• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk Tuan Biswas karya V.S Naipaul ; (2) fungsi tindak tutur ilokusi antartokoh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk Tuan Biswas karya V.S Naipaul ; (2) fungsi tindak tutur ilokusi antartokoh"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bagian ini diuraikan deskripsi data hasil penelitian yang meliputi : (1) tindak tutur ilokusi komunikatif antartokoh dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul ; (2) fungsi tindak tutur ilokusi antartokoh dalam novel novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul. Uraian data hasil penelitian tersebut sebagai berikut:

4.1.1 Tindak Tutur Ilokusi Komunikatif Antartokoh dalam Novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” Karya V.S Naipaul

Dari hasil penelitian dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul telah ditemukan berbagai jenis tindak tutur ilokusi komunikatif. Masing-masing jenis tindak tutur ilokusi komunikatif yang terdapat dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul tersebut, terjadi pada tuturan antartokoh sebagai berikut:

4.1.1.1 Ilokusi Konstatif (Constatives)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif (Constatives) dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul terdiri atas beberapa bentuk, yakni: asertif (Asertives), prediktif (Predictives), retrodiktif (Retrodiktives), informatif (Informatives), retraktif (Retractives), dissentif (Dissentives), responsif (Responsives), dan sugestif (Suggestives), sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibrahim (1993: 21). Masing-masing bentuk tindak tutur jenis ilokusi konstatif ini terdapat dalam tuturan antarttokoh sebagai berikut:

(2)

1) Asertif (Asertives)

Data tindak tutur jenis ilokusi konstatif (Constatives) bentuk asertif (Asertives) adalah sebagai berikut :

Data 01 (Tokoh Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat)

Mohun : “Aku yakin ia mencuri uangnya sendiri. Ia telah terlatih. Dicurinya uang setiap waktu. Dan aku selalu bisa mengatakan kapan ia mencuri. Saat koin diputar itulah.” (1)

Bipti : “Mohun!” (2)

Mohun : “Ia yang bejat, pemboros juga pembohong. Bukan aku.” (3) Bipti : “Mohun!” (4)

Mohun : “Dan aku tahu semua tentang perempuan yang dikencaninya. Anak-anaknya juga tahu itu. Begitu bangganya anak-anaknya itu. Ia bertengkar dengan istrinya dan memukulinya. Aku tak akan kembali ke bar itu meskipun ia datang dan memintaku sambil mengiba-iba.” (5)

Tara : “Aku tak yakin Bhandat akan melakukannya. Namun ia menyesal. Uang itu tidak hilang. Uang itu ada didasar saku celananya dan ia luput memperhatikannya.” (6) (Np.77) Tindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif terdapat pada kutipan percakapan antartokoh di atas, yakni terdiri atas tindak tutur ilokusi konstatif asertif “menyampaikan” atau “mengatakan” yang tampak pada tuturan (1), bentuk asertif “mengklaim” yang tampak pada tuturan (3), dan jenis asertif “mengutarakan” yang tampak pada tuturan (5).

Data 02 (Pertemuan Tuan Biswas dan Ramchand kakak iparnya)

Ramchand :“Kuberi tahu, bekerja pada Tara tak punya masa depan. Sebagaimana kau ketahui, kini aku bekerja di tempat pembuatan minuman keras, dan tahukah kau berapa penghasilan yang kuperoleh? Ayo. Tebaklah.” (7)

(3)

Ramchand :“Dua belas. Dengan bonus setiap hari natal. Dan bir dengan harga borongan hingga tawar menawar. Tak terlalu buruk,’kan?” (9) (Np.81)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif tampak pada tuturan (7) dan (9), yakni jenis tindak tutur ilokusi konstatif asertif “menyampaikan” atau “mengatakan”.

Data 03 (Tuan Biswas menghadap semua orang yang ada di ruangan keluarga itu)

Tuan Biswas: “Aku tidak mau memakan makanan bergizi buruk dari rumah ini.”(10)

Shama : “Baiklah, tidak ada seorang pun yang akan memohonmu untuk memakannya, tahu.” (11) (Np.155)

Pada kutipan percakapan dua tokoh di atas terdapat jenis tindak tutur ilokusi konstatif asertif “mengatakan” yang terlihat pada tuturan tokoh Tuan Biswas dan Shama, yang terdapat pada tuturan (10) dan (11).

Data 04 (Keadaan Bhandat semakin melemah)

Bhandat : “Kamu anak saya, Mohun. Mari.” (12) Tuan Biswas : “Bagaimana kabarmu paman?” (13)

Bhandat : “Mari, mari. Kamu boleh saja berpikir bahwa kamu sudah besar, tetapi bagi saya kamu masih anak saya. Mari masuk, biarkan saya menciummu.” (14) (Np. 483)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif terdapat pada kutipan percakapan antartokoh data di atas, yakni terdiri atas tindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif “menyampaikan” atau “mengatakan” yang terdapat pada tuturan (12), dan bentuk asertif “mengutarakan” yang tampak pada tuturan (14).

(4)

2) Prediktif (Predictives)

Data tindak tutur ilokusi konstatif (Constatives) bentuk prediktif (Prediktives) adalah sebagai berikut :

Data 05 (Mohun cucu dari Bissoondaye lahir dengan kondisi yang aneh) Pandita : “Pertama-tama, gambaran anak malang ini. Giginya akan

baik-baik saja namun akan agak lebar, dan berjarak. Aku yakin engkau tahu artinya. Anak itu akan punya nafsu besar dan boros. Mungkin juga seorang pembohong. Sulit mengetahui besarnya jarak di antara gigi-giginya. Mungkin hanya berjarak satu gigi atau seluruhnya atau mungkin tiga gigi.”(15)

Bissoondaye : “Bagaimana dengan jari-jarinya yang enam itu, pandita?”(16)

Pandita : “Itu tanda yang mengejutkan, tentu saja. Satu-satunya saran yang bisa kuberikan adalah jauhkan anak itu dari pepohonan dan air. Terutama air.” (17) (Np.25)

Pada tuturan data (05), ditemukan tindak tutur jenis ilokusi konstatif prediktif yang tampak dalam tuturan tokoh Pandita, yakni bentuk prediktif “meramalkan” atau “memprediksikan” yang terdapat pada tuturan (15) dan (17).

3. Retrodiktif (Retrodiktives)

Data tindak tutur jenis ilokusi konstatif (Constatives) bentuk retrodiktif (Retrodiktives) adalah sebagai berikut :

Data 06 (Sekelompok anak kecil telah memecahkan botol-botol soda dan mengeruk kelereng kristal dari leher botol-botol itu di toko milik Tuan Biswas)

Anak Lelaki : “Paman Mohun memukulku. Ma, Paman Mohun memukulku.” (18)

Sumati : “Tetapi ia tak akan menyentuhmu tanpa sebab. Kau pasti melakukan sesuatu.” (19)

(5)

Anak Lelaki : “Aku tidak melakukan hal yang macam-macam, Ma.”(20)

Anak Pr : “Ia tidak melakukan hal yang tidak-tidak, Ma.”(21) Mohun : “Pembohong jahanam!. Tak melakukan yang

tidak-tidak? Dan siapa yang memecahkan semua botol air soda itu?”(22)

Padma : “Berapa botol pecah.”(23)

Mohun : “Dan ada delapan sen dalam tiap-tiap botolnya.”(24) Sumati : “Ini akan mengajarimu untuk tidak mencampuri

hal-hal yang bukan urusanmu. Ini akan mengajarimu untuk tidak memancing kemarahan orang yang tidak memberi apapun kepada anak-anak.” (25) (Np.173-174)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif retrodiktif (retrodictives) terdapat pada tuturan antartokoh data (06), yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi konstatif retrodiktif “melaporkan” yang tampak pada tuturan (18), (22), dan (23).

Data 07 (Savi terlihat murung seperti sedang mendapat perlakuan yang buruk dari seseorang)

Savi : “Nenek memaksaku makan ikan. Aku tidak suka itu.” (24) Tuan Biswas : “Ya jangan kau makan, kau dapat membuangannya.

Jangan biarkan mereka memberimu makanan yang buruk.” (25)

Savi : “Tapi aku tidak dapat menolaknya. Nenek membuang duri-durinya dan menyuapkan padaku dengan tangannya sendiri.” (26) (Np.208)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi konstatif retrodiktif (retrodictives) “melaporkan” yang tampak pada tuturan (24) dan (26).

(6)

Data 08 (Tuan Biswas memarkirkan mobilnya disembarang tempat)

Myna : “Kamu mendengar sesuatu? Apa yang mereka katakan? Govind mengatakan mobil itu adalah sebuah kotak korek api.”(27)

Tuan Biswas : “Kotak korek api, heh. Mobil Inggris, kamu tahu …” (28) (Np. 549)

Pada data tuturan di atas, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi konstatif retrodiktif (retrodictives) yang tampak dalam tuturan tokoh Myna, yakni bentuk retrodiktif “melaporkan” yang terdapat pada tuturan (27).

