SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Inge Suryana
07204244029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v
Berakit-Rakit Ke Hulu
Berenang-Renang Ketepian
Sekarang Usaha Dulu
Esok Baru Bersenang-Senang
Selalu Berusaha Untuk Positif Thinking
Menghadapi Semua Cobaan Dari Allah SWT
Dan Yakinlah Selalu Ada Pelajaran Beharga
Di Balik Cobaan Tersebut
Segala Sesuatu Membutuhkan Proses
Berikan Usaha Terbaik Mu Jika Kamu Menginginkan Sesuatu
Hasil, Serahkan Pada Allah SWT, yang terpenting jangan pernah lupa
berdoa
vi
Muhamad Yunus Abdullah Dan Suryani
Terimakasih Untuk Cinta Dan Sayang Yang Telah Kalian Berikan Untuk Ku
Dari Aku Kecil Hingga Sekarang….
Aku Tahu Diriku Banyak Menyusahkan Kalian
Sering Membuat Kalian Marah
tapi bantuan kalian tak pernah putus padaku
Terimakasih Yang Tak Terhingga Ku Haturkan Pada Kalian Emak Dan Ayah Ku…
Untuk nenek dan kakek ku tersayang
Jamhur dan Sualtum
Untuk Ayuk Ku, Ariani Dumaya, Abang Ku, Irwanto
Mbak ku Etika Najmatus Skolikhah, Ponakan Ku Tersayang, Olin Mayzela
Terimaksih Sudah Mengurus Dan Menjagaku Ketika Aku Sakit
Terimakasih Untuk Selalu Mendukungku Baik Secara Moril Maupun Materil
Untuk Adekku Tersayang Bella Dan Dani
Terimakasih Untuk Kalian Berdua…
Kalian Banyak Mengajariku Untuk Banyak-Banyak Bersabar dan Beristigfhar
Untuk Teman-Teman Ku Semua dari jurusan Bahasa Prancis, FFP,
FORKREVMAH, Yang Telah Membantu Ku,
Terimakasih Untuk Semua Bantuan dan doa tulus Yang Telah Kalian Berikan
Padaku…dan special thanks untuk teman ku Dafros Leru yang sudah banyak
membantu ku dalam menyelesaikan skripsi ini….
Terimakasih banyak untuk semua teman-teman
yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu
viii
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
PERSETUJUAN ...ii
PENGESAHAN ...iii
PERNYATAAN ...iv
MOTTO ...v
PERSEMBAHAN ...vi
KATA PENGANTAR ...vii
DAFTAR ISI...viii
DAFTAR TABEL ...xi
DAFTAR GAMBAR ...xii
ABSTRAK ...xvii
EXTRAIT ...xviii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ...1
B.
Identifikasi Masalah ...6
C.
Pembatasan Masalah ...7
D.
Perumusan Masalah ...7
E.
Tujuan Penelitian ...7
ix
3.
Tindak tutur Perlokusi...12
B.
Tindak Tutur Ilokusi ...13
C.
Kategori Tindak Tutur Ilokusi dan Maknanya ...15
1.
Kategori Tindak Tutur Ilokusi Menurut Austin
a.
Verdiktif ...15
b.
Eksersitif ...16
c.
Komisif ...17
d.
Behabitif ...18
e.
Ekspositif ...19
2.
Kategori Tindak Tutur Menurut Searle
a.
Representatif ...20
b.
Direktif ...21
c.
Komisif ...22
d.
Ekspresif ...23
e.
Deklaratif ...23
3.
Kategori ilokusi menurut Ibrahim
a.
Konstatif ...25
b.
Direktif ...27
c.
Komisif ...27
d.
Acknowledgement ...29
D.
Komponen Tutur SPEAKING ...32
x
D.
Metode dan Teknik Analisis Data...44
E.
Uji Keabsahan Data ...47
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.
Hasil Penelitian
1.
Kategori Konstatif/Representatif dan Makna Ilokusinya ...49
2.
Kategori Direktif dan Makna Ilokusinya ...49
3.
Kategori Komisif dan Makna ilokusinya ...50
4.
Acknowledgement/Expresif dan Makna Ilokusinya ...50
B.
Pembahasan
1.
Kategori Konstatif/Representatif dan Makna Ilokusinya ...50
2.
Kategori Direktif dan Makna Ilokusinya ...76
3.
Kategori Komisif dan Makna ilokusinya ...88
4.
Acknowledgement/Expresif dan Makna Ilokusinya ...98
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan ...131
B.
Saran ...133
C.
Implikasi ...133
DAFTAR PUSTAKA ...136
Xi
Tabel 1
: Contoh Tabel Klasifikasi Data
42
Tabel 2
: Tabel Analisis Data
149
xii
Gambar 1
:
3
Gambar 2
:
34
Gambar 3
:
46
Gambar 4
:
51
Gambar 5
:
53
Gambar 6
:
56
Gambar 7
:
58
Gambar 8
:
60
komik
merupakan
salah satu
pendukung untuk memahami konteks
Doubleduck menyebarkan gaz tidur di
ruang penyiaran di kasino
Contoh komponen tutur SPEAKING
Contoh analisis data menggunakan
komponen tutur SPEAKING
Doubleduck dan Lady L menuju
sebuah tempat di Pulau
Doubleduck hendak pergi menemui
seseorang
Markovskij dan Doubleduck sedang
membicarakan tentang faith
xiii
Gambar 10
:
65
Gambar 11
:
67
Gambar 12
:
69
Gambar 13
:
71
Gambar 14
:
74
Gambar 15
:
77
Gambar 16
:
79
Gambar 17
:
80
Tempat yang didatangi Doubleduck
mengurusi sesuatu yang bukan seperti
harapannya
Doubleduck ke kantor tuan Berry
Benedict
Doubleduck sedang dalam upaya
mengingat mimpi buruknya
Membicarakan tentang nama yang harus
dimiliki Doubleduck sebagai mata-mata
Doubleduck meminta bantuan pada Chef
Membicarakan tentang tempat pelaksanaan
misi yang akan dilakukan Doubleduck
Gizmo menjelaskan tentang peralatan
mata-mata yang akan digunakan oleh
Doubleduck
xiv
Gambar 19
:
84
Gambar 20
:
86
Gambar 21
:
89
Gambar 22
:
91
Gambar 23
:
92
Gambar 24
:
94
Gambar 25
:
96
Gambar 26
:
99
Membicarakan tentang efek dari tindakan
Total Reset Button
Doubleduck mencoba salah perlengkapan
mata-mata ciptaan gizmo
Felipe mengucapkan salam
pada
Doubleduck
Lady L merayu Felipe
Doubleduck meminta sesuatu kepada
Chef
Doubleduck
memberikan nomor
teleponnya ke Carver
Doubleduck sedang berada di kantor
Agensi tempatnya bekerja
xv
Gambar 28
:
103
Gambar 29
:
105
Gambar 30
:
107
Gambar 31
:
109
Gambar 32
:
111
Gambar 33
:
113
Gambar 34
:
115
Gambar 35
:
116
Doubleduck sedang bergurau bersama
Tuan Berry
Doubleduck selesai melaporkan pada
Tuan Berry bahwa ada pemain curang di
kasino
Dalam mimpi Doubleduck, dia sedang
berada di papan loncat kolam renang
Doubleduck ingin mengundurkan diri dari
pekerjaanya sebagai mata-mata
Doubleduck, Chef dan Gizmo sedang
membahas tentang tujuan dari misi
Doubleduck
Doubleduck dalam perjalan ke rumah
tunanganya Daisy
Doubleduck marah pada wanita yang
memberikan komentar tidak enak tentang
kadonya
xvi
Gambar 37
:
120
Gambar 38
:
122
Gambar 39
:
124
Gambar 40
:
126
Gambar 41
:
129
Gizmo memperkenalkan seorang pemain
judi terkenal (Hook) kepada Doubleduck
Doubleduck ingin melarikan diri, ia pun
mengandung sebuah rencana untuk
menghentikan orang-orang yang
mengejarnya
Markovskij dan Felipe menginterogasi
Doubleduck
Doubleduck baru tiba di pulau dan
sedang berjalan-jalan di kasino
xvii
NIM : 07204244029
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kategori dan makna
ilokusi tuturan-tuturan yang terdapat dalam komik Super Picsou Géant vol. 164
“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’. Sumber data dalam
penelitian ini adalah komik Super Picsou Géant vol. 164 “Doubleduck Mission:
Les Trois Jours Du Canard’’ yang diterbitkan oleh Walt Disney Company
France. Semua tuturan yang terdapat dalam komik merupakan subjek penelitian.
