• Tidak ada hasil yang ditemukan

Overview Standar Akuntansi – Makasar | Dwi Martani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Overview Standar Akuntansi – Makasar | Dwi Martani"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TRANSAKSI DALAM SAP AKRUAL

TRANSAKSI AKRUAL

Pendapatan masih harus diterima

Pendapatan diterima dimuka

Beban yang masih harus dibayar

Beban dibayar dimuka

Beban Penyusutan

Beban Penyisihan piutang

Transaksi belanja modal dan pembiayaan

langsung ke pos dalam neraca

TRANSAKSI AKRUAL

Pendapatan masih harus diterima

Pendapatan diterima dimuka

Beban yang masih harus dibayar

Beban dibayar dimuka

Beban Penyusutan

Beban Penyisihan piutang

Transaksi belanja modal dan pembiayaan

langsung ke pos dalam neraca

TRANSAKSI KAS  PELAKSANAAN

ANGGARAN

TRANSAKSI KAS  PELAKSANAAN

(3)

PENYESUAIAN KAS - AKRUAL

LRA

Pendapatan-LO Sekaligus

Pendapatan-LRA

Pendapatan LRA dan Pendapatan LO

Belanja Sekaligus Beban Belanja dan Beban

Pend. Diterima

Dimuka

Piutang Pendapata

n Pendapatan

LO sudah diterima

Kas-nya

Belanja Dibayar Dimuka

Utang atas Belanja (YMHD) Beban sudah

dikeluarkan Kas-nya/

Dibayar

(4)

TRANSAKSI KAS

Transaksi Kas dicatat sebagai pendapatan LRA dan

Belanja  LRA

Beberapa transaksi kas sebenarnya juga

mencerminkan akrual  sehingga sama dengan

Pendapatan atau Beban dalam LO

Pembayaran gaji pada periode anggaran atas seorang

yang telah bekerja

Pembayaran beban sewa selama satu periode

anggaran

Penerimaan pendapatan untuk periode tersebut 

retribusi

Beberapa transaksi kas yang bukan transaksi

akrual

Pembiayaan

Belanja modal

Pembayaran belanja untuk dimanfaatkan jangka

panjang

(5)

Tanggal 1 Januari 20X5 ditetapkan bahwa Estimasi Pendapatan

SKPD A untuk tahun 20X5 adalah Rp500.000.000, sedangkan

belanjanya dianggarkan sebesar Rp650.000.000.

Tanggal 1 Januari 20X5 ditetapkan bahwa Estimasi Pendapatan

SKPD A untuk tahun 20X5 adalah Rp500.000.000, sedangkan

belanjanya dianggarkan sebesar Rp650.000.000.

ANGGARAN - SKPD

Jurnal anggaran digunakan untuk mencatat

penetapan anggaran.

Jurnal ini tidak harus secara formaal dibuat.

Tanggal

Finansial

Anggaran

2 Jan

20x5 Estimasi PendapatanEstimasi SAL Aproriasi Belanja

500.000.000 150.000.000

(6)

PENDAPATAN

Pendapatan yang diterima akan diakui sebagai

pendapatan ketika kas sudah diterima – pajak,

retribusi, transfer, pendapatan lain.

Pada akhir tahun akan dilakukan penyesuaian jika

ada pajak yang belum dibayar  akan diakui sebagai

piutang.

Pada tanggal 1 Juni 20X2 diterima pendapatan pajak sebesar

300.000.000. Pada 31 Desember masih ada pajak yang belum

dibayar 50.000.000

Pada tanggal 1 Juni 20X2 diterima pendapatan pajak sebesar

300.000.000. Pada 31 Desember masih ada pajak yang belum

dibayar 50.000.000

Tanggal

Finansial

Anggaran

2 Juni

20x2 KasPendapatan pajak – LO

300.000.000

300.000.000 Perubahan SALPendapatan – LRA 300.000.000300.000.000

31 Des Piutang Pajak

Pendapatan pajak – LO

50.000.000

(7)

Tanggal 28 Mei 20X5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit

dan dinyatakan bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak

hotel atas Hotel Bulan sebesar Rp50.000.000

Tanggal 10 Juni 20X5 Hotel Bulan membayar pajak hotel ke SKPD

Tentram Rp50.000.000.

Tanggal 11 Juni 20X5 Bendahara Penerimaan SKPD Aman

menyetorkan uang pajak tersebut ke rekening Kas Daerah.

Tanggal 28 Mei 20X5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit

dan dinyatakan bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak

hotel atas Hotel Bulan sebesar Rp50.000.000

Tanggal 10 Juni 20X5 Hotel Bulan membayar pajak hotel ke SKPD

Tentram Rp50.000.000.

Tanggal 11 Juni 20X5 Bendahara Penerimaan SKPD Aman

menyetorkan uang pajak tersebut ke rekening Kas Daerah.

PENDAPATAN - SKPD

Tangg

al

Finansial

Anggaran

28 Mei

20X5 Piutang pajak hotelPendapatan LO 50.000.00050.000.000 - -10 Juni

20X5 Kas di Bendahara Penerimaan Piutang pajak hotel

50.000.000

50.000.000 Perubahan SALPendapatan pajak hotel - LRA

50.000.000

50.000.000

11 Juni

20X5 RK PPKDKas di Bendahara Penerimaan

(8)

Tanggal 29 Mei 20X5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit

dan dinyatakan bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak

hiburan atas Bioskop71 sebesar Rp400.000.000

Tanggal 14 Juni 20X5 Bioskop71 membayar pajak hiburan ke kas

daerah Tentram Rp360.000.000.

Tanggal 30 Juni 20X5 masih terdapat saldo piutang pajak hiburan

Rp 40.000.000

Tanggal 29 Mei 20X5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit

dan dinyatakan bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak

hiburan atas Bioskop71 sebesar Rp400.000.000

Tanggal 14 Juni 20X5 Bioskop71 membayar pajak hiburan ke kas

daerah Tentram Rp360.000.000.