4) Informatif (Informatives)

Data tindak tutur ilokusi konstatif (Constatives) bentuk informatif (Informatives) adalah sebagai berikut :

Data 09 (Bhandhat curiga terhadap salah seorang anak atau karyawan yang bekerja di bar miliknya)

Bhandat : “Lihatlah anak ini. Selalu tersenyum, bukan? Seolah-olah ia lebih pandai dari orang lain.”(29)

Tamu Bar : “Ya. Ia orang yang benar-benar pandai. Lebih baik engkau mengawasinya Bhandat.” (30) (Np.36)

Tindak tutur ilokusi konstatif informatif (informatives) terdapat pada tuturan dua tokoh di atas, yakni berupa tindak tutur ilokusi konstatif informatif “menginformasikan” yang tampak pada tuturan (29), dan bentuk tindak informatif “menekankan” yang tampak pada tuturan (30).

5) Retraktif (Retractives)

Data tindak tutur jenis ilokusi konstatif (Constatives) bentuk retraktif (Retractives) adalah sebagai berikut :

(7)

Data 10 (Mohun anak Raghu yang bertugas memelihara anak sapi milik Dhari belum juga kembali ke rumah hingga hari telah larut)

Dhari : “Kolam, kolam. Anaknya Raghu menenggelamkan anak sapi di kolam. Anak sapi yang bagus. Anak sapiku yang pertama. Satu-satunya anak sapi milikku.”(31)

Raghu : “Omong kosong!. Kalian pembohong. Anak itu takkan mendekati air. Pandita secara khusus melarangnya mendekati air.” (32) (Np.36)

Dalam tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan tersebut ditemukan tindak tutur ilokusi konstatif retraktif “menyangkal” atau “membantah”, tampak pada tuturan tokoh Raghu yang ditujukan kepada lawantuturnya Dhari pada tuturan (32).

6) Dissentif (Dissentives)

Data tindak tutur ilokusi konstatif (Constatives) bentuk dissentif (Dissentives) adalah sebagai berikut :

Data 11( Govind dan Tuan Biswas membicarakan masalah pekerjaan) Govind : “Sebaiknya kau sudahi mengecat papan reklame itu.

Mereka mencari sopir yang baik untuk dipekerjakan di perkebunan.” (33)

Tuan Biswas : “Menyudahi pekerjaan? Dan kebebasanku? Tidak, kawan. Mottoku: dayunglah perahumu sendiri.”(34) Govind : “Baiklah, menurutku mengecat papan reklame tidak

apa-apa. Tetapi itu bukan pekerjaan. Tidak akan membuatmu kaya raya.”(35)

Tuan Biswas : “Bagaimana denganmu? Berapa mereka menggajimu?” (36)

Govind : “Mereka menggajiku cukup banyak.”(37)

Tuan Biswas : “Itu katamu. Namun orang-orang itu mengisap darahmu, teman. Daripada bekerja untuk mereka, lebih baik aku menangkap kepiting atau menjual kelapa.” (38) (Np.121)

(8)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif disentif (dissentives) terdapat pada data tuturan dua tokoh di atas, yakni berupa tindak tutur ilokusi jenis konstatif disentif “menolak” yang terdapat dalam tuturan (34) dan jenis konstatif “membedakan” pada tuturan (38).

Data 12 (Anand sedang minum teh, dia merasa puas dengan nilainya tapi sudah muak dengan karangannya itu. Tuan biswas datang menghampirinya)

Tuan Biswas : “Kemarilah dan kita baca bersama karangan itu. Kemarilah.” (39)

Anand : “Tidak!” (40) (Np. 388)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif disentif (dissentives) terjadi pada tuturan di atas, yang ditujukan pada tuturan tokoh Anand yakni tindak tutur jenis ilokusi konstatif disentif “menolak” yang tampak pada tuturan (40).

7) Responsif (Responsives)

Data tindak tutur ilokusi konstatif (Constatives) bentuk responsif (Responsives) adalah sebagai berikut :

Data 13 (Shama menuruni tangga menuju ruang keluarga, air mata kemarahan ada diceruk matanya)

Shama : “Mau kemana dan apa yang akan kau lakukan sekarang?”(41)

Tuan Biswas : “Apa yang kulakukan? Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya tidak mempercayai pemujaan berhala ini, itu saja.” (42) (Np.146)

Pada data tuturan di atas, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi konstatif responsif (responsives) yang tampak dalam tuturan tokoh Tuan Biswas, yakni bentuk responsif “menjawab” atau “merespon” yang terdapat pada tuturan (42).

(9)

Data 14 (Beberapa kepiting berbadan biru merangkak dengan cara yang aneh di dekat tangki di halaman)

Tuan Biswas : “Wow. Ada beberapa kepiting besar di dekat tangki. Dapat dari mana?”(43)

Chinta : “Govind membeli mereka untuk maid dan Owad.” (44) (Np.257)

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif responsif (responsives) terdapat pada tuturan di atas, yang ditujukan pada tuturan tokoh Chinta yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi konstatif responsif “menjawab” atau “merespon” yang terdapat pada tuturan (44).

Data 15 (Anand dan Savi datang untuk dibantu mengerjakan PR Aritmatika mereka)

Tuan Biswas : ”Savi, berapa delapan kali dua?” (45) Savi : “Dua.”(46)

Tuan Biswas : “Kau memang anak ibumu. Anand?”(47) Anand : “Satu.” (48) (Np.370)

Dalam tuturan tiga tokoh dalam kutipan percakapan di atas ditemukan tindak tutur jenis ilokusi konstatif responsif (responsives) “menjawab” atau “merespon” yang terdapat pada tuturan (46) dan (48).

Data 16 (Anand tampak sedih ketika sampai di rumahnya) Anand : “Aku gagal”(49)

Tuan Biswas : “Apa yang terjadi?”(50)

Anand : “Pada kertas ejaan. Sinonim dan homonym. Soal-soal itu sangat mudah aku pikir sehingga aku berpikir untuk

mengerjakannya belakangan. Lalu aku lupa

mengerjakannya.”(51)

Tuan Biswas : “Maksudmu kamu tidak mengerjakan semua soal itu?”(52) Anand : “Aku baru mengingatnya di Savannah.” (53) (Np.512)

(10)

Dari kutipan percakapan tokoh Tuan Biswas dan Anand tersebut, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi konstatif responsif (responsives) “menjawab” atau “merespon” yang tampak dari tuturan (51) dan (53).

8) Sugestif (Suggestives)

Data tindak tutur ilokusi konstatif (Constatives) bentuk sugestif (Sugestives) adalah sebagai berikut :

Data 17 (Tuan Biswas bercerita masalah pekerjaan)

Ramchand : “Mengapa kau tidak mencoba cari kerja di rumah sakit jiwa? Bayarannya bagus, seragamnya bebas, dan kantinnya sangat bagus. Semua yang ada di sana selalu lebih murah lima sampai enam sen. Tanya saja dehuti.”(54)

Dehuti : “Ya. Semua yang ada di sana jauh lebih murah.”(55) Tuan Biswas : “Well, mengapa tidak?, yang penting ada yang

dikerjakan.” (56) (Np.343)

Pada data tuturan di atas, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi konstatif sugestif (sugestives) tampak dalam tuturan tokoh Ramchand, yakni jenis ilokusi konstatif sugestif “menyarankan” yang terdapat pada tuturan (54).

4.1.1.2 Ilokusi Direktif (Directives)

Tindak tutur jenis ilokusi direktif (Directives) yang ditemukan dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul terdiri atas beberapa bentuk, yakni: requestives, questions, requirements, probibitives, permissives, dan advisories. Masing-masing bentuk tindak tutur ilokusi jenis direktif ini terdapat dalam tuturan antarttokoh sebagai berikut:

(11)

1) Requestives

Data tindak tutur jenis ilokusi direktif (Directives) bentuk requestives adalah sebagai berikut :

Data 18 (Tuan Biswas menerima kemarahan dari keluarga Nyonya Tulsi) Chinta : “Jangan pergi , dik. Kakakmu memohonmu.”(57)

Tuan Biswas : “Baiklah-baiklah. Hapuslah air matamu. Aku tidak akan pergi.” (58) (Np.127)

Tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requestives terdapat pada kutipan percakapan antartokoh di atas, yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi direktif requestives “meminta” atau “memohon” yang terdapat pada tuturan (57).

Data 19 (Chinta selalu tertekan dengan perlakuan Tuan Biswas)

Chinta : “Saudaraku Shama, aku minta padamu mengatakan pada suamimu bahwa agar berhenti menekan diriku. Kalau tidak, aku akan mengadu padanya- suaminya, Govind-dan kau tahu apa yang akan terjadi kalau sampai ada perselisihan kecil antara suamimu dan dia.” (59)

Shama : “Baiklah, saudaraku. Aku akan bilang padanya.”(60) (Np.259)

Tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requestives terdapat pada tuturan antartokoh data (19), yakni bentuk requestives “meminta” yang tampak pada tuturan (59).

