• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MADU DAN MINYAK ZAITUN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MADU DAN MINYAK ZAITUN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MADU DAN MINYAK ZAITUN PADA PASIEN DIABETES MELITUS

DENGAN KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN

SITI TOHIROH

A01401968

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK

(2)

PENERAPAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MADU DAN MINYAK ZAITUN PADA PASIEN DIABETES MELITUS

DENGAN KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Prasayarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

SITI TOHIROH

A01401968

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK

2016/2017

(3)
(4)
(5)
(6)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL/COVER i

SAMPUL DALAM ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iii

LEMBAR PERSETUJUAN iv

LEMBAR PENGESAHAN v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

KATA PENGANTAR xii

ABSTRAK xiv

ABSTRACT xv

BAB I: PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Studi Kasus 4

D. Manfaat Studi Kasus 5

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Asuhan Keperawatan 6

1. Pengkajian 6

2. Diagnosa Keperawatan 8

3. Intervensi Keperawatan 8

4. Implementasi Keperawatan 12

5. Evaluasi Keperawatan 12

B. Diabetes Melitus 13

1. Definisi Diabetes Melitus 13

2. Klasifikasi Diabetes Melitus 13

3. Etiologi Diabetes Melitus 15

(7)

vii

5. Komplikasi Diabetes Melitus 17

6. Penatalaksanaan Diabetes Melitus 18

C. Luka Diabetik 19

1. Definisi 19

2. Patofisiologi 20

3. Pengkajian/monitoring Luka 21

4. Perawatan Luka Diabetik 23

D. Madu 26

1. Definisi 26

2. Komposisi Madu 26

3. Manfaat Madu Dalam Al-Qur’an 27

4. Khasiat Madu Sebagai Obat Topikal Untuk Ulkus Kaki

Diabetik 28

E. Minyak Zaitun 29

1. Definisi 29

2. Minyak Zaitun Dalam al-Qur’an 29

3. Kandungan Dan Manfaat Minyak Zaitun 30

BAB III: METODE STUDI KASUS 32

A. Jenis/Desain/Rancangan Studi Kasus 32

B. Subyek Studi Kasus 32

C. Fokus Studi Kasus 32

D. Definisi Operasional 33

E. Instrumen Studi Kasus 33

F. Metode Pengumpulan Data 33

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus 34

H. Analisa Data danpenyajian Data 35

I. Etika Studi Kasus 35

BAB IV: HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN 37

A. Hasil Studi Kasus 37

(8)

viii

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 46

A. Kesimpulan 46

B. Saran 47

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Luka Diabetik Berdasarkan Wegner

Tabel 2.2 Form Pengkajian Luka DESIGN-R

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Hasil pengkajian luka sebelum (hari pertama) dan

setelah (hari kedua) perawatan luka dengan menggunakan madu dan

minyak zaitun

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Luas ukuran luka sebelum (hari pertama) dan

setelah (hari kedua) dilakukan perawatan luka dengan menggunakan

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Catatan Asuhan Keperawatan

Lampiran 2 Standar Operasional Prosedur (SOP) Perawatan Luka

Lampiran 3 Hasil Pengkajian Luka DESIGN-R

Lampiran 4 Satuan Acara penyuluhan (SAP) Diabetes Melitus

Lampiran 5 Leaflet Diabetes Melitus

(12)

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul Penerapan Perawatan Luka Dengan Menggunakan Madu Dan Minyak

Zaitun Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Kerusakan Integritas Jaringan

Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Sehubungan dengan itu penulis

menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Kepada kedua orang tua saya Bapak Solichudin dan Ibu Siti Marmah yang

sudah memberikan dukungan baik materil, moril maupun spiritual. Serta

semangat dan doa yang selalu diberikan setiap waktu sampai sekarang ini.

2. Kepada seluruh keluarga besar saya yang juga selalu memberikan dukungan

kepada saya sampai sekarang ini.

3. Kepada P1 dan keluarga yang telah bersedia menjadi subyek dalam studi

kasus ini.

4. Kepada pihak Puskesmas Gombong II yang telah menyediakan lahan praktik

dalam pengambilan studi kasus.

5. Teman-teman dari Prodi DIII Keperawatan angkatan 2014 STIKES

Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan motivasi dan semangat.

6. Bapak Podo Yuwono, S. Kep, Ns, M. Kep, CWCS selaku pembimbing yang

telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

7. Ibu Endah Setyaningsih, S. Kep. Ns, M. Kep selaku dewan penguji proposal

yang telah berkenan memberikan bimbingan.

8. Ibu Ike Mardiati Agustin S. Kep, Ns, M. Kep. Sp. Kep.J selaku dewan

penguji hasil yang telah berkenan memberikan bimbingan.

9. Ibu Nurlaila, S. Kep. Ns, M. Kep selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan

(13)

xiii

10. Ibu Herniyatun, S. Kep. Ns, M. Kep, Sp. Mat selaku ketua STIKES

Muhammadiyah Gombong.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan

mendapatkan balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Allah SWT. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah Ini masih jauh dari

sempurna dan banyak terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan

dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak

untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada

umumnya dan dibidang kesehatan pada khususnya.

Gombong, Juni 2017

(14)

xiv Program Studi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2017

Siti Tohiroh1, Podo Yuwono2

ABSTRAK

PENERAPAN PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MADU DAN MINYAK ZAITUN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN

KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN

Latar Belakang: Diabetes Melitus adalah suatu kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya hiperglikemia. Jumlah penderita diabetes di Indonesia menempati urutan ke empat dunia. Luka diabetik merupakan salah satu komplikasi Diabetes Melitus yang sulit untuk ditangani. Perawatan luka yang baik akan memprcepat proses penyembuhan luka. Madu dan minyak zaitun saat ini telah banyak digunakan untuk perawatan luka diabetik.

Tujuan Umum: Mengetahui proses penyembuhan luka sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.

Metode: Karya Tulis ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dalam bentuk studi kasus. Dimana penulis melakukan penerapan terhadap satu subyek dan nantinya akan dinilai keberhasilannya.

Hasil: Setelah melakukan perawatan luka hasil yang diperoleh belum ada perubahan pada luka. Hasil pengkajian luka menunjukkan Depth: lesi mencapai sub-kutan, Exudate: Ringan, tidak perlu mengganti dressing setiap hari, Size: 4 cm2 - <16 cm2, Infection: tidak ada, Granulation: granulasi sehat kurang dari 10%, Necrotic: terdapat jaringan nekrotik lunak, Pocket: 4 cm2 - <16 cm2. Luas luka pada hari pertama adalah 13,37 cm2. Sedangkan luas luka pada hari kedua menurun dari 13,37 cm2 menjadi 13,32 cm2 (menurun 0,05 cm2).

Rekomendasi: Madu dan minyak zaitun direkomendasikan untuk dressing pada luka. Dengan hasil terjadi penurunan luas luka setelah dilakukan perawatan luka dengan madu dan minyak zaitun.

Kata Kunci: perawatan luka diabetik, madu, minyak zaitun

(15)

xv DIII Program of Nursing Department

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017

Siti Tohiroh1, Podo Yuwono2

ABSTRACT

THE APPLICATION OF WOUND CARE FOR DIABETES MELLITUS WITH TISSUE INTEGRITY DISORDER BY USING HONEY AND OLIVE OIL

Background: Diabetes Mellitus is a metabolic abnormality that characterized by hyperglycemia. The number of diabetes melitus in Indonesia was in the fourth place in the world. Diabetic ulcer is one of the diabetic complications which are difficult to handle. Well wound care will heal the wound quickly. Nowadays, honey and olive oil have been used for diabetic wound care.

Objective: To know the process of wound healing before and after wound care by using honey and olive oil.

Method: This study is a quantitative descriptive with a case study approach. Which after did the treatment on one subject, there was a result then being valued.