Tanggal 30 Juni 20X5 masih terdapat saldo piutang pajak hiburan

Rp 40.000.000

PENDAPATAN - SKPD

Tangg

al

Finansial

Anggaran

28 Mei

20X5 Piutang pajak hiburan

Pendapatan pajak hiburan - LO

400.000.000

400.000.000 -

-14 Juni

20X5 RK PPKDPiutang pajak hiburan

360.000.000

360.000.000 Perubahan SALPendapatan pajak hiburan - LRA

360.000.000

360.000.000

14 Juni

20X5 PPKDKas

(9)

PENDAPATAN YANG MASIH HARUS

DITERIMA

Pembayaran 1 Februari 20X3 Rp. 250 Jt.

Pembayaran 1 Februari 20X3 Rp. 250 Jt.

Diakui sebagai pendapatan pada

tahun 20X2 dan dicatat sebagai “Pendapatan yang

masih harus diterima = Aset”

9

Pendapatan tahun 20X2

Pendapatan tahun 20X2

Des. 20X2

Des. 20X2

Pembayaran atas piutang yang telah diakui pada 31 Des

(10)

PENDAPATAN MASIH HARUS

DITERIMA

Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat SKP yang telah dikirimkan ke

pengusaha restoran dan hotel namun belum diterima pelunasannya. Sebesar 250.000.000. Pelunasan baru dilakukan pada 1 Februari 20X3

Pada 31 Desember 20X2, terdapat deposito Pemda tertanggal 1 Nopember 20X2 sebesar 500.000.000 berbunga 6%, jangka waktu 3bulan, jatuh tempo 1 Februari 20X3

Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat SKP yang telah dikirimkan ke

pengusaha restoran dan hotel namun belum diterima pelunasannya. Sebesar 250.000.000. Pelunasan baru dilakukan pada 1 Februari 20X3

Pada 31 Desember 20X2, terdapat deposito Pemda tertanggal 1 Nopember 20X2 sebesar 500.000.000 berbunga 6%, jangka waktu 3bulan, jatuh tempo 1 Februari 20X3

Tang

gal

Finansial

Anggaran

31 Des

20X2 Piutang PendapatanPendapatan Pajak – LO

250.000.000

250.000.000 Tidak dicatat

31 Des

20X2 Piutang BungaPendapatan Bunga – LO

5.000.000

5.000.000 Tidak dicatat

1 Feb

20X3 Kas Piutang Pendapatan 250.000.000250.000.000 Perubahan SAL Pendapatan Pajak-LRA

250.000.000 250.000.000

1 Feb

20X3 Kas Piutang Bunga

(11)

PENYESUAIAN PENDAPATAN LO

CTA  AKRUAL

Pendapatan LO =

Pendapatan LRA tahun berjalan

-/-

Piutang awal periode

+/+

Piutang akhir periode

Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang

pendapatan atau – penurunan piutang

Pendapatan LO =

Pendapatan LRA tahun berjalan

-/-

Piutang awal periode

+/+

Piutang akhir periode

Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang

pendapatan atau – penurunan piutang

 

20X5

20X4

Pendapatan

LO

 

Pendapatan LRA

300.000

 

300.000

 

Piutang

25.000 20.000

5.000

kenaikan

Pendapatan LRA + kenaikan piutang

305.000

 

 

20X5

20X4

Pendapatan

LO

 

Pendapatan LRA

800.000

 

800.000

 

Piutang

50.000 80.000

30.000

penurunan

(12)

PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA

Pendapatan Diterima Dimuka merupakan pendapatan yang

telah diterima oleh pemerintah dan sudah disetor ke Kas

Umum Daerah, namun wajib pajak dan/atau wajib setor

belum menikmati barang/jasa/fasilitas dari pemerintah.

Contoh:

Pajak / Retribusi Diterima Dimuka  Pajak / Retribusi

yang diterima lebih dari satu periode.

Penerimaan sewa yang diterima untuk jangka waktu

(13)

PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA

Pembayara n

1 Juli 20X2 Rp. 100 Jt.

Pembayara n

1 Juli 20X2 Rp. 100 Jt.

18 bulan sebagai :

- Kewajiban

(Pendapatan Diterima Dimuka);

- Pengurang

Pendapatan Akrual 6 bulan sebagai

“Pendapatan Akrual” Berakhir 30 Jun 20X4 Berakhir 30 Jun 20X4 13

Sewa selama 2 tahun berakhir 30 Juni 20X4

Sewa selama 2 tahun berakhir 30 Juni 20X4

Des. 20X3 Des. 20X3 Des. 20X2 Des. 20X2 12 bulan pendapatan 20X3, 6bulan Pendapatan diterima dimuka, yang akan diakui pendapatan LO

20x4

(14)

PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA

Pada tanggal 1 Juli 20X2 Diterima pendapatan sewa

atas gedung yang tidak dipakai dalam rangka

pendayagunaan aset daerah dengan nilai sewa 100

juta untuk masa 2 tahun.

Pada tanggal 1 Juli 20X2 Diterima pendapatan sewa

atas gedung yang tidak dipakai dalam rangka

pendayagunaan aset daerah dengan nilai sewa 100

juta untuk masa 2 tahun.

Tangg

al

Finansial

Anggaran

1 Juli

20x2 KasPendapatan diterima dimuka – LO

100.000.000

100.000.000 Perubahan SALPendapatan – LRA 100.000.000100.000.000

31 Des Pendapatan diterima dimuka - LO

Pendapatan – LO

25.000.000

(15)

PENYESUAIAN PENDAPATAN LO

CTA  AKRUAL

Pendapatan LO =

Pendapatan LRA tahun berjalan

+/+

Pendapatan diterima dimuka awal

-/-

Pendapatan diterima dimuka akhir periode

Pendapatan LO = Pendapatan LRA – kenaikan pendapatan

diterima dimuka + penurunan pendapatan diterima dimuka

Pendapatan LO =

Pendapatan LRA tahun berjalan

+/+

Pendapatan diterima dimuka awal

-/-

Pendapatan diterima dimuka akhir periode

Pendapatan LO = Pendapatan LRA – kenaikan pendapatan

diterima dimuka + penurunan pendapatan diterima dimuka

 