Data 20 (Tuan Biswas hendak menemui Editor di Sentinel untuk melamar pekerjaan)

Resepsionis : “Editor sedang sibuk. Anda sebaiknya menemui Tuan Woodword.”(60)

Tuan Biswas : “Katakan saja pada editor bahwa saya datang jauh-jauh dari desa untuk menemuinya.” (61) (Np. 350)

(12)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas terdapat tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requestives “meminta” yang tampak pada tuturan (60).

2) Questions

Data tindak tutur ilokusi direktif (Directives) bentuk questions adalah sebagai berikut :

Data 21 (Tuan Biswas melamar pekerjaan di surat kabar) Editor : “Dan kisah apa yang anda punya?”(62)

Tuan Biswas : “Saya tak punya kisah. Saya ingin pekerjaan.”(63) Editor : “Ya, ya. Pernahkah anda kerja di surat kabar

sebelumnya?”(64) Tuan Biswas : “Satu dua kali.”(65)

Editor : “Maksud anda satu atau dua?”(66) Tuan Biswas : “Saya banyak membaca.”(67)

Editor : “Anda membaca itu semua hanya untuk kesenangan, ya?”(68)

Tuan Biswas : “Tidak, hanya untuk menambah semangat.”(69) Editor : “Berapa tahun umur anda?”(70)

Tuan Biswas : “Tiga puluh satu.” (71)

Editor : “Anda datang dari desa tiga puluh satu, anda belum pernah menulis, dan anda ingin menjadi reporter. Apa pekerjaan anda sebelumnya?”(72)

Tuan Biswas : “Penulis Reklame.”(73)

Editor : “Saya punya pekerjaan yang tepat untuk anda.” (74) (Np.351-352)

(13)

Dari kutipan percakapan antartokoh data (21), ditemukan tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk questions bertanya yang tampak pada tuturan (62), (64), (66), (68), (70), dan (72).

Data 22 (Di suatu malam Hari duduk bersama Tuan Biswas (ayahnya) Tuan Biswas : “Bagaimana perasaanmu mengenai paham Aryan?”(75) Hari : “Aryan?”(76)

Tuan Biswas : “Ya”.(77)

Hari : “Aku tidak tahu banyak mengenainya.” (78) (Np.131) Tindak tutur ilokusi direktif (directives) bentuk questions terdapat pada kutipan percakapan di atas, yakni berupa tindak tutur ilokusi jenis direktif questions “bertanya” yang terdapat pada tuturan (75).

3) Requirements

Data tindak tutur ilokusi direktif (Directives) bentuk requirements adalah sebagai berikut :

Data 23 (Hari menjelang malam, Pratap dan Prasad pulang ke rumah setelah bekerja keras seharian)

Bipti : “Kalian harus pergi mengambil kayu sebelum hari gelap”(76) Prasad : “Kenapa ibu menyuruhku sekarang? Kenapa ibu menyuruhku

tiap hari? Aku takkan pergi.” (77) (Np.35)

Dari kutipan percakapan tokoh Bipti dan Prasad tersebut, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requirements “menyuruh” atau “memerintah” yang terlihat pada tuturan (76).

(14)

Data 24 (Mohun (anak Bipti) telah hilang bersama anak sapi milik Dhari) Bipti : “Dan engkau juga, Dhari. Bukankah menyuruh Mohun

menjaga anak sapi itu merupakan gagasanmu. Kuminta pertanggungjawabanmu.”(78)

Dhari : “Hakim akan berkata lain. Anak sapi tetap anak sapi, dan bagi orang yang tidak sekaya engkau_” (79) (Np.36)

Tindak tutur ilokusi jenis direktif (directives) bentuk requirements tampak dalam kutipan percakapan antartokoh di atas, yakni berupa tindak tutur ilokusi direktif requirements “menuntut” yang terdapat pada tuturan (78), dan (79).

Data 25 (Pratap melakukan ritual penghabisan, berjalan mengelilingi peti mati ayahnya (Raghu)

Tara : “Foto sekarang. Cepat. Foto semuanya. Untuk yang terakhir kalinya.”(80)

Juru Foto : “Terlalu gelap.” (81) (Np.41)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas terdapat tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requirements “menyuruh” atau “memerintah” yang terdapat pada tuturan (80).

Data 26 (Terjadi perselisihan antara Nyonya Tulsi dan Tuan Biswas)

Tuan Biswas : “Aku tidak minta tinggal di sini, kau tahu itu?. Akupun percaya dengan cara-cara lama. Kau menikahkan anak gadismu, kau menjanjikan ini dan itu. Sejauh ini aku tidak mendapatkan apa-apa. Jika tiba saatnya engkau memberi yang kau janjikan kepadaku, aku akan pergi.” (82)

Nyonya Tulsi : “Jadi kau ingin kaum wanita belajar membaca dan menulis serta memilih sendiri teman hidupnya? Kau ingin mereka mengenakan rok mini.” (83)

Tuan Biswas : “Aku tidak mengatakan apa pun mengenai rok mini. Aku berbicara apa yang engkau janjikan kepadaku.” (84) (Np.140)

(15)

Dari kutipan percakapan antartokoh tersebut, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requirements “menuntut” yang tampak pada tuturan (82), (83), dan (84).

Data 27 (Savi dan Anand mendatangi juga ke arah area dapur. Tuan Biswas membelalak, sedang Shama dikelilingi oleh para wanita dari Barak)

Tuan Biswas : “Bawa anak-anakmu pergi. Pergi!” (85) Shama : “Anand cepat kemasi bajumu.” (86)

Tuan Biswas : “Jangan! Anand tidak boleh pergi denganmu. Bawa anak perempuanmu dan pergi.” (87)

Shama : “Anand, pergi dan kemasi baju-bajumu.” (88)

Tuan Biswas : “Ia tidak boleh pergi bersamamu ke rumah itu.” (89) (Np.303)

Tindak tutur ilokusi direktif (directives) bentuk requirements terdapat pada kutipan percakapan antartokoh di atas, yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi direktif requirements “menyuruh” yang tampak dalam tuturan (85), dan (88).

Data 28 (Tuan Biswas menjadi sangat gusar ketika terbangun walaupun pada jam yang ia tentukan sendiri)

Shama : ”Savi, sana bangunkan ayahmu.”(90) Savi : “Suruh saja Anand, bu.” (91)

Shama : “Tidak, kalian berdua saja.” (92) (Np.369)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas terdapat tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk requirements “menyuruh” atau “memerintah” yang terlihat pada tuturan (90) dan (92).

(16)

4) Probibitives

Data tindak tutur jenis ilokusi direktif (Directives) bentuk probibitives adalah sebagai berikut :

Data 29 (Savi selama beberapa minggu selalu menyuruh ibunya mengikatkan sepatunya ketika hendak berangkat ke sekolah)

Shama : “Ikatlah dengan cepat dan benar, atau aku akan memberi sebuah pukulan kecil padamu.” (93)

Savi : “Aku tidak bisa mengikatnya.”(94)

Tuan Biswas : “Sini, aku akan mengikatkannya untukmu.”(95)

Shama : “Tidak, ia harus belajar mengikat tali sepatunya jika tidak aku akan menahannya di rumah dan memukulnya sampai ia dapat mengikat tali sepatunya.” (96) (Np.219)

Dari kutipan percakapan antartokoh data (20) tersebut, ditemukan tindak tutur ilokusi direktif (directives) bentuk probibitives “melarang” yang terdapat pada tuturan (96).

5) Permissives

Data tindak tutur ilokusi direktif (Directives) bentuk permissives adalah sebagai berikut :

Data 30 (Tuan Biswas mengelus tangannya kerambut Anand. Anand dengan marah mengusir tangan tersebut)

Anand : “Aku tidak ingin tinggal di sini! Aku ingin pergi!” (97) Tuan Biswas : “Baik, aku akan membawamu ke rumah Hanuman.

Besok.” (98)

Anand : “Tidak! Tidak! Aku ingin pergi hari ini juga.” (99)

Tuan Biswas : “Baik. Aku akan mengantarkanmu nanti sore.” (100) (Np.312-313)

(17)

Pada data tuturan dua tokoh tersebut, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk permissives “mengabulkan” yang tampak pada tuturan (98) dan (100).

6) Advisories

Data tindak tutur ilokusi direktif (Directives) bentuk advisories adalah sebagai berikut :

Data 31 (Didengarnya langkah kaki, dan Shama memasuki kamar dengan piring kuningan yang penuh dengan nasi, kari kentang, miju-miju, dan kelapa berkuah)

Tuan Biswas : “Sudah berapa kali kukatakan kepadamu bahwa aku tidak suka piring kuningan jelek itu.” (101)

Shama : “Selalu kubilang, engkau harus mengeluh hanya pada saat kau mulai menyediakan makananmu sendiri.” (102) (Np.148)

Tindak tutur ilokusi direktif (directives) bentuk advisories terdapat pada tuturan antartokoh dalam kutipan percakapan di atas, yakni berupa tindak tutur direktif advisories “memperingatkan” yang tampak pada tuturan (101) dan (102).