Sedangkan objek penelitianya berupa tuturan-tuturan yang memiliki makna
ilokusi.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak dengan
teknik SBLC (Simak Bebas Libat Cakap). Setelah data terkumpul, data kemudian
dicatat ke dalam tabel data. Sedangkan metode yang digunakan untuk
menganalisis kategori dan makna ilokusi pada komik Super Picsou Géant vol.
164 “Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’ adalah metode padan
referensial, dengan daya pilah referensial menggunakan komponen tutur
SPEAKING. Selanjutnhya, data dianalisis dengan teknik lanjutan HBS (Hubung
Banding Menyamakan). Keabsahan data diuji dengan validitas semantik dan uji
realibilitas data dilakukan dengan realibilitas intrarater dan expert judgement.
xviii
07204244029
EXTRAIT
Cette recherche a pour but de décrire la catégorie et la signification de
l’acte illocutoire dans la bande dessinée Super Picsou Géant vol. 164
“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’. La source des données est la
bande dessinée Super Picsou Géant vol. 164 “Doubleduck Mission: Les Trois
Jours Du Canard’’. Le sujet est toutes les phrases dans cette bande dessinée.
L’objet est toutes les phrases qui ont la signification illocutoire.
La méthode de lecture attentive est utilisée pour recueillir des données et
on continue par la technique d’observation non participante, on ne participe pas
dans l’apparition des données. Ensuite, on note les données dans le tableau de
classification. Tandis que la méthode d’identification référentielle s’applique pour
analyser la catégorie et la signification illocutoire, on utilise la technique de la
segmentation d’élément défini. La donnée est testée par la suite en appliquant la
technique de comparer l’élément essentiel, on compare l’énoncé avec l’un des
composantes de SPEAKING. La validité des données est obtenue à travers la
validité sémantique et la fidélité des données est obtenue par la technique
intrarater et le jugement d’expert.
1
Tindak tutur yang dilakukan manusia ketika berkomunikasi tentunya
memiliki pesan untuk disampaikan dari penutur kepada mitra tuturnya. Baik itu
sekedar tindakan menginformasikan atau menyatakan sesuatu, disebut dengan
tindak lokusi (locutionary act), tindakan menghendaki mitra tuturnya untuk
melakukan sesuatu yang disebut dengan tindak ilokusi (illocutionary act) ataupun
tindakan memberikan pengaruh kapada mitra tutur atau menghendaki adanya
reaksi atau efek tertentu dari mitra tutur yang disebut dengan tindak perlokusi
(perlocutionary act) (Austin, 1962: 94-107).
Ketiga tindak tutur di atas dapat ditemukan dalam komunikasi manusia
pada kehidupan sehari-hari, misalnya, guru yang memberikan perintah kepada
muridnya untuk melakukan sesuatu, orang tua yang melarang anaknya melakukan
sesuatu, seseorang yang meminta orang lain atau sekelompok orang untuk
melakukan sebuah pekerjaan, tuan rumah yang mengundang para tetangganya
untuk suatu acara, menyapa orang yang ditemui, memberikan informasi dan
lain-lain.
untuk melakukan sebuah tindakan disebut sebagai tindak tutur ilokusi, Wijana
dan Rohmadi (2009: 23). Maksud yang ingin disampaikan oleh penutur dapat
berupa tindakan melarang, permintaan maaf, berterimaksih, menasehati,
menyatakan, menyetujui, memperingatkan, menyepakati, menolak, berjanji,
bertaruh, mengusulkan, mengizinkan dan lain-lain. Perhatikan contoh di bawah
ini,
(1)
Ada perbaikan jalan.
(Chaer,1995: 68)
Pada contoh (1), Tuturan “Ada perbaikan jalan” tidak hanya memiliki satu makna,
melainkan ada makna lain (makna ilokusi) yang ingin disampaikan. Adapun
makna yang terkandung dalam contoh (1) yaitu makna lokusi dan makna ilokusi.
Secara lokusi (makna yang sebenarnya), tuturan memberitahukan suatu keadaan
kepada pengguna jalan bahwa jalan sedang diperbaiki. Sedangkan secara ilokusi
(makna tersirat), tuturan bermaksud atau memiliki tujuan untuk memperingatkan
pengguna jalan untuk lebih berhati-hati karena jalan sedang diperbaiki.
percakapan yang dilakukan. Dengan memahami konteks yang melatarbelakangi
terjadinya tuturan, maksud yang terkandung dalam tuturan juga akan lebih mudah
untuk dipahami.
Selain ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari, tindak tutur juga
ditemukan dalam komik. Komik merupakan karya sastra yang terdiri dari
tuturan-tuturan dan gambar-gambar. Tuturan-tuturan-tuturan yang diujarkan para tokoh dalam
komik tersebut tentunya memiliki tujuan tertentu yang dikehendaki oleh penutur
ketika mengujarkannya, seperti pada contoh (2), tuturan dalam komik titeuf
berikut ini.
Gambar 1: Titeuf sedang
membayangkan Nadia
(2)
Titeuf: Je pense tout le temps à Nadia.
Pendant le cours de Géo, de Maths, de Gym…
1.
2.
Titeuf: Aku memikirkan Nadia sepanjang waktu.
Selama
pelajaran Geografi, pelajaran Matematika,
pelajaran Olahraga…
Pada contoh (2) di atas, tuturan Je pense tout le temps à Nadia…Pendant le cours
de Géo, de Maths, de Gym… memiliki dua makna, yaitu makna lokusi (makna
yang sebenarnya) dan makna ilokusi (makna tersirat). Secara lokusi (makna yang
sebenarnya), tuturan tersebut menyampaikan bahwa tokoh Titeuf (seorang
pelajar) selalu memikirkan Nadia sepanjang waktu. Sedangkan makna ilokusi
yang terkandung di balik tuturan (2) yaitu bahwa tokoh Titeuf sedang jatuh cinta
pada Nadia, sehingga sepanjang waktu ia hanya memikirkan tentang Nadia.
yang didukung oleh gambar, dapat diungkapkan makna ilokusi (makna tersirat)
dari tuturan (2), yaitu tokoh Titeuf tidak hanya sekedar memikirkan Nadia
(makna lokusi), melainkan sebenarnya tokoh Titeuf sedang jatuh cinta pada Nadia
(makna ilokusi).
Seperti contoh (2) di atas, di dalam komik Super Picsou Géant vol. 164
“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’ juga terdapat banyak
tuturan-tuturan yang memiliki maksud tertentu (ilokutif) yang ingin dicapai oleh
penutur terhadap mitra tuturnya. Oleh karena itu, pesan keseluruhan yang
terkandung dalam tuturan yang tedapat pada komik ini belum tersampaikan secara
utuh.
Komik atau BD (Bande Dessinée) Super Picsou Géant vol. 164,
“Doubleduck mission: Les trois jours du canard’’ merupakan komik berbahasa
Prancis. Komik ini diterbitkan pada Juni 2011 oleh The Walt Disney Company
France. Scénario ditulis oleh Fausto Vitaliano dan Marco Bosco, sedangkan
gambarnya (les dessins) dibuat oleh Lorenzo Pastrovicchio.“Doubleduck mission:
Les trois jours du canard’’ terdiri dari 4 episode (fin/tamat) dengan jumlah
Berdasarkan pada contoh (1) dan (2) di atas, disimpulkan bahwa sebuah
tuturan tidak hanya menyampaikan makna sebenarnya (lokusi), melainkan ada
maksud lain/tujuan (ilokusi) yang ingin dicapai oleh penutur ketika mengujarkan
sesuatu. Di dalam Komik Super Picsou Géant vol. 164, “Doubleduck mission:
Les trois jours du canard’’ ditemukan banyak tuturan yang besifat ilokutif
(memiliki maksud lain). Oleh kerena itu, tindak tutur ilokusi dalam komik ini
penting untuk diteliti agar maksud yang terkandung dalam tuturan dapat dipahami
secara keseluruhan, sehingga cerita dari komik ini dapat tersampaikan secara
utuh.
A.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut.
1.
Kategori tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam komik Super Picsou Géant
vol. 164“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’.
2.
Makna ilokusi yang terkandung dalam tuturan pada komik Super Picsou
Géant vol. 164“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’.
3.
Tipe tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam komik Super Picsou Géant vol.
164“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’.
B.
Batasan Masalah
Permasalahan yang muncul pada identifikasi masalah tidak akan diteliti
secara keseluruhan. Hal ini dilakukan agar penelitian ini fokus dan memiliki arah
yang jelas. Oleh karena itu, peneliti membatasi permasalahan penelitian pada
kategori dan makna ilokusi yang terdapat dalam komik Super Picsou Géant vol.
164“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, identifikasi masalah dan batasan
masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Kategori tindak tutur ilokusi apa saja yang terdapat dalam komik Super
Picsou Géant vol. 164“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’ ?
