BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografis
Kabupaten Tapanuli Selatan yang letak geografisnya berada pada 0o58’35’
sampai dengan 2o7’33’ Lintang Utara dan 98o42’50’ sampai dengan 99o34’16’
Bujur Timur dengan Luas Daerah 433.470 Ha terdiri dari 14 Kecamatan, 503
Desa/Kelurahan.
Puskesmas Batangtoru terletak di Kelurahan Aek Pining Kecamatan
Batang Toru. Secara umum, Kabupaten Tapanuli Selatan termasuk daerah yang
beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit
banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.
Puskesmas Batangtoru merupakan salah satu dari 13 puskesmas yang ada
di kabupaten tapanuli selatan. Puskesmas Batangtoru di dirikan tahun 2015
mempunyai luas bangunan 1. 100 M bertempat di kelurahan Aek Pining
Kecamatan Batangtoru dengan luas wilayah 281 km terdiri dari 3 puskesmas
pembantu yang meliputi 19 Desa dan 4 Kelurahan. Puskesmas batangtoru
merupakan puskesmas rawat inap yang mempunyai beberapa sarana penunjang
guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Ambulance 226 G yang siap
menirima panggilan 24 jam , laboratorium, ruang aula pertemuan dan RGD 24
Puskesmas Batangtoru memiliki wilayah kerja di 1 kecamatan yaitu
kecamatan Batangtoru. Secara administrasi, puskesmas Batangtoru memiliki 23
desa dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Dimana ditempatkan
masing-masing petugas pelayanan kesehatan. Dimana ditempatkan masing-masing-masing-masing
petugas kesehatan didesa tersebut. Adapun luas wilayah desa
B. Demografis
Berdasarkan data dari kecamatan, jumlah penduduk sewilayah kerja
Batangtoru pertahun 2015 tercatat sebesar 36075 jiwa, jumlah penduduk laki-laki
lebih banyak daripada perempuan, jumlah laki-laki sebanyak 18279 dan
perempuan berjumlah 17796 jiwa.
Tabel 3.1
6
Sumber : Kantor Camat Batangtoru
C. Visi Puskesmas Batangtoru
Visi Puskesmas Batangtoru adalah “ Masyarakat Tapanuli Selatan yang
D. Misi Puskesmas Batangtoru
Untuk mewujudkan visi sebagai langkah menuju masyarakat Tapanuli
Selatan yang sehat berbasis sumber daya manusia kesehatan yang unggul dan
cerdas”, maka Puskesmas Batangtoru menyusun dan menetapkan misinya sebagai
berikut :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi
semua masyarakat dan meningkatkan kemandirian puskesmas dalam
mengelola pelayanan kesehatan.
b. Mewujudkan sumber daya manusia kesehatan, yang propesional, paripurna
dan berdaya saing.
c. Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit serta
penyehatan lingkungan.
d. Mewujudkan peran serta masyarat dan pemangkuh kepentingan dalam
pengembangan kesehatan.
E. Program Pembangunan Kesehatan di Wilayah Kerja Batangtoru Kecamatan Batangtoru
Menyadari akan keterbatasan sumber daya yang tesedia serta disesuaikan
dengan prioritas masalah yang ditemui dalam serta kecenderungan dimasa
mendatang. Maka untuk memacu percepatan perbaikan derajat kesehatan
masyarakat yang di nilai paling penting untuk mendukung keberhasilan
pembangunan kesehatan, maka dirumuskan program-program pembangunan di
bidang kesehatan meliputi :
2. Perbaikan Gizi
3. Pencegahan penyakit menular termasuk imunisasi
4. Meningkatkan kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi dan KB
5. Kesehatan lingkungan, Higienis sanitasi dan tempat-tempat umum
6. Pembinaan/penyuluhan kesehatan masyarakat
7. Peningkatan sumber daya kesehatan
8. Pengembangan jaminan pemeliharan kesehatan masyarakat (JPKM)
F. Situasi derajat kesehatan
a. Mortalitas ( Angka kematian )
Angka kematian masyarakat dari waktu ke waktu dapat member gambaran
perkembangan derajat kesehatan dan dapat juga digunakan sebagai indicator
dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya.
b.Angka Kematian Bayi
Infant mortality rate atau angka kematian bayi (AKB) merupakan indicator
yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada
tataran kabupaten, provinsi, maupun nasional.
Selain itu, program pembangunan kesehatan di Indonesia banyak
menitikberatkan pada upaya penurunan AKB, angka kematian bayi dirujuk
kepada jumlah bayi yang meninggalkan pada fase antara kelahiran hingga bayi
Angka kematian bayi pada tahun 2015 di wilayah Puskesmas Batangtoru
sebanyak 15 masih dijumpai, jumlah kematian bayi tersebut orang dari 682
kelahiran hidup, 15 di antaranya lahir mati akibat kelainan congenital dan
aspikisia.
c.Angka Kematian Balita
Angka kematian balita adalah jumlah kematian anak 0-4 tahun per 682
kelahiran hidup. Kematian balita menggambarkan tingkat kesehatan anak dan
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi,
sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.
