• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2003"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

NOMOR 5 TAHUN 2003

TENTANG

PENGENDALIAN PEMANFAATAN FLORA DAN FAUNA YANG TIDAK DILINDUNGI LINTAS KABUPATEN / KOTA DI PROPINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR,

Menimbang:

a. bahwa dalam rangka penert iban, pengendalian, penat aan dan pengawasan t erhadap

f lora dan f auna yang t idak dilindungi yang merupakan bagian dari sumberdaya alam hayat i yang harus dilindungi dan dimanf aat kan sebesar-besarnya unt uk kemakmuran

masyarakat. ;

b. bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 j unct o Perat uran

Pemerint ah Nomor 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan Kewenangan

Propinsi Sebagai Daerah Ot onom, pengendalian f lora dan f auna yang t idak dilindungi, merupakan kewenangan Pemerint ah Propinsi ;

c. bahwa dengan memperhat ikan kelangsungan pot ensi, daya dukung, keanekaragaman

j enis f lora dan f auna yang t idak dilindungi , perlu mengat ur Pengendalian Pemanf aat an Flora dan Fauna Yang Tidak Di lindungi Lint as Kabupat en / Kot a di

Propinsi Jawa Timur dengan Perat uran Daerah Propinsi Jawa Timur.

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 t ent ang Pembent ukan Propinsi Jawa Timur

j unct o Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 t ent ang Mengadakan Perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembent ukan Propinsi Jawa Timur

(Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32) ;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumberdaya Alam Hayat i dan

Ekosist emnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3419) ;

3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Daer ah dan Ret ribusi Daerah

(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana t elah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 t ent ang Perubahan At as Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Daerah dan

Ret ribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048) ;

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan Hidup

(2)

5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 t ent ang Perimbangan Keuangan Ant ara

Pemerint ah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848) ;

7. Perat uran Pemerint ah Nomor 7 Tahun 1999 t ent ang Pengawet an Jenis Tumbuhan dan

Sat wa Liar (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3803) ;

8. Perat uran Pemerint ah Nomor 8 Tahun 1999 t ent ang Pemanf aat an Jenis Tumbuhan dan

Sat wa Liar (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3802) ;

9. Perat uran Pemerint ah Nomor 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan

Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Ot onom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ;

10. Perat uran Pemerint ah Nomor 105 Tahun 2000 t ent ang Pengelolaan Dan

Pert anggungj awaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022) ;

11. Perat uran Pemerint ah Nomor 66 Tahun 2001 t ent ang Ret ribusi Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139) ;

12. Perat uran Pemerint ah Nomor 34 Tahun 2002 t ent ang Tat a Hut an dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hut an, Pemanf aat an Hut an dan Penggunaan Kawasan Hut an (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4306) ;

13. Keput usan Presiden Nomor 43 Tahun 1978 t ent ang Pengesahan Convent ion on

Int ernat ional Trade in Endangered Species (CITES) of Wild Fauna and Fl ora (Lembaran Negara Tahun 1978 Nomor 51) ;

14. Keput usan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 t ent ang Penyusunan Perat uran

Perundang-undangan dan Bent uk Rancangan Undang-undang, Rancangan Perat uran Pemerint ah

dan Rancangan Keput usan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70) ;

15. Perat uran Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 33 Tahun 2000 t ent ang Dinas Kehut anan

Propinsi Jawa Timur.

Dengan perset uj uan,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

MEMUTUSKAN :

Menet apkan:

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PENGENDALIAN PEMANFAATAN FLORA DAN FAUNA YANG TIDAK DI LINDUNGI LINTAS KABUPATEN/ KOTA DI PROPINSI JAWA TIMUR.

BAB I

KETENTUAN UMUM

(3)

Dalam Perat uran Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerint ah Propinsi adal ah Pemerint ah Propinsi Jawa Timur ;

2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur ;

3. Ment eri adalah Ment eri yang mengurusi bidang kehut anan ;

4. Dinas adal ah Dinas Kehut anan Propinsi Jawa Timur ;

5. Kepal a Dinas adal ah Kepal a Dinas Kehut anan Propinsi Jawa Timur ;

6. Kabupat en / Kot a adal ah Kabupat en / Kot a di Propinsi Jawa Timur ;

7. Flora dan Fauna Yang Tidak Dilindungi adalah j enis t umbuhan dan sat wa l iar yang

t idak t ermasuk dalam daf t ar l ampiran Perat uran Pemerint ah Nomor 7 Tahun 1999 dan Tidak Termasuk dalam Appendix Convent ion on Int ernat ional Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna (CITES) ;