Result: After conducting wound care, there was no change in the wound. The results of the wound assessment were the depth (the wound until sub-cutis), the exudates (light, no need to change the dressing every day), the size (4 cm2 - <16 cm2), the infection (no), the granulation (healthy granulation less than 10%), the necrotic (there was a soft necrotic tissue), the pocket (4 cm2 - <16 cm2). The total wound area on the first day was 13.37 cm2, while on the second day was 13.32 cm2 with a decrease 0.05 cm2.

Recommendation: Honey and olive oil are recommended for dressing on wound. With the result, there was a reduction of wound area after the treatment.

Keywords: diabetic wound care, honey, olive oil

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) yang orang Indonesia bilang kencing manis

adalah suatu kelainan metabolik ditandai oleh adanya hiperglikemia yang di

sebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya.

Diabetes Melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar baik di

Indonesia maupun di dunia.

Secara global, jumlah penderita Diabetes Melitus pada tahun 2011

telah mencapai 366 juta. Jika tidak ada tindakan yang berarti, jumlah ini

diperkirakan akan terus meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF,

2011). Pada saat ini China menempati peringkat ke dua dengan penderita DM

sebanyak 98,4 juta dan diperkirakan akan mencapai 142,7 juta pada 2035.

Menurut survey yang dilakukan oleh World Health Organisation

(WHO), Indonesia menempati urutan ke empat dengan jumlah penderita

diabetes terbesar di dunia setelah India, China dan Amerika Serikat (Medan

Bisnis Daily, 2011). Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi penderita

diabetes mellitus di Indonesia akan meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir

karena pada tahun 2000 jumlah penderita ada 8,4 juta dan meningkat jadi 21,3

juta orang pada tahun 2010. Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada

tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta

orang.

Provinsi Jawa Tengah melaporkan data penyakit tidak menular seperti

Diabetes Melitus (DM) dengan hasil 14,24% pada tahun 2013 serta hasil

penderita DM sebesar 16,53% pada tahun 2014. Prevalensi penyakit DM

menduduki peringkat ke-2 diantara penyakit tidak menular lainnya seperti

jantung, PPOK dan asma bronchial. Hasil tersebut didapatkan dari jumlah

kasus DM tergantung insulin 2013 sebesar 9.376 kasus dan DM yang tidak

(17)

2

2014). Prevalensi DM tergantung insulin untuk wilayah Kabupaten Kebumen

pada tahun 2012 sebesar 163 jiwa dan untuk prevalensi DM tidak tergantung

insulin ada 1.652 (Dinkes Provinsi Jawa Tengah). Wilayah Kabupaten

Kebumen pada tahun 2015 penyakit Diabetes Melitus menduduki peringkat

ke-2 untuk penyakit tidak menular setelah penyakit hipertensi (8.131 kasus),

Diabetes Melitus (2.216 kasus) dan Asma Bronkial (2.085 kasus) (Profil

Kesehatan Kabupaten Kebumen).

Peningkatan jumlah penderita DM yang tidak tertangani dengan baik

akan selalu diikuti oleh peningkatan jumlah penyulit Diabetes Melitus atau

pun komplikasi dari Diabetes Melitus tersebut (Diabetes UK, 2011). Penyulit

DM yang sering muncul adalah luka kaki diabetes. Prevalensi penderita luka

kaki diabetes di Indonesia sekitar 15% dari penderita DM, angka amputasi

30%, angka mortalitas 32% dan ulkus diabetes merupakan sebab perawatan

rumah sakit yang terbanyak sebesar 80% untuk Diabetes Melitus (Flahr,

2010).

Luka kaki diabetik merupakan salah satu infeksi yang merupakan

komplikasi dari Diabetes Melitus. Penderita luka kaki Diabetik biasanya tidak

menyadari akan adanya luka karena mengalami mati rasa (Nabyl, 2009).

Berawal dari luka kecil, lalu terinfeksi menyebabkan luka diabetik dan bila

tidak dirawat akan menjadi gangrene. Tetapi efek lebih lanjut bila luka

gangrene tidak dirawat akan mengakibatkan kematian. Hal ini terjadi karena

kurangnya perawatan luka sejak dini. Perawatan luka ini berfungsi agar luka

sembuh dan infeksi tidak menyebar ke organ lain. Bila menyebar ke jantung

maka akan berakibat kematian. Tetapi bila perawatan luka dilakukan sejak

dini, maka efek tersebut tidak terjadi (Nabyl, 2009).

Menurut Han, Kim dan Kim (2009) penanganan terhadap luka kaki

diabetik masih merupakan permasalahan yang sulit untuk dipecahkan oleh

tenaga kesehatan. Konsep patofisiologi dan mekanisme penyembuhannya

yang cukup rumit mengakibatkan timbulnya waktu penyembuhan yang

panjang. Walaupun demikian, perawatan luka pada luka kaki diabetik

(18)

3

menurunkan angka terjadinya amputasi bahkan angka kematian. Metode

perawatan luka kaki diabetik yang tepat akan meningkatkan penyembuhan

luka. Menurut Kaczander et al (2007) salah satu metode perawatan luka yang

dapat digunakan untuk meningkatkan penyembuhan luka adalah dengan

mempertahankan kelembaban pada dasar luka untuk mencegah kolonisasi

bakteri.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lisbet (2009), hasil yang

didapatkan adalah adanya perubahan yang baik pada luka yang diberi madu

alami, serta menurut Haryanto (2010) madu sering digunakan oleh nenek

moyang untuk menyembuhkan luka infeksi. Madu alami memiliki kandungan

yang dapat menyembuhkan luka kaki diabetik. Sebagai contoh enzim katalase

yang berfungsi sebagai antibakteria dan kandungan air yang kurang dari 18%

memungkinkan madu untuk menarik pus (nanah) yang berada disekitar area

luka yang di oles dengan madu alami tersebut (Suranto, 2007). Menurut Eddy,

Gideonsen dan Mack (2008) semua jenis madu dapat digunakan untuk balutan

dalam perawatan luka. Dalam kata lain, semua jenis madu, baik yang

diperoleh langsung dari peternakan, diperoleh di pasar tradisional ataupun

supermarket dapat digunakan sebagai balutan luka.

Menurut Freeman, May & Wraight (2010) madu memberikan outcome

positif pada kenyamanan pasien. Dari 65 pasien yang terlibat dalam penelitian

ini, kenyamanan pasien dilaporkan tinggi hingga 88 % pada penggunaan

honey gel dan 93% pada penggunaan honey alginate. Hanya satu pasien

(1,5%) yang melaporkan tingkat kenyamanan rendah pada penggunaan madu.

Sama halnya dengan madu, minyak zaitun adalah salah satu bahan

alami yang direkomendasikan untuk membantu proses penyembuhan luka

diabetes. Manfaat minyak zaitun yang mampu obati luka diabetes ini sudah

diketahui dan disarankan sejak dulu. Selain dapat mempercepat penyembuhan

luka diabetes, minyak zaitun memiliki manfat yang lain yaitu dapat

mempercepat pembekun darah, mengurangi peradangan dan mempercepat

pertumbuhan granulasi (Sri Mulyati, 2017). Luka pada pasien Diabetes

(19)

4

Fungsi dari minyak zaitun salah satunya adalah dapat mempercepat

pertumbuhan granulasi. Dengan fungsi mempercepat pertumbuhan granulasi

tersebut maka luka yang dirawat dengan menggunakan minyak zaitun

kondisinya akan membaik.