2.
Makna ilokusi apa saja yang terkandung dalam tuturan pada komik Super
Picsou Géant vol. 164“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’ ?
D.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Mendeskripsikan kategori tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam komik
Super Picsou Géant vol. 164“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du
2.
Mendeskripsikan makna ilokusi yang terkandung dalam tuturan pada komik
Super Picsou Géant vol. 164“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du
Canard’’.
E.
Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian mengenai kajian tindak tutur, khususnya
tentang tindak tutur ilokusi dalam komik Super Picsou Géant vol. 164
“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’ ini dapat bermanfaat, baik
secara teoretis maupun praktis terhadap penelitian-penelitian sejenis. Adapun
manfaatnya sebagai berikut.
a.
Secara Teoretis
1.
Mengembangkan dan memperkaya penelitian di bidang linguistik terutama
tentang kajian tindak tutur ilokusi bahasa Prancis.
2.
Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya
terutama tentang kajian tindak tutur khususnya tentang tindak tutur ilokusi.
3.
Mengaplikasikan teori-teori yang ada, pada penelitian yang dilakukan.
b.
Secara Praktis
1.
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca dan pembelajar
bahasa Prancis tentang kajian yang berhubungan dengan tindak tutur,
terutama tindak tutur ilokusi yang terkandung dalam komik berbahasa Prancis
Super Picsou Géant vol. 164“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du
2.
Pembaca dapat memahami kategori dan makna ilokusi yang terdapat dalam
Super Picsou Géant vol. 164“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du
10
Tindak tutur merupakan tuturan yang di dalamnya terdapat tindakan.
Dengan mengucapkan sesuatu, penutur juga melakukan sesuatu. Dengan
menuturkan sebuah ujaran, penutur memiliki tujuan yang ingin dicapai dari mitra
tuturnya. Seperti yang disampaikan Austin, “In which to say something is to do
something or in which by saying or in saying something we are doing something,
(Austin,1962: 12)”, “di dalam mengatakan sesuatu, kita juga melakukan sesuatu”.
Menurut Austin, dalam menyampaikan sesuatu, penutur juga melakukan tindakan
melalui ujaran yang disampaikannya.
Austin (1962: 94-107) membagi tindak tutur menjadi tiga macam
tindakan, yaitu, tindakan menginformasikan atau menyatakan sesuatu “The act of
saying something”, yang disebut dengan tindak lokusi/locutionary act, tindakan
menghendaki mitra tuturnya untuk melakukan sesuatu “The act of doing
something” (tindak ilokusioner/illocutionary act), dan tindakan memberikan
pengaruh kapada mitra tutur atau menghendaki adanya reaksi atau efek atau hasil
tertentu dari mitra tutur “The act of affecting someone’’ (tindak
perlokusi/perlocutionary act).
a)
Tindak Tutur Lokusi
Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Makna
tuturan yang disampaikan biasanya adalah sebuah fakta atau keadaan yang
sebenarnya. Dalam tindak tutur lokusi, informasi yang disampaikan adalah yang
sebenarnya. Tindak tutur ini tidak mengandung makna tersembunyi dibalik
tuturanya dan tidak menghendaki adanya suatu tindakan atau efek tertentu dari
mitra tuturnya. Sebagai contoh, perhatikan tuturan di bawah ini:
(3)
“Ikan paus adalah binatang menyusui”.
Tuturan (3) diujarkan semata-mata untuk mengatakan sesuatu (lokusi), tanpa
maksud untuk melakukan sesuatu (ilokusi), apalagi mempengaruhi mitra tuturnya
(perlokusi). Informasi yang dituturkan pada contoh (3) berupa penyampaian
sebuah fakta, bahwa Ikan Paus tergolong dalam jenis binatang mamalia.
b)
Tindak Tutur Ilokusi
Tuturan selain berfungsi untuk menyampaikan atau menginformasikan
sesuatu, juga dapat melakukan sesuatu. Tindak tutur ilokusi merupakan tindak
tutur yang mengandung makna tersembunyi atau makna lain yang dikehendaki
oleh penutur terhadap mitra tutur. Sebagai contoh, perhatikan tuturan di bawah
ini:
(4)
“Rambutmu sudah panjang”.
kalimat ini dimaksudkan untuk menyuruh atau memerintah agar sang anak atau
suami memotong rambutnya.
c)
Tindak Tutur Perlokusi
Dalam mengatakan sesuatu, bila sebuah tuturan menimbulkan efek atau
hasil pada mitra tutur, tindak tutur ini disebut dengan tindak tutur perlokusi.
Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang menghendaki adanya efek atau
hasil dari sebuah tuturan. Sebagai contoh, perhatikan tuturan di bawah ini:
(5)
‘’Rumahnya jauh’’.
Tuturan (5) diujarkan oleh penutur kepada ketua perkumpulan. Makna ilokusinya
adalah penutur bermaksud menyampaikan bahwa orang yang dibicarakan tidak
dapat terlalu aktif di dalam organisasinya, adapun efek perlokusi yang diharapkan
oleh penutur adalah agar ketua perkumpulan tidak terlalu banyak memberikan
tugas kepada orang yang dibicarakan tersebut.
Berikut ini merupakan contoh ketiga tindak tutur di atas dalam bahasa
Prancis:
(6)
‘’La séance est ouverte.’’
http://deptinfo.cnam.fr
‘’Sidang dibuka.’’
Tuturan di atas diujarkan oleh seorang hakim di sebuah persidangan, di dalam
ruang sidang, ketika menyatakan sidang telah dibuka. Tuturan La séance est
ouverte pada contoh (6) memiliki tiga makna, yaitu makna lokusi (makna
sidang) bahwa sidang telah dibuka. Sedangkan secara ilokutif contoh (6)
menginformasikan kepada mitra tutur bahwa sidang akan dimulai dan penutur
mengharapkan mitra tutur untuk diam. Adapun efek yang dikehendaki oleh
penutur (perlokusi) yaitu mitra tutur dapat melaksanakan apa yang dikehendaki
oleh penutur yaitu penutur diam dan mengikuti sidang dengan tertib.
B.
Tindak Tutur Ilokusi
Seperti yang telah disampaikan di atas, tindak ilokusi adalah tindakan
yang tidak sekedar menyampaikan makna sebenarnya dari sebuah ujaran, tetapi
juga memiliki tujuan lain dari penyampaian ujaran tersebut. Dengan kata lain,
ketika seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu (Wijana,2009:
23). Menurut Ibrahim (1993: 115), tindak ilokusi dilakukan dengan mengatakan
sesuatu, yang mencakup tindakan-tindakan seperti bertaruh, berjanji, menolak dan
memesan. Sejalan dengan Ibrahim, Nadar (2009: 14) mendefenisikan tindak
ilokusi adalah apa yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu menuturkan
sesuatu dan dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji, minta maaf,
mengancam, meramalkan, memerintah, meminta dan lain sebagainya.
Perhatikan tuturan di bawah ini:
(7)
“Saya tidak dapat datang”.
berfungsi untuk menyampaikan sesuatu (lokusi), tetapi juga untuk melakukan
sesuatu (ilokusi) yaitu meminta maaf. Tuturan (7) secara lokutif (makna yang
sebenarnya) menyatakan atau mengkonfirmasi bahwa penutur tidak dapat datang,
sedangkan secara ilokutif, penutur memiliki maksud lain yang diutarakan secara
tersirat, yang dapat diartikan sebagai permintaan maaf karena penutur tidak dapat
datang. Berikut contoh tindak tutur ilokusi dalam bahasa Prancis:
(8)
Fanny: ‘’Ah tu es beau ! Tu ne pourrais pas venir m’aider au
lieu de rester là à rien faire ?’’
Cesar: ‘’Je ne suis pas là à rien faire, je lis le journal.’’
http://www.dramaction.qc.ca/fr/wp-content/files/La-Pension-de-Cesar.pdf
Fanny: Ah kamu tampan! Gak bisakah kamu membantuku
dari pada diam di sana tanpa melakukan apa-apa?
Cesar: aku gak diam, aku membaca koran!
Dialog di atas terjadi di sebuah cafe, pada pagi hari. Fany sedang sibuk melayani
para pelanggan. Fanny cukup kerepotan melayani pelanggan yang cukup banyak,
ia pun meminta suaminya Caesar untuk membantunya.
