RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT
NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI
JASA USAHA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT,
Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Usaha Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah perlu ditinjaukembali dan dilakukan penyesuaian;
b. bahwa Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2011 tentang Jasa Usaha, tidak cukup menampung seluruh kebutuhan Retribusi Jasa Usaha, sehingga pelu ditinjau kembali dan dilakukan penyesuaian;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b diatas, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578 ) ;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT
dan
BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT MEMUTUSKAN:
Menetapkan : RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA.
Pasal I
Beberapa Ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 05 Tahun 2011 tentang Jasa Usaha, diubah seabagai berikut :
B A B II
NAMA, OBJEK DAN GOLONGAN RETRIBUSI SERTA CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNANAAN JASA
Bagian Kesatu
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Pasal 2
Dengan Nama Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dipungut retribusi atas pemakaian kekayaaan milik Pemerintah Daerah.
Pasal 3
(1) Obyek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah pemakaian kekayaan daerah.
(2) Dikecualikan dari pengertian pemakaian kekayaan daerah adalah penggunaan tanah yang tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut.
Pasal 4
Pasal 5
Tingkat penggunaan jasa pemakaian kekayaan daerah diukur berdasarkan jenis, ukuran, jumlah dan jangka waktu menggunakan pemakaian kekayaan daerah.
1. Ketentuan Pasal 10 ayat (3) diubah sehingga berbunyisebagai berikut : Pasal 10
(1) Objek retribusi adalah pelayanan penyediaan tempat pelelangan yang secara khusus disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan pelelangan ikan,ternak,hasil bumi,dan hasil hutan termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang disediakan ditempat pelelangan. (2) Termasuk objek retribusi adalah tempat yang dikontrak oleh Pemerintah
Daerah dari pihak lain untuk dijadikan sebagai tempat pelelangan.
(3) Dikecualikan Objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tempat pelelangan yang disediakan,dimiliki,dan/atau dikelola oleh BUMN,BUMD,dan pihak swasta.
Pasal 11
Tingkat Penggunaan jasa tempat pelelangan diukur berdasarkan nilai jual barang yang dilelang.
Bagian Kedua
Retribusi Tempat Khusus Parkir Pasal 12
Dengan Nama Retribusi Tempat Khusus Parkir dipungut retribusi atas pemanfaatan/ penggunaan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 13
(1) Obyek Retribusi Tempat Khusus Parkir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 adalah pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 14
Tingkat penggunaan jasa Tempat Khusus Parkir diukur berdasarkan frekuensi dan jangka waktu penggunaan.
2. Ketentuan Pasal 21 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Bagian Ketujuh
Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan Pasal 21
Dengan Nama Retribusi Pelayanan Kepelabuhananterdiri dari :
a. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan dipungut retribusi atas jasa kepelabuhanan termasuk fasilitas lainnya dilingkungan Pelabuhan yang disediakan dimiliki/dan atau dikelola Pemerintah Daerah; dan
b. Retribusi Pelayanan Pelabuhan Perikanan, ;
dipungut retribusi atas pelayanan jasa kepelabuhanan perikanan termasuk fasilitas lainnya dilingkungan pelabuhandan pelabuhan perikanan yang disediakan dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
3. Ketentuan Pasal 22 ayat (1) dan ayat (2) diubah sehingga berbunyi: Pasal 22
(1) Obyek Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 adalah pelayanan jasa kepelabuhanan dan pelayanan jasa Kepelabuhanan Perikanan, termasuk fasilitas lainnya dilingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(2) Dikecualikan dari objek retribusi pelayanan kepelabuhanan adalah pelayanan jasa kepelabuhanan yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
4. Ketentuan Pasal 23 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 23
B A B III
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 28
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak.
(2) Keuntungan yang layak sebagaiman dimaksud pada ayat(1)adalah keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar
(3) Struktur dan besarnya tariff retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disesuaikan dengan perkembangan dan keadaan pasar.
