• Tidak ada hasil yang ditemukan

Naskah P Teknis Indikator 07 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Naskah P Teknis Indikator 07 2017"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN TEKNIS

INDIKATOR KINERJA

PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK

TAHUN 2017

Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2017

DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

(2)

A. PENDAHULUAN

A.1. Konsepsi Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI)

Dalam memperkuat keunggulan Indonesia, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah mengembangkan upaya peningkatan kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti melalui Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI). Amanat dari Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2015-2019) yang menyatakan bahwa peranan Iptek diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional. Oleh karena itu, Pengembangan PUI ini ditujukan untuk penguatan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang yang diarahkan dalam menjawab tantangan ke depan yaitu (1) meningkatkan dukungan nyata iptek terhadap peningkatan daya saing sektor-sektor produksi barang dan jasa, (2) meningkatkan dukungan iptek untuk keberlanjutan dan pemanfaatan sumberdaya alam baik hayati maupun nir-hayati, dan (3) meningkatkan dukungan iptek untuk penyiapan masyarakat Indonesia menyongsong kehidupan global yang maju dan modern. Lebih lanjut, Program PUI ini terus dikembangkan untuk mendorong lembaga litbang mampu menghasilkan produk iptek yang berbasis demand/market driven dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sesuai potensi ekonomi daerah.

Penguatan kelembagaan iptek merupakan langkah penting dalam penguatan sistem inovasi nasional agar lembaga iptek dapat berkinerja tinggi dengan menghasilkan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas adopsi pengguna teknologi (masyarakat, industri, dan pemerintah) dengan menjunjung tinggi kejujuran dan integritas sesuai dengan etika penelitian. Diharapkan dengan tumbuhnya inovasi dan teknologi yang disertai dengan pemanfaatan oleh pengguna, kontribusi iptek terhadap pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Salah satu upaya Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk memperkuat kelembagaan iptek adalah melalui pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI).

Kegiatan Pengembangan Pusat Unggulan Iptek diharapkan akan menghasilkan lembaga litbang yang unggul dari sisi penguasaan iptek karena sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga. Namun di sisi lain akan dihasilkan juga lembaga litbang yang unggul keinovasiannya karena tugas dan fungsi lembaga memungkinkan untuk mencapai hal dimaksud.

Adapun yang dimaksud dengan Pusat Unggulan Iptek adalah suatu organisasi atau lembaga yang melaksanakan kegiatan-kegiatan riset bertaraf internasional pada bidang spesifik secara multi dan interdisiplin dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna iptek. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Pusat Unggulan Iptek yaitu kemampuan lembaga untuk menyerap teknologi dari luar, kemampuan mengembangkan kegiatan riset, dan kemampuan mendiseminasikan hasil-hasil riset sehingga kemanfaatannya dirasakan oleh masyarakat banyak dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi,

Kegiatan pengembangan Pusat Unggulan Iptek bertujuan untuk mengembangkan Pusat Unggulan Iptek yang mampu menyerap kebutuhan pasar serta menghasilkan dan mengalirkan teknologi ke pasar. Sedangkan maksud dikembangkannya Pusat Unggulan Iptek adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang mencakup kelembagaan, sumberdaya, dan jaringan iptek menjadi bertaraf internasional dalam bidang prioritas spesifik agar terjadi peningkatan relevansi dan produktivitas serta pendayagunaan iptek dalam sektor produksi untuk menumbuhkan perekonomian nasional dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini mendukung indikator kinerja utama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, yaitu peningkatan kualitas lembaga litbang melalui peningkatan jumlah Pusat Unggulan Iptek.

(3)

serta pemantapan core business dan core competence, dan (c) Penguatan kontinuitas (continuity) yang mengutamakan pada aspek keberlanjutan produktivitas lembaga dan menguatkan outcome dan impact.

Hingga akhir 2016, telah dikembangkan pembinaan pada 72 lembaga litbang baik yang berasal dari Lembaga Pemerintah Kementerian (LPK), Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), Perguruan Tinggi dan Badan Usaha. Program ini akan diteruskan dan diperluas agar lembaga litbang juga mampu menghasilkan produk iptek maupun produk inovasi yang berbasis demand/market driven dalam rangka mendukung peningkatan daya saing pengguna teknologi (dunia usaha, industri kecil dan menengah), pemerintah, dan masyarakat) sesuai potensi ekonomi daerah dan tema/isu strategis. Terdapat 7 (tujuh) program utama nasional (punas) yang selanjutnya menjadi fokus bidang pengembangan Pusat Unggulan Iptek, yaitu : Pangan, Energi, Teknologi dan Manajemen Transportasi, Teknologi Infomasi dan Komunikasi, Teknologi Pertahanan dan Keamanan, Teknologi Kesehatan dan Obat, dan Material Maju. Selain itu diharapkan pula dapat mendukung program NAWACITA terkait dalam bidang kemaritiman, mitigasi bencana, kebijakan dan sosial budaya humaniora.

A.2. Maksud dan Tujuan

Panduan Teknis Indikator Kinerja Pengembangan Pusat Unggulan Iptek 2017 ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan terkait indikator kinerja yang dilaksanakan dan dicapai oleh lembaga litbang yang dibina untuk menjadi Pusat Unggulan Iptek dan juga oleh lembaga yang sudah ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek. Panduan teknis ini menjadi pegangan bagi lembaga dalam aktivitasnya mengembangkan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas lembaga. Adapun tujuan penyusunan panduan teknis indikator kinerja ini antara lain :

1. Memberikan pemahaman dan penjelasan materi indikator kinerja Pusat Unggulan Iptek termasuk deskripsi singkat, lingkup indikator dan data dukung yang diperlukan sebagai tanda bukti (evidence) pada saat evaluasi kinerja akhir tahun berjalan.

2. Memberikan informasi teknis tentang mekanisme penerapan indikator kinerja baik saat pengisian indikator melalui skema online (pada website PUI – http://pui.ristekdikti.go.id) maupun offline (penyerahan dokumen hardcopy dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja PUI.

B. PEMBINAAN LEMBAGA PUI B.1. Arah Pembinaan Kelembagaan

Sebagaimana telah digariskan bahwa arah pengembangan Program Pusat Unggulan Iptek akan terkait dengan upaya meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan, sumber daya, dan jaringan Iptek dalam bidang bidang prioritas spesifik agar terjadi peningkatan relevansi dan produktivitas serta pendayagunaan Iptek dalam sektor produksi guna menumbuhkan perekonomian nasional dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, secara nyata Pusat Unggulan Iptek didorong untuk memperkuat lembaga litbang yang telah ada dan berkinerja, mendukung bagi hilirisasi produk, menguatkan dukungan bagi pengembangan Kawasan Sains Teknologi (science technology park), dan mendukung bagi pemapanan tatanan sistem inovasi nasional.

(4)

B.2. Strategi Pembinaan

Pada saat Lembaga Litbang bergabung dalam Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek, lembaga telah menyusun dokumen Masterplan Pengembangan Lembaga dalam kurun waktu jangka pendek (3 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka panjang (15 tahun). Khusus untuk rencana pengembangan jangka pendek (3 tahun), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengembangkan skema fasilitasi dan asistensi dalam bingkai Program Insentif Pengembangan Pusat Unggulan Iptek. Dalam kurun jangka waktu pendek 3 tahun ini, akan dilaksanakan dan dikembangkan skema supervisi, fasilitas-asistensi, monitoring dan evaluasi kinerja.

Skema insentif ini dirancang untuk mendorong peningkatan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas pengembangan lembaga. Oleh karenanya, fokus insentif ini lebih diarahkan untuk penguatan kelembagaan. Di samping skema ini, masih terdapat pula skema insentif lainnya yang berada pada lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, antara lain (a) Ditjen Sumber Daya : Insentif Beasiswa dan Insentif Sarana-Prasarana, (b) Ditjen Riset dan Pengembangan : Insentif SINAS dan Insentif Perolehan HKI, dan (c) Ditjen Penguatan Inovasi : Insentif Inovasi Industri dan Insentif Penumbuhan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). Lembaga Litbang yang tergabung dalam Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek didorong untuk aktif memanfaatkan skema insentif yang ada untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya agar dapat mencapai indikator kinerja sebagaimana telah menjadi acuan dari pengembangan Pusat Unggulan Iptek.

Penekanan fasilitasi dan asistensi pengembangan Pusat Unggulan Iptek ini diarahkan lebih pada basis kebutuhan dan permasalahan riil yang dihadapi baik bersifat internal maupun eksternal lembaga. Informasi demand driven baik berupa informasi produk yang diinginkan pengguna maupun tuntutan yang harus dipenuhi lembaga adalah dasar pijakan dalam kegiatan fasilitas dan asistensi pengembangan. Oleh karena itu, maka sepanjang tahun 2017 akan diupayakan untuk menekankan aspek fasilitasi dan asistensi ini menjadi prioritas langkah strategi bagi kegiatan Pengembangan Pusat Unggulan Iptek.

Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa terdapat tiga hal yang menjadi fokus pembinaan kelembagaan yaitu sourcing-absorptive capacity, research and development capacity, disseminating capacity. Dalam pelaksanaan kinerja pada fokus pembinaan tersebut, maka dikembangkan strategi pembinaan kelembagaan Pusat Unggulan Iptek yang mencakup tiga penguatan kapasitas. Strategi pengembangan tersebut akan meliputi :

Strategi Penguatan Sourcing - Absorptive Capacity

1. Peningkatan Tata Kelola Organisasi

Strategi dalam meningkatkan mutu tata kelola organisasi : ketersediaan prosedur baku, alur manajemen, implementasi prosedur dan sistem manajemen internal lembaga.