Data 32 (Tuan Biswas meludah sembarangan lewat jendela kamarnya di lantai atas)

Shama : “Hati-hati. Dapur tepat di bawah situ.” (103)

Tuan Biswas : “Aku tahu. Aku hanya berharap ludahku

mengenaibeberapa anggota keluargamu.” (104)

(Np.119)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk advisories “memperingatkan” yang tampak pada tuturan (103).

(18)

Data 33 (Tuan Biswas penganut paham aryan (penganut agama hindu yang kuat) yang menikah dengan seorang wanita dari golongan Kristen protestan dan menginginkan bisa mengubah kepercayaan orang-orang disekitarnya)

Misir : “Sekarang bagaimana kita menyebarkan gagasan ini di tengah-tengah khalayak?. Kusarankan persuasi. Persuasi damai. Mulaialah seperti Muhammad. Mulai dari hal-hal kecil. Mulailah dari keluargamu sendiri. Mulailah dengan isterimu. Kemudian lanjutkan. Aku ingin setiap orang yang ada di sini pulang ke rumah malam ini dengan memutuskan untuk menyebarkan hal ini kepada para tetangga. Dan aku berjanji kepadamu, kawan, bahwa tak lama lagi Arwacas akan jadi basis terkuat para penganut Aryan.”(105)

Tuan Biswas : “Nanti dulu. Tidak secepat itu. Mulai dengan keluarga sendiri? Engkau tidak mengenal keluargaku. Menurutku lebih baik biarkan saja mereka.” (106) (Np.137)

Tindak tutur ilokusi direktif (directives) terdapat pada kutipan percakapan antartokoh di atas, yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi direktif Advisories “menyarankan” yang tampak pada tuturan (105).

Data 34 (Tuan Biswas Menangis. Raungan Nyonya Tulsipun berubah menjadi isak tangis)

Tuan Biswas : “Aku memperingatkan anda. Aku mengutuk hari di mana aku melangkahkan kaki ke rumah anda.” (107)

Nyonya Tulsi : “Kamu mengutuk hari itu, kembali kepada kami tidak lebih dengan pakaian yang dapat kamu gantung dipaku.”(108)

Tuan Biswas : “Kuperingatkan anda.” (109) (Np.596)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas terdapat tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk advisories “memperingatkan” yang tampak pada tuturan (107) dan (109).

(19)

Data 35 (Kiriman gratis sentinel berhenti)

Nona Logie : “Tidaklah kamu berpikir sedikit liburan sebelum kamu bekerja akan menyegarkan?”(110)

Tuan Biswas : “Aku memikirkan hal itu. Ya, sedikit liburan akan sangat menyegarkan.” (111)

Nona Logie : “Sans Souci akan sangat bagus. Ya Sans Souci akan sangat baik. Atau Mayaro. Aku yakin keluarga anda akan menikmatinya. (112) (Np.535)

Dari kutipan percakapan antartokoh tersebut di atas, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi direktif (directives) bentuk advisories “menyarankan” yang terdapat pada tuturan (110) dan (112).

4.1.1.3 Ilokusi Komisif (Comissives)

Tindak tutur jenis ilokusi komisif (Comissives) yang ditemukan dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul terdiri atas dua bentuk, yakni: promises dan offers. Masing-masing bentuk tindak tutur jenis ilokusi komisif ini terdapat dalam tuturan antarttokoh sebagai berikut:

1) Promises

Data tindak tutur ilokusi komisif (Comissives) bentuk promises adalah sebagai berikut :

Data 36 (Anand bangkit dan menggosokkan wajah kotornya pada celana Tuan Biswas)

Tuan Biswas : “Jangan khawatir. Lain kali, engkau akan mendapatkan hadiah.”(113)

Anand : “Aku ingin sebuah mobil-mobilan. Yang besar.”(114) Tuan Biswas : “Baiklah. Kau akan dapatkan mobilmu.” (115)

Anand : “Aku akan dapat sebuah mobil-mobilan!” (116) (Np.242)

(20)

Pada data tuturan dua tokoh data (37) ditemukan tindak tutur jenis ilokusi komisif (comissives), yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi komisif promises “menjanjikan” yang terdapat pada tuturan (113).

Data 37 (Tuan Biswas membicarakan tentang rumah kepada Shama)

Tuan Biswas : “Segera, setelah rumah itu selesai, kita akan membeli brokat emas itu untukmu, Shama”(117)

Shama : “Mudah-mudahan saat itu tiba” (118) (Np.251)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas terdapat tindak tutur jenis ilokusi komisif (comissives) promises “menjanjikan” yang tampak pada tuturan (117).

2) Offers

Data tindak tutur ilokusi komisif (Comissives) bentuk offers adalah sebagai berikut :

Data 38 (Govind dan Tuan Biswas membicarakan masalah pekerjaan) Govind : “Sebaiknya kau sudahi mengecat papan reklame itu.

Mereka mencari sopir yang baik untuk dipekerjakan di perkebunan.”(119)

Tuan Biswas : “Menyudahi pekerjaan? Dan kebebasanku? Tidak, kawan. Mottoku: dayunglah perahumu sendiri.” (120) (Np. 121)

Tindak tutur jenis ilokusi komisif (comissives) terdapat pada kutipan percakapan di atas, yakni berupa tindak tutur jenis komisif offers “meminta” yang terdapat pada tuturan (119).

(21)

Data 39 (Tuan Biswas berencana meminta Seebaran untuk menyelasaikan kasus utang Mungroo kepadanya)

Tuan Biswas : “Satu dolar dua puluh sen.”(121)

Moti : “Engkau tidak bisa membayar satu dolar dua puluh sen kepada orang seperti Seebaran untuk memenangkan kasusmu.”(122)

Tuan Biswas : “Lima dolar.”(123)

Moti : “Bagus kalau begitu.” (124) (Np.198)

Pada data tuturan dua tokoh di atas, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi komisif (comissives), yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi komisif offers “menawarkan” yang tampak dalam tuturan (121) dan (123).

4.1.1.4 Ilokusi Acknowledgments

Tindak tutur jenis ilokusi acknowledgments yang ditemukan dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul terdiri atas beberapa bentuk, yakni: apologize, thank, accept, dan reject. Masing-masing bentuk tindak tutur jenis ilokusi acknowledgments ini terdapat dalam tuturan antarttokoh sebagai berikut:

1) Apologize

Data tindak tutur ilokusi acknowledgments bentuk apologize adalah sebagai berikut :

Data 40 (Untuk sementara Nyonya Tulsi tinggal bersama Tuan Biswas) Nyonya Tulsi : “… Mohun. Aku dengar kau sedang mencari sebuah

rumah.” (125)

Tuan Biswas : “Aku hanya berjaga-jaga.”(126)

(22)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan data tersebut, terdapat tindak tutur jenis ilokusi acknowledgments apologize “meminta maaf” yang tampak pada tuturan (127).

Data 41 (Tuan Biswas jatuh sakit. Saudara-saudara Shama sedang mengadakan rapat kecil)

Padma : “Menurut kalian dia sakit apa?”(128)

Sumati : “Pesannya hanya mengatakan bahwa ia sangat sakit.”(129) Chinta : “Maaf aku harus mengoreksimu. Saudara Sumati. Tapi pesan

mengatakan bahwa otaknya tidak benar.” (130) (Np.321/322) Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, ditemukan tindak tutur jenis ilokusi acknowledgments apologize “meminta maaf” yang terdapat pada tuturan (130).

2) Thank

Data tindak tutur ilokusi acknowledgments bentuk thank adalah sebagai berikut :

Data 42 (Dengan lincah resepsionis itu menyobek amplop itu dan membacanya. Tuan Biswas berjalan ke arah resepsionis)

Tuan Biswas : “Saya berubah pikiran. Saya merasa jauh lebih baik, terima kasih.”(131)

Resepsionis : “Bagaimana dengan surat anda?”(132) Tuan Biswas : “Simpan saja.” (Np.346) (133)

Tindak tutur jenis ilokusi acknowledgments terdapat pada kutipan percakapan antartokoh di atas, yakni berupa tindak tutur jenis ilokusi acknowledgments thank “berterima kasih” yang terlihat pada tuturan Tuan Biswas (131).

(23)

3) Accept

Data tindak tutur ilokusi acknowledgments accept adalah sebagai berikut :

Data 43 (Tuan Biswas berencana meminta Seebaran untuk menyelasaikan kasus utang Mungroo kepadanya)

Tuan Biswas : “Lima dolar.” (134)

Moti : “Bagus kalau begitu.” (135) (Np.198)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, ditemukan jenis tindak tutur ilokusi acknowledgments bentuk accept “menerima tawaran” yang terdapat pada tuturan (134).