Pada tahun ini ada dijumpai kematian balita meskipun jumlahnya hanya 15
balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batangtoru.
d.Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu maternal dan angka kematian bayi merupakan
indicator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada
jumlah kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan
menggunakan BPJS persalinan.
e. Morbiditas (Angka Kesakitan)
Tingkat kesakitan suatu Negara juga mencerminkan situasi derajat
kesehatan masyarakat yang ada didalamnya. Angka kesakitan ini di dapat dari
data jumlah kunjungan puskesmas maupun puskesmas pembantu dan dari laporan
bulanan melalui sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP),
G.Status Gizi
Dalam mengatasi masalah gizi puskesmas batangtoru telah menjalankan
program usaha perbaikan gizi dalam hal ini bekerja sama dengan dinas kesehatan
dalam melaksanakan keluarga sehat. Adapun usaha yang telah dilakukan dalam
mengatasi masalah gizi adalah melalui program perbaikan gizi keluarga (UPGK).
Pemberian makanan tambahan untuk bayi dan balita, pemberian kapsul vitamin A
untuk bayi dan balita, pemberian tablet Fe untuk ibu hamil dan nifas.
Sebagai indicator terhadap status gizi bayi dipergunakan angka berat
badan lahir (BBLR) dan terhadap balita dengan menggunakan indicator balita
kurang energy protein (KEP).
H. Pelayanan Kesehatan Dasar
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan
pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian
besar masalah kesehatan masyarakat menjadi dapat diatasi, berbagai pelayanan
kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan kesehatan ibu dan bayi
Peran seorang ibu sangat besar dalam pertumbuhan bayi dan
perkembangan anak, ibu hamil yang mengalami gangguan kesehatan bias
berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran pada masa
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan professional (dokter spesialis obyn, dokter umum, bidan dan perawat)
seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus
uteri, imunisasi tetanus toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil
selama masa kehamilannya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ada
dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antennal
dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 merupakan
gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan
K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali
kunjungan, sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan kedua dan dua kali
pada tri wulan ketiga umur kehamilan, angka ini dapat dimanfaatkan untuk
melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, hasil % jumlah target
pencapaian x100
b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi
kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi lahir sebagaian besar
terjadi pada masa disekitar persalinan., hal ini disebabkan pertolongan tidak
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan.
c. Kunjungan neonates ( KNI dan KN2)
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang
untuk mengurangi resiko tersebut, antara lain dengan melakukan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonates (0-28
hari) minimal dua kali, satu kali pada usia 0-7 hari (KNI) dan satu lagi pada usia
8-28 hari (KN2).
Petugas kesehatan dalam melaksanakan pelayanan pemeriksaan kesehatan
bayi, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan
mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi, pemberian imunisasi, pemberian
vitamin K, manajeman terpadu balita muda (MTBM) dan penyuluhan perawatan
neonates dirumah menggunakan buku KIA.
2. Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi rutin meliputi imunisasi kepada bayi umur 0-1 tahun
(BCG, DPT, Polio, Campak, HB) imunisasi untuk wanita usia subur/ibu hamil
(TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1: DT dan kelas 2-3: TT), sedangkan
kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukan masalah seperti
Desa Non UCI, potensial/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau
kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis.
Pencapaian UCI (Universal Child Immunization) merupakan proksi
terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila
cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam
wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Bab ini berisikan uraian data hasil penelitian yang dilakukan mengenai
akuntabilitas pelayanan kesehatan masyarakat pada program BPJS kesehatan
dalam melayani persalinan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
melalui data primer dan data sekunder. Data-data primer tersebut didapat dengan
melalui penyebaran kuesioner maupun wawancara di Puskesmas Batangtoru.
A. Hasil Kuesioner Kepada Pasien BPJS persalinan a. Karakteristik Responden
Data adalah hasil yang diperoleh dari penelitian, maka diperoleh
adanya penyajian data dalam suatu penelitian agar terlihat sempurna. Penyajian
data karakteristik responden bertujuan untuk mengindentifikasi ciri-ciri khusus
yang dimiliki responden, sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan
analisis penelitian nantinya. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.1, dapat menjelaskan bahwa dari 20 orang, 2 orang (10%)
adalah wanita berusia < 20 tahun, 6 orang (30%) adalah wanita berusia 21-30
tahun, 8 orang (40%) wanita berusia 31-40 tahun, 4 orang (20%) adalah wanita
berusia 41-50 tahun, dari tabel diatas dapat terlihat bahwa banyaknya pasien yang
Tabel 4.1 : Identitas Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 < 20 Tahun 2 10
2 21-30 Tahun 6 30
3 31-40 Tahun 8 40
4 41-50 Tahun 4 20
Total 20 100
Sumber : Kuesionar 2017
Tabel 4.2 : Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 SD-SMP 8 40
2 SMA 10 50
3 Diploma 0 0
4 Sarjana 2 10
5 Lainnya 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan dari 20 orang responden, 8 orang
pendidikan Diploma tidak ada, pendidikan Sarjana sebanyak 2 orang (10%) dapat
diketahui bahwa rata-rata pendidikan pasien adalah SMA.