8. Convent ion on Int ernat ional Trade in Endangered Species of Wild Fl ora and Fauna

yang selanj ut nya disingkat CITES adal ah Konvensi Int ernasional mengenai

perdagangan j enis-j enis f lora (t umbuhan al am) dan f auna (sat wa l iar) yang t erancam kepunahan, dimana Negara Indonesia t elah merat if ikasinya dalam Keppres Nomor : 43 Tahun 1978 Lembaran Negara Nomor 51 Tahun 1978 ;

9. Appendix Convent ion on Int ernast ional Trade in Endangered Species of Wild Fl ora and

Fauna yang selanj ut nya disingkat Appendix CITES adal ah lampiran dari CITES yang memuat daf t ar f lora dan f auna sesuai krit eria kelangkaannya bagi kepent ingan perdagangan ;

10. Badan Usaha adal ah sekumpul an orang dan / at au modal yang merupakan kesat uan

baik yang melakukan usaha maupun yang t idak melakukan usaha yang meliput i Perseroan Terbat as, Perseroan Komandit er, Perseroan l ainnya, Badan Usaha Milik Negara at au Badan Usaha Milik Daerah, koperasi ;

11. Izin Usaha kegiat an pengambilan dan at au penangkapan, pengumpulan dan

perdagangan Tumbuhan dan Sat wa adal ah izin yang diberikan oleh Gubernur kepada Badan at au Perusahaan Perseorangan unt uk melakukan kegiat an mengedarkan f lora f auna baik dalam keadaan hidup at au mat i sert a produknya dan bagian-bagian yang berasal daripadanya;

12. Surat Angkut Tumbuhan dan Sat wa yang selanj ut nya disingkat SATS adal ah surat yang diberikan oleh Gubernur baik unt uk keperl uan komersial maupun unt uk non komersial kepada Badan at au Perusahaan Perseorangan yang memenuhi syarat unt uk dapat mengangkut t umbuhan dan sat wa di dalam negeri;

13. Penangkap adal ah perorangan at au badan yang mel akukan kegiat an penangkapan

f lora dan f auna yang t idak dilindungi ;

14. Pengumpul adalah Badan yang melakukan pengumpulan f lora dan f auna yang t idak

dilindungi baik dalam keadaan hidup at au mat i sert a produknya dan bagian-bagian yang berasal daripadanya dari para penangkap ;

15. Penangkaran f lora dan f auna yang t idak dilindungi adalah upaya perbanyakan melalui

(4)

16. Pengedar adalah Badan at au Perusahaan Perseorangan yang mel akukan kegiat an peredaran f lora dan f auna yang t idak dilindungi baik dalam keadaan hidup at au mat i sert a produknya dan bagian-bagian yang berasal daripadanya ;

17. Pedagang adalah pengusaha yang berbent uk Badan at au Perusahaan Perseorangan

memiliki t empat usaha yang t et ap dan memiliki izin t empat usaha memperdagangkan f lora dan f auna baik dalam keadaan hidup at au mat i sert a produknya dan bagian-bagian yang berasal daripadanya ;

18. Pemanf aat an Fl ora dan Fauna Yang Tidak Di lindungi adalah pengumpulan j enis f lora dan f auna dan penangkapan sat wa liar dari habit at alam, melakukan pengangkut an lint as Kabupat en / Kot a at au mengekspornya dari wilayah Propinsi Jawa Timur ;

19. Pengendalian Pemanf aat an Flora dan Fauna Yang Tidak Dilindungi adalah penerbit an

dokumen Surat Izin Pengumpul, Pengedar dan Pedagang Flor a dan Fauna Yang Tidak Dilindungi dan Surat Angkut an Tumbuhan dan Sat wa (SATS) Yang Tidak Dil indungi Lint as Kabupat en/ Kot a yang diberikan oleh Pemerint ah Daerah kepada Perusahaan Perseorangan at au Badan ;

20. Ret ribusi Daerah yang selanj ut nya disebut Ret ribusi adalah pungut an daerah sebagai pembayaran at as j asa at au pemberian izin t ert ent u yang khusus disediakan dan at au diberikan Pemerint ah Daerah unt uk kepent ingan Perusahaan Perseorangan at au Badan ;

