PENGARUH ARUS KAS BEBAS DAN LABA BERSIH PADA
RETURN
SAHAM PERUSAHAAN
LQ-
45
Ni Putu Putriani1 I Made Sukartha2
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: lucia_rientine@yahoo.com/telp: +62 83 11 46 01 477
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Laporan keuangan memiliki nilai informasi yang dapat mempengaruhi pergerakan return saham di pasar modal. Salah satunya adalah informasi yang terkandung dalam arus kas bebas dan laba bersih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh arus kas bebas dan laba bersih pada return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa arus kas bebas tidak berpengaruh secara signifikan pada return saham, sedangkan laba bersih memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada return saham.
Kata kunci: arus kas bebas, laba bersih, return saham
ABSTRACT
This research aimed to determine the impact of free cash flow and net earnings to stock returns LQ-45 listed on Indonesian Stock Exchange during 2009-2011. Samples consisted of 28 LQ-45 firm listed on Indonesia Stock Exchange during 2009-2011. The analysis is done with multiple linear regression method. The result of this research showed that free cash flow did not have significant effect on stock returns while net earnings had a positive and significant effect on stock returns.
Keywords: free cash flow, net earnings, stock returns
PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan sarana yang digunakan untuk menyalurkan dananya yang
bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor untuk melaksanakan aktivitas investasinya
dalam bentuk surat-surat berharga. Salah satu jenis investasi surat berharga adalah saham.
Tujuan investor berinvestasi di pasar modal adalah untuk mendapatkan return.Return saham
merupakan tingkat pendapatan yang diperoleh dengan mengurangkan harga penutupan saham
saat ini dengan harga penutupan saham sebelumnya kemudian dibagi dengan harga
391
tidaklah begitu mudah, karena risikonya yang setara dengan keuntungan (return) yang akan
didapat. Hal ini dikarenakan keuntungan yang didapat dari investasi ini berbanding lurus
dengan risiko yang akan diterima. Semakin besar keuntungannya, maka semakin besar pula
risiko yang akan ditanggung investor. Oleh karena itulah rasa aman melakukan investasi ini
sangat diperlukan. Agar investor merasa aman untuk berinvestasi, investor harus bisa
mengukur risiko serta memperkirakan pendapatan yang akan diperolehnya.
Adanya situasi ketidakpastian yang disebabkan oleh harga saham yang dapat
berubah-ubah sewaktu-waktu, menyebabkan para investor harus mampu menganalisis
perubahan sahamnya dengan baik. Penelitian ini menggunakan arus kas bebas dan laba bersih
sebagai variabel yang memengaruhi return saham. Arus kas bebas dipilih karena arus kas
bebas merupakan parameter untuk meneliti fleksibilitas suatu emiten. Informasi mengenai
arus kas suatu perusahaan, terutama arus kas dari aktivitas operasi mampu mengukur
fleksibiltas keuangan suatu perusahaan. Perusahaan akhir-akhir ini cenderung menggunakan
arus kas bebas sebagai parameter dalam mengukur nilai perusahaan dan pemegang saham,
hal ini dikarenakan arus kas bebas tersebut dipandang lebih transparan serta lebih sulit untuk
direkayasa.
Laba bersih juga dapat memengaruhi return saham. Hal ini dikarenakan laba bersih
merupakan angka yang menunjukkan selisih dari pendapatan (baik operasi maupun
non-operasi) dengan biaya (baik operasi maupun non-non-operasi) serta pajak penghasilan. Laba
bersih menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, oleh karena
itulah laba bersih merupakan salah satu indikator yang diperhitungkan oleh para investor
dalam menganalisis pergerakan saham perusahaan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Sasongko, dkk. (2012) serta Hermansyah dan
Ariesanti (2008) menyatakan bahwa arus kas bebas dan laba bersih memiliki pengaruh yang
bahwa informasi yang terkandung dalam arus kas bebas dan laba bersih memiliki nilai
informasi yang dapat memengaruhi pergerakan saham itu sendiri.
