• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanggung Jawaban Notaris Akibat Adanya Pemalsuan Identitas Diri Debitor Dalam Akta Perjanjian Kredit Pada Bank

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertanggung Jawaban Notaris Akibat Adanya Pemalsuan Identitas Diri Debitor Dalam Akta Perjanjian Kredit Pada Bank"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KEDUDUKAN AKTA PERJANJIAN KREDIT PADA BANK AKIBAT ADANYA PEMALSUAN IDENTITAS DIRI DEBITOR

A. Identitas Para Penghadap Dalam Akta Notaris 1. Nama

Setiap orang tentu mempunyai nama, bahkan dalam agama Islam dianjurkan

untuk memberikan nama yang baik kepada setiap anak yang lahir. Nama adalah untuk

menentukan identitas orang, untuk membedakan orang satu dengan orang lainnya dan

dengan nama dapat diketahui sebagai subyek hukum yaitu pembawa hak dan

kewajiban. Nama dapat diketahui dari Kartu Tanda Penduduk (KTP), dari Surat Ijin

Mengemudi (SIM), dari Kartu Keluarga (KK), Ijazah Sekolah, Sertifikat Tanah, Akta

Kelahiran, Kartu Kredit dan lain-lain. Untuk memperoleh kepastian nama seseorang

maka perlu perbandingan antara kartu identitas yang satu dengan kartu identitas

lainnya, misalnya KTP dengan SIM atau dengan KK dengan Ijazah Sekolah dan lain

sebagainya. Kalau dalam mengidentifikasi nama seseorang tersebut hanya berpegang

pada satu identitas maka dikawatirkan satu kartu identitas tersebut dipalsukan.

Misalnya hanya berpegang pada KTP, apakah dapat diyakini nama yang tercantum

dalam KTP tersebut benar-benar nama pemohon kredit. Dengan cara membandingkan

kartu identitas satu dengan yang lain maka jika akan dipalsukan tentu memalsu

seluruh kartu identitas. Dengan diketahui secara pasti nama pemohon kredit maka

(2)

mudah untuk mengajukan gugatan perdata atau eksekusi jaminan kredit karena

identitas pemohon kredit jelas.

2. Domisili

Domisili terjemahan dari Domicilie atau woonplaats artinya tempat tinggal

seorang pemohon kredit harus diketahui tempat tinggalnya atau tempat kediamannya.

Kadang-kadang tidak mudah untuk menentukan tempat tinggal karena orang tersebut

berpindah-pindah atau memiliki lebih dari satu tempat tinggal. Untuk mengatasi

berpindah-pindahnya alamat maka perlu diadakan tempat tinggal yang sesungguhnya

dan tempat kediaman hukum atau yuridis. Pada umumnya tempat tinggal

sesungguhnya sama dengan tempat kediaman hukum. Meskipun kadang berbeda.

Yang dimaksud tempat kediaman hukum adalah tempat dimana seseorang selalu

dianggap hadir berhubungan dengan melaksanakan hak dan kewajibannya meskipun

orang tersebut sesungguhnya bertempat tinggal ditempat lain. Dalam peraturan lain,

tempat tinggal adalah tempat dimana perbuatan hukum dilakukan. Menurut KUH

Perdata yang dimaksud tempat tinggal ialah rumahnya atau kotanya. Untuk

mengetahui tempat tinggal seseorang dapat dilihat dari Kartu Keluarga (KK) atau

Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Ijin Mengemudi (SIM) atau Riwayat Hidup

dan lain sebagainya.

Ada dua macam tempat tinggal atau domisili atau tempat kediaman yaitu :

a. Tempat tinggal yang sesungguhnya ialah tempat tinggal yang berkaitan

dengan hak-hak melakukan wewenang perdata. Misalnya tempat tinggal

(3)

b. Tempat tinggal yang dipilih ialah tempat tinggal untuk melakukan

perbuatan hukum tertentu. Misalnya memilih kediaman hukum diwilayah

Pengadilan Negeri tertentu berdomisili misalnya Pengadilan Negeri

Medan. Ini penting berkaitan dengan mengajukan gugatan atau eksekusi.