Tabel 4.3 dapat dilihat dari 20 orang responden, 3 orang (15%)
memiliki pekerjaan sebagai petani, 2 orang (10%) sebagai PNS, wiraswasta 15
orang (75%) dan buruh tidak ada, dapat diketahui bahwa rata-rata pekerjaan suami
adalah wiraswasta.
Tabel 4.3 : Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami No Pekerjaan Suami Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Petani 3 15
2 PNS 2 10
3 Buruh 0 0
4 Wiraswasta 15 75
5 Lainnya 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
b. Penyajian Data Tentang Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Persalinan
Dalam penelitian ini peneliti membuat kuesioner terhadap pasien yang
datang untuk melakukan BPJS persalinan ke Puskesmas Batangtoru, diikuti
dengan wawancara terhadap 8 orang pegawai puskesmas Puskesmas Batangtoru.
tersebut akan ditemukan jawaban yang sama atau hampir sama maka dapat
dikatakan penelitian tersebut telah mencapai titik jenuh, dimana pasien harus
menjawab 28 pertanyaan mengenai pelayanan persalinan dengan indikator sebagai
berikut :
1. Akuntabilitas Kinerja Publik Dilihat Berdasarkan Proses
Berikut ini tabel yang menunjukkan tanggapan pasien terhadap
akuntabilitas kinerja publik berdasarkan proses :
Tabel 4.4 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kejadian Pasien Yang Terlantar Karena Terlambat Dirujuk
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Tidak Pernah 17 85
2 Beberapa 3 15
3 Sering 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari tabel 4.4 dapat dilihat di Puskesmas Batangtoru tidak pernah ada
pasien yang terlantar karena terlambat di rujuk, dilihat dari jumlah pasien yang
sebanyak 3 orang (15%), tidak ada responden yang menjawab sering terlantar
Karena terlambat dirujuk.
Masalah rujukan menjadi masalah yang sangat mendasar bagi
Puskesmas Batangtoru, karena dikala seorang ibu hamil yang tidak bias ditangani
di Puskesmas Batangtoru ini di rujuk ke Rumah Sakit Umum Padangsidempuan
dan Rumah Sakit TNI Padangsidempuan.
Tabel 4.5 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Pegawai Puskesmas Dalam Memeriksa Pasien
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Baik 5 25
2 Cukup Baik 15 75
3 Kurang Baik 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari data yang disajikan dalam tabel 4.5 dapat dilihat bahwa
kemampuan pegawai puskesmas dalam memeriksa pasien adalah cukup baik
dilihat pada jumlah pasien 15 orang (75%), 5 orang (25%) pasien mengatakan
Sejauh mana kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan BPJS
persalinan, kemampuan pegawai puskesmas yang dimaksud diukur dengan
melihat keterampilan, ketelitian, penguasaan teknologi serta termasuk didalamnya
sikap petugas terhadap pasien.
Tabel 4.6 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Sikap Pegawai Puskesmas Dalam Melayani Pasien
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ramah 12 60
2 Biasa Saja 8 40
3 Kurang Ramah 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari data yang disajikan dalam tabel 4.6 sikap pegawai dalam
melayani pasien ramah, sebanyak 12 orang (60%) menyatakan demikian.
Sedangkan yang mengatakan biasa saja ada 8 orang (40%). Dan tidak ada pasien
yang mengatakan kurang ramah. Menurut para responden yang menjawab ramah
dikarenakan para pegawai melayani pasien dengan senyum dan terkadang
diselingi dengan candaan.
Sikap pegawai juga menjadi faktor penting dalam melakukan
pelayanan kesehatan. Keramahan pegawai puskesmas dapat memberi pengaruh
Tabel 4.7 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pegawai Datang Tepat Pada Waktunya
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 5 25
2 Tidak 8 40
3 Tidak Tahu 7 35
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari data yang pada tabel 4.7 terlihat bahwa banyak pasien yang
mengatakan bahwa pegawai datang tidak tepat pada waktunya berjumlah 8 orang
(40%), meskipun ada 7 orang (35%) yang mengatakan tidak tahu, dan 5 orang
(25%) mengatakan pegawai datang tepat pada waktunya.