Tuturan pada contoh (8) yang bercetak tebal, memiliki dua makna yaitu makna
lokusi dan makna ilokusi. Secara lokusi (makna yang sebenarnya), makna yang
terkandung yaitu Fanny bertanya pada Cesar, sedangkan maksud yang
dikehendaki/ makna tersirat (ilokusi) dari tuturan bercetak tebal di atas adalah
bahwa Fanny meminta Cesar membantunya.
bahwa tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang selain berfungsi untuk
menyatakan sesuatu juga berfungsi untuk melakukan sesuatu, di dalam sebuah
tuturan paling tidak mengandung dua makna, misalnya memberitahukan (lokusi)
dan menyuruh melakukan sesuatu (ilokusi).
C.
Kategori Tindak Tutur Ilokusi dan Maknanya
Tindak tutur ilokusi merupakan tuturan yang memiliki tindakan di
dalamnya. Melalui pesan yang disampaikan, penutur menghendaki maksud lain
terhadap lawan tuturnya. Makna tersebut dapat berupa permintaan maaf,
ungkapan terimakasih, nasehat, berjanji, bertaruh, menyetujui, menginformasikan
dan lain sebagainya. Beberapa ahli kemudian menggolongkan tindak tutur ilokusi
ke dalam beberapa kategori.
Austin (dalam Chaer, 1995: 69) mengkategorikan tindak tutur ilokusi
menjadi beberapa kategori yaitu: verdiktif (verdictives), eksersitif (exersitives),
komisif (commissives), behabitif (behabitives), dan ekspositif (expositives).
Berikut penjelasannya:
1)
Verdiktif (verdictives)
Verdiktif merupakan tindak tutur yang menyatakan keputusan atau
penilaian. Sebagai contoh, perhatikan tuturan di bawah ini:
(9)
Kami menyatakan terdakwa tidak bersalah.
menyampaikan sebuah keputusan yang menyatakan bahwa terdakwa tidak
bersalah.
Berikut ini merupakan contoh kategori tindak ilokusi verdiktif dalam
bahasa Prancis:
(10)
Je décide que tu dois payer 300 € pour changer nos robe.
‘’Saya memutuskan kamu harus membayar 300 euro untuk
mengganti gaun kami.’’
Tuturan di atas terjadi di toko penyewaan pakaian, tas, sepatu dan aksesoris.
Seorang pelanggan mengembalikan gaun yang dipinjamnya dalam keadaan robek.
Pemilik toko memutuskan bahwa pelanggan tersebut harus membayar sebanyak
300 euro untuk mengganti gaun yang robek tersebut. Tuturan pada contoh (10)
termasuk dalam tindak ilokusi verdiktif yang mengandung makna menyatakan
keputusan, karena penutur memberikan sebuah keputusan bahwa mitra tutur harus
membayar 300 euro untuk mengganti gaun penutur.
2)
Eksersitif (exersitives)
Eksersitif merupakan tindak tutur yang menyatakan perjanjian, nasihat,
peringatan dan sebagainya. Sebagai contoh, perhatikan tuturan di bawah ini:
(11)
Harap pelan-pelan, banyak anak-anak.
tersebut terdapat banyak anak-anak yang berlalu lalang sehingga rawan
kecelakaan.
Berikut contoh tindak ilokusi eksersitif dalam bahasa Prancis:
(12)
Prenez d’autre rue, s’il vous plaît.
‘’Silahkan pilih jalur lain.’’
Tuturan pada contoh (12) di atas termasuk dalam tindak tutur eksersitif yang
mengandung makna menyarankan karena penutur pada contoh tersebut
menyarankan mitra tutur untuk memilih jalur lain karena sedang ada perbaikan
jalan.
3)
Komisif (commissives)
Komisif merupakan tindak tutur yang dicirikan dengan perjanjian. Penutur
berjanji dengan mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh, perhatikan
tuturan di bawah ini:
(13)
Andri : Besok sore kita menonton pertandingan basket ya?
Riki : Oke.
Tuturan pada contoh (13) termasuk dalam tindak ilokusi komisif yang
mengandung makna berjanji, karena penutur dan mitra tutur berjanji untuk
melakukan sesuatu, yaitu penutur dan mitra tutur berjanji untuk menonton
pertandingan basket besok sore.
Berikut ini merupakan contoh tindak ilokusi komisif dalam bahasa
Prancis :
(14)
Je passerai demain, à peu près à midi.
‘’Saya akan mampir besok, kira-kira jam 12.’’
Tuturan pada contoh (14) termasuk dalam kategori tindak ilokusi komisif yang
mengandung makna perjanjian, karena penutur berjanji kepada mitra tutur untuk
mampir besok siang.
4)
Behabitif (behabitives)
Behabitif merupakan tindak tutur yang berhubungan dengan tingkah laku
sosial karena seseorang mendapat keberuntungan atau kemalangan. Sebagai
contoh, perhatikan tuturan di bawah ini:
(15)
Saya mengucapkan selamat atas pelantikan anda menjadi
mahasiswa teladan.
Tuturan pada contoh di atas merupakan tindak ilokusi behabitif, karena penutur
pada contoh (15) mengekspresikan perasaannya kepada mitra tutur yang
mendapatkan keberuntungan yaitu penutur mengucapkan selamat kepada mitra
tutur yang dilantik sebagai mahasiswa teladan.
Berikut ini merupakan contoh tindak ilokusi behabitif dalam bahasa
Prancis :
(16)
Félicitacion pour ta victoire dans le badminton.
‘’Selamat atas kemenangan kamu dalam pertandingan bulu
tangkis.’’
mengekspresikan perasaannya dengan mengucapkan selamat kepada mitra tutur
yang telah memenangkan pertandingan bulu tangkis.
5)
Ekspositif (expositives)
Ekspositif merupakan tindak tutur yang berhubungan dengan pemberian
penjelasan, keterangan atau perincian kepada seseorang. Sebagai contoh,
perhatikan tuturan di bawah ini:
(17)
Saya jelaskan kepada anda bahwa dia tidak mengambil barang
itu.
Tuturan pada contoh (17) termasuk dalam tindak ilokusi ekspositif yang
mengndung makna menjelaskan karena penutur menjelaskan kepada mitra tutur
bahwa orang yang dimaksud tidak mengambil barang yang dimaksud oleh
penutur.
Berikut ini merupakan contoh dalam bahasa Prancis:
(18)
On a volé mon ordinateur et mon argent à la maison.
‘’Saya telah kehilangan laptop dan uang di rumah.
Searle (dalam Sumarsono, 2004: 48-49) membagi kategori tindak tutur
ilokusi sebagai berikut:
1.
Representatif
Representatif adalah tindak tutur yang menyatakan keadaan atau peristiwa,
seperti pernyataan, tuntutan, laporan. Tindak tutur ini mengikat penutur pada
kebenaran terhadap ujaranya. Tindakan-tindakan yang termasuk di dalam kategori
ini misalnya, melaporkan, menyetujui, menolak, memutuskan, meyakinkan dan
sebagainya. Sebagai contoh, perhatikan tuturan di bawah ini:
(19)
“Adik selalu menjadi juara umum di sekolahnya”.
Tuturan tersebut termasuk tindak tutur representatif, sebab berisi informasi yang
penuturnya terikat oleh kebenaran isi tuturan tersebut. Penutur bertanggung jawab
bahwa tuturan yang diucapkan itu memang fakta dan dapat dibuktikan di
lapangan bahwa adik selalu menjadi juara umum di sekolahnya.
Berikut ini merupakan contoh tindak ilokusi representatif dalam bahasa
Prancis :
(20)
"Elle viendra demain".
http://deptinfo.cnam.fr
‘’Dia (perempuan) akan datang besok.’’
tersebut. Penutur bertanggung jawab bahwa tuturan yang diucapkan itu memang
fakta dan dapat dibuktikan bahwa dia (perempuan) benar-benar akan datang
besok.
2.
Direktif
Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan agar mitra
tutur melakukan sesuatu setelah mendengar ujaran penutur. Seperti tindakan
melarang, memerintah, meminta, memohon, mengizinkan dan sebagainya.
Sebagai contoh, perhatikan tuturan di bawah ini:
(21)
Silahkan duduk!
(22)
Kenapa kamu tidak menutup jendela itu?
(23)
Hari ini valentine days.
Contoh (21) dan (22) termasuk ke dalam tindak tutur direktif karena penutur
memaksudkan agar mitra tutur melakukan tindakan yang dikehendaki, yaitu pada
contoh (21) mitra tutur duduk dan contoh (22) mitra tutur menutup jendela.
Contoh (23) juga merupakan tindak tutur direktif bila diujarkan oleh seorang
wanita kepada pasanganya. Tuturan (23) dapat bermaksud bahwa wanita tersebut
meminta diberikan hadiah valentine oleh pasanganya.
Berikut ini merupakan contoh tindak ilokusi direktif dalam bahasa
Prancis:
(24)
Fermez la fenêtre!