20X2 20X1Pendapatan LO  

Pendapatan LRA 400.000   400.000  

Pendapatan diterima dimuka 30.000 10.000 (20.000) kenaikan

Pendapatan LRA – kenaikan pendapatan diterima dimuka 380.000  

 

20X2

20X1

Pendapatan

LO

 

Pendapatan LRA 600.000   600.000  

Pendapatan diterima dimuka 50.000 90.000 40.000 penurunan

Pendapatan LRA + penurunan pendapatan diterima

(16)

PENDAPATAN JAMINAN

Pada tanggal 1 Juli 20X2 diterima uang jaminan sebesar

20.000.000. Pada 31 Desember jaminan dieksekusi oleh

Pemda

Pada tanggal 1 Juli 20X2 diterima uang jaminan sebesar

20.000.000. Pada 31 Desember jaminan dieksekusi oleh

Pemda

Tangg

al

Finansial

Anggaran

1 Juli

20x2 KasUtang jaminan 20.000.00020.000.000 tidak dicatat 31 Des Utang jaminan

(17)

PENYESUAIAN PENDAPATAN LO

CTA  AKRUAL

Pendapatan LO =

Pendapatan LRA tahun berjalan

-/-

Piutang awal periode

+/+

Piutang akhir periode

+/+

Pendapatan diterima dimuka awal

-/-

Pendapatan diterima dimuka akhir periode

Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang

pendapatan – kenaikan pendapatan diterima dimuka

Pendapatan LO =

Pendapatan LRA tahun berjalan

-/-

Piutang awal periode

+/+

Piutang akhir periode

+/+

Pendapatan diterima dimuka awal

-/-

Pendapatan diterima dimuka akhir periode

Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang

pendapatan – kenaikan pendapatan diterima dimuka

 

20X2

20X1

Pendapatan

LO

 

Pendapatan LRA

300.000

 

300.000

 

Piutang

25.000 20.000

5.000 kenaikan

Pendapatan diterima

dimuka

10.000 14.000

(4.000) penurunan

Pendapatan LRA + kenaikan piutang +

(18)

PENDAPATAN BUKAN KAS

Pendapatan LO meliputi pendapatan yang diterima

bukan dalam bentuk kas, misalnya

Hibah dalam bentuk barang

Hibah dalam bentuk jasa yang dapat diukur

dengan andal.

Pendapatan bukan kas, akan diakui sebagai

pendapatan LO namun tidak diakui sebagai

pendapatan LRA.

Klasifikasi pendapatan mengikuti kententuan

dalam kontrak pemberian barang/jasa dan bagan

akun entitas.

Untuk hibah dalam bentuk jasa, harus dipastikan

(19)

PENDAPATAN BUKAN KAS

Pada 3 Januari 20X2, entitas menerima hibah dari perusahaan

swasta berupa 2 unit kendaraan untuk dinas pendidikan dengan

nilai 420.000.000 beserta service pemeliharaan kendaraan gratis

selama 1 tahun dengan nilai jasa pemeliharaan sebesar

10.000.000

Pada 3 Januari 20X2, entitas menerima hibah dari perusahaan

swasta berupa 2 unit kendaraan untuk dinas pendidikan dengan

nilai 420.000.000 beserta service pemeliharaan kendaraan gratis

selama 1 tahun dengan nilai jasa pemeliharaan sebesar

10.000.000

Tangg

al

Finansial

Anggaran

3 Jan

20X2 Kendaraan Pendapatan hibah 420.000.000420.000.000 Tidak dicatat

3 Jan

(20)

BEBAN

Beban akan diakui pada saat terdapat bukti transaksi beban telah

terjadi. Biasanya terkait dengan bukti pembayaran.

Belanja yang dibayarkan dapat seluruhnya menjadi beban namun

ada juga belanja yang pada akhir tahun masih belum dimanfaatkan

sehingga perlu dibuat jurnal penyesuaian

• Pada 2 Juni 20X2 dibayar beban barang (pembelian ATK) 30.000.000. Pada 31 Desember masih ada persediaan 2.000.000

• Pada 30 Juni 20X2 dibayar gaji sebesar 300.000.000

• Pada 1 Juli 20X2 diayar sewa ruang sebesar 200.000.000 untuk masa sewa dua tahun.

• Pada 2 Juni 20X2 dibayar beban barang (pembelian ATK) 30.000.000. Pada 31 Desember masih ada persediaan 2.000.000

• Pada 30 Juni 20X2 dibayar gaji sebesar 300.000.000

• Pada 1 Juli 20X2 diayar sewa ruang sebesar 200.000.000 untuk masa sewa dua tahun.

Tangg

al

Finansial

Anggaran

2 Juni

20x2 Persediaan Kas 30.000.00030.000.000 Belanja BarangPerubahan SAL 30.000.00030.000.000 31 Des Beban Barang

Persediaan 28.000.00028.000.000 Tidak dicatat 30 Juni Beban Gaji Pegawai

Kas 300.000.000300.000.000 Belanja Gaji PegawaiPerubahan SAL 300.000.000300.000.000 1 Juli Sewa dibayar

dimuka Kas

200.000.000

200.000.000 Belanja SewaPerubahan SAL 200.000.000200.000.000

31 Des Beban sewa Sewa dibayar dimuka

50.000.000

(21)

Tanggal 15 Februari 20X5 Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP sebesar

Rp25.000.000 kepada PA melalui PPK SKPD. Pada hari yang sama PPK SKPD menerbitkan SPM UP, SPM ini diotorisasi dan langsung diserahkan oleh PA kepada BUD. Tanggal 16 Februari 2015 BUD menerbitkan SP2D UP.

Tanggal 20 Februari 20X5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman membayar

makan dan minum rapat dengan uang UP senilai Rp500.000.

Tanggal 25 April 20X5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman melakukan

pembayaran dengan menggunakan uang UP atas belanja ATK sebesar Rp2.500.000

Tanggal 28 Februari 20X5 BUD menerbitkan SP2D LS Gaji Pokok sebesar

Rp215.000.000.

