan hasrat untuk meningkatkan
kualitas belajar. Adapun tabel kisi-kisi motivasi belajar adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.3
Kisi-kisi rancangan kuesioner motivasi belajar
Positif Negatif NO Indikator
Item Jumlah Item Jumlah
1 2 3 4 5 Kemauan belajar
Hasrat untuk berprestasi tinggi
Usaha untuk meningkatkan prestasi tinggi
Usaha untuk menghindarkan diri dari kegagalan
Hasrat untuk memelihara atau meningkatkan kualitas belajar
1,2,3,4, 5,6,7, 8,10 12,13 17,18 22 23,24 7 4 2 1 4 - 9,14 15,16 20,21 25 0 2 2 2 1
c. Prestasi belajar
Pengukuran prestasi belajar dilakukan dengan studi dokumentasi
terdiri dari satu aspek pengukuran yaitu dari nilai rapor siswa.
Kuesioner prestasi belajar siswa menunjukkan prestasi belajar siswa
menunjukkan prestasi yang diperoleh siswa selama satu semester.
Prestasi adalah sejauh mana siswa mengasai materi pelajaran, yang
ditunjukkan dengan adanya nilai yang berhasil dicapai peserta didik.
Prestasi belajar di kelompokan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan
rendah. Siswa yang nilai raportnya berada diatas rata-rata kelas
Sementara siswa yang berada dibawah rata-rata kelas termasuk siswa
yang berprestasi belajar rendah.
d. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Minat marupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian
terhadap suatu obyek yang disertai dengan adanya kecenderungan
untuk berhubungan lebih aktifkan dengan obyek tersebut.
Kecenderungan-kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk
melajutkan studi ke perguruan tinggi sebagai kelajutan pendidikan
mereka setelah tamat dari SMU, yang di tandai dengan adanya perasan
senang, tertarik, kesesuaian, kecenderungan, perhatian. Berikut ini
adalah kisi-kisi rancangan kuesioner minat siswa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi:
Tabel 3.4
Kisi-kisi rancangan kuesioner minat melajutkan studi ke
perguruan tinggi
Variabel Indikator No.Butir Jumlah
Minat melajutkan studi ke perguruan tinggi
1. Keinginan untuk
mela jutkan studi ke perguruan tinggi 2. keinginan dari dalam
diri
3. Dorongan atau
motivasi dari orang tua
1,2,3,4,5,11,12,14
3,8,9,7,12
6,10
7
5
2
3. Pengukuran Variabel penelitian
a. Status sosial ekonomi
1) Tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pend idikan tertinggi yang berhasil diselesaikan oleh orang
tua siswa. Dalam hal ini pendidikan dikelompokkan dan diberi skor
sebagai berikut:
•Lulus SD skor 1
•Lulus SLTP skor 2
•Lulus SMU/sederajat skor 3
•Akademi/Sarjana skor 4
2) Kedudukan dalam masyarakat
Kedudukan dalam masyarakat adalah jabatan yang diduduki dalam
masyarakat tempat tinggal.
•Tidak menjabat skor 1
•Penguru RT / RW / LKMD skor 2
•Kadus skor 3
•Pamong Desa / Sekdes / Kades skor 4
3) Pendapatan orang tua
Pendapatan orang tua yaitu seluruh penghasilan yang diterima dari
pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan selama satu bulan.
Dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut:
•Kurang dari Rp 750.000 skor 1
•Antara Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 skor 3
•Lebih dari Rp 4.500.000 skor 4
4) Fasilitas keluarga
Fasilitas diukur dari banyak sedikitnya fasilitas khusus,
benda dan barang yang dimiliki keluarga responden. Untuk
mempermudah pengukuran, maka masing- masing fasilitas yang
dimiliki keluarga responden diberi skor. Jenis-jenis fasilitas yang
dijadikan ukuran antara lain :
1. Kendaraan (mobil,sepeda motor,sepeda)
2. Video/VCD Player
3. Televisi
4. Radio/ Tape rekorder
5. Lemari es
6. Ponsel
7. Mesin cuci
8. Komputer
9. Lokasi tinggal
10.Tempat tinggal
11.Dinding rumah
12.Lantai rumah
13.Jenis penerangan
Selanjutnya untuk pengelompokan dan pengukuran fasilitas
yang dimiliki keluarga dengan kategori sangat rendah, rendah,
sedang, tinggi dibagi dan diberi skor dengan skala sebagai berikut:
• Sangat rendah, 0 – 20 skor 1
• Rendah, 21 – 40 skor 2
• Sedang, 41 – 60 skor 3
• Tinggi, 61 – 80 skor 4
Selanjutnya untuk menentukan pengelompokan status sosial
ekonomi orang tua secara keseluruhan dengan kategori tinggi
rendah digunakan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Menjumlahkan skor yang dicapai responden dari ma
sing-masing indikator penelitian
b. Data yang diperoleh dari pengukuran disusun dari skor
terendah sampai skor tertinggi
c. Skor yang dicapai responden selanjutnya digolongkan dalam
kategori tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurve normal dan
diberi skor serta pengukuran sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kategori Syarat pengukuran
Tinggi
Rendah
> M lebih dari Mean
f
- 1SD M + 1SD
Mean dicari dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 2001:
177): Mean =
N FX
∑
• Status sosial ekonomi tinggi, apabila berkecukupan, mampu,
kaya. Pendidikan orang tuanya termasuk tinggi, penghasilannya
lebih dari cukup karena pekerjaannya mapan sehingga fasilitas
khusus yang dimiliki keluarga terpenuhi bahkan berlebihan
• Status sosial ekonomi rendah, apabila kurang berada, miskin,
pendidikan orang tuanya rendah, pekerjaannya memberikan
penghasilan yang kurang cukup sehingga fasilitas khusus yang
dimiliki pun hampir tidak ada.
b. Motivasi belajar
Penelitian menggunakan Skala Likert untuk memberi skor pada
Skala Motivasi Belajar. Skala Likert ini merupakan salah satu skala
yang digunakan untuk mengukur sikap. Ada dua kategori pernyataan
yang digunakan yaitu pernyataan positif dan negatif, yang dinilai
dengan selalu, sering, sekali- sekali dan tidak pernah. Pembagian sikap
menjadi dua kategori ini, karena pada dasarnya sikap seseorang
(positif), sikap menolak (negatif), dan sikap netral. Penelitian
mengharapkan responden mempunyai sikap mendukung atau menolak.
Sehingga jawaban netral dihilangkan skor yang digunakan untuk
menilai pernyataan-pernyataan tersebut adalah:
Tabel 3.6
Norma skor
Skor Pernyataan sikap
Selalu Sering Sekali-kali Tidak pernah
Pernyataan positif
Pernyataan negatif 4
1
3
2
2
3
1
4
c. Prestasi belajar
Menunjukkan hasil setelah proses belajar yang merupakan
tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar yang
ditunjukkan dengan adanya nilai yang berhasil dicapai siswa. Dalam
penelitian ini prestasi belajar siswa dihitung dengan cara prestasi
belajar dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah,
sebagai berikut: nilai rapor siswa di atas nilai rata-rata kelas
dimasukkan dalam kategori tinggi, sedangkan nilai rapot siswa masuk
rata-rata dan dibawah rata-rata kelas dimasukkan dalam kategori
rendah, cara menghitung nilai rata-rata kelas adalah dengan cara:
Rata-rata kelas =
2
terendah Nilai
tertingi
d. Minat melanjutkan ke perguruan tinggi
Kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi sebagai kelanjutan pendidikan mereka setelah tamat
SMU. Untuk mengukur minat melanjutkan ke perguruan tinggi cara
yang digunakan penulis adalah kuesioner tipe pilihan dengan 4
alternatif jawaban. Adapun pedoman untuk skor pada alternatif
jawaban adalah sebagai berikut:
- Jawaban a diberi skor 1
- Jawaban b diberi skor 2
- Jawaban c diberi skor 3
- Jawaban d diberi skor 4
Selanjutnya minat melanjutkan ke perguruan tinggi dikelompokkan
menjadi tinggi dan rendah
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya
maupun hal- hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1998: 140).
Kuesioner akan digunakan untuk mengumpulkan data mengenai status
sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, minat siswa melanjutkan studi
ke perguruan tinggi.