‘’Tutup jendelanya!’’
menutup jendela agar air tidak masuk ke ruangan. Tuturan pada contoh (24)
termasuk dalam tindak tutur direktif, karena penutur bermaksud agar mitra tutur
melakukan tindakan yang dikehendaki penutur, yaitu pada contoh (24), mitra
tutur (murid) dapat melakukan atau melaksanakan apa yang diperintahkan oleh
penutur (guru) yaitu mitra tutur (murid) segera menutup jendela.
3.
Komisif
Tindak tutur Komisif adalah tindak tutur yang meyakinkan bahwa penutur
akan melakukan sesuatu nanti, seperti janji atau ancaman. Sebagai contoh,
perhatikan tuturan di bawah ini:
(25)
Kalau kalian tidak berhenti berkelahi saya panggil polisi.
(26)
Saya akan ajak kau nonton film, besok.
Contoh (25) dan (26) termasuk dalam kategori tindak tutur komisif, karena kedua
tuturan tersebut mengikat penutur untuk melakukan sesuatu seperti yang telah
diujarkanya. Yaitu, pada contoh (25) penutur mengancam akan memanggil polisi
bila mitra tutur tidak berhenti berkelahi. Sedangkan contoh (26) penutur berjanji
akan mengajak mitra tutur untuk menonton film.
Berikut ini merupakan contoh tindak ilokusi komisif dalam bahasa
Prancis :
(27)
On va faire du tennis demain.
‘’Kita akan main tenis besok.’’
4.
Ekspresif
Ekspresif adalah tindak tutur sebagai pengungkapan dan sikap penutur
terhadap sesuatu, seperti permintaan maaf, mengadu, mengucapkan terima kasih,
memberi salam, marah, takut, menuduh, dll. Sebagai contoh, perhatikan tuturan di
bawah ini.
(28)
Makanan ini lezat sekali.
Contoh (28) merupakan contoh tindak tutur ekspresif berupa pujian, karena pada
contoh tersebut penutur mengungkapkan atau mengekpresikan perasaan terhadap
rasa makanan yang dimakannya.
Berikut ini merupakan contoh tindak ilokusi ekspresif dalam bahasa
Prancis:
(29)
Excusez-moi madame, je viens en retard.
‘’Saya minta maaf bu, saya datang terlambat.’’
Tuturan pada contoh (29) termasuk dalam kategori tindak tutur ekspresif, karena
pada contoh (29) penutur mengekspresikan rasa bersalahnya terhadap mitra tutur
dengan meminta maaf karena terlambat datang.
5.
Deklaratif
hukuman terhadap terdakwa, meresmikan sebuah pernikahan, dll. Perhatikan
contoh di bawah ini:
(30)
Dalam upacara pernikahan: “Sekarang saya nyatakan kalian
sebagai suami istri,”diujarkan pastur atau pendeta.
Contoh (30) termasuk dalam tindak tutur deklaratif. Dengan diujarkannya contoh
(30) maka sepasang kekasih berubah statusnya dari berpacaran menjadi suami
istri. Tindak tutur deklaratif tidak dapat diujarkan oleh setiap orang. Tindak tutur
ini hanya dapat dideklarasikan oleh orang yang berkaitan dengan tuturan tersebut,
misalnya hukuman hanya dapat dijatuhkan oleh hakim dalam sebuah persidangan.
Resminya pernikahan hanya dapat dideklarasikan oleh penghulu atau pendeta,
pernyataan terjualnya suatu benda di pelelangan hanya dapat diujarkan oleh orang
yang memimpin acara lelang tersebut, dan lain sebagainya.
Berikut ini merupakan contoh tindak ilokusi deklaratif dalam bahasa
Prancis:
(31)
Je vous déclare qu’on va faire la guerre.
‘’Saya nyatakan pada kalian bahwa kita akan berperang.’’
Tuturan pada contoh (31) termasuk dalam tindak tutur deklaratif. Tindak tutur ini
hanya dapat diujarkan oleh kepala Negara, kepala suku, kepala tentara/prajurit
atau orang-orang tertentu yang berkaitan dengan berlakunya atau resminya
tuturan terkait. Tuturan (31) di atas di ucapkan oleh seorang raja kepada
rakyatnya. Sang raja mendeklarasikan bahwa mereka akan berperang.
berbeda-beda, tergantung pada kehendak atau maksud yang ingin dicapai oleh penutur.
Kategori ilokusi menurut Ibrahim tersebut adalah: (1) Konstantif (constantives)
merupakan ekspresi kepercayaan yang dibarengi dengan ekspresi maksud
sehingga mitra tutur membentuk (atau memegang) kepercayaan yang serupa. (2)
Direktif (directives) mengekspresikan sikap penutur terhadap tindakan prospektif
oleh mitra tutur dan kehendaknya terhadap tindakan mitra tutur. (3) Komisif
(commisive) mengekspresikan kehendak dan kepercayaan penutur sehingga
ujaranya mengharuskannya untuk melakukan sesuatu (mungkin dalam
kondisi-kondisi tertentu). (4) Acknowledgments atau exspresive mengekspresikan
perasaan mengenai mitra tutur atau dalam kasus-kasus dimana ujaran berfungsi
secara formal, kehendak penutur bahwa ujaranya memenuhi kriteria harapan
sosial untuk mengekspresikan perasaan dan kepercayaan tertentu seperti itu.
Berikut pemaparan tentang kategori dan makna tuturan yang dikemukakan
oleh Ibrahim:
1.
Konstatif (constatives)
Konstatif merupakan ekspresi kepercayaan yang dibarengi dengan
ekspresi maksud sehingga mitra tutur membentuk (atau memegang) kepercayaan
yang serupa. Kategori konstatif yang dikemukakan oleh Ibrahim ini, sama dengan
kategori representatif yang dikemukakan oleh Searle.
(askriptives), informatif (informatives), konfirmatif (convirmatives), konsesif
(concessives), retraktif (retractives), asentif (assentives), dissentif (dissentives),
disputatif (disputatives), responsif (responsives), sugestif (suggestives), dan
suppositif (suppositives).
Sebagai contoh, perhatikan tuturan di bawah ini:
(32)
Saya tidak setuju apabila harga BBM naik lagi, kasihankan sama
orang yang tidak mampu seperti kita ini. Saya yakin hidup rakyat
miskin pasti tambah sulit. Kalau benar-benar naik, saya mau ikut
demo.
Pada contoh (32) penutur percaya bahwa dengan naiknya harga BBM hidup
rakyat miskin akan tambah susah. Melalui ujarannya penutur memiliki maksud
agar mitra tuturnya dapat setuju dengan pendapat penutur yang tidak setuju
dengan naiknya harga BBM.
Berikut ini merupakan contoh dalam bahasa Prancis :
(33)
Il vaut mieux que tu reçoive le cadeau de Morie.
‘’Lebih baik bila kamu menerima kado dari Morie.’’
2.
Direktif (direktives)
Direktif yaitu mengekspresikan sikap penutur terhadap tindakan
prospektif oleh mitra tutur dan kehendaknya terhadap tindakan mitra tutur.
Kategori Direktif yang dikemukan oleh Ibrahim memiliki makna ilokusi sebagai
berikut, yaitu : requestives, question, requirements, prohibitives, permissives dan
advisories. Sebagai contoh, perhatikan tuturan di bawah ini:
(34)
Tolong hapus papan tulisnya !
Dengan mengujarkan contoh (34), penutur berharap mitra tutur melakukan yang
dikehendaki oleh penutur. Penutur ingin agar mitra tutur melakukan perintah yang
diberikan yaitu mitra tutur segera menghapus papan tulis.
Berikut contoh kategori tindak tutur ilokusi direktif dalam bahasa Prancis:
(35)
Apportez mon bagage dans le taxi.
‘’ Tolong bawakan barang bawaan saya ke taxi.’’
(Samiun,2009: 18)
Seperti pada contoh (34) di atas, dengan mengujarkan contoh (35), penutur juga
berharap mitra tutur melakukan yang dikehendaki oleh penutur. Bila tuturan
tersebut diujarkan oleh seorang atasan kepada bawahannya, tuturan (35) di atas
memiliki makna menyuruh/memerintah. Bila tuturan tersebut diucapkan oleh
seorang pelanggan kepada supir taxi, tuturan tersebut bermakna meminta tolong.
3.
Komisif (comissives)
ditandai dengan adanya perjanjian antara penutur maupun mitra tutur untuk
melakukan sesuatu. Promis: mewajibkan penutur ataupun mitra tutur untuk
melakukan sesuatu, offers: usulan untuk mewajibkan seseorang melakukan
sesuatu.
Komisif dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
1.