2. Pengembangan Kompetensi SDM

Pengembangan kompetensi SDM didorong untuk menjaga rasio keunggulan SDM yang ada baik dari sisi tingkat pendidikan maupun keahlian fungsional sesuai dengan fokus unggulan lembaga.

3. Peningkatan Dukungan Sarana dan Prasarana

Dukungan sarana dan prasarana ini mencakup peningkatan ketersediaan, kalibrasi, dan upaya pemanfaatan sarana prasarana dalam mendukung pencapaian kinerja lembaga (: berupa produk dan layanan)

4. Penguatan Tata Kelola Anggaran

(5)

5. Perolehan Jaminan Mutu Lembaga (Akreditasi, Standardisasi dan Sertifikasi)

Mutu lembaga litbang menjadi indikator kualitas lembaga. Oleh karena itu, perolehan jaminan mutu lembaga menjadi prioritas yang harus dicapai. Perolehan mutu lembaga ini mencakup peroleha akreditasi manajemen, standardisasi proses dan sertifikasi kelayakan produk unggulan.

6. Pengembangan Jaringan dan Akses Informasi

Peningkatan luasan jaringan dan akses informasi dibutuhkan untuk meningkatkan keberterimaan lembaga dalam lingkungan inovasinya. Luasan jaringan informasi lembaga mendorong sinergi kerjasama dengan lembaga lain. Sementara kemudahan lembaga dalam mendapatkan akses informasi akan memacu keberterimaan produk unggulan lembaga berbasis demand driven yang dibutuhkan.

7. Pengembangan Jejaring Lembaga

Menguatnya jejaring lembaga ini mencakup menguatnya posisi strategis lembaga pada lingkungan kerjasamanya. Beberapa output yang terlihat dari berkembangnya jejaring lembaga antara lain undangan sebagai pembicara dan pemakalah dalam konferensi-seminar nasional dan internasional serta kunjungan lembaga Internasional.

Strategi Penguatan Research and Development Capacity

1. Penguatan Fokus Riset

Lembaga litbang diharuskan mampu menyusun rumusan strategi dalam memperkuat fokus riset. Oleh karenanya, rumusan strategi implementasi penguatan SDM dlm Pelaksanaan Riset menjadi hal pokok yang diperlukan. Penguatan fokus riset juga dilakukan dengan menerapkan roadmap riset yang telah disusun.

2. Pemanfaatan Produk Riset

Peningkatan pemanfaatan produk riset dilakukan melalui strategi dan implementasi peningkatan perolehan paten dan rezim HKI lainnya, pelaksanaan strategi dan implementasi penguatan produk riset, pelaksanaan strategi dan implementasi penguatan kerangka kerjasama pemanfaatan produk

3. Penguatan Produktivitas Riset

Dalam meningkatkan kinerja output riset, dilakukan Strategi Publikasi dalam Jurnal Internasional Terakreditasi (target minimal = 5)Lulusan S3 yang dihasilkan sesuai Tema Riset Unggulan Lembaga (target minimal = 2) Perolehan Paten atau Rezim HKI Lainnya (target minimal = 1)

Strategi Penguatan Disseminating Capacity

1. Penguatan Kerangka Diseminasi

Upaya yang perlu dikuatkan dalam pengembangan hilirisasi produk unggulan adalah memperkuat kerangka basis data dan informasi produk dan merumuskan kerangka kerjasama produk.

2. Keberlanjutan dan Perluasan Diseminasi Produk Riset

Bahwa dalam menjaga keberlanjutan diseminasi produk, perlu terus ditingkatkan kinerja output yang mencakup Kerjasama Riset pada Tingkat Nasional dan Internasional, Kerjasama Non Riset dan Kontrak Bisnis

3. Produktivitas Diseminasi

(6)

B.3. Mekanisme Pembinaan

Pembinaan lembaga yang bergabung dalam program Pusat Unggulan Iptek ditekankan pada pemberian fasilitasi dan asistensi teknis baik yang dilakukan oleh Tim Pakar terkait, Tim Pelaksana dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Tim Pembina yang berasal dari lembaga induk serta lembaga terkait lainnya. Fasilitasi dan asistensi teknis ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas atas fokus unggulan lembaga. Pelaksanaannya sendiri akan terbagi atas tahapan supervisi, tahapan monitoring dan tahapan evaluasi. Keseluruhan proses ini menggunakan dukungan komunikasi online melalui website

http://pui.ristekdikti.go.id

Tahapan Supervisi PUI akan menggunakan pendekatan penyelesaian permasalahan yang sedang dihadapi lembaga, baik pada permasalahan yang terkait sourcing-absorptive capacity, research and development capacity, maupun disseminating capacity. Komunikasi online atas pembahasan permasalahan tersebut akan didukung pula dengan pertemuan-kunjungan lapangan. Adapun alokasi waktu dalam pelaksanaan supervisi ini akan tergantung pada kebutuhan lembaga. Pembahasan supervisi juga tergantung pada lembaga yang masih dalam pembinaan ataupun lembaga yang sudah ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek.

Tahapan Monitoring PUI atas perkembangan capaian kinerja merupakan tahapan untuk melihat dan memantau perkembangan lembaga dalam pencapaian target kinerja. Pelaksanaannya akan menggunakan basis laporan B06 Tahun 2017 dan komunikasi lembaga dalam pambahasan permasalahan lembaga. Mekanisme monitoring akan tetap melibatkan Tim Pakar, Tim Pelaksana PUI dan Tim Pembina dari lembaga induk.

Adapun Tahapan Evaluasi Kinerja PUI akan menjadi tahapan terakhir untuk melihat signifikansi capaian kinerja lembaga yang dibina. Tahapan evaluasi ini menggunakan basis informasi B09 Tahun 2017 dan perkembangan kinerja hingga bulan Oktober 2017. Konfirmasi atas capaian kinerja dilakukan pada tahapan evaluasi kinerja ini, sehingga kemudian akan menjadi bahan dalam menetapkan rekomendasi kepada pimpinan terkait nilai akhir capaian kinerja 2017 baik akan menentukan sebagai lembaga yang tetap dibina atau lembaga yang akan ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek Tahun 2017.

Dalam mekanisme pembinaan, akan dilakukan pula penguatan kerjasama internasional atas produk unggulan dari lembaga PUI. Kerjasama ini mencakup pula kerjasama pemanfaatan oleh industri baik tingkat nasional dan internasional. Penguatan promosi dan hilirisasi produk juga diperkuat selama masa pembinaan, melalui fasilitasi tahapan hilirisasi yang mencakup perolehan standardisasi, sertifikasi dan perizinan yang terkait. Kesemuanya diharapkan akan terus mendukung terwujudnya lembaga yang unggul, inovatif dan berdayasaing.

B.4. Pengukuran Perkembangan Capaian Kinerja PUI

Langkah pembinaan kelembagaan yang menjadi acuan dalam peningkatan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas fokus unggulan lembaga, akan menentukan keberhasilan lembaga dalam pencapaian kinerja. Pembinaan lembaga dilakukan melalui mekanisme supervisi yang dilanjutkan dengan proses monitoring dan evaluasi yang bertujuan untuk memantau capaian kinerja lembaga. Dalam pembinaan PUI dilaksanakan penguatan pada :

 3 kapasitas : sourcing-absorptive capacity, R&D capacity, dan disseminating capacity;

 4 pendekatan : input, process, output dan outcome (short-outcome, impact);

 13 fokus penguatan yang terdiri atas 7 fokus-strategi penguatan pada sourcing-absorptive capacity, 3 fokus-strategi pada R&D capacity, dan 3 fokus-strategi pada disseminating capacity;

 40 komponen kegiatan yang terdistribusi kepada 13 fokus penguatan

 27 indikator kinerja yang terdiri atas 9 indikator sourcing-absorptive capacity, 9 indikator fokus-strategi pada R&D capacity, dan 9 indikator fokus-strategi pada disseminating capacity.

(7)

Pada pembinaan ini dibutuhkan interaksi dan komunikasi yang intensif terutama dalam memahami kondisi lembaga, rencana kerja, perkembangan yang ada dan rencana tindak lanjut dalam peningkatan kapasitas lembaga. Interaksi dan komunikasi yang intensif dilakukan antara lembaga dan Tim Supervisi-Monev PUI serta Tim Pelaksana PUI Ristekdikti. Di dalamnya terdapat 3 bagian yaitu : bagian input, proses dan output. Pada bagian input, interaksi dilakukan antara Tim lembaga dan Tim Pelaksana dalam rangka memetakan data rencana kerja dan data perkembangan aktivitas (deskripsi perkembangan, deskripsi permasalahan, dan deskripsi laporan pelaksanaan). Narasi deskripsi pada bagian input ini berada pada level komponen, sementara deskripsi untuk deskripsi proses berada pada level fokus-strategi penguatan.

