• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN

NOMOR

:

252/ Kpt s-II/ 1990

TANGGAL :

19 Mei 1990

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN

PT. WANA RIMBA KENCANA

KETENTUAN I

: TUJUAN PENGUSAHAAN HUTAN

Melaksanakan pengusahaan hut an yang meliput i kegiat an-kegiat an : perencanaan,

penanaman dan pemeliharaan hut an, pemungut an, pengolahan dan pemasaran hasil

hut an dan/ at au hasil hut an olahan sert a perlindungan dan pengamanan hut an dalam

areal hut an yang menj adi areal kerj anya.

KETENTUAN II

:

PELAKSANAAN

PT. WANA RIMBA KENCANA yang unt uk selanj ut nya disebut “ PERUSAHAAN” ,

melaksanakan pengusahaan hut an pada areal kerj a yang t elah dicadangkan sesuai

dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku sert a ket ent uan-ket ent uan

sebagai berikut :

A.

BIDANG PERENCANAAN

1.

Rencana Karya Pengusahaan Hut an

a.

PERUSAHAAN melaksanakan pengusahaan hut an berdasarkan Rencana

Karya Pengusahaan Hut an yang disyahkan oleh Depart emen Kehut anan

unt uk areal kerj anya.

b.

PERUSAHAAN sebagai pemegang Hak Pengusahaan Hut an harus

menyusun dan menyerahkan Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang

meliput i seluruh j angka wakt u Pengusahaan Hut an, Rencana Karya

Lima Tahun dan Rencana Karya Tahunan. Rencana Karya Lima Tahun

pert ama disusun dan diaj ukan unt uk mendapat kan pengesahan

selambat -lambat nya pada akhir t ahun pert ama pengusahaan hut an.

Rencana Karya Lima t ahun berikut nya diaj ukan selambat -lambat nya 12

(dua belas) bulan sebelum masa berlakunya.

c.

Rencana Karya Pengusahaan Hut an t ersebut sat u sama lain harus kait

mengkait sert a disusun sesuai dengan Pedoman Penyusunan Rencana

Karya Pengusahaan Hut an yang berlaku. Rencana Karya Pengusahaan

Hut an yang t elah disahkan t idak dapat dirubah kecuali dengan izin

Depart emen Kehut anan.

(2)

2.

Pemancangan bat as dan Penat aan Areal kerj a

a.

PERUSAHAAN harus melaksanakan t at a bat as t erhadap areal kerj anya

sesuai dengan ket ent uan yang berlaku paling lambat dalam wakt u 3

(t iga) t ahun set elah dit erbit kannya Keput usan Hak Pengusahaan Hut an.

b.

PERUSAHAAN harus melaksanakan penat aan areal kerj anya yang ant ara

lain meliput i pembuat an bat as blok-blok dan pet ak-pet ak t ebangan

sesuai dengan ket ent uan penat aan hut an.

c.

PERUSAHAAN harus bert anggung j awab unt uk menyelesaikan segala

akibat yang t imbul dari pelaksanaan kegiat an yang dilakukannya at as

t anah milik perorangan at au t anah yang dibebani hak lain.

3. Pot ret

Udara

PERUSAHAAN diwaj ibkan membuat dan menyerahkan kepada

Depart emen Kehut anan paling lambat dalam wakt u 2 (dua) t ahun set elah

dit erbit kannya Surat Keput usan Hak Pengusahaan Hut an.

a.

Pot ret udara skala 1 : 20. 000 sampai 1 : 50. 000 meliput i seluruh areal

kerj anya sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

b.

Laporan dan pet a hasil penaf siran pot ret udara yang t erdiri dari pet a

penaf siran veget asi dan pet a t opograf i berskala 1 : 20. 000 sampai 1 :

50. 000 meliput i seluruh areal kerj a.

B.

BIDANG PEMANFAATAN

1.

Pemungut an dan pemanf aat an kayu

a.

PERUSAHAAN harus melaksanakan Tebang Pilih Tanam Indonesia secara

sungguh-sungguh berpedoman kepada perat uran yang ada.

b.