Komponen-komponen yang terkandung dalam minyak zaitun dapat

menjadi antimikroba pada luka. Selain menghambat pertumbuhan kuman yang

dapat memperburuk luka, minyak zaitun juga dapat dijadikan sebagai

pelembab serta memiliki kemampuan meningkatkan aliran darah yang mampu

menghasilkan kondisi permukaan luka yang ideal bagi penyembuhan. Untuk

proses penyembuhan, lingkungan luka tersebut harus lembab, sehingga proses

epitelisasi atau pertumbuhan jaringan baru relatif lebih cepat. Komponen

tersebut meliputi peroksida, anisidin, yodium dan aldehid (Sri Mulyati, 2017)

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan studi kasus tentang “Penerapan Perawatan Luka Dengan Menggunakan Madu Dan Minyak Zaitun Pada Pasien Diabetes Melitus

Dengan Kerusakan Integritas Jaringan”. Dengan studi kasus tersebut

diharapkan pasien dengan luka DM dapat lebih cepat dalam proses

penyembuhan luka.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan Penerapan Perawatan Luka

Dengan Menggunakan Madu Dan Minyak Zaitun Pada Pasien Diabetes

MelitusDengan Kerusakan Integritas Jaringan?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Mengetahui proses penyembuhan luka sebelum dan setelah dilakukan

perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kedalaman luka diabetik sebelum dan setelah dilakukan

(20)

5

b. Mengetahui adanya eksudat pada luka diabetik sebelum dan setelah

dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak

zaitun.

c. Mengetahui ukuran luka diabetik sebelum dan setelah dilakukan

perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.

d. Mengetahui adanya infeksi pada luka diabetik sebelum dan setelah

dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan minyak

zaitun.

e. Mengetahui pertumbuhan jaringan granulasi pada luka diabetik

sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan

madu dan minyak zaitun.

f. Mengetahui adanya jaringan nekrotik pada luka diabetik sebelum dan

setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan madu dan

minyak zaitun.

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi:

1. Masyarakat

Masyarakat pengelola pasien Diabetes Melitus dalam melakukan

perawatan luka diabetik dengan menggunakan madu dan minyak zaitun.

2. Bagi perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan:

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam perawatan luka diabetik pada pasien Diabetes Melitus dengan

menggunakan madu dan minyak zaitun.

3. Penulis:

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,

khususnya studi kasus tentang perawatan luka diabetik pada pasien

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Aftria Marizka Putri. 2014. Honey As A Topical Treatment For Diabetic Foot

Ulcers. J Majorityvol 3 No 7: 81.

Al-Waili N S, Salom K, Al-Ghamidi AA. (2011). Honey for Wound Healing,

Ulcers, and Burns; Data. Supporting Its Use in Clinical Practice. Scientific World Journal: 766-787.

American Diabetes Association. (2010). Diagnosis and classification of diabetes

mellitus. Diabetescare; 34:2-9 Dalam

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2797383/ diakses pada 12 Juni 2017.

Anshori, et al. (2014). Pengaruh Perawatan Luka Menggunakan Madu terhadap Kolonisasi Bakteri Staphylococcus Aureuspada Luka Diabetik Pasien Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten

Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3).

Belcher J. (2012). A review of medical-grade honey in wound care. British Journal of Nursing, 21 (15), S4-S9. PMID: 22874825.

Bogdanov S. 2010. Honey in medicine. Bee Product Sciense. 2(1):1-23 dan

Bogdanov S. 2011. Honey as a nutrient and functional food. Bee Product

Sciense. 3(2):1-31.

Bryant A.R, Nix P.D. 2007. Acute & Chronic Wounds: Current Management

Concepts, Third Edition. St. Louis, Missouri. Mosby.

Clayton WJ, Elasy TA. 2009.A review of pathophysiology, classification, and

treatment of foot ulcers in diabetic patients. Clinical diabetes. 27(2):52-(8).

Corwin E.J 2009. Buku Saku Patofisiologi corwin. (E.K.Yudha, Ed) (3rd ver).

Jakarta:EGC.

Eddy J, Gideonsen M, Mack GP. 2008. Practical considerations of using topical

(22)

Evan J, Flavin S. 2008. Honey: a guide for healthcare professionals. Br J Nurs 17(15):S24, S26, S28-30.

Evans J, Mahoney K. (2013). Efficacy of medical-grade honey as an autolytic

debridement agent. Wounds UK, 9 (1), 30-36. Diperoleh pada tanggal 30

Juli 2017 dari

http://www.advancis.co.uk/themes/advancis/images/media/all_wales_article _%28web%29.pdf

Flahr D. 2010. The effect of nonweight-bearing exercise and protocol adherence

on diabetic foot ulcer healing a pilot study. Journal Wound management.

56(10):40-50.

Freeman A, May K & Wraight P. (2010). Honey: the bees' knees for diabetic foot

ulcers. Wound practice and research, 18 (3), 144-147. Diperoleh pada

tanggal 30 Juli 2017 dari http://www.awma.com.au/journal/1803_06.pdf

Guo S, Dipitrio LA. 2010. Factors affecting wound healing. J dent res.

89(3):219-(29).

Hammad, Said. 2009. 99 Resep Sehat Dengan Madu. Solo: Aqwamedika.

Hasdianah. 2012. Diabetes Melitus. Yogyakarta: Nusa Medika.

http://askep33.com/2016/02/25/sop-perawatan-luka-diabetes-melitus/diakses pada 13 Juni 2017.

http://medicastore.com/artikel/235/Waspadai_Komplikasi_Kaki_Diabetik.html diakses pada tanggal 12 Juni 2017.

http://www.aryanto.id/artikel/id/1394/manfaat-minyak-zaitun-mampu-obati -luka-diabetes/diakses pada tanggal 14 Juni 2017.

http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2011/03/14/23754/penderita-diabetes-melitus-capai-84-juta-orang/diakses pada tanggal 13 Juni 2017.

(23)

Januarsih dan Atik. (2008). Perbandingan Penyembuhan Luka Terbuka

menggunakan balutan madu atau balutan normal saline-povidone iodine.

Jurnal Keperawatan Indonesia. volume 12. No.1. Jakarta: FKUI.

Kartikaning Fezia. T dan Budiman Iwan. 2008. Efek Pemberian Minyak Zaitun (Olea Europa) Terhadap Penyembuhan Luka Insisi Mencit Jantan Galur Swiss Webster. Fakultas Kedokteran: Universitas Kristen Maranatha.

Mansjoer Arief. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Najamudiin Muhammad. 2012. Mukjizat Makanan dan Minuman kesukaan

Rasulullah, Yogyakarta: Dive Press.

Nurarif Amin Huda & Kusuma Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC.

Nurman Muhammad. 2015. Perbandingan Efektivitas Madu+Nacl 0,9% Dengan Nacl 0,9% Saja Terhadap Penyembuhan Luka Gangrene Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota

Tahun 2015. Jurnal Keperawatan Stikes Tuanku Tambusai Riau

Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik (2nd

Ed). Jakarta: Selamba Medika.

Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep Da Npraktik.

Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Ocakoǧlu D. (2008). Classification of Turkish Virgin Olive Oils Based on Their Phenolic Profiles. Izmir, Turkey: The Scientific and Technical Research Council of Turkey.

Oskouei T.E, Najafi M. 2012. Traditional and modern uses of natural honey in

human diseases: a review. Iranian Journal of Basic Medical sciences vol 16

No 6: 731-742.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2011. Consensus pengelolaan dan

pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia Hlm 4-10. 15-29.

http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdfdiaksespada 12 Juni 2017.

(24)

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2014.

Riyadi S.J. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Siswantoro Edy. 2017. Efektifitas Perawatan Luka Diabetik Metode Modern

Dressing Menggunakan Madu Terhadap Proses Penyembuhan Luka. Jurnal

Keperawatan & Kebidanan-Stikes Dian Husada Mojokerto

Soegondo. 2007. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI.

Sudjatmiko G. 2011. Petunjuk Praktis Ilmu Bedah Plastic Rekonstruksi. 3rd ed.

Jakarta: Yayasan Khasanah Kebajikan. p. 144-7

Suranto Adji. 2007. Terapi Madu. Jakarta: Penebar Swadaya.