Tanggal 15 Februari 20X5 Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP sebesar Rp25.000.000 kepada PA melalui PPK SKPD. Pada hari yang sama PPK SKPD menerbitkan SPM UP, SPM ini diotorisasi dan langsung diserahkan oleh PA kepada BUD. Tanggal 16 Februari 2015 BUD menerbitkan SP2D UP.

Tanggal 20 Februari 20X5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman membayar makan dan minum rapat dengan uang UP senilai Rp500.000.

Tanggal 25 April 20X5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman melakukan pembayaran dengan menggunakan uang UP atas belanja ATK sebesar Rp2.500.000

Tanggal 28 Februari 20X5 BUD menerbitkan SP2D LS Gaji Pokok sebesar Rp215.000.000.

BEBAN - SKPD

Tanggal Finansial Anggaran

16 Feb

20X5 Kas di Bend. Pengeluaran RK PPKD

25.000.000

25.000.000 -

-20 Feb 20X5

Beban makan dan minum rapat

Kas di Bendahara Pengeluaran

500.000

500.000

Belanja makan minum rapat Perubahan SAL 500.000 500.000 25 Feb 20X5 Persediaan

Kas di Bendahara Pengeluaran 2.500.000 2.500.000 Belanja barang Perubahan SAL 2.500.000 2.500.000 28 Feb

(22)

BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Beban yang masih harus dibayar

merupakan

kewajiban yang timbul akibat hak atas barang/jasa

yang telah diterima dan dinikmati dan/atau

perjanjian komitmen telah dilakukan, namun sampai

akhir periode pelaporan belum dilakukan

pembayaran/pelunasan/realisasi atas

hak/perjanjian/komitmen tersebut.

Contoh:

(23)

BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Pembayaran 1 Februari 20X3 Rp. 150 Jt.

Pembayaran 1 Februari 20X3 Rp. 150 Jt.

Diakui sebagai beban pada tahun

20X2 dan dicatat sebagai “Beban yang masih harus

dibayar = Kewajiban”

23

Beban tahun 20X2

Beban tahun 20X2

Des. 20X2

Des. 20X2

Pembayaran atas utang yang telah diakui pada 31 Des

(24)

BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat tagihan atas kegiatan

pemeliharaan rutin sebesar 20.000.000 yang telah diselesaikan oleh

seorang rekanan, namun belum dibayar. Karena kegiatan rutin ini

disatukan dalam kontrak pemeliharaan setahun maka pembayaran baru

dilakukan pada 1 Maret 20X3

Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat tagihan atas kegiatan

pemeliharaan rutin sebesar 20.000.000 yang telah diselesaikan oleh

seorang rekanan, namun belum dibayar. Karena kegiatan rutin ini

disatukan dalam kontrak pemeliharaan setahun maka pembayaran baru

dilakukan pada 1 Maret 20X3

Tangga

l

Finansial

Anggaran

31 Des

20X2 Beban barang/jasaBeban yang masih harus dibayar

20.000.000

20.000.000 Tidak dicatat

1 Mar

20X3 Beban yang masih harus dibayar Kas

20.000.000

20.000.000

Belanja barang/jasa

(25)

BEBAN LO

CTA  AKRUAL

Beban LO =

Belanja tahun berjalan

-/-

Beban yang masih harus dibayar awal

periode

+/+

Beban yang masih harus dibayar akhir

periode

Beban LO = Beban LRA – penurunan beban yang masih

harus dibayar + kenaikan beban yang masih harus dibayar.

Beban LO =

Belanja tahun berjalan

-/-

Beban yang masih harus dibayar awal

periode

+/+

Beban yang masih harus dibayar akhir

periode

Beban LO = Beban LRA – penurunan beban yang masih

harus dibayar + kenaikan beban yang masih harus dibayar.

  20X2 20X1 Beban  

Belanja pegawai 500.000   500.000

Beban yang masih harus dibayar 40.000 30.000 10.000 Kenaikan

Belanja LRA - penurunan beban yang masih harus dibayar + kenaikan beban yang masih

harus dibayar 510.000  

  20X2 20X1 Beban  

Belanja pegawai 300.000   300.000

Beban yang masih harus dibayar 10.000 30.000 20.000 Penurunan

Belanja LRA - penurunan beban yang masih harus dibayar + kenaikan beban yang masih

(26)

BEBAN DIBAYAR DIMUKA

Beban Dibayar Dimuka merupakan pengeluaran satuan

kerja/pemerintah yang telah dibayarkan dari rekening Kas

dan membebani pagu anggaran, namun

barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum

diterima/dinikmati satuan kerja/pemerintah.

Persediaan dan aset tetap sebenarnya beban dibayar

dimuka, namun karakteristiknya khusus

Contoh:

(27)

BEBAN DIBAYAR DIMUKA

Pembayaran 1 Januari 20X2 Rp. 40 Jt untuk 4

tahun.

Pembayaran 1 Januari 20X2 Rp. 40 Jt untuk 4

tahun.

3 tahun diakui sebagai beban tahun 20X3-20X5 1 tahun sebagai

Beban sewa

Berakhir 31 Des

20X5

Berakhir 31 Des

20X5

27

Sewa ruangan selama 4 tahun berakhir 31 Desember

20X5

Sewa ruangan selama 4 tahun berakhir 31 Desember

20X5

Des. 20X2

Des. 20X2

10 Jt.

30 Jt.

(28)

BEBAN DIBAYAR DIMUKA

Pada tanggal 1 Januari 20X2 dibayar sewa ruangan untuk ruang kantor unit SKPD dengan nilai sewa 40 juta untuk masa 4tahun. Pada tanggal 1 Januari 20X2 dibayar sewa ruangan untuk ruang kantor unit SKPD dengan nilai sewa 40 juta untuk masa 4tahun.

Tangg

al

Finansial

Anggaran

1 Januari

20X2 Beban sewa dibayar dimuka Kas

40.000.000

40.000.000 Belanja barang/jasaPerubahan SAL 40.000.00040.000.000

31 Des

20X2 Beban sewa Beban sewa dibayar dimuka

10.000.000

10.000.000 Tidak dicatat

31 Des

20X3 Beban sewa Beban sewa dibayar dimuka

10.000.000

10.000.000 Tidak dicatat

(29)

BEBAN LO

CTA  AKRUAL

Beban LO =

Belanja tahun berjalan

+/+

Beban dibayar dimuka awal periode

-/-

Beban dibayar dimuka akhir periode

Beban LO = Beban LRA – penurunan beban dibayar dimuka +

kenaikan beban dibayar dimuka.

