i
EKONOMIMIKRO
SOPAR M.H.
�
�
�
�
�
−
�
=
=
�
�
�
�
�
−
ii SETANGGI TIMUR
Perkembangan ekonomi yang begitu pesat baik di sisi ilmu dan risetnya membuat mikroekonomi mengikuti pula perkembangan ke arah modern dengan memperhatikan dampaknya pada lingkungan , berupa green economy ,ekonomi ramah lingkungan , reduksi emisi polusi tanah , air , dan udara,degradation,dan deforestation ,REED+, juga mencipatakan produk- produk yang memenuhi standard ISO , globalisasi , perdagangan bebas ( free trade ) yang seluruhnya mengarah pada perekonomian satu atap , SATU BUMI . Khususnya Indonesia sebagai PARU-PARU DUNIA dengan „HUTAN HUJAN TROPIS‟ nya.
Seluruh perubahan cepat ini dimasukkan dalam teori- teori ekonomi kini , yang mendesak juga
tidak mengabaikan „ekonomi kerakyatan‟ yang lebih mendominasi kemiskinan di Dunia Ketiga ,
dan Negara Berkembang .
Buku ini berisi Game Theory dan WelfareTheorem ( teori kesejahteraan ) , penyajian yang tidak mudah namun tidak begitu kompleks disesuaikan agar jenjang strata S-1 dapat pula memahaminya . Dua tujuan yang ingin dicapai ,pembaca dapat menerapkan ilmu ini dalam segala bidang , dan dalam perancangan riset ekonomi .
Penulis sadar bahwa pembaca akan memberi saran tambahan untuk revisi, akhirnya terimakasih penulis ucapkan .
Bandung, Desember 2005.
Hormat Penulis,
iii DAFTAR ISI
Table of Contents
SETANGGI TIMUR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I ... 1
GAME THEORY ... 1
1. Two –Person , Zero – Sum Games ... 1
2. Strategi Campuran ... 4
3. Ekivalensi Program Linier ... 6
4. Game Cooperative ... 11
5. Penyelesaian Tawar Menawar Nash (Bargaining ) ... 13
6. Bilateral Monopoly ... 14
7. Reference Solution (Penyelesian Pedoman ) ... 15
8. Collusion dan Bargaining ( Tawar – Menawar )... 18
BAB II ... 20
EKONOMI KESEJAHTERAAN ( WALFARE) ... 20
1. Pareto Optimal ... 20
2. Pareto Optimal Konsumsi ... 21
3. Pareto Optimal Produksi... 22
4. Efisiensi Pasar Persaiangan Sempurna (Perfect Competition ) ... 23
5. Efisiensi Kompetisi Tidak Sempurna (Imperfect )... 24
6. Kompetisi Tak Sempurna Konsumsi ... 24
7. Kompetisi Tak Sempurna Pasar Komoditi ... 25
8. Kompetisi Tak Sempurna Pasar F aktor ... 26
9. Efisiensi Monopoli Bilateral ... 26
10. Dampak Eksternal Konsumsi dan Produksi ... 26
11. Fungsi Utility Saling Tergantung ( Interdependent ) ... 26
12. Barang Publik ... 28
13. Equlibrium Lindahl ... 30
14. Eksternal Ekonomi dan Disekonomi ... 31
15. Pajak dan Subsidi ... 33
16. Dampak Eksternal Produksi ... 33
iv
18. Fungsi Kesejahteraan Sosial ... 36
19. Penentuan Kesejahteraan Optimum ... 36
20. Preferens Social dan Indifferens ... 37
21. Teori Ketidakmungkinan Arrow ... 39
22. Distribusi Pendapatan dan Keadilan ( Equity ) ... 40
23. Teori Second Best ... 41
PROBLEMS ( SOAL- SOAL ) ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 45
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1- 1 ... 13
Gambar 1- 2 ... 17
Gambar1-3 ... 21
Gambar 1- 4 ... 28
Gambar 1- 5 ... 35
1 BAB I
GAME THEORY
Teori Duopoly dan Oligopoly mengarah pada penyelesaian matematis yang lengkap dengan membangkitkan differensial kalkulus .
Namun terkendala sebuah pertanyaan pada assumsi sembarang tentang kepercayaan perusahaan terhadap reaksi rival-nya untuk bertindak .
Teori game matematik adalah sebuah pendekatan pengganti yang diterapkan pada sejumlah kecil pasar dengan hasil yang saling tergantung . GameNoncooperative , atau competitive ,seperti dilukiskan oleh two- person ,zero- sum games . Game Cooperative , di mana yang berpartisipasi mempunyai sebuah kepentingan dalam prilaku yang sama .
1. Two –Person , Zero – Sum Games
Sebuah gamebisa berisi sebuah rangkaian langkah seperti dalam bermain catur , atau bisa berisi langkah tunggal pada sebagian dari yang berpartisipasi . Analisis dinyatakan terbatas terhadap
game – langkah- tunggal .Sebuah strategy adalah spesifikasi gerakan partikular untuk seorang yang berpartisipasi . Strategi seorang duopoliy berisi pemilihan sebuah nilai partikular untuk setiap variabel di bawah kendalinya .
Jika harga hanyalah satu- satunya variabel , sebuah strategi terdiri dari pemilihan harga partikular ( khusus .) Jika harga dan pengeluaran iklan adalah dua variabel , sebuah strategi terdiri dari pemilihan nilai partikular untuk harga dan pengeluaran iklan . Masing – masing yang berpartisipasi diamsusikan to posses sejumlah strategi terbatas sekalipun bisa menjadi sangat besar jumlahnya . Asumsi ini mengatur kemungkinan variasi selanjutnya dari variabel tindakan. Hasil dari garal duopolistik , yaitu , laba yang diperoleh oleh masing-masing yang berpartisipasi , yang ditentukan dengan biaya yang relevan dan hubungan demand sekaligus dari masing-masing
duopolist yang telah memilih strategi .
Game dikalsifikasikan pada dua kriteria basis : (1) Jumlah yang berpartisipasi dan (2) .hasil (outcone) bersih . Yang pertama hanya berisi sebuah perhitungan jumlah yang berpartisipasi dengan kepentingan masing-masing . Di sana ada game one-person , two-person , dan dalam kasus umum , n-person. Kriteria kedua mengijinkan sebuah perbedaan di antara zero
-sum dan non-zero-sum-games. Sebuah zero-sumegame adalah satu hal di mana jumlah aljabar dari outcome , contoh , laba , untuk semua yang berpartisipasi sama dengan nol untuk setiap kombinasi yang mungkin dari strategi. GameTwo-Person , zero-sum-game harus
StrictlyCompetitive (non cooperative) , benar-benar persaingan ( tanpa kerja sama ), dari sini jika seorang pemain selalu kehilangan dengan apa yang dimenangkan yang lain , di sana tidak ada ruang untuk bekerjasama (cooperation).
Sebuah gameone-person, zero-sum tidak begitu penting , di sini pemain tidak memperoleh keuntungan apa-apa , tanpa memandang pilihan strateginya . Seorang monopolist
-2 person , non-zero-sum . Sebuah gametwoperson , zero-sum dapat diterapakan pada sebuah pasir
duopolistic di mana keuntungan seorang yang berpartisipasi selalu sama dengan nilai absolute ( mutlak ) dari kehilangan yang lain .
Secara umum, jika I mempunyai m strategi , dan II mempunya n strategi , maka hasil yang mungkin dari game diberikan dengan matrik laba ( profit )
11 12 1
21 21 2
1 2
…
di mana aij adalah laba I , jika I memberlakukan strategi ke- i nya dan II memainkan strategi ke-j
nya . Dari sini game adalah zero-sum , profit berhubungan yang diperoleh II adalah –aij .
Untuk sebuah contoh khusus dengan memandang matrik profit
8 40 20 5
10 30 −10 −8
Jika I memainkan strategi keduanya , profit I adalah 40 dan II –40 .
Jika I memainkan strategi ketiganya , maka laba profit I adalah –10 dan II adalah 10 .
Soal keputusan duopolist berisi pemilihan sebuah strategi optimal . I menginginkan
outcome ( 40 ) dalam baris pertama dan kolom kedua , dan II menginginkan outcomes ( –10 ) dalam baris dua dan kolom tiga .
Hasil tergantung pada strategi kedua duopolist , dan tak ada yang mempunyai kelemahan untuk memaksakan kehendaknya .
Jika I memilih strategi I –nya , II bisa memilih strategi keempat –ya dan hasilnya 5 lebih baik dari pada 40 .
Jika II memilih strategi ketiga , I mungkin memilih strategi pertamanya , dan outcome menjadi 20 lebih baik dari pada –10 .
Game teori mempostulatkan pada prilaku yang mengijinkan penentuan ekuilibrium dalam situasi di sini . I kuatir dengan II yang akan menampilkan pilihan strategi dan keinginan untuk bermain
„aman .„ Jika I memilih strategi ke –i nya , profit minimum nya , dan dari sini II maksimum , yang diberikan dengan elemen terkecil dalam baris – i dari matrik profit , min .