(4) Berdasarkan Prinsip dan Sasaran sebagaimana disebutkan pada ayat (1) diatas maka ditetapkan struktur dan besarnya tarif sebagai berikut:
5. Ketentuan Tarif Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah mengalami perubahan pada tarifretribusi Sewa Tanah Pemda di Kecamatan Tanimbar Selatan sehingga besaran tarifnya sebagai berikut :
1. TARIF RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH N
O
NAMA ASSET/OBYEK TARIF LOKASI KE
T 1. Gudang Pemda Saumlaki
(Gudang Lama)
35.000.000/Tahun Saumlaki
2. Gudang Pemda Saumlaki (Gudang Baru)
50.000.000/Tahun Saumlaki
3. Gudang Pemda Larat 25.000.000/
Tahun
Larat
4. Tanah Pemda Lokasi Tk. Selatan dan Sekitarnya
25.000.000/ Tahun
Saumlaki
5. Sewa Tanah Pemda di Semua Wilayah Kab. MTB
25.000./m²/Tahun
6. Sewa Gedung Enus 2.000.000/ Sekali
Pakai
Saumlaki
7. Sewa Gedung Adat Enus 2.000.000/ Sekali Pakai
8. Sewa Gedung Kesenian 3.000.000/ Sekali Pakai
Saumlaki
9. Sewa Lapangan Tenis Kewarbotan
25.000/jam Saumlaki
10 .
Sewa Gedung Bisnis Center 1.000.000/Sekali Pakai
Saumlaki
5. RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN a. Rertibusi Pelayanan Kepelabuhanan.
N O
JENIS RETRIBUSI DAN PERIZINAN
SATUAN
BESAR TARIF
(Rp)
1 2 3
I. RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN 1.
2.
JASA ANGKUTAN LAUT
A. Karcis Pas Masuk Pelabuhan Laut
a. Pas Masuk Khusus Orang
b. Pas masuk Khusus Sepeda Motor
c. Pas Masuk Khussus Mobil
B. Jasa Pelayanan Lainnya a. Jasa Tambat Kapal GT <7 b. Jasa Labuh Kapal GT <7
JASA ANGKUTAN
PENYEBERANGAN A. Jasa Sandar
a. Dermaga Beton jembatan bergerak b. Dermaga beton
c. Jembatan kayu
d. Pinggiran/pantai/talud
e. Kapal istirahat pada dermaga
Per orang per sekali masuk
Per unit per sekali masuk
Per unit per sekali masuk
Per GT per etmal
Per GT per etmal
B. Jasa Tanda masuk Pelabuhan a. Tanda masuk pelabuhan/terminal
(penumpang, pengangar penjemput)
b. Tanda masuk bulanan pedagang asongan dan sejenisnya
c. Pas Masuk Kendaraan Gol I
d. Pas Masuk Kendaraan Gol II
e. Pas Masuk Kendaraan Gol III
f. Pas Masuk Kendaraan Gol IV
g. Pas Masuk Kendaraan Gol V
h. Pas Masuk Kendaraan Gol VI
i. Pas Masuk Kendaraan Gol VII
j. Pas Masuk Kendaraan Gol VIII
Per orang per sekali masuk
Per orang per bulan
Per unit per sekali masuk
Per unit per sekali masuk
Per unit per sekali masuk
Per unit per sekali masuk
Per unit per sekali masuk
Per unit per sekali masuk
Per unit per sekali masuk
Per unit per sekali masuk
C. Jasa Penumpukan Barang
D. Tarif Sewa Tanah dan Bangunan A. Tarif Sewa Tanah
a. Untuk Kepentingan toko, warung, dan sejenisnya b. Untuk perkantoran dan
sejenisnya
c. Untuk Reklame dan sejenisnya
d. Untuk kegiatan lainnya
B. Tarif Sewa Bangunan/Ruangan a. Untuk Kantor Perusahaan
Penyeberangan dan sejenisnya
Per m2 per tahun
Per m2 per tahun Per m2 per tahun Per m2 per hari
Per m2 per bulan
7.500
4.500
5.000
2.500
b. Untuk Kantor Lainnya c. Untuk Warung, Kantin dan
sejenisnya
d. Untuk kegiatan lainnya
Per m2 per bulan Per m2 per bulan
Per m2 per hari
5.500 4.500
3.500
c. Retribusi Pelayanan Pelabuhan Perikanan
No. JENIS RETRIBUSI DAN PERIZINAN SATUAN BESAR TARIF (Rp)
1 2 3 4
RETRIBUSI PELAYANAN PELABUHAN PERIKANAN