PERUSAHAAN sanggup menghasilkan kayu bulat 79. 300 (t uj uh puluh

sembilan ribu t iga rat us) m3 set iap t ahun apabila PERUSAHAAN

menggunakan sist em silvikult ur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)

dan rot asi t ebang 35 (t iga puluh lima) t ahun. Disamping sist em

silvikult ur t ersebut , PERUSAHAAN dapat menggunakan sist em

silvikult ur lain yang dimuat di dalam Rencana Karya Lima Tahun

pengusahaan hut an yang t elah disahkan oleh Depart emen Kehut anan.

c.

PERUSAHAAN harus melaksanakan kegiat an pengusahaan hut an dengan

mempergunakan cara-cara pemungut an kayu yang sesuai dengan

keadaan wilayah kerj anya sert a t idak meninggalkan azas kelest arian

hut an dan lingkungan.

d.

Semua kegiat an pengusahaan hut an harus dilaksanakan dengan cara

yang t idak mengakibat kan adanya pemborosan dan kerugian-kerugian

sumber daya alam.

e.

PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang j enis kayu yang dilindungi

t anpa ij in khusus yang dikeluarkan oleh Depart emen Kehut anan.

(3)

g.

PERUSAHAAN dilarang melaksanakan penebangan hut an diluar areal

yang t elah dit et apkan di dalam Rencana Karya Lima Tahun dan

Rencana Karya Tahunan yang t elah disahkan.

h.

PERUSAHAAN dilarang menebang diluar areal Hak Pengusahaan

Hut annya.

i.

PERUSAHAAN dilarang malakukan penebangan ulang pada areal bekas

t ebangan t anpa ij in khusus dari Depart emen Kehut anan.

j .

Hak pemungut an hasil hut an dari penduduk yang sesuai dengan hak

adat set empat t et ap berlaku dan waj ib diindahkan oleh PERUSAHAAN.

2. Jaringan Jalan

PERUSAHAAN harus membangun dan memelihara j aringan j alan di

dalam areal kerj anya sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan t ent ang

pembuat an j alan angkut an hasil hut an sert a sesuai dengan RENCANA KARYA

PENGUSAHAAN HUTAN yang t elah disahkan. Jaringan j alan angkut an dalam

areal kerj a dibuat dengan ket ent uan :

a.

Jaringan j alan ut ama sej auh mungkin disesuaikan dengan rencana

pembukaan j alan umum yang dilakukan oleh Pemerint ah.

b.

Pada daerah yang berawa, PERUSAHAAN dibenarkan membangun j alan

rel sebagai j aringan j alan ut ama.

c.

PERUSAHAAN waj ib t et ap memelihara bekas j alan angkut an kayu dalam

hal ini j alan ut ama dan j alan cabang dengan t uj uan unt uk dipert ahankan

sebagai j alan pengawasan dan pemeliharaan hut an.

d.

PERUSAHAAN dilarang membuat rint angan-rint angan pada semua j alan

besar at au kecil dan j alan pengangkut an lainnya yang melalui kawasan

hut an yang berbat asan. Semua j alan besar at au kecil dan j alur

pengangkut an lainnya yang melalui areal kerj a ini harus t et ap t erbuka

unt uk umum.

3. Peralat an

Logging

a.

Dalam rangka pelaksanaan kegiat an di areal kerj anya, PERUSAHAAN

diwaj ibkan unt uk membuat laporan t ent ang j umlah keadaan per-j enis

alat berat yang ada di lapangan kepada Depart emen Kehut anan.

b.

Set iap pemindahan peralat an yang digunakan ket empat lain diluar

areal kerj anya perlu mendapat perset uj uan dari Depart emen

Kehut anan.

c.

Set iap peralat an yang t idak dipergunakan lagi dan direncanakan unt uk

dapat dihapuskan agar dibuat berit a acara sebagai penghapusan

peralat an.

4.

Penanaman Modal

(4)

b. PERUSAHAAN waj ib melaporkan pelaksanaan invest asi set iap t ahun

dalam bent uk isian yang t elah dit ent ukan dan neraca akhir t ahun yang

diaudit oleh Akunt an Publik kepada Depart emen Kehut anan selambat

-lambat nya pada akhir semest er pert ama t ahun berikut nya.

5. Ket enaga-kerj aan

a.