Ini adalah profit yang diharapkan dengan membangkitkan strategi ke-i nya jika rasa kuatirnya terhadap pengetahuan II dan prilaku yang direalisasikannya . Profit I akan lebih besar dari yang diperkirakan di sini jika II gagal memilih strategi appropriate ( awal .) I menginginkan untuk memaksimumkan profit harapan minimnya .
Karenanya , I memilih strategi I untuk mana min adalah terbesar . Outcome yang diantisipasinya adalah max min . Dia tidak dapat memperoleh sebuah profit lebih kecil dan mungkin memperoleh sebuah yang lebih besar .
3
Jika II memainkan strategi j , dia kuatir dengan I yang mungkin memainkan strategi yang berhubungan dengan elemen terbesar dalam kolom ke –j dan matrik profit : max .
Karenanya , II memilih strategi -j untuk mana max adalah terkecil , dan profit yang diharapkannya adalah −min max .
Keputusan duopolist adalah konsisten dan ekuilibrium dicapai jika
max min = min max
Misalkan k indeks untuk mana min = max min dan hindeks untuk mana
max = min max . Jika itu dipenuhi , strategi k dan h dari I dan II disebut pasangan strategi ekuilibrium .
Kembali ke contoh di atas , I akan memainkan strategi pertamanya , jika II menganti sipasi pilihannya , profit I akan menjadi 5 .Jika I memainkan strategi keduanya , dan II menganti sipasi pilihannya , profit nya akan menjadi –1 . II akan memainkan strategi keempatnya dan membatasi kehilangannya menjadi 5 . Setiap hasil kolom lain dari matrik profit mempunyai sebuah maksimum lebih besar dari 5 . Dalam kasus ini
max min = min max = 14 = 5
Keputusan dupolist adalah konsisten , dan sebuah ekuilibrium dinyatakan . Tak ada duopolist
dapat menaikkan profit dengan menukar strateginya jika strategi opponent nya yang tersisa tidak berubah .
Asumsikan bahwa matrik profit
−32 −41 −51 106
di mana I mempunyai dua strategi dan II mempunyai empat strategi .
Matrik profit ini dan persoalan game yang berhubungan dapat disederhanakan dengan memperkenalkan konsep Dominansi . Dengan pemeriksaan matrik dia bisa reveal bahwa II tidak akan pernah memainkan strategi ketiganya dari sini dia dapat selalu melakukan yang lebih baik dengan membangkitkan strategi pertamanya , tanpa memandang pilihan strategi I . Setiap elemen dalam kolom III lebih besar , dan karenanya menyatakan sebuah kehilangan lebih besar untuk II , dari elemen yang berhubungan dalam kolom pertama . Secara umum , kolom j mendominasi ke-k jike-ka aij aik untuk semua i dan aij< aik untuk paling sedikit satu i . Kolom keempat dari matrik
di atas didominasi kolom pertama dan kedua . Dominasi dapat juga didefinisikan dengan memandang strategi I .
Secara umum , baris ke-i mendominasi ke-h jika aij ahjuntuk semua j dan aij ahjuntuk paling
4
Karenanya , matrik profit dapat disederhanakan dengan menghapus semua strategi yang terdominasi .
Menghilangkan kolom ketiga dan keempat dari matrik di atas , maka matrik profit
menjadi
−32 −41
Mengikuti aturan yang dinyatakan yang dinyatakan di atas , I menginginkan untuk memainkan strategi keduanya , dan II akan jngin memainkan strategi pertamanya . keputusan di sini tidak konsisten :
max min = 22 =−1≠3 = 21 = min max
Jika duopolist membangkitkan srategi di sini , outcomeinitial (awal ) akan menjadi a21 = 3 .
Jika II membangkitkan strategi pertamanya , I tak dapat menaikkan profit dengan mengganti strateginya . Namun , jika I memainkan strategi keduanya , II dapat mengurangi kehilangannya dari 3 menjadi –1 dengan mengganti strategi keduanya . I dapat selanjutnya menaikkan profit
nya dari –1 ke 4 dengan menukarnya ke strategi pertamanya . II dapat kemudian mengurangi kehilangannya dari 4 ke –2 dengan menukarnya ke strategi pertama . Asumsi yang mengarah pada sebuah posisi ekuilibrium dari contoh matrik sebelumnya yang menghasilkan fluktuasi yang tak berakhir untuk contoh terakhir , dan tak ada pasangan ekuilibrium .
2. Strategi Campuran
Sebuah game partikular bisa , atau boleh tidak mempunyai sebuah penyelesaian jika
duopolist memilih strateginya dalam soal yang sama seperti di atas . Impasse dilukiskan game
sedemikian seperti −2 4
3 −1 dapat diselesaikan dengan mengiginkan duopolist memilih
strateginya pada sebuah dasar probabilitas . Misalkan r1 , r2 , . . . ,rn membentuk probabilitas
dengan mana I akan menaikkan masing- masing m , di mana 0  ri 1 ( i = 1, . . . , n ) dan
=1 = 1 . Dengan mengasumsikan bahwa dia mengutilisasi beberapa proses random ( acak )
memilih sebuah strategi particular . Sebagai contoh , jika m = 3 dengan r1 = 0,3 , r2 = 0,1 , r3 =
0,6 , dia bisa menandai bilangan 0 sampai 2 untuk strategi pertama , 3 untuk strategi kedua , dan 4 sampai 9 untuk strategi ketiga ; memilih sebuah bilangan satu – digit dengan sebuah proses
random ; dan memberlakukan strategi yang menghubungkan bilangan- bilangan yang dipilih . Sebuah pemilihan random tidak mengijinkan II untuk mengantisipasi pilihan I bahkan jika dia tahu probabilitas I .
II dapat membuat acak pilihan strategi dengan probabilitas s1 , s2 ,. . . , sn untuk
strateginya , di mana 0  sj 1 ( j = 1, . . . , n ) dan =1 = 1 .
5
dikalikan dengan probabilitas kejadiannya . sebagai contoh , jika II memainkan strategi ke-j nya dengan sebuah probabilitas , dan I memilih probabilitas r1 , r2 , . . . ,rm .
Profit harapan I adalah =1 .
Masalah keputusan masing- masing duopolist adalah memilih sehimpunan
probabilitasoptimal . I kuatir bahwa II akan menampilkan strateginya dan bahwa II akan memilih sebuah strategi bagi dirinya sendiri yang akan memaksimisasi outcome harapannya , yaitu , minimisasi outcome harapannya untuk I . II mempunyai kekuatiran yang sama tentang I .
Probabilitas yang duopolist mainkan didefinisikan optimal jika .
�
= , = ,…, (1- 1)
dan = � , = ,…, (1- 2)
di mana V didefinisikan sebagai nilai game .
Hubungan (1-1) menyatakan bahwa profit harapan I paling sedikit sebesar V jika II memainkan sembarang strategi murninya , dan relasi (1-2) menyatakan bahwa kehilangan yang diharapkan II paling sedikit sekecil V jika I memainkan suatu strategi murninya dengan sebuah probabilitas . Sebuah Theorema dasar teori-game menyatakan bahwa sebuah penyelesaian , bahwa sebuah penyelesaian , yaitu nilai untuk rs dan ss yang memenuhi (1-1) dan (1-2) selalu ada , dan V tunggal .
Jika kedua duopolist memilih strategi mereka pada sebuah basis probabilitas , profit
harapan I , E1 ,dapat ditentukan dari (1-1) :
1 = =1 =1 =1
atau = = = � (1- 3)
Kehilangan harapan II , E2 , dapat ditentukan dari (1-2) :
2 = =1 =1 =1
atau = = = � (1- 4)
Suku tengah dalam (1-3) dan (1-4) identik dengan laba harapan I yang sama dengan kehilangan harapan II . Kombinasi (1-3) dan (1-4)
V  E1 = E2 V
6
E1 = E2 = V
Outcome harapan adalah sama untuk masing- masing duopolist dan sama dengan nilai
game jika keduanya menaikkan probabilitas optimal .
Jika I memainkan probabilitas . optimalnyaprofit harapannya tidak dapat kurang dari V , tanpa memandang pilihan strategi II . Dan itu akan lebih besar dari V jika II memainkan sehimpunan
probabilitasnon-optimal .
Dengan cara yang sama , jika II menaikkan probabilitas optimalnya, kehilangan harapannya tidak dapat lebih besar dari V , tanpa memandang pilihan strategi I. Dan itu akan kurang jika I memainkan sehimpunan probabilitasnon-optimal .
3. Ekivalensi Program Linier
Strategi optimal untuk duopolist dan nilai game dapat ditentukan dengan mengkonversi persoalan game mereka menjadi sebuah bentuk program linier .
Pertama , pandang kasus di mana V > 0 . Mendefinisikan variabel
zj = si / V j = 1,. . . , n (1- 5)
untuk duopolist II . Dengan definisi ini
1/V = z1 + z2 + . . . + zn *) (1- 6)
*)
1= 1
= 1.1
2= 2
= 2.1
3= 3
= 3.1
= = .1 , = = 1, 2,…,
_____________________+ 1+ 2+ 3+ + =
1
1+ 2+ 3+ +
1
= 1+ 2+ 3+ +
1+ 2+ 3+ +
= 1+ 2+ 3+ +
7
II menginginkan untuk memaksimumkan kehilangan harapan sekecil mungkin , atau ekivalen ( setara ) , dia ingin membuat 1/V sebesar mungkin .
Program linier nya ekivalen dengan menemukan nilai untuk zi 0 ( j = 1,. . .,n) yang
memaksimumkan (1-6) subject to
ai1z1 + ai2z2 + . . . + aimzm 1 **) ; i = 1,. . . , m (1- 7)
Hubungan (1-7) diturunkan dengan membagi (1-2) dengan V dan mensubstitusi (1-5) .
**)
= → = 1
1
Mendefinisikan variabel
wi = ri / V ; i = 1,. . . , m (1- 8)
Untuk duopolist I , dengan definisi ini
1 / V = w1 + w2 + . . . + wm (1- 9)
I mengiginkan membuat profit minimum harapannya sebesar mungkin , atau ekivalen dia menginginkan membuat 1 / V sekecil mungkin . Program linier nya ekivalen dengan menemukan nilai untuk wi 0 (i = 1,. . . , m ) yang meminimisasi (1-9)
subject to
a1jw1 + a2jw2 + . . . + amj wn 1 ; j = 1,. . . , n (1- 10)
Hubungan (1-10) diturunkan dengan membagi (1-1) dengan V dan mensubstitusi (1-8).
8
Formulasi pemrogram linier memfasilitasikan sebuah bukti bahwa penyelesaian selalu ada untuk two-person ,game-zero-sum .
Proses pembuktian pertama dengan menetapkan penyelesaian optimal terbatas ( finite) selalu ada untuk sistim pemrogram yang ekivalen , dan dengan mendemonstrasikan bahwa penyelesaian pemrogram optimal memperbaiki sebuah penyelesaian game yang dimaksud ( underlying .) Anaknya dengan mengasumsikan bahwa semua aij> 0 . Sebuah penyelesaian sistim pemrogram
yang layak ( feasible ) tapi tidak optimal , diberikan dengan (1-6) dan (1-7) dibuktikan dengan zj = 0 ( j = 1,. . .,n.)
Misalkan 0 = min. .
Sebuah penyelesaian feasible sistim pemrogram diberikan dengan (1-9)dan (1-10) dengan wi = 1 / a0 ( i = 1, . . . ,m.)
Keberadaan penyelesaian optimal finite untuk sistim pemrogram diikuti dari sebuah
teoremadualitas. Jika penyelesaian feasible ada untuk sebuah sistim pemrogram dan dual nya , maka penyelesaian optimalfinite ada untuk kedua sistim.
Misalkan nilai optimum pemrogram variable diberikan dengan z1*,. . . ,zn* dan mudah diperiksa bahwa probabilitas di sini membentuk sebuah penyelesaian game seperti didefinisikan (1-1) dan (1-2.)
Persamaan (1-3) dan (1-4) mendefinisikan nilai game sebagai sebuah rerata terbobot dari elemen matrik profit . Adalah perlu ( necessary ) bahwa V positif dalam hal memenuhi perlengkapan non-negatif untuk variabel pemrogram.
Namun , secara umum , satu hal yang tak dapat disimpulkan bahwa V positif ,jika tidak demikian semua aij positif . Kesukaran ini mudah diselesaikan dengan mendefinisikan sebuah game yang
9
Jika satu atau lebih aij 0 , maka , memilih sejumlah k dengan sifat bahwa aij + k > 0 untuk
semua i dan j , dan menambahkan k ke setiap elemen dari matrik profit.
Nilai dari game yang dimodifikasi melebihi ( exceeds ) nilai gameawal (initial ) dengan k :
′ = + =
dan positif dengan bentuk tersebut .
Probabilitasoptimal untuk game awal dan game yang dimodofikasi adalah sama .
Karenya , sebuah penyelesaian untuk game initial dapat diperoleh dari sebuah penyelesaian program linier untuk game yang dimodifikasi .
Kembali ke game yang diberikan dengan −2 4
3 −1 . Misalkan k = 4 . Matrik profit
untuk game modifikasi
2 8
7 3
Sistim program linier adalah mencari nilai z1,z2 0 yang memaksimumkan
10 ****) PRIMAL – DUAL
Dual dari maksimisasi adalah minimisasi dan sebaliknya . Jadi jika Primal nya adalah optimum maksimisasi , maka Dualnya adalah optimum minimisasi .
Dalam contoh di atas primal nya maksimisasi dan dual nya minimisasi .
Primal
koefisien wi diambil dari konstantakendala
11
Teori game strictly competitive tidak begitu memuaskan sebagai sebuah penjelasan prilaku
oligopoly .
Kepentingan oligopolist tidak selalu berlawanan diametrically , dan prilaku mereka dapat dikarakterisasi dengan sebuah kombinasi elemen competitive dan cooperative .
Kemungkinan cooperation meningkat ke game non- zero ( non –konstant ) sum game demikian tidak perlu mengarah ke cooperation , walaupun outcome yang diinginkan dapat dicapai melalui
1
′ = 1 1+ 1 2
Koeifisien baris dual wi diambil dari
koeifisien kolom primal , atau mela kukan transpose terhadap matrik primal
2 8
7 3 transpose
2 7
8 3 , dan
12 cooperation . Untuk illustrasi pandang sebuah pasar duopolistic sederhana untuk mana penyelesaian collusive adalah prohibited dengan hukum .Dengan mengasumsikan bahwa bribes
dan distribusi kembali profit juga illegal . Setiap duopolist mempunyai dua strategi :
(1) Dia dapat mendeklarasikan dirinya sebagai seorang pemimpin ( a leader ) dan memproduksi sebuah output relatif besar , atau
(2) Dia dapat mendeklarasikan dirinya sebagai pengikut ( a follower ) dan memproduksi output relatif kecil .
(3)
Sekali masing-masing mendeklarasikan dirinya , dia harus memproduksi output tanpa meman dangapakah competitor nya berdeklarasi .
Dengan mengasumsikan bahwa matrik profit adalah
Leader Follower
Leader ( 200 ,250) ( 1000 , 200 )
Follower ( 150 , 950 ) ( 800 ,800 )
…………..(1- 12)
di mana jumlah pertama dan kedua dalam tiap pasang tanda kurung masing- masing adalah level profit I dan II .
Hasil terbaik untuk tiap duopolist diperoleh jika dia adalah seorang Leader dan compete tor seorang follower , dan worst diperoleh jika mereka berperanan sebaliknya .
Suatu hal yang bisa disarankan bahwa sebuah strategi yang dapat dirasakan ( sensible ) untuk masing- masing akan mendeklarasikan dirinya seorang follower dari sini masing- masing akan menerima kepuasan laba sedang ( moderately .)
Namun , jika I percaya bahwa II menjadi seorang follower , I akan menjadi seorang leader a
fortiori .
Alasan yang sama diterapkan pada II .
Dari sini masing- masing mempunyai incentive (rangsangan ) menjadi seorang leader ; prilaku
„uncoorporate’ mereka mengarahkan masing- masing to attain level profit dari duopolist
menyatakan sebuah pasangan ekuilibrium , sementara strategi follower relative favourable tidak terjadi . Hal itu jelas bahwa keduanya dapat memperoleh keuntungan dari prilaku cooperative .
Namun , tidak jelas bahwa cooperation dapat dicapai dengan sukses .bahkan jika masing- masing berjanji untuk menjadi seorang follower , masing- masing akan mempunyai sebuah
13
bersama- sama (mutually ) mengambil untuk tidak mencederai ( unbreakable ) komitmen dan perjanjian .
5. Penyelesaian Tawar Menawar Nash (Bargaining )
Pandang sebuah kasus di mana duopolist mencoba menegosiasikan ( merundingkan ) sebuah penyelesaian cooperative sebagai contoh (1-12.)
Dengan assumsi masing- masing memaksimumkan utility profit harapannya , dan bahwa masing- masing obeysaksioma Neumann – Morgenstern . Dengan assumsi bahwa A , B , C , dan D dalam Gambar 1.1 empat outcome (1-12) yang memetakan ruang utility .
Misalkan duopolist memainkan strategi campuran ( mixed .) Bisa diperiksa bahwa daerah
utilityfeasible yang kemudian diberikan dengan segi –empat ABCD (Latihan 2.) Negosiasi berisi pemilihan titik dari himpunan ini .
Dengan assumsi bahwa jika duopolist gagal mencapai sebuah perjanjian , duopolist dapat memberlakukan untuk menjual outputnyapada sebuah tempat diskonto (potongan ) untuk sebuah jaminan profit .
Gambar 1- 1
Misalkan 1 dan 2 menyatakan utility profit di sini . Titik T mempunyai koordinat 1, 2 .
Tak ada duopolist yang memerlukan perjanjian untuk mencapai sebuah profit lebih rendah dari yang dipenuhinya dengan strategi yang diberlakukannya . Tujuan sebuah penyelesaian
cooperative bagi duopolist memilih sebuah titik northeast of T ( Timur Laut ) pada batas daerah
utility yang feasible .
Jelasnya , tak hingga banyaknya penyelesaian demikian yang mungkin .
Sejalan dengan penyelesaian Nash Bargainingduopolist akan menyetujui strategi sehingga fungsi W = − − (1- 13)
1
, 2
F B C
A D
U1 U2
14
dimaksimisasi subject to kendala di mana hanya titik dalam daerah utility feasible yang eligible . Sebuah kurva iso-W didefinisi sebagai locus ( tempat kedudukan ) titik utility yang memenuhi sebuah nilai partikular ( tertentu ) W . Kurva – kurva di sini adalah hyperbola segi- empat dengan nilai W fixed (tetap ) yang naik dengan jarak yang semakin jauh dari T . Dua kurva demikian ditunjukkan dalam Gambar .
Titik E memenuhi penyelesaian Nash , yang berada pada kurva iso-W tertinggi yang mempunyai paling sedikit sebuah titik potong ( in common ) dengan daerah utilityfeasible , yang berada pada
segment garis ( potongan garis ) yang menghubungkan titik B ( keduanya follower ) dan C
( I follower , II leader ) . I akan memainkan sebuah strategi murni ( pure ) , sebutlah , menjadi seorang follower .
II akan memainkan sebuah strategi campuran . probabilitas hubungan leader-nya diberikan dengan perbandingan BE ke BC , dan probabilitas hubungan follower –nya dengan perbandingan EC terhadap BC .Akan dicatat bahwa penyelesaian ini entitas sebuah perbandingan antar individu dari utilityNeumann-Morgenstern .
6. Bilateral Monopoly
Seorang monopolist tidak mempunyai fungsi outputsupply yang menghubungkan harga dan jumlah . Dia memilih sebuah titik pada fungsi demand pembelinya yang memaksimisasi
profit nya. Mirip dengan itu seorang monopsonist tidak mempunyai sebuah fungsi demand input
. Dia memilih sebuah titik pada fungsi supply penjualnya yang memaksimisasi profit nya .
Bilateral monopoly adalah sebuah situasi pasar dengan seorang pembeli tunggal dan seorang penjual tunggal .Adalah tidak mungkin bagi penjual to behave sebagai seorang
monopolist dan pembeli to behave sebagai seorang monopsonist pada saat yang sama .Penjual tidak dapat mengeksploitasi sebuah fungsi demand yang tidak ada , dan pembeli tak dapat mengeksploitasi sebuah fungsi demand yang tidak ada .
Sesuatu harus ada yang memberikan . Tiga outcome umum yang mungkin :
(1) Satu dari yang berpartisipasi boleh mendominasi dan membangkitkan pada yang lain untuk menerima keputusan harga dan atau jumlahnya
(2) Pembeli dan penjual boleh melakukan cooperation
dan mencapai sebuah penyelesaian sedemikian seperti penyelesaian Nash , atau
(3) Mekanisme pasar boleh melanggar dalam paham bahwa tidak ada perdagangan yang menguasai keseluruhan .
15
7. Reference Solution (Penyelesian Pedoman )
Pandang sebuah kasus bilateral monopoly dalam pasar untu sebuah barang yang diproduksi , Q2 .
Pembeli menggunakan Q2 sebagai sebuah input untuk memproduksi Q , sesuai dengan fungsi
produksinya : q1 = h(q2) .
Dia menjual Q1 dalam pasar persaingan pada harga fixed P1 .
Penjual menggunakan sebuah input tunggal X untuk memproduksi Q2 . Dia membeli X dalam
pasar persaingan pada harga fixed , r . Assumsikan bahwa fungsi produksinya dapat diekspresi kan dalam bentuk invers (balikan ) x = H(q1) . Penyelesaian yang akan dicapai dengan monopoly
, monopsony , dan quasi –competition memenuhi kegunaan titik pedoman (reference ) untuk menganalisa pasarnya .
Sebuah penyelesaian monopoly akan dicapai jika penjual mendominasi dan membangkitkan pembeli untuk menerima berapapun harga yang ditetapkan . Laba pembeli adalah
B = P1h(q2) –P2q2
Dia menetapkan dB / dq2 = 0 , untuk memaksimumkan laba ,
dB / dq2 = P1h‟(q2) – P2 = 0  P1h‟(q2) = P2 (1- 14)
yang adalah invers fungsi demand Q2 . Pembeli Q2 naik pada sebuah titik pada mana produk marginal nya sama dengan harga yang ditetapkan oleh penjual .
Penjual monopolistic mensubstitusikan dari (1-14) untuk P2 dan memaksimisasi labanya :
� = 1 ′ 2 2− 2
�
dq2 = 1
′
2 + ′′ 2 2 − ′ 2 = 0
� ′ + ′′ = �′ (1- 15)
Syarat ekuilibrium (1-15) menyatakan bahwa penjual menyamakan MR = MC .
Menyelesaikan (1-15) untuk output monopoly , q2s*, dan mensubstitusikan nilai ini ke (1-14)
untuk memperoleh harga monopoly ,
P
2s*. Sebuah contoh penyelesian seorang monopolydiberikan dengan titik S dalam Gambar 1.2 .
16
Laba penjual adalah
� = 2 2− 2
Dia menetapkan dS / dq2 = 0 , untuk memaksimumkan laba :
���
�� = � − �′ = � = �′ (1- 16)
yang adalah invers fungsi supply Q2 . Penjual memproduksi dan menjual Q2 naik pada sebuah
titik pada mana marginal cost nya sama dengan harga yang ditetapkan oleh pembeli .
Pembeli monopolistic mensubstitusikan dari (1-16) untuk P2 dan memaksimisasi profit nya :
� = 1 2 − ′ 2 2
�
dq2 = 1
′
2 − ′ 2 + ′′ 2 2 = 0
� ′ = �′ +�′′ (1- 17)
Syarat ekuilibrium (1-17) menyatakan bahwa pembeli menyamakan nilai marginal product nya terhadap marginal cost dari input ( MCI .)
Menyelesaikan (1-17) untuk output monopsony , q2B* , dan mensubstitusikan nilai ini ke (1-16)
untuk memperoleh harga monopsony , P2B* .
Sebuah contoh penyelesaian monopsony diberikan dengan titik B dalam Gambar 1.2 .
Akhirnya , pandang harga dan jumlah yang akan dicapai jika penjual dan pembeli menjadi pricetaker ( pengikut harga .)
Invers fumgsi demand (1-14) dan fungsi supply (1-16) keduanya efektif .Jumlah quasi-competitive ( setengah persaiangan ) , q2C* , ditentukan dengan menyamakan harga demand dan supply :
�∗ =� ′ ∗ = �′ ∗ (1- 18)
Harga quasi-competitive ,P2C* , menyamakan nilai marginal product pembeli dan marginal cost
penjual . Quasi-competitive ini boleh tidak menghasilkan seperti sebuah outcome untuk sebuah pasar yang dikarakterisasi dengan bilateral monopoly , tetapi memenuhi penggunaan titik pedoman lain .
Sebuah contoh dari sebuah penyelesaian quasi –competitive diberikan dengan titik C dalam Gambar 1.2 .
17 supply[rH’(q2) mempunyai slope positif , yaitu , kasus di mana h’’(q2) < 0 dan H’’(q2) > 0 . Titik
ekuilibrium monopoly dan monopsony akan selalu berada di kiri dari perpotongan kurva demand
dan supply .
Dengan demikian , q2C* selalu lebih besar q2B* dan q2C* dan q2S* . Dalam Gambar 1.2 , q2B*> q2S*.
Hasil ini tidak selalu dipegang .
Output monopoly dan monopsony tergantung pada kemiringan kurva demand dan supply . Dapat dibangun sebuah kasus di mana q2B*< q2S*.
Harga kompetitif akan selalu berada di antara harga monopoly dan monopsony .
Dari sini ekuilibrium monopoly berada pada kurva demand di kiri penyelesaian quasi – competitive , P2C*> P2B* . Misalkan SS* , SC* , dan SB* menyatakan level profit penjual dalam
tiga kasus . Secara umum ,
SS*>SC*>SB* .
Misalkan BS* , BC* , danBB* menyatakan level profit pembeli . Secara umum
BS*<BC*<BB*
Gambar 1- 2
MR
MCI S
C
B
2= 1 ′ 2 2= ′ 2 P2
P2S *
P2C *
P2B *
q2B *
q2S *
q2C
* q
18 8. Collusion dan Bargaining ( Tawar – Menawar )
Sering diasumsikan bahwa yang berpartisipasi di pasar akan recognize ketergantungan bersama –sama ( mutually ) mereka dan mencapai sebuah perjanjian yang memuaskan bersama- sama terhadap harga dan jumlah . Proses tawar – menawar dapat dipisahkan menjadi dua langkah . Pertama , yang berpartisipasi menentukan sebuah jumlah yang memaksimisasi profit
bersama ( joint profit ) mereka , dan kemudian menentukan sebuah harga yang mendistribusikan
profit bersama di antara mereka . f
�= � +� = 1 2 − 2 2 + 2 2− ( 2) = 1 2 − ( 2)
Menetapkan d / dq2 sama dengan nol ,
�
2 = 1 ′ 2 − ′ 2 = 0 1 ′
2 = ′ 2
Profit bersama dimaksimisasi pada sebuah output pada mana nilai marginal product pembeli sama dengan marginal cost penjual .Ini adalah sama dengan penyelesaian quasi- competitive
yang diberikan oleh (1-11) . Level optimal Collusive sama dengan level outputquasi- competitive
, q2C* .
Sebuah Collusivebilateralmonopoly akan behave dengan cara yang sama seperti sebuah industry
competitive yang tidak jauh ( insofar ) seperti di luar dunia yang dibicarakan .
Harga quasi- competitive tidak perlu mengikuti sebuah penyelesaian collusive .
Untuk jumlah yang dilukiskan sebelumnya ( prescribed ) penjual menginginkan setinggi harga yang mungkin , dan pembeli menginginkan serendah harga yang mungkin . Misalkan batas atas ( upper ) menjadi harga yang membangkitkan laba penjual menjadi nol :
� ∗
∗ � �
( ∗ )
∗ (1- 19)
Di sini sebuah laba negative akan membangkitkan satu dari perusahaan- perusahaan untuk memutuskan operasi , harga tidak ditetapkan melebihi batas – batas di sini .
Sebuah alternatif dengan membuat asumsi bahwa pembeli tidak dapat melakukan worse daripada penyelesaian monopoly , dan bahwa penjual tak dapat melakukan worse daripada penyelesaian
monopsony :
1 2∗ − 2 2∗ �∗
19
Menyelesaikan masing- masing ketidaksamaan untuk P2 , diperoleh
� ∗ −�∗�
∗ � �(
∗ +� � ∗ )
∗ (1- 20)
Batas- batas di sini dapat ditentukan dari penyelesaian pedoman ( reference .)
20 BAB II
EKONOMI KESEJAHTERAAN ( WALFARE)
Sasaran ekonomi kesejahteraan adalah evaluasi keinginan social atas pilihan keadaan ekonomi . Sebuah keadaan ekonomi adalah pengaturan khusus aktivitas ekonomi dan sumber ekonomi. Setiap keadaan dikarakterisasi dangan alokasi sumber berbeda dan distribusi berbeda dari imbalan aktivitas ekonomi . Pengukuran kebijakan sesering mungkin akan memperoleh cara untuk merubah situasi yang berbeda .
Contoh , perekonomian dapat mencapai ekuilibrium banyak pasar pada dua himpunan harga komoditi dan harga faktor .Keinginan konsumen dan pengusaha konsisten pada kedua equilibria
, masyarakat dapat memilih di antaranya , jika sama sekali , hanya pada latar kesejahteraan ( Welfare .) Masalah demikian diselesaikan pada domain ekonomi kesejahteraan .
Kesejahteraan masyarakat tergantung pada , level kepuasan semua konsumen . Hampir semua pilihan ditetapkan ahli ekonomi kesejahteraan yang akan mempunyai dampak baik pad a beberapa orang dan berdampak buruk pada yang lain . Ahli ekonomi memp[unyai dua pilihan . Dia dapat mengurangi kesepakatan pada kasus mana suatu perubahan sosial yang disarankan memperbaiki sebagian besar dan memperburuk sebagian yang lain dan dia akan menganalisa situasi di mana yang mungkin perbaikan kesejahteraan tidak ambiguous .
Pilihannya , memutuskan dengan membuat perbandinganutility antara individu dan menganalisa kelas situasi labih luas .
Dalam kasus yang lebih dahulu tampil pertama dia akan berkenan dengan efisiensi alokasi sumber daya .
Pada akhirnya , dia harus menetapkan nilai eksplisit . Secara prinsip satu yang diarahkan bahwa ini akan berakhir pada consensus social , di sini ahli ekonomi tidak mempunyai lebih kompeten dari yang lain untuk mengatakan bahwa suatu pergerakan pertikular diinginkan jika tak berdampak perbaiakn pada beberapa angota masyarakat .
1. Pareto Optimal
Suatu alokasi dilukiskan dengan level konsumsi khusus untuk tiap konsumen dan level input dan output khusus untuk tiap produsen .Pareto Optimal melengkapi sebuah definisi
efisiensi alokasi ekonomi yang melayani sebagi basis untuk baak ekonomi kesejahteraan .
Alokasi akan Pareto Optimal atau pareto- efficient jika produksi dan distribusi tak dapat diorganiasasikan kembali untuk meningkatkan utility satu atau lebih individu tanpa mengurangi
utility satu atau lebih individu tanpa mengurangi utility yang lain . Pareto-non optimal jika utility
seseorang dapat meningkat tanpa merugikan yang lain .
Alokasi Pareto –superior terhadap yang lain jika utility– dari paling sedikit satu individu lebih tinggi dan tak ada orang yang utility nya lebih rendah , sekalipun boleh pareto optimal .
21 2. Pareto Optimal Konsumsi
Suatu distribusi barang konsumen , ( memasukkan leisure dan faktor primer lain yang dipegang ) Pareto Optimal jika tiap realokasi yang mungkin dari barang meningkatkan utility
satu atau lebih konsumen akan menghasilkan suatu pengurangan utility untuk paling sedikit satu konsumen lain .
pareto Optimal dicapai jika utility tiap konsumen adalah levelutility maksimum yang diberikan untuk semua konsumen lain . Asumsikan dua konsumen dengan dua barang Q1 , Q2 .
Fungsi utility nya U1(q11,q12) dan U2(q21,q22.)
Di mana q11 + q21 = q10 dan q12 + q22 = q20 .
Asumsikan konsumen II menikmati level kepuasan u20 konstan .
Maksimisasi utility konsumen I subjectto kendala ,
1∗ = 1 11, 12 + 2 10− 21, 20− 12 − 20
Untuk mencapai pareto optimal konsumen , RCS konsumen harus sama .
Jika ini dilanggar maka redistribusi barang dilakukan dengan cara menambah utility konsumen I tanpa mengurangi utility II .
Argumennya dapat dinyatakan dengan Edgeworth box
22
Segi empat melukiskan jumlah Q1 dan Q2 yang diperoleh dalam ekonomi pure exchange .
Titik dalam kotak melukiskan distribusi komoditi di antara dua konsumen .
Untuk titik A , jumlah Q1 dan Q2 yang dikonsumsi I diukur dari titik asal O , dan II dari
O’Indifference Curve I digambar dari O , II dari O’. Locus semua RCS tidak sama adalah Contract Curve .
Pada A , RCS tidak sama , dan memungkinkan menambah level utility dengan redistribusi . Jika posisi akhir ada diantara MN , keduanya akan memperoleh gain , dan mempunyai
indifferencecurve lebih tingi dari A .
Jika titik dicapai pada CC , tidak mungkin memperbaiki posisi selanjutnya tanpa merusak posisi yang lain .
Suatu titik dari M ke N unambiguesuperior ke A .
Evaluasi pada CC berisi perbandingan utility antar individu dilakukan dengan kerangka lain .
3. Pareto Optimal Produksi
Asumsikan konsumen not satiated dan utility tiap individu bebas dari jumlah konsumsi yang lain , satu penembahan utility paling tidak seorang konsumen tanpa mengurangi utility
konsumen lain .
Pareto Optimal produsen menghendaki level output dari barang tiap konsumen menjadi berada pada leveloutput maksimum yang diberikan dari semua barang konsumen lain .
Asumsikan dua produsen , dua input , dan dua barang produksi dengan fungsi produksi .
23 Pareto Ooftimal produksi dicapai , jika RTS sama .
Jika kondisi dilanggar terjadi Pareto non optimal .
4. Efisiensi Pasar Persaiangan Sempurna (Perfect Competition )
Konsumen membeli komoditi dan menjual faktor primer . Perusahaan menjual komoditi dan membeli faktor primer .
Dalam pasar Perfect Competition semua konsumen dan perusahaan menampilkan himpunan harga komoditi dan faktor sama , dan tidak ada konsumen atau perusahaan mempunyai sebuah dampak pada tindakan di sini .jika konsumen memaksimumkan utility ,masing-masing akan menyamakan RCS nya untuk suatu pasangan barang dengan rasio harga yang berkorespondensi :
RCSkj= pj / pk (1)
di mana j dan k masing- masing menyatakan komoditi atau faktor primer .
Jika perusahaan memaksimumkan laba , mereka akan menyamakan RPT , RTS , dan MP mereka terhadap rasio harga yang berkorespondensi ;
RPTkj = pj / pk (2)
jika j dan k menunjukkan komoditi ,
RTSkj = pj / pk (3)
jika keduanya menunjukkan faktor , dan
MPkj = pj / pk (4)
jika j menunjukkan suatu komoditi dan k sebuah faktor .
Membandingkan empat persamaan ini deengan Pareto Optimal Konsumsi dan Produksi menunjukkan kondisi ParetoOptimal dipenuhi dalam perfect competition .
Perfect competition sufficient untuk pareto optimality ,dan secara normal memenuhim kondisi
necessary .
Asumsikan kondisi Pareto optimal konsumen dan produksi dipenuhi . Maka empat persamaan di atas dapat dikombinasi menjadi :
= cost Qjsuku dalam Xi = /
/ = = RCSkj
di mana j dan k menunjukkan komoditi dari faktor . Jika harga tidak sama dengan marginal cost , persamaan di atas dipenuhi hanya jika proporsional terhadap marginal cost nya , yaitu jika
24
Konsumen tidak memenuhi perkiraan optimal xi ( labor ) , dan alokasi tak dapat menjadi pareto optimal .
Perfect Competition melukiskan Welfare optimum dalam paham memenuhi kelengkapan
pareto optimal ,jika tidak demikian salah satu atau lebih asumsi konsumen dan produsen dilanggar .
SOC (second order condition ) harus dipenuhi untuk semua konsumen dan produsen , jika dilanggar , maka kesamaan yang relevan dengan rate of substitution dan transformation tidak menjamin optimal .
Kenyataannya , titik pada mana rate of substitution dan transformation sama bisa menjadi suatu
„pessimum‟ yang lebih disukai dari sebuah optimum .
Optimum kemudian dinyatakan dengan sebuah corner solution.
Pareto optimal bisa tidak tercapai di bawah perfect competition jika satu atau lebih konsumen
satiated . Tambahan marginal utility dari seorang konsumen satiated sama dengan nol untuk setiap barang , dan tingkat substitusi nya tidak terdefinisi . Barang bisa dialhkan dari dia ke konsumen lainnya dengan tidak ada pengurangan utility nya dan peningkatan bagi mereka .
Illustrasi paretonon optimal di bawah perfect competition jika ada dampak eksternal untuk konsumen dan produsen .
5. Efisiensi Kompetisi Tidak Sempurna (Imperfect )
Kecuali monopoly , oligopoly , dan bentuk lain imperfect competition iakan mengarah pada alokasi sumber daya yang pareto non optimal .
Kondisi marginal di bawah imperfectcompetition secara normal melanggar kondisi pareto optimal konsumen dan produsen .
Pendekatan partial equilibrium digunakan dalam menetapkan efisiensi sektor partikular perekonomian .
Dengan asumsi (2) , (3) , dan (4) dipenuhi semua sektor selain satu sektor yang dipandang . Akibatnya , sektor tersebut ditetapkan apakah memenuhi kondisi yang ada .
Di sini harga eksternalitas diasumsikan mengalokasikan efisiensi .
6. Kompetisi Tak Sempurna Konsumsi
Kompetisi tak sempurna ada jika satu atau lebih konsumen tak dapat membeli komoditi atau menjual sejumlah faktor yang mereka inginkan tanpa mempengaruhi harga dengan jelas . Asumsikan ada dua konsumen , satu faktor , dan dua komoditi .
25 1 = 1 11, 12, 10− 1 2 = 2 21, 22, 20 − 2
di mana xi0 faktor kepemilikan ( endowment ) konsumen ke-i , xi jumlah faktor yang disuplai nya
dan qik konsumsi Qk nya . Misalkan harga suplai Q1 tergantung pada perkiraan aggregate yang
Konsumen berlaku seperti duopsonist .
RCS ekuilibrium mencerminkan marginal cost dengan penembahan jumlah Q1 lebih dari p1 .
Jika q1 q2 , alokasi Q1 , Q2 dan X di antara mereka pareto non optimal .
Jika q1 = q2 , RPT dan MP produsen berbeda yang disamakan dengan harga pasar .
7. Kompetisi Tak Sempurna Pasar Komoditi
Untuk komoditi tunggal Q , dengan harga p , dan faktor tunggal x , dengan harga r .
Pareto optimal jika produsen menyamakan MP dan konsumen menyamakan RCS pada rasio harga faktor komoditi :
MP = r / p = RCS  p = r / MP = MC
Jadi, pareto optimal dicapai jika produsen menyamakan harga dengan marginalcost . Kondisi p = MC tidak biasa dalam imperfect competition .
Simple monopolist menyamakan MR kurang dari harga , menurut persamaan terakhir , akan
26 Monopolist menyamakan marginal p dan MC , sehingga pareto optimal ,dengan asumsi p sama dengan marginal p .
Duopoly dan oligopoly secara normal menghasilkan alokasi pareto non optimal .
8. Kompetisi Tak Sempurna Pasar F aktor
Pandang sebuah pasar faktor di mana penjual sebagai perfect competition .
Pareto optimal dipenuhi jika tiap pembeli input menyamakan nilai MP dengan harga faktor :
pMP = 
Monopsonist menyamakan nilai MP pada marginal cost factor , yang lebih besar dari harga , mengakibatkan alokasi pareto non optimal .
Dupsony dan oligopsony menyamakan nilai MP pada beberapa bentuk marginal input cost .
9. Efisiensi Monopoli Bilateral
Monopoly bilateral dalam paham yang luas menampilkan pasar di man kompetisi
imperfect pada sisi pembeli dan penjual .
Pandang kasus pembeli monopsonistic dan penjual monopolistic .Hasil khusus untuk pasar demikian diperoleh dari kekuatan bargaining relatif partisipan .
Input dan output level identik dengan yang akan dicapai kompetisi perfect jika monopsonist dan
monopolist memaksimumkan joint profit , maka resultani alokasinyapareto optimal .
Distribusi joint profit tidak begitu penting dalam pareto optimal .
10.Dampak Eksternal Konsumsi dan Produksi
Pareto optimal tidak bisa direalisasikan di bawah kondisi kompetisi perfect jika di sana ada dampak eksternal konsumsi dan produksi .
11.F ungsi Utility Saling Tergantung ( Interdependent )
Asumsikan levelutility seorang konsumen tergantung atas konsumsi yang lain .
Altruisme ekstrim bisa meningkatkan kepuasan konsumen i , jika level konsumsi konsumen j meningkat .
Asumsikan ada dua konsumen dengan fungsi utility
27
di mana q11 + q21 = q10 dan q12 + q22 = q20
Memaksimumkan utility I subject to kendala bahwa utility II pada levelpredetermined U20 =
konstan
1∗ = 1 11, 12, 10 − 11, 20 − 12 + 2 11, 12, 10− 11, 20− 12 − 20
Mengambil derivative partial sama dengan nol,diperoleh ,
� 1∗
Persamaan ini adalah suatu kondisi pareto optimal .
Secara umum itu berbeda dari pareto optimal konsumsi dan produksi , yang menyatakan bahwa
RCS I harus sama dengan RCS II .
Fungsi utility adalah fungsi semua variable , posisi optimum setiap konsumen tergantung atas
level konsumsi yang lain.
Asumsikan hanya dampak eksternal yang dinyatakan dalam sistim dua konsumen
U2 / q11< 0 ,
Maka persamaan di atas dapat dituliskan menjadi
� 1 � 11
Secara diagram bahwa parato optimal konsumsi dan produksi tidak necessary menjamin pareto optimal dari pada dalam ketidak hadiran dampak eksternal .
Asumsikan pada situasi awal I menkonsumsi sekumpulan komoditi yang dinyatakan dengan A dan II menkonsumsi sekumpulan yang dinyatakan dengan F .
28 Indifference Curve II ( kurva total ) digambar pada asumsi bahwa konsumsi I diberikan dengan A .
Gambar 1- 4
Indeks equilibrium I , 100 , dan II , 80 . Misalkan distribusi komoditi diganti sehingga jumlah
aggregate yang dikonsumsi tidak berubah dan I bergerak ke C dan II ke D. Level utility
konsumen I tidak berubah dengan realokasi ini .Namun pengurangan konsumsi Q1 merubah levelutility II untuk tiap kombinasi komoditi dikonsumsi terakhir : indifferencecurve II yang relevan setelah perubahan konsumsi I diberikan dengan kurva putus- putus . Utility konsumen II meningkat menjadi 90 , posisi barunya di D .Level utility II dapat meningkat tanpa diminishing level utility ; kesamaan RCS menjamin pareto .
12.Barang Publik
Tipe eksternalitas konsumsi berbeda ketika konsumsi barang kolektif . Setiap anggota masyarakat memperoleh kepuasan dari output total public goods .
Tidak ada kepuasan seseorang diminished kepuasan yang diperoleh yang lain , dan tak ada yang bisa memiliki barang public untuk digunakan sendiri .
Dengan demikian asumsi pareto optimal barang ordinary tidak valid .
Asumsikan dua konsumen , satu produsen , satu barang ordinary , satu publicgood , satu faktor primer .
Fungsi utility konsumen ,
29
Fungsi utility konsumen ,
F ( q1,q2, X ) = 0
q11 + q12 = q1
Pareto optimal diperoleh dengan maksimisasi utility I dengan asumsi utility II predetermined
= 1 11, 2, 10− 1 + 2 11, 2, 10− 1 − 10 +� 1, 2, +� 1+ 2− +� 1− 11− 21 tiap konsumen harus sama dengan korespondensi RPT masing- masing produsen .
� 1 � 2 RCS konsumen individu tak perlu sama .
Persamaan –persamaan diatas juga mengimplikasikan juga ,
� 1 � 2
Akhirnya menyelesaikan 7 persamaan maksimisasi di atas , diperoleh
30 RCS dari X untuk Q1 tiap konsumen akan sama dengan MP dari X dalam produksi Q1 .
Kondisi ini sama dengan kondisi pareto optimal konsumsi dan produksi .
Generalisasi lebih dari satu faktor primer : RCS semua konsumen dan RTS semua produsen harus sama untuk tiap pasang faktor primer .
Jika ada lebih dari satu barang ordinary , RCS konsumen harus sama dengan RPT produsen . Jika ada dua public goods , maka aggregate RCS dalam rasio aggregate RCS untuk sembarang
ordinarygoods .
13.Equlibrium Lindahl
Public good tak dapat dibeli dan dijual di pasar seperti ordinary good .
Tak ada konsumen yang dapat memperoleh sejumlah public good eksklusif baginya . tapi bisa dirancang skema yang menghasilkan equilibriumdalam ”pseudo market ‘public good .
Pabdang ekonomi dengan dua konsumen , satu produsen , satu barang ordinary , dan satu faktor primer dengan perkiraan fixed dan tak ada utility bagi konsumen .
Fungsi utiliIy nya ,
Asumsikan I dan II masing- masing terbobot terhadap per unitpublic good yang diproduksi p2
dan (1 – )p2 masing- masing per unit barang publik di mana 0 <<1 .
Jika harga faktor primer sama dengan satu . Maksimisasi diperoleh dengan kendala anggaran ,
p1q11 + p2q2 = x10
p1q21 + (1 –)p2q2 = x20
Mereka menyamakan perbandingan harga yang diterima terhadap RCS nya
31
Maksimisasi laba produsen , subject to
F(q1,q2) –x0 = 0
Produsen menyamakan rasio harga dengan RPT :
2
1
=
� � 2� � 1
Membandingkan duapersamaan terakhir dengan pareto optimal konsumsi dan produksi , maka alokasi paretooptimal
Sistim 7 persamaan terakhir adalah bebas dengan tujuh variabel q1 , q2 , q11 , q12 , q21 , p1 , p2 ,
dan  .
Nilainya disebut Equilibrium Lindahl .
Proses visualisasi , maksimisasi utility digunakan menurunkan fungsi demand barang f11(p1,p2) , f12(p1,p2) , f21[p1,(1 –)p2] , f22[p1,(1 –)p2] , di mana fijdemand konsumen i untuk
barang j .
Fungsi supply produsen diturunkan dari maksimisasi laba , g1(p1,p2) , g2(p1,p2) . Equlibrium pasar barang ordinary,
f11(p1,p2) + f21[p1,(1 –)p2] = g1(p1,p2)
Equilibrium pseudo barang public,
f12(p1,p2) + f22[p1,(1 –)p2] =g2(p1,p2)
di mana persaman pertama menyatakan kelengkapan masing- masing konsumsi konsumen yang sama dengan perkiraan barang publik , dan kedua perkiraan yang diminta sama dengan yang ditawarkan .
Dua persamaan terakhir menentukan p1 , p2 dan  , dan jumlahnya ditentukan dari fij .
14.Eksternal Ekonomi dan Disekonomi
RPT ( slope kurva transformasi) mengukur opportunity cost atau pengorbanan ril , dalam hal membatalkan opportunity dalam memproduksi satu tambahan komoditi .Opportunity cost dari pandangan perusahaan , dalam hal memproduksi tambahan satu Qj telah mengorbankan produksi
sejumlah unit Qk tertentu . Ukuran pengorbanan yang relevan dari pandangan masyarakat
sejumlah unit Qk di mana masyarakat member kenaikan produksi tambahan satu Qj .
Opportunity cost dari pandangan privat dan social dalam ketidakhadiran external ekonomi dan
disekonomi .
Jika tampak eksternal ada , yang harus diambil adalah perkiraan antara biaya perusahaan I dan
output h .
32
Laba tiap perusahaan tergantung atas leveloutput yang lain , tapi perusahaan memaksimumkan laba terhadap variabel di bawah kontrolnya .
Welfare diasosiasikan dengan produksi yang dapat diukur dengan selisih antara sosial benefit
yang diciptakan dan sosial cost yang dibuat .
Sosial benefit diturunkan dari q1 + q2 unit komoditi yang dapat diukur dengan total revenue
p(q1+ q2 ), yitu , dengan perkiraan mana konsumen ingin membayar untuk output .
Sosial costi diukur dengan jumlah cost yang terjadi oleh dua pengusaha yang memproduksi komoditi C1 = C1(q1,q2 ) + C2 = C2(q1,q2 ) .
Pareto optimal , dicapai dengan memaksimumkan joint profiti pengusaha dengan asumsi tidak ada yang dapat mempengaruhi :
SOCMinor prinsipil Hessian berganti tanda
−�2 1
pengusaha individu ketika leveloutput nya meningkat .
33 Pareto optimal menghendaki harga sama dengan sosial marginal cost tiap pengusaha dan sosial
marginal cost meningkat .Kesamaan harga dan sosial marginal cost menjamin RCS konsumen tidak sama dengan RPT perusahaan individu tapi sama dengan RPT masyarakat , rasio marginal cost , diukur dari pandangan masyarakat , membatalkan alternative dengan memproduksi tambahan sebuah komoditi .
Asumsikan perusahaan I mengalami eksternal ekonomi dan perusahaan II mengalami eksternal disekonomi . Maka C1 / q1< 0 dan C2 / q2> 0 .
Sebagai suatu hasil , C1 / q1 + C2 / q2 dapat dibuat sama dengan harga hanya jika C1 / q1
lebih kecil dari di bawah maksimisasi profit individu .
Dengan menambah MC ini berarti perusahaan yang menyebabkan eksternal Walfare dari pada dalam kasus maksimisasi individu .Analog dengan alasan sama perusahaan yang menyebabkan eksternal ekonomi akan meningkatkan output nya .
Perubahan output secara umum dapat diselesaikan dengan taxation dan subsidi level output dari perusahaan yang berkenan .
Maksimisasi individu tidak menjamin pareto optimal . Pareto optimal menghendaki RCS sama dengan tingkat pada mana masyarakat dapat mentrasfoemasi satu komoditi ke yang lama .
15.Pajak dan Subsidi
Ekonomi pasar yang terdeviasi dapat diarahkan ke pareto optimal melalui pengenaan pajak dan subsidi .
Per unit pajak ( subsidi ) akan mengurangi (menambah ) level konsumsi dan kegiatan produksi dengan menambah ( mengurangi ) marginal cost jika marginal biaya meningkat .
Dengan pajak lump-sum dan subsidi , yang tidak mempengaruhi kegiatan , bisa digunakan untuk distribusi gains dari suatu pergerakan ke alokasi paretooptimal .
Pencapaian pareto optimality melalui pemajakan diilustrasikan dengan dua kasus ; dampak eksternal produksi dan monopoly . Unit pemajakan dan subsidi dirancang untuk untuk mengarahkan yang berpartisipasi di pasar untuk mengamati kondisi marginal yang diinginkan , pajak lump-sum dan subsidi dirancang untuk meninggalkan konsumen dan produsen pada level profit danutility awal . Itu dengan mendemonstrasikan penerimaan pajak bersih yang memperbaiki social dividens yangdapatdigunakanuntukmenambah utility dari satu atau lebih anggota masyarakat .
16.Dampak Eksternal Produksi
Jika ada dampak eksternal , pareto optimal dicapai dengan mengenakan subsidi untuk meningkatkan output perusahaan yang membangkitkan eksternal ekonomi , dan unit pajak untuk mengurangi output perusahaan yang membangkitkan eksternal disekonomi .
34 Output perusahaanI dikenakan pajak t per unit , dan output perusahaan II disubsidi s per unit . Tiap perusahaan terus- menerus menyamakan pihak MC pada harga kompetitif .
Pajak dan subsidi dirancang untuk mencapai output pareto optimal .
Pajak lump-sum dan , L1 dan L2 dikenakan untuk membawa laba perusahaan pada level initial . Level utility yang menerima laba tidak berubah dengan pergerakan ke pareto optimal .
Sosial dividend , s didefinisikan sebagai net tax .
S = tq1*– sq2* + L1+ L2
Sosila dividend bisa digunakan untuk meningkatkan level utility dari satu atau lebih anggota masyarakat .
17.Monopoli
Fungsi permintaan monopolist p = f(q) dan fungsi biaya C = C(q) Maksimisasi laba ditentukan dengan menyamakan MR = MC :
p0+ q0f’(q0) = C’(q0)
Equilibrium titik E pada Gambar . Harga monopoli begitu tinggi dan jumlahnya begitu rendah
pareto optimal .
Jumlah dan harga , q* , p* ditentukan dengan menyamakan harga dengan MC ,
p* = C’(q*) terjadi pada titik A .
Suatu unit subsidi meningkatkan MRmonopolist dan mengurangi perluasan outputnya menuju
pareto optimal .
Kondisi equilibrium yang relevan
p*+ q*f’(q*) + s = C’(q*)
s = q*f’(q*) = p*–MR*
Unit subsidi yang diinginkan sama dengan selisih antara harga dan MR pada outputpareto optimal , CA dalam Gambar
Kurva effektif MRmonopolist bergeser ke atas sampai memotong kurva demand original di A. Total subsidi diberikan dengan luas segi-empat FCAp* .