Return saham pernah diteliti oleh Budialim (2013), Arista dan Astohar (2012),
Dastgir (2010) dan Ambarwati (2008), dimana menyebutkan bahwa informasi yang sampai di
pasar modal direaksi dengan pergerakan harga saham itu sendiri. Penelitian mengenai arus
kas bebas lebih lanjut diteliti oleh Rahmandia (2013), Lucyanda dan Lilyana (2012),
Bhandari dan Rajesh (2011) dan Rosdini (2009), dimana penelitian tersebut menghasilkan
bahwa arus kas bebas berpengaruh negatif pada return saham. Sementara penelitian
mengenai laba bersih juga dilakukan oleh Kurniawan dan Yuliawati (2013), Meythi dan
Selvy (2013), dan Febrianto dan Erna (2006) menyebutkan bahwa laba bersih berpengaruh
positif pada return saham.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti berminat untuk meneliti
kembali pengaruh arus kas bebas dan laba bersih pada return saham. Kondisi perekonomian
yang berubah-ubah menyebabkan adanya perbedaan dari penelitian sebelumnya serta
pemilihan jenis perusahaan yang berbeda dapat menimbulkan hasil penelitian yang berbeda
pula.
Peneliti memilih perusahaan yang termasuk LQ-45 ialah karena saham LQ-45
merupakan 45 saham teraktif yang diperdagangkan dan memiliki tingkat likuiditas tinggi
serta kapitalisasi pasar tertinggi. Hal ini juga dikarenakan harga saham LQ-45 cenderung
lebih cepat bereaksi dibanding saham yang tidak termasuk dalam LQ-45, serta dapat
menghindari adanya saham tidur dalam menganalisis return saham. Selain itu, saham LQ-45
memiliki kapitalisasi yang cukup tinggi hingga 75% yang dapat mewakili saham-saham yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk bisa masuk ke dalam jajaran LQ-45,
dibutuhkan beberapa kategori yang harus dipenuhi, hal ini menyebabkan perusahaan yang
393
karena memilki likuiditas dan kapitalisasi yang baik. Jangka waktu dalam penelitian ini
adalah tiga tahun, yaitu dari tahun 2009 hingga 2011.
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu; pertama, untuk mengetahui pengaruh arus kas
bebas pada return saham, dan kedua, untuk mengetahui pengaruh laba bersih pada return
saham.
Dalam teori agensi adanya pemisahan antara pembuat keputusan (agen) dengan
penanggung risiko (prinsipal) menyebabkan adanya konflik keagenan. Pihak manajemen
sebagai agen cenderung berperilaku oportunis demi kepentingan diri sendiri yang tidak
sejalan dengan pemegang saham selaku prinsipal.
Seperti halnya jika perusahaan memiliki arus kas bebas yang tinggi, pemegang
saham akan memiliki kekhawatiran apabila pihak manajemen menggunakan kas tersebut
untuk kepentingan diri sendiri sehingga pemegang saham menginginkan kas tersebut
dibagikan ke pemegang saham melalui dividen, namun pihak manajemen cenderung
menginvestasikan kas tersebut untuk memaksimalkan operasional perusahaan.
Pihak manajemen menginginkan arus kas tersebut diinvestasikan ialah untuk
menghindari adanya informasi yang menyatakan bahwa bahwa pihak manajemen tidak
mampu memanfaatkan kas yang tersedia untuk aktivitas investasi yang akan memberikan bad
news pada pelaku pasar. Ini dikarenakan tanpa adanya upaya yang berkelanjutan untuk terus
mempertahankan dan memperluas fasilitas operasi, perusahaan sulit untuk terus
mempertahankan posisi kompetitifnya.
Hasil penelitian mengenai arus kas yang dilakukan Arieska dan Barbara (2011)
menunjukkan aliran kas bebas berpengaruh negatif dan signifikan pada nilai pemegang
saham. Sementara Sasongko (2012) menyebutkan bahwa arus kas bebas berpengaruh negatif
dan signifikan pada harga saham, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arieska dan
mengindikasikan aliran kas yang negatif atau rendah tersebut justru memberikan persepsi
bahwa perusahaan menggunakan dananya untuk aktivitas investasi yang diyakini akan
memberikan prospek menarik di masa depan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Rahmandia
(2013) yang menyebutkan bahwa arus kas bebas berpengaruh negatif dan tidak signifikan
pada harga saham.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa arus kas bebas yang terlalu tinggi akan memberikan
kekhawatiran jika pihak manajemen akan menggunakan kas tersebut untuk memperkaya diri
sendiri dan dapat juga memberikan informasi bahwa pihak manajemen tidak mampu
memamfaatkan kas yang tersedia untuk aktivitas investasi, maka arus kas bebas yang bernilai
terlalu tinggi akan memberikan bad news sehingga memberikan sinyal negatif pada pelaku
pasar. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi arus kas bebas, maka
semakin rendah pula harga saham perusahaan tersebut yang akan menyebabkan semakin
rendah return saham yang diterima investor. Adapun rumusan hipotesisnya adalah:
H1: Arus kas bebas berpengaruh negatif pada return saham.