Ketetapan waktu pegawai datang ke puskesmas menentukan waktu
pelayanan terhadap pelayanan terhadap pasien, waktu praktek yang telah
dijadwalkan mestinya digunakan dengan baik oleh pegawai puskesmas, dengan
memberikan pelayanan tepat pada waktunya.
Tabel 4.8 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pegawai Yang Selalu Berada Ditempat Selama Jadwal Pelayanan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
2 Tidak 0 0
3 Kadang-kadang 12 60
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pasien yang menjawab pegawai
kadang-kadang berada ditempat selama jadwal pelayanan 12 orang (40%), yang
menjawab pegawai selalu berada ditempat selama jadwal ada 8 orang (60%). Dan
yang menjawab tidak berada ditempat selama jadwal pelayanan tidak ada, maka
dapat dikatakan pegawai kadang-kadang berada ditempat selama jadwal
pelayanan, dikarenakan terkadang pegawai ada keperluan lain diluar, misalnya
membantu melahirkan di POSKEDES, PUSTU.
Selama jadwal yang seharusnya seperti yang telah ditetapkan seluruh
pegawai puskesmas harus berada ditempat untuk melakukan tugasnya.
Tabel 4.9 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Respon Pegawai Terhadap Pasien
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Cepat 3 15
2 Biasa Saja 15 75
3 Lambat 2 10
Sumber : Kuesioner 2017
Sebanyak 15 orang (75%) responden mengatakan respon pegawai
terhadap pasien adalah biasa saja, sebanyak 3 orang (15%) mengatakan respon
pegawai terhadap pasien cepat, dan 2 orang mengatakan respon pegawai terhadap
pasien lambat, dari data 4.9 dapat terlihat bahwa respo pegawai terhadap pasien
adalah biasa saja.
Respon pegawai terhadap pasien disini maksudnya adalah
kecepatanggapan pegawai dalam memberikan pertolongan pertama pasien, disini
akan terlihat tanggung jawab pegawai dalam melaksanakan tugasnya, yaitu
melayani pasien BPJS persalinan dengan cepat tanggap.
Tabel 4.10 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pasien Yang Terlantar Dan Tidak Mendapat Perhatian Dari Pihak Puskesmas
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Tidak Ada 17 85
2 Beberapa 3 15
3 Banyak 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari tabel 4.10 dapat dilihat 20 responden yang ada 17 orang (85%)
puskesmas, ada 3 orang (15%) mengatakan bahwa beberapa pasien pernah
terlambat mendapatkan pelayanan dari pasien.
Keterlambatan tersebut dikarenakan pasien yang datang pada saat
tanggal merah, dengan keterbatasan tenaga medis di puskesmas maka pasien
terkadang mendapatkan pelayanan kesehatan agak lama, hal tersebut tidak lain
karena membludaknya pasien yang ditangani dengan tenaga medis yang sedikit
atau tenaga medis yang piket pada hari itu saja.
Tabel 4.11 menunjukkan ada 10 orang (50%) responden yang
menyatakan kelengkapan peralatan di Puskesmas Batangtoru adalah cukup
lengkap, 8 orang (40%) responden mengatakan peralatan di Puskesmas
Batangtoru tidak lengkap.
Peralatan pada puskesmas merupakan alat vital yang harus ada agar
pelayanan BPJS persalinan terhadap pasien dapat terlaksana tanpa kendala
Tabel 4.11 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kelengkapan Peralatan Puskesmas Batangtoru
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Lengkap 8 40
2 Cukup Lengkap 10 50
3 Tidak Lengkap 2 10
Total 20 100
Tabel 4.12 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Program BPJS Persalinan Berperan Aktif Dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu Dan Bayi
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 12 60
2 Tidak 1 5
3 Kadang-kadang 7 35
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari tabel 4.12 menyatakan bahwa 12 orang mengatakan bahwa
adanya program BPJS persalinan berperan aktif dalam menurunkan angka
kematian ibu dan bayi, selain itu 7 orang (35%) mengatakan BPJS persalinan
kadang-kadang berperan aktif dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi,
dan 1 orang (5%) mengatakan program BPJS persalinan tidak berperan aktif
dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Dari data responden yang ada di tabel 4.12 memang benar tujuan dari
adanya program BPJS persalinan adalah menurunkan angka kematian ibu dan
bayi, demi tercapainya hal tersebut, pihak puskesmas memberikan kontribusi yang
baik untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil.
Tabel 4.13 menunjukkan tingkat ketelitian pegawai dalam memeriksa
(70%), 4 orang (20%) mengatakan baik, dan 2 orang (10%) mengatakan kurang
baik.
Ketelitian seorang ahli medis sangat berguna untuk kesehatan pasien
yang diperiksanya, apa yang dibutuhkan pasien, diagnosis penyakit pasien dan
ketika pasien mengalami gangguan selama kehamilan dan nifas.