(8)

C. INDIKATOR KINERJA

C.1. Rumusan Indikator Kinerja

Upaya penguatan kapasitas ini sekaligus juga menjadi lingkup indikator kinerja yang diberlakukan dari aktivitas Pusat Unggulan Iptek. Indikator kinerja yang dipergunakan sebagai tolok ukur unggul, inovatif dan berdaya saing sebuah Pusat Unggulan Iptek ini disusun dengan pendekatan yang komprehensif mulai dari indikator pada komponen input, proses, output dan outcome (short outcome) – impact. Penyusunan indikator yang selaras dengan upaya penguatan lembaga ini diharapkan dapat memetakan output kinerja lembaga termasuk pula proses yang berkembang dan dilaksanakan oleh lembaga PUI. Secara rinci penjelasan rumusan indikator kinerja tersebut disampaikan dalam dokumen panduan teknis tersendiri.

INDIKATOR KINERJA SOURCING – ABSORPTIVE CAPACITY

PENDEKATAN STRATEGI PENGUATAN INDIKATOR

INPUT Peningkatan Tata Kelola

Organisasi Perolehan Akreditasi Manajemen Litbang Pengembangan Kompetensi

SDM Rasio SDM Peneliti - Perekayasa berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kompetensi Peningkatan Dukungan Sarana

dan Prasarana Ketersediaan Dukungan Sarana Prasarana dan tingkat Pemanfaatannya

PROCESS Penguatan Tata Kelola

(9)

Pengembangan Jaringan dan

Akses Informasi Menguatnya Kapasitas Lembaga dalam Pengembangan Jaringan dan Akses Informasi

OUTPUT Pengembangan Jejaring

Lembaga Undangan menjadi Pembicara dalam Konferensi Internasional (target minimal = 3) Undangan menjadi Pemakalah Internasional (target minimal = 5)

Kunjungan Lembaga Internasional ke Pusat Unggulan Iptek (target minimal = 3)

INDIKATOR KINERJA RESEARCH & DEVELOPMENT CAPACITY

PENDEKATAN UPAYA PENGUATAN INDIKATOR

PROCESS

Penguatan Fokus Riset

Menguatnya Strategi dan Implementasi Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas SDM dlm Pelaksanaan Riset

Tingkat Pemanfaatan Roadmap Riset dalam Pengembangan Fokus Unggulan

Pemanfaatan Produk Riset

Menguatnya Strategi dan Implementasi Peningkatan Perolehan Paten dan Rezim HKI Lainnya

Menguatnya Strategi dan Implementasi Penguatan Produk Berbasis Riset Unggulan

Menguatnya Strategi dan Implementasi Penguatan Kerangka Kerjasama yang mendukung Pemanfaatan Produk Riset Lembaga

OUTPUT Penguatan Produktivitas Riset

Publikasi dalam Jurnal Internasional Terakreditasi (target minimal = 5)

Publikasi dalam Jurnal Nasional Terakreditasi (target minimal = 20)

Lulusan S3 yang dihasilkan sesuai Tema Riset Unggulan Lembaga (target minimal = 2)

Perolehan Paten atau Rezim HKI Lainnya (target minimal = 1)

INDIKATOR KINERJA DISSEMINATING CAPACITY

PENDEKATAN UPAYA PENGUATAN INDIKATOR

PROCESS Penguatan Kerangka Diseminasi

(10)

OUTPUT Keberlanjutan dan Perluasan Diseminasi Produk Riset

Kerjasama Riset pada Tingkat Nasional (target minimal = 3)

Kerjasama Riset pada Tingkat Internasional (target minimal = 1)

Kerjasama non riset (jasa konsultasi, diklat, dll.) dengan pengguna teknologi (target minimal = 15)

Kontrak Bisnis dengan Industri dalam rangka hilirisasi Produk Unggulan Lembaga (target minimal = 1)

OUTCOMES-IMPACTS Produktivitas Diseminasi

Perolehan apresiasi - National Recognition untuk Produk berbasis Riset Unggulan

Perolehan apresiasi National References bagi Kinerja Pusat Unggulan Iptek

Perolehan Economic Benefit dan Social Impact bagi masyarakat

C.2. Deskripsi Indikator Kinerja

I. SOURCING-ABSORPTIVE CAPACITY

Definisi Operasional :

Kemampuan Lembaga untuk menyerap informasi dan teknologi dari luar : kemampuan lembaga dalam mengakses informasi teknologi, mengefisienkan penggunaan sumberdaya yang ada, dan mencegah terjadinya tumpang tindih riset.

Lingkup :

Kapasitas ini lebih menekankan pada pengelolaan internal lembaga yang mencakup sumber daya manusia, dukungan sarana prasarana (ketersediaan, optimalisasi pemanfaatan), akses informasi (wadah, kapasitas akses dan luasan jaringan). Pemenuhan atas kinerja sourcing absorptive capacity ini memberikan kontribusi pada kapasitas internal lembaga yang mampu dan berkemampuan menggerakkan semua komponen untuk efektivitas-efisiensi sumber daya dan mengurangi tumpang tindih antar lembaga. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas ini mencakup antara lain Peningkatan Tata Kelola Organisasi, Pengembangan Kompetensi SDM, Peningkatan Dukungan Sarana dan Prasarana, Penguatan Tata Kelola Anggaran, Pengembangan Jaringan dan Akses Informasi, Perolehan Akreditasi, Standardisasi, dan Sertifikasi.

Target Kinerja :

(11)

Lingkup Indikator Kinerja Sourcing-Absorptive Capacity : Indikator INPUT :

1) Kemampuan Manajemen Litbang

Deskripsi Singkat :

Kemampuan manajemen litbang yang efektif dan diharapkan dapat mendukung proses pencapaian kinerja lembaga. Manajemen litbang ini mencakup ketersediaan prosedur standar (standard operation procedure) dan penerapannya. Penguatan lembaga dalam perolehan akreditasi manajemen litbang ini menjadi penting mengingat manajemen ltbang ini terkait dengan proses, mekanisme dan prosedur internal yang dimiliki. Indikator kemampuan manajemen litbang ini mencakup ketersediaan SOP, informasi implementasinya dan perolehan akreditasi tersebut yang mendukung pencapaian target kinerja lembaga

Lingkup Indikator :

(a) Ketersediaan SOP yang dimiliki lembaga

(b) Informasi implementasi SOP dalam mendukung kinerja lembaga (c) Perolehan sertifikat akreditasi manajemen litbang

Data Dukung yang diperlukan :

(a) Matrik SOP yang dimiliki dan informasi implementasi SOP

REKAPITULASI SOP YANG TERSEDIA DALAM MENDUKUNG KINERJA LEMBAGA TAHUN 2XXX

No. NAMA SOP DESKRIPSI SINGKAT SOP PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI SOP

(b) Dokumen SOP yang ada dan dilaksanakan

(c) Dokumen Sertifikat akreditasi manajemen litbang yang telah diperoleh.

2) Rasio SDM Peneliti - Perekayasa berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kompetensi

Deskripsi Singkat :

Gambaran kondisi jumlah SDM peneliti-perekayasa berdasarkan tingkat pendidikan dan kompetensi dg ditandai dengan rasio SDM berdasar tingkat pendidikan (S1:S2:S3 = 4:2:1). Pencapaian rasio SDM ini dimaksudkan agar lembaga memiliki sumber daya pendukung yang kuat baik dari sisi kuantitas dan kualitas keahlian sesuai dengan fokus unggulan yang dikembangkan. Ketersediaan dukungan SDM yang berkompeten dan unggul menjadi komponen input bagi menguatnya kapasitas riset dan kapabilitas lembaga dalam hilirisasi produk (barang dan jasa).

Lingkup Indikator :

(a) Ketersediaan SDM yang dimiliki lembaga

(b) Dukungan SDM dalam pencapaian kinerja lembaga dan fokus unggulan yang dikembangkan

(12)

Data Dukung yang diperlukan :

(a) Matrik Rekapitulasi SDM berdasarkan tingkat pendidikan

REKAPITULASI SDM BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN TAHUN 2XXX

TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH SDM

(b) Matrik Rekapitulasi SDM berdasarkan kompetensi – keahlian dalam mendukung fokus unggulan

REKAPITULASI SDM BERDASARKAN KOMPETENSI-KEAHLIAN TAHUN 2XXX

JENJANG PENELITI-PEREKAYASA JUMLAH SDM

(c) Informasi Pencapaian Rasio SDM Peneliti-Perekayasa (S1:S2:S3 = 4:2:1)

(d) Deskripsi Pemanfaatan SDM untuk mendukung kinerja lembaga (: pembagian kelompok peneliti-perekayasa, pembagian SDM untuk penguatan fokus riset, alokasi SDM untuk peningkatan kegiatan non riset, dan informasi media-wahana yang dikembangkan lembaga dalam peningkatan kapasitas SDM)

REKAPITULASI PENGUATAN KAPASITAS SDM TAHUN 2XXX

No. URAIAN PENGUATAN KAPASITAS

SDM YANG TERLIBAT JUMLAH SDM RENCANA TINDAK LANJUT

[diisi dengan aktvitas yang dilakukan dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan SDM yang ada, misal : #Pelatihan Jenjang Fungsional #Pelatihan Teknis , dll]

[diisi rencana ke depan dalam setiap aktivitas yang telah dilakukan]

3) Ketersediaan - Dukungan Sarana Prasarana dan Tingkat Pemanfaatannya

Deskripsi Singkat :

Sarana dan prasarana yang memadai dan optimal pemanfaatannya merupakan dukungan tersendiri bagi tercapainya kinerja lembaga. Oleh karenanya, perhatian ketersediaan dan pemanfaatan sarana prasarana ini menjadi indikator keunggulan lembaga. Sarana dan prasarana ini mencakup yang mendukung baik kegiatan riset maupun kegiatan non riset sesuai fokus keunggulan lembaga.

