• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Isnaeni Arofatin BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Isnaeni Arofatin BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan secara bertahap dari yang konkrit menuju abstrak dan berkesinambungan. Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, dan mempunyai peranan penting dalam memajukan daya pikir manusia. Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan, dan ruang. Secara informal, disebut pula sebagai ilmu tentang bidang.

Salah satu yang berperan penting dalam keberhasilan siswa belajar matematika dalah kemampuan berpikir. Dalam belajar matematika secara tidak langsung adalah melatih siswa untuk dapat berpikir rasional, lebih menggunakan logika, dan berpikir modern, serta siswa disuguhkan dengan berbagai macam soal yang sangat variatif. Berpikir merupakan faktor terpenting dalam proses pembelajaran. Kemampuan berpikir akan muncul dengan sendirinya pada setiap siswa yang dihadapkan pada permasalahan yang belum pernah ditemui. Berkembangnya daya pikir setiap siswa dikarenakan manusia memiliki rasa ingin tahu yang selalu terus berkembang.

(2)

dan mampu bekerja sama. Artinya, siswa dituntut mampu untuk memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikannya, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

Di era globalisasi sekarang, kemampuan berpikir yang penting dikuasai oleh siswa adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah salah satu tahapan berpikir siswa yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Setiap siswa diarahkan untuk mempunyai pola berpikir tingkat tinggi, sebab kemampuan berpikir tingkat tinggi akan membentuk siswa untuk bisa berpikir kritis. Menurut Novianti (2014) kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan menghubungkan, memanipulasi, dan menstransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimilliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi yang baru dan itu semua tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari.

(3)

tingkatan berpikir (kognitif) menjadi dua bagian, yaitu berpikir tingkat rendah

(low order thinking) dan berpikir tingkat tinggi (high order thinking).

Berpikir tingkat rendah terdiri dari mengingat, memahami, dan menerapkan, sedangkan bepikir tingkat tinggi terdiri dari menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemampuan berpikir siswa, salah satunya yaitu gender (jenis kelamin). Perbedaan gender tentu menyebabkan perbedaan fisiologi dan mempengaruhi perbedaan psikologis siswa dalam belajar. Keitel (1998) menyatakan “gender, social, and cultural

dimensions are very powerfully interacting in conceptualization of

mathematics education,...”. Berdasarkan pendapat Keitel bahwa gender,

sosial dan budaya berpengaruh pada pembelajaran matematika.

Nafi’an (2011) memaparkan bahwa bahwa terdapat perbedaan

(4)

dari pada siswa perempuan. Terdapat perbedaan antara gaya belajar yang lebih disukai antara siswa laki-laki dan perempuan. Siswa perempuan lebih menyukai gaya belajar konvergen yang menggunakan konseptualisasi abstrak dan melakukan eksperimentasi secara aktif, sedangkan siswa laki-laki lebih suka gaya belajar asimilator dengan kemampuan belajar menggunakan konseptualisasi abstrak dan observasi refleksi, dan belajar dengan melihat dan berpikir.

(5)

Purwokerto tidak ada kelas unggulan, semua kelas berstatus sama karena siswa ditempatkan secara merata. Artinya semua kelas di dalamnya terdapat beragam siswa, mulai dari siswa yang sering mendapat peringkat paralel hingga siswa yang biasa-biasa saja. Berdasarkan wawancara yang diperoleh, kemampuan siswa dalam pelajaran matematika biasa-biasa saja. Ada beberapa siswa yang menonjol, tetapi bisa dihitung dengan jari. Sedangkan, berdasarkan data yang diperoleh melalui nilai Ulangan Akhir Semester ganjil (UAS), siswa yang mendapatkan rangking pertama hampir di semua kelas adalah siswa perempuan.

(6)

“Deskripsi Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Versi

Taksonomi Bloom Siswa SMP Negeri 7 Purwokerto Ditinjau dari Gender”.

B. FOKUS PENELITIAN

Penelitian kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi dilakukan secara terbatas. Tujuannya supaya penelitian dilakukan secara terarah, mendalam, dan tidak terlalu luas jangkauannya. Peneliti memilih kelas VIII-B SMP Negeri 7 Purwokerto pada tahun ajaran 2016-2017 berdasarkan usulan guru mata pelajaran. Masalah yang akan diteliti yaitu “bagaimana gambaran kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi versi taksonomi Bloom siswa SMP Negeri 7 Purwokerto yang ditinjau dari gender?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

(7)

D. MANFAAT PENELITIAN

Peneliti berharap penelitian ini dapat berguna dan memberi masukan bagi dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi guru

Dapat mengetahui seberapa tinggi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika siswanya, sehingga membantu guru dalam meningkatkan kualitas siswa dalam menjawab soal-soal matematika yang diberikan, serta dapat menentukan model pembelajaran apa yang tepat dalam melaksanakan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

2. Bagi sekolah

Dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah agar dapat mempersiapkan suatu sistem pembelajaran yang menekankan siswa supaya mampu untuk berpikir tingkat tinggi dan menjadikan siswa lebih berprestasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas sekolah.

3. Bagi peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara.proses pengubahan gelombag listrik/electromagnet menjadi gelombang suara terjadi karna

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

informasi yang di lengkapi dengan laporan yang dapat dicetak secara otomatis. Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun Sistem Informasi Koperasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Berangkat dari masalah yang ditemukan, penulis mengadakan penelitian dengan metode studi pustaka, observasi, perancangan, instalasi, uji coba serta implementasi untuk menemukan

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula