PENERAPAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MADU DAN MINYAK ZAITUN PADA PASIEN DIABETES MELITUS
DENGAN KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN
SITI TOHIROH
A01401968
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
PENERAPAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MADU DAN MINYAK ZAITUN PADA PASIEN DIABETES MELITUS
DENGAN KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Prasayarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
SITI TOHIROH
A01401968
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2016/2017
vi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL/COVER i
SAMPUL DALAM ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iii
LEMBAR PERSETUJUAN iv
LEMBAR PENGESAHAN v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
KATA PENGANTAR xii
ABSTRAK xiv
ABSTRACT xv
BAB I: PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Studi Kasus 4
D. Manfaat Studi Kasus 5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Asuhan Keperawatan 6
1. Pengkajian 6
2. Diagnosa Keperawatan 8
3. Intervensi Keperawatan 8
4. Implementasi Keperawatan 12
5. Evaluasi Keperawatan 12
B. Diabetes Melitus 13
1. Definisi Diabetes Melitus 13
2. Klasifikasi Diabetes Melitus 13
3. Etiologi Diabetes Melitus 15
vii
5. Komplikasi Diabetes Melitus 17
6. Penatalaksanaan Diabetes Melitus 18
C. Luka Diabetik 19
1. Definisi 19
2. Patofisiologi 20
3. Pengkajian/monitoring Luka 21
4. Perawatan Luka Diabetik 23
D. Madu 26
1. Definisi 26
2. Komposisi Madu 26
3. Manfaat Madu Dalam Al-Qur’an 27
4. Khasiat Madu Sebagai Obat Topikal Untuk Ulkus Kaki
Diabetik 28
E. Minyak Zaitun 29
1. Definisi 29
2. Minyak Zaitun Dalam al-Qur’an 29
3. Kandungan Dan Manfaat Minyak Zaitun 30
BAB III: METODE STUDI KASUS 32
A. Jenis/Desain/Rancangan Studi Kasus 32
B. Subyek Studi Kasus 32
C. Fokus Studi Kasus 32
D. Definisi Operasional 33
E. Instrumen Studi Kasus 33
F. Metode Pengumpulan Data 33
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus 34
H. Analisa Data danpenyajian Data 35
I. Etika Studi Kasus 35
BAB IV: HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN 37
A. Hasil Studi Kasus 37
viii
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 46
A. Kesimpulan 46
B. Saran 47
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Luka Diabetik Berdasarkan Wegner
Tabel 2.2 Form Pengkajian Luka DESIGN-R
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Hasil pengkajian luka sebelum (hari pertama) dan
setelah (hari kedua) perawatan luka dengan menggunakan madu dan
minyak zaitun
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Luas ukuran luka sebelum (hari pertama) dan
setelah (hari kedua) dilakukan perawatan luka dengan menggunakan
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Catatan Asuhan Keperawatan
Lampiran 2 Standar Operasional Prosedur (SOP) Perawatan Luka
Lampiran 3 Hasil Pengkajian Luka DESIGN-R
Lampiran 4 Satuan Acara penyuluhan (SAP) Diabetes Melitus
Lampiran 5 Leaflet Diabetes Melitus
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Penerapan Perawatan Luka Dengan Menggunakan Madu Dan Minyak
Zaitun Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Kerusakan Integritas Jaringan”
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Sehubungan dengan itu penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kepada kedua orang tua saya Bapak Solichudin dan Ibu Siti Marmah yang
sudah memberikan dukungan baik materil, moril maupun spiritual. Serta
semangat dan doa yang selalu diberikan setiap waktu sampai sekarang ini.
2. Kepada seluruh keluarga besar saya yang juga selalu memberikan dukungan
kepada saya sampai sekarang ini.
3. Kepada P1 dan keluarga yang telah bersedia menjadi subyek dalam studi
kasus ini.
4. Kepada pihak Puskesmas Gombong II yang telah menyediakan lahan praktik
dalam pengambilan studi kasus.
5. Teman-teman dari Prodi DIII Keperawatan angkatan 2014 STIKES
Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan motivasi dan semangat.
6. Bapak Podo Yuwono, S. Kep, Ns, M. Kep, CWCS selaku pembimbing yang
telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
7. Ibu Endah Setyaningsih, S. Kep. Ns, M. Kep selaku dewan penguji proposal
yang telah berkenan memberikan bimbingan.
8. Ibu Ike Mardiati Agustin S. Kep, Ns, M. Kep. Sp. Kep.J selaku dewan
penguji hasil yang telah berkenan memberikan bimbingan.
9. Ibu Nurlaila, S. Kep. Ns, M. Kep selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
xiii
10. Ibu Herniyatun, S. Kep. Ns, M. Kep, Sp. Mat selaku ketua STIKES
Muhammadiyah Gombong.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan
mendapatkan balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah Ini masih jauh dari
sempurna dan banyak terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan dibidang kesehatan pada khususnya.
Gombong, Juni 2017
xiv Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2017
Siti Tohiroh1, Podo Yuwono2
ABSTRAK
PENERAPAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MADU DAN MINYAK ZAITUN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN
KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN
Latar Belakang: Diabetes Melitus adalah suatu kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya hiperglikemia. Jumlah penderita diabetes di Indonesia menempati urutan ke empat dunia. Luka diabetik merupakan salah satu komplikasi Diabetes Melitus yang sulit untuk ditangani. Perawatan luka yang baik akan memprcepat proses penyembuhan luka. Madu dan minyak zaitun saat ini telah banyak digunakan untuk perawatan luka diabetik.
Tujuan Umum: Mengetahui proses penyembuhan luka sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.
Metode: Karya Tulis ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dalam bentuk studi kasus. Dimana penulis melakukan penerapan terhadap satu subyek dan nantinya akan dinilai keberhasilannya.
Hasil: Setelah melakukan perawatan luka hasil yang diperoleh belum ada perubahan pada luka. Hasil pengkajian luka menunjukkan Depth: lesi mencapai sub-kutan, Exudate: Ringan, tidak perlu mengganti dressing setiap hari, Size: 4 cm2 - <16 cm2, Infection: tidak ada, Granulation: granulasi sehat kurang dari 10%, Necrotic: terdapat jaringan nekrotik lunak, Pocket: 4 cm2 - <16 cm2. Luas luka pada hari pertama adalah 13,37 cm2. Sedangkan luas luka pada hari kedua menurun dari 13,37 cm2 menjadi 13,32 cm2 (menurun 0,05 cm2).
Rekomendasi: Madu dan minyak zaitun direkomendasikan untuk dressing pada luka. Dengan hasil terjadi penurunan luas luka setelah dilakukan perawatan luka dengan madu dan minyak zaitun.
Kata Kunci: perawatan luka diabetik, madu, minyak zaitun
xv DIII Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017
Siti Tohiroh1, Podo Yuwono2
ABSTRACT
THE APPLICATION OF WOUND CARE FOR DIABETES MELLITUS WITH TISSUE INTEGRITY DISORDER BY USING HONEY AND OLIVE OIL
Background: Diabetes Mellitus is a metabolic abnormality that characterized by hyperglycemia. The number of diabetes melitus in Indonesia was in the fourth place in the world. Diabetic ulcer is one of the diabetic complications which are difficult to handle. Well wound care will heal the wound quickly. Nowadays, honey and olive oil have been used for diabetic wound care.
Objective: To know the process of wound healing before and after wound care by using honey and olive oil.
Method: This study is a quantitative descriptive with a case study approach. Which after did the treatment on one subject, there was a result then being valued.
Result: After conducting wound care, there was no change in the wound. The results of the wound assessment were the depth (the wound until sub-cutis), the exudates (light, no need to change the dressing every day), the size (4 cm2 - <16 cm2), the infection (no), the granulation (healthy granulation less than 10%), the necrotic (there was a soft necrotic tissue), the pocket (4 cm2 - <16 cm2). The total wound area on the first day was 13.37 cm2, while on the second day was 13.32 cm2 with a decrease 0.05 cm2.
Recommendation: Honey and olive oil are recommended for dressing on wound. With the result, there was a reduction of wound area after the treatment.
Keywords: diabetic wound care, honey, olive oil
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) yang orang Indonesia bilang kencing manis
adalah suatu kelainan metabolik ditandai oleh adanya hiperglikemia yang di
sebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya.
Diabetes Melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar baik di
Indonesia maupun di dunia.
Secara global, jumlah penderita Diabetes Melitus pada tahun 2011
telah mencapai 366 juta. Jika tidak ada tindakan yang berarti, jumlah ini
diperkirakan akan terus meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF,
2011). Pada saat ini China menempati peringkat ke dua dengan penderita DM
sebanyak 98,4 juta dan diperkirakan akan mencapai 142,7 juta pada 2035.
Menurut survey yang dilakukan oleh World Health Organisation
(WHO), Indonesia menempati urutan ke empat dengan jumlah penderita
diabetes terbesar di dunia setelah India, China dan Amerika Serikat (Medan
Bisnis Daily, 2011). Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi penderita
diabetes mellitus di Indonesia akan meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir
karena pada tahun 2000 jumlah penderita ada 8,4 juta dan meningkat jadi 21,3
juta orang pada tahun 2010. Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada
tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta
orang.
Provinsi Jawa Tengah melaporkan data penyakit tidak menular seperti
Diabetes Melitus (DM) dengan hasil 14,24% pada tahun 2013 serta hasil
penderita DM sebesar 16,53% pada tahun 2014. Prevalensi penyakit DM
menduduki peringkat ke-2 diantara penyakit tidak menular lainnya seperti
jantung, PPOK dan asma bronchial. Hasil tersebut didapatkan dari jumlah
kasus DM tergantung insulin 2013 sebesar 9.376 kasus dan DM yang tidak
2
2014). Prevalensi DM tergantung insulin untuk wilayah Kabupaten Kebumen
pada tahun 2012 sebesar 163 jiwa dan untuk prevalensi DM tidak tergantung
insulin ada 1.652 (Dinkes Provinsi Jawa Tengah). Wilayah Kabupaten
Kebumen pada tahun 2015 penyakit Diabetes Melitus menduduki peringkat
ke-2 untuk penyakit tidak menular setelah penyakit hipertensi (8.131 kasus),
Diabetes Melitus (2.216 kasus) dan Asma Bronkial (2.085 kasus) (Profil
Kesehatan Kabupaten Kebumen).
Peningkatan jumlah penderita DM yang tidak tertangani dengan baik
akan selalu diikuti oleh peningkatan jumlah penyulit Diabetes Melitus atau
pun komplikasi dari Diabetes Melitus tersebut (Diabetes UK, 2011). Penyulit
DM yang sering muncul adalah luka kaki diabetes. Prevalensi penderita luka
kaki diabetes di Indonesia sekitar 15% dari penderita DM, angka amputasi
30%, angka mortalitas 32% dan ulkus diabetes merupakan sebab perawatan
rumah sakit yang terbanyak sebesar 80% untuk Diabetes Melitus (Flahr,
2010).
Luka kaki diabetik merupakan salah satu infeksi yang merupakan
komplikasi dari Diabetes Melitus. Penderita luka kaki Diabetik biasanya tidak
menyadari akan adanya luka karena mengalami mati rasa (Nabyl, 2009).
Berawal dari luka kecil, lalu terinfeksi menyebabkan luka diabetik dan bila
tidak dirawat akan menjadi gangrene. Tetapi efek lebih lanjut bila luka
gangrene tidak dirawat akan mengakibatkan kematian. Hal ini terjadi karena
kurangnya perawatan luka sejak dini. Perawatan luka ini berfungsi agar luka
sembuh dan infeksi tidak menyebar ke organ lain. Bila menyebar ke jantung
maka akan berakibat kematian. Tetapi bila perawatan luka dilakukan sejak
dini, maka efek tersebut tidak terjadi (Nabyl, 2009).
Menurut Han, Kim dan Kim (2009) penanganan terhadap luka kaki
diabetik masih merupakan permasalahan yang sulit untuk dipecahkan oleh
tenaga kesehatan. Konsep patofisiologi dan mekanisme penyembuhannya
yang cukup rumit mengakibatkan timbulnya waktu penyembuhan yang
panjang. Walaupun demikian, perawatan luka pada luka kaki diabetik
3
menurunkan angka terjadinya amputasi bahkan angka kematian. Metode
perawatan luka kaki diabetik yang tepat akan meningkatkan penyembuhan
luka. Menurut Kaczander et al (2007) salah satu metode perawatan luka yang
dapat digunakan untuk meningkatkan penyembuhan luka adalah dengan
mempertahankan kelembaban pada dasar luka untuk mencegah kolonisasi
bakteri.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lisbet (2009), hasil yang
didapatkan adalah adanya perubahan yang baik pada luka yang diberi madu
alami, serta menurut Haryanto (2010) madu sering digunakan oleh nenek
moyang untuk menyembuhkan luka infeksi. Madu alami memiliki kandungan
yang dapat menyembuhkan luka kaki diabetik. Sebagai contoh enzim katalase
yang berfungsi sebagai antibakteria dan kandungan air yang kurang dari 18%
memungkinkan madu untuk menarik pus (nanah) yang berada disekitar area
luka yang di oles dengan madu alami tersebut (Suranto, 2007). Menurut Eddy,
Gideonsen dan Mack (2008) semua jenis madu dapat digunakan untuk balutan
dalam perawatan luka. Dalam kata lain, semua jenis madu, baik yang
diperoleh langsung dari peternakan, diperoleh di pasar tradisional ataupun
supermarket dapat digunakan sebagai balutan luka.
Menurut Freeman, May & Wraight (2010) madu memberikan outcome
positif pada kenyamanan pasien. Dari 65 pasien yang terlibat dalam penelitian
ini, kenyamanan pasien dilaporkan tinggi hingga 88 % pada penggunaan
honey gel dan 93% pada penggunaan honey alginate. Hanya satu pasien
(1,5%) yang melaporkan tingkat kenyamanan rendah pada penggunaan madu.
Sama halnya dengan madu, minyak zaitun adalah salah satu bahan
alami yang direkomendasikan untuk membantu proses penyembuhan luka
diabetes. Manfaat minyak zaitun yang mampu obati luka diabetes ini sudah
diketahui dan disarankan sejak dulu. Selain dapat mempercepat penyembuhan
luka diabetes, minyak zaitun memiliki manfat yang lain yaitu dapat
mempercepat pembekun darah, mengurangi peradangan dan mempercepat
pertumbuhan granulasi (Sri Mulyati, 2017). Luka pada pasien Diabetes
4
Fungsi dari minyak zaitun salah satunya adalah dapat mempercepat
pertumbuhan granulasi. Dengan fungsi mempercepat pertumbuhan granulasi
tersebut maka luka yang dirawat dengan menggunakan minyak zaitun
kondisinya akan membaik.
Komponen-komponen yang terkandung dalam minyak zaitun dapat
menjadi antimikroba pada luka. Selain menghambat pertumbuhan kuman yang
dapat memperburuk luka, minyak zaitun juga dapat dijadikan sebagai
pelembab serta memiliki kemampuan meningkatkan aliran darah yang mampu
menghasilkan kondisi permukaan luka yang ideal bagi penyembuhan. Untuk
proses penyembuhan, lingkungan luka tersebut harus lembab, sehingga proses
epitelisasi atau pertumbuhan jaringan baru relatif lebih cepat. Komponen
tersebut meliputi peroksida, anisidin, yodium dan aldehid (Sri Mulyati, 2017)
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan studi kasus tentang “Penerapan Perawatan Luka Dengan Menggunakan Madu Dan Minyak Zaitun Pada Pasien Diabetes Melitus
Dengan Kerusakan Integritas Jaringan”. Dengan studi kasus tersebut
diharapkan pasien dengan luka DM dapat lebih cepat dalam proses
penyembuhan luka.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan Penerapan Perawatan Luka
Dengan Menggunakan Madu Dan Minyak Zaitun Pada Pasien Diabetes
MelitusDengan Kerusakan Integritas Jaringan?
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mengetahui proses penyembuhan luka sebelum dan setelah dilakukan
perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kedalaman luka diabetik sebelum dan setelah dilakukan
5
b. Mengetahui adanya eksudat pada luka diabetik sebelum dan setelah
dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak
zaitun.
c. Mengetahui ukuran luka diabetik sebelum dan setelah dilakukan
perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.
d. Mengetahui adanya infeksi pada luka diabetik sebelum dan setelah
dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak
zaitun.
e. Mengetahui pertumbuhan jaringan granulasi pada luka diabetik
sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan
madu dan minyak zaitun.
f. Mengetahui adanya jaringan nekrotik pada luka diabetik sebelum dan
setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan
minyak zaitun.
D. Manfaat Studi Kasus
Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi:
1. Masyarakat
Masyarakat pengelola pasien Diabetes Melitus dalam melakukan
perawatan luka diabetik dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.
2. Bagi perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan:
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan
dalam perawatan luka diabetik pada pasien Diabetes Melitus dengan
menggunakan madu dan minyak zaitun.
3. Penulis:
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,
khususnya studi kasus tentang perawatan luka diabetik pada pasien
DAFTAR PUSTAKA
Aftria Marizka Putri. 2014. Honey As A Topical Treatment For Diabetic Foot
Ulcers. J Majorityvol 3 No 7: 81.
Al-Waili N S, Salom K, Al-Ghamidi AA. (2011). Honey for Wound Healing,
Ulcers, and Burns; Data. Supporting Its Use in Clinical Practice. Scientific World Journal: 766-787.
American Diabetes Association. (2010). Diagnosis and classification of diabetes
mellitus. Diabetescare; 34:2-9 Dalam
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2797383/ diakses pada 12 Juni 2017.
Anshori, et al. (2014). Pengaruh Perawatan Luka Menggunakan Madu terhadap Kolonisasi Bakteri Staphylococcus Aureuspada Luka Diabetik Pasien Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten
Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3).
Belcher J. (2012). A review of medical-grade honey in wound care. British Journal of Nursing, 21 (15), S4-S9. PMID: 22874825.
Bogdanov S. 2010. Honey in medicine. Bee Product Sciense. 2(1):1-23 dan
Bogdanov S. 2011. Honey as a nutrient and functional food. Bee Product
Sciense. 3(2):1-31.
Bryant A.R, Nix P.D. 2007. Acute & Chronic Wounds: Current Management
Concepts, Third Edition. St. Louis, Missouri. Mosby.
Clayton WJ, Elasy TA. 2009.A review of pathophysiology, classification, and
treatment of foot ulcers in diabetic patients. Clinical diabetes. 27(2):52-(8).
Corwin E.J 2009. Buku Saku Patofisiologi corwin. (E.K.Yudha, Ed) (3rd ver).
Jakarta:EGC.
Eddy J, Gideonsen M, Mack GP. 2008. Practical considerations of using topical
Evan J, Flavin S. 2008. Honey: a guide for healthcare professionals. Br J Nurs 17(15):S24, S26, S28-30.
Evans J, Mahoney K. (2013). Efficacy of medical-grade honey as an autolytic
debridement agent. Wounds UK, 9 (1), 30-36. Diperoleh pada tanggal 30
Juli 2017 dari
http://www.advancis.co.uk/themes/advancis/images/media/all_wales_article _%28web%29.pdf
Flahr D. 2010. The effect of nonweight-bearing exercise and protocol adherence
on diabetic foot ulcer healing a pilot study. Journal Wound management.
56(10):40-50.
Freeman A, May K & Wraight P. (2010). Honey: the bees' knees for diabetic foot
ulcers. Wound practice and research, 18 (3), 144-147. Diperoleh pada
tanggal 30 Juli 2017 dari http://www.awma.com.au/journal/1803_06.pdf
Guo S, Dipitrio LA. 2010. Factors affecting wound healing. J dent res.
89(3):219-(29).
Hammad, Said. 2009. 99 Resep Sehat Dengan Madu. Solo: Aqwamedika.
Hasdianah. 2012. Diabetes Melitus. Yogyakarta: Nusa Medika.
http://askep33.com/2016/02/25/sop-perawatan-luka-diabetes-melitus/diakses pada 13 Juni 2017.
http://medicastore.com/artikel/235/Waspadai_Komplikasi_Kaki_Diabetik.html diakses pada tanggal 12 Juni 2017.
http://www.aryanto.id/artikel/id/1394/manfaat-minyak-zaitun-mampu-obati -luka-diabetes/diakses pada tanggal 14 Juni 2017.
http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2011/03/14/23754/penderita-diabetes-melitus-capai-84-juta-orang/diakses pada tanggal 13 Juni 2017.
Januarsih dan Atik. (2008). Perbandingan Penyembuhan Luka Terbuka
menggunakan balutan madu atau balutan normal saline-povidone iodine.
Jurnal Keperawatan Indonesia. volume 12. No.1. Jakarta: FKUI.
Kartikaning Fezia. T dan Budiman Iwan. 2008. Efek Pemberian Minyak Zaitun (Olea Europa) Terhadap Penyembuhan Luka Insisi Mencit Jantan Galur Swiss Webster. Fakultas Kedokteran: Universitas Kristen Maranatha.
Mansjoer Arief. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Najamudiin Muhammad. 2012. Mukjizat Makanan dan Minuman kesukaan
Rasulullah, Yogyakarta: Dive Press.
Nurarif Amin Huda & Kusuma Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC.
Nurman Muhammad. 2015. Perbandingan Efektivitas Madu+Nacl 0,9% Dengan Nacl 0,9% Saja Terhadap Penyembuhan Luka Gangrene Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota
Tahun 2015. Jurnal Keperawatan Stikes Tuanku Tambusai Riau
Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik (2nd
Ed). Jakarta: Selamba Medika.
Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep Da Npraktik.
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Ocakoǧlu D. (2008). Classification of Turkish Virgin Olive Oils Based on Their Phenolic Profiles. Izmir, Turkey: The Scientific and Technical Research Council of Turkey.
Oskouei T.E, Najafi M. 2012. Traditional and modern uses of natural honey in
human diseases: a review. Iranian Journal of Basic Medical sciences vol 16
No 6: 731-742.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2011. Consensus pengelolaan dan
pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia Hlm 4-10. 15-29.
http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdfdiaksespada 12 Juni 2017.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2014.
Riyadi S.J. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siswantoro Edy. 2017. Efektifitas Perawatan Luka Diabetik Metode Modern
Dressing Menggunakan Madu Terhadap Proses Penyembuhan Luka. Jurnal
Keperawatan & Kebidanan-Stikes Dian Husada Mojokerto
Soegondo. 2007. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Sudjatmiko G. 2011. Petunjuk Praktis Ilmu Bedah Plastic Rekonstruksi. 3rd ed.
Jakarta: Yayasan Khasanah Kebajikan. p. 144-7
Suranto Adji. 2007. Terapi Madu. Jakarta: Penebar Swadaya.
GAMBAR ULKUS DIABETIK
Lampiran 1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.I DENGAN
KELUARGA ULKUS DIABETIK
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga ( KK ) : Tn. I (56 th)
2. Alamat dan Telepon : Wonosigro, Gombong
3. Pekerjaan KK : Buruh Pasir
4. Pendidikan KK : SD
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
N
o
Nama J
K Hub
KK
Umur Pendidik
an
Pekerja
an
Imuni
sasi
Ket
1. Ny.R P Istri 56 th SD IRT - Luka di kaki
sejak kurang
lebih 1 bulan
5. Sdr.A L anak 22 th SMA Swasta - Merantau
5. Genogram :
Keterangan :
: laki-laki : meninggal
: menikah --- : tinggal serumah
6. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.I merupakan keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
7. Suku
Keluarga Tn.I berasal dari suku Jawa
8. Status Sosek Keluarga
Keluarga Tn.I memiliki status social ekonomi rendah, dengan penghasilan
Rp.<1000.000; per bulan dan tidak menetap. Biaya kebutuhan di bantu oleh
anak-anaknya.
9. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Tn.I dan keluarga sering menghilangkan kejenuhan dengan menonton TV.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.I adalah keluarga usia dewasa. Karena
anak pertama sudah berumur 33 tahun. Sudah hidup bermasyarakat sendiri
dengan keluarganya.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum
terpenuhi.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Berikut adalah riwayat keluarga inti :
Tn.I tidak memiliki penyakit menular. Sedangkan Ny.R menderita luka di
kaki karena Diabetes Melitus. Sudah pernah dirawat di RS selama 9 hari
kurang lebih 1 bulan yang lalu dengan gejala awal merah-merah. Awal
mengetahui terkena gula sejak ada luka. Luka terjadi tanpa sebab.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit pada keluarga sebelumnya. Keluarga Tn.I
C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Luas rumah Tn.I 80 m2 (10mx8m). Tipe rumah permanen dengan atap
berupa genting dan lantai berupa tanah. Keadaan lantai kotor, berdebu,
penataan ruang kurang serasi. Jumlah jendela ada 3 buah jarang dibuka
dan ventilasi ada 2 buah, pencahayaan yang masuk kurang, jumlah kamar
ada 3, 1 ruang tamu, 1 dapur, WC dan kamar mandi digabung dalam satu,
lantai menggunakan semen. Tipe WC leher angsa. Kebiasaan memasak
menggunakan kompor gas. Penerangan menggunakan listrik. Perabotan
rumah tangga milik keluarga tampak berantakan.
2. Denah Rumah
U
Keterangan:
1. Ruang Tamu
2. Kamar 1
3. Kamar ke 2
4. Kamar ke 3
5. Dapur dan ruang makan
6. Kamar mandi/WC
7. Sumur
3. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tn.I tinggal didaerah pedesaan, jarak antar rumah sangat dekat. Rumah
Tn.I dekat dengan mushola. Hubungan keluarga Tn.I dengan tetangganya
baik. Sedangkan Ny.R jarang berinteraksi dengan tetangganya.
1 2
3 4
5
4. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.I belum pernah pindah kemana-mana. Sedangkan
anak-anaknya merantau di berbagai daerah.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.I jarang berinteraksi di masyarakat. Tn.I jarang mengikuti
perkumpulan yang diadakan di desa
6. System pendukung keluarga
Jika ada anggota keluarga yang sakit maka Tn.I akan memeriksakan ke
Puskesmas. Jarak dari rumah Tn.I ke puskesmas adalah sekitar 2 km.
Keluarga Tn.I mempunyai kartu BPJS.
D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.I sehari-harinya menggunakan bahasa jawa. Apabila ada
masalah dalam keluarganya di putuskan sendiri, karena anak-anaknya
merantau.
2. Struktur kekuatan keluarga
Tn.I menjaga keluarganya agar tetap baik dan harmonis, saling
mendukung satu sama lain atas kegiatan yang dilakukan. Dalam keluarga
pengambil keputusan oleh kepala keluarga.
3. Struktur peran
a. Tn.I berperan sebagai kepala keluarga, mencari nafkah bagi anggota
keluarganya
b. Ny.R berperan sebagai seorang istri, namun sejak sakit seluruh
pekerjaannya sebagai Ibu Rumah Tangga dilakukan oleh suami.
c. Sdr.A berperan sebagai anak dan saat ini sedang merantau.
4. Nilai dan norma budaya
Keluarga Tn.I masih mempercayai pak kyai (orang pintar) dalam
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn.I termasuk keluarga yang harmonis. Sesama keluarga saling
memperhatikan, menghormati, mendidik, saling memberikan kasih sayang
satu sama lain tidak ada pilih kasih.
2. Fungsi sosialisasi
Dalam keluarga Tn.I interaksi terjalin baik. Keluarga Tn.I jarang
berinteraksi dengan tetangganya.
3. Fungsi perawatan keluarga
a. Mengenal masalah keluarga
Tn.I dan keluarga mengetahui penyakit diabetes melitus yang di derita
oleh Ny.R. tetapi belum mengetahui tentang pengertian, tanda gejala,
penyebab, cara perawatan serta diit/ makanan yang dianjurkan untuk
diabetes melitus. Tn.I berpikir bahwa penyakit Ny.R karena faktor gaya
hidup.
b. Pengambilan keputusan mengenai tindakan kesehatan
Jika dalam keluarga ada yang sakit dan dianggap parah maka langsung
dibawa ke puskesmas maupun RS. Tetapi jika masih dianggap ringan
hanya dibelikan obat warung saja.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Tn.I mengetahui penyakit yang di derita Ny.R oleh karena itu sering
melakukan perawatan pada kaki Ny.R menggunakan air hangat dan saat
waktu kontrol Tn.I berusaha membujuk dan mengantarkan Ny.R.
d. Kemampuan keluarga dalam memelihara dan memodifikasi lingkungan
Kondisi lantai rumah agak kotor, kurang rapi, penataan ruang kurang
tepat dan serasi. Ventilasi kurang terutama ruang depan dan tengah.
Karena Ny.R tidak bisa melakukan perannya, maka diagantikan oleh
suaminya Tn.I. Tn.I mengatakan membersihkan rumah saat ada waktu
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Tn.I mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit maka
memeriksakan ke puskesmas terdekat. Keluarga Tn.I sudah
mempercayai pengobatan medis/dokter.
4. Fungsi reproduksi
Tn.I memiliki 4 anak, 2 sudah berkeluarga dan 2 belum berkeluarga.
5. Fungsi ekonomi
Tn.I dan Ny.R mencukupi kebutuhan dengan penghasilan Tn.I sebagai
buruh pasir yang hanya pas-pasan dan saat ini sedang menganngur. Untuk
kebutuhan selebihnya di bantu oleh anak-anaknya.
F. Stress dan Koping
1. Stressor jangka pendek
Keluarga Tn.I tidak memiliki stressor pendek.
2. Stressor jangka panjang
Keluarga Tn.I mempunyai stressor yaitu luka yang diderita oleh Ny,R
karena penyakit diabetes yang sudah diderita kurang lebih sejak 1 bulan
yang lalu. Saat ini Ny.R masih harus melakukan kontrol, tetapi kadang
Ny.R sulit diajak kontrol.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga Tn.I jika ada masalah selalu diputuskan sendiri oleh kepala
keluarga. Tetapi untuk pengobatan Ny.R dimusyawarahkan dengan
anak-anaknya.
4. Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah keluarga yang lama tidak terselesaikan, maka Tn.I selalu
membicarakan dan bermusyawarah bersama anak-anaknya.
5. Stratesi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn.I tidak pernah melakukan hal-hal yang membahayakan
G. Harapan keluarga
Keluarga Tn.I berharap luka yang diderita oleh Ny.R cepat sembuh. Dan bagi
pelayanan kesehatan agar memberikan layanan kesehatan yang lebih baik
bagi masyarakat.
H. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
Tn.I : composmentis, TD : 120/80 mmHg, N : 88x/menit, RR : 18x/
menit, GDS: 144 g/dL
Ny.s S composmentis, TD : 100/60 mmHg, N : 90x/menit, RR : 22x/
menit, GDS: Hi
b. Pemeriksaan fisik
No Nama Organ Tn.I Ny.R
Kepala Rambut panjang, lurus,
sedikit beruban, kulit
kepala bersih, tidak ada
massa dan lesi
Rambut panjang, lurus,
sedikit beruban, kulit kepala
kotor, tidak ada massa dan
lesi
Mata Konjungtiva ananemis,
sclera anikterik
Konjungtiva anemis, sclera
anikterik
Hidung Bersih, tidak ada
pembesaran polip
Bersih, tidak ada pembesaran
polip
Mulut Gigi berkurang bibir
lembab, kehitaman
Gigi berkurang, bibir kering
Leher Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Dada Simetris, vocal fremitus
seimbang, tidak ada
wheezing, tidak
menggunakan otot bantu
pernapasan, tidak ada
Simetris, vocal fremitus
seimbang, tidak ada
wheezing, tidak
menggunakan otot bantu
nyeri tekan tekan
Abdomen Perut cembung, tidak
ada massa dan lesi, tidak
ada nyeri tekan
Perut datar, Tidak ada massa
dan lessi, tidak ada nyeri
tekan
Ekstremitas Tidak sianosis, tidak ada
lesi dan massa, CRT< 3
detik
Terdapat ulkus di telapak
kaki sebelah, terdapat 5
titik/lokasi luka, luka tampak
kemerahan, tidak ada
pus/nanah, balutan tampak
kotor, tidak ada bau pada
luka, kanan, CRT< 3 detik
ANALISA DATA
No Data Diagnosa
Keperawatan
1. DS :
- Ny.R dan keluarga mengatakan bahwa ada luka
di telapak kaki kanan
- Ny.R dan keluarga mengatakan Luka sudah
diderita sejak 1 bulan yang lalu
- Ny.R dan keluarga mengatakan luka dirawat oleh
perawat Home Care
DO:
- Luka tampak kemerahan
- Balutan tampak kotor
- Tidak ada pus/nanah
- Tidak ada bau pada luka
- Ada 5 titik/lokasi luka
Kerusakan Integritas
2. DS:
- Ny.R dan keluarga mengatakan belum
mengetahui tentang penyakit Diabetes mellitus
- Ny.R dan mengatakan ingin mengetahui
informasi tentang penyakit Diabetes Melitus
mulai dari pengetian, penyebab, tanda dan gejala,
cara perawatan kaki, dan diit/makanan yang
dianjurkan pada penderita Diabetes Melitus
DO:
- Keluarga dan Tn.I tampak bingung saat ditanya
tentang penyakit Diabetes mellitus
Kesiapan
Meningkatkan
Pengetahuan (00161)
DS:
- Tn.I mengatakan saat ini Ny.R hanya bisa
berbaring di tempat tidur, sesekali dibawa duduk
di luar
- Tn.I mengatakan saat ini seluruh pekerjaan
rumah dilakukan oleh Tn.I
- Tn.I mengatakan membersihkan rumah jika
sempat saja.
DO:
- Kondisi lantai rumah agak kotor, kurang rapi,
penataan ruang kurang tepat dan serasi.
- Ventilasi dan pencahayaan kurang terutama
ruang depan dan tengah.
- Jendela terlihat masih tertutup
- Kamar mandi masih bergabung dengan WC
- Perabotan rumah tangga terlihat berantkan
- Dapur masih berlantai tanah
Risiko jatuh pada
SKORING DAN PRIORITAS MASALAH
1. Kerusakan Integritas Jaringan
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah:
- Tidak/kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
3 1 1 Tidak/kurang sehat karena
ada anggota keluarga yang
mempunyai masalah
kesehatan yaitu luka pada
telapak kaki karena penyakit
Diabetes Melitus
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah:
- Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
1 2 1 Kontrol gula darah,
pengaturan diit dan
Perawatan luka dapat
mempercepat proses
penyembuhan luka
3. Potensi masalah untuk
dicegah:
- Tinggi
- Cukup
- Rendah
2 1 4/3 Penyakit diabetes yang
disertai dengan luka, proses
penyembuhan luka sangat
sulit
4. Menonjolnya masalah:
- Masalah berat, harus
segera ditangani
- Ada masalah tetapi
tidak perlu ditangani
- Masalah tidak
dirasakan
2 1 1 Keluarga merasa masalah
tersebut harus segera
ditangani dengan
perrawatan yang baik agar
luka tidak semakin
memburuk
2. Kesiapan Meningkatkan pengetahuan
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah:
- Tidak/kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
3 1 1 Ancaman kesehatan, apabila
keluarga tidak mengetahui
secara detail tentang
penyakit Diabetes Melitus,
maka proses penyembuhan
luka akan lama
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah:
- Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
1 2 1 Pemberian informasi melalui
penyuluhan dapat
mengurangi serta mencegah
komplikasi lebih banyak
3. Potensi masalah untuk
dicegah:
- Tinggi
- Cukup
- Rendah
1 1 1/3 Dengan mengetahui penyakit
secara detail, maka keluarga
dapat mengontrol dan
melakukan perawatan yang
baik pada Ny.R
4. Menonjolnya masalah:
- Masalah berat,
harus segera
ditangani
- Ada masalah tetapi
tidak perlu ditangani
- Masalah tidak
dirasakan
2 1 1 Keluarga merasa bahwa
masalah tersebut harus
ditangani agar keluarga dapat
memberikan perawatan yang
baik.
3. Risiko jatuh pada lansia
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah :
- Tidak/kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
2 1 2/3 Keadaan sejahtera, karena
belum pernah ada yang
terjatuh di dalam rumah, Tn.I
dan Ny.R nyaman berada di
rumah
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah:
- Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
1 2 1 Penataan ruang dan
pencahayaan yang cukup
mengurangi resiko
kepleset/jatuh
3. Potensi masalah untuk
dicegah:
- Tinggi
- Cukup
- Rendah
1 1 1/3 Pemeliharaan lingkungan
yang tepat dapat menecegah
tarjadinya kejadian jatuh.
4. Menonjolnya masalah:
- Masalah berat,
harus segera
ditangani
- Ada masalah tetapi
tidak perlu ditangani
- Masalah tidak
dirasakan
0 1 0 Keluarga merasa masalah
tersebut belum perlu untuk
ditangani
Jumlah nilai 2
Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan Integritas Jaringan
2. Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Evaluasi
Rencana Tindakan
Umum Khusus Kriteria Standar
Kerusakan
- Perfusi jaringan
baik,
- Integritas kulit
yang baik bisa
Demonstrasi Terjadi perubahan
yang baik pada luka
keluarga mampu
melakukan
perawatan dengan
menggunakan madu
dan minyak zaitun
Wound Care Management (3660)
1. Observasi tanda – tanda infeksi,
2. Pertahankan kebersihan kulit
6. Dressing luka dengan
menggunakan madu dan minyak
zaitun,
7. Bandingkan dan catat setiap
Kesiapan
1. Kaji pengetahuan keluarga
tentang penyakit
2. Berikan informasi tentang
proses penyakit
2. Bersihkan rumah agar bersih
3. Anjurkan kepada keluarga untuk
masalah risiko
jatuh teratasi
rapi dan bersih
Tidak ada kejadian
jatuh
4. Bantu keluarga untuk
membereskan barang-barang
yang berantakan
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Hari/tgl Waktu No.
Dx
Implementasi Evaluasi sumatif Paraf
Kamis, 6
Juli 2017
11.00
WIB
11.30
WIB
1
3
Melakukan pengkajian terhadap
keluarga Tn.I
Menggali pengetahuan keluarga
tentang penyakit Diabetes Melitus
DS: Keluarga mengatakan sangat senang dengan
kedatangan penulis
DO: keluarga terbuka dengan kedatangan
penulis
DS: Keluarga mengatakan belum mengetahui
tentang Diabetes Mellitus dan ingin mengetahui
lebih detail. Keluarga mengatakan sangat senang
Diabetes Melitus
DO: keluarga tampak bingung
Jumat, 7
Juli 2017
09.30
WIB
2 Memberikan motivasi untuk kontrol
karena obat habis
Memberikan obat pengontrol gula
darah sesuai dengan resep dokter
DS: Ny.R mengatakan tidak mau kontrol
DO: Ny.R tampak tidak mau dan angkuh
DS: Keluarga mengatakan sangat senang sudah
dibelikan obat
DO: Keluarga tampak senang, diberikan
glimepirid 2 mg dan aspilet
Sabtu, 8
Juli 2017
10.30
WIB
1 Melakukan perawatan luka dengan
menggunakan madu dan minyak zaitun
DS: Ny.R mengatakan lebih nyaman
DO: Balutan tampak bersih, pengkajian luka
menunjukkan hasil : D: 3, E: 1, S: 6, I: 0, G: 5,
N: 3, P: 0. Luas masing-masing luka; L1: 4
cmx0,5 cm, L2: 0,2 cmx3,5 cm, L3: 5,0 cmx2,0
cm, L4: 0,1 cmx1,7 cm, L5: 0,5 cmx1,0 cm. luas
Minggu, 9
Juli 2017
13.10
WIB
1
2
3
Melakukan perawatan luka dengan
menggunakan madu dan minyak zaitun
Memberikan informasi tentang diabetes
Melitus meliputi pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, cara perawatan kaki
serta diit/makanan yang dianjurkan
pada penderita Diabetes Melitus
(piramida makanan diabetes)
Membantu keluarga dalam pengaturan
DS: Ny.R mengatakan belum ada perubahan
luka
DO: Belum ada perubahan pada luka, balutan
tampak bersih. pengkajian luka menunjukkan
hasil : D: 3, E: 1, S: 6, I: 0, G: 5, N: 3, P: 0. Luas
masing-masing luka; L1: 4 cmx0,5 cm, L2: 0,2
cmx3,5 cm, L3: 5,0 cmx2,0 cm, L4: 0,1 cmx1,7
cm, L5: 0,5 cmx0,9 cm. luas luka seluruhnya :
13,32 cm2
DS: Keluarga mengatakan sekarang lebih tahu
tentang Diabetes Melitus dan akan melakukan
perawatan yang baik bagi Ny.R
DO: Keluarga sudah dapat menjelaskan kembali
tentang Diabetes Melitus
dan penataan serta merapihkan ruangan keadaan rumahnya saat ini
DO: Rumah tampak lebih rapi
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Hari/Tanggal/
waktu
No
Dx
Evaluasi Formatif Paraf
Minggu, 9 Juli
2017 jam
16.00 WIB
1 S:
Ny.R mengatakan belum ada perubahan luka
O:
- Belum ada perubahan pada luka
- Balutan tampak bersih
- Pengkajian luka menunjukkan hasil : D: 3, E: 1, S: 6, I: 0, G: 5, N: 3, P: 0.
- Luas masing-masing luka; L1: 4 cmx0,5 cm, L2: 0,2 cmx3,5 cm, L3: 5,0 cmx2,0 cm, L4: 0,1
cmx1,7 cm, L5: 0,5 cmx0,9 cm.
- Luas luka seluruhnya : 13,32 cm2
P: Lanjutkan intervensi (lakukan perawatan luka, kontrol gula darah,pertahankan lingkungan yang
bersih, motivasi kontrol secara rutin)
Minggu, 9 Juli
2017 jam
16.00 WIB
2 S:
- Keluarga mengatakan sudah lebih mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus
- Keluarga mengatakan merasa senang
O:
Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta
makanan yang dianjurkan pada penderita Diabetes Melitus
A: masalah kesiapan meningkatkan pengetahuan teratasi
P: Hentikan Intervensi
Minggu, 9 Juli
2017 jam
16.00 WIB
3 S:
- Keluarga mengatakan akan lebih memperhatikan kebersihan lingkungan
- Keluarga mengatakan akan menjaga kerapihan rumah
O:
- Rumah terlihat lebih rapi dan bersih
- Jendela mulai dibuka
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi (anjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan rumah, anjurkan keluarga untuk
Lampiran 2
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Perawatan Luka Diabetik
A. Pengertian :
Perawatan yang dilakukan pada pasien yang mengalami ulkus diabetes
mellitus (DM).
B. Tujuan:
1. Mencegah timbulnya infeksi.
2. Membantu proses penyembuhan luka.
3. Agar pasien merasa nyaman
C. Peralatan :
1. Bak Instrumen yang berisi:
a. Pinset Anatomi 2
b. Gunting Debridement
c. Pinset Cirurgis 1
d. Kom: 2 buah
e. Deppers
2. Peralatan lain terdiri dari :
a. Sarung tangan
b. Plester atau perekat
c. Desinfektant
d. NaCl 0,9%
e. Verband
f. Bengkok: 2 buah, 1 buah
berisi larutan desinfektan
g. Madu dan minyak zaitun
D. Prosedur pelaksanaan :
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan Verifikasi program sebelum proses tindakan
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam & menyapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan & prosedur tindakan pada keluarga/klien
E. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga dan menjamin privacy
3. Mencuci tangan
4. Mengatur posisi pasien agar luka dapat terlihat dengan jelas
5. Memasang perlak
6. Mendekatkan bengkok
7. Membuka peralatan
8. Menggunakan sarung tangan
9. Membasahi plaster dengan alcohol & buka dengan memakai pinset
10.Membuka balutan lapis terluar
11.Membuka balutan lapis dalam
12.Menekan daerah luka untuk dapat mengeluarkan adanya pus
13.Melakukan debridement
14.Membersihkan luka dengan memanfaatkan cairan NaCl
15.Mengeringkan dengan kassa
16.Setelah luka bersih, tutup dengan kassa lembab yang sudah di campur
dengan madu dan minyak zaitun
17.Lalu tutup dengan kassa kering.