1. JASA TAMBAT LABUH
A. Biaya Tambat Labuh Kapal Diatas 30 GT 1. Tambat > 30 GT
a. Kapal Perikanan Per meter
Panjang
Kapal/Etmal 300
b. Kapal Non Perikanan Semua Ukuran Per meter Panjang
Kapal/Etmal 2.000
2. Labuh > 30 GT
a. Kapal Perikanan Per meter
Panjang
Kapal/Etmal 300
b. Kapal Non Perikanan Semua Ukuran Per meter Panjang
Kapal/Etmal 2.000
B. Biaya Tambat dan Labuh Untuk Kapal Berukuran Sampai 30 GT
1. Kapal berukuran ≤ 10 GT Per Kapal/etmal
3.000 2. Kapal berukuran > 10 GT Per Kapal/etmal
4.000 3. Kapal Berukuran > 20 s.d. 30 GT Per Kapal/etmal
2.000
C. Tarif Khusus
1. Kapal Penelitian dan Kapal Pemerintah yg tidak diusahakan
Per GT Kapal /
etmal 500
2. Kapal Patroli,Kapal Bea Cukai, Kapal Perang dan Kapal Pemerintah Sejenisnya
Per GT Kapal /
etmal 300
3. Kapal Rusak menunggu perbaikan Per GT Kapal /
etmal 500
4. Kapal bertambat labuh diatas 30 etmal Per GT Kapal /
etmal 300
2. Jasa Pengadaan Es Per Balok
25.000
3. Jasa Pengadaan Air Per liter
4. Imbalan Jasa Sewa Cool Room Per Kg / hari
500
5. Imbalan Jasa Tanah dan Bangunan A. Tanah Pelabuhan
1. Biaya Pengembangan (Developtmen Charge ) Per m² / tahun
1.200 2. Sumbangan Pemeliharaan Per m² / tahun
1.000
B. Bangunan Pelabuhan Perikanan
1. Bangunan Sementara Per m² / tahun
4.000 2. Bangunan Semi Permanen Per m² / tahun
5.000
3. Bangunan Permanen Per m² / tahun 6.000
C. Tanah yang dipakai untuk :
1. Lapangan Penjemuran Jaring/Penjemuran ikan
Per m² / hari
50 a. Ruangan/Lapangan terbuka beratap Per m² / hari
30 b. Ruangan/Lapangan terbuka tidak
beratap
2. Tempat Penumpukan Barang
a. Ruangan/Lapangan terbuka beratap Per m² / hari
500 b. Ruangan/Lapangan terbuka tidak
beratap
Per m² / hari
350
6. Imbalan Jasa Pas Masuk PAS Harian/ sekali masuk
1. Orang Per orang/sekali
masuk 1.000
2. Sepeda/becak/gerobak Per Kendaraan / sekali masuk
1.000
3. Sepeda Motor Per Kendaraan /
sekali masuk
1.000
4. Kendaraan bermotor roda tiga Per Kendaraan / sekali masuk
1.000
5. Mobil Penumpang 2.000
6. Bus / Truk 2.500
7. Truk Gandengan,Trailer/container 3.000
7. Imbalan Jasa Kebersihan Pelabuhan A. Kebersihan
1. Bangunan Permanen Tertutup Per m² / bulan 1.000 2. Perkantoran/Pertokoan Per m² / bulan 1.000 3. Gudang/Tempat Pelelangan Ikan Per m² / bulan 1.000 4. Tempat Pemasaran Ikan Per sekali
bongkar muat
1.000
5. Warung Makan /Kios Per m² / bulan 1.000 6. Kendaraan yang melakukan bongkar muat di
kawasan pelabuhan
Per sekali bongkar muat
5.000
7. Truck/Truck Tanki Per sekali masuk 10.000
8. Pick Up Per sekali masuk 5.000
9. Gerobak/Kendaraan Roda Tiga Per Sekali masuk 5.000
B. Kebersihan Kolam Pelabuhan
4. > 30 s.d. 60 GT Per Sekali masuk 1.000 5. Kapal Perikanan Ukuran > 60 GT Per
meter/Panjang Kapal
1.000
6. Kapal Non Perikanan(disarankan agar dilakukan klasifikasi)
Per
meter/Panjang Kapal
1.250
7. Kapal Penelitian Per
meter/Panjang Kapal
1.250
8. Kapal Patroli, beacukai, kapal perang dan kapal pemerintah sejenisnya
Per
meter/Panjang Kapal
1.250
6. Ketentuan Pasal 38 diubah sehingga berbunyinya sebagai berikut: BAB XIII
PELAKSANAAN PUNGUTAN Pasal 38
(1) Pelaksanaan pemungutan Retribusi ditangani Satuan Kerja Perangkat Daerah Pengelola Pendapatan Asli Daerah.