B. Pemalsuan Identitas Diri Debitor Dalam Akta Perjanjian Kredit Pada Bank 1. Pengertian Identitas Diri / Kartu Tanda Penduduk

Kartu Tanda Penduduk adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri

yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yaitu Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil yang berlaku diseluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kartu ini

wajib dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA)

yang memiliki Izin Tinggal Tetap (ITAP) yang sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun

atau sudah pernah kawin atau telah kawin. Anak dari orang tua WNA yang memiliki

ITAP dan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun juga wajib memiliki Kartu Tanda

Penduduk. Kartu Taanda Penduduk bagi WNI berlaku selama 5 (lima) tahun dan

tanggal berakhirnya disesuaikan dengan tanggal, bulan dan tahun kelahiran yang

bersangkutan.

Kartu Tanda Penduduk berisi informasi mengenai sang pemilik kartu,

termasuk :

1. NIK (Nomor Induk Kependudukan) 2. Nama lengkap

3. Tempat dan tanggal lahir 4. Jenis kelamin

(4)

7. Golongan darah

8. Alamat lengkap pemegang Kartu Tanda Penduduk (RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan)

9. Pekerjaan 10. Pas photo

11. Tempat dan tanggal dikeluarkannya KTP 12. Tandatangan pemegang KTP

Setiap negara pasti mempunyai penduduk, karena penduduk mempunyai

pengertian yaitu orang yang bertempat tinggal dalam wilayah suatu negara dan

tunduk pada kekuasaan negara.34Begitu pula dengan Indonesia, pasti juga mempunyai

penduduk yang mendiami suatu wilayah di Indonesia. Pada mulanya penduduk

Indonesia hanya terdiri dari orang-orang dari satu keturunan yang berasal dari satu

nenek moyang, dalam hal ini faktor terpenting adalah pertalian darah. Akan tetapi

wilayah Indonesia sekarang ini telah didatangi oleh orang-orang dari negara lain yang

mempunyai nenek moyang yang lain pula.

Hal ini diterangkan dalam UUD 1945 Pasal 26 ayat 1 yaitu :

“yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara”.35

Sekarang faktor tempat tinggal turut menentukan apakah seseorang termasuk

sebagai penduduk suatu negara, ini dibuktikan dengan adanya sistem Administrasi

Kependudukan atau sering kita kenal dengan sebutan Kartu Tanda Penduduk sebagai

identitas diri penduduk.

34

Prof.Drs. C. T. Kansil, SH (dkk), 2000, Hukum Tata Negara Indonesia 1 (edisi revisi), Rineka Cipta,Jakarta, hal. 216.

(5)

Kartu Tanda Penduduk atau identitas diri memiliki fungsi yang banyak.

Sebagai fungsi dari data penduduk yang berdomisili di satu tempat, Kartu Tanda

Penduduk juga berfungsi sebagai database yang digunakan dalam penentuan daftar

pemilih tetap dalam pemilu. Selain itu juga Kartu Tanda Penduduk mempunyai

kekuatan hukum tetap, karena Kartu Tanda Penduduk juga digunakan sebagai tanda

pengenal dalam berbagai permasalahan hukum contohnya dalam permasalahan

hukum keperdataan pada saat seseorang ingin mendaftarkan perkaranya di Pengadilan

maka alat kelengkapan berkas perkaranya yang harus dimasukkan salah satunya

adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau identitas diri.

Arti pentingnya mengetahui dan menentukan domisili atau tempat tinggal

berkaitan dengan beberapa hal yaitu :

a. Untuk kepentingan bila akan memberikan peringatan atau somasi atau

untuk mengajukan gugatan perdata atau eksekusi jaminan

b. Tempat untuk melaksanakan hak dan kewajiban para pihak sesuai

perjanjian yang dilakukan. Misalnya dimana seseorang yang berhutang

harus membayar hutangnya

c. Untuk mengetahui dengan siapa orang itu dalam melakukan perbuatan

hukum. Misalnya bank meminjamkan kreditnya dengan Tuan Syahrul

yang bertempat tinggal di Jalan Sutomo Aceh Besar.

Ternyata Kartu Tanda Penduduk masih banyak memiliki kekurangan, salah

satunya yaitu memberikan kesempatan pada seseorang untuk mempunyai 2 (dua)

(6)

domisili, maka jika seseorang berpindah tempat domisili dia harus membuat Kartu

Tanda Penduduk yang baru, namun Kartu Tanda Penduduk yang lama masih tetap

berlaku.