Beban LO =

Belanja tahun berjalan

+/+

Beban dibayar dimuka awal periode

-/-

Beban dibayar dimuka akhir periode

Beban LO = Beban LRA – penurunan beban dibayar dimuka +

kenaikan beban dibayar dimuka.

  20X5 20X4 Beban  

Belanja pegawai 500.000   500.000

Beban dibayar dimuka 30.000 40.000 10.000Penurunan

Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka

– kenaikan beban dibayar dimuka 510.000  

  20X5 20X4 Beban  

Belanja pegawai 200.000   200.000

Beban dibayar dimuka 20.000 10.000 (10.000)Kenaikan

Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka

(30)

BEBAN LO

CTA  AKRUAL

Beban LO =

Belanja tahun berjalan

+/+

Beban dibayar dimuka awal periode

-/-

Beban dibayar dimuka akhir periode

-/-

Beban yang masih harus dibayar awal periode

+/+

Beban yang masih harus dibayar akhir periode

Beban LO = Beban LRA +penurunan beban dibayar dimuka +

kenaikan biaya yang masih harus dibayar.

Beban LO =

Belanja tahun berjalan

+/+

Beban dibayar dimuka awal periode

-/-

Beban dibayar dimuka akhir periode

-/-

Beban yang masih harus dibayar awal periode

+/+

Beban yang masih harus dibayar akhir periode

Beban LO = Beban LRA +penurunan beban dibayar dimuka +

kenaikan biaya yang masih harus dibayar.

 

20X2

20X1

Beban

 

Belanja pegawai

500.000

 

500.000

Beban dibayar dimuka

30.000

40.000 10.000Penurunan

Beban yang masih harus

dibayar

20.000

14.000 6.000 Kenaikan

Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka

(31)

PEMBELIAN ASET TETAP

Aset tetap yang dibeli akan dicatat sebagai aset dan

kas yang dikeluarkan untuk membayar. Transaksi ini

akan dicatat dalam LRA sebagai belanja modal.

Atas peralatan akan dibuat jurnal penyusutan

Pada tanggal 2 Juni 20X2 dibeli peralatan sebesar 50.000.000.

Pada 31 Desember beban depresiasi 5.000.000

Pada tanggal 2 Juni 20X2 dibeli peralatan sebesar 50.000.000.

Pada 31 Desember beban depresiasi 5.000.000

Tangg

al

Finansial

Anggaran

2 Juni

20x2 Peralatan Kas 50.000.000 50.000.00

0

Belanja Modal

Perubahan SAL 50.000.000 50.000.00

0 31 Des Beban penyusutan

Akumulasi penyusutan

5.000.000

(32)

• Tanggal 9 Juni 20X5 BUD menerbitkan SP2D LS Barang untuk pembelian kendaraan dinas senilai Rp400.000.000

• Tanggal 15 Juni 20X5 menerima hibah peralatan dari aktivitas CSR BUMN senilai 200.000.000.

• Tanggal 29 Juni melakukan pelelangan aset tetap. Peralatan dijual seharga Rp 20.000.000, peralatan tersebut harga perolehannya 80.000.000 dan telah disusutkan semuanya. Kendaraan dijual dengan harga Rp 50.000.000, harga perolehan 200.000.000, akumulasi penyusutan 125.000.000

• Tanggal 30 Juni 20X5 mengakui beban depresiasi peralatan sebesar 50.000.000

• Tanggal 9 Juni 20X5 BUD menerbitkan SP2D LS Barang untuk pembelian kendaraan dinas senilai Rp400.000.000

• Tanggal 15 Juni 20X5 menerima hibah peralatan dari aktivitas CSR BUMN senilai 200.000.000.

• Tanggal 29 Juni melakukan pelelangan aset tetap. Peralatan dijual seharga Rp 20.000.000, peralatan tersebut harga perolehannya 80.000.000 dan telah disusutkan semuanya. Kendaraan dijual dengan harga Rp 50.000.000, harga perolehan 200.000.000, akumulasi penyusutan 125.000.000

• Tanggal 30 Juni 20X5 mengakui beban depresiasi peralatan sebesar 50.000.000

ASET TETAP - SKPD

Tanggal Finansial Anggaran

9 Juni 20X5 Kendaraan RK PPKD 400.000.000 400.000.000 Belanja Modal Perubahan SAL 400.000.000 400.000.000 15 Juni

20X5 PeralatanPendapatan hibah 200.000.000200.000.000 - -29 Juni

20X5 KasAkumulasi Penyusutan Surplus penjualan aset Peralatan 20.000.000 80.000.000 20.000.000 80.000.000 Perubahan SAL Pendapatan lain-lain 20.000.000 20.000.000 29 Juni 20X5

Kas Bend Penerimaan Akumulasi Penyusutan Defisit penjualan aset

(33)

-SURPLUS/DEFISIT PENJUALAN

ASET

Penjualan aset dalam LRA akan dicatat

sebesar nilai kas yang diterima dari

penjualan tersebut.