Tambahan biaya monopolist berada di bawah MC di antara output nya , dan tambahan revenue
35
Gambar 1- 5
Secara umum ,
�0− �∗ = ∗ + ′ − ′( )
0 dan
Dari Gambar , subsidi melebihi pengurangan laba .
Pengenaan pajak lump- sum sama dengan FCBAp* akan membawa laba monopolist pada level initial .
Secara umum , pajak lump-sum , LM ,
LM = *–0 + sq*
Net cost pergerakanke pareto optimal sama dengan differensial laba monopolist .
Sosial dividend akan tersisa jika konsumen dipajak lebih besar tanpa mengurangi utility .
Elastisitas pendapatan dari demand sama dengan nol unruk tiap konsumen , sehingga kurva
demand ordinary dan demand compensated bersama- sama melalui titk equilibrium monopoli . Luas di bawah kurva demand memberikan perkiraan kesanggupan konsumen membayar sementara level utility nya dicapai di bawah monopoly .
Luas di bawah kurva MR memberikan perkiraan pembayaran actual untuk pergerakan dari q0 ke q* .
Luas di antara demand MR adalah total lump-sumtax , LC yang dapat dikumpul dari konsumen , yang membawa mereka ke levelutilityinitialnya .
MR D P
P0
P*
MC
A
B
C E
F
0
q* q0
36
= −0∗ ′( )
Dan social dividend yng berkorespondensi adalah net tax terkumpul dari konsumen dan produsen :
S = LC + LM–sq*
Dari Gambar selalu positif di bawah monopoli .Lump- sum taxes konsumen diberikan dengan BCAE, net payment monopolist adalah BCA , dan sosial dividend dengan BAE kadang disebut
dead-weight lossdual terhadapmonopoli .
Asumsi elastisitas pendapatan nol , tidak necessary untuk menjamin sosial dividend positif . Asumsikan bahwa tiap konsumen mempunyai elastisitas pendapatan positif .
Pengurangan harga Q akan mempunyai dampak pendapatan positif , konsumen dapat membayar pajak lump-sum yang diberikan dengan BCA , maka social dividend BAE dapat dicapai , dan penembahan pada tiap konsumen dapat mempunyai utility lebih tinggi dari levelinitial .
18.F ungsi Kesejahteraan Sosial
Penentuan alokasi sumber daya optimal social menghendaki perbandingan eksplisit level utility anggota masyarakat yang bervariasi , untuk mengetahui apakah perubahan dari mana beberapa individu memperoleh keuntungan dan beberapa yang lain kehilangan yang diinginkan .
Pareto optimal tidak cukup untuk ini , tapi keputusan demikian dapat dibuat setelah memperkenalkan fungsi SocialWelfare .
Umumnya Social Walfare suatu fungsi level utility semua anggota . Social Walfare bisa indeks
ordinal , tapi utility individu harus cardinal , paling tidak unique kecuali untuk awal dan unit pengukuran .
Social Welfaretergantung penetapan perumusnya .
Diperoleh dari konsensus umum , atau dalam model dictator .
19.Penentuan Kesejahteraan Optimum
Fungsi Sosial Welfare umum berbentuk
W = W(U1,U2,…,Un)
U1level indeks utility individu i .
Asumsikan bahwa masyarakat terdiri dari dua individu , maka fungsi utility nya
U1 = U1(q11,q12,x10–x1)
U2 = U2(q21,q22,x20–x2)
37
Asumsikan fungsi produksi masyarakat , F(q11+ q21 ,q12+ q22, x1 + x2 ) = 0
Asumsikan fungsi Sosial Welfare
W = W( U1,U2)
Maksimisasi masyarakat subject to kendala ,
W* = W [U1(q11,q12,x10–x1) . U2(q21,q22,x20–x2) ] + F(q11+ q21 ,q12+ q22, x1 + x2 )
Dan menetapkan derevatif partial nya sama dengan nol ,
� ∗
Suatu Welfareoptimum completely ditentukan dengan memperkenalkan nilai penetapan distribusional dalam bentuk fungsi Sosial Welfare , yang akan menghasilkan alokasi pareto optimal .
RCS sama untuk kedua konsumen dan sama dengan RPT yang berkorespondensi .
Tingkat pada mana konsumen mensubstitusi leisure ( counterpart of work ) untuk komoditi sama dengan MPLabor untuk pareto optimal ,SOC harus dipenuhi .
20.Preferens Social dan Indifferens
Social indifference curve diperoleh dari counter lines , dalam ruang komoditi yang melukiskan kombinasi jumlah aggregate komoditi pilihan di mana masyarakat secara keseluruhan
indifference . Countour Scitovsky , mengasumsikan semua individu menikmati level utility dan
38
Kemudian menentukan jumlah terkecil dari komoditi selebihnya necessary .
Untuk mencari Countour Scitovsky , pertama tentukan tempat kedudukan (locus ) semua titik q10
, q20 untuk nilai U1 dan U2 .
Namun , countour- countour ini bukan “social indifference curve “,countour lengkap diperoleh
untuk nilai U1 , U2 berubah – ubah .
Melalui sebuah titik seimbang pada countour S1 dibuat countour S2 dengan kombinasi yang
berbeda . Dengan demikian countour- countour yang tercipta tidak berimpit , tapi berpotongan atau bersinggungan . Dari countour-countourScitovsky ini dibentuk envelope yang merupakan kombinasi minimal Q1 , Q2 yang menjamin level welfare W0 yang disebut Countour Bergson .
Gambar 1- 6
Masalah mencari titik maksimumWalfare dapat diselesaikan dengan dua cara ekivalen
1. Setiap titik pada fungsi transformasi aggregate mendefinisikan kombinasi komoditi yang dapat dicapai dengan sumber daya yang diperoleh .Jika distribusi
pareto optimal dipandang , suatu kurva kontrak dengan sejumlah cara infinite di mana utility dapat didistribusikan di antara konsumen yang berkorespondensi dengan setiap titik pada fungsi aggregate transformasi .Cara semua kemungkinan mendistribusikan utility di antara konsumen yang berkorespondensi pada semua titik yang memenuhi fungsi transformasi . Dari semua pilihan distribusi utility
pilih salah satu untuk mana W(U1,U2,…,Un)maksimum solusi diperoleh dengan
menguji titik dalam ruang utility.
2. Menentukan semua Countour Bergson . Setipa countour berkorespondensi dengan levelwelfare berbeda . Pilih titik pada transformasi aggregate fungsi yang berada pada perolehan tertinggi Countour Bergson . Solusi diperoleh dengan menguji titik- titik dalam ruang komoditi . Keduanya ekivalen dengan maksimisasi W(U1,…,un) subject to kendala fungsi aggregate produksi .
39 21.Teori Ketidakmungkinan Arrow
K.J.Arrow telah memeriksa perumusan preferensi social . dia melukiskan preferensi
individu dan social dalam hal ranking pilihan keadaan yang dibentuk oleh relasi “is at least as well liked as “. Utility individu dan fungsi dan fungsi welfare sosial adalah kasus khusus dari relasi lebih umum .
Social preference bisa ditentukan dengan sebuah dictator , bisa ditentukan dengan suat mayoritas individu anggota masyarakat . Social preference dapat ditentukan dengan pe
Ilihan suara , dengan jumlah suara seorang individu memilih tergantung pada huruf alphabet
dengan penamaan dimulai .
Complete ordering , social preferences harus completely ordereddengan relasi “is at
As well liked socially as “ harus memenuhi kondisi completeness , refleksif , transitif .
Ranking pareto , yang menyatakan bahwa alokasi A social preferred alokasi B , jika paling tidak utility satu orang lebih tinggi di A dan tak satupun utility lebih rendah , tidak complete dan karenaya tidak memenuhi aksioma .
Responsiveness to individual preferences . Asumsikan bahwa A social preferred to B
untuk sehimpunan preferens individu .Jika ranking individu berubah sehingga satu atau lebih individu meningkatkan A ke rank lebih tinggi dan tak satupun lebih rendah darim A dalam rank , A harus socially preferred to B.
Asumsi dilanggar jika beberapa individu dihadapkan pada masyarakat yang membedakannya dalam paham , ketika keinginan mereka untuk beberapa pilihan meningkat relatif pada pilihan lain , keinginan sosial pilihan tersebut berkurang .
Nonimposition social preferences harus tidak dikenakan bebas dari pilihan individu . Jika tidak prefers B ke A invdividu dan paling tidak satu prefers a ke B individu , masyarakat harus prefers A ke B. Aksioma ini menjamin socisl preferences
memenuhi ranking pareto . Misalkan A menjadi suatu lokasi sedemikian sehingga tak ada anggota masyarakat mampunyai utility lebih rendah dari pada B dan satu atau lebih anggota mempunyai level lebih tinggi .
Aksioma noimposition menghendaki masyarakat prefer A ke B .
Nondictatorship social preference secara totalk tidak harus mencerminkan preferens