Pada dasarnya debitor yang melakukan pemalsuan identitas diri dengan

mengganti gambar/foto isterinya dengan orang lain dan menghadapkan atau

menghadirkan orang lain tersebut yang seolah-olah sebagai pemilik identitas diri/

KTP dalam akta perjanjian kredit, berarti debitor sudah melakukan perencanaan

untuk melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum.

Sebagai Posisi Kasus :

Pada tahun 2012 dimana kasus ini pernah terjadi di Wlilayah Aceh Besar

pihak isteri dari debitor (Nyonya Anita) dan pihak Bank datang ke kantor kepolisian

sektor Aceh Besar, karena merasa keberatan terhadap bank yang akan mengeksekusi

rumahnya. Sementara Nyonya Anita merasa tidak pernah mengambil pinjaman kredit

ke bank, tetapi bank menyatakan dengan membawa segala bukti-bukti termasuk

Notaris yang membuatkan aktanya. Suami Nyonya Anita ada mengambil pinjaman

kredit ke bank sebesar Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dengan jaminan

sertipikat Hak Milik yang ditempati /diduduki oleh debitor dan telah nunggak selama

4 (empat) bulan atau kredit macet. Setelah polisi meminta keterangan dari pihak

bank, ternyata ada kelalaian bank pada saat survey lapangan, ternyata tim surveyor

bank tidak melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan dan terbukti suami

debitor telah memalsukan identitas diri isternya yang sah/KTP dengan mengganti

(7)

diselesaikan secara musyawarah/berdamai, karena melihat para pihak sama-sama

melakukan kesalahan, (pihak bank telah lalai dalam menjalankan tugasnya dan pihak

debitor telah wanprestasi) kemudian pada saat itu juga para pihak menyelesaikan

kasus tersebut secara damai/musyawarah, dan telah terjadi kesepakatan damai

(musyawarah/mufakat) diantara kreditor dan debitor. Kreditor memberikan

dispensasi/tenggang waktu pembayaran, bagi debitor karena tidak mau tanah dan

rumahnya disita / dieksekusi oleh kreditor, maka ia beritikad untuk melanjutkan

pembayaran (dengan cara cicilan) kredit macet yang dilakukan suaminya, walaupun

pihak kreditorlah yang telah dirugikan oleh debitor. Dan bagi Notaris tidak

dipersalahkan namun, karena Notaris dalam kasus ini bertindak kooperatif hanya

menerima dan menyetujui dokumen / berkas yang diserahkan kreditor kepadanya

tanpa ada usaha untuk mengecek identitas diri debitor dengan bukti-bukti yang lainya

dan ternyata ada kesalahan kreditor pada survey lapangan dengan tidak melaksanakan

prinsip kehati-hatian dalam perkreditan, maka Notaris telah melanggar Pasal 16

angka 1 huruf a UUJN (dalam menjalankan tugasnya Notaris dituntut bertindak

mandiri, jujur, seksama / cermat serta tidak berpihak).

Kronologi kasus : Pada tahun 2012, Tuan Syahrul selaku debitor, datang ke

Tuan Ramadhan Pegawai Bank Perkreditan Rakyat yang berada di Aceh Besar untuk

meminjam dana sebesar Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dengan jaminan

sertipikat Hak Milik atas tanah dan bangunan, atas nama Tuan Syahrul dan isterinya

Nyonya Anita yang terletak di desa Aneuk Paya Kecamatan Lhoknga Kabupaten

(8)

dari isterinya untuk meminjam kredit penambahan modal dagangannya, karena rumah

tangganya yang tidak harmonis lagi. Dilain sisi debitor sangat membutuhkan

penambahan modal usahanya dan untuk kebutuhannya lainnya, maka debitor

membawa dokumen/ data-data yang diperlukan untuk proses peminjaman kredit

penambahan modal. Setelah data-data sudah masuk ke bank maka dilakukanlah

survey ke lapangan untuk memverifikasi data yang diberikan debitor. Pada saat bank

datang untuk mensurvey lapangan/ rumah debitor, kebetulan isteri debitor sedang ke

luar kota (kerumah orang tuanya) maka debitor membawa perempuan lain yang

seolah-olah isterinya tersebut kerumahnya untuk disurvey dan mengakui perempuan

itu adalah isterinya. Setelah satu minggu selesai survey lapangan dan data-data

debitor telah memenuhi syarat bank, maka bank menyetujui pinjaman kredit debitor.