Lingkup Indikator :

(a) Ketersediaan sarana dan prasarana

(b) Informasi SOP terkait pemanfaatan sarana dan prasarana

(13)

Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik Ketersediaan Sarana Prasarana dan Pemanfaatannya

REKAPITULASI SARANA PRASARANA TAHUN 2XXX

No. URAIAN SARANA PRASARANA INFORMASI PERUNTUKAN DAN PEMANFAATAN

[ diisi jenis sarana prasarana ] [ diisi informasi peruntukan sarana prasarana yang tersedia dan pemanfaatannya untuk mendukung kapasitas riset dan non riset ]

(b) Matrik SOP Pemanfaatan Sarana Prasarana

REKAPITULASI SOP PEMANFAATAN SARANA PRASARANA TAHUN 2XXX

No. URAIAN SOP PEMANFAATAN

SARANA PRASARANA INFORMASI DETAIL

[ diisi jenis SOP sarana prasarana ] [ diisi lingkup SOP, maksud dan tujuan, kapan pemberlakuan ]

(c) Matrik Pemanfaatan Sarana Prasarana (untuk mendukung riset dan layanan yang dikembangkan lembaga)

REKAPITULASI PEMANFAATAN SARANA PRASARANA MENDUKUNG KAPASITAS RISET – NON RISET TAHUN 2XXX

No. PEMANFAATAN SARANA PRASARANA UNTUK MENDUKUNG

KAPASITAS RISET

PEMANFAATAN SARANA PRASARANA UNTUK MENDUKUNG LAYANAN NON

RISET

[ diisi jenis sarana prasarana ] [ diisi jenis sarana prasarana ]

Indikator PROSES :

4) Kapasitas Tata Kelola Anggaran

Deskripsi Singkat :

(14)

Lingkup Indikator :

(a) Data dan Informasi Penyerapan Anggaran (Tahun Lalu dan Progress Bulan Berjalan) (b) Data dan Informasi SOP Pengelolaan Anggaran

(c) Deskripsi Informasi Kompetensi Pengelolaan Anggaran

Data Dukung yang Diperlukan : (a) Matrik Penyerapan Anggaran

REKAPITULASI PENGELOLAAN ANGGARAN TAHUN 2XXX

No. TAHUN PELAKSANAAN ANGGARAN PROSENTASE PENYERAPAN ANGGARAN

(b) Matrik SOP Pengelolaan Anggaran

REKAPITULASI SOP PENGELOLAAN ANGGARAN TAHUN 2XXX

No. URAIAN SOP PENGELOLAAN

ANGGARAN DESKRIPSI SINGKAT

(c) Matrik Penguatan Kompetensi SDM dan Kualitas Pengelolaan Anggaran

REKAPITULASI PENGUATAN KAPASITAS PENGELOLAAN ANGGARAN TAHUN 2XXX

No. URAIAN DIKLAT PENGELOLAAN ANGGARAN YANG PERNAH

DILAKSANAKAN

INFORMASI SINGKAT PENERAPAN MATERI DIKLAT

5) Perkembangan Perolehan Akreditasi, Standardisasi dan Sertifikasi Lembaga

Deskripsi Singkat :

Dalam perolehan akreditasi, standardisasi dan sertifikasi dilakukan persiapan baik dimulai dari penyiapan dokumen-prosedur, internal audit-evaluasi, maupun aktivitas lainnya sesuai tahapan yang berlaku. Upaya persiapan yang dilakukan merupakan perwujudan lembaga dalam meningkatkan tata kelola lembaga yang lebih berkualitas.

Lingkup Indikator :

(a) Informasi perkembangan perencanaan dan penyiapan dokumen

(b) Informasi perkembangan assessment-audit dan kesiapan registrasi pada sistem akreditasi, sertifikasi, dan standardisasi

(15)

Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik Informasi Perencanaan dan Penyiapan Dokumen

REKAPITULASI INFORMASI AKTIVITAS PERENCANAAN – PENYIAPAN DOKUMEN DALAM RANGKA AKREDITASI TAHUN 2XXX

No. AKTIVITAS DALAM

PERENCANAAN AKREDITASI DESKRIPSI SINGKAT PERKEMBANGAN RENCANA TINDAK LANJUT

(b) Matrik Informasi Assesment-Audit

REKAPITULASI INFORMASI AKTIVITAS ASSESSMENT-AUDIT DALAM RANGKA AKREDITASI TAHUN 2XXX

No. AKTIVITAS DALAM

ASSESSMENT-AUDIT DESKRIPSI SINGKAT PERKEMBANGAN RENCANA TINDAK LANJUT

(c) Dokumen akreditasi, sertifikasi dan standardisasi yang telah diperoleh.

6) Kapasitas Akses Informasi

Deskripsi Singkat :

Pengembangan kapasitas akses informasi lembaga diperlukan untuk memperkuat branding fokus unggulan lembaga, sehingga meningkatkan promosi atas hasil-produk lembaga. Tidak hanya terbatas pada ketersediaan media website, tetapi penguatan akses menekankan pula pada meningkatkan luasan jaringan data dan informasi lembaga.

Lingkup Indikator :

(a) Data dan Informasi Cakupan Informasi yang ada di media website lembaga

(b) Data dan Informasi Pemanfaatan media website untuk mendukung kinerja (fitur informasi dan layanan)

(c) Deskripsi Informasi Kapasitas Akses dan Jaringan Lembaga (jurnal online, unit kerja yang kompeten, akses sarana prasarana utk aktivitas riset, dan jejaring interaksi lembaga tingkat nasional dan internasional)

Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik Cakupan Informasi Website dan Pemanfaatannya

REKAPITULASI CAKUPAN INFORMASI WEBSITE TAHUN 2XXX

No. FITUR INFORMASI

WEBSITE DESKRIPSI PEMANFAATAN INFORMASI PENGEMBANGAN RENCANA

[diisi fitur informasi yang

(16)

Indikator OUTPUT :

7) Undangan Menjadi Pembicara dalam Konferensi International (target minimal = 3)

Deskripsi Singkat :

Indikator menguatnya jejaring peneliti-perekayasa dan kapasitas riset lembaga ditandai dengan semakin menguatnya positioning peneliti-perekayasa dalam jejaring global. Salah satu wujud yang tampak adanya semakin banyaknya undangan menjadi pembicara dalam konferensi Internasional. Persyaratan yang ada adalah posisi sebagai pembicara kunci (keynote speech - invited speakers) yang berbicara dalam rangkaian agenda pembukaan konferensi-seminar Internasional (masih dalam plenary session).

Lingkup Indikator :

(a) Undangan untuk berbicara dg materi kunci (keynote speech - invited speakers) dalam konteks substansi konferensi-seminar Internasional pada agenda utama masih dalam plenary session).

(b) Tersedianya data dukung (evidence) yang menguatnya telah terlaksananya undangan menjadi pembicara dalam konferensi Internasional.

Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik rekapitulasi undangan menjadi pembicara dalam konferensi internasional

REKAPITULASI UNDANGAN MENJADI PEMBICARA DALAM KONFERENSI-SEMINAR INTERNASIONAL TAHUN 2XXX

No. NAMA PENELITI NAMA KEGIATAN ILMIAH / INTERNASIONAL

TANGGAL

PELAKSANAAN JUDUL MATERI

(b) Data dukung (evidence) antara lain : undangan atau surat menyurat, agenda – rundown, materi (narasi atau presentasi yang dibawakan), tanda keikutsertaan, notulen laporan pelaksanaan (back office report), dan dokumentasi lainnya (foto-video).

8) Undangan Menjadi Pemakalah dalam Konferensi International (target minimal = 5)

Deskripsi Singkat :

Indikator menguatnya jejaring peneliti-perekayasa dan kapasitas riset lembaga ditandai dengan semakin menguatnya positioning peneliti-perekayasa dalam jejaring global. Salah satu wujud yang tampak adanya semakin banyaknya undangan menjadi pemakalah dalam konferensi Internasional. Persyaratan yang ada adalah posisi sebagai pemakalah yang berbicara dalam rangkaian agenda konferensi-seminar Internasional

Lingkup Indikator :

(a) Undangan untuk menjadi pemakalah dg materi sesuai dengan konteks substansi konferensi-seminar Internasional.

(b) Tersedianya data dukung (evidence) yang menguatnya telah terlaksananya undangan menjadi pemakalah dalam konferensi – seminar Internasional.

Data Dukung yang Diperlukan :

(17)

REKAPITULASI UNDANGAN MENJADI PEMAKALAH DALAM KONFERENSI-SEMINAR INTERNASIONAL TAHUN 2XXX

No. NAMA PENELITI NAMA KEGIATAN ILMIAH / INTERNASIONAL

TANGGAL

PELAKSANAAN JUDUL MATERI

(b) Data dukung (evidence) antara lain : undangan atau surat menyurat, agenda – rundown, materi (narasi atau presentasi yang dibawakan), tanda keikutsertaan, notulen laporan pelaksanaan (back office report), dan dokumentasi lainnya (foto-video).