Tabel 4.13 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Ketelitian Pegawai Puskesmas Dalam Memeriksa Pasien BPJS Persalinan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Baik 4 20
2 Cukup Baik 14 70
3 Kurang Baik 2 10
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Tabel 4.14 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kedisiplinan Pegawai Puskesmas Batangtoru
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Bagus 4 20
3 Kurang Bagus 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa kedisiplinan pegawai di
Puskesmas Batangtoru cukup bagus, dari 20 responden yang ada, 16 orang (80%)
mengatakan cukup bagus, 4 orang (20%) mengatakan bagus, dan tidak ada yang
mengatakan kurang bagus.
2. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Dipungut Sesuai Dengan Peraturan Perundang-Undangan
Tabel 4.15 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pungutan Biaya Ketika Mengurus Surat-Surat Di Puskesmas Ini
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 0 0
2 Tidak 20 100
3 Kadang-kadang 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dalam pengurusan surat-surat yang berhubungan dengan administrasi
pelayanan program BPJS persalinan dijelaskan bahwa 20 orang (100%) responden
puskesmas ini, tidak ada yang mengatakan kadang-kadang dipungut biaya ketika
mengurus surat-surat, dan tidak ada mengatakan pernah dipungut biaya ketika
mengurus surat-surat dipuskesmas.
Pengurusan surat-surat dalam hubungan dengan BPJS persalinan
adalah bebas biaya, kecuali ibu hamil yang sakit di luar dari kandungannya, hal
tersebut di pungut biaya administrasi.
Berdasarkan 4.16 menyatakan dari 20 responden (100%) mengatakan
bahwa persalinan yang dilakukan pada puskesmas Batangtoru adalah gratis,
terlepas dari pasien tersebut orang mampu atau tidak, tidak ada responden yang
menjawab kadang-kadang dan tidak ada yang menjawab tidak gratis
Hal tersebut karena BPJS persalinan adalah salah satu program dari
pemerintah untuk membantu pasien ketika ingin melahirkan atau memeriksakan
kehamilan, pemeriksaan nifas dan bayi 28 hari setelah dilahirkan.
Tabel 4.16 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pelayanan Persalinan Pada Puskesmas Batangtoru Gratis
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 20 100
2 Tidak 0 0
3 Kadang-kadang 0 0
Total 20 100
Tabel 4.17 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Biaya Yang Di Keluarkan Dalam Sekali Memeriksakan Kehamilan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Gratis 20 100
2 50.000-150.000 0 0
3 >150.000 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan dalam sekali
memeriksakan kehamilan adalah gratis yaitu 20 orang (100%) responden
menjelaskan hal tersebut. Pemeriksaan dilakukan selama empat kali dalam sekali
kehamilan. Dengan memeriksa kehamilan dan bulan kelahirang si bayi.
Tabel 4.18 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Biaya Yang Dipungut Puskesmas Batangtoru Cukup Murah
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 20 100
2 Biasa Saja 0 0
3 Tidak 0 0
Total 20 100
Berdasarkan data 4.18 dapat dilihat bahwa biaya yang dipungut
dipuskesmas cukup murah, dilihat dari 20 orang (100%) responden menjawab
murah, dan tidak ada responden yang menjawab biasa saja, tidak ada responden
yang menjawab tidak murah.
Hal tersebut karena puskesmas Batangtoru ini memberikan kemudahan
dalam biaya terhadap pasien, misalnya pengurusan surat-surat sakit hanya Rp.
2.000,00 saja.
3. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik, Persyaratan Teknis Dan Administratif
Tabel 4.19 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Puskesmas Batangtoru Yang Dapat Menjangkau Seluruh Masyarakat
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 4 20
2 Tidak 6 30
3 Kadang-kadang 10 50
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Berdasarkan tabel 4.19 dijelaskan bahwa 10 orang (50%) responden
mengatakan bahwa puskesmas Batangtoru kadang-kadang dapat menjangkau
menjangkau seluruh masyarakat disini, dan 6 orang (30%) mengatakan puskesmas
Batangtoru tidak bisa menjangkau seluruh masyarakat disini.
Tabel 4.20 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pegawai Puskesmas Yang Menguasai Pelayanan Persalinan Di Puskesmas
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 14 70
2 Tidak 0 0
3 Kadang-kadang 6 30
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari tabel 4.20 menyatakan bahwa 14 orang (70%) responden
mengatakan bahwa pegawai puskesmas dapat menguasai pelayanan persalinan di
puskesmas ini, 6 orang (30%) mengatakan bahwa terkadang pegawai puskesmas
menguasai pelayanan persalinan di puskesmas dan tidak ada responden yang
mengatakan pihak puskesmas tidak bisa menguasai pelayanan persalinan
dipuskesmas.
Penguasaan pelayanan terhadap persalinan dapat dilihat dari
kemampuan mereka dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab pegawai
dalam memberikan pelayanan terhadap ibu hamil dan ibu melahirkan.
