Bab X | 1
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banda
Aceh Tahun 2012 – 2017 merupakan dokumen perencanaan pembangunan kota yang
memuat visi, misi, dan program Walikota Banda Aceh serta merupakan kesinambungan dari
RPJM Kota Banda Aceh Tahun 2007–2012. Dokumen ini menjadi pedoman bagi pemerintah,
swasta dan seluruh komponen masyarakat dalam mewujudkan pembangunan menuju
Banda Aceh Model Kota Madani .
Pada dasarnya, RPJMD Kota Banda Aceh Tahun 2012-2017 ini menjabarkan
rencana strategis yang berkaitan erat dengan penetapan arah perkembangan kota lima tahun
mendatang sebagai landasan untuk menentukan apa yang hendak dicapai, bagaimana
mencapainya dan langkah-kangkah strategis apa yang diperlukan agar tujuan tercapai sesuai
dengan visi dan misi walikota terpilih.
10.1. Pedoman Transisi
Mengingat masa jabatan Walikota Banda Aceh akan berakhir pada tanggal …… maka
untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengantisipasi kekosongan dokumen
Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah diperlukan pedoman untuk menyusun
dokumen perencanaan pembangunan tahun pertama di bawah kepemimpinan walikota
periode berikutnya. Oleh karena itu, RPJMD Kota Banda Aceh Tahun 2012-2017 juga menjadi
pedoman penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Kota (RKPK)dan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kota (RAPBK) Kota Banda Aceh sampai dengan tahun 2018. Dengan
demikian, maka RKPK tahun 2018 merupakan RKPK masa transisi dan bagian yang tidak
terpisahkan dari RPJMD walikota dan wakil walikota terpilih hasil pemilukada pada periode
Bab X | 2 10.2. Kaidah Pelaksanaan
RPJMD sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program walikota merupakan acuan
bagi setiap kepala SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD, pedoman untuk
menyusun RKPD dan perencanaan penganggaran Kota Banda Aceh setiap tahunnya yang
hendaknya dapat dilaksanakan secara konsisten, jujur, transparan, profesional, partisipatif
dan penuh tanggung jawab.
Dalam rangka memperjelas pelaksanaan RPJMD Kota Banda Aceh, maka ditetapkan
kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
1. RPJMD Kota Banda Aceh 2012-2017 diarahkan dan dikendalikan langsung oleh Walikota
Banda Aceh;
2. Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan kota, Walikota Banda Aceh
dibantu oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Banda Aceh;
3. Lembaga eksekutif dan legislatif Kota Banda Aceh serta masyarakat termasuk dunia
usaha, berkewajiban dan diharapkan berperan serta dalam melaksanakan
program-program dalam RPJMD Kota Banda Aceh Tahun 2012–2017 dengan sebaik-baiknya;
4. Walikota Banda Aceh dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah
berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan RPJMD Kota Banda Aceh Tahun
2012-2017 dengan menggerakkan secara optimal semua potensi dan kekuatan daerah;
5. Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh berkewajiban mengkoordinasikan pelaksanaan
RPJMD Kota Banda Aceh Tahun 2012-2017;
6. RPJMD merupakan pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD, oleh karena itu seluruh
SKPD di dalam lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh berkewajiban untuk menyusun
Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program,
kegiatan pokok, dan unggulan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya dan
menjadi pedoman dalam menyusun Renja SKPD setiap tahun, dengan berpedoman pada
RPJMD untuk menjamin konsistensi dan kontinuitas program, kegiatan beserta
pendanaan dan ditetapkan oleh kepala SKPD serta di sahkan oleh walikota;
7. Bagi SKPD yang baru terbentuk setelah dilakukan pembahasan dan ditetapkannya Qanun
RPJMD ini, akan dilakukan penyesuaian dan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Walikota;
8. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Kota Banda Aceh Tahun
2012-2017, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banda Aceh
berkewajiban untuk memandu proses perencanaan pembangunan, pemantauan, fasilitasi
Bab X | 3 9. Penjabaran lebih lanjut RPJMD Kota Banda Aceh Tahun 2012-2017 untuk setiap
tahunnya dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
Penyusunan dokumen Rancangan Awal RKPK oleh Bappeda, yang diikuti secara bersamaan dengan penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD yang merupakan
penjabaran dari Renstra SKPD;
Proses partisipatif perlu dilakukan untuk mendapatkan masukan terhadap penyempurnaan Rancangan Awal RKPK melalui penyelenggaraan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dari tingkat Gampong (desa), Kecamatan,
Forum SKPD, Musrenbang Kota serta penjaringan aspirasi masyarakat oleh DPRK
sesuai pembagian daerah pemilihan;
Rancangan Akhir RKPK disempurnakan setelah dilaksanakan Musrenbang Kota dengan mengacu kepada hasil forum SKPD;
Dalam hubungannya dengan keuangan daerah, keberadaan RKPK Banda Aceh merupakan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota
(RAPBK), utamanya sebagai landasan penyusunan Kebijakan Umum APBK serta
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS);
Dalam Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) harus berpedoman kepada Renja SKPD yang disusun dengan pendekatan prestasi kerja;
10. Untuk menjamin konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana
pembangunan daerah, Pemerintah Kota Banda Aceh melakukan pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan RPJMD. Dalam hal ini, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
RPJMD Kota Banda Aceh Tahun 2012-2017 dilaksananakan oleh masing-masing SKPD
dan dikoordinasikan oleh Bappeda Kota Banda Aceh;
11. Penyusunan organisasi perangkat daerah harus berpedoman pada RPJMD 2012-2017 dan
membagi atau memisahkan secara jelas tanggungjawab perangkat daerah antara sebagai
regulator dengan sebagai operator, artinya tidak diperkenankan saat perangkat daerah
mempunyai peran ganda sebagai regulator sekaligus operator karena fungsi evaluasi dan
pengawasannya menjadi tumpang tindih serta dijalankan oleh SDM yang mempunyai
kompetensi;
12. Dengan mempertimbangkan berbagai hal yang berada diluar kendali Pemerintah Kota
Banda Aceh dan diperkirakan dapat menghambat pelaksanaan RPJMD Kota Banda Aceh
Tahun 2012-2017, maka strategi, arah kebijakan dan program yang telah dirumuskan
dapat ditinjau kembali. Kemudian, hasilnya dikonsultasikan kepada DPRK Banda Aceh