4) Reject

Data tindak tutur ilokusi acknowledgments reject adalah sebagai berikut :

Data 44 (Tuan Biswas berencana meminta Seebaran untuk menyelasaikan kasus utang Mungroo kepadanya)

Tuan Biswas : “Satu dolar dua puluh sen.” (136)

Moti : “Engkau tidak bisa membayar satu dolar dua puluh sen kepada orang seperti Seebaran untuk memenangkan kasusmu.” (137) (Np.198)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan data (44), ditemukan tindak tutur jenis ilokusi komisif (comissives) reject “menolak” yang tampak pada tuturan (137).

4.1.2 Fungsi Tindak Tutur Ilokusi Komunikatif Antartokoh dalam Novel Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas Karya V.S Naipaul

Dari hasil penelitian dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul terdapat empat fungsi tindak tutur ilokusi komunikatif. Masing-masing fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam novel “Sepetak

(24)

Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul tersebut, terjadi pada tuturan antartokoh, sebagai berikut:

4.1.2.1 Fungsi Kompetitif (competitif)

Fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif (competitif) yakni tujuan ilokusi bersaing dengan tujuan sosial, misalnya: memerintah, meminta, menuntut, dan mengemis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Leech (dalam Wawan:2010). Adapun data fungsi kompetitif yang ditemukan dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul ini adalah sebagai berikut:

Data 45 (Tuan Biswas berbicara mengenai pekerjaan, dan Govind menunjukkan sedikit minat)

Govind : “Sebaiknya kau sudahi mengecat papan reklame itu. Mereka

mencari sopir yang baik untuk dipekerjakan di

perkebunan.” (138)

Tuan Biswas : “Menyudahi pekerjaan? Dan kebebasanku? Tidak, kawan. Mottoku: dayunglah perahumu sendiri.” (139) (Np.121) Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, terdapat fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif (competitif) “meminta” yang tampak dalam tuturan (138).

Data 46 (Tuan Biswas akan pergi meninggalkan rumah mertuanya) Chinta : “Jangan pergi , dik. Kakakmu memohonmu.” (140)

Tuan Biswas : “Baiklah-baiklah. Hapuslah air matamu. Aku tidak akan pergi.”(141) (Np.127)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas, mempunyai fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif (competitif) “meminta” yang tampak pada tuturan (140).

(25)

Data 47 (Bipti menemui seorang pengacara) Bipti : “Akte Kelahiran” (142)

Ghany : “Oh! Akte Kelahiran. Masalah biasa. Suatu pernyataan tertulis yang sah. Kapan di ambilnya? Tanggal lahirnya kapan?”(143) (Np. 53)

Pada data tuturan dua tokoh data (47), ditemukan fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif (competitif) “meminta” yang tampak dalam tuturan (142).

Data 48 (Sambil menghela nafas dengan keras, hampir-hampir seperti bunyi orang mendengkur, ia melangkahkan kakinya ke anak tangga belakang beranda, yang menuju ruangan utama rumah itu. Tara tersenyum pada Tuan Mohun Biswas)

Tara : “Ceritakan pada kami tentang rumahmu, Mohun. Kau sudah bekerja habis-habisan di Barak, dan itulah hasilnya.”(150)

Tuan Biswas : “Rumah itu? Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah rumah kecil. Cuma demi kepentingan anak-anaklah, maka rumah itu kubangun.” (151) (Np.274)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, terdapat fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif (competitif) “meminta” yang tampak pada tuturan (150).

Data 49 (Shama menatap pada Tuan Biswas)

Tuan Biswas : “Kau harus mengizinkan Anand bermain dengan rumah boneka itu.”(152)

Savi : “Ia ‘kan anak laki-laki” (153) (Np.241)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas tersebut, mempunyai fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif (competitif) “meminta” yang tampak pada tuturan (152).

Data 50 (Tara membujuk Tuan Biswas yang sedang marah. Tuan Biswas berkeinginan untuk hidup mandiri tampa bantuan Bipti (ibunya) dan juga Tara (bibinya)

(26)

Tara : “Aku tak berkeberatan, Bipti.” (155) (Np. 78)

Pada data tuturan dua tokoh tersebut, ditemukan fungsi tindak tutur ilokusi kompetitif (competitif) “meminta” yang tampak dalam tuturan (154).

4.1.2.2 Fungsi Menyenangkan (Convivial)

Berikut adalah data fungsi tindak tutur ilokusi menyenangkan (Convivial) yang ditemukan dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul :

Data 51 (Tuan Biswas melihat Nyonya Tulsi duduk di beranda dikegelapan. Tuan Biswas tidak memberi salam kepadanya, dia telah bersumpah untuk tidak berbicara dengannya lagi)

Nyonya Tulsi : “Mohun?”(156) Tuan Biswas : “Ya, Ibu.” (157)

Nyonya Tulsi : “Bagaimana keadaan Anand? Aku tidak mendengar suara batuknya beberapa hari terakhir ini.” (158)

Tuan Biswas : “Dia baik-baik saja.”(159) (Np.564)

Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, terdapat fungsi tindak tutur ilokusi menyenangkan (convivial) “menyapa” yang tampak dalam tuturan tokoh (156).

Data 52 (Tuan Biswas berencana meminta Seebaran untuk menyelasaikan kasus utang Mungroo kepadanya)

Tuan Biswas : “Lima dolar.” (160)

Moti : “Bagus kalau begitu.” (161) (Np.198)

Tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas, mempunyai fungsi tindak tutur ilokusi menyenangkan (convivial) “menawarkan” yang tampak pada tuturan (160).

(27)

4.1.2.3 Fungsi Bekerjasama (Collaborative)

Data fungsi tindak tutur ilokusi bekerjasama (Collaborative) yang ditemukan dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul adalah sebagai berikut:

Data 53 (Mohun anak Raghu yang bertugas memelihara anak sapi milik Dhari belum juga kembali ke rumah hingga hari telah larut).

Dhari : “Kolam, kolam. Anaknya Raghu menenggelamkan anak sapi di kolam. Anak sapi yang bagus. Anak sapiku yang pertama. Satu-satunya anak sapi milikku.”(162)

Raghu : “Omong kosong!. Kalian pembohong. Anak itu takkan mendekati air. Pandita secara khusus melarangnya mendekati air.” (163) (Np.36)

Dalam tuturan dua tokoh dalam kutipan percakapan di atas ditemukan fungsi tindak tutur ilokusi collaborative “mengumumkan” yang terdapat pada tuturan (162).

Data 54 (Sekelompok anak kecil telah memecahkan botol-botol soda dan mengeruk kelereng kristal dari leher botol-botol itu di toko milik Tuan Biswas)

Anak Lelaki : “Paman Mohun memukulku. Ma, Paman Mohun memukulku.” (164)

Sumati : “Tetapi ia tak akan menyentuhmu tanpa sebab. Kau pasti melakukan sesuatu.” (165)

Anak Lelaki : “Aku tidak melakukan hal yang macam-macam, Ma.”(166)

Anak Pr : “Ia tidak melakukan hal yang tidak-tidak, Ma.”(167) Mohun : “Pembohong jahanam!. Tak melakukan yang

tidak-tidak? Dan siapa yang memecahkan semua botol air soda itu?”(168)

(28)

Mohun : “Dan ada delapan sen dalam tiap-tiap botolnya.”(170)

Sumati : “Ini akan mengajarimu untuk tidak mencampuri hal-hal yang bukan urusanmu. Ini akan mengajarimu untuk tidak memancing kemarahan orang yang tidak

memberi apapun kepada anak-anak.” (171)

(Np.173-174)

Fungsi tindak tutur ilokusi pada percakapan antartokoh di atas, terdapat pada tuturan(164),(168), dan (169), yang ditujukan pada fungsi bekerjasama (Collaborative) “Melapor”.

Data 55 (Savi selama beberapa minggu selalu menyuruh ibunya mengikatkan sepatunya ketika hendak berangkat ke sekolah).

Shama : “Ikatlah dengan cepat dan benar, atau aku akan memberi sebuah pukulan kecil padamu.” (172)

Savi : “Aku tidak bisa mengikatnya.”(173) (Np. 219)

Fungsi tindak tutur ilokusi pada percakapan data di atas, ditujukan pada fungsi bekerjasama (collaborative) “mengajarkan” yang terdapat pada tuturan (172).

Data 56 (Anand menemui ayahnya yang sedang berbaring di tempat tidur) Anand : “Pa ... kita harus pindah. Kita harus pindah. Aku tidak tahan

lagi untuk tinggal di sini.”(174)

Tuan Biswas : “Pindah? Semuanya pada saat yang bagus. Tunggulah sampai renovasi dan rumah Vilaku.” (175) (Np. 590)

Pada data tuturan di atas, ditemukan fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat pada tuturan(175) dan (175) yang ditujukan pada fungsi Collaborative “Menyatakan”.