9) Kunjungan Lembaga International ke Pusat Unggulan Iptek (target minimal = 3)

Deskripsi Singkat :

Dengan meluasnya jejaring peneliti-perekayasa dan jejaring lembaga, maka jumlah kunjungan lembaga internasional ke Pusat Unggulan Iptek juga diharapkan meningkat. Kunjungan lembaga internasional mencerminkan kepercayaan, menjadi potensi kerjasama riset-non riset, menunjukkan lembaga Pusat Unggulan Iptek menjadi referensi pada fokus unggulan yang dikembangkan.

Lingkup Indikator :

(a) Dokumen (Rekap dan Data Dukung) pendukung yang menjadi konfirmasi adanya kunjungan lembaga internasional ke Pusat Unggulan Iptek.

(b) Analisis luasan kapasitas jejaring lembaga yang dibuktikan dengan kunjungan yang ada.

Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik rekapitulasi undangan menjadi pemakalah dalam konferensi – seminar internasional

REKAPITULASI KUNJUNGAN LEMBAGA INTERNASIONAL TAHUN 2xxx

No. NAMA LEMBAGA MAKSUD - TUJUAN TANGGAL

PELAKSANAAN TINDAK LANJUT RENCANA

(b) Dokumen data dukung yang menjadi konfirmasi adanya kunjungan lembaga internasional ke Pusat Unggulan Iptek : surat menyurat, daftar hadir – buku tamu, notulensi pertemuan, foto kegiatan, dan dokumen pendukung lainnya.

II. RESEARCH AND DEVELOPMENT CAPACITY

Definisi Operasional :

Kemampuan Lembaga Litbang untuk melakukan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan : kemampuan lembaga untuk meningkatkan kapasitas iptek melalui potensi adopsi, adaptasi, dan pengembangan teknologi untuk peningkatan daya saing barang dan/atau jasa melalui optimalisasi input, proses, dan pengelolaan industri.

(18)

Lingkup :

Dalam memperkuat kapasitas riset lembaga, diperlukan serangkaian upaya penguatan yang nyata dan sesuai dengan potensi dan kebutuhan pengembangan yang ada. Kapasitas riset yang akan dikembangkan akan mencakup : Penguatan Fokus Riset, Peningkatan Upaya Pemanfaatan Produk Riset, dan Peningkatan Produktivitas Riset.

Target Kinerja :

Menguatnya kapasitas dan kapabilitas lembaga dalam pelaksanaan riset dan meningkatnya produktivitas riset sesuai dengan fokus unggulan

Lingkup Indikator Kinerja R & D Capacity : Indikator PROSES :

(1) Strategi dan Implementasi Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas Riset

Deskripsi Singkat :

Lembaga litbang didorong untuk memperkuat kapasitas dan kapabilitas riset melalui upaya penguatan fokus riset. Dengan demikian diharapkan dapat memperkuat fokus keunggulan yang dikembangkan oleh lembaga. Dalam operasionalisasi penguatan ini, maka perlu dirumuskan strategi yang diimplementasikan melalui kegiatan sejalan dengan tugas pokok dan fungsi lembaga.

Lingkup Indikator :

(a) Rumusan strategi dan rincian aktivitas penguatan

(b) Perkembangan pelaksanaan aktivitas yang telah direncanakan

Data Dukung yang diperlukan :

Matrik Rumusan Strategi dan Implementasi Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas Riset

REKAPITULASI RUMUSAN STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PENGUATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS RISET

TAHUN 2XXX

No. RUMUSAN STRATEGI

PENGUATAN PROGRAM DAN KEGIATAN IMPLEMENTASI SAAT INI PERKEMBANGAN

(2) Implementasi Roadmap Riset dalam Penguatan Fokus Unggulan

Deskripsi Singkat :

Dalam pengembangan kapasitas dan kapabilitas riset, lembaga menyusun langkah strategisnya pada dokumen Roadmap Riset. Sebuah roadmap riset akan menggambarkan implementasi dan sinergi antar sumber daya, penguasaan riset, penguasaan teknologi, produk inovatif dan pasar yang prospektif. Hal yang penting selanjutnya adalah bagaimana tingkat pemanfaatan dokumen roadmap tersebut diimplementasikan di lapangan dalam rangka pencapaian kinerja lembaga litbang.

Lingkup Indikator :

(a) Ketersediaan dokumen roadmap riset yang dimiliki lembaga (b) Perkembangan implementasi roadmap riset

(19)

Data Dukung yang diperlukan : (a) Dokumen roadmap riset

(b) Matrik Perkembangan implementasi, Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut

REKAPITULASI PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN DALAM PENERAPAN ROADMAP RISET TAHUN 2XXX

No. PERKEMBANGAN

PERMASALAHAN TINDAK LANJUT RENCANA

(3) Strategi dan Implementasi Peningkatan Perolehan Paten dan Rezim HKI Lainnya

Deskripsi Singkat :

Upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas riset juga perlu dibarengi dengan strategi dan implementasi upaya peningkatan paten dan rezim HKI lainnya. Hal ini dilakukan untuk melindungi hasil karya inovatif selama proses riset, sehingga peneliti-perekayasa termasuk juga lembaga litbangnya dapat menikmati kompensasi atas royalti yang diberlakukan. Oleh karenanya strategi dan implementasi dalam perolehan paten dan rezim HKI lainnya perlu disusun dengan tahapan yang jelas dan terukur.

Lingkup Indikator :

(a) Rumusan strategi dan rincian aktivitas penguatan

(b) Perkembangan pelaksanaan aktivitas yang telah direncanakan

Data Dukung yang diperlukan :

Matrik Rumusan Strategi dan Implementasi Peningkatan Perolehan Paten dan rezim HKI lainnya

REKAPITULASI RUMUSAN STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PENINGKATAN PEROLEHAN PATEN DAN REZIM HKI LAINNYA

TAHUN 2XXX

No. RUMUSAN STRATEGI

PENGUATAN PROGRAM DAN KEGIATAN IMPLEMENTASI SAAT INI PERKEMBANGAN

(4) Strategi dan Implementasi Penguatan Produk Unggulan Berbasis Hasil Riset

Deskripsi Singkat :

Segenap komponen yang ada di lembaga litbang ditujukan untuk mengembangkan aktivitas risetnya dalam menghasilkan produk unggulan (barang atau jasa layanan). Dimulai dengan mengindentifikasi proof of concept yang dihasilkan dari pelaksanaan riset, lembaga juga dituntut melanjutkannya menuju prototype sehingga semakin siap dalam proses hilirisasi. Oleh karenanya dituntut untuk menyusun strategi dan menerapkannya dalam upaya memperkuat produk unggulannya.

Lingkup Indikator :

(a) Rumusan strategi dan rincian aktivitas penguatan

(20)

Data Dukung yang diperlukan :

Matrik Rumusan Strategi dan Implementasi Penguatan Produk Unggulan Berbasis Hasil Riset

REKAPITULASI RUMUSAN STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PENGUATAN PRODUK UNGGULAN BERBASIS HASIL RISET

TAHUN 2XXX

No. RUMUSAN STRATEGI

PENGUATAN PROGRAM DAN KEGIATAN IMPLEMENTASI SAAT INI PERKEMBANGAN

(5) Strategi dan Implementasi Penguatan Kerjasama Pemanfaatan Produk Unggulan Berbasis Hasil Riset

Deskripsi Singkat :

Dalam mempersiapkan pemanfaatan produk unggulan berbasis riset, lembaga litbang dituntut menyusun strategi penggalangan kerjasama dengan lembaga lainnya (termasuk pihak industri). Guna dapat dimanfaatkan, produk unggulan masih memerlukan beberapa tahapan dan persyaratan industri. Oleh karenanya, strategi dan langkah implementasi diperlukan.

Lingkup Indikator :

(a) Rumusan strategi dan rincian aktivitas penguatan

(b) Perkembangan pelaksanaan aktivitas yang telah direncanakan

Data Dukung yang diperlukan :

Matrik Rumusan Strategi dan Implementasi Penguatan Kerjasama Pemanfaatan Produk Unggulan Berbasis Hasil Riset

REKAPITULASI RUMUSAN STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PENGUATAN KERJASAMA PEMANFAATAN PRODUK UNGGULAN BERBASIS HASIL RISET TAHUN 2XXX

No. RUMUSAN STRATEGI

PENGUATAN PROGRAM DAN KEGIATAN IMPLEMENTASI SAAT INI PERKEMBANGAN

Indikator OUTPUT :

6) Publikasi dalam Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi (target minimal = 20)

Deskripsi Singkat :

Indikator output dari kapasitas dan kapabilitas riset antara lain publikasi dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi. Lembaga litbang yang unggul dituntut meningkatkan angka publikasi dari aktivitas risetnya dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi.

Lingkup Indikator :

(a) Jumlah publikasi dalam jurnal nasional terakreditasi

(21)

Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik rekapitulasi perolehan publikasi dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi

REKAPITULASI PEROLEHAN PUBLIKASI DALAM JURNAL ILMIAH NASIONAL TERAKREDITAS TAHUN 2XXX

No. JUDUL

PUBLIKASI PENELITI NAMA ILMIAH NASIONAL NAMA JURNAL TERAKREDITASI

VOLUME

/ TAHUN KETERANGAN (accepted / published)

(b) Data dukung (evidence) antara lain : Naskah publikasi yang telah disusun sesuai dengan urutan rekap serta (2) informasi dokumentasi lainnya

7) Publikasi dalam Jurnal Ilmiah Internasional (target minimal = 5)

Deskripsi Singkat :

Indikator output dari kapasitas dan kapabilitas riset antara lain publikasi dalam jurnal ilmiah internasional. Lembaga litbang yang unggul dituntut meningkatkan angka publikasi dari aktivitas risetnya dalam jurnal ilmiah internasional.