2. Dokumentasi adalah suatu metode untuk mengungkap data yang bersifat
kebenarannya. Dokumentasi ini untuk mengumpulkan data prestasi belajar
siswa dan sebagai ukuran pedomannya adalah nilai rapor siswa kelas XI
pada semester genap tahun ajaran 2005/2006.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Kevalidan alat ukur diuji dengan menggunakan metode analisis butir
dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor yang ingin
diselidiki. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan
korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus (Suharsimi,
1991: 69):
rxy =
( )( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
Y
Y
N
X
X
N
Y
X
XY
N
Σ
−
Σ
Σ
−
Σ
Σ
Σ
−
Σ
Keterangan:
N = total responden;
Y = total skor dari seluruh item;
X = total skor dari setiap item;
r = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan
tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya
harga koefisien korelasi ini dibandingkan dengan harga r korelasi product
moment pada tabel. Jika harga r perhitungan lebih besar daripada r tabel,
maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila harga
valid. Pelaksanaan perhitungan validitas butir pada penelitian ini
menggunakan bantuan Komputer Seri Program Statistik (SPS) edisi
Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih. Hasil perhitungan kemudian
dibandingkan dengan nilai r pada taraf signifikansi 5% dan N = 30.
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Pengujian reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian ini
memiliki arti bahwa apabila alat ukur tersebut diberikan beberapa kali
pada sekelompok subjek yang sama akan diperoleh hasil yang relatif sama
selama aspek dalam diri subjek ya ng diukur memang belum berubah
(Suharsimi Arikunto,1990:224). Cara yang digunakan untuk mengukur
reliabilitas adalah dengan menggunakan rumus alpha. Rumus yang
mengunakan jawaban dengan penilaian jawaban bertingkat. Dalam
penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan rumus alpha sebagai
berikut:
=
11
r
(
)
−Σ
− Κ
Κ
2 2
1
1 t
b
σ σ
Dimana :
R11 = reliabilitas instrumen
K = jumlah aitem
2
b
σ
Σ = jumlah variasi butir
2
t
Untuk mengadakan intar pretasi mengenai besaernya koefisien korelasi
adalah senagai berikut :
Tabel 3.7
Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian
No Koefisien Alpha Interpretasi Tingkat Keterandalan
1 0,800 – 1,00 Sangat tinggi
2 0,600 – 0,799 Tinggi
3 0,400 – 0,599 Cukup
4 0,200 – 0,399 Rendah
5 < 0,200 Sangat rendah
Untuk proses penghitungan reliabilitas, penulis mengunakan bantuan
komputer program spss.
H. Teknik Analisis Data
1. Pengujian prasyarat analisis
a. Pengujian normalitas data
Tujuan dilakukan pengujian analisis ini agar kesimpulan yang ditarik
tidak menyimpang dari yang seharusnya.
Untuk mengetahui apakah dari dari masing- masing variabel
berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji normalitas dengan
menggunakan rumus Kolmogorav-Smirnov. Menurut sugiyono
(1999:255) yang dinyatakan dengan rumus :
D maksimum =
[
sn( )
x1 −sn( )
x2]
Dimana :
D maksimum = Deviasi maksimum
Sn
( )
Χ1 = Distribusi kumulatif yang diobservasib. Uji linearitas regresi
Uji linearitas regresi ini dilakukan untuk mengetahui linear
tidaknya hubungan antara variabel terikat, yaitu minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y) dengan variabel bebasnya
yaitu status sosial ekonomi orang tua (X1), motivasi belajar (X2),
prestasi belajar siswa (X3).
Uji linearitas garis regresi dilakukan dengan analisa varians
dengan menggunakan rumus F. Adapun rumus yang digunakan untuk
mencari nilai F adalah sebagai berikut:
2 2
Se TC S
F =
F = harga bilangan f garis regresi
S2TC = tuna corak dicari dengan cara =
2 ) (
−
k TC JK
Se2 = kekeliruan dicari dengan cara =
k n
E JK
−
) (
Setelah didapatkan F (F hitung) kemudian diuji dengan taraf
signifikansi 5% dengan dk pembilang = (k-2) dan dk penyebut (n-k).
Jika F hitung = f (1-α) (k-2, n-k) hipotesis mode regresi linear ditolak
(Sudjana, 1996: 332).
1) Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis ke-1, ke-2, dan ke-3 penulis
menggunakan analisis korelasi product moment (Suharsimi,
1991: 20).
rxy =
( )( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
Y
Y
N
X
X
N
Y
X
XY
N
Σ
−
Σ
Σ
−
Σ
Σ
Σ
−
Σ
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
N = jumlah sampel
Nilai r terletak pada -1 hingga +1, ini berarti nilai korelasi
dapat bervariasi dari 1 melalui 0 hingga -1
Bila r = 0, maka antara variabel bebas dengan variabel
terikatnya tidak ada hubungan.