(25)

GAMBAR ULKUS DIABETIK

(26)
(27)

Lampiran 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.I DENGAN

KELUARGA ULKUS DIABETIK

A. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga ( KK ) : Tn. I (56 th)

2. Alamat dan Telepon : Wonosigro, Gombong

3. Pekerjaan KK : Buruh Pasir

4. Pendidikan KK : SD

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

N

o

Nama J

K Hub

KK

Umur Pendidik

an

Pekerja

an

Imuni

sasi

Ket

1. Ny.R P Istri 56 th SD IRT - Luka di kaki

sejak kurang

lebih 1 bulan

5. Sdr.A L anak 22 th SMA Swasta - Merantau

5. Genogram :

Keterangan :

: laki-laki : meninggal

(28)

: menikah --- : tinggal serumah

6. Tipe Keluarga

Keluarga Tn.I merupakan keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak.

7. Suku

Keluarga Tn.I berasal dari suku Jawa

8. Status Sosek Keluarga

Keluarga Tn.I memiliki status social ekonomi rendah, dengan penghasilan

Rp.<1000.000; per bulan dan tidak menetap. Biaya kebutuhan di bantu oleh

anak-anaknya.

9. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Tn.I dan keluarga sering menghilangkan kejenuhan dengan menonton TV.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn.I adalah keluarga usia dewasa. Karena

anak pertama sudah berumur 33 tahun. Sudah hidup bermasyarakat sendiri

dengan keluarganya.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum

terpenuhi.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti

Berikut adalah riwayat keluarga inti :

Tn.I tidak memiliki penyakit menular. Sedangkan Ny.R menderita luka di

kaki karena Diabetes Melitus. Sudah pernah dirawat di RS selama 9 hari

kurang lebih 1 bulan yang lalu dengan gejala awal merah-merah. Awal

mengetahui terkena gula sejak ada luka. Luka terjadi tanpa sebab.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Tidak ada riwayat penyakit pada keluarga sebelumnya. Keluarga Tn.I

(29)

C. Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Luas rumah Tn.I 80 m2 (10mx8m). Tipe rumah permanen dengan atap

berupa genting dan lantai berupa tanah. Keadaan lantai kotor, berdebu,

penataan ruang kurang serasi. Jumlah jendela ada 3 buah jarang dibuka

dan ventilasi ada 2 buah, pencahayaan yang masuk kurang, jumlah kamar

ada 3, 1 ruang tamu, 1 dapur, WC dan kamar mandi digabung dalam satu,

lantai menggunakan semen. Tipe WC leher angsa. Kebiasaan memasak

menggunakan kompor gas. Penerangan menggunakan listrik. Perabotan

rumah tangga milik keluarga tampak berantakan.

2. Denah Rumah

U

Keterangan:

1. Ruang Tamu

2. Kamar 1

3. Kamar ke 2

4. Kamar ke 3

5. Dapur dan ruang makan

6. Kamar mandi/WC

7. Sumur

3. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Tn.I tinggal didaerah pedesaan, jarak antar rumah sangat dekat. Rumah

Tn.I dekat dengan mushola. Hubungan keluarga Tn.I dengan tetangganya

baik. Sedangkan Ny.R jarang berinteraksi dengan tetangganya.

1 2

3 4

5

(30)

4. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn.I belum pernah pindah kemana-mana. Sedangkan

anak-anaknya merantau di berbagai daerah.

5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn.I jarang berinteraksi di masyarakat. Tn.I jarang mengikuti

perkumpulan yang diadakan di desa

6. System pendukung keluarga

Jika ada anggota keluarga yang sakit maka Tn.I akan memeriksakan ke

Puskesmas. Jarak dari rumah Tn.I ke puskesmas adalah sekitar 2 km.

Keluarga Tn.I mempunyai kartu BPJS.

D. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Keluarga Tn.I sehari-harinya menggunakan bahasa jawa. Apabila ada

masalah dalam keluarganya di putuskan sendiri, karena anak-anaknya

merantau.

2. Struktur kekuatan keluarga

Tn.I menjaga keluarganya agar tetap baik dan harmonis, saling

mendukung satu sama lain atas kegiatan yang dilakukan. Dalam keluarga

pengambil keputusan oleh kepala keluarga.

3. Struktur peran

a. Tn.I berperan sebagai kepala keluarga, mencari nafkah bagi anggota

keluarganya

b. Ny.R berperan sebagai seorang istri, namun sejak sakit seluruh

pekerjaannya sebagai Ibu Rumah Tangga dilakukan oleh suami.

c. Sdr.A berperan sebagai anak dan saat ini sedang merantau.

4. Nilai dan norma budaya

Keluarga Tn.I masih mempercayai pak kyai (orang pintar) dalam

(31)

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif

Keluarga Tn.I termasuk keluarga yang harmonis. Sesama keluarga saling

memperhatikan, menghormati, mendidik, saling memberikan kasih sayang

satu sama lain tidak ada pilih kasih.

2. Fungsi sosialisasi

Dalam keluarga Tn.I interaksi terjalin baik. Keluarga Tn.I jarang

berinteraksi dengan tetangganya.

3. Fungsi perawatan keluarga

a. Mengenal masalah keluarga

Tn.I dan keluarga mengetahui penyakit diabetes melitus yang di derita

oleh Ny.R. tetapi belum mengetahui tentang pengertian, tanda gejala,

penyebab, cara perawatan serta diit/ makanan yang dianjurkan untuk

diabetes melitus. Tn.I berpikir bahwa penyakit Ny.R karena faktor gaya

hidup.

b. Pengambilan keputusan mengenai tindakan kesehatan

Jika dalam keluarga ada yang sakit dan dianggap parah maka langsung

dibawa ke puskesmas maupun RS. Tetapi jika masih dianggap ringan

hanya dibelikan obat warung saja.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Tn.I mengetahui penyakit yang di derita Ny.R oleh karena itu sering

melakukan perawatan pada kaki Ny.R menggunakan air hangat dan saat

waktu kontrol Tn.I berusaha membujuk dan mengantarkan Ny.R.

d. Kemampuan keluarga dalam memelihara dan memodifikasi lingkungan

Kondisi lantai rumah agak kotor, kurang rapi, penataan ruang kurang

tepat dan serasi. Ventilasi kurang terutama ruang depan dan tengah.

Karena Ny.R tidak bisa melakukan perannya, maka diagantikan oleh

suaminya Tn.I. Tn.I mengatakan membersihkan rumah saat ada waktu

(32)

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

Tn.I mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit maka

memeriksakan ke puskesmas terdekat. Keluarga Tn.I sudah

mempercayai pengobatan medis/dokter.

4. Fungsi reproduksi

Tn.I memiliki 4 anak, 2 sudah berkeluarga dan 2 belum berkeluarga.

5. Fungsi ekonomi

Tn.I dan Ny.R mencukupi kebutuhan dengan penghasilan Tn.I sebagai

buruh pasir yang hanya pas-pasan dan saat ini sedang menganngur. Untuk

kebutuhan selebihnya di bantu oleh anak-anaknya.

F. Stress dan Koping

1. Stressor jangka pendek

Keluarga Tn.I tidak memiliki stressor pendek.

2. Stressor jangka panjang

Keluarga Tn.I mempunyai stressor yaitu luka yang diderita oleh Ny,R

karena penyakit diabetes yang sudah diderita kurang lebih sejak 1 bulan

yang lalu. Saat ini Ny.R masih harus melakukan kontrol, tetapi kadang

Ny.R sulit diajak kontrol.

3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Keluarga Tn.I jika ada masalah selalu diputuskan sendiri oleh kepala

keluarga. Tetapi untuk pengobatan Ny.R dimusyawarahkan dengan

anak-anaknya.

4. Strategi koping yang digunakan

Jika ada masalah keluarga yang lama tidak terselesaikan, maka Tn.I selalu

membicarakan dan bermusyawarah bersama anak-anaknya.