Promises (menjanjikan, mengutuk, bersumpah) mengandung makna ilokusi:
promis, contract (kontrak), bet (bertaruh), swear that, guarantee that,
surrender, invite.
2.
Offers (menawarkan, mengusulkan) mengandung makna ilokusi: offers,
volunteer (sukarela) dan bid. Perhatikan tuturan di bawah ini:
(36)
A: Jagoin klub mana?
B: Klub B dong, kamu?
A: Aku, jelas J lah.
B: Berani taruhan? Kalau J menang, aku beliin sepatu yang
kemaren kamu mau. Tapi kalau B yang menang, tas baru
kamu buat aku.
A: Oke.
B: Sepakat.
Berikut contoh kategori tindak tutur ilokusi komisif dalam bahasa Prancis:
(37)
A: On se voit au Restaurant Chinois à 20 h.
B : D’accord. A bientôt.
A : ‘’Kita bertemu di Restauran China jam 20.00.’’
B : ‘’Baiklah. Sampai jumpa.’’
Percakapan di atas merupakan percakapan via telepon. A dan B hendak bertemu.
Kemudian A mengajak B bertemu di Restauran Cina pada jam 8 malam. B pun
menyetujui ajakan A, mereka akan bertemu di tempat dan jam yang telah mereka
sepakati bersama. Tuturan pada contoh di atas termasuk dalam kategori tindak
tutur ilokusi komisif yang mengandung makna ilokusi berjanji karena pada
contoh (37) tersebut penutur dan mitra tutur memiliki kesepakatan atau janji yaitu
penutur dan mitra tutur akan bertemu di sebuah Restauran Cina pada jam 20.00.
4.
Acknowledgments
Acknowledgments adalah tindakan yang mengekspresikan perasaan
(permintaan maaf), condole (belasungkawa), congratulate (mengucapkan
selamat), greet (penyampaian salam), dan thanks (berterimakasih). Sebagai
contoh, perhatikan tuturan di bawah ini:
(38)
A: Selamat atas kelahiran putra pertama anda.
B: Terimakasih Pak.
Ucapan selamat yang dituturkan oleh A, masuk ke dalam kategori tindak tutur
aknowledgements yang memiliki makna ilokusi congratulate (mengucapkan
selamat) yaitu berupa ucapan selamat dari A kepada B. A mengucapakan selamat
kepada B atas kelahiran anak pertama B. Dalam menuturkan ujaran (38), penutur
mengekspresikan perasaan turut berbahagianya terhadap keadaan mitra tutur
dengan mengucapkan selamat. Dalam kehidupan bermasyarakat, untuk memenuhi
kriteria harapan sosial sudah selazimnya seseorang mengucapkan selamat kepada
orang yang mendapatkan kebahagiaan.
Berikut contoh kategori tindak tutur ilokusi Aknowledgements dalam
bahasa Prancis:
(39)
Félicitations pour vos fiançailles. J'espère que vous serez très
heureux ensemble.
‘’Selamat atas pertunangan kalian’’. Saya berharap kalian akan
bahagia selamanya.’’
(mengucapkan selamat), yaitu berupa ucapan selamat. Penutur mengucapakan
selamat kepada mitra tutur atas pertunangan mitra tutur. Dalam menuturkan
ujaran (39), penutur mengekspresikan perasaan turut berbahagianya terhadap
keadaan mitra tutur dengan mengucapkan selamat. Dalam kehidupan
bermasyarakat, untuk memenuhi kriteria harapan sosial sudah selazimnya
seseorang mengucapkan selamat kepada orang yang mendapatkan kebahagiaan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, teori yang dikemukakan oleh
Ibrahim dan Searle dipilih sebagai dasar teori untuk mengkaji kategori tindak
tutur ilokusi yang terdapat pada komik Super Picsou Géant vol. 164 “Doubleduck
Mission: Les Trois Jours Du Canard’’. Hal ini dikarenakan tindak tutur ilokusi
yang dikemukan oleh keduanya dapat saling melengkapi satu sama lain, sehingga
data dapat dianalisis dengan tepat dan benar.
D.
Komponen Tutur
Dalam kajian pragmatik konteks yang melatarbelakangi terjadinya ujaran
tidak dapat dipisahkan, termasuk kajian tentang tindak tutur ilokusi. Wijana dan
Rohmadi (2009: 211), mengatakan bahwa maksud yang diutarakan oleh
seseorang tidak selamanya disampaikan secara langsung/tersurat, akan tetapi ada
kalanya diutarakan secara tersirat/tidak langsung. Agar dapat menafsirkan maksud
tersirat dalam tuturan seseorang, maka mitra tutur atau pendengar harus
memperhatikan konteks yang melingkupi tuturan tersebut. Oleh karena itu, untuk
dapat mengkaji kemudian menentukan kategori dan makna ilokusi sebuah ujaran
dengan tepat, konteks sebuah ujaran sangat berperan penting. Searle (dalam
Nadar,2009: 4) menyebutkan “Pragmatics is concerned with the way in which the
interpretation of syntactically defined expression depends on the particular
condition of their use in context’’, “Pragmatik berkaitan dengan interprestasi
suatu ungkapan yang dibuat mengikuti aturan sintaksis tertentu dan cara
menginterprestasi ungkapan tersebut dalam konteks”.
Konteks yang melatarbelakangi sebuah ujaran memuat beberapa
komponen tutur. Hymes (via Nadar,2009: 7) dan Blanchet (2008 :4),
memperkenalkan komponen-komponen tutur tersebut dengan istilah
S.P.E.A.K.I.N.G: Setting dan Scene (waktu dan tempat), Participant (peserta
tutur), Ends (tujuan), Act of Sequence (urutan/alur), Keys (cara),
Instrumentalities (media), Norm (norma), dan Genres (jenis). Perhatikan contoh
penerapan S.P.E.A.K.I.N.G berikut ini:
Gambar 2: Komik Doraemon Episode Terakhir, hal 1
Nobita pulang ke rumah dan meminta sesuatu
pada Doraemon
(40)
Nobita : Doraemoooooooon
Pinjami aku donk yang waktu itu pernah aku
pakai! Kali ini benar-benar aku sudah tidak tahan
lagi sama Giant!
Doraemon : Kluk
http://www.khalidmustafa.info/2008/11/20/episode-terakhir-doraemon.php
Berdasarkan gambar, latar waktu dan tempat pada contoh (40) yaitu di rumah
Nobita (di dalam kamar Nobita). Nobita yang baru pulang ke rumah mencari
Doraemon dan ia langsung masuk kamar untuk bertemu dengan Doraemon.
(b)
Participants merujuk pada pihak-pihak yang terlibat dalam percakapan
(peserta yang terlibat), yaitu penutur, mitra tutur dan pendengar. Pada contoh
(40) participants berjumlah dua tokoh, Nobita dan Doraemon, Nobita dan
Doraemon adalah sahabat yang sudah seperti saudara. Doraemon adalah
robot berbentuk kucing yang datang dari masa depan. Doraemon tinggal di
rumah Nobita.
(c)
Ends merupakan maksud atau tujuan yang ingin dicapai dari tuturan tersebut.
Pada contoh (40) maksud yang ingin dicapai oleh Nobita dari percakapan
tersebut adalah Nobita mendapat pinjaman alat yang pernah ia gunakan
sebelumnya dari Doraemon.
(e)
Keys adalah berkaitan dengan sikap, cara, nada suara dan penjiwaan pada
saat mengujarkan sesuatu. Berhubungan juga dengan aspek psikologis dan
hubungan timbal balik antara penutur dan mitra tutur, misalnya penutur dan
mitra tutur memiliki hubungan pertemanan, pasangan, professional kerja,
saudara, dll. Pada tuturan (40) Nobita dengan terburu-buru dan merengek,
pulang ke rumah mencari Doraemon.
(f)
Instrumentalities, mengacu pada bentuk atau gaya berbicara, seperti baku
atau tidaknya, formal atau informal, lisan atau tulisan dll. Pada contoh (40)
Nobita berbicara langsung kepada Doraemon dengan bahasa informal.
(g)
Norms adalah Peraturan sosial atau norma yang berlaku saat tuturan
diucapkan. Pada contoh (40) Nobita menunjukan sikap yang kurang sopan
kepada Doraemon ketika meminta bantuan dari Doraemon. Ketika bertemu
Doraemon ia langsung memeluk Doraemon sambil merengek.
(h)
Genre, Mengacu pada jenis tuturan, dapat berbentuk puisi, pantun, narasi,
pidato, ceramah, dialog, surat, monolog, novel, dll. Pada contoh (40) jenis
tuturan yang disampaikan berbentuk dialog antara Nobita dan Doraemon.
E.