Penggunaan Tenaga Kerj a

PERUSAHAAN harus menggunakan t enaga kerj a Indonesia unt uk

semua j enis pekerj aan dan j asa yang diperlukan di Indonesia, kecuali

bila t ernyat a t enaga kerj a Indonesia yang memenuhi syarat t idak

berhasil diperolehnya, maka PERUSAHAAN dapat menggunakan t enaga

asing dengan ment aat i perat uran-perat uran yang berlaku. PERUSAHAAN

diwaj ibkan unt uk mengaj ukan Rencana Penggunaan Tenaga Kerj a

Tahunan kepada Depart emen Kehut anan.

b. Program Pendidikan dan Lat ihan Tenaga Kerj a

PERUSAHAAN harus melaksanakan pendidikan dan lat ihan bagi

sebanyak-banyaknya t enaga kerj a Indonesia unt uk mengisi j abat an

yang diperlukan, disamping it u PERUSAHAAN diwaj ibkan mengikut

sert akan t enaga kerj a pada set iap pendidikan dan lat ihan yang

dilakukan oleh Pemerint ah sepanj ang menyangkut bidang kegiat annya.

c. Pemut usan hubungan kerj a

Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan kerj a karyawan harus

diperlakukan sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang

berlaku.

6. Pungut an/ Iuran

PERUSAHAAN harus membayar Iuran HAK PENGUSAHAAN HUTAN dan

Iuran Hasil Hut an sert a iuran-iuran lainnya sebagaimana diat ur dalam

Perat uran Pemerint ah No. 22 Tahun 1967 j o. Perat uran Pemerint ah No. 21

Tahun 1980 dan perat uran perundang-undangan lain yang berlaku.

C.

BIDANG PENGOLAHAN

Unt uk kepent ingan indust ri pengolahan kayu secara nasional, PERUSAHAAN waj ib

membangun Indust ri dan/ at au t erkait dengan indust ri pengolahan kayu lain

melalui pemilikan saham dan membant u keperluan bahan baku indust ri lain.

D. BIDANG

PEMASARAN

1. PERUSAHAAN diwaj ibkan memberikan inf ormasi t ent ang dat a-dat a

pemasaran bila set iap saat diperlukan Pemerint ah.

2. PERUSAHAAN harus selalu meningkat kan pengembangan pemasaran baik

unt uk dalam negeri maupun luar negeri dengan membuat perencanaan

pemasaran dan harus berusaha memenuhi kebut uhan dalam negeri dengan

t ingkat harga yang waj ar.

(5)

4.

PERUSAHAAN harus selalu mengembangkan peningkat an mut u hasil hut an.

5. PERUSAHAAN

harus

memperkerj akan

t enaga grader dan scaler secukupnya

sebanding dengan volume hasil hut an yang dihasilkan.

6.

PERUSAHAAN harus memasarkan j enis kayu yang belum dikenal sedikit nya

2, 5% dari volume kayu yang sudah dikenal/ dipasarkan.

7.

PERUSAHAAN harus ment aat i perat uran t ent ang peredaran hasil hut an yang

meliput i ket ent uan Tat a Usaha Kayu dan ket ent uan Tat a Usaha Hasil Hut an

lainnya.

8.

Dalam memant apkan pasaran hasil hut an baik di dalam negeri maupun di

luar negeri PERUSAHAAN sej auh mungkin harus memiliki perwakilan di

pusat -pusat pemasaran hasil hut an dan membant u Pemerint ah dalam

analisa, perencanaan dan pelaksanaan pemasaran.

E.

BIDANG PEMBINAAN HUTAN

Berdasarkan susunan j enis dan susunan diamet er t egakan hut an dari

areal yang diusahakan dengan sist em silvikult ur Tebang Pilih Indonesia

unt uk mempert ahankan meningkat kan kelest arian manf aat hut an,

PERUSAHAAN harus melaksanakan :

a.

Usaha - usaha unt uk mencegah penurunan nilai hut an

PERUSAHAAN harus mengambil langkah-langkah pengamanan t egakan

sisa dalam melaksanakan penebangan, penyaradan dan pengangkut an

agar kerusakan t egakan sisa dan erosi sej auh mungkin dapat

dihindarkan, yait u dengan cara :

1)

Penandaan/ penomoran pohon-pohon yang akan di t ebang dan

yang dit inggalkan sebagai pohon int i at au pohon induk.

2)

Penebangan dilaksanakan pada pohon berdiamet er minimal 50

(lima puluh) cm dengan arah rebah yang t epat .