5. Stratesi adaptasi disfungsional

Keluarga Tn.I tidak pernah melakukan hal-hal yang membahayakan

(33)

G. Harapan keluarga

Keluarga Tn.I berharap luka yang diderita oleh Ny.R cepat sembuh. Dan bagi

pelayanan kesehatan agar memberikan layanan kesehatan yang lebih baik

bagi masyarakat.

H. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum :

Tn.I : composmentis, TD : 120/80 mmHg, N : 88x/menit, RR : 18x/

menit, GDS: 144 g/dL

Ny.s S composmentis, TD : 100/60 mmHg, N : 90x/menit, RR : 22x/

menit, GDS: Hi

b. Pemeriksaan fisik

No Nama Organ Tn.I Ny.R

Kepala Rambut panjang, lurus,

sedikit beruban, kulit

kepala bersih, tidak ada

massa dan lesi

Rambut panjang, lurus,

sedikit beruban, kulit kepala

kotor, tidak ada massa dan

lesi

Mata Konjungtiva ananemis,

sclera anikterik

Konjungtiva anemis, sclera

anikterik

Hidung Bersih, tidak ada

pembesaran polip

Bersih, tidak ada pembesaran

polip

Mulut Gigi berkurang bibir

lembab, kehitaman

Gigi berkurang, bibir kering

Leher Tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid

Tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid

Dada Simetris, vocal fremitus

seimbang, tidak ada

wheezing, tidak

menggunakan otot bantu

pernapasan, tidak ada

Simetris, vocal fremitus

seimbang, tidak ada

wheezing, tidak

menggunakan otot bantu

(34)

nyeri tekan tekan

Abdomen Perut cembung, tidak

ada massa dan lesi, tidak

ada nyeri tekan

Perut datar, Tidak ada massa

dan lessi, tidak ada nyeri

tekan

Ekstremitas Tidak sianosis, tidak ada

lesi dan massa, CRT< 3

detik

Terdapat ulkus di telapak

kaki sebelah, terdapat 5

titik/lokasi luka, luka tampak

kemerahan, tidak ada

pus/nanah, balutan tampak

kotor, tidak ada bau pada

luka, kanan, CRT< 3 detik

ANALISA DATA

No Data Diagnosa

Keperawatan

1. DS :

- Ny.R dan keluarga mengatakan bahwa ada luka

di telapak kaki kanan

- Ny.R dan keluarga mengatakan Luka sudah

diderita sejak 1 bulan yang lalu

- Ny.R dan keluarga mengatakan luka dirawat oleh

perawat Home Care

DO:

- Luka tampak kemerahan

- Balutan tampak kotor

- Tidak ada pus/nanah

- Tidak ada bau pada luka

- Ada 5 titik/lokasi luka

Kerusakan Integritas

(35)

2. DS:

- Ny.R dan keluarga mengatakan belum

mengetahui tentang penyakit Diabetes mellitus

- Ny.R dan mengatakan ingin mengetahui

informasi tentang penyakit Diabetes Melitus

mulai dari pengetian, penyebab, tanda dan gejala,

cara perawatan kaki, dan diit/makanan yang

dianjurkan pada penderita Diabetes Melitus

DO:

- Keluarga dan Tn.I tampak bingung saat ditanya

tentang penyakit Diabetes mellitus

Kesiapan

Meningkatkan

Pengetahuan (00161)

DS:

- Tn.I mengatakan saat ini Ny.R hanya bisa

berbaring di tempat tidur, sesekali dibawa duduk

di luar

- Tn.I mengatakan saat ini seluruh pekerjaan

rumah dilakukan oleh Tn.I

- Tn.I mengatakan membersihkan rumah jika

sempat saja.

DO:

- Kondisi lantai rumah agak kotor, kurang rapi,

penataan ruang kurang tepat dan serasi.

- Ventilasi dan pencahayaan kurang terutama

ruang depan dan tengah.

- Jendela terlihat masih tertutup

- Kamar mandi masih bergabung dengan WC

- Perabotan rumah tangga terlihat berantkan

- Dapur masih berlantai tanah

Risiko jatuh pada

(36)

SKORING DAN PRIORITAS MASALAH

1. Kerusakan Integritas Jaringan

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah:

- Tidak/kurang sehat

- Ancaman kesehatan

- Keadaan sejahtera

3 1 1 Tidak/kurang sehat karena

ada anggota keluarga yang

mempunyai masalah

kesehatan yaitu luka pada

telapak kaki karena penyakit

Diabetes Melitus

2. Kemungkinan masalah

dapat diubah:

- Mudah

- Sebagian

- Tidak dapat

1 2 1 Kontrol gula darah,

pengaturan diit dan

Perawatan luka dapat

mempercepat proses

penyembuhan luka

3. Potensi masalah untuk

dicegah:

- Tinggi

- Cukup

- Rendah

2 1 4/3 Penyakit diabetes yang

disertai dengan luka, proses

penyembuhan luka sangat

sulit

4. Menonjolnya masalah:

- Masalah berat, harus

segera ditangani

- Ada masalah tetapi

tidak perlu ditangani

- Masalah tidak

dirasakan

2 1 1 Keluarga merasa masalah

tersebut harus segera

ditangani dengan

perrawatan yang baik agar

luka tidak semakin

memburuk

(37)

2. Kesiapan Meningkatkan pengetahuan

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah:

- Tidak/kurang sehat

- Ancaman kesehatan

- Keadaan sejahtera

3 1 1 Ancaman kesehatan, apabila

keluarga tidak mengetahui

secara detail tentang

penyakit Diabetes Melitus,

maka proses penyembuhan

luka akan lama

2. Kemungkinan masalah

dapat diubah:

- Mudah

- Sebagian

- Tidak dapat

1 2 1 Pemberian informasi melalui

penyuluhan dapat

mengurangi serta mencegah

komplikasi lebih banyak

3. Potensi masalah untuk

dicegah:

- Tinggi

- Cukup

- Rendah

1 1 1/3 Dengan mengetahui penyakit

secara detail, maka keluarga

dapat mengontrol dan

melakukan perawatan yang

baik pada Ny.R

4. Menonjolnya masalah:

- Masalah berat,

harus segera

ditangani

- Ada masalah tetapi

tidak perlu ditangani

- Masalah tidak

dirasakan

2 1 1 Keluarga merasa bahwa

masalah tersebut harus

ditangani agar keluarga dapat

memberikan perawatan yang

baik.

(38)

3. Risiko jatuh pada lansia

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah :

- Tidak/kurang sehat

- Ancaman kesehatan

- Keadaan sejahtera

2 1 2/3 Keadaan sejahtera, karena

belum pernah ada yang

terjatuh di dalam rumah, Tn.I

dan Ny.R nyaman berada di

rumah

2. Kemungkinan masalah

dapat diubah:

- Mudah

- Sebagian

- Tidak dapat

1 2 1 Penataan ruang dan

pencahayaan yang cukup

mengurangi resiko

kepleset/jatuh

3. Potensi masalah untuk

dicegah:

- Tinggi

- Cukup

- Rendah

1 1 1/3 Pemeliharaan lingkungan

yang tepat dapat menecegah

tarjadinya kejadian jatuh.

4. Menonjolnya masalah:

- Masalah berat,

harus segera

ditangani

- Ada masalah tetapi

tidak perlu ditangani

- Masalah tidak

dirasakan

0 1 0 Keluarga merasa masalah

tersebut belum perlu untuk

ditangani

Jumlah nilai 2

Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Kerusakan Integritas Jaringan

2. Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan

(39)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Evaluasi

Rencana Tindakan

Umum Khusus Kriteria Standar

Kerusakan

- Perfusi jaringan

baik,

- Integritas kulit

yang baik bisa

Demonstrasi Terjadi perubahan

yang baik pada luka

keluarga mampu

melakukan

perawatan dengan

menggunakan madu

dan minyak zaitun

Wound Care Management (3660)

1. Observasi tanda – tanda infeksi,

2. Pertahankan kebersihan kulit

6. Dressing luka dengan

menggunakan madu dan minyak

zaitun,

7. Bandingkan dan catat setiap

(40)

Kesiapan

1. Kaji pengetahuan keluarga

tentang penyakit

2. Berikan informasi tentang

proses penyakit

2. Bersihkan rumah agar bersih

3. Anjurkan kepada keluarga untuk

(41)

masalah risiko

jatuh teratasi

rapi dan bersih

Tidak ada kejadian

jatuh

4. Bantu keluarga untuk

membereskan barang-barang

yang berantakan

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Hari/tgl Waktu No.