Dalam LO transaksi tersebut akan dicatat

debit kas, akumulasi depresiasi, kredit

aset yang dijual, selisihnya akan dicatat

sebagai kredit surplus penjualan aset

(keuntungan) atau debit defisit penjualan

aset (kerugian)

(34)

PENJUALAN ASET TETAP

Aset tetap yang dijual akan dicatat kas yang

diterima, aset yang dijual dihapuskan dari

pembukuan nilai aset dan akumulasinya. Dalam LRA

akan dicatat sebagai penerimaan pendapatan lain

sebesar kas yang diterima

Pada tanggal 30 Desember 20X2 dijual peralatan sebesar

10.000.000. Pada tanggal penjualan saldo peralatan 50.000.000,

akumulasi penyusutan sebesar 30.000.000

Pada tanggal 30 Desember 20X2 dijual peralatan sebesar

10.000.000. Pada tanggal penjualan saldo peralatan 50.000.000,

akumulasi penyusutan sebesar 30.000.000

Tgl

Finansial

Anggaran

2 Juni

20x2 KasAkumulasi penyusutan

Defisit penjualan aset Peralatan

10.000.000 30.000.000 10.000.000

50.000.000

Perubahan SAL

Pendapatan lain-lain 10.000.000 10.000.00

(35)

PENJUALAN ASET

Pada 2 Januari 20X2, entitas melakukan penjualan peralatan

dengan harga 70.000.000. Berdasarkan catatan yang ada, nilai

perolehan aset sebesar 400.000.000 dan akumulasi depresiasi

sebesar 350.000.000

Pada 2 Januari 20X2, entitas melakukan penjualan peralatan

dengan harga 70.000.000. Berdasarkan catatan yang ada, nilai

perolehan aset sebesar 400.000.000 dan akumulasi depresiasi

sebesar 350.000.000

Tangg

al

Finansial

Anggaran

2 Januari 20X2

Kas

Akumulasi Depresiasi Peralatan

Surplus penjualan aset - LO

70.000.000 350.000.000

400.000.000 20.000.000

Perubahan SAL Pendapatan lain

70.000.000

(36)

PENJUALAN ASET

Pada 2 Januari 20X2, entitas melakukan penjualan peralatan

dengan harga 40.000.000. Berdasarkan catatan yang ada, nilai

perolehan aset sebesar 300.000.000 dan akumulasi depresiasi

sebesar 240.000.000

Pada 2 Januari 20X2, entitas melakukan penjualan peralatan

dengan harga 40.000.000. Berdasarkan catatan yang ada, nilai

perolehan aset sebesar 300.000.000 dan akumulasi depresiasi

sebesar 240.000.000

Tanggal Finansial Anggaran

2 Januari 20X2

Kas

Akumulasi Depresiasi Defisit penjualan aset peralatan

Peralatan

40.000.000 240.000.000 20.000.000

300.000.000

Perubahan SAL Pendapatan lain

(37)

JURNAL PENGELUARAN &

PENYELESAIAN KDP

Pada 30 Desember 20X0 SKPD ABC melakukan pengeluaran untuk

KDP berbentuk gedung sebesar 700juta. Pada 30 Desember 20X1

pengeluaran untuk pembangunan sebesar 500juta. Pada 30 Juni

pengeluaran 300 juta dan gedung diserahterimakan dan mulai

digunakan. Depresiasi 20 tahun.

Pada 30 Desember 20X0 SKPD ABC melakukan pengeluaran untuk

KDP berbentuk gedung sebesar 700juta. Pada 30 Desember 20X1

pengeluaran untuk pembangunan sebesar 500juta. Pada 30 Juni

pengeluaran 300 juta dan gedung diserahterimakan dan mulai

digunakan. Depresiasi 20 tahun.

Tanggal Finansial Anggaran

30/12/20X0 KDP 700.000.000 Belanja Modal 700.000.000 Kas 700.000.000 Perubahan SAL 700.000.000 30/12/20X1 KDP 500.000.000 Belanja Modal 500.000.000

Kas 500.000.000 Perubahan SAL 500.000.000 30/6/20X2 KDP 300.000.000 Belanja Modal 300.000.000

Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000 30/6/20X2 Aset Tetap 1.500.000.000 Tidak ada jurnal

KDP 1.500.000.000

(38)

BIAYA PENYUSUTAN

Penyusutan adalah alokasi biaya atas penggunaan

aset tetap  penyesuaian nilai akibat pemanfaatan

dari suatu aset.

Metode penyusutan yang dapat digunakan:

Metode garis lurus

Metode saldo menurun ganda

Metode unit produksi

Akumulasi Penyusutan disajikan sebagai

pengurang aset di neraca.

Beban penyusutan  identik dengan beban

pemakaian aset tetap

Beban penyusutan  beban LO tidak ada dalam

(39)

REKONSILIASI DATA

PENYUSUTAN

Kenaikan akumulasi penyusutan = beban

penyusutan jika dalam periode tersebut tidak

terdapat penjualan / pelepasa aset.

Rekonsiliasi data :

akumulasi penyusutan awal periode

+/+ beban penyusutan

-/- akumulasi penyusutan aset yang dijual /

dilepaskan

= akumulasi penyusutan akhir periode

Beban depresiasi = akumulasi penyusutan akhir

(40)

REKONSILIASI DATA ASET TETAP

Dalam Akrual aset tetap akan dicatat dalam LRA

sebagai belanja modal dan akan dicatat dalam siklus

akuntansi sebagai penambah aset tetap.

Dalam akhir periode harus dilakukan rekonsiliasi :

Aset tetap akhir periode = Aset tetap awal +

penambahan

Penambahan = pembelian (belanja modal) + hibah

aset dari pihak lain

Pengurangan = penjualan aset tetap + aset yang

dihibahkan kepada pihak lain + aset yang dihapuskan.

Jika terjadi penjualan aset harus dihitung keuntungan

atau kerugian penjualan aset = harga jual aset –

(harga perolehan aset yang dijual – akumulasi

depresiasi yang telah diakui).

Jika aset dihapuskan juga haru dihitung keuntungan /

(41)

BIAYA PENYISIHAN PIUTANG

Penyisihan piutang adalah penyisihan atas jumlah

piutang yang kemungkinan tidak tertagih di masa

depan.

Aset merupakan manfaat masa depan yang akan

mengalir ke entitas, sehingga jika piutang

kemungkinan tidak dapat ditagih akan dilakukan

penyisihan.

Besarnya piutang ditetapkan dalam kebijakan

akuntansi yang mengacu regulasi yang ada.

Penyisihan piutang hanya membuat nilai aset agar

menceriminkan nilai yang dapat direalisasi, namun

entitas tetap berupaya untuk melakukan

penagihan atas piutang yang telah disisihkan.