21. Waj ib Ret ribusi adal ah Perusahaan Perseorangan at au Badan yang menurut perat uran

perundang-undangan Ret ribusi diwaj ibkan unt uk melakukan pembayaran ret ribusi ;

22. Surat Ket et apan Ret ribusi Daerah selanj ut nya disingkat SKRD adalah Surat Ket et apan Ret ribusi yang menent ukan besarnya j umlah pokok ret ribusi ;

23. Surat Tagihan Ret ribusi Daerah yang selanj ut nya disingkat STRD adal ah surat unt uk melakukan t agihan ret ribusi at au sanksi administ rasi berupa bunga dan at au denda ;

24. Pembayaran Ret ribusi adalah besarnya kewaj iban yang harus dipenuhi oleh Waj ib

Ret ribusi sesuai dengan Surat Ket et apan Ret ribusi Daerah dan Surat Tagihan Ret ribusi Daerah ke Kas Daerah at au t empat l ain yang dit unj uk dengan bat as wakt u yang t el ah dit ent ukan ;

25. Penagihan Ret ribusi Daerah adal ah serangkaian kegiat an pemungut an Ret ribusi Daerah

yang diawali dengan penyampaian Surat Peringat an, Surat Teguran agar yang bersangkut an melaksanakan kewaj iban unt uk membayar ret ribusi sesuai dengan j uml ah ret ribusi t erut ang ;

26. Pembinaan adalah segal a usaha yang mencakup pemberian pengarahan, pet unj uk,

bimbingan dan penyuluhan dalam pemanf aat an f lora dan f auna yang t idak dilindungi lint as Kabupat en/ Kot a ;

27. Pengawasan adal ah serangkaian kegiat an unt uk mengumpulkan, mengolah dat a dan

at au ket erangan lainnya unt uk menguj i kepat uhan pemenuhan perizinan dan kewaj iban ret ribusi ;

28. Pengendalian adal ah segal a usaha yang mencakup kegiat an pengat uran, penelit ian

(5)

memperhat ikan kelangsungan pot ensi, daya dukung dan keanekaragaman j enis t umbuhan dan sat wa liar ;

29. Penyidikan t indak pidana adal ah serangkaian t indakan yang dil akukan oleh Penyidik

Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerint ah Propinsi yang selanj ut nya yang disebut Penyidik, unt uk mencari sert a mengumpulkan bukt i yang dengan bukt i it u membuat t erang t indak pidana pemungut an biaya izin yang t erj adi sert a menent ukan

t ersangkanya ;

30. Penyidik adal ah Pej abat Polisi Negara Republ ik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diberi t ugas dan wewenang khusus oleh undang-undang unt uk melakukan penyidikan ;

31. Kedal uarsa adal ah suat u al at unt uk memperol eh sesuat u at au unt uk dibebaskan dari suat u perikat an dengan lewat nya suat u wakt u t ert ent u dan at as syarat -syarat yang dit ent ukan oleh Undang-undang.

BAB II

PEMANFAATAN

Pasal 2

(1) Pemanf aat an f l ora dan f auna yang t idak dilindungi bert uj uan agar f l ora dan f auna dapat didayagunakan secara lest ari unt uk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat ;

(2) Pemanf aat an f lora dan f auna yang t idak dilindungi dilakukan dengan mengendalikan pendayagunaan f lora dan f auna at au bagian-bagiannya sert a hasil daripadanya dengan t et ap

menj aga keanekaragaman j enis dan keseimbangan ekosist em.

Pasal 3

Pemanf aat an f lora dan f auna yang t idak dil indungi l int as Kabupat en/ Kot a dil aksanakan dal am bent uk kegiat an :

a. pengambilan dan at au penangkapan;

b. pengumpulan;

Pengendalian f lora dan f auna yang t idak dilindungi dilaksanakan melalui :

a. Pembat asan penangkapan/ pengambilan f lora dan f auna;

b. Penangkaran f lora dan f auna;

c. Pengkaj ian, penelit ian dan pengembangan f lora dan f auna;

d. Pembinaan habit at dan populasi f lora dan f auna.

(6)

Pembat asan penangkapan/ pengambilan f lora dan f auna yang t idak dilindungi berdasarkan penet apan kuot a yang diusulkan oleh Gubernur dan dit et apkan ol eh Ment eri.