3)

PERUSAHAAN t idak boleh melaksanakan penebangan pada daerah

mat a air dengan radius kurang dari 200 (dua rat us) m dan di kiri

kanan sungai selebar kurang dari 50 (lima puluh) m. Unt uk

daerah-daerah yang dinyat akan mempunyai nilai est et ika at au

ilmiah, j arak t ersebut di at as t idak boleh kurang dari 100 (serat us)

m.

4)

Tempat pengumpulan kayu dan j alan sarad dibuat sebaik-baiknya

sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

b.

Langkah-langkah unt uk meningkat kan nilai hut an

(6)

b.

PERUSAHAAN waj ib membuat t anaman pada lahan yang t idak

produkt if unt uk 5 (lima) t ahun pert ama seluas 1. 500 (seribu lima

rat us) hekt ar dengan t ahun pert ama seluas 300 (t iga rat us)

hekt ar, dan unt uk t ahun berikut nya sesuai dengan luas

penebangan dan keadaan sert a luas lahan-lahan yang t idak

produkt if , dengan konsekwensi t arget luas RKT t ahun berikut nya

akan diberikan seluas realisasi reboisasi, permudaan hut an dan

t anaman secara seimbang.

F. BIDANG

PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN HUTAN

1.

Bidang Perlindungan Hut an

a. Unt uk mencegah t erj adinya kebakaran hut an, PERUSAHAAN waj ib:

a. 1. Menyediakan sarana pemadam kebakaran dalam j umlah yang

memadai sesuai dengan luas dan keadaan areal kerj anya.

a. 2. Ikut akt if melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran

di dalam areal kerj anya dan disekit arnya ant ara lain dengan

mengamankan semua kegiat an eksploit asinya yang dapat

menimbulkan bahaya kebakaran sert a mengamankan penyimpanan

bahan-bahan yang mudah t erbakar.

a. 3. Segera melaporkan pada inst ansi kehut anan set iap t erj adinya

kebakaran di areal kerj anya.

b. PERUSAHAAN harus mencegah dan menghindarkan t erj adinya t indak

pelanggaran oleh pihak lain yang menyebabkan kerusakan hut an dalam

areal kerj anya, ant ara lain mencegah adanya perladangan dan

penebangan liar.

c. Apabila t erj adi perambahan hut an dan at au t ebangan liar oleh pihak ke

3/ pihak lain sebagai akibat dibangunnya j alan angkut an oleh pemegang

HPH, maka pemegang HPH bert anggung j awab membayar denda at as

kerusakan hut annya.

d. Unt uk melaksanakan perlindungan hut an, perusahaan diwaj ibkan

membent uk Sat uan Pengamanan (SATPAM) kehut anan dengan kwalif ikasi

t erdidik dan dalam j umlah yang memadai.

e. PERUSAHAAN segera melaporkan set iap t erj adi kerusakan gangguan

hama dan penyakit t erhadap hut an dan hasil hut an di areal kerj anya.

2. Bidang Pelest arian Alam

a. Perlindungan t erhadap t umbuh-t umbuhan

a. 1. PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang pohon-pohon dan

memungut t umbuh-t umbuhan lain yang dit et apkan sebagai j enis

yang dilindungi sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku.

a. 2. PERUSAHAAN harus akt if dalam pengembangan dan perlindungan

(7)

dengan memperhat ikan ket ent uan t ent ang Analisa Mengenai

Dampak Lingkungan (AMDAL).

b.

Perlindungan t erhadap Sat wa Liar

b. 1. PERUSAHAAN t idak dibenarkan melakukan perburuan baik at as

binat ang-binat ang liar yang dilindungi berdasarkan perat uran

perundundangan yang berlaku maupun t erhadap binat

ang-binat ang yang t idak dilindungi yang t erdapat di areal kerj anya

t anpa izin.

b. 2. PERUSAHAAN harus mencegah t erj adinya perburuan di areal

kerj anya.

b. 3. Unt uk menj amin dan memelihara t erselenggaranya perlindungan

t erhadap sat wa liar, pengusahaan hut an dilaksanakan sedemikian

sehingga t idak t erdapat sat wa liar yang t erj ebak didalam wilayah

yang diusahakan.

c. Perlindungan

t erhadap

Obyek-Obyek yang Bernilai Ilmiah dan Budaya

c. 1. PERUSAHAAN harus mencegah t erj adinya kerusakan-kerusakan

t erhadap obyek-obyek yang bernilai ilmiah dan budaya.