Dx

Implementasi Evaluasi sumatif Paraf

Kamis, 6

Juli 2017

11.00

WIB

11.30

WIB

1

3

Melakukan pengkajian terhadap

keluarga Tn.I

Menggali pengetahuan keluarga

tentang penyakit Diabetes Melitus

DS: Keluarga mengatakan sangat senang dengan

kedatangan penulis

DO: keluarga terbuka dengan kedatangan

penulis

DS: Keluarga mengatakan belum mengetahui

tentang Diabetes Mellitus dan ingin mengetahui

lebih detail. Keluarga mengatakan sangat senang

(42)

Diabetes Melitus

DO: keluarga tampak bingung

Jumat, 7

Juli 2017

09.30

WIB

2 Memberikan motivasi untuk kontrol

karena obat habis

Memberikan obat pengontrol gula

darah sesuai dengan resep dokter

DS: Ny.R mengatakan tidak mau kontrol

DO: Ny.R tampak tidak mau dan angkuh

DS: Keluarga mengatakan sangat senang sudah

dibelikan obat

DO: Keluarga tampak senang, diberikan

glimepirid 2 mg dan aspilet

Sabtu, 8

Juli 2017

10.30

WIB

1 Melakukan perawatan luka dengan

menggunakan madu dan minyak zaitun

DS: Ny.R mengatakan lebih nyaman

DO: Balutan tampak bersih, pengkajian luka

menunjukkan hasil : D: 3, E: 1, S: 6, I: 0, G: 5,

N: 3, P: 0. Luas masing-masing luka; L1: 4

cmx0,5 cm, L2: 0,2 cmx3,5 cm, L3: 5,0 cmx2,0

cm, L4: 0,1 cmx1,7 cm, L5: 0,5 cmx1,0 cm. luas

(43)

Minggu, 9

Juli 2017

13.10

WIB

1

2

3

Melakukan perawatan luka dengan

menggunakan madu dan minyak zaitun

Memberikan informasi tentang diabetes

Melitus meliputi pengertian, penyebab,

tanda dan gejala, cara perawatan kaki

serta diit/makanan yang dianjurkan

pada penderita Diabetes Melitus

(piramida makanan diabetes)

Membantu keluarga dalam pengaturan

DS: Ny.R mengatakan belum ada perubahan

luka

DO: Belum ada perubahan pada luka, balutan

tampak bersih. pengkajian luka menunjukkan

hasil : D: 3, E: 1, S: 6, I: 0, G: 5, N: 3, P: 0. Luas

masing-masing luka; L1: 4 cmx0,5 cm, L2: 0,2

cmx3,5 cm, L3: 5,0 cmx2,0 cm, L4: 0,1 cmx1,7

cm, L5: 0,5 cmx0,9 cm. luas luka seluruhnya :

13,32 cm2

DS: Keluarga mengatakan sekarang lebih tahu

tentang Diabetes Melitus dan akan melakukan

perawatan yang baik bagi Ny.R

DO: Keluarga sudah dapat menjelaskan kembali

tentang Diabetes Melitus

(44)

dan penataan serta merapihkan ruangan keadaan rumahnya saat ini

DO: Rumah tampak lebih rapi

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Hari/Tanggal/

waktu

No

Dx

Evaluasi Formatif Paraf

Minggu, 9 Juli

2017 jam

16.00 WIB

1 S:

Ny.R mengatakan belum ada perubahan luka

O:

- Belum ada perubahan pada luka

- Balutan tampak bersih

- Pengkajian luka menunjukkan hasil : D: 3, E: 1, S: 6, I: 0, G: 5, N: 3, P: 0.

- Luas masing-masing luka; L1: 4 cmx0,5 cm, L2: 0,2 cmx3,5 cm, L3: 5,0 cmx2,0 cm, L4: 0,1

cmx1,7 cm, L5: 0,5 cmx0,9 cm.

- Luas luka seluruhnya : 13,32 cm2

(45)

P: Lanjutkan intervensi (lakukan perawatan luka, kontrol gula darah,pertahankan lingkungan yang

bersih, motivasi kontrol secara rutin)

Minggu, 9 Juli

2017 jam

16.00 WIB

2 S:

- Keluarga mengatakan sudah lebih mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus

- Keluarga mengatakan merasa senang

O:

Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta

makanan yang dianjurkan pada penderita Diabetes Melitus

A: masalah kesiapan meningkatkan pengetahuan teratasi

P: Hentikan Intervensi

Minggu, 9 Juli

2017 jam

16.00 WIB

3 S:

- Keluarga mengatakan akan lebih memperhatikan kebersihan lingkungan

- Keluarga mengatakan akan menjaga kerapihan rumah

O:

- Rumah terlihat lebih rapi dan bersih

- Jendela mulai dibuka

(46)

A:

- Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi (anjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan rumah, anjurkan keluarga untuk

(47)

Lampiran 2

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Perawatan Luka Diabetik

A. Pengertian :

Perawatan yang dilakukan pada pasien yang mengalami ulkus diabetes

mellitus (DM).

B. Tujuan:

1. Mencegah timbulnya infeksi.

2. Membantu proses penyembuhan luka.

3. Agar pasien merasa nyaman

C. Peralatan :

1. Bak Instrumen yang berisi:

a. Pinset Anatomi 2

b. Gunting Debridement

c. Pinset Cirurgis 1

d. Kom: 2 buah

e. Deppers

2. Peralatan lain terdiri dari :

a. Sarung tangan

b. Plester atau perekat

c. Desinfektant

d. NaCl 0,9%

e. Verband

f. Bengkok: 2 buah, 1 buah

berisi larutan desinfektan

g. Madu dan minyak zaitun

D. Prosedur pelaksanaan :

1. Tahap Pra Interaksi

a. Melakukan Verifikasi program sebelum proses tindakan

b. Mencuci tangan

c. Menempatkan alat di dekat pasien

2. Tahap Orientasi

a. Memberikan salam & menyapa nama pasien

b. Menjelaskan tujuan & prosedur tindakan pada keluarga/klien

(48)

E. Tahap Kerja

1. Membaca tasmiyah

2. Menjaga dan menjamin privacy

3. Mencuci tangan

4. Mengatur posisi pasien agar luka dapat terlihat dengan jelas

5. Memasang perlak

6. Mendekatkan bengkok

7. Membuka peralatan

8. Menggunakan sarung tangan

9. Membasahi plaster dengan alcohol & buka dengan memakai pinset

10.Membuka balutan lapis terluar

11.Membuka balutan lapis dalam

12.Menekan daerah luka untuk dapat mengeluarkan adanya pus

13.Melakukan debridement

14.Membersihkan luka dengan memanfaatkan cairan NaCl

15.Mengeringkan dengan kassa

16.Setelah luka bersih, tutup dengan kassa lembab yang sudah di campur

dengan madu dan minyak zaitun

17.Lalu tutup dengan kassa kering.

18.Memasang plester atau verband

19.Merapikan pasien

F. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan

2. Berpamitan dengan klien

3. Membereskan alat-alat

4. Mencuci tangan

(49)

Lampiran 3

FORM PENGKAJIAN LUKA DENGAN DESIGN–R

DEPTH

d

0 Tidak ada lesi dan kemerahan pada kulit

D

3 Lesi mencapai sub-kutan

1 Kemerahan menetap 4 Lesi mencapai

otot,tendon,dan tulang.