(29)

4.1.2.4 Fungsi Bertentangan (Conflictive)

Data fungsi tindak tutur ilokusi bertentangan (Conflictive) yang ditemukan dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul adalah sebagai berikut:

Data 57 (Tuan Biswas merasa kurang semangat dengan kedatangan Seth. Seth tertawa, melepas cangklong rokok di dadanya dan batuk, yang keluar dari mulutnya)

Seth : “Sungguh luar biasa. Ketika seorang pria menikah tidak selayaknya ia berharap orang lain memberinya makanan. Kenyataannya, ia harus memberi istrinya makanan. Saat aku menikah menurutmu aku ingin ibu Mai memberiku makanan?, dan masih ku dengar kalau engkau tak bahagia di sini?”(176)

Tuan Biswas : “Aku tidak bilang kepada setiap orang mengenai ketidakbahagiaanku di sini.”(177) (Np.123)

Pada data percakapan di atas ditemukan fungsi ilokusi bertentangan (Conflictive) “memarahi” yang tampak pada tuturan (176).

Data 58 (Tuan Biswas meminum air dan berkumur. Kemudian dengan menghembuskan pipinya, dikeluarkannya air dari mulutnya sejauh mungkin keluar jendela)

Dewa Muda : “Jangan kau pikir aku tidak melihatmu. Akan kuingat yang kau lakukan ini, Tuan Biswas. Tetapi aku berdiri di sini dan jika engkau meludahiku lagi akan kukatakan hal ini kepada mama.”(178)

Tuan Biswas : “Katakan saja olehmu anak bangsat,”(179) (Np.149) Dari kutipan percakapan antartokoh tersebut, terdapat fungsi tindak tutur ilokusi bertentangan (Conflictive) “mengancam” yang tampak dalam tuturan (178).

(30)

Data 59 (Bissooridaye (ibu Bipti) mengadakan pesta dihari kesembilan kelahiran cucunya (Mohun Biswas). Saat yang menegangkan terjadi ketika Raghu, ayah Biswas muncul. Ia telah berjalan lama dengan baju dari kulit binatang dan jaket yang melekat dan berdebu)

Bissoondaye : “Lihat saja. Tuhan telah membalas kesombongan dan kekasaranmu. Pergi dan lihatlah anakmu. Ia akan menyengsarakanmu. Berjari enam, lahir disaat yang salah. Pergi dan lihatlah ia. Ia pun mengidap bersin pembawa sial. (180)

Raghu : “Bersin pembawa sial?”(181)

Bissoondaye : “Aku telah memperingatkanmu. Kau hanya bisa melihatnya pada hari ke-21. Jika engkau berbuat bodoh sekarang maka kau tanggung akibatnya.” (182) Suami Bissoondaye : “Si keji tak tahu malu. Jika kulihat kelakuannya aku

merasa Zaman kegelapan telah tiba” (183) (Np.27) Tuturan antartokoh dalam kutipan percakapan data di atas, mempunyai fungsi ilokusi bertentangan (Conflictive) “menyumpahi” yang terdapat dalam tuturan (180). Sedangkan tuturan (182) mempunyai fungsi ilokusi bertentangan “memarahi”.

Data 60 (Bhandat menarik Tuan Biswas hingga tersungkur ke kasur)

Bhandat : “Tadi malam aku punya 26 lembar dolar. Pagi ini hanya tinggal 25. Kau apakan uangnya, eh?”(184)

Tuan Biswas: “Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu kapan kau pulang tadi malam. Aku tidur terus semalaman.”(185)

Bhandat : “Tidur. Ya, tidur seperti ular.” (186) (Np.75)

Pada data tuturan dua tokoh di atas, ditemukan fungsi tindak tutur ilokusi bertentangan (Conflictive) “menuduh” yang tampak pada tuturan (184).

Data 61 (Shama masuk membawa makanan untuk Tuan Biswas (suaminya) Shama : “Apa yang telah engkau perbuat dan engkau katakan?

Kau membuat semua orang menentangmu. Kau tak berkeberatan. Tetapi bagaimana denganku? Engkau tak

(31)

bisa memberiku apa-apa dank au ingin mencegah orang lain melakukan apa pun untukku. Engkau mudah saja berkata akan mengepak barang-barangmu lalu pergi. tetapi engkau tahu itu hanya gertakan sambal. Apa yang kau dapatkan?”(187)

Tuan Biswas : “Aku takkan mendapat apa-apa. Tetapi aku takkan turun ke bawah menemui pamanmu. Aku bukan suruhannya, seperti halnya orang-orang lain di rumah ini.”(188) Shama : “Turunlah dan katakana sendiri kepadanya. Bicaramu

seperti pria sejati, turun dan bersikaplah seperti pria sejati.”(189)

Tuan Biswas : “Aku takkan turun menemuinya.” (190) (Np.121-122) Dari kutipan percakapan antartokoh di atas, terdapat fungsi tindak tutur ilokusi bertentangan (Conflictive) “memarahi” yang tampak pada tuturan (187) dan tuturan (189).

Data 62 (Saat senja dihari pemakaman Raghu)

Bipti : “Raghu tak punya uang. Tetapi ia melatih anak-anaknya dengan baik. Olahraga dan ketakwaan.” (191)

Tara : “Benar. Waktu berduka telah usai, Bipti. Berapa jumlah uang yang ditinggalkan Raghu untukmu?”(192)

Bipti : “Tidak ada. Aku tak tahu.”(193)

Tara : “Apa maksudmu? Apakah kau mencoba merahasiakan sesuatu dariku? Setiap orng di desa ini tahu bahwa Raghu punya uang banyak. Aku yakin ia telah meninggalkanmu uang cukup banyak untuk memulai usaha kecil.” (194) (Np.44)

Tuturan antartokoh dalam kutipan percakapan data (62), mempunyai fungsi ilokusi bertentangan (Conflictive) “menuduh” yang tampak dalam tuturan (194).

(32)

Data 63 (Senja hampir berakhir. Disebelah barat langit menyemburat sinar emas dan berkabut. Bipti mencuci kerak panci, piring kuningan dari timah dengan abu dan air. Pratap dan Prasad tiba dengan rumput liar disela-sela giginya, baju yang dipakainya lembab dengan keringat, wajah terbakar matahari dan berlumur keringat, kakinya terbungkus lumpur kering)

Bipti : “Kalian harus pergi mengambil kayu sebelum hari gelap” (195)

Anak : “Kenapa ibu menyuruhku sekarang? Kenapa ibu menyuruhku tiap hari? Aku takkan pergi.”(196)

Raghu : “Dengar, ya, jangan karena engkau ,menghasilkan uang kau merasa dirimu lelaki sejati. Lakukan yang diminta ibumu. Dan cepatlah pergi, sebelum kupukulkan tongkat ini, meskipun belum selesai dibuat.”(197) (Np.35)

Pada data tuturan dua tokoh di atas, ditemukan fungsi tindak tutur ilokusi bertentangan (Conflictive) “memarahi” yang tampak pada tuturan (197).

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan hasil analisis dari permasalahan pada bab 1 yaitu sebagai berikut.

4.2.1 Tindak Tutur Ilokusi Komunikatif Antartokoh dalam Novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” Karya V.S Naipaul.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa terdapat empat jenis tindak tutur ilokusi komunikatif yang terjadi pada tuturan antartokoh, sebagai berikut:

4.2.1.1 Ilokusi Konstatif (Constatives)

Ilokusi Konstatif (Constatives) menurut Ibrahim (1993:16-17) merupakan ekspresi kepercayaan yang dibarengi dengan ekspresi maksud sehingga mitratutur membentuk atau memegang kepercayaan yang serupa. Berdasarkan hasil

(33)

penelitian, dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul ditemukan 8 bentuk jenis tindak tutur ilokusi konstatif, yang terdiri atas :

1) Asertif (Assertives)

Tindak tutur ilokusi konstatif asertif biasanya ditandai dengan menyatakan, mengutarakan, menyampaikan, mengklaim, menunjukkan, dan mengatakan, sebagaimana yang tampak dalam tuturan antartokoh pada data (01) sampai dengan data (04), berikut pembahasannya:

Tindak tutur yang terdapat dalam kutipan percakapan antartokoh data (01) yakni tindak tutur ilokusi konstatif asertif yang ditujukan pada tuturan (1) ; “Aku yakin ia mencuri uangnya sendiri. Ia telah terlatih. Dicurinya uang setiap waktu. Dan aku selalu bisa mengatakan kapan ia mencuri...”, tuturan tokoh Mohun ini ditujukan kepada Bipti (ibunya), sebagaimana konteks dalam tuturan tersebut, bahwa Mohun dituduh mengambil uang milik Bhandat, jadi secara pragmatik ilokusi dari tuturan tersebut yakni tokoh Mohun ingin menyampaikan atau mengatakan kepada mitratuturnya tentang kebenaran yang sesungguhnya, dengan tujuan agar mitratutur percaya bahwa bukan dirinya yang telah mencuri uang tersebut.