Pasal 6

(1) Penangkaran f lora dan f auna yang t idak dilindungi unt uk t uj uan pengendalian

pemanf aat an j enis dilakukan melalui kegiat an :

a. pengembangbiakan f auna at au perbanyakan f l ora secara buat an dalam l ingkungan

yang t erkont rol;

b. penet asan t el ur dan at au pembesaran anakan yang diambil dari al am.

(2) Jenis f lora dan f auna yang t idak dilindungi unt uk keperluan penangkaran diperoleh dari habit at alam at au sumber-sumber lain yang sah.

Pasal 7

Pengkaj ian, penelit ian dan pengembangan f lora dan f auna yang t idak dilindungi bert uj uan menj aga keanekaragaman j enis dan keseimbangan ekosist em.

Pasal 8

(1) Pembinaan habit at dan populasi f lora dan f auna yang t idak dilindungi bert uj uan unt uk menj aga keberadaan populasi j enis f lora dan f auna dalam keadaan seimbang dengan daya dukung habit at nya ;

(2) Pembinaan habit at dan popul asi sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dilaksanakan melalui kegiat an :

a. pembinaan padang rumput unt uk pakan sat wa;

b. penanaman dan pemeliharaan pohon pelindung dan sarang sat wa pohon sumber pakan

sat wa;

c. pembuat an f asil it as air minum t empat berkubang dan mandi sat wa;

d. penj arangan j enis t umbuhan dan at au popul asi sat wa;

e. penambahan t umbuhan at au sat wa asli;

f . pemberant asan j enis t umbuhan dan sat wa pengganggu.

(3) Pemerint ah Propinsi dapat bekerj asama dengan pihak ket iga unt uk melaksanakan

kegiat an sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

BAB IV

PERIZINAN

Pasal 9

(1) Set iap Perusahaan Perseorangan at au Badan yang mel akukan usaha dan at au kegiat an

pengambilan dan at au penangkapan, pengumpulan dan perdagangan f lora dan f auna yang

t idak dilindungi lint as Kabupat en/ Kot a harus mendapat izin dari Gubernur ;

(2) Pengangkut an f l ora dan f auna yang t idak dilindungi lint as Kabupat en/ Kot a harus

(7)

(3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) t idak dapat dipindaht angankan

kecuali set elah mendapat perset uj uan t ert ulis dari Gubernur ;

(4) Tat a cara pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

dit et apkan lebih lanj ut oleh Gubernur ;

(5) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diberikan apabila pemohon izin

t elah melunasi Ret ribusi.

Pasal 10

Masa berlakunya izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) adal ah :

a. Izin Usaha pengambil an dan at au penangkapan, pengumpulan dan perdagangan Flora

dan Fauna Yang Tidak Dilindungi Lint as Kabupat en/ Kot a berlaku unt uk j angka wakt u

1 (sat u) t ahun dan dapat diperbaharui berdasarkan permohonan sert a pert imbangan

at as pelaksanaan kegiat an yang bersangkut an.

b. SATS berlaku unt uk 1 (sat u) kali pengangkut an.

Pasal 11

Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dicabut karena :

a. Sudah t erpenuhinya kuot a;

b. Melanggar ket ent uan dalam izin.

BAB V

RETRIBUSI

Pasal 12

Dengan nama Ret ribusi Izin Usaha Kegiat an pengambilan dan at au penangkapan,

pengumpulan, perdagangan dan izin pengangkut an (SATS) f lora dan f auna yang t idak

dilindungi lint as Kabupat en/ Kot a dipungut Ret ribusi.

Pasal 13

Obyek Ret ribusi Pemanf aat an Flora dan Fauna Yang Tidak Dilindungi Lint as Kabupat en/ Kot a

adal ah set iap pemberian :

a. Izin Usaha pengambilan dan at au penangkapan, pengumpul an dan perdagangan Flora

dan Fauna Yang Tidak Dilindungi;

b. Surat Angkut Tumbuhan dan Sat wa (SATS).

Pasal 14

(1) Subyek Ret ribusi adalah perorangan at au Badan yang memperoleh izin ;

(2) Waj ib Ret ribusi adalah perorangan at au Badan yang memperoleh izin.

Pasal 15

(8)

Pasal 16

Tingkat penggunaan j asa diukur berdasarkan j umlah izin yang diberikan, besarnya t ingkat

usaha, j enis dan sif at usaha.