Laba bersih yang terkandung dalam laporan laba rugi merupakan komponen yang
sangat berpengaruh pada saham. Hal ini dikarenakan saham dipengaruhi oleh kinerja
keuangan suatu emiten. Jika laba perusahaan meningkat, maka saham perusahaan tersebut
pun akan naik, sebaliknya jika perusahaan merugi, maka saham perusahaan tersebut akan
turun.
Laba bersih menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam periode tertentu, oleh
karena itulah laba bersih merupakan indikator yang diperhitungkan oleh para investor dalam
menganalisis pergerakan saham perusahaan tersebut.
Laba bersih memengaruhi minat para investor dalam menanamkan investasi dalam
395
pembagian dividen perusahaan itu cenderung meningkat, maka investor pun akan lebih
berminat dalam menanamkan investasinya, seperti misalnya dalam bentuk saham.
Laba bersih yang meningkat dapat menginformasikan bahwa perusahaan berhasil
meningkatkan kinerja manajemennya dimana hal tersebut akan memberikan good news pada
pelaku pasar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi laba bersih yang dimiliki
perusahaan, maka harga saham pun ikut meningkat, sehingga return yang didapat perusahaan
lebih tinggi dari sebelumnya. Rumusan hipotesisnya adalah:
H2: Laba bersih berpengaruh positif pada return saham.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang termasuk LQ-45yang terdaftar di BEI
tahun 2009 sampai dengan 2011 yang di akses dari www.idx.co.id dan
www.finance.yahoo.com. Penelitian ini menggunakan data sekunder, dimana data dalam
penelitian ini diperoleh dari website BEI yaitu www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan LQ-45 selama tahun 2009-2011. Sampel
penelitian ini diambil berdasarkan metode non probability sampling dengan menggunakan
teknik purposive sampling sehingga didapat 36 perusahaan dengan 108 total observasi selama
tiga tahun. Namun karena data penelitian ini tidak lolos uji asumsi klasik, maka dilakukanlah
transformasi data dan trimming. Setelah melalui proses transformasi data dan trimming, maka
data tersebut dapat dinyatakan lolos pada uji asumsi klasik, sehingga didapat 28 perusahaan
dengan 84 total observasi selama tiga tahun. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah arus
kas bebas dan laba bersih, sementara variabel terikat dalam penelitian ini adalah return saham
Penelitian ini menggunakan metode observasi non partisipan dalam pengumpulan
datanya. Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik terlebih dahulu, yang terdiri atas; uji
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Model regresi linear
berganda dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
...(1)
Uji asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah model regresi
dalam penelitian ini dapat layak digunakan. Setelah lolos dalam uji asumsi klasik, selanjutnya
dilakukan analisis regresi linear berganda, yang hasilnya tersaji dalam Tabel 1.
Tabel 1.
Persamaan regresi diatas dapat diuraikan sebagai berikut; nilai konstanta α sebesar
0,228 berarti bahwa jika variabel arus kas bebas dan laba bersih bernilai 0 (nol), maka
397
Nilai koefisien β1 sebesar –0,065 menunjukkan bahwa arus kas bebas berpengaruh
negatif pada return saham sebesar 0,065, yang berarti jika arus kas bebas naik sebesar 1
satuan, maka return saham diharapkan akan menurun sebesar 0,065 dengan asumsi bahwa
laba bersih tidak berubah atau konstan.
Nilai koefisien β2 sebesar 0,136 menunjukkan bahwa laba bersih berpengaruh positif
pada return saham sebesar 0,136, yang berarti jika laba bersih naik sebesar 1 satuan, maka
return saham diharapkan akan meningkat sebesar 0,136 dengan asumsi bahwa arus kas bebas
tidak berubah atau konstan.