Tuturan (1) tersebut di atas, berisi tindakan yaitu tokoh Mohun menginginkan agar ibunya bisa membela dirinya di depan Bhandat. Namun tujuan tersebut belum tercapai, sebab perkataan Bipti “Mohun!”, meskipun tidak terucap secara langsung, namun dari cara Bipti menyebut nama anaknya dengan seruan seperti itu telah mengisyaratkan bahwa dirinya tidak percaya. Maksud dari tuturan

(34)

tersebut yakni tokoh Bipti menginginkan agar anaknya lebih berhati-hati dalam berbicara.

Pada tuturan (3) tampak bahwa tokoh Mohun tetap membela dirinya, ia meyakinkan agar Bipti mempercayainya dengan tuturannya yang juga menunjukkan adanya tindak tutur konstatif asertif “Ia yang bejat, pemboros juga pembohong. Bukan aku.”, secara gramatikal tuturan Mohun ini hanya memberitahu tentang Bhandat yang mempunyai sifat pemboros dan pembohong, namun secara pragmatik ilokusi dari tuturan tokoh Mohun ini yakni mengklaim bahwa Bhandatlah yang mempunyai semua perihal yang telah dituduhkan kepadanya. Namun dengan perkataan tersebut Bipti tetap merespon dengan perkataan yang sama, sampai keluarlah tuturan Mohun “Dan aku tahu semua tentang perempuan yang dikencaninya. Anak-anaknya juga tahu itu. Begitu bangganya anak-anaknya itu. Ia bertengkar dengan istrinya dan memukulinya. Aku tak akan kembali ke bar itu meskipun ia datang dan memintaku sambil mengiba-iba”, ilokusi tuturan Mohun yakni ia ingin mengutarakan apa yang diketahuinya tentang perbuatan bejat dari tokoh Bhandat, agar membuat kepercayaan pada mitratuturnya. Selanjutnya tuturan tokoh Tara “ ...Uang itu tidak hilang. Uang itu ada didasar saku celananya dan ia luput memperhatikannya.”, maksud dari tuturan Tara yakni ingin mengutarakan kebenaran dari tuturan tokoh Mohun.

Tuturan tokoh Tara tersebut, menandakan bahwa dirinya percaya penuh dengan apa yang dikatakan oleh tokoh Mohun. Kebenaran dari tindak konstatif asertif adalah ketika penutur mengucapkan dan menyatakan tentang apa yang

(35)

disampaikan, dengan maksud mitratuturnya percaya dengan apa yang dikatakannya, dan hal tersebut sebagaimana dijelaskan di atas bahwa tuturan tokoh Mohun mendapat kepercayaan penuh dari tokoh Tara.

Percakapan dua tokoh yang terdapat pada tuturan data (02) berlangsung dalam situasi yang santai. Pada tuturan tersebut pengarang menggunakan jtindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif yang ditujukan pada tuturan (7) berikut: “Kuberi tahu, bekerja pada Tara tak punya masa depan. Sebagaimana kau ketahui, kini aku bekerja di tempat pembuatan minuman keras, dan tahukah kau berapa penghasilan yang kuperoleh? Ayo. Tebaklah”, tuturan ini mengandung pengertian bahwa tokoh Ramchand ingin memberi tahu tentang pekerjaannya dengan cara menyampaikan, mengatakan maksud bahwa mitratuturnya tahu berapa penghasilan yang diperolehnya. Selanjutnya tuturan Tuan Biswas “Sepuluh dolar”, dalam tuturannya ini Tuan Biswas mencoba menebak penghasilan tokoh Ramchand.

Tindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif juga terdapat dalam tuturan (9) “Dua belas. Dengan bonus setiap hari natal. Dan bir dengan harga borongan hingga tawar menawar. Tak terlalu buruk,’kan?”, tuturan ini memberitahu tentang penghasilan yang diperolehnya dengan cara menyampaikan, mengatakan dengan maksud agar mitratuturnya percaya dengan besarnya penghasilan yang diperolehnya dari menjual minuman keras tersebut. Tuturan tokoh Ramchand ini berisi suatu tindakan yakni ia menginginkan agar Tuan Biswas tertarik dengan pekerjaan tersebut dan mau bekerja bersamanya.

(36)

Dua tokoh dalam tuturan data (03) terjadi pada pasangan suami istri tokoh Shama dan Tuan Biswas. Pada tuturan tersebut, pengarang menggunakan tindak tutur ilokusi konstatif asertif yang ditujukan dalam tuturan (10) “Aku tidak mau memakan makanan bergizi buruk dari rumah ini”, ilokusi dari tuturan ini yakni Tuan Biswas tidak mau memakan makanan yang disediakan oleh istrinya dengan cara mengatakan bahwa makanan tersebut bergizi buruk. Tindak tutur konstatif asertif mengatakan juga terdapat dalam tuturan (11) “Baiklah, tidak ada seorang pun yang akan memohonmu untuk memakannya, tahu”, ilokusi dari tuturan Shama ini yakni mengatakan kepada lawan bicaranya bahwa tidak ada orang yang akan memaksa dirinya untuk memakan makanan tersebut.

Tindak tutur dalam percakapan data (04) ini ditujukan pada bentuk tindak asertif yang tampak dalam tuturan (12) berikut: “Kamu anak saya, Mohun. Mari”, ilokusi dari tuturan ini yakni tokoh Bhandat mengatakan bahwa dirinya telah menganggap Tuan Biswas sebagai anaknya.

Pada tuturan (14) “Mari, mari. Kamu boleh saja berpikir bahwa kamu sudah besar, tetapi bagi saya kamu masih anak saya. Mari masuk, biarkan saya menciummu”, ilokusi dari tuturan ini yakni tokoh Bhandat ingin mengatakan dengan cara mengutarakan bahwa dirinya tetap menganggap Tuan Biswas sebagai anaknya meski sekarang Tuan Biswas sudah tidak seperti usianya waktu masih bekerja padanya dulu. Kebenaran dari bentuk tindak ini yakni ketika penutur mengatakan sesuatu, dan dengan maksud agar mitratuturnya percaya dengan apa yang dikatakannya tersebut.

(37)

2) Prediktif (Predictives)

Pada tindak tutur ilokusi prediktif (Predictives) ini menuntut agar mitratutur percaya terhadap segala sesuatu yang diprediksikan atau diramalkan oleh penutur, sebagaimana yang tampak dalam tuturan antartokoh data (05), berikut pembahasannya:

Tindak tutur ilokusi yang digunakan pengarang dalam tuturan antartokoh data (05) yakni tindak tutur jenis ilokusi konstatif prediktif yang ditunjukkan pada tuturan (15) tokoh Pandita berikut: “Pertama-tama, gambaran anak malang ini. Giginya akan baik-baik saja namun akan agak lebar, dan berjarak. Aku yakin engkau tahu artinya. Anak itu akan punya nafsu besar dan boros. Mungkin juga seorang pembohong. Sulit mengetahui besarnya jarak diantara gigi-giginya. Mungkin hanya berjarak satu gigi atau seluruhnya atau mungkin tiga gigi”. Berdasarkan konteks, tuturan Pandita ini ditujukan kepada Bissoondaye atas keadaan cucunya yang lahir dengan kondisi yang aneh. Sehingga secara pragmatik tuturan Pandita tersebut mengandung pengertian bahwa ia ingin memberitahu kemungkinan yang akan terjadi pada anak tersebut kepada mitratuturnya. Ilokusi dari tuturan Pandita yakni memprediksikan keadaan fisik anak tersebut dimasa mendatang.

Kebenaran tindak tutur jenis ilokusi konstatif prediktif tersebut adalah ketika penutur memprediksikan sesuatu, dengan maksud agar mitratuturnya percaya bahwa apa yang diprediksikan itu benar-benar akan terjadi. Tujuan dari tuturan Pandita itu sendiri telah tercapai dengan respon tokoh Bissoondaye dengan tuturannya “Bagaimana dengan jari-jarinya yang enam itu, pandita?”, meskipun

(38)

dalam tuturan ini tidak terdapat perkataan yang langsung mengatakan suatu kepercayaan terhadap tuturan Pandita tersebut, namun dari pertanyaan yang dilontarkan tokoh Bissoondaye kepada Pandita telah menunjukkan bahwa dirinya percaya dengan apa yang diprediksikan oleh lawan tuturnya.

Pertanyaan Bissoondaye tersebut berisi suatu tindakan yakni agar Pandita memprediksikan juga jari cucunya yang berjumlah enam tersebut. Selanjutnya Pandita pada tuturan (17) “Itu tanda yang mengejutkan, tentu saja. Satu-satunya saran yang bisa kuberikan adalah jauhkan anak itu dari pepohonan dan air. Terutama air”, tuturan tersebut bermaksud memberi saran yang pada inti perkataannya tersebut tetap mengandung prediksi, dengan artian Pandita secara tidak langsung mengatakan bahwa anak itu akan baik-baik saja ketika dijauhkan dari pepohonan dan air. Namun sebaliknya, seakan-akan sesuatu bisa terjadi manakala anak tersebut didekatkkan dengan pepohohan dan air.