Bank kemudian membuat akad perjanjian kredit dihadapan Notaris/secara otentik

dan telah ditanda tangani oleh kedua belah pihak yaitu Kreditor dan Debitor. Setelah

akta perjanjian kredit ditanda tangani, Notaris I H tidak mengetahui kalau yang

datang menghadap kepadanya bukanlah isteri yang sebenarnya, karena Notaris hanya

menyesuaikan fotocopy identitas diri penghadap/ KTP yang aslinya saja (yang

diberikan oleh bank). Setelah perjanjian pokok selesai ditandatangani, maka

selanjutnya dibuatlah pengikatan jaminan kredit melalui Hak Tanggungan yang

merupakan perjanjian ikutan (accesoir) dari perjanjian pokok tadi, gunanya untuk

proses eksekusi/penyitaan apabila terjadi kredit macet oleh debitor. Maka

(9)

telah memenuhi klausul-klausul yang dipersyaratkan dalam Akta Pengikatan Jaminan

Kredit.

Kredit disepakati selama 2 (dua) tahun. Setelah kredit berjalan selama 12 (dua

belas) bulan pembayaran, tetapi Tuan Syahrul hanya membayar 8 (delapan) bulan

terhitung setelah pengambilan kredit maka diketahuilah telah terjadi kredit macet

yang dilakukan oleh debitor, dan debitor sudah tidak diketahui lagi dimana

keberadaannya. Maka Tuan Ramadhan selaku kreditor mengkormfirmasi isteri

debitor yang bernama Nyonya Anita, akan melakukan penyitaan terhadap objek

jaminan yang dijaminkan melalui Hak Tanggungan.Tetapi isteri debitor merasa tidak

pernah menandatangani pengikatan kredit dengan Notaris. Dan isteri debitor

keberatan terhadap eksekusi /penyitaan terhadap tanah dan bangunan yang menjadi

objek Hak Tanggungan untuk disita oleh bank.

Atas dasar kasus itulah Nyonya Anita selaku isteri debitor dan kreditor datang

ke kantor kepolisian sektor setempat. Ternyata Tuan Syahrul telah mememalsukan

identitas diri / Kartu Tanda Penduduk isterinya dimana gambar diganti dengan

gambar perempuan lain dan menghadirkan orang lain tersebut sebagai penghadap

dalam akta perjanjian kredit.

Dari kasus diatas sudah dapat diambil benang merahnya bahwa kesalahan

bank pada saat survey di lapangan, dan sebagai Notaris yang membuat akta perjanjian

kredit seharusnya lebih teliti dan cermat untuk memeriksa atau menyesuaikan terlebih

(10)

perlu Notaris harus mengecek kesesuaian fotocopy Kartu Keluarga, Buku Nikah,

Pasport yang aslinya kepada setiap yang datang kepadanya untuk dibuatkan aktanya.

Pada dasarnya dalam kasus diatas Notaris tidak dapat dipersalahkan dalam

pembuatan aktanya, karena sudah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku,

namun karena akibat kesalahan dan kecerobohan bank pada saat survey dilapangan,

tidak melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan, maka Notaris dapat

dimintai pertanggung jawabannya yang bertindak kooperatif kepada bank sehingga

menimbulkan kelalaian, yang tidak meneliti ulang data-data/ dokumen yang

diserahkan bank kepadanya dengan bukti-bukti lainnya.

2. Pelanggaran Notaris Dan Sanksi Debitor Akibat Adanya Pemalsuan Identitas Diri Debitor Dalam Akta Perjanjian Kredit Pada Bank

Kalau dikaitkan dengan kasus di atas bahwa dengan adanya pemalsuan

identitas diri/ Kartu Tanda Penduduk (dengan mengganti gambar isteri dengan

gambar orang lain) oleh debitor, maka sudah barang tentu perbuatan debitor tersebut

melalui perencanaan bahwa pada saat proses peminjaman kredit, debitor sudah tidak

harmonis lagi dengan isterinya, maka debitor tanpa sepengetahuan dari isterinya

meminjam kredit ke bank dengan memalsukan identitas diri /KTP isteri dimana

gambar diganti dengan gambar orang lain, dengan suatu perencanaan yang matang

tanpa diketahui oleh bank.