2 Lesi mencapai dermis 5 Lesi mencapai artikuler

atau rongga tubuh, atau tidak mungkin di ukur.

U Tidak diketahui

EXUDAT E

e

0 Tidak ada

E 6 Banyak : Perlu mengganti lebih dari 2 kali setiap hari

1 Ringan : Tidak perlu mengganti dressing setiap hari

3 Sedang : Perlu mengganti dressing setiap hari

3 Ada tanda-tanda infeksi local

1 Demam,kemerahan,bengkak,dan nyeri sekitar luka.

9 Demam sistemik

GRANULATION

g

0 Granulasi tidak bisa dikaji

G

4 Granulasi sehat mencapai 10% tetapi tidak lebih dari 50%.

1 Granulasi sehat mencapai 90% atau lebih 5 Granulasi sehat kurang dari 10%.

2 Granulasi sehat mencapai 50% tetapi tidak lebih dari 90%.

(50)

POCKET

p 0

P

6 < 4 cm²

9 4 cm² -< 16 cm²

12 16 cm² - < 36 cm²

24 >36 cm²

Catatan

(51)

Lampiran 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Diabetes Melitus

Sasaran : Keluarga

Waktu : 15-20 menit

Hari/Tanggal : Minggu, 09 Juli 2017

Tempat : Rumah P1

A. Tujuan Penyuluhan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini, keluarga dapat mengetahui tentang

penyakit Diabetes Melitus

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan ini, keluarga dapat :

a. Mngetahui pengertian diabetes melitus

b. Mengetahui penyebab diabetes melitus

c. Mengetahui tanda dan gejala diabetes melitus

d. Mengeetahui komplikasi diabetes melitus

e. Mengetahui cara perawatan diabetes melitus

f. Mengetahui makanan yang dianjurkan

3. Materi Penyuluhan

a. Pengertian pengertian diabetes melitus

b. Penyebab diabetes melitus

c. Tanda dan gejala diabetes melitus

d. Komplikasi diabetes melitus

e. Cara perawatan diabetes melitus

f. Makanan yang dianjurkan

4. Metode

1. Ceramah

(52)

5. Media

1. Lembar balik

2. Leaflet

6. Proses Kegiatan

No Waktu Kegiatan role play model Kegiatan

peserta

1. 3 menit - Pembukaan

- Memberikan salam

- Menjelaskan tujuan pembelajaran

- Menyebutkan pokok bahasan yang akan

di sampaikan.

- Kontrak Waktu

- Menjawab salam

- mendengarkan

dan

memperhatikan.

2. 10

menit

- Pelaksanaan materi

- Pelaksanaan materi penyuluhan secara

berurutan dan terartur.

Materi :

a. Pengertian pengertian diabetes

melitus

b. Penyebab diabetes melitus

c. Tanda dan gejala diabetes melitus

d. Komplikasi diabetes melitus

e. Cara perawatan diabetes melitus

f. Makanan yang dianjurkan

Menyimak dan

memperhatikan

3. 5 menit Evaluasi :

- Bertanya pada keluarga tentang materi

yang telah dijelaskan.

- Memberi kesempatan kepada keluarga

untuk bertanya.

- Memberikan kesempatan kepada

Bertanya dan

menjawab

(53)

keluarga untuk menjawab pertanyaan

yang dilontarkan.

4. 2 menit Penutup

- Menyimpulkan materi yang telah

disampaikan

- Ucapan terimah kasih

- Mengucapkan salam.

Menjawab salam

Lampiran Materi

A. Pengertian

Diabetes Melitus ialah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan

ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel pada

insulin (Corwin, 2009). Diabetes adalah suatu penyakit yang dikarenakan

tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah gula atau kadar glukosa dalam

darah. Hal ini menyebabkan hiperglikemia yaitu suatu keadaan dimana kadar

gula darah sangat tinggi (Setiabudi, 2008).

Diabetes Melitus atau DM merupakan kondisi hiperglikemia kronik

disertai beraneka kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang

menimbulkan beraneka komplikasi kronik yang terjadi pada mata, ginjal,

syaraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam

pemeriksaan dengan menggunakan sebuah mikroskop elektron (Mansjoer dkk,

2007). Diabetes Melitus Adalah keadaan tingginya kadar gula dalam darah/

kadar gula dalam darah melebihi batas normal.

B. Penyebab Diabetes Melitus

1. Keturunan

2. Faktor Makanan (Kebiasaan makan makanan yang mengandung gula,

lemak dan minyak

3. Aktivitas fisik yang kurang(Memicu peredaran darah tidak lancar)

4. Perubahan karena lanjut usia(Pada lansia terjadi penurunan hormone

(54)

C. Tanda dan Gejala

1. Mudah kencing (akibat dari diuresis osmoticbila di ambang ginjal teradap

reabsobsi glukosa dicapai dan kelebihan glukosa keluar melalui ginjal).

2. Mudah lapar (disebabkan oleh peningkatan kebutuhan energi dan

perubahan sintesis protein dan lemak)

3. Mudah haus (disebabkan karena dehidrasi dan poliuria)

4. Kesemutan

5. Pandangan mata kabur

6. Mudah lelah

7. Penurunan berat badan

D. Komplikasi Diabetes Melitus

1. Penyakit Jantung

2. Gagal Ginjal

3. Kerusakan retina mata

4. Stroke

5. Luka yang sulit disembuhkan

E. Cara Perawatan Diabetes Melitus

1. Pengaturan makanan (jumlah makanan yang dimakan, jadwal makan harus

teratur, jenis makanan yang dimakan)

2. Latihan jasmani/olahraga (untuk memperlancar aliran darah)

3. Perawatan kaki (menghindari dari perlukaan kaki)

4. Minum obat secara teratur

5. Kontrol kadar gula darah (memantau kadar gula darah )

F. Diit bagi penderita Diabetes Melitus

1. Kurangi makanan yang mengandung gula, minyak dan lemak

2. Hindari konsumsi makanan yang tinggi lemak dan yang mengandung

banyak kolesterol ,seperti daging merah, produk susu, kuning telor dan

mentega

3. Kurangi konsumsi garam

4. Perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengadung serat seperti

(55)

1. Mudah mengantuk

2. Mudah lapar

3. Mengantuk

4. Kesemutan

5. Pandangan mata kabur

6. Sering kencing

7. Penurunan berat badan

APA SIH KOMPLIKASINYA

1. Penyakit Jantung

2. Gagal ginjal

3. Kerusakan retina mata

4. Stroke

5. Luka yang sulit disembuhkan

MAHASISWA

STIKES

MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2016

Suatu keadaan tingginya kadar gula dalam

darah / kadar gula dalam darah melebihi batas

normal.

APA SIH PENYEBABNYA ?

1. Keturunan

2. F a k t o r m a k a n a n

( Kebiasaan makan

m a k a n a n y a n g

mengandung gula, lemak

dan minyak )

3. Aktivitas Fisik yang Kurang, (Memicu

peredaran darah tidak lancar )

4. Perubahan karena lanjut

usia ( Pada lansia terjadi

penurunan hormone termasuk

hormone pankereas yang

mengatur gula dalam darah )

(56)

1. P e n g a t u r a n

2. Latihan jasmani/

Olahraga ( untuk

5. Kontrol kadar gula darah (

me-mantau kadar gula darah )

APA SAJA MAKANAN BAGI PENDERITA

GULA ??