c. 2. PERUSAHAAN harus segera melaporkan bila menemukan t empat

-t empa-t yang bernilai ilmiah dan budaya.

d. Unt uk menj amin dan memelihara t erselenggaranya kelest arian hut an

lindung, hut an wisat a dan hut an suaka alam, PERUSAHAAN harus

menyediakan daerah penyangga yang berbat asan dengan kawasan

t ersebut dengan ket ent uan :

d. 1. Lebar minimal daerah penyangga adalah 200 (dua rat us) met er

diukur dari bat as hut an-hut an t ersebut sepanj ang bat as

persekut uan.

d. 2. Sarana pengusahaan hut an yang diperkenankan diadakan pada

daerah penyangga hanya pembuat an j alan sarad.

KETENTUAN III

: KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN

1.

Persyarat an mengenai kesehat an dan keselamat an

a. PERUSAHAAN

harus

memperhat ikan/ mengambil langkah-langkah

secara maksimal dalam rangka menj amin kesehat an dan

keselamat an umum, karyawan dan at au orang lain yang berada di

dalam areal kerj anya.

b. Di dalam hal t erj adi kecelakaan-kecelakaan yang menimpa

karyawan PERUSAHAAN at au orang lain yang berada di dalam

areal kerj anya, maka kepada mereka harus diperlakukan sesuai

dengan perat uran yang berlaku.

2. Pembangunan Masyarakat

(8)

PERUSAHAAN harus waj ib membant u Pemerint ah dalam

melaksanakan pembangunan masyarakat di dalam dan di sekit ar

areal kerj anya sepert i :

a. 1. Pendirian t empat -t empat ibadah,

a. 2. Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan,

a. 3. Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an.

b. Kesempat an kerj a

PERUSAHAAN harus memberi kesempat an kerj a kepada

masyarakat baik di dalam maupun di sekit ar areal kerj anya.

c. Fasilit as

pengobat an

c. 1. PERUSAHAAN waj ib mendirikan klinik dengan kapasit as

minimum 6 (enam) t empat t idur lengkap dengan t enaga

medis yang bekerj a penuh unt uk perusahaan.

c. 2. PERUSAHAAN harus menyediakan pelayanan pengobat an

kepada seluruh karyawannya dan anak ist erinya.

c. 3. Anggot a masyarakat set empat walaupun bukan karyawan

PERUSAHAAN dapat t urut menggunakan f asilit as klinik

t ersebut dengan biaya seringan mungkin.

c. 4. PERUSAHAAN harus menyediakan pos-pos pert olongan

pert ama pada t empat -t empat yang diperlukan.

3. Fasilit as t empat t inggal karyawan dan kegiat an logging

a.

Base

camp

Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp, PERUSAHAAN

harus memenuhi ket ent uan-ket ent uan :

- Pembangunan rumah/ barak unt uk karyawan harus memenuhi

kelayakan ruang t empat t inggal yang sehat .

- Penggunaan lahan hut an unt uk pembangunan Base Camp harus

sesuai dengan kebut uhan.

- Pembangunan Camp di areal HPH lain, harus ada perset uj uan

t ert ulis dari Pemegang HAK PENGUSAHAAN HUTAN yang

bersangkut an.

b. Tempat penimbunan kayu (log yard)

Tempat penimbunan kayu harus t erpisah dengan t empat Base

Camp.

c. Bangunan lainnya

- Bangunan-bangunan lain yang ada dan yang akan didirikan di

dalam areal kerj anya harus mendapat ij in Depart emen

Kehut anan.

KETENTUAN IV : LAIN-LAIN

(9)

Perubahan luas areal kerj a dimungkinkan dan pelaksanaannya

disesuaikan dengan perat uran perundangan-undangan yang berlaku.

B. HAK-HAK

LAIN

PERUSAHAAN t idak mempunyai hak-hak lain selain apa yang

t ercant um di dalam Surat Keput usan HAK PENGUSAHAAN HUTAN dan

kelengkapannya. Hak-hak lain yang dimaksud adalah meliput i hak

pengolahan at as t anah hut an, hak-hak at as mineral, minyak bumi, gas

alam, bahan-bahan kimia, bat u-bat u mulia at au set engah mulia, dan

sumber-sumber alam lainnya

KETENTUAN V

:

PENGAWASAN

Pemerint ah melakukan pengawasan t erhadap pelaksanaan semua

kegiat an PERUSAHAAN baik mengenai pelaksanaan f isik pengusahaan hut an

maupun semua administ rasi/ pembukuan dan surat -menyurat PERUSAHAAN.