Sedangkan pada Notaris, sudah melalaikan (tidak cermat dan seksama)

tanggung jawab yang diberikan undang-undang yang berakibat hukum kepadanya

(11)

menjalankan jabatannya Notaris berkewajiban bertindak jujur, seksama, mandiri,

tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum.

Kalau dikaitkan dengan kasus diatas Notaris tidak berlaku seksama dan cermat dalam

pembuatan akta perjanjian kredit dengan diketahuinya adanya pemalsuan identitas

diri debitor sehingga berimplikasi hukum terhadap akta yang dibuatnya. dan tanpa

disadari oleh Notaris, Notaris tidak menyesuaikan kembali identitas diri / KTP

debitor pada saat menghadap dengan yang aslinya kalau perlu diminta Buku Nikah

dan paspor asli, namun Notaris hanya memeriksa fotocopy identitas diri penghadap

yang hadir pada saat itu.

Didalam pembuatan akta perjanjian kredit bank, sering dalam praktek Notaris

dihadapkan pada persoalan kedudukannya sebagai Pejabat Publik yang harus

menjamin kehendak kuat para pihak yang tertuang dalam isi perjanjian kredit

tersebut, kehendak kuat ini termasuk juga kebenaran dari persetujuan para pihak

terhadap pembentukan isi perjanjian kredit tersebut, namun biasanya dalam perjanjian

kredit bank, Notaris harus bertindak kooperatif dengan menuruti keinginan bank

seperti menandatangani akta yang dibawa oleh debitor tanpa perlu kehadiran kreditor

sebagai penghadap yang sebenarnya tidak datang saat tersebut, sehingga sebenarnya

bank secara langsung telah mengatur kerja Notaris.

Istilah kesengajaan atau dalam Bahasa Belanda disebut sebagai opzet, adalah

dari Bahasa Indonesia yang berasal dari kata “sengaja”, yang berarti secara umum

(12)

Pengertian kesengajaan yang menurut sejarahnya dahulu pernah dirancangkan

adalah kesengajaan jahat sebagai sesuatu keinginan untuk berbuat tidak baik, dan

juga pernah dicantumkan didalam Pasal 11 Crimineel Wetboek 1809 yang

menerangkan bahwa kesengajaan adalah keinginan/ maksud untuk melakukan atau

untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang atau diharuskan oleh

Undang-Undang. Di dalam Wetboek van Strafrecht 1881 yang mulai berlaku 1 September

1866 tidak lagi mencantumkan arti kesengajaan seperti rancangan terdahulu.

Pengertian kesengajaan yang dirumuskan oleh Satochid Kartanegara, adalah :

“melaksanakan suatu perbuatan, yang didorongkan oleh suatu keinginan untuk berbuat atau bertindak”.36

Oleh Bambang Poernomo, dikemukakanya bahwa kesengajaan itu secara

alernatif dapat ditujukan kepada 3 (tiga) elemen perbuatan pidana sehingga terwujud

kesengajaan terhadap perbuatan, kesengajaan terhadap akibat dan kesengajaan

terhadap hal ikhwal yang menyertai perbuatan pidana.37

Unsur kesengajaan adalah penting sekali didalam Hukum Pidana. Kebanyakan

tindak pidana mempunyai unsur kesengajaan atau opzet, bukan unsur cu/pa. Ini

adalah layak, oleh karena biasanya yang pantas mendapatkan hukuman pidana itu

adalah orang yang melakukan sesuatu dengan sengaja. Sedangkan pengertian

kesengajaan oleh N. E. Algra di dalam bukunya Kamus Istilah Hukum Fockema

Andreae, yaitu sebagai berikut :

36Bambang Poernomo,Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Cetakan III, Jakarta 1978, hal.290.