Tabel 1 menunjukkan nilai sig. t Ln (Arus Kas Bebas) sebesar 0,208 yang lebih besar
dari 0,05, hal ini menunjukkan arus kas bebas tidak berpengaruh pada return saham,
sementara signifikan t Ln (Laba Bersih) menunjukkan nilai sebesar 0,034 yang lebih kecil
dari 0,05, hal ini menunjukkan laba bersih memiliki pengaruh positif signifikan pada return
saham.
R2 sebesar 0,073 menunjukkan bahwa 7,3% variasi return saham dipengaruhi secara
bersama-sama oleh variasi arus kas bebas dan laba bersih sementara 92,7% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi linear berganda pada tabel 1
menunjukkan bahwa arus kas bebas tidak berpengaruh secara signifikan pada return saham.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arieska dan Barbara
(2010) dan Sasongko (2011) yang menyatakan bahwa arus kas bebas berpengaruh negatif dan
signifikan pada harga saham.
Arus kas bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada return saham dapat
disebabkan oleh lambatnya informasi arus kas bebas berpengaruh pada pergerakan saham di
pasar modal. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh arus kas bebas selama 7 hari (3 hari
yang telah dicantumkan nilainya pada laporan keuangan, arus kas bebas perlu terlebih dahulu
dianalisis sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan laba bersih untuk
memengaruhi pergerakan harga saham.
Hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi linear berganda pada tabel 1
menunjukkan bahwa laba bersih berpengaruh positif dan signifikan pada return saham. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hermansyah & Ariesanti
(2008), dan Meythi & Selvy (2012) yang mengungkapkan bahwa laba bersih berpengaruh
positif dan signifikan pada return saham.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan perusahaan, maka
harga sahamnya pun akan semakin meningkat dan menyebabkan return yang diterima akan
semakin tinggi.
SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini memiliki dua kesimpulan, yaitu arus kas bebas tidak berpengaruh pada
return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011 dan laba
bersih berpengaruh positif dan signifikan pada return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar
di BEI selama tahun 2009-2011.
Penelitian ini hanya menguji mengenai pengaruh arus kas bebas dan laba bersih pada
return saham perusahaan LQ-45 saja, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji
pengaruh arus kas bebas dan laba bersih pada return saham di perusahaan dengan sektor yang
berbeda.
REFERENSI
399
Arieska, Metha dan Barbara Gunawan. 2011. Pengaruh Aliran Kas Bebas dan Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Pemegang Saham dengan Set Kesempatan Investasi dan Dividen Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 13 (1), hal: 13-23.
Arista, Desy dan Astohar. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Return Saham (Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public di BEI Periode 2005-2009).
Jurnal Ilmu Manajemen Dan Akuntansi Terapan 3 (1) hal: 1-15.
Ball, Ray dan Philip Brown. 1968. An Empirical Evaluation Of Accounting Income Numbers. Journal Of Accounting Research pp: 159-178.
Bhandari, Shyam dan Rajesh Iyer. 2011. Predicting Business Failure Using Cash Flow.
Journal Emerald Group Publising Limited.
Budialim, Giovanni. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Risiko Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Consumen Goods Di BEI Periode 2007-201. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya 2 (1) hal: 1-23.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan LQ-45 Selama Tahun 2009-2011. www.idx.co.id. Diunduh tanggal 6 Mei 2013.
Choi, Dosoung dan Sangsoo Park. 1997. Targeted Share Repurchases, Free Cash Flow, Shareholder Wealth: Additional Evidence. Journal Emerald, 23 (3), pp: 49-63.
Daniati, Ninna dan Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham (Survey pada Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar di BEJ). Simposium Nasional Akuntansi 9.
Dastgir, Mohsen, Hossien S. Sajadi, dan Omid M. Akhgar. 2010. The Association Between Components of Income Statement, Components of Cash Flow Statement, and Stock Return. Business Intelligence Journal, 3 (1), pp: 9-21.
Dimitropoulus, Panagiotis E. dan Dimitrios Asteriou. 2009. The Relationships Between Earnings and Stock Returns: Empirical Evidence From Greek Capital Market.
International Journal of Economics And Finance, 1 (1) pp: 40-50.