18.Memasang plester atau verband
19.Merapikan pasien
F. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
Lampiran 3
FORM PENGKAJIAN LUKA DENGAN DESIGN–R
DEPTH
d
0 Tidak ada lesi dan kemerahan pada kulit
D
3 Lesi mencapai sub-kutan
1 Kemerahan menetap 4 Lesi mencapai
otot,tendon,dan tulang.
2 Lesi mencapai dermis 5 Lesi mencapai artikuler
atau rongga tubuh, atau tidak mungkin di ukur.
U Tidak diketahui
EXUDAT E
e
0 Tidak ada
E 6 Banyak : Perlu mengganti lebih dari 2 kali setiap hari
1 Ringan : Tidak perlu mengganti dressing setiap hari
3 Sedang : Perlu mengganti dressing setiap hari
3 Ada tanda-tanda infeksi local
1 Demam,kemerahan,bengkak,dan nyeri sekitar luka.
9 Demam sistemik
GRANULATION
g
0 Granulasi tidak bisa dikaji
G
4 Granulasi sehat mencapai 10% tetapi tidak lebih dari 50%.
1 Granulasi sehat mencapai 90% atau lebih 5 Granulasi sehat kurang dari 10%.
2 Granulasi sehat mencapai 50% tetapi tidak lebih dari 90%.
p 0
P
6 < 4 cm²
9 4 cm² -< 16 cm²
12 16 cm² - < 36 cm²
24 >36 cm²
Catatan
Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Diabetes Melitus
Sasaran : Keluarga
Waktu : 15-20 menit
Hari/Tanggal : Minggu, 09 Juli 2017
Tempat : Rumah P1
A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, keluarga dapat mengetahui tentang
penyakit Diabetes Melitus
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, keluarga dapat :
a. Mngetahui pengertian diabetes melitus
b. Mengetahui penyebab diabetes melitus
c. Mengetahui tanda dan gejala diabetes melitus
d. Mengeetahui komplikasi diabetes melitus
e. Mengetahui cara perawatan diabetes melitus
f. Mengetahui makanan yang dianjurkan
3. Materi Penyuluhan
a. Pengertian pengertian diabetes melitus
b. Penyebab diabetes melitus
c. Tanda dan gejala diabetes melitus
d. Komplikasi diabetes melitus
e. Cara perawatan diabetes melitus
f. Makanan yang dianjurkan
4. Metode
1. Ceramah
5. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet
6. Proses Kegiatan
No Waktu Kegiatan role play model Kegiatan
peserta
1. 3 menit - Pembukaan
- Memberikan salam
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
- Menyebutkan pokok bahasan yang akan
di sampaikan.
- Kontrak Waktu
- Menjawab salam
- mendengarkan
dan
memperhatikan.
2. 10
menit
- Pelaksanaan materi
- Pelaksanaan materi penyuluhan secara
berurutan dan terartur.
Materi :
a. Pengertian pengertian diabetes
melitus
b. Penyebab diabetes melitus
c. Tanda dan gejala diabetes melitus
d. Komplikasi diabetes melitus
e. Cara perawatan diabetes melitus
f. Makanan yang dianjurkan
Menyimak dan
memperhatikan
3. 5 menit Evaluasi :
- Bertanya pada keluarga tentang materi
yang telah dijelaskan.
- Memberi kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya.
- Memberikan kesempatan kepada
Bertanya dan
menjawab
keluarga untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan.
4. 2 menit Penutup
- Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
- Ucapan terimah kasih
- Mengucapkan salam.
Menjawab salam
Lampiran Materi
A. Pengertian
Diabetes Melitus ialah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel pada
insulin (Corwin, 2009). Diabetes adalah suatu penyakit yang dikarenakan
tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah gula atau kadar glukosa dalam
darah. Hal ini menyebabkan hiperglikemia yaitu suatu keadaan dimana kadar
gula darah sangat tinggi (Setiabudi, 2008).
Diabetes Melitus atau DM merupakan kondisi hiperglikemia kronik
disertai beraneka kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang
menimbulkan beraneka komplikasi kronik yang terjadi pada mata, ginjal,
syaraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam
pemeriksaan dengan menggunakan sebuah mikroskop elektron (Mansjoer dkk,
2007). Diabetes Melitus Adalah keadaan tingginya kadar gula dalam darah/
kadar gula dalam darah melebihi batas normal.
B. Penyebab Diabetes Melitus
1. Keturunan
2. Faktor Makanan (Kebiasaan makan makanan yang mengandung gula,
lemak dan minyak
3. Aktivitas fisik yang kurang(Memicu peredaran darah tidak lancar)
4. Perubahan karena lanjut usia(Pada lansia terjadi penurunan hormone
C. Tanda dan Gejala
1. Mudah kencing (akibat dari diuresis osmoticbila di ambang ginjal teradap
reabsobsi glukosa dicapai dan kelebihan glukosa keluar melalui ginjal).
2. Mudah lapar (disebabkan oleh peningkatan kebutuhan energi dan
perubahan sintesis protein dan lemak)
3. Mudah haus (disebabkan karena dehidrasi dan poliuria)
4. Kesemutan
5. Pandangan mata kabur
6. Mudah lelah
7. Penurunan berat badan
D. Komplikasi Diabetes Melitus
1. Penyakit Jantung
2. Gagal Ginjal
3. Kerusakan retina mata
4. Stroke
5. Luka yang sulit disembuhkan
E. Cara Perawatan Diabetes Melitus
1. Pengaturan makanan (jumlah makanan yang dimakan, jadwal makan harus
teratur, jenis makanan yang dimakan)
2. Latihan jasmani/olahraga (untuk memperlancar aliran darah)
3. Perawatan kaki (menghindari dari perlukaan kaki)
4. Minum obat secara teratur
5. Kontrol kadar gula darah (memantau kadar gula darah )
F. Diit bagi penderita Diabetes Melitus
1. Kurangi makanan yang mengandung gula, minyak dan lemak
2. Hindari konsumsi makanan yang tinggi lemak dan yang mengandung
banyak kolesterol ,seperti daging merah, produk susu, kuning telor dan
mentega
3. Kurangi konsumsi garam
4. Perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengadung serat seperti
1. Mudah mengantuk
2. Mudah lapar
3. Mengantuk
4. Kesemutan
5. Pandangan mata kabur
6. Sering kencing
7. Penurunan berat badan
APA SIH KOMPLIKASINYA
1. Penyakit Jantung
2. Gagal ginjal
3. Kerusakan retina mata
4. Stroke
5. Luka yang sulit disembuhkan
MAHASISWA
STIKES
MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
Suatu keadaan tingginya kadar gula dalam
darah / kadar gula dalam darah melebihi batas
normal.