Pasal 17

(1) Prinsip dan penet apan st rukt ur dan besarnya t arif ret ribusi didasarkan pada t uj uan unt uk menut up sebagian at au sama dengan biaya penyelenggaraan pemberian izin ;

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliput i komponen biaya

penyelenggaraan penerbit an izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penat ausahaan dan dampak negat if dari pemberian izin t ersebut .

Pasal 18

(1) St rukt ur dan besarnya t arif ret ribusi digolongkan berdasarkan j umlah izin ;

(2) St rukt ur dan besarnya t arif ret r ibusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adal ah sebagai berikut :

a. Ret ribusi Izin Usaha pengambilan dan at au penangkapan, pengumpulan dan

perdagangan f lora dan f auna yang t idak dilindungi lint as Kabupat en/ Kot a dikenakan

ret ribusi sebesar Rp. 50. 000, 00 (lima puluh ribu rupiah) set iap izin ;

b. Ret ribusi Izin Pengangkut an Flora dan Fauna yang t idak dilindungi l int as

Kabupat en/ Kot a unt uk t uj uan dalam negeri dihit ung dengan perkalian j umlah dan

j enis f lora dan f auna yang akan diangkut dengan besarnya t arif ret ribusi sebagai berikut :

1) Pakis sebesar Rp 250, 00 (dua rat us l ima puluh rupiah)/ per kil ogram ;

2) Anggrek sebesar Rp 100, 00 (serat us rupiah)/ per bat ang.

3) Mamalia sebesar Rp 300, 00 (t iga rat us rupiah) per ekor ;

4) Rept ilia :

a) Ular sebesar Rp. 600, 00 (enam rat us rupiah) per ekor ;

b) Kulit ular sebesar Rp. 300, 00 (t iga rat us rupiah) per lembar ;

c) Biawak sebesar Rp. 700, 00 (t uj uh rat us rupiah) per ekor ;

d) Tokek sebesar Rp. 150, 00 (serat us lima puluh rupiah) per ekor ;

e) Labi-labi sebesar Rp. 750, 00 (t uj uh rat us lima puluh rupiah) per ekor ;

f ) Kura-kura sebesar Rp. 1. 500, 00 (seribu lima rat us rupiah) per ekor ;

g) Rept ilia l ainnya sebesar Rp. 150, 00 (serat us lima puluh rupiah) per ekor ;

5) Amphibia sebesar Rp. 150, 00 (serat us lima puluh rupiah) per ekor ;

6) Aves :

a. Burung Gerej a sebesar Rp. 150, 00 (serat us lima pul uh rupiah) per ekor ;

b. Burung Tekukur sebesar Rp. 300, 00 (t iga rat us rupiah) per ekor ;

(9)

7) Insekt a sebesar Rp. 100, 00 (serat us rupiah) per ekor ;

8) Sarang burung walet sebesar Rp. 15. 000, 00 (lima bel as ribu rupiah) per kil ogram.

Pasal 19

(1) Ret ribusi t erut ang dipungut di t empat obyek berada ;

(2) Pej abat dilingkungan Dinas di t unj uk sebagai pelaksana pemungut an Ret ribusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 20

Pemungut an ret ribusi t idak boleh diborongkan.

Pasal 21

Ret ribusi dipungut dengan menggunakan SKRD at au dokumen l ain yang dipersamakan.

Pasal 22

Masa ret ribusi izin adalah j angka wakt u sesuai dengan masa berl akunya izin.

Pasal 23

Ret ribusi t erut ang t erj adi pada saat dit erbit kan SKRD at au dokumen lain yang dipersamakan.

BAB VI

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 24

Dalam hal waj ib Ret ribusi t idak membayar t epat pada wakt unya at au kurang membayar,

dikenakan sanksi administ rasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) set iap bul an dari

ret ribusi yang t erut ang at au kurang dibayar dan dit agih dengan menggunakan STRD.

BAB VII

PEMBAGIAN HASIL RETRIBUSI

Pasal 25

(1) Penerimaan hasil pungut an ret r ibusi izin pemanf aat an f lora dan f auna yang t idak

dilindungi lint as Kabupat en/ Kot a set elah dikurangi j asa pungut sesuai ket ent uan yang berlaku

dibagi sebagai berikut :

a. 70% (t uj uh puluh persen) unt uk Pemerint ah Propinsi ;

b. 30% (t iga pul uh persen) unt uk Kabupat en/ Lot a ;

(2) Tat a cara pembagian hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dit et apkan oleh Gubernur.