KETENTUAN VI

:

PELANGGARAN / SANKSI

1.

Pengert ian

pelanggaran

Tidak melaksanakan, t idak ment aat i dan at au t idak memenuhi

persyarat an/ kewaj iban sebagaimana t ercant um dalam perat uran

perundang-undangan yang berlaku dan at au Surat Keput usan HAK

PENGUSAHAAN HUTAN besert a dokumen kelengkapannya.

2.

Pengenaan

sanksi

Pelanggaran t erhadap ket ent uan t ersebut ayat 1 bab ini akan

dikenakan sanksi sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang

berlaku.

KETENTUAN

VII

:

KONSEKWENSI TERHADAP PENCABUTAN DAN/ ATAU

PENYERAHAN KEMBALI IZIN HAK PENGUSAHAAN HUTAN

1.

Kewaj iban PERUSAHAAN set elah t erj adinya pencabut an

Dalam hal dicabut nya Surat Keput usan HAK PENGUSAHAAN

HUTAN, kepada PERUSAHAAN t et ap dibebankan kewaj iban-kewaj iban

yang t ercant um dalam Pasal 13 ayat 2 Perat uran Pemerint ah No. 21

Tahun 1970.

2. Hak milik PERUSAHAAN set elah habisnya j angka wakt u, penyerahan

kembali at au dicabut nya HAK PENGUSAHAAN HUTAN

Set elah habis masa berlakunya Surat Keput usan HAK

PENGUSAHAAN HUTAN dan at au perpanj angannya, at au penyerahan

kembali sebelum j angka wakt u maka :

(10)

b. Barang-barang persediaan yang berada didalam gudang dan

benda-benda bergerak yang dipergunakan PERUSAHAAN sehubungan

dengan kegiat an pengusahaan hut an, t et ap menj adi milik

PERUSAHAAN.

c. Jika HAK PENGUSAHAAN HUTAN berakhir karena habis wakt unya

at au karena diserahkan kembali oleh PERUSAHAAN at au karena

dicabut oleh Ment eri Kehut anan maka :

c. 1. Segala hak yang dimiliki pemegang HAK PENGUSAHAAN HUTAN

berakhir.

c. 2. Wilayah hut an yang dibebani hak pengusahaan kembali kepada

Negara.

c. 3. Pemegang HAK PENGUSAHAAN HUTAN yang bersangkut an

diwaj ibkan menyerahkan semua klise dan bahan-bahan pet a,

gambar-gambar ukuran t anah dan sebagainya yang

bersangkut an dengan pengusahaan hut an kepada Depart emen

Kehut anan dengan t idak menerima gant i rugi.

c. 4. Pemegang Hak Pengusahaan Hut an t et ap dibebani/ waj ib

menyelesaikan semua kewaj iban-kewaj iban yang belum

t erpenuhi t erut ama at as kewaj iban keuangan kepada

Pemerint ah.

MENTERI KEHUTANAN

Tt d.

Referensi

Dokumen terkait

• Absolute immunity >> the Parlement Belge • Modified to cover State act only (jure imperii).. – The 1976 American Foreign Sovereign Immunities Act – The 1926 Brussels

Berdasarkan hasil deskriptif uji organoleptik daya terima konsumen pada aspek warna, rasa dan kekenyalan, kue ku yang paling disukai adalah penggunaan pewarna angkak pada

Maintainability suatu peralatan dapat didefinisikan sebagai probabilitas dari komponen atau sistem yang gagal tersebut untuk bisa dipulihkan atau diperbaiki pada suatu kondisi

Media adalah segala se- suatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Pada hari ini Rabu, tanggal Sembilan Belas bulan Juli tahun Dua Ribu Tujuh Belas, yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Pekerjaan Umum Dan

Because understory leaves possess various states of photosynthetic induction and experience disparate sunfleck regimes over the course of a day, a relevant question with regard to

Menurut John Mc Manama, sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi- fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organic untuk