APA SIH PENYEBABNYA ?
1. Keturunan
2. F a k t o r m a k a n a n
( Kebiasaan makan
m a k a n a n y a n g
mengandung gula, lemak
dan minyak )
3. Aktivitas Fisik yang Kurang, (Memicu
peredaran darah tidak lancar )
4. Perubahan karena lanjut
usia ( Pada lansia terjadi
penurunan hormone termasuk
hormone pankereas yang
mengatur gula dalam darah )
1. P e n g a t u r a n
2. Latihan jasmani/
Olahraga ( untuk
5. Kontrol kadar gula darah (
me-mantau kadar gula darah )
APA SAJA MAKANAN BAGI PENDERITA
GULA ??
1. Kurangi makanan yang mengandung gula, minyak san lemak
2. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan yang mengandung banyak kolesterol seperti daging merah, produk susu, kuning telur, mentega
3. Kurangi kpnsumsi garam
4. Perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran dan sereal
Manfaat perawatan
kaki dengan air hangat
adalah dengan air
hangat dan bersih maka kulit kaki akan
segar dan aliran darah lancar akibat
pengaruh air hangat
Kaos kaki
Kaos kaki sebaiknya
berasal dari bahan katun
yang dapat menyerap
keringat . Tebalnya kaos kaki harus
sesuai dengan sepatu yang dipakai dan
jangan terasa sempit sehingga telapak
kaki kurang bergerak dan akibatnya kaki
mudah bengkak dan sakit
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
Hal 112
EFEKTIFITAS PERAWATAN LUKA DIABETIK METODE MODERN DRESSING MENGGUNAKAN MADU TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Edy Siswantoro
Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : edy.aryaboy@gmail.com
ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) atau biasa yang disebut penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dL, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126 mg/Dl. Gangren diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pembuluh darah sedang atau besar di tungkai dan luka gangren merupakan salah satu komplikasi kronik Diabetes Mellitus. Metode penelitian pre-experimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Didapatkan 30 pasien dengan luka gread II, III. IV, menggunakan teknik Purposive
Sampling. Instrumen perawatan luka metode modern dressing menggunakan madu
adalah SOP dan lembar observasi untuk penyembuhan luka. Data diolah dengan proses editing, coding, skoring, tabulating. Berdasarkan analisa data menggunakan
uji Wilxocon yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan α ≤ 0,05. Hasil
penelitian ini adalah proses penyembuhan luka sebelum dilakukan perawatan luka metode modern dressing menggunakan madu yang diukur dari tingkat gread luka yaitu gread II (23,3%), gread III (46,7%), gread IV (30,0%). Dan proses penyembuhan luka sesudah dilakukan perawatan luka metode modern dressing menggunakan madu yang diukur dari tingkat gread luka yaitu gread II (46,7%), gread III (36,7%), gread IV (16,7%). Uji Wilxocon diketahui p= 0,001<0,05. Dapat disimpulkan bahwa perawatan luka diabetik metode modern dressing menggunakan madu berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka. Perawat bisa menggunakan sarana madu sebagai alternatif lain dalam perawatan luka karena madu sebagai agen perawatan luka memiliki efektifitas yang baik dalam proses penyembuhan luka.
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
Hal 113
PENDAHULUAN
Gangren diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. Luka gangren merupakan salah satu kornplikasi kronik DM yang paling ditakuti oleh setiap penderita DM (Tjokroprawiro, 2007). Luka diabetik merupakan faktor yang menyebabkan masalah biologis, psikologis, sosial, spiritual dan ekonomi sampai kematian karena sepsis. Secara sosial, seorang pasien luka diabetic akan dikucilkan oleh orang lain karena pengaruh kotor dan bau yang ditimbulkan (Supriyatin, Saryono, dan Latifah, 2007). Luka diabetik mudah berkembang menjadi infeksi akibat masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi tempat yang strategis untuk pertumbuhan kuman (Sudoyoet al, 2006).
Estimasi terbaru dari Federasi Diabetes Internasional tahun 2014 negara dengan kasus diabetes tertinggi adalah China, yang diperkirakan akan mencapai 142,7 juta pada 2035 dari 98,4 juta pada saat ini. Namun prevalensi tertinggi ada di Pasifik Barat, dengan lebih dari sepertiga orang dewasa di Tokelau, Mikronesia dan Kepulauan Marshall mengidap penyakit tersebut. Populasi penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia saat ini menduduki peringkat kelima terbanyak di dunia. Indonesia menempati peringkat pertama di Asia tenggara, dengan Prevalensi DM sebanyak 8.426.000 jiwa di tahun 2000 dan di proyeksi meningkat 2,5 kali lipat sebanyak 21.257.000 penberita pada tahun 2031 (WHO, dalam Prihanningtya, 2013). Berdasarkan data IDF Diabetes Atlas, pada tahun 2013 penderita DM di Tanah Air mencapai 8.554.155 orang. Bahkan angka tersebut semakin naik pada tahun 2014 hingga mencapai 9,1 juta orang, kata Ketua Perkumpulan Endrokologi Indonesia (Perkeni) Prof. Dr. Achmad Rudijanto di Jakarta. Tahun 2035 jumlah penderita DM diprediksi melonjak hingga ke angka 14,1 juta orang dengan tingkat prevalensi 6,67 persen untuk populasi orang dewasa (suara.com, 2015). Data Dinas Kesehatan (DINKES, 2013) Jawa Timur menyebutkan 3.622 jiwa penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dirawat di rumah sakit dan 161 jiwa meninggal dunia, jumlah ini mengalami peningkatan pada tahun 2013 sejumlah 69.018 penderita dan 172 jiwa meninggal dunia. Berdasarkan data yang didapatkan di RSUD. Prof. Dr. Soekandar Mojosari tahun
2014 ada 237 pasien diabetes militus dan mengalami peningkatan daripada tahun 2013 yang berjumlah 189 sering sertai dengan komplikasi dengan luka diabetik.
Salah satu komplikasi yang banyak ditakutkan oleh kebanyakan orang adalah timbul nya luka pada daerah ekstermitas baik atas maupun bawah. Luka bisa teratasi secara optimal jika penanganan luka dilakukan dengan tepat. Jika penanganan luka tidak tepat bisa berakibat proses penyembuhan luka akan semakin lama dan sepsis akan menyebar ke bagian yang lain bahkan bisa berujung pada tindakan amputasi. Perawatan luka yang tepat merupakan salah satu faktor yang mendukung penyembuhan luka (Morison, 2004). Lingkungan yang lembab akan memberikan dukungan pergerakan epitel dan memfasilitasi penutupan luka. Pemilihan balutan yang baik akan mendukung penyembuhan luka dengan memberikan lingkungan yang lembab dan kontinu (Potter & Perry, 2010). Perawatan luka yang tertutup dengan modern dressing memiliki tingkat penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan yang ditutup dengan kasa. Modern dressing mampu untuk mempertahankan lingkungan lembab yang seimbang dengan permukaan luka, pemilihan dressing yang tepat dapat menjaga kelembapan seperti films, hydrogels, hydrocolloids, foams, alginates, and hydrofibers (Broussard dan Powers, 2013). Yapucaet al (2007) menyebutkan bahwa madu dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Waktu penyembuhan luka yang dirawat dengan madu lebih cepat sekitar empat kali dari pada waktu penyembuhan luka yang dirawat dengan obat lain.