Untuk proses penghapusan piutang, mengikuti

(42)

PENYUSUTAN DAN PENYISIHAN

Pada 31 Desember 20X2, berdasarkan kebijakan akuntansi yang

ditetapkan jumlah penyusutan tahun 20X2 sebesar 230.000.000

dan penyisihan piutang sebesar 10.000.000

Pada 31 Desember 20X2, berdasarkan kebijakan akuntansi yang

ditetapkan jumlah penyusutan tahun 20X2 sebesar 230.000.000

dan penyisihan piutang sebesar 10.000.000

Tangg

al

Finansial

Anggaran

31 Des

20X2 Beban penyusutan Akumulasi penyusutan

230.000.000

230.000.000 Tidak dicatat

31 Des

20X3 Beban penyisihan piutang Akumulasi

penyisihan piutang

10.000.000

(43)

PERSEDIAAN

Persediaan dalam perlakuan akuntansi

sebenarnya hampir sama dengan beban

dibayar dimuka.

Perbedaannya dalam penentuan

persediaan yang dibebankan dalam satu

periode didasarkan pada perhitungan

secara fisik.

Beban persediaan (barang) dalam LO

merupakan beban penggunaan

persediaan.

Beban persediaan = persediaan awal +

(44)

PERSEDIAAN

Pada 31 Desember 20X1, entitas memiliki saldo persediaan

sebesar 45.000.000. Selama peride 20X2 persediaan yang

dibeli (3 Juli) sebesar 150.000.000. Pada akhir periode,

persediaan yang masih tersisa sebesar 50.000.000.

Persediaan yang terpakai

= 45.000.000+150.000.000-50.000.000=145.000.000

Pada 31 Desember 20X1, entitas memiliki saldo persediaan

sebesar 45.000.000. Selama peride 20X2 persediaan yang

dibeli (3 Juli) sebesar 150.000.000. Pada akhir periode,

persediaan yang masih tersisa sebesar 50.000.000.

Persediaan yang terpakai

= 45.000.000+150.000.000-50.000.000=145.000.000

Tangg

al

Finansial

Anggaran

3 Juli 20X2

Persediaan Kas

150.000.000 150.000.000

Belanja barang Perubahan SAL

150.000.000 150.000.000

31 Des Beban persediaan Persediaan

145.000.000 145.000.000

(45)

INVESTASI JANGKA PENDEK

Pada 30 Maret 20X2, Pemerintah Kota Bengawan menempatkan

dananya sebesar 200.000.000 pada deposito berjangka 6 bulan dapat

diperpanjang (ARO) di Bank Amarta, bunga 5%. Pada 30 September

20X2 diterima bunga deposito 5.000.000. Deposito ini sampai akhir

tahun belum dicairkan.

Pada 30 Maret 20X2, Pemerintah Kota Bengawan menempatkan

dananya sebesar 200.000.000 pada deposito berjangka 6 bulan dapat

diperpanjang (ARO) di Bank Amarta, bunga 5%. Pada 30 September

20X2 diterima bunga deposito 5.000.000. Deposito ini sampai akhir

tahun belum dicairkan.

Tanggal

Finansial

Anggaran

30 Mar Invesasi jangka

pendek 200.000.000 Tidak ada jurnal

20X2 Kas 200.000.000

30 Sep Kas 5.000.000 Perubahan SAL 5.000.000

20X2 Pendapatan bunga –

LO 5.000.000 Pendapatan bunga – LRA 5.000.000 31 Des Piutang Bunga 2.500.000

20X2 Pendapatan bunga –

LO 2.500.000

30 Mar Ksd 5.000.000 Perubahan SAL 5.000.000

20X3 Pendapatan bunga –

(46)

INVESTASI JANGKA PANJANG METODE EKUITAS

Pada 1 Juli 20X2, Pemerintah Kota Bengawan mengambilalih investasi

sebuah perusahaan swasta (PT. Lawu) menjadi BUMD dengan nilai

investasi 8.000.000.000 dengan kepemilikan Pemda sebesar 60%.

Selama tahun 20X2 PT. Lawu menghasilkan laba sebesar

800.000.000, hak Pemda 480.000.000 dan membagikan dividen pada

25 Mart 20X3 sebesar 500.000.000 juta, yang menjadi hak Pemda

300.000.000

Pada 1 Juli 20X2, Pemerintah Kota Bengawan mengambilalih investasi

sebuah perusahaan swasta (PT. Lawu) menjadi BUMD dengan nilai

investasi 8.000.000.000 dengan kepemilikan Pemda sebesar 60%.

Selama tahun 20X2 PT. Lawu menghasilkan laba sebesar

800.000.000, hak Pemda 480.000.000 dan membagikan dividen pada

25 Mart 20X3 sebesar 500.000.000 juta, yang menjadi hak Pemda

300.000.000

Tanggal Finansial Anggaran

1 Juli Invesasi jangka panjang 8.000.000.000 Pengeluaran Pembiayaan 8.000.000.00 0

Kas 8.000.000.000 Perubahan SAL 8.000.000.00 0 31 Des Investasi jangka panjang 480.000.000 Tidak ada jurnal

Pendapatan investasi – LO

480.000.000

25 Des Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000 Investasi jangka panjang 300.000.000 Pendapatan dividen

(47)

INVESTASI JANGKA PANJANG PENJUALAN

Pada 1 Juli 20X5 nilai investasi di BUMD di neraca sebesar

5.000.000.000.

Pemda

menjual

20%nya

dengan

harga

1.750.000.000. (asumsi telah dilakukan pencatatan atas pengakuan

laba sampai dengan semester tersebut.

Pada 1 Juli 20X5 nilai investasi di BUMD di neraca sebesar

5.000.000.000.

Pemda

menjual

20%nya

dengan

harga

1.750.000.000. (asumsi telah dilakukan pencatatan atas pengakuan

laba sampai dengan semester tersebut.

Tangga

l Finansial Anggaran

1 Juli Kas 1.750.000.000 Perubahan SAL 1.750.000.00 0

Investasi jangka

panjang

1.000.000.000 Penerimaan pembiayaan

dari penjualan investasi

1.750.000.00 0

Surplus penjualan investasi

(48)

TRANSAKSI UTANG JANGKA PENDEK

Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menerima penagihan atas

kegiatan pemeliharaan rutin AC 10.000.000. Kegiatan telah

diselesaikan Namun tagihan diterima setelah tutup anggaran

sehingga tidak dapat dikeluarkan kas untuk membayar

kegiatan tersebut.

Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menerima penagihan atas

kegiatan pemeliharaan rutin AC 10.000.000. Kegiatan telah

diselesaikan Namun tagihan diterima setelah tutup anggaran

sehingga tidak dapat dikeluarkan kas untuk membayar

kegiatan tersebut.

Tanggal

Finansial

Anggaran

30 Juni Beban

pemeliharaan 200.000.000 Tidak ada jurnal Utang 200.000.000

30 Juni Utang 10.000.000 Belanja

(49)

TRANSAKSI UTANG

Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar

Negeri

5.000.000.000

untuk

pengembangan

jaringan

transportasi yang dapat menunjang industri di kota tersebut.

Utang tersebut berbunga rendah 4% per tahun. Bunga dibayar

setiap tanggal 1 April dan pembayaran akan dilakukan setelah

5 tahun selama 5 kali angsuran.

Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar

Negeri

5.000.000.000

untuk

pengembangan

jaringan

transportasi yang dapat menunjang industri di kota tersebut.

Utang tersebut berbunga rendah 4% per tahun. Bunga dibayar

setiap tanggal 1 April dan pembayaran akan dilakukan setelah

5 tahun selama 5 kali angsuran.

Tanggal

Finansial

Anggaran

1 April

20X2 Kas 5.000.000.000 Perubahan SAL 5.000.000.000 Utang 5.000.000.000 Penerimaan

pembiayaan - utang jangka panjang

5.000.000.000

31 Des

20X3 Beban bunga 150.000.000 Tidak ada jurnal Utang

bunga 150.000.000 1 Des

(50)

Entitas membeli peralatan awal 2013 sebesar 200 juta, masa manfaat 5 tahun.

• 1 Jan 2015  akumulasi penyusutan = 80  koreksi

• Koreksi kesalahan//kebijakan 80

• Akumulasi penyusutan 80

• Beban penyusutan 40

• Akumulasi penyusutan 40

• Beban penyusutan 40  LO

• Koreksi kesalahan 80  LPE

• Akumulasi penyusutan 120  Neraca

Entitas 3 Jan 2014 membayar sewa sebesar 500 juta untuk masa sewa 5

tahun.

• 1 Jan 2015  sewa dibayar dimuka = 400  koreksi

• Sewa dibayar dimuka 400

• Koreksi kesalahan/kebijakan 400

• Beban sewa 100

• Sewa dibayar dimuka 100

• Sewa dibayar dimuka 300  Neraca

• Beban sewa 100  LO

• Koreksi kesalahan 400  LPE

Persediaan awal sebesar 200 juta, belanja barang sebesar 1.500juta, stock

opname 500 juta.

• Persediaan 1.500 Belanja barang 1.500

• Kas 1.500 Perubahan SAL 1.500

• Beban barang 1.200

• Persediaan 1.200

(51)

Entitas memiliki peralatan dan tahun perolehan berikut ini:

ILUSTRASI

Aset Nilai Masa

manfaat Tahun Terlewat DepresiaBeban si

Akumula si Depresia

si 1/1/2015

A 40.000 40 2005 10 1.000 10.000

B 10.000 20 2008 7 500 3.500

C 2.000 10 2012 3 200 600

D 1.500 5 2010 5 300 1.500

E 1.600 4 2013 2 400 800

TOT 2.400 16.400

Entitas memiliki peralatan dan tahun perolehan berikut ini:

Beban Penyusutan

2.400

Koreksi kesalahan/kebijakan

16.400

(52)

Entitas pada 4 Januari 2012 menerima pendapatan sewa untuk masa sewa 5 tahun sebesar 250juta.

• 1 Jan 2015  pendapatan sewa diterima dimuka = 100  koreksi

• Koreksi kesalahan//kebijakan 100

• Pendapatan diterima dimuka 100

• Pendapatan diterima dimuka 50

• Pendapatan sewa 50

• Koreksi kesalahan 100  LPE

• Pendapatan sewa 50  LO

• Pendapatan diterima dimuka  50 Neraca

Entitas 31 Desember 2015 memiliki piutang pajak 400. Piutang awal tahun

300 juta. Selama satu tahun terdapat penerimaan pajak kas 5.000 • Kas 5.000 Perubahan SAL 5.000

• Pendapatan pajak LO 5.000 Pendapatan LRA 5.000

• Piutang pajak 100

• Pendapatan pajak LO 100

(53)

TERIMA

KASIH

Profesi untuk

Mengabdi pada

Negeri

Dwi Martani

081318227080

martani@ui.ac.id atau d wimartani@yahoo.com

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ Dwi Martani

081318227080

martani@ui.ac.id atau d

wimartani@yahoo.com

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah butіr pada varіabеl Faktor Prіbadі (X3 ) іalah sеbanyak еmpat butіr. Darі kееmpat butіr tеrsеbut, butіr pеrtama іalah butіr yang mеmіlіkі rata

Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan mode Course Review Horay berbasis eksperimen dapat meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas

Dalam suatu organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta sudah tentu terdapat suatu rangkaian kegiatan yang harus dilakasanakan oleh para anggota.. organiasasi

Hasil dari penelitian secara simultan menunjukkan bahwa audit kinerja sektor publik dan independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas publik pada Dinas

Kepada peserta yang keberatan alas pengumuman ini, dibenkan kesempatan untuk mengajukan sanggahan selama 3 (tiga) hari ォ・セ。@ dari tanggat 13 Maret 2014 sampai

Arabica coffee is mainly cultivated in Latin America while Robusta coffee is planted in West Africa and Southeast Asia (de Graaf, 1986; Clay, 2004).. Coffee was originated from

Kesinambungan Topik Antarkalimat dalam Paragraf pada Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Jatilawang, Tahun Pelajaran 2013-2014 ini bertujuan untuk

Bila menyusui lebih dari 2 tahun akan 50% lebihjarang menderita kanker Payudara.... Tampak kecenderungan 1000 anak diikuti sampai usia