(2) Pelaksanaan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian secara fungsional dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah bekerja sama dengan instansi teknis lainnya.
Ketentuan Pasal 42 ayat (1) diubah senggi berbunyi sebagai berikut :
6.
B A B XVI
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 42
(1) Dengan berlakunya Peraturan Derah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2011 dinyatakan tetap berlaku kecuali mengenai perubahan-perubahan yang dilakukan tidak berlaku dan berpedoman pada Peraturan Daerah ini.
Pasal II
Peraturan Daerahini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Ditetapkan di : Saumlaki pada tanggal :2013
BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT,
BITZAEL SALVESTER TEMMAR
Diundangkan di : Saumlaki pada tanggal : 2013
SEKRETARIS DAERAH MALUKU TENGGARA BARAT,
MATHIAS MALAKA
PENJELASAN ATAS
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH
NOMOR 05 TAHUN 2011
TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA
I. PENJELASAN UMUM
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terkahir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maka penyelenggaran pemerintahan daerah dilakukan dengan membrikan kewenangan yang seluas-luasnya disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sitem penyelenggaaraan pemerintahan negara.
II.PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas Pasal 2
Cukup Jelas Pasal 3
Cukup Jelas Pasal 4
Cukup Jelas Pasal 5
Cukup Jelas Pasal 6
Cukup Jelas Pasal 7
Cukup Jelas Pasal 8
Cukup Jelas Pasal 9
Cukup Jelas Pasal 10
Cukup Jelas Pasal 11
Cukup Jelas Pasal 12
Cukup Jelas Pasal 13
Cukup Jelas Pasal 14
Cukup Jelas Pasal 15
Pasal 16
Cukup Jelas Pasal 17
Cukup Jelas Pasal 18
Cukup Jelas Pasal 19
Cukup Jelas Pasal 20
Cukup Jelas Pasal 21
Cukup Jelas Pasal 22
Cukup Jelas Pasal 23
Cukup Jelas Pasal 24
Cukup Jelas Pasal 25
Cukup Jelas Pasal 26
Cukup Jelas Pasal 27
Cukup Jelas Pasal 28
Cukup Jelas Pasal 29
Cukup Jelas Pasal 30
Cukup Jelas Pasal 31
Cukup Jelas Pasal 32
Pasal 33 Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “tidak dapat diborongkan” adalah bahwa seluruh proses kegiatan pungutan retribusi tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga namun dalam hal ini bukan berarti bahwa pemerintah daerah tidak boleh bekerjasama dengan pihak ketiga. Dengan selektif dalam proses pungutan, pemerintah daerah dapat mengajak badan-badan yang karena profesionalnya layak dipercaya untuk ikut melaksanakan sebagian tugas pungutan jenis retribusi secara efisien. Kegiatan yang tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan penghitungan besarnya retribusi terutang, pengawasan, penyetoran retribusi dan penagihan retribusi.
Ayat (2)
Cukup Jelas Ayat (3)
Cukup Jelas Pasal34
Cukup Jelas Pasal35
Cukup Jelas Pasal36
Cukup Jelas Pasal37
Cukup Jelas Pasal38
Cukup Jelas Pasal39
Cukup Jelas Pasal40
Cukup Jelas Pasal41
Pasal 42
Cukup Jelas Pasal43
Cukup Jelas Pasal44
Cukup Jelas