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 12 60
2 Tidak 0 0
3 Tidak Tahu 8 40
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Berdasarkan tabel 4.21 dijelaskan bahwa 12 orang (60%) mengatakan
bahwa jadwal pelayanan puskesmas sudah sesuai dengan keinginan mereka, tidak
ada responden yang mengatakan bahwa jadwal pelayanan puskesmas tidak sesuai
dengan keinginan mereka, dan 8 orang (40%) mengatakan tidak tahu.
Tabel 4.22 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Puskesmas Yang Memiliki Jenjang Prosedur Pemeriksaan Yang Tetap
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 17 85
2 Tidak 1 5
3 Tidak Tahu 2 10
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Berdasarkan tabel 4.22 dijelaskan bahwa 17 orang (85%) memiliki
prosedur pemeriksaan di puskesmas ini tidak tetap, dan 2 orang (10%)
mengatakan tidak tahu tentang jenjang prosedur pemeriksaan yang tetap.
Berdasarkan tabel 4.23 dijelaskan responden tentang tanggapan
mengenai prosedur pemeriksaan dipuskesmas yaitu 16 orang (80%) mengatakan
biasa saja, 4 orang (20%) mengatakan cepat dan tidak ada responden yang
mengatakan respon pegawai terhadap pasien lambat.
Tabel 4.23 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tanggapan Anda Mengenai Prosedur Pemeriksaan Di Puskesmas
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Cepat 4 20
2 Biasa Saja 16 80
3 Lambat 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Tabel 4.24 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pihak Puskesmas Memberitahu Informasi Prosedur Pemeriksaan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 15 75
3 Kadang-kadang 5 25
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Pada tabel 4.24 dijelaskan bahwa responden yang mengatakan bahwa
pihak puskesmas memberitahu informasi prosedur pemeriksaan 15 orang (75%)
mengatakan Ya, 5 orang (25%) mengatakan kadang-kadang memberitahu dan
tidak ada pasien yang mengatakan pihak puskesmas tidak memberitahu prosedur
pemeriksaan.
Berdasarkan tabel 4.25 dijelaskan bahwa pertama kali memeriksa
kehamilan tidak di berikan kartu apapun jawaban tersebut diperoleh dari 20
responden (100%), dan tidak ada responden yang menjawab diberikan kartu BPJS
persalinan ketika pertama kali memeriksa kehamilan.
Hal tersebut dimaksudkan untuk memudahkan pasien ketika ingin
memeriksakan kehamilannya kemana saja, tidak bertumpu pada satu puskemas
saja.
Tabel 4.25 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Puskesmas Memberikan Kartu BPJS Ketika Pertama Kali Memeriksa Kehamilan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
2 Tidak 20 100
3 Kadang-kadang 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Tabel 4.26 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Prosedur Pengurusan Surat-Surat Untuk BPJS Persalinan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Cepat 0 0
2 Biasa Saja 12 60
3 Lambat 8 40
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Berdasarkan tabel 2.26 di jelaskan bahwa responden yang menjawab
prosedur pengurusan surat-surat untuk BPJS persalinan berjalan biasa saja 12
orang (60%), 8 orang (40%) menjawab lambat dan tidak ada yang menjawab
cepat.
Dirasakan biasa saja dikarenakan mekanisme pengurusan surat
berjalan sesuai dengan keinginan responden, seperti tidak bertele-tele tidak bisa
Tabel 4.27 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pelayanan BPJS Persalinan Yang Dilakukan Di Puskesmas Batangtoru
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Memuaskan 0 0
2 Cukup memuaskan 16 80
3 Kurang memuaskan 4 20
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Berdasarkan data 4.27 disebutkan bahwa 16 orang (80%) mengatakan
pelayanan BPJS persalinan dilakukan di Puskesmas Batangtoru cukup
memuaskan dan 4 orang (20%) mengatakan pelayanan BPJS persalinan di
Puskesmas Batangtoru kurang memuaskan. Dan tidak ada responden mengatakan
memuaskan.
B. Penyajian Data Dari Hasil Wawancara a. Wawancara Informan Kunci
Peneliti telah melakukan observasi dan wawancara di wilayah kerja
Puskesmas Batangtoru Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan.