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA

(10)

(1) Barang siapa melanggar ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 9 ayat (2), diancam pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bul an dan at au denda set inggi-t ingginya Rp. 5. 000. 000, 00 (lima j ut a rupiah) ;

(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adal ah pel anggaran.

BAB IX

PENYIDIKAN

Pasal 27

Pej abat Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas diberi wewenang khusus sebagai Penyidik t erhadap pel anggar Perat uran Daerah ini ;

Pasal 28

Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 adal ah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan menelit i ket erangan at au laporan kebenaran

dengan t indak pidana di bidang Ret ribusi agar ket erangan at au laporan t ersebut menj adi lebih lengkap dan j elas ;

b. menelit i, mencari dan mengumpulkan ket erangan mengenai Perusahaan Perseorangan

at au Badan t ent ang kebenaran perbuat an yang dil akukan sehubungan dengan t indak pidana ret ribusi ;

c. memint a ket erangan dan bahan bukt i dari Perusahaan Perseorangan at au Badan

sehubungan dengan t indak pi dana di bidang ret ribusi ;

d. memeriksa buku-buku, cat at an-cat at an dan dokumen lain berkenaan dengan t indak

pidana di bidang ret ribusi ;

e. melakukan penggeledahan unt uk mendapat bahan bukt i pembukuan, pencat at an dan

dokumen-dokumen lain, sert a mel akukan penyit aan t erhadap bahan bukt i t ersebut ;

f . memint a bant uan t enaga ahli dalam rangka pel aksanaan t ugas penyidikan t indak

pidana di bidang ret ribusi ;

g. menyuruh berhent i dan at au mel arang seseorang meninggalkan ruangan at au t empat

pada saat pemeriksaan sedang berl angsung dan memeriksa ident it as orang dan at au dokumen yang dibawa sebagaimana di maksud huruf e t ersebut diat as;

h. memot ret seseorang yang berkait an dengan t indak pidana ret ribusi;

i. memanggil seseorang unt uk didengar ket erangannya dan diperiksa sebagai t ersangka

at au saksi;

j . menghent ikan penyidikan;

k. melakukan t indakan lain yang perlu unt uk kelancaran penyidikan t indak pidana di

bidang ret ribusi menurut hukum yang dapat dipert anggungj awabkan.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 29

(11)

Pasal 31

Perat uran Daerah ini mulai berl aku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran Daerah ini dengan penempat annya dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur.

Dit et apkan : Surabaya Pada t anggal : 13 Okt ober 2003 GUBERNUR JAWA TIMUR

t t d.

IMAM UTOMO. S

Diundangkan di Surabaya pada t anggal 13 Okt ober 2003

SEKRETARIS DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR Tt d.

H. SOEKARWO, SH. M. Hum

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2003 NOMOR 2 TAHUN 2003 SERI C

Sesuai dengan aslinya

A. n. SEKRETARIS DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR Kepal a Biro Hukum

t t d.

INDRA WIRAGANA, SH Pembina Tingkat I NIP. 510 090 148

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pada simulasi kemudian di bandingkan dengan hasil pada implementasi Tugas Akhir, pada Gambar 4.2, Gambar 4.4, dan gambar 4.6 merupakan hasil keluaran sinyal pada

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk merancang dan membangun sistem informasi belajar mengajar secara online antara guru, siswa dan orang tua sehingga dapat

Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang berusia <20 tahun mengalami pre eklampsi berat sebanyak 58 responden (37,4%) dan kurang dari setengah responden berpendidikan

Pada proses pengolahan laporan, sistem mendapat masukan dari apoteker dan pegawai berupa data periode dengan keluaran berupa informasi laporan.. Proses 5

[r]

Sebagian besar gangguan interaksi sosial pada anak autis mengalami gangguan interaksi sosial berat yaitu sebanyak 13 responden(65%), yang di picu oleh kontak sosial yang

manusia dengan Allah yang diatur dalam Fiqih Ibadah dan hubungan. manusia dengan sesama yang diatur dalam

Untuk tidak meluasnya masalah dalam penelitian ini maka penelitian lebih ditekankan pada penelitian interaksi siswa dengan guru dalam proses belajar- mengajar