Lingkup Indikator :

(a) Jumlah publikasi dalam jurnal internasional

(b) Tersedianya data dukung (evidence) dari perolehan publikasi dalam jurnal ilmiah internasional

Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik rekapitulasi perolehan publikasi dalam jurnal ilmiah internasional

REKAPITULASI PEROLEHAN PUBLIKASI DALAM JURNAL ILMIAH INTERNASIONAL TAHUN 2XXX

No. JUDUL

(22)

8) Lulusan S3 sesuai dengan Tema Riset Unggulan Lembaga (target minimal = 5)

Deskripsi Singkat :

Lulusan S3 merupakan salah satu indikator lembaga litbang unggul. Lingkup lulusan ini adalah jumlah peneliti yang lulus S3 dan atau lulusan S3 yang melakukan kegiatan riset dalam rangka tugas akhirnya di lembaga dan dibimbing oleh peneliti di lembaga litbang.

Lingkup Indikator :

(a) Jumlah lulusan S3 sesuai dengan tema riset unggulan (b) Tersedianya data dukung (evidence) dari lulusan S3 Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik rekapitulasi jumlah lulusan S3

REKAPITULASI JUMLAH LULUSAN S3 TAHUN 2xxx

(b) Data dukung yang disertakan dan ditunjukkan pada saat verifikasi data antara lain (1) dokumen kelulusan - Ijazah, (2) lembar persetujuan tugas akhir serta (2) informasi dan dokumentasi terkait lainnya.

9) Perolehan Paten atau Rezim HKI Lainnya (target minimal = 1)

Deskripsi Singkat :

Guna memperlihatkan perlindungan terhadap karya inovatifnya, lembaga litbang dituntut meningkatkan perolehan paten atau rezim HKI lainnya. Dalam indikator output, angka perolehan terhadap paten atau rezim HKI lainnya ini.

Lingkup Indikator :

(a) Jumlah lulusan S3 sesuai dengan tema riset unggulan (b) Tersedianya data dukung (evidence) dari lulusan S3 Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik rekapitulasi perolehan patem atau rezim HKI lainnya

No. NAMA

(23)

III. DISSEMINATING CAPACITY

Definisi Operasional :

Kemampuan Lembaga Litbang untuk mendiseminasikan hasil-hasil litbangrap: kemampuan untuk mendiseminasikan hasil-hasil riset yang kemanfaatannya dirasakan oleh pengguna teknologi (masyarakat, industri, pemerintah).

Lingkup :

Dalam penguatan kapasitas diseminasi, lembaga litbang akan meningkatkan upaya : Penguatan Kerangka Diseminasi, Keberlanjutan dan Perluasan Hilirisasi Produk, dan Produktivitas Hilirisasi

Target Kinerja :

Menguatnya Hilirisasi Produk Unggulan Lembaga berbasis Riset yang dikembangkan

Lingkup Indikator Kinerja Disseminating Capacity : Indikator PROSES :

(1) Strategi dan Implementasi Pengembangan Basis Data dan Informasi Produk Unggulan Lembaga

Deskripsi Singkat :

Tahapan selanjutnya setelah lembaga litbang memperkuat kapasitas riset dan menghasilkan produk unggulan (barang dan jasa layanan) adalah memperkuat pengembangan basis data dan informasi produk unggulan tersebut. Basis data dan informasi dapat memperkuat fitur yang ada di website lembaga, sehingga memperkuat fungsi website sebagai “jendela masuk” dalam memperkuat positiioning lembaga litbang. Lingkup Indikator :

(a) Rumusan strategi dan rincian aktivitas penguatan

(b) Perkembangan pelaksanaan aktivitas yang telah direncanakan

Data Dukung yang diperlukan :

Matrik Rumusan Strategi dan Implementasi Penguatan Basis Data dan Informasi Produk Unggulan Lembaga

REKAPITULASI RUMUSAN STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PENGUATAN BASIS DATA DAN INFORMASI PRODUK UNGGULAN LEMBAGA

TAHUN 2XXX

No. RUMUSAN STRATEGI

PENGUATAN PROGRAM DAN KEGIATAN IMPLEMENTASI SAAT INI PERKEMBANGAN

(2) Strategi dan Implementasi Penguatan Mekanisme Hilirisasi Produk

Deskripsi Singkat :

(24)

Lingkup Indikator :

(a) Rumusan strategi dan rincian aktivitas penguatan

(b) Perkembangan pelaksanaan aktivitas yang telah direncanakan

Data Dukung yang diperlukan :

Matrik Rumusan Strategi dan Implementasi Penguatan Mekanisme Hilirisasi Produk

REKAPITULASI RUMUSAN STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PENGUATAN MEKANISME HILIRISASI PRODUK

TAHUN 2XXX

No. RUMUSAN STRATEGI

PENGUATAN PROGRAM DAN KEGIATAN IMPLEMENTASI SAAT INI PERKEMBANGAN

Indikator OUTPUT :

3) Kerjasama Riset Tingkat Nasional (target minimal = 3)

Deskripsi Singkat :

Mekanisme hilirisasi yang telah dilakukan akan melahirkan kerjasama yang dilaksanakan oleh lembaga litbang. Salah satunya adalah kerjasama riset tingkat nasional baik yang dilakukan dengan litbang perguruan tinggi, litbang pemerintah LPNK-LPK maupun dengan litbang industri nasional.

Lingkup Indikator :

(a) Jumlah kerjasama riset pada tingkat nasional

(b) Tersedianya data dukung (evidence) dari kerjasama riset pada tingkat nasional Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik rekapitulasi kerjasama riset pada tingkat nasional

REKAPITULASI JUMLAH KERJASAMA RISET TINGKAT NASIONAL TAHUN 2xxx

No. NAMA KERJASAMA

RISET DESKRIPSI SINGKAT PIHAK YANG TERLIBAT NILAI RUPIAH

(b) Data dukung kerjasama riset tingkat nasional antara lain (1) dokumen naskah kerjasama, (2) dokumen dan informasi informasi terkait lainnya.

4) Kerjasama Riset Tingkat Internasional (target minimal = 1)

Deskripsi Singkat :

(25)

Lingkup Indikator :

(a) Jumlah kerjasama riset pada tingkat inernasional

(b) Tersedianya data dukung (evidence) dari kerjasama riset pada tingkat internasional Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik rekapitulasi kerjasama riset pada tingkat internasional

REKAPITULASI JUMLAH KERJASAMA RISET TINGKAT INTERNASIONAL TAHUN 2xxx

No. NAMA KERJASAMA

RISET DESKRIPSI SINGKAT PIHAK YANG TERLIBAT NILAI RUPIAH

(b) Data dukung kerjasama riset tingkat internasional antara lain (1) dokumen naskah kerjasama, (2) dokumen dan informasi informasi terkait lainnya.

5) Kerjasama Non Riset (jasa konsultasi, diklat, pendampingan, asistensi teknis, dll) dengan pengguna (target minimal = 15)

Deskripsi Singkat :

Di samping kerjasama riset, lembaga litbang unggul juga dituntut mengembangkan kerjasama non riset yang mencakup jasa konsultasi, pendidikan – pelatihan, pendampingan, asistensi teknis, dan terkait lainnya.

Lingkup Indikator :

(a) Jumlah kerjasama non riset yang telah dikembangkan

(b) Tersedianya data dukung (evidence) dari kerjasama non riset Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik rekapitulasi kerjasama non riset

REKAPITULASI JUMLAH KERJASAMA NON RISET TAHUN 2xxx

No. NAMA KERJASAMA

NON RISET DESKRIPSI SINGKAT PIHAK YANG TERLIBAT NILAI RUPIAH

(b) Data dukung kerjasama non riset antara lain (1) dokumen naskah kerjasama non riset, dan (2) dokumen dan informasi informasi terkait lainnya.

6) Kontrak Bisnis dengan Industri dalam rangka Hilirisasi Produk Unggulan Lembaga (target minimal = 1)

Deskripsi Singkat :

(26)

Lingkup Indikator :

(a) Jumlah kontrak bisnis yang telah dilaksanakan

(b) Tersedianya data dukung (evidence) dari pelaksanaan kontrak bisnis Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Matrik rekapitulasi jumlah kontrak bisnis

REKAPITULASI JUMLAH KONTRAK BISNIS TAHUN 2xxx

Indikator OUTCOME - IMPACT :

7) Perolehan Apresiasi National Recognition atas Produk Berbasis Hasil Riset Unggulan Lembaga

Deskripsi Singkat :

Indikator outcome-impact ini merupakan indikator yang dicapai lembaga litbang atas pelaksanaan kinerja lembaga (dimulai indikator input, proses dan output). Dalam kurun waktu tertentu, lembaga litbang dituntut menghasilkan outcome – impact yang berwujud apresiasi pengakuan secara nasional (national recognition) sebagai lembaga litbang yang atas produk unggulannya bersifat unik-spesifik, unggul dalam bidangnya, dan merupakan produk yang memiliki daya saing secara nasional dan internasional. Pengakuan secara nasional-internasional ini dikuatkan dengan terbitnya keputusan dan didukung kebijakan yang mengikat dalam pelaksanaannya.