Wawancara dilakukan pada tanggal 27 Februari 2017. Wawancara bersumber
kepada Informan utama yaitu dr. Rudi yang merupakan Kepala Puskesmas
Batangtoru Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan. Adapun hasil
a. Identitas Responden Kepala Puskesmas Batangtoru
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dr. Rudi selaku kepala
puskesmas Batangtoru berusia 39 Tahun, berjenis kelamin laki-laki dan
berpendidikan
1. Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS
Persalinan
Pelayanan kesehatan masyarakat pada program BPJS persalinan sangat
diperlukan untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan. Pelayanan puskesmas Batangtoru
ini sudah bisa dikatakan cukup baik. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan
informan utama yaitu dr. Rudi selaku kepala Puskesmas Batangtoru :
“Pelayanan yang baik merupakan tujuan utama dari Puskesmas Batangtoru ini,
dan selama program BPJS persalinan ini dilaksanakan pasien cukup
mendapatkan pertolongan melahirkan, dan pemeriksaan dengan cukup baik,
disetiap tahun kami selalu mengadakan perbaikan dalam melayani pasien, baik
pasien BPJS persalinan ataupun pasien lainnya”. (Wawancara, 27 Februari
2017)
Pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas perlu diperbaiki, mungkin
dengan memberikan pelatihan kepada pegawai agar pelayanan yang diberikan
semakin baik untuk kedepannya.
2. Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik Berdasarkan Proses
Dipandang dari sudut akuntabilitas kinerja publik berdasarkan proses adalah
cukup baik kinerja yang dilakukan puskesmas Batangtoru berdasarkan proses.
Batangtoru pelayanan tersebut menjadi terganggu. Seperti yang diungkapkan oleh
dr. Rudi Selaku Kepala Puskesmas Batangtoru :
“ Mengenai prasarana dan sarana di Puskesmas Batangtoru belum cukup
memadai, obat-obatan yang ada dipuskesmas ini juga belum mencukupi dilihat
dari banyaknya pasien BPJS yang melakukan persalinan di Puskesmas ini.
tindakan yang dilakukan puskesmas Batangtoru jika obat-obatan kurang ketika
pasien membutuhkan, pihak puskesmas akan membeli sendiri ke
kota/Padangsidempuan, masalah tentang pelayanan puskesmas yang
dilaksanakan 24 jam, puskesmas Batangtoru membuka layanan 24 jam jadi
masyarakat bisa datang kapan saja. Koordinasi antar puskesmas ini juga cukup
baik, pegawai sudah dilatih bekerja sama antar sesama pegawai. Tingkat disiplin
pegawai juga sudah mulai cukup baik, karena kami memberikan sanksi kepada
pegawai yang terlambat tanpa ada alasan penting, tenaga medis di puskesmas ini
sudah sangat memadai dilihat dari banyaknya anggota pegawai di Puskesmas
Batangtoru.”( Wawancara, 27 Februari 2017)
3. Akuntabilitas Biaya pelayanan publik
BPJS persalinan adalah program pemerintah yang memberikan kebebasan
biayaan pemeriksaan, melahirkan dan nifas kepada setiap ibu hamil, baik ibu
hamil tersebut tergolong orang kaya atau orang miskin. Hal ini sesuai dengan
wawancara kepada informan utama dr. Rudi :
“ Semua orang yang ingin menggunakan program BPJS persalinan, tinggal
langsung gratis, dengan ketentuan, pemeriksaan kehamilan 4 kali, melahirkan
nipas 4 kali kunjungan, dan bayi selama 28 hari.”(Wawancara, 27 februari 2017)
“Puskesmas Batangtoru sangat terbuka dan transparan kepada masyarakat
tentang biaya-biaya yang harus dikeluarkan BPJS persalinan atau pun diluar
BPJS persalinan, jika tidak mempunyai kartu BPJS persalinan terpaksa
masyarakat membayar persalinan seperti umumnya membayar melakukan
persalinan biasanya masyarakat yang tak punya kartu BPJS membayar sekitar
Rp. 800.000,00”. (Wawancara, 27 Februari 2017)
4. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik, Persyaratan Teknis Dan
Administratif
Pemeriksaan Ibu hamil di Puskesmas Batangtoru dikatakan cukup banyak,
dilihat dari laporan persalinan yang telah dilakukan di Puskesmas Batangtoru. Hal
ini yang katakan dr. Rudi Selaku kepala puskesmas :
“ Persalinan di Puskesmas ini cukup banyak juga, kita bisa lihat dari laporan
perbulannya, puskesmas Batangtoru berupaya juga meningkatkan pelayanan
BPJS persalinan Batangtoru dengan memberitahu tentang masalah prosedur,
administratif dan sebagainya. Masyarakat yang tidak memiliki BPJS tidak akan
sulit mendapatkan pelayanan hanya saja mereka harus membayar seperti
persalinan umum lainnya. Proses rujukan pasien dilakukan jika mengalami resiko
tinggi kepada ibu hamil, puskesmas akan merujuk pasien ke Rumah Sakit yang
b. Wawancara Informan tambahan
Wawancara dilakukan kepada informan tambahan pada tanggal 27-01 Maret
2017. Wawancara dilakukan di posyandu di wilayah Puskesmas Kecamatan
Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan. Peneliti mewawancara ibu yang datang
ke puskesmas Batangtoru dengan Responden berjumlah 6 orang yang sekalian
mengisi kuesioner dan wawancara. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
secara langsung pendapat dari Pasien BPJS
1. Berdasarkan Proses Pelayanan
Bagaimana sikap pegawai puskesmas Batangtoru dalam melayani pasien
BPJS Persalinan ?