Fairchild, Richard. 2010. Dividend Policy, Signalling And Free Cash Flow: An Integrated Approach. Journal Managerial Finance, 36 (5), pp: 394-413.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 2013. Buku Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah, Versi 1.5. Denpasar.
Febrianto, Rahmat dan Erna Widiastuty. 2006. Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana Yang Lebih Bermakna Bagi Investor?. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 9 (2), hal: 200-215.
Francis, Jennifer, Per Olson And Dennis R. Oswald. 2000. Comparing The Accuracy And Explainability of Dividend, Free Cash Flow, And Abnormal Earnings Equity Value Estimates. Journal Of Accounting Research, 38 (1) pp: 45-70.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Undip.
Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi keenam.
Yogyakarta:BPFE Yogyakarta.
Hermansyah, Iwan dan Eva Ariesantin. 2008. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham.
Jurnal Akuntansi FE Unsil, 3 (1), hal: 390-396.
Irianti, Tjiptowati Endang. 2009. Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi Terhadap Harga dan Return Saham. Jurnal EKOBIS, 10 (2), hal: 251-264.
Jama'an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan hal: 43-52.
Jensen, Michael C. 1986. Agency Cost Of Free Cash Flow, Corporate Finance, And Takeovers. American Economic Reviews 76 pp: 323-329.
Kieso, Donald E. 2008. Accounting Intermediate Jilid Satu Edisi Keduabelas. Jakarta:Erlangga.
Kousenidis, Dimitrios V. 2006. A Free Cash Flow Version of The Cash Flow Statement: A Note. Journal Managerial Finance 32 (8) pp: 645-653.
Kurniawan, Juliana & Yuliawati. 2013. Prediksi Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Badan Usaha Sektor Manufaktur di BEI Periode 2008-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya 2 (1).
Lang, Larry H.P and Robert H. Litzenberger. 1989. Dividend Announcements Cash Flow Signalling vs Free Cash Flow Hypothesis. Journal Of Financial Economics, 24 pp 181-191.
Lucyanda, Jurica & Lilyana. 2012. Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Dinamika Akuntansi 4 (2) hal: 129-138.
Luo, Mei. 2008. Unusual Operating Cash Flow And Stock Returns. Journal Account Public Policy, 27 pp: 420-429.
401
Papanastasopoulus, Georgius, Dimitrios Thomakos, dan Tao Wang. 2010. The Implications Of Retained And Distributed Earnings For Future Profitability And Stock Returns.
Journal Review Of Accounting And Finance, 9 (4) hal: 395-423.
Platt, Harlan. 2010. Free Cash Flow, Enterprise Value, And Investor Caution. http://ssrn.com.
Diunduh tanggal 29 April 2013.
Prastowo D., Dwi & Juliaty, Rifka. 2008. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi, Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP STIMP YKPN.
Rahmandia, Febrian. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan Di Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya 2 (1) hal: 1-21.
Richardson, Scott. 2005. Over-investment Of Free Cash Flow. http://ssrn.com. Diunduh tanggal 29 April 2013.
Rosdini, Dini. 2009. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Accounting and Finance hal: 1-10.
Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya:Erlangga.
Sasongko, Hendro, Noer Azam Achsani, Roy Sembel, Tridoyo Kusumastanto. 2012. Analisis Pengaruh Arus Kas Bebas Positif dan Negatif, Dividen, dan Leverage terhadap Nilai Pemegang Saham. Jurnal Ilmiah Ranggagading, 12 (1), hal: 72-81.
Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Sukartaatmadja, Iswandi. 2005. Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba Akuntansi Terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham Emiten Sektor Keuangan di Bursa Efek Jakarta. JurnalIlmiah Ranggagading 5 (2) hal: 125-132.
Suyana Utama, Made.2008.Buku Ajar:Aplikasi Analisis Kuantitatif. Denpasar: Sastra Utama.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Utari, Anis Rachma. 2006. Kandungan Informasi Laba dan Arus Kas Guna Pengambilan Keputusan Investasi di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen, Akuntansi, dan Bisnis, 5 (1), hal: 57-63.
Yahoo-finance. Pencatatan Historis Saham LQ-45 Selama Tahun 2010-2012.www.finance.yahoo.com. Diunduh tanggal 16 Juni 2013.