Bila r = 0 hingga +1, maka antara variabel bebas dengan
variabel terikatnya bernilai positif.
Bila r = 0 hingga -1, maka korelasi antara variabel bebas
dengan variabel terikat bernilai negatif.
Ho = tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara
variabel X dan Y.
Ha = ada hubungan positif dan signifikan antara variabel X
Untuk menguji signifikansi korelasi sederhana digunakan tabel
t dengan menggunakan statistika uji t sebagai berikut:
2 1 2 r n r t − − =
Diterima jika t hitung > t tabel, dengan taraf signifikansi 5%
b) Untuk mencari koefisien korelasi antara variabel bebas dengan
variabel terikat secara bersama-sama adalah dengan cara :
(1) Menentukan persamaan regresi ganda melalui persamaan
sebagai berikut:
y = ao + a1x1 + a2x2 + a3x3
Keterangan:
ao = konstanta y = variabel terikat
x1 = variabel bebas 1 a1 = koefisien x1
x2 = variabel bebas 2 a2 = koefisien x2
x3 = variabel bebas 3 a3 = koefisien x3
Untuk menyelesaikan perhitungan garis regresi y = ao +
a1x1 + a2x2 + a3x3 harga koefisien prediktor a1, a2, dan a3
dapat dicari dengan:
∑
∑
∑
∑
= + 2 1 2+ 3 1 32 1 1
1y a x a x x a xx
x
∑
∑
∑
∑
= + + 3 2 31 2 2 2 1 1
2y a x x a x a x x
x
∑
∑
∑
∑
= + + 23 3 3 2 2 3 1 1
3y a x x a x x a x
x
(2) Mencari koefisien korelasi antara kriterium dengan
∑
∑
+∑
+∑
= 1 1 2 22 3 3 ) 3 , 2 , 1 ( y y x a y x a y x a Ry Keterangan:
Ry(1,2,3) = koefisien korelasi antara y dengan x1, x2, dan x3
a1 = koefisien variabel bebas x1
a2 = koefisien variabel bebas x2
a1 = koefisien variabel bebas x3
∑
x1y = jumlah produk antara x1 dengan y∑
x2y = jumlah produk antara x2 dengan y∑
x3y = jumlah produk antara x3 dengan y(3) Untuk menguj i signifikansi koefisien korelasi antara
variabel- variabel bebas secara bersama-sama dengan
variabel terikat digunakan uji F dengan rumus (Sudjana,
1996: 385): ) 1 /( ) 1 ( / 2 2 − − − = k n R k R F Keterangan:
k = banyaknya variabel bebas
n = banyaknya responden
R2 = koefisien determinan
Harga Fhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ftabel
dengan db (derajat bebas) : {k:(n-k-1)} pada taraf
tersebut signifikan pada taraf signifikansi alpha 0,05
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. GAMBARAN UMUM SEKOLAH
Data kelembagaan Sekolah
1. Nama sekolah : SMA Pangudi luhur Sedayu
2. Status Sekolah : Swasta Disamakan
3. Alamat Sekolah : Jl. Wates Km. 12, Argosari, Sedayu, Bantul,
Yogyakarta, 55752
B. Tujuan pendidikan SMA
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia
maka pemerintah melalui bidang pendidikan telah melaksanakan upaya nyata
yang barangkali tidak diketahui oleh pihak-pihak di luar lingkup pendidikan.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia diawali dengan peningkatan
mutu pendidikan. Mutu pendidikan diawali dengan adanya peningkatan mutu
sekolah.
Program peningkatan mutu sekolah bertujuan untuk mengantisipasi
perkembangan teknologi dan sosial yang selalu berkembang. Untuk itu perlu
adanya penetapan tujuan sekolah yang dapat digunakan sebagai pijakan
pelaksanaan pendidikan. Adapun tujuan SMA Pangudi Luhur dapat diuraikan
a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dan mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sosial.
2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan
alam sekitarnya (ps.2 PP.29 th 1990).
b. Tujuan Kelembagaan SMA Pangudi Luhur Sedayu
1. Meningkatkan peserta didik agar mengembangkan potensinya secara
optimal dalam bidang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai- nilai
hidup yang diperlukan untuk siap melanjutkan ke perguruan tinggi
maupun untuk hidup di tengah masyarakat.
2. Mendampingi peserta didik agar secara terus-menerus dapat
mengembangkan diri sehingga pada waktunya dapat menjadi orang y