(13)

“Kesengajaan merupakan bagian dari kesalahan dalam arti luas, kebalikan Jan Kealpaan (cu/pa) dalam arti sempit. Oogmek, menurut formula Undang-Undang pidana kita pada ketentuan dapat dihukum, dimana terdapat perkataan “dengan sengaja” (opzettelijk), kesengajaan pelaku haruslah tertuju pada semua bagian perbuatan yang diuraikan sesudah perkataan “dengan sengaja”(opzettelijk) dalam Undang-Undang.”38

Manusia yang sehat senantiasa memiliki keinginan-keinginan tertentu baik

secara fisik maupun mental. Didalam memenuhi atau mencapai keinginannya itu

tidak jarang membuat sesuatu yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang

berlaku, misalnya oleh karena ingin mendapatkan uang dengan cepat dan tanpa harus

kerja keras maka melakukan pemalsuan identitas diri atau Kartu Tanda Penduduk

sehingga dapat merugikan orang lain dalam hal ini kreditor selaku bank.

Kehendak (oogmerk) seperti ini merupakan pendorong atau perangsang bagi

kelakuan dan perbuatannya apabila hal tersebut merupakan sesuatu perbuatan pidana.

Untuk memenuhi atau mewujudkan kehendaknya itu ada tiga tingkatan yang

dilaluinya, yaitu :

a. Adanya perangsang

b. Adanya kehendak dan

c. Adanya tindakan

Pemalsuan identitas diri /Kartu Tanda Penduduk yang dilakukan oleh debitor

berkaitan erat dengan pemalsuan surat pada umumya, yang demikian bertalian pula

dengan Pasal 263 KUH Pidana yang berbunyi :

A. Barangsiapa membuat surat palsu atau memalsukan surat-surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang

(14)

diperuntukkan sebagai bukti dari pada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemalsuan tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun.

B. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian.

Tentang Pasal 263 KUH Pidana ini, menurut Lamintang, dan C.Djasman

Samosir, disebutkan bahwa pasal ini melindungi “publica fides” atau kepercayaan

umum yang diberikan kepada sesuatu surat. Memang ada perbedaan di antara

“membuat secant palsu” dan “memalsukan surat”.39 Bahwa perbuatan membuat

secara palsu itu, semula belum ada sesuatu surat apapun, kemudian dibuatlah surat itu

akan tetapi dengan isi yang bertentangan dengan kebenaran. Sedangkan pada

perbuatan memalsukan, semula memang ada sepucuk surat, yang kemudian isinya

dirubah sedemikian rupa, sehingga isinya menjadi bertentangan dengan kebenaran

atau pun menjadi berbeda dari isinya semula.

Dalam kasus yang ada telah terbukti debitor melakukan pelanggaran pidana

bahwa dengan mengganti gambar/foto isterinya dengan orang lain dan memakai

identitas diri/Kartu Tanda Penduduk isterinya serta menghadapkan/ menghadirkan

orang lain tersebut seolah-olah sebagai isterinya dalam akta yang dibuat dihadapan

Notaris, maka debitor telah melanggar Pasal 264 angka 1 ayat 1 KUH Pidana yang

berbunyi “pemalsuan surat diancam dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan)

tahun, jika dilakukan terhadap akta-akta otentik”

39Komar Andasasmita, Notaris Selayang pandang, Alumni, Cetakan ke-2, bandung, 1983,

(15)

C. Kedudukan Akta Notaris Terhadap Pelanggaran Pasal 16 Angka (1) Huruf a UUJN Akibat Adanya Pemalsuan Identitas Diri Debitor Dalam Akta Perjanjian Kredit Pada Bank

1. Kedudukan Akta Perjanjian Kredit Yang Dikeluarkan Oleh Notaris.

Notaris harus menjalankan jabatannya sesuai dengan Kode Etik Notaris, yang

mana dalam melaksanakan tugasnya Notaris itu diwajibkan :

a. Senantiasa menjunjung tinggi hukum dan asas negara serta bertindak

sesuai dengan makna sumpah jabatannya

b. Mengutamakan pengabdiannya kepada kepentingan masyarakat dan

negara40.

Untuk itu Notaris harus berhati-hati dalam membuat akta agar tidak terjadi

kesalahan atau cacat hukum. Karena akta yang dibuat Notaris harus dipertanggung

jawabkan kepada masyarakat dan tidak luput dari penilaian Hakim. Namun dalam

prakteknya terkadang Notaris tidak bertindak seksama dan berhati-hati dalam

melaksanakan tugasnya membuat akta. Prosedur yang semestinya dijalankan untuk

melindungi kepentingan para pihak dan Notaris sendiri, ternyata tidak dilakukan.