1. Kurangi makanan yang mengandung gula, minyak san lemak

2. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan yang mengandung banyak kolesterol seperti daging merah, produk susu, kuning telur, mentega

3. Kurangi kpnsumsi garam

4. Perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran dan sereal

Manfaat perawatan

kaki dengan air hangat

adalah dengan air

hangat dan bersih maka kulit kaki akan

segar dan aliran darah lancar akibat

pengaruh air hangat

Kaos kaki

Kaos kaki sebaiknya

berasal dari bahan katun

yang dapat menyerap

keringat . Tebalnya kaos kaki harus

sesuai dengan sepatu yang dipakai dan

jangan terasa sempit sehingga telapak

kaki kurang bergerak dan akibatnya kaki

mudah bengkak dan sakit

(57)
(58)
(59)

Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto

Hal 112

EFEKTIFITAS PERAWATAN LUKA DIABETIK METODE MODERN DRESSING MENGGUNAKAN MADU TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Edy Siswantoro

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : edy.aryaboy@gmail.com

ABSTRAK

Diabetes melitus (DM) atau biasa yang disebut penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dL, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126 mg/Dl. Gangren diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pembuluh darah sedang atau besar di tungkai dan luka gangren merupakan salah satu komplikasi kronik Diabetes Mellitus. Metode penelitian pre-experimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Didapatkan 30 pasien dengan luka gread II, III. IV, menggunakan teknik Purposive

Sampling. Instrumen perawatan luka metode modern dressing menggunakan madu

adalah SOP dan lembar observasi untuk penyembuhan luka. Data diolah dengan proses editing, coding, skoring, tabulating. Berdasarkan analisa data menggunakan

uji Wilxocon yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan α ≤ 0,05. Hasil

penelitian ini adalah proses penyembuhan luka sebelum dilakukan perawatan luka metode modern dressing menggunakan madu yang diukur dari tingkat gread luka yaitu gread II (23,3%), gread III (46,7%), gread IV (30,0%). Dan proses penyembuhan luka sesudah dilakukan perawatan luka metode modern dressing menggunakan madu yang diukur dari tingkat gread luka yaitu gread II (46,7%), gread III (36,7%), gread IV (16,7%). Uji Wilxocon diketahui p= 0,001<0,05. Dapat disimpulkan bahwa perawatan luka diabetik metode modern dressing menggunakan madu berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka. Perawat bisa menggunakan sarana madu sebagai alternatif lain dalam perawatan luka karena madu sebagai agen perawatan luka memiliki efektifitas yang baik dalam proses penyembuhan luka.

(60)

Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto

Hal 113

PENDAHULUAN

Gangren diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. Luka gangren merupakan salah satu kornplikasi kronik DM yang paling ditakuti oleh setiap penderita DM (Tjokroprawiro, 2007). Luka diabetik merupakan faktor yang menyebabkan masalah biologis, psikologis, sosial, spiritual dan ekonomi sampai kematian karena sepsis. Secara sosial, seorang pasien luka diabetic akan dikucilkan oleh orang lain karena pengaruh kotor dan bau yang ditimbulkan (Supriyatin, Saryono, dan Latifah, 2007). Luka diabetik mudah berkembang menjadi infeksi akibat masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi tempat yang strategis untuk pertumbuhan kuman (Sudoyoet al, 2006).

Estimasi terbaru dari Federasi Diabetes Internasional tahun 2014 negara dengan kasus diabetes tertinggi adalah China, yang diperkirakan akan mencapai 142,7 juta pada 2035 dari 98,4 juta pada saat ini. Namun prevalensi tertinggi ada di Pasifik Barat, dengan lebih dari sepertiga orang dewasa di Tokelau, Mikronesia dan Kepulauan Marshall mengidap penyakit tersebut. Populasi penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia saat ini menduduki peringkat kelima terbanyak di dunia. Indonesia menempati peringkat pertama di Asia tenggara, dengan Prevalensi DM sebanyak 8.426.000 jiwa di tahun 2000 dan di proyeksi meningkat 2,5 kali lipat sebanyak 21.257.000 penberita pada tahun 2031 (WHO, dalam Prihanningtya, 2013). Berdasarkan data IDF Diabetes Atlas, pada tahun 2013 penderita DM di Tanah Air mencapai 8.554.155 orang. Bahkan angka tersebut semakin naik pada tahun 2014 hingga mencapai 9,1 juta orang, kata Ketua Perkumpulan Endrokologi Indonesia (Perkeni) Prof. Dr. Achmad Rudijanto di Jakarta. Tahun 2035 jumlah penderita DM diprediksi melonjak hingga ke angka 14,1 juta orang dengan tingkat prevalensi 6,67 persen untuk populasi orang dewasa (suara.com, 2015). Data Dinas Kesehatan (DINKES, 2013) Jawa Timur menyebutkan 3.622 jiwa penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dirawat di rumah sakit dan 161 jiwa meninggal dunia, jumlah ini mengalami peningkatan pada tahun 2013 sejumlah 69.018 penderita dan 172 jiwa meninggal dunia. Berdasarkan data yang didapatkan di RSUD. Prof. Dr. Soekandar Mojosari tahun

2014 ada 237 pasien diabetes militus dan mengalami peningkatan daripada tahun 2013 yang berjumlah 189 sering sertai dengan komplikasi dengan luka diabetik.

Salah satu komplikasi yang banyak ditakutkan oleh kebanyakan orang adalah timbul nya luka pada daerah ekstermitas baik atas maupun bawah. Luka bisa teratasi secara optimal jika penanganan luka dilakukan dengan tepat. Jika penanganan luka tidak tepat bisa berakibat proses penyembuhan luka akan semakin lama dan sepsis akan menyebar ke bagian yang lain bahkan bisa berujung pada tindakan amputasi. Perawatan luka yang tepat merupakan salah satu faktor yang mendukung penyembuhan luka (Morison, 2004). Lingkungan yang lembab akan memberikan dukungan pergerakan epitel dan memfasilitasi penutupan luka. Pemilihan balutan yang baik akan mendukung penyembuhan luka dengan memberikan lingkungan yang lembab dan kontinu (Potter & Perry, 2010). Perawatan luka yang tertutup dengan modern dressing memiliki tingkat penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan yang ditutup dengan kasa. Modern dressing mampu untuk mempertahankan lingkungan lembab yang seimbang dengan permukaan luka, pemilihan dressing yang tepat dapat menjaga kelembapan seperti films, hydrogels, hydrocolloids, foams, alginates, and hydrofibers (Broussard dan Powers, 2013). Yapucaet al (2007) menyebutkan bahwa madu dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Waktu penyembuhan luka yang dirawat dengan madu lebih cepat sekitar empat kali dari pada waktu penyembuhan luka yang dirawat dengan obat lain.

Gambar

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Luas ukuran luka sebelum (hari pertama) dan
Gambar Luka Diabetik
GAMBAR ULKUS DIABETIK
Figure 5. Each case is shown before treatment with
+7

Referensi

Dokumen terkait

Disesuaikan dengan rumusan masalah dan fokus penelitian maka hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan Blackberry Messenger berdampak negatif terhadap

Kuliah Kerja Media (KKM) yang dilaksanakan pada tanggal 15 Pebruari hingga 15 April 2017 bertujuan untuk memenuhi Tugas Akhir Program Diploma III Komunikasi Terapan, Fakultas

Sebagai kelanjutan dari proses pengumuman ini, akan diterbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dan Surat Perintah Kerja. Demikian untuk diketahui dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan pada kompensa- si, motivasi kerja, dan komitmen organisasional memiliki pengaruh po- sitif dan signifikan terhadap kedisiplinan

Persaingan merek sepeda motor terdekat atau dengan kata lain dua type yang bersaing dengan ketat adalah Spin dan Vario (0,0001), dan untuk dua type sepeda motor yang

Dengan adanya sistem pendukung keputusan ini diharapkan dapat membantu masyarakat Kelurahan Perwira dalam memilih paket internet provider GSM yang sesuai dengan kriteria

Tidak ada hubungan antara kredibilitas customer service dengan citra perusahaan setelah dikontrol oleh pelanggan yang berusia &gt;18 tahun.. Hipotesis

A visitor from Indonesia viewed &#34;Mengenal Jenis-jenis Kain: Cotton, Crepe, Chiffon, Lycra dan sebagainya | Blog Haleema Apparel&#34; 1 hr 33 mins ago A visitor from Jakarta,