3) Retrodiktif (Retrodiktives)

Pada tindak tutur ilokusi retrodiktif ini biasa ditandai dengan melaporkan dan memperhatikan, sebagaimana yang tampak dalam tuturan antartokoh data (06) sampai dengan data (08), berikut pembahasannya :

Terdapat lima pelaku/tokoh dalam tuturan data (06), yaitu anak lelaki, anak perempuan, Sumati, Padma dan Mohun. Percakapan tersebut terjadi dalam suasana yang menegangkan. Dikatakan demikian karena pernyataan tokoh Mohun dengan anak tersebut berlawanan sehingga mempersulit lawan bicara lainnya untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.

(39)

Pada tuturan data (06) pengarang menggunakan tindak tutur konstatif retrodiktif melaporkan yang ditujukan pada tuturan (18) “Paman Mohun memukulku. Ma, Paman Mohun memukulku”, ilokusi dari tuturan anak lelaki ini tidak lain yakni melaporkan apa yang telah dilakukakan oleh Mohun kepada ibunya bahwa dirinya telah dipukul. Dalam hal ini ibunya tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh anaknya terlihat dalam tuturannya “Tetapi ia tak akan menyentuhmu tampa sebab. Kau pasti melakukan sesuatu”, karena Mohun adalah paman mereka jadi tidak mungkin jika ia memukul tampa ada sebab. Namun anak itu terus berusaha agar ibunya percaya dengan apa yang dituturkannya “Aku tidak melakukan hal yang macam-macam, Ma”, untuk membuat kepercayaan terhadap ibunya akhirnya anak perempuan yang juga terlibat dalam peristiwa tersebut ikut meyakinkan dengan tuturannya “Ia tidak melakukan hal yang tidak-tidak, Ma”.

Pada tuturan (22) tokoh Mohun muncul dalam percakapan itu, dengan tuturannya yang juga menunjukkan adanya tindak konstatif retrodiktif “Pembohong jahanam!. Tak melakukan yang tidak-tidak? Dan siapa yang memecahkan semua botol air soda itu?”, ilokusi dari tuturan tokoh Mohun tidak lain yakni melaporkan bahwa anaknya telah memecahkan semua botol soda di tokonya. Tuturan tokoh Mohun ini berisi tindakan yakni agar Sumati bisa memarahi anaknya, sehingga kejadian yang serupa tidak akan terulang kembali.

Pada tuturan (23) tokoh Padma muncul dengan tuturannya yang juga menunjukkan tindak tutur ilokusi konstatif retrodiktif “Beberapa botol pecah”, ilokusi dari tuturan Padma ini tidak lain adalah melaporkan kepada Tuan Biswas bahwa beberapa botol soda itu pecah, dan tokoh Mohun pun menjawab yang

(40)

tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa anak-anak tersebut benar-benar telah memecahkan botol-botol itu dengan tuturannya “… ada delapan sen dalam tiap-tiap botolnya”.

Kebenaran dari tindak tutur konstatif retrodiktif adalah ketika penutur melaporkan sesuatu, maka mitratutur percaya bahwa apa yang dikatakan itu benar-benar terjadi. Kepercayaan dari mitratutur nampak dalam tuturan “ini akan mengajarimu untuk tidak mencampuri hal-hal yang bukan urusanmu. Ini akan mengajarimu untuk tidak memancing kemarahan orang yang tidak memberi apapun kepada anak-anak”, kata-kata ini diucapkan oleh tokoh Sumati dengan memukuli anaknnya, yang berarti ia percaya bahwa anaknya telah bersalah dan pantas untuk mendapatkan hukuman. Meskipun dalam hal ini tokoh Sumati kesal dengan tokoh Mohun yang tidak bisa mengerti dengan anak-anak, namun tuturannya tetap mengandung suatu kepercayaan terhadap apa yang dituturkan oleh tokoh Mohun. Dalam tuturan ini hanya mengandung jenis tindak retrodiktif melaporkan.

Dua tokoh dalam percakapan data (07) terjadi antara seorang ayah dan anaknya. Pada tuturan ini, pengarang menggunakan tindak tutur konstatif retrodiktif yang ditujukan pada tuturan (24) “Nenek memaksaku makan ikan. Aku tidak suka itu”, secara gramatikal tuturan ini hanya ingin memberitahu bahwa ia dipaksa makan ikan oleh neneknya, namun secara prakmatik tuturan ini bermaksud untuk melaporkan tindakan neneknya kepada ayahnya (Tuan Biswas), dengan tujuan agar ayahnya percaya dengan apa yang telah dikatakannya tersebut.

(41)

Kepercayaan Tuan Biswas itu sendiri nampak dalam tuturannya “Ya jangan kau makan, kau dapat membuangannya. Jangan biarkan mereka memberimu makanan yang buruk”, meskipun dalam tuturannya tidak menyatakan bahwa dirinya mempercayai apa yang dikatakan oleh Savi, namun dengan responnya yang demikian itu telah menandakan bahwa ia percaya, sebab Tuan Biswas yang kemudian meminta Savi untuk tidak memakannya bahkan dimintanya ia untuk membuangnnya.

Tindak tutur konstatif retrodiktif juga terdapat pada tuturan (26) “Tapi aku tidak dapat menolaknya. Nenek membuang duri-durinya dan menyuapkan padaku dengan tangannya sendiri”, maksud tuturan ini yakni tokoh Savi merespon perkataan ayahnya tersebut dengan cara melaporkan bahwa dirinya tidak bisa menolak, dengan alasan bahwa neneknya yang menyuapinya dengan tangannya sendiri.

Kebenaran dari tindak tutur jenis ilokusi konstatif retrodiktif ini yakni penutur melaporkan tentang isi proposisi atau sesuatu yang dibicarakan bahwa apa yang dikatakannya itu adalah benar, dan maksud agar lawan bicaranya percaya bahwa apa yang dikatakannya itu benar-benar terjadi. Dan tampak dalam tuturan tersebut, bahwa tuturan tokoh Savi mendapat kepercayaan penuh dari Tuan Biswas.

Percakapan dua tokoh pada data (08) terjadi antara tokoh Tuan Biswas dan Myna. Tindak tutur yang digunakan pengarang dalam tuturan tersebut yakni jenis tindak konstatif retrodiktif yang ditujukan pada tuturan (27) ”… Govind

(42)

mengatakan mobil itu adalah sebuah korek api”, ilokusi dari tuturan tokoh Myna ini yakni melaporkan kepada Tuan Biswas bahwa Govind mengatakan mobil Tuan Biswas sebuah kotak korek api. Tujuan dari tuturan ini yakni agar membentuk kepercayaan dari mitratuturnya.

Kepercayaan dari Tuan Biswas sendiri tampak dalam tuturan “Kotak korek api, heh. Mobil Inggris, kamu tahu …”, respon Tuan Biswas ini menandakan bahwa dirinya percaya terhadap tuturan tokoh Myna. Kebenaran dari tindak tutur jenis ini yakni ketika penutur melaporkan sesuatu, dan bermaksud agar mitratuturnya percaya dengan apa yang dilaporkannya tersebut.

4) Informatif (Informatives)

Pada tindak tutur ilokusi informatif ini terdiri dari tindak menasehati, mengumumkan, menginformasikan, menekankan, melaporkan, menunjukkan, dan menceritakan. Jenis tindak informatif nampak dalam tuturan antartokoh pada data (09) berikut pembahasannya :

Tuturan pada data (09) antara tokoh Bhandat dan salah satu tamu bar tersebut terjadi dalam suasana santai. Pada tuturan (29) “Lihatlah anak ini. Selalu tersenyum, bukan? Seolah-olah ia lebih pandai dari orang lain”, telah menunjukkan adanya jenis tindak ilokusi konstatif informatif, karena ilokusi dari tuturan Bhandat tidak lain yakni ingin menginformasikan kepada tamu bar tentang gelagak aneh dari karyawannya tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan atas biaya tunai usaha yang dijalankan oleh peternak nonmitra lebih tinggi dibandingkan peternak mitra, namun sebaliknya keuntungan atas biaya total usaha

Dari bobot yang diberikan, dapat diketahui bahwa pesaing baru merupakan ancaman serius bagi perusahaan. Semakin banyak pesaing baru yang muncul dengan berbagai fasilitas

Manfaat praktis penelitian ini bagi lembaga- lembaga PAUD yang ada di Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak adalah memberikan informasi tentang peran serta

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di

Beberapa alasan mengapa bahan organik seperti kotoran sapi perlu dikomposkan sebelum dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman antara lain adalah : 1) bila tanah mengandung

(6) Perubahan terhadap isi dan rincian dalam DIPA Dekon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Sekretaris Jenderal sebagai bahan untuk

Dari permasalah yang didapat, maka penulis mencoba untuk membangun suatu aplikasi yang dapat meningkatkan daya beli dan kualitas usaha serta memudahkan pelanggan,

Sedangkan saluran pemasaran yang paling efisien untuk ikan sagela asap asal Desa Pasalae dan Pentadu Barat adalah saluran yang langsung dari produsen ke konsumen sedangkan di