Hasil wawancara dengan Notaris/PPAT Ika Susilawaty, SH, Mkn di

kabupaten Aceh Besar41 “bahwa Notaris banyak melakukan kesalahan karena

persaingan Notaris itu sendiri, dimana kelebihan jumlah Notaris yang menyebabkan

terjadinya persaingan di kalangan Notaris yang semakin ketat dengan pelayanan yang

juga lebih ditingkatkan. Namun pelayanan dan kemudahan yang diberikan Notaris

40Komar Andasasmita, Notaris I,op.,cit, hal.158

41Hasil wawancara dengan Notaris/PPAT Ika Susilawaty SH, Mkn, di Kabupaten Aceh

(16)

kerap menimbulkan celah-celah hukum yang membuka peluang terjadinya perbuatan

hukum, kemudahan yang ditawarkan Notaris terkadang dimanfaatkan oleh penghadap

yang mempunyai itikad buruk untuk kepentingan sendiri.”

Hasil wawancara dengan Notaris/PPAT Natigor Halomoan, SH di Kota

Medan, “akibat adanya pemalsuan identitas diri/ Kartu Tanda Penduduk yang dibuat

debitor maka kedudukan akta yang dibuat dihadapan Notaris “ sebagai

Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya, apabila salah satu syarat tidak terpenuhi

didalam Pasal 1320 KUH Perdata berarti akta cacat hukum sehingga akta turun

derjatnya maka akta dapat dibatalkan oleh para pihak atau dapat dibatalkan oleh

Hakim di Pengadilan. Dalam kasus ini atas saran dari polisi sektor Aceh Besar untuk

berdamai karena kesalahan dan kelalaian ada pada para pihak baik kreditor maupun

debitor telah ada kesepakatan para pihak untuk berdamai.”42.

2. Pemeriksaan Notaris Selaku Pejabat Umum Terkait Akta Yang Diperbuatnya

Demi kepentingan proses peradilan, penyelidik, penuntut umum atau Hakim

terdapat prosedur khusus dalam hal proses penegakan hukum terhadap Notaris,

dimana dalam Pasal 66 UUJN Majelis Kehormatan Notaris berwenang :

(1)Untuk kepentingan proses peradilan, Penyidik, Penuntut Umum, atau Hakim

dengan persetujuan Majelis Kehormatan Notaris berwenang :

a. Mengambil fotocopy minuta akta dan/atau surat-surat yang dilekatkan

pada minuta akta atau protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris.

42

(17)

b. Memanggil Notaris untuk hadir dalam pmeriksaan yang berkaitan dengan

akta yang dibuatnya atau Protokol Notaris yang berada dalam

penyimpanan Notaris

(2)Pengambilan fotocopy minuta akta dan /atau surat-surat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a, dibuat berita acara penyerahan

(3)Mejelis Kehormatan Notaris dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari

kerja terhitung sejak diterimanya surat permintaan persetujuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib memberikan jawaban menerima atau menolak

permintaan persetujuan.

(4)Dalam hal Majelis Kehormatan Notaris tidak memberikan jawaban dalam

jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Majelis Kehormatan

Notaris dianggap menerima permintaan persetujuan

Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Nomor : M.03.HT03.10 Tahun 2007 tentang pengambilan minuta akta dan

pemanggilan Notaris, bukan dimaksudkan untuk diambil alih seterusnya oleh

Penyelidik, Penuntut Umum maupun Hakim, melainkan sekedar dipinjam untuk

keperluan pemeriksaan di kepolisian mengenai adanya pemalsuan identitas diri/ Kartu

Tanda Penduduk debitor selaku penghadap yang tertera pada minuta akta, apabila

pemeriksaan minuta akta dan/ atau protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris

sudah selesai dilaksanakan maka minuta akta dan surat-surat yang dilekatkan pada

minuta akta dan/ atau protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris diserahkan

(18)

Meskipun demikian Majelis Kehormatan Notaris Wilayah tidak boleh

sewenang-wenang memberikan persetujuan dalam pengambilan minuta akta ini,

karena dokumen yang berupa minuta akta Notaris merupakan dokumen negara yang

harus dijaga, dirawat, dilindungi kerahasiaannya, khususnya demi kepentingan dari

pihak-pihak yang berkepentingan (termasuk kreditor dan debitor).