Lingkup Indikator :

(a) Produk (barang atau layanan jasa) yang merupakan hasil unggulan lembaga yang diakui secara nasional-internasional merupakan produk unggul

(b) Data dan Informasi produk unggulan yang telah mendapat pengakuan secara nasional-internasional.

Data Dukung yang Diperlukan :

(a) Narasi singkat (1-2 halaman) yang menggambarkan deskripsi produk unggulan yang mendapatkan pengakuan secara nasional –internasional sebagai produk unggul, inovatif dan berdayasaing.

(b) Dokumen bukti pengakuan nasional – internasional (dapat berupa surat keputusan, kebijakan yang mengikat dan dokumen lainnya yang terkait)

8) Perolehan Apresiasi menjadi Referensi Nasional (National References) atas Kinerja Pusat Unggulan Iptek

Deskripsi Singkat :

(27)

Lingkup Indikator :

(a) Produk (barang atau layanan jasa) yang merupakan hasil unggulan lembaga yang menjadi referensi – rujukan bagi lembaga lainnya baik secara nasional-internasional. (b) Data dan Informasi terkait apresiasi lembaga menjadi rujukan-referensi

nasional-internasional.

Data Dukung yang Diperlukan :

Narasi singkat (1-2 halaman) yang menggambarkan deskripsi kinerja lembaga litbang yang mendapatkan pengakuan menjadi rujukan-referensi secara nasional–internasional.

9) Pencapaian Economic Benefit dan Social Impact atas Pemanfaatan Produk Unggulan Lembaga

Deskripsi Singkat :

Dalam kurun waktu tertentu, pemanfaatan produk unggulan akan mencapai kemanfaatan secara ekonomi (economic benefit) berupa peningkatan perekonomian daerah-nasional dan terwujudnya dampak sosial (social impact) bagi masyarakat pengguna. Pencapaian kedua indikator ini merupakan kondisi yang diharapkan dari pemanfaatan produk unggulan dari sebuah lembaga litbang yang unggul.

Lingkup Indikator :

(a) Data dan informasi terkait terwujudnya economic benefit atas pemanfaatan produk unggulan

(b) Data dan Informasi terkait terwujudnya social impact bagi masyarakat pengguna yang memanfaatkan produk unggulan.

Data Dukung yang Diperlukan :

Narasi singkat (1-2 halaman) yang menggambarkan deskripsi analitis yang disertai data dan informasi terwujudnya economic benefit dan social impact bagi masyarakat pengguna atas pemanfaatan produk unggulan.

C.3. Mekanisme Pelaporan Indikator Kinerja

Proses interaksi dan komunikasi antar pihak terkait dalam beberapa tahapan supervisi-monev akan dilakukan melalui media website PUI (http://pui.ristekdikti.go.id). Proses online ini terjadi dengan penggunaan username – password sebagaimana telah dimiliki oleh lembaga dan Tim Supervisi-Monev PUI 2017. Pada tahap awal, Lembaga diminta memberikan data capaian kinerja yang telah dicapai lembaga. Periode waktu pelaporan indikator kinerja disesuaikan dengan waktu pencapaian indikatornya (real time) dengan pertimbangan lembaga akan melakukan “klaim” capaian dalam masa pembinaan kelembagaan pada tahun berjalan. Konfirmasi atas “klaim” capaian ini akan menjadi nilai kinerja lembaga pada periode waktu tersebut dan selanjutnya tampak pada fitur dashboard nilai lembaga.

Pelaporan indikator kinerja disertai dengan data dukung sebagai konfirmasi bukti capaian kinerja. Data dukung dan bukti terkait tersebut disesuaikan dengan karakter indikator kinerja. Terdapat beragam data dukung dan bukti yang diperlukan. Kelengkapan dan jenis data dukung – bukti capaian sebagaimana telah dijelaskan dalam uraian deskripsi masing-masing indikator kinerja pada penjelasan sebelumnya dalam panduan teknis ini.

(28)
(29)

dikonfirmasi akan menjadi data base nilai kinerja lembaga. Dalam prosesnya, apabila terdapat nilai yang berbeda dalam setiap indikator yang telah dicapai, maka akan menjadi tugas Tim Pelaksana PUI Ristekdikti untuk melakukan koordinasi dengan para Tim Supervisi-Monev PUI 2017.

(30)

C.4. Tindak Lanjut Pelaporan Indikator Kinerja

Pelaporan indikator kinerja bagi lembaga PUI ini ditindaklanjuti dengan aktivitas validasi akhir dan penyusunan laporan singkat kinerja lembaga. Sistem pelaporan kinerja ini akan menghasilkan deskripsi capaian kinerja dan rekomendasi pembinaan kelembagaan pada tahun berjalan. Laporan singkat ini juga akan menjadi acuan bagi keputusan lembaga litbang yang layak untuk ditetapkan sebagai PUI dan atau lembaga litbang yang masih dalam proses pembinaan pada tahun berikutnya. Laporan singkat ini akan diberikan ke Lembaga PUI pada akhir tahun berjalan dan atau pada awal tahun berikutnya sebagai dasar substansi penyusunan dokumen Rencana Kerja PUI.

E. PENUTUP

Petunjuk Teknis ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai bahan penjelasan dalam pelaksanaan pelaporan indikator kinerja dalam rangka pembinaan PUI 2017. Apabila masih diperlukan penjelasan, dapat menghubungi Tim Sekretariat PUI Ristekdikti – Direktorat Lembaga Litbang – Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti, Gedung II BPPT Lantai 16, MH. Thamrin 8 Jakarta 10340 Telp. 021. 3169580 Fax. 021. 3102014 Call Center PUI 0811 156 2656, email :

(31)
(32)

Unggul, Inovatif, dan Berdayasaing

(33)

INDIKATOR KINERJA

PUSAT UNGGULAN IPTEK

(34)
(35)

ARAH

PEMBINAAN KELEMBAGAAN

Kemampuan lembaga litbang dalam

menajamkan fokus unggulan dan kompetensi

yang dimiliki untuk mendukung pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan

Kemampuan lembaga litbang dalam

mendayagunakan fokus unggulan dan

kompetensi

termasuk sumber daya yang ada untuk pelaksanaan pencapaian target

kinerja lembaga

Kemampuan lembaga litbang dalam

menjaga keberlanjutan fokus unggulan dan

kompetensi

sehingga kinerja lembaga dapat berkesinambungan

KAPASITAS

(capacity)

KAPABILITAS

(capability)

(36)

FOKUS

PEMBINAAN KELEMBAGAAN

Kemampuan lembaga dalam mengakses informasi teknologi, mengefisienkan penggunaan

sumberdaya yang ada, dan mencegah terjadinya tumpang tindih riset.

Kemampuan lembaga untuk meningkatkan kapasitas iptek melalui potensi adopsi, adaptasi, dan

pengembangan teknologi untuk peningkatan daya saing barang dan/atau jasa melalui

optimalisasi input, proses, dan pengelolaan industri.

kemampuan untuk mendiseminasikan hasil-hasil riset yang kemanfaatannya dirasakan oleh

pengguna teknologi (masyarakat, industri, pemerintah).

Sourcing-Absorptive

Capacity

R & D Capacity

Disseminating Capacity

TARGET : Menguatnya Kapasitas Lembaga Litbang (Tata Kelola, SDM, Sarana-Prasarana,

Akses Informasi)

(37)

PENGUATAN

KAPASITAS LEMBAGA

PENDEKATA

N

STRATEGI PENGUATAN

INDIKATOR KINERJA

INPUT

Peningkatan Tata Kelola Organisasi

Perolehan Akreditasi Manajemen Litbang

Pengembangan Kompetensi SDM

Rasio SDM Peneliti - Perekayasa berdasarkan Tingkat Pendidikan

dan Kompetensi

Peningkatan Dukungan Sarana dan

Prasarana

Ketersediaan Dukungan Sarana Prasarana dan tingkat

Pemanfaatannya

PROCESS

Penguatan Tata Kelola Anggaran

Menguatnya Kapasitas Tata Kelola Anggaran (manajemen anggaran,

kompetensi pengelolaan)

Perolehan Akreditasi, Standardisasi

dan Sertifikasi

Perolehan Jaminan Mutu Lembaga (Akreditasi, Standardisasi, dan

Sertifikasi)

Pengembangan Jaringan dan

Akses Informasi

Menguatnya Kapasitas Lembaga dalam Pengembangan Jaringan dan

Akses Informasi

OUTPUT

Pengembangan Jejaring Lembaga

Undangan menjadi Pembicara dalam Konferensi Internasional (target

minimal = 3)

Undangan menjadi Pemakalah Internasional (target minimal = 5)

Kunjungan Lembaga Internasional ke Pusat Unggulan Iptek (target

(38)

PENGUATAN

KAPASITAS LEMBAGA

PENDEKAT

AN

STRATEGI

PENGUATAN

INDIKATOR KINERJA

PROCESS

Penguatan Fokus

Riset

Menguatnya Strategi dan Implementasi Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas

Riset

Tingkat Pemanfaatan Roadmap Riset dalam Pengembangan Fokus Unggulan

Pemanfaatan Produk Riset

Menguatnya Strategi dan Implementasi Peningkatan Perolehan Paten dan Rezim

HKI Lainnya

Menguatnya Strategi dan Implementasi Penguatan Produk Berbasis Riset

Unggulan

Menguatnya Strategi dan Implementasi Penguatan Kerangka Kerjasama yang

mendukung Pemanfaatan Produk Riset Lembaga

OUTPUT

Produktivitas Riset

Publikasi dalam Jurnal Internasional Terakreditasi (target minimal = 5)

Publikasi dalam Jurnal Nasional Terakreditasi (target minimal = 20)

Lulusan S3 yang dihasilkan sesuai Tema Riset Unggulan Lembaga (target minimal

= 2)

(39)

PENGUATAN

KAPASITAS LEMBAGA

PENDEKATAN

STRATEGI PENGUATAN

INDIKATOR KINERJA

PROCESS

Penguatan Kerangka

Diseminasi

Menguatnya Strategi dan Implementasi Sistem Basis Data dan

Informasi Produk Unggulan Lembaga

Menguatnya Strategi dan Implementasi dalam pelaksanaan

Kerjasama Hilirisasi Produk

OUTPUT

Keberlanjutan dan Perluasan

Diseminasi Produk Riset

Kerjasama Riset pada Tingkat Nasional (target minimal = 3)

Kerjasama Riset pada Tingkat Internasional (target minimal = 1)

Kerjasama non riset (jasa konsultasi, diklat, dll.) dengan

pengguna teknologi (target minimal = 15)

Kontrak Bisnis dengan Industri dalam rangka hilirisasi Produk

Unggulan Lembaga (target minimal = 1)

OUTCOMES-IMPACTS

Produktivitas Diseminasi

Perolehan apresiasi -

National Recognition

untuk Produk

berbasis Riset Unggulan

Perolehan apresiasi

National References

bagi Kinerja Pusat

Unggulan Iptek

(40)

INDIKATOR KINERJA

KELEMBAGAAN

Manajemen

Rasio

SDM

Dukungan Sarana

Tata Kelola Anggaran

Jaminan Mutu Lembaga

Jaringan dan Akses

Informasi

Undangan menjadi Pembicara Konferensi Internasional

Undangan menjadi Pemakalah Internasional

Kunjungan Lembaga Internasional

Strategi dan Implementasi

Penguatan Kapasitas dan

Kapabilitas SDM Riset

Pemanfaatan Roadmap Riset

Strategi dan Implementasi

Peningkatan Perolehan Paten dan

Rezim HKI Lainnya

Strategi dan Implementasi

Penguatan Produk Berbasis

Riset

Strategi dan Implementasi

Penguatan Kerangka Kerjasama

Publikasi Jurnal Internasional

Terakreditasi

Publikasi Jurnal Nasional Terakreditasi

Lulusan S3 yang dihasilkan sesuai Tema Riset

Perolehan Paten atau Rezim HKI Lainnya

Strategi dan

Implementasi Sistem

Basis Data dan Informasi

Strategi dan

Implementasi

Kerjasama

Kerjasama Riset pada Tingkat Nasional

Kerjasama Riset pada Tingkat Internasional

Kerjasama non riset (jasa konsultasi,

diklat, dll.) dengan pengguna teknologi

Kontrak Bisnis dengan Industri dalam

rangka hilirisasi

INPUT

PROCESS

(41)
(42)
(43)

INDIKATOR

KINERJA

Sourcing - Absorptive Capacity

INPUT

Peningkatan Tata Kelola Organisasi

Strategi dalam meningkatkan mutu tata kelola organisasi : ketersediaan

prosedur baku, alur manajemen, implementasi prosedur dan sistem manajemen

internal lembaga.

Ketersediaan SOP yang dimiliki lembaga

Informasi Implementasi SOP dalam mendukung kinerja lembaga

Perolehan Sertifikat Akreditasi Manajemen Litbang

1

Lingkup Penilaian Indikator Kinerja

Data Pendukung

Matrik Nama SOP dan Tingkat Pemanfaatannya

Dokumen SOP yang ada dan dilaksanakan

(44)

INDIKATOR

KINERJA

Sourcing - Absorptive Capacity

INPUT

Ketersediaan SDM yang dimiliki lembaga

Dukungan SDM dalam pencapaian kinerja lembaga dan fokus unggulan

Pencapaian rasio ideal SDM peneliti-perekayasa (S1:S2:S3 = 4:2:1)

Informasi Pemanfaatan SDM ke depan

2

Lingkup Penilaian Indikator Kinerja

Data Pendukung

Matrik Rekapitulasi SDM berdasarkan tingkat pendidikan

Matrik Rekapitulasi SDM berdasarkan kompetensi – keahlian mendukung fokus unggulan

Informasi Pencapaian Rasio SDM Peneliti-Perekayasa (S1:S2:S3 = 4:2:1)

RASIO SDM PENELITI-PEREKAYASA

Pengembangan Kompetensi SDM

(45)

INDIKATOR

KINERJA

Sourcing - Absorptive Capacity

INPUT

Ketersediaan sarana dan prasarana

Informasi SOP terkait pemanfaatan sarana dan prasarana

Deskripsi pemanfaatan sarana dan prasarana dalam mendukung fokus unggulan

3

Lingkup Penilaian Indikator Kinerja

Data Pendukung

Matrik Ketersediaan Sarana Prasarana dan Pemanfaatannya

Matrik SOP Pemanfaatan Sarana Prasarana

KETERSEDIAN DAN DUKUNGAN SARANA PRASARANA

DAN TINGKAT PEMANFAATANNYA

Peningkatan Dukungan Sarana dan Prasarana

(46)

INDIKATOR

KINERJA

Sourcing - Absorptive Capacity

PROCESS

Data dan Informasi Penyerapan Anggaran (Tahun Lalu dan Progress Bulan Berjalan)

Data dan Informasi SOP Pengelolaan Anggaran

Deskripsi Informasi Kompetensi Pengelolaan Anggaran

4

Lingkup Penilaian Indikator Kinerja

Data Pendukung

Matrik Penyerapan Anggaran

Matrik SOP Pengelolaan Anggaran

PENGUATAN KAPASITAS TATA KELOLA ANGGARAN

Penguatan Tata Kelola Anggaran

(47)

INDIKATOR

KINERJA

Sourcing - Absorptive Capacity

Informasi perkembangan perencanaan dan penyiapan dokumen

Informasi perkembangan assessment-audit dan kesiapan registrasi pada sistem

akreditasi, sertifikasi, dan standardisasi

Deskripsi Informasi perolehan akreditasi, sertifikasi, dan standardisasi

5

Lingkup Penilaian Indikator Kinerja

Data Pendukung

Matrik Informasi Perencanaan dan Penyiapan Dokumen

PEROLEHAN JAMINAN MUTU LEMBAGA

Perolehan Jaminan Mutu Lembaga (Akreditasi,

Standardisasi dan Sertifikasi

Mutu lembaga litbang menjadi indikator kualitas lembaga. Oleh karena itu,

perolehan jaminan mutu lembaga menjadi prioritas yang harus dicapai. Perolehan

mutu lembaga ini mencakup perolehan akreditasi manajemen, standardisasi

proses dan sertifikasi kelayakan produk unggulan.

(48)

INDIKATOR

KINERJA

Sourcing - Absorptive Capacity

Data dan Informasi Cakupan Informasi yang ada di media website lembaga

Data dan Informasi Pemanfaatan media website untuk mendukung kinerja (fitur informasi dan layanan)

Deskripsi Informasi Kapasitas Akses dan Jaringan Lembaga (jurnal online, unit kerja

yang kompeten, akses sarana prasarana utk aktivitas riset, dan jejaring interaksi nasional dan

internasional)

6

Lingkup Penilaian Indikator Kinerja

Data Pendukung

Matrik Cakupan Informasi Website dan Pemanfaatannya

Pemanfaatan media website untuk mendukung kinerja (fitur informasi dan layanan)

PENGUATAN KAPASITAS AKSES INFORMASI

PROCESS

Pengembangan Jaringan dan Akses Informasi

Peningkatan luasan jaringan dan akses informasi dibutuhkan untuk meningkatkan

keberterimaan lembaga dalam lingkungan inovasinya.

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Knowledge Sharing akan diterapkan pada sebuah website yang akan menampung Unstructured Information (informasi yang tidak terstruktur) dan Structured

Selain ditularkan dengan kutudaun virus ini juga dapat ditularkan melalui perbanyakan vegetatif pada tanaman-tanaman jenis Brassica yang mengandung TuMV (CABI 2007).. Hingga

Restiti (2012) melaporkan pemberian ekstrak ethyl acetate daun waru dalam pakan sapi potong lokal dengan level 0-150 ppm berpengaruh nyata terhadap populasi protozoa rumen

Nilai tingkat kolaborasi yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebesar 0.5075, hasil ini dihasilkan dari perhitungan tingkat kolaborasi menggunakan rumus Subramanyan

dengan menggambarkan kedua pokok bahasan tersebut belumlah dapat ditangkap esensi dari keberadaan administrasi negara bila tidak diikuti dengan penjelasan perbuatan-perbuatan

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat rahmat, ridho,dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Uji Kinerja Inkubator

Semen Portland menurut SII 0013-1981 adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan clinker (bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen)

Total kontribusi terhadap nilai kalor dari senyawa ekstraktif yang bersifat polar lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa ekstraktif lainnya, karakter energi yang tinggi