Komik Super Picsou Géant
“Doubleduck mission: Les trois jours du canard’’ merupakan salah satu
Adapun tokoh-tokoh dalam komik ini adalah:
1.
Doubleduck (dikenal dengan Donal Bebek di Indonesia), merupakan tokoh
utama dalam komik ini. Ia adalah seorang agen mata-mata yang bekerja pada
pada sebuah Agensi rahasia.
2.
Chef (Mr. Heck X), direktur utama di sebuah agensi rahasia, tempat
Doubleduck bekerja.
3.
Patron (Mr. Head H), merupakan seorang direktur di bawah direktur utama,
bawahan Mr. Heck X.
4.
Gizmo, seorang teknisi (penanggung jawab secara teknik) di Agensi tempat
Doubleduck bekerja.Gizmo bertugas membuat peralatan mata-mata yang
digunakan untuk mempermudah para agen rahasia di tempatnya bekerja dalam
menjalankan misi.
5.
Lady L, Agen mata-mata wanita berwujud bebek juga, Ia adalah suruhan Mr.
Heck X. Ia bekerja pada orang yang sama dengan Doubleduck.
6.
Carver, ia berwujud banteng, memiliki dua tanduk dikepalanya. Carver
merupakan mata-mata bayaran.
7.
Markovskij, salah satu peserta yang ikut dalam permainan blackjack bersama
Doubleduck. Ia seorang pemain judi professional dan juga pemain yang
curang.
9.
Berry Benedict adalah pemilik pulau buatan dan isinya yang dinamakan
“L’Île” (merupakan tempat permainan judi (kasino) tersembunyi).
Komik ini merupakan komik bergenre action. Menceritakan tentang
seorang agen mata-mata yang bernama Doubleduck. Doubleduck ditugaskan
datang ke sebuah pulau yang merupakan tempat untuk perjudian (casino) yang
letaknya sangat rahasia dan tidak tertera di peta. Ia datang untuk mematamatai
seorang pemain curang bernama Markovskij. Tujuan dari misinya yaitu
mengungkapkan siapa bos besar yang mendanai Markovskij. Doubleduck datang
dilengkapi dengan beberapa peralatan mata-mata yang canggih, seperti:
skateboard (papan luncur), mikrokamera dan Komputer mini yang terselip di
bingkai kacamata.
Ketika berjudi, Doubleduck menggunakan alat bantu, yaitu kaca mata
bewarna merah yang terhubung dengan komputer, berfungsi mengkalkulasikan
angka-angka, sehingga pemakainya dapat mengetahui dengan pasti angka-angka
yang akan keluar, hasilnya, ia selalu memenangkan setiap permainan. Hanya
dalam satu hari Doubleduck pun menjadi sangat terkenal.
terjadi setelahnya dan akhirnya Doubleduck dapat bertemu lansung dengan orang
yang mendanai Markovskij. Doubleduck pun berjanji akan bertemu dengan bos
tersebut di dermaga barat pulau pada jam 1 untuk menyerahkan uang sebanyak 30
juta dolar, uang hasil menang judi oleh Markovskij yang memaksa Doubleduck
meminjamkan kacamatanya.
Di lain sisi, ada Lady L, dia juga adalah seorang Agen mata-mata, bekerja
untuk orang yang sama dengan Doubleduck. Lady L adalah orang suruhan Chef
(pemimpin utama di Agensi). Ia ditugaskan untuk membantu Doubleduck
menjalankan misi. Namun, ia tergiur dengan uang 30 juta dolar tersebut dan
berniat mengambil uang yang akan dibawa Doubleduck dan menghianati bosnya.
Lady L berhasil merebut koper uang tersebut dari Doubleduck kemudian
mencoaba membunuh Doubleduck dengan menembak Doubleduck.
Setelah beberapa saat, Lady L akhirnya menyadari kalau koper tersebut
bukan berisi uang tetapi berisi kertas. Mengetahui kopernya palsu, ia kembali
mencari Doubleduck. Ternyata sebelumnya Doubleduck telah melaporkan kepada
pemilik pulau “Berry Benedict” bahwa ada pemain yang bermain curang. Orang
yang curang tersebut adalah Markovskij (Markovskij merupakan pemain
professional dan juga seorang tricheur ‘’pemain curang’’) dari sebuah organisasi.
Tuan Berry dan anak buahanya pun mencari Markovskij, tetapi ketika sudah
bertemu Markovskij (berada disitu juga Lady L dan felipe) ia tidak menemukan
uangnya, akhirnya pun terungkap bahwa sebenarnya Doubleduck telah membawa
uang tersebut. Menyadari hal tersebut mereka semua mengejar Doubleduck.
41
A.
Subjek dan objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua tuturan yang diujarkan para tokoh yang
terdapat dalam komik Super Picsou Géant vol. 164, “Doubleduck mission: Les
trois jours du canard’’. Scénario ditulis oleh Fausto Vitaliano dan Marco Bosco,
gambarnya (dessins) dibuat oleh Lorenzo Pastrovicchio. Sedangkan Objek
penelitian ini adalah semua tuturan pada komik Super Picsou Géant vol. 164,
“Doubleduck mission: Les trois jours du canard’’ yang mengandung makna
ilokusi.
B.
Metode dan Teknik Penyediaan Data
Pada tahap penyediaan data, digunakan metode simak untuk menjaring data.
Metode simak adalah metode yang digunakan dengan cara menyimak penggunaan
bahasa (Sudaryanto,1993: 133). Penyimakan dilakukan dengan teknik dasar sadap
dan teknik lanjutan SBLC (simak bebas libat cakap), kemudian dilanjutkan
dengan teknik catat, yaitu mencatat semua tuturan yang mengandung makna
ilokusi pada komik Super Picsou Géant vol. 164, “Doubleduck mission: Les trois
jours du canard’’. Dipilihnya teknik lanjutan SBLC, karena pada penelitian ini,
Dalam proses penyediaan data, peneliti membaca serta mengamati dengan
teliti penggunaan bahasa yang berupa kata, frasa, klausa atau kalimat yang
diujarkan oleh para tokoh (penutur dan mitra tutur) dalam komik Super Picsou
Géant vol. 164, “Doubleduck mission: Les trois jours du canard’’. Kemudian
43
01 SPG/
164/1
/7
Pilulu…pilulu…pilulu…
Bi-bip..bi-bip…
Quelqu’un d’Agence :
Es-tu toujours des nôtres,
Doubleduck ?
Doubleduck : Hum…
Kring…kring...kring…
Bi-bip…bi-bip…
Seseornag dari agensi:
Kamu masih bersama
kami, Doubleduck?
Doubleduck: Hem…
S: di rumah Doubleduck
P: seseorang dari tempat
Doubleduck bekerja dan
Doubleduck
E: mendapat kejelasan dari
doubleduck
A: meminta kejelasan
apakah doubleduck masih
bekerja pada Agensi
rahasia atau tidak
K: melalui pesan singkat
(sms)
I: informal
N: pesan disampaikan
melalui sms
G: pesan singkat (sms)
√
Keterangan:
No.
: Nomor
Kode
: SPG/164
: Super Picsou Géant vol.164
4
: Data no. 4
7
: Tuturan tersebut terdapat pada komik halaman 7
Data
: Tuturan yang mengandung tindak ilokusi dalam komik Super Picsou Géant Vol. 164“Doubleduck mission: Les trois jours du canard’’
Konteks
: Konteks yang melatarbelakangi tuturan
Kategori dan Makna : Kategori dan makna ilokusi yaitu:
1. Konstatif/Representatif (Kn/Rep) memiliki makna ilokusi: asertif (ar), retrodiktif (rd), informatif (in), retraktif (rt), konfirmatif (km), asentif (an), dissentif (ds), disputatif
(dp), sugestif (sg), suppositif (sp), deskriptif (dr), prediktif (pr)
2. Direktif (Dr) memiliki makna : requestives (rt), question (qt), requirements (rm), prohibitives (ph), permissives (pr), advisories(ad)
3. Komisif memiliki makna: Promises (pr), offers (of, volunteer (vt), contract (ct), intimidate (id)
4. Acknowledgment/Expressif (Akg/Exp) memiliki makna: apologize (ap), greet (gt), thanks (th), accept (ac), congratulate (ct), wish (wh), happy (hp), agree (ag), disagree
C.
Metode dan Teknik Analisis Data
Setelah data tersedia, langkah selanjutnya yaitu menganalisis data. Pada
tahap ini, ditentukan metode dan teknik untuk menganalisis kategori dan makna
ilokusi dalam komik Super Picsou Géant vol. 164, “Doubleduck mission: Les
trois jours du canard’’. Metode analisis yang digunakan yaitu metode padan.