Apabila pemanggilan dan pemeriksaan Notaris oleh Penyelidik Kepolisian

tidak mengindahkan prosedur hukum yang berlaku, maka dikhawatirkan akan terjadi

kesewenang-wenangan dan menimbulkan ketidakpastian hukum. Segala upaya yang

menjamin adanya kepastian hukum adalah benteng untuk menghalangi

kesewenang-wenangan.43

Notaris sebagai saksi dalam penyelidikan otensitas akta tetap dapat

menjalankan tugas jabatannya sebagai Notaris dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat terhadap pembuatan akta otentik sebagai alat bukti dibidang hukum

perdata. Penerapan sanksi terhadap Notaris harus dilihat dalam rangka Notaris

menjalankan tugas Jabatan Notaris, artinya dalam mekanisme/prosedur pembuatan

akta apakah melanggar aturan hukum pembuatan akta Notaris yang terdapat dalam

UUJN. Dimana batasan pemeriksaan akta Notaris harus berdasarkan akta Notaris

sebagai yang mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna.

Nota Kesepahaman antara Kepolisian Negara Indonesia dengan Ikatan Pejabat

pembuat Akta Tanah, Nomor : POL.B/1056/V/2006 dan nomor 05/PP-INI/V/2006

tanggal 9 Mei 2006 tentang pembinaan dan peningkatan Profesionalisme di Bidang

(19)

Penegakan Hukum, dimana pemanggilan terhadap Notaris guna kepentingan

Penyidik, tanpa adanya prosedur khusus dan bagi Notaris wajib hadir kepada

Penyidik terhadap penyitaan surat atau tulisan lain termasuk minuta akta, surat-surat

yang dilekatkan pada minuta akta wajib disimpan dan dirahasiakan oleh Notaris,

hanya dapat dilakukan dengan izin khusus Ketua Pengadilan setempat.

Polisi dalam melakukan penyelidikan atas otensitas akta, haruslah dapat

memahami objek penyidikan dengan jelas yaitu apakah objek penyelidikan adalah

akta ataukah perbuatan Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya membuat akta.

Notaris dalam pembuatan akta oleh atau dihadapannya apabila debitor selaku

penghadap menggunakan identitas diri/ Kartu Tanda penduduk palsu, bukan

kewenangan Notaris untuk menilai keaslian Tanda Pengenal penghadap, tetapi

perbuatan Notaris tersebut yang tidak seksama dalam pembuatan akta dan jika

terbukti ada pelanggaran Notaris dalam menjalankan jabatannya maka seharusnya

Notaris dikenakan ketentuan sanksi Pasal 16 ayat 1 huruf a UUJN).

Perlu diperhatikan dalam hal ini keberadaan Majelis Kehormatan Notaris

bukanlah hanya untuk melindungi Notaris, namun agar Notaris tetap bertindak dalam

jabatnnya dan berperilaku sesuai dengan UUJN dan Kode Etik Notaris, dalam artian

bahwa Majelis Kehormatan Notaris tidak dapat memberikan jaminan apapun kepada

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang status pH dan volume saliva pada wanita pemakai kontrasepsi pil dan suntik telah dilakukan dengan hasil pH dan volume saliva yang tertinggi diperoleh

This study aimed to produce teaching materials of citizenship that contains character values so it was expected that improvement in the behavior of

Meto(e titrimetri ang (ikenal juga se9agai meto(e ;olumetri merupakan ara analisis kuantitati0 ang (i(asarkan pa(a prinsip stoikiometri reaksi kimia.. Dalam setiap meto(e

Seperti yang dikatakan oleh informan yaitu Ibu Siswati yang merupakan Kader Kampung Keluarga Berencana Desa Sumberkarang yaitu : “ Nama program KB Desa Sumberkarang

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam pengambilan data atau sebagai responden pada penelitian yang dilakukan

Dengan demikian hasil analisis data tersebut telah menunjukkan bahwa paket bimbingan manajemen konflik interpersonal yang dikembangkan telah memenuhi kriteria

pada cost utility analysis dari penderita yang memperoleh tindakan operasi dan kemoterapi FAC serta radiasi dan pada penderita yang memperoleh tindakan operasi

Bunga yang ditetapkan baik tinggi maupun rendah akan memaksa pasar untuk memberikan laba positif, sedangkan produktivitas riil bisa lebih tinggi atau lebih rendah daripada