Menurut Sudaryanto (1993: 13-25), metode padan merupakan cara menganalisis
data yang alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa
(langue) yang bersangkutan.
Gambar 3: Super Picsou Géant, Hal. 16,
kericuhan di internet Cybercafé
(41) Doubleduck
: Il faut savoir patience garder, c’est ma
philosophie! Pas vous?
J.Carver
: Je t’ai demandé de ne pas me parler, compris?
Et évite aussi de me regarder, sinon gare !
Doubleduck
: Pour qui se prend-il…
Doubleduck
: Harus bisa menjaga kesabaran, itu filosofi ku !
Anda tidak?
J. Carver
: Aku sudah mengatakan pada mu jangan bicara
padaku, paham ? dan juga jangan menatap ku,
awas !
Doubleduck : Dia pikir dia siapa…
Konteks : Dialog di atas berlangsung di sebuah internet cafe bernama ‘’Internet
Cybercafé ‘’. Doubleduck dan J. Carver duduk bersebelahan. Kemudian seorang
wanita gemuk yang duduk di sebelah Carver hendak keluar, wanita itu tampak
terburu-buru sehingga menimbulkan sedikit kegaduhan karena meminta
orang-orang di sebelahnya untuk menyingkir. Kemudian Doubleduck menuturkan Il faut
savoir patience garder, c’est ma philosophie! Pas vous? sambil menghadap ke
mengatakan Je t’ai demandé de ne pas me parler, compris? Et évite aussi de me
regarder, sinon gare !
Dengan menggunakan komponen tutur SPEAKING, diketahui bahwa
tuturan bercetak tebal di atas merupakan tuturan direktif. Dianalisis menggunakan
komponen tutur SPEAKING seperti berikut: tuturan terjadi di sebuah internet
café yang bernama Internet Cybercafé. Dengan suasana yang sedikit gaduh,
dikarenakan ada seorang wanita gemuk dibarisan Doubleduck dan Carver hendak
keluar, wanita tersebut membuat orang-orang yang disebelahnya harus
menyingkir sehingga menimbulkan sedikit kegaduhan (S). Participants (P)
adalah Doubleduck dan Carver yang duduk bersebelahan sambil menggunakan
internet. Ends (E) dari tuturan tersebut adalah Doubleduck berhenti berbicara dan
menatap Carver. Act de sequence (A) yaitu Carver melarang Doubleduck
berbicara dan menatap padanya. Keys (K) dengan raut wajah sedikit marah
Carver merespon pertanyaan Doubleduck. Instrumentalities (I), bahasa yang
digunakan yaitu bahasa informal. Norms (N) Carver menoleh ke arah
Doubleduck, kemudian merespon pertanyaan Doubleduck dengan sedikit marah.
Genre (G) tuturan yang disampaikan berbentuk dialog.
Berikut penerapan teknik lanjutan HBS pada penelitian ini: Melalui salah satu
unsur SPEAKING, yaitu Participants (P), diketahui bahwa tuturan Je t’ai
demandé de ne pas me parler, compris? Et évite aussi de me regarder, sinon
gare ! termasuk dalam kategori ilokusi direktif yang memiliki makna ilokusi
prohibitives (larangan), ada orang yang melarang dan ada orang yang dilarang,
yaitu penutur (Carver) melarang mitra tutur (Doubleduck) untuk berbicara dan
menatap pada penutur.
D.
Uji Keabsahan Data
1.
Validitas
Uji Validitas pada sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui
keabsahan data penelitian itu sendiri. Pada penelitian ini, digunakan validitas
semantik. Menurut Zuchdi (1993:75), validitas semantik merupakan salah satu
validitas yang mengukur tingkat kesensitifan suatu teknik terhadap makna-makna
simbolik yang relevan dengan konteks tertentu. Penelitian ini merupakan
penelitian analisis konten, maka validitas yang baik dapat dicapai apabila
makna-makna semantis berhubungan dengan penerima pesan, isi pesan dan konteks
lainya dari data yang dianalisis.
2.
Reliabilitas
131
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data pada penelitian kategori dan makna ilokusi pada
komik Super Picsou Géant vol. 164 “Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du
Canard’’, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Tuturan-tuturan ilokusi dalam komik Super Picsou Géant vol. 164
“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’ dapat dikategorikan menjadi
kategori konstatif/representatif, kategori komisif, kategori direktif, dan kategori
acknowledgments/ekspresif.
2.
Adapun makna ilokusi yang terkandung dalam masing-masing kategori di atas
adalah sebagai berikut:
a.
Kategori Konstatif/Representatif
Canard’’ merupakan tuturan yang mengandung tindakan menginformasikan dan
tindakan menyarankan.
b.
Kategori Direktif
Makna ilokusi yang ditemukan pada kategori direktif ini adalah: makna
advisories, makna requestives, makna requirements, makna question, makna
prohibitives, dan makna permissives. Makna requestives dan requirements
merupakan makna ilokusi yang paling dominan pada kategori direktif dalam
komik Super Picsou Géant vol. 164 “Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du
Canard’’. Hal ini menunjukan bahwa hampir keseluruhan tuturan ilokusi pada
kategori ini merupakan tuturan yang mengandung tindakan meminta atau
menyuruh mitra tutur untuk melakukan sesuatu, sesuai dengan keinginan penutur.
c.
Kategori Komisif
Makna ilokusi yang ditemukan pada kategori adalah makna promises,
makna offers, makna volunteer, makna contract, makna intimidate. Tuturan yang
bermakna ilokusi pada kategori ini merupakan tuturan yang paling sedikit
ditemukan dalam komik Super Picsou Géant vol. 164 “Doubleduck Mission: Les
Trois Jours Du Canard’’. Tidak ada makna ilokusi yang dominan pada kategori
ini. Tuturan-tuturannya berupa tindakan berjanji atau menawarkan untuk
melakukan sesuatu.
d.
Kategori Acknowledgments/Ekspresif
Tuturan – tuturan ilokusi yang ditemukan pada kategori ini bermakna:
inept, commend, agree, disagree, happy, mock, dan scare. Tidak ada makna
ilokusi yang benar-benar dominan pada kategori ini. Adapun tuturan yang jumlah
datanya lebih banyak dari yang lain, namun hampir sama antara satu dan lainya
adalah tuturan yang berupa tindakan mengekpresikan rasa senang (happy), marah
(angry), berterimakasih (thanks), dan meminta maaf (apologize).
B.
Saran
Ada beberapa hal yang dapat dikaji tentang tindak tutur ilokusi pada
komik Super Picsou Géant vol. 164 “Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du
Canard’’ diantaranya adalah kategori dan makna ilokusi, tipe tindak tutur ilokusi
dan verba ilokusi. Penelitian ini difokuskan pada kategori dan makna ilokusi.
Oleh karena itu, disarankan adanya penelitian serupa, dengan subjek kajian yang
sama, namun mengkaji dari sisi tipe tindak tutur ilokusi atau verba ilokusinya,
sehingga kajian tentang tindak tutur ilokusi komik ini, semakin beragam jenisnya
dan dapat menambah wawasan pembaca mengenai ragam penelitian bidang
lingusitik terutama dalam pragmatik yang dispesifikan lagi, yaitu tentang tindak
tutur ilokusi.
C.
Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian mengenai tindak tutur ilokusi dalam komik
Super Picsou Géant vol. 164 “Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’
dapat diterapkan ketika siswa sedang bermain peran. Selain itu dalam kehidupan
sehari-hari, pembaca diharapkan dapat memahami bahwa dalam setiap tuturan
hampir dapat ditemukan adanya maksud lain yang dikehendaki oleh penutur
terhadap mitra tuturnya. Pembaca juga diharapkan mampu mencerna dengan baik
maksud-maksud tertentu atau maksud ilokusi dari tuturan-tuturan yang diujarkan
oleh orang lain.
Berikut ini potongan dialog dalam komik Super Picsou Géant vol. 164
“Doubleduck Mission: Les Trois Jours Du Canard’’ yang dapat dipraktikan oleh
siswa dalam bermain peran. Melalui dialog di bawah ini, diharapkan siswa dapat
mempraktekan bagaimana cara bertanya, cara mengekpresikan sesuatu yang
cukup baik atau tidak buruk, misalnya dengan mengatakan ‘’pas mal’’.
Kemudian, tuturan yang di cetak tebal dapat dijadikan sebagai contoh oleh guru
ketika mengajarkan keterampilan menulis pada siswa tentang cara-cara bertanya,
cara membuat kalimat untuk menyatakan sesuatu yang telah dilakukan, misalnya
j’ai trouvé, tu es prêt à partir ?. Tuturan-tuturan yang di cetak miring juga dapat
diajarkan pada siswa, karena tuturan-tuturan tersebut merupakan contoh-contoh