Ibu Rizki Laila (23 tahun) : “Menurut saya dokter memeriksa saya dengan baik
dan ramah, tidak kasar dan asal-asalan, hanya biasa saja, tidak ada yang
istimewa atau diperlakukan secara istimewa.”(Wawancara, 27 Februari 2017)
Ibu Nursiah (44 tahun):
“ Pegawai disini ramah hanya pada orang yang dikenal saja, kalau tidak kenal
tidak terlalu ramah, bidannya juga ramah agar ada pasien diluar puskesmas yang
berobat, sehingga bidan mendapatkan pendapatan diluar gaji mereka.
“(Wawancara, 27 Februari 2017)
Bagaimana tingkat disipilin pegawai dalam melayani pasien BPJS
persalinan di Puskesmas Batangtoru ini ?
“ Saya tidak terlalu tau , apakah pegawai disini datang tepat pada waktunya atau
tidak, karena saya juga berobat datangnya siang, jadi tidak terlalu paham
tentang hal seperti itu.”(Wawancara, 28 Februari 2017)
Ibu Miswati (33 Tahun) :
“ Pegawai disini memiliki banyak keperluan diluar puskesmas ini, seperti
membantu pasien lain diklinik, atau dirumah bersalin lain, maka mereka
terkadang tidak ada disini ketika banyak pasien, jadi diganti dengan pegawai
atau bidan yang lain.”(Wawancara, 27 Februari 2017)
Bagaimana tingkat ketelitian Pegawai puskesmas Batangtoru Kepada
Pasien dalam melayani BPJS persalinan ?
Ibu Maimunah (36 Tahun) :
“ Tingkat ketelitian cukup baik Kalau pasien itu memeriksa kehamilan atau ingin
melahirkan, diperiksa dulu apakah ada penyakit malaria atau hipertensi atau
penyakit-penyakit komplikasi yang akan menggangu bayi dalam perutnya, jika
ada akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Padangsidempuan atau Rumah Sakit
TNI Padangsidempuan.”(Wawancara, 01 Maret 2017)
2. Berdasarkan Biaya Pelayanan Publik
Bagaimana dengan biaya kesehatan di puskesmas ini ? apakah
gratis/murah ?
Ibu Yuni (28 tahun) :
“ Biaya persalinan gratis, namun diluar dari persalinan dan segala sesuatu yang
dirujuk kerumah sakit, biaya transportasinya harus saya tanggung
sendiri.”(Wawancara,01 Maret 2017)
Ibu Mismawati (33 tahun) :
“Kalau menurut saya cukup murah, jika ingin mengurus surat sakit yang tidak
berhubungan dengan kehamilan bayarnya Cuma Rp 2000,00, obatnya juga
murah-murah, tidak sampai ratusan ribu.”(Wawancara, 27 Ferbruari 2017)
3. Berdasarkan Persyaratan teknis dan administratif
Apakah pihak Puskesmas memberitahukan prosedur tentang pelayanan
BPJS persalinan yang ada di Puskesmas Batangtoru ?
Ibu Yuni (28 tahun) :
“ Saya diberitahu dalam prosedur pemeriksaan, apa yang dilakukan, dan
selanjutnya dilakukan, jadi saya juga tahu apa yang akan mereka lakukan
terhadap saya dalam memeriksa, misalnya, saya akan disuntik, sebelumya
diberitahu terlebih dahulu”.(Wawancara, 01 Maret 2017)
Bagaimana pelayanan surat menyurat di Puskesmas Batangtoru ?
Ibu Rizki Laila (21 tahun) :
“Pelayanan biasa saja, sama seperti saya puskesmas lain, sama saja semuanya,
pelayanan tidak cepat, tapi juga tidak lambat”.(Wawancara, 27 Februari 2017)
B. Pembahasan
Pada bagian ini sebuah data yang telah disajikan akan dianalisis sesuai
dengan fokus kajian penelitian. Data tersebut diperoleh dengan melakukan studi
dengan akuntabilitas pelayanan kesehatan masyarakat pada program BPJS
persalinan, serta melakukan studi dokumentasi. Data tersebut dapat dianalisis
dengan mengamati beberapa indikator sebagai berikut :
a. Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Persalinan
Pertanggungjawaban pegawai terhadap pelayanan BPJS di puskesmas
Batangtoru dirasakan perlu diperbaiki lagi, dalam hal pelayanan dan ketetapan
waktu kedatangan para pegawainya, ketepatan waktu pegawai untuk datang setiap
hari akan memperlihatkan akuntabilitas yang baik dari pegawai dalam
mengedepankan pelayanan terhadap masyarakat dalam program BPJS persalinan.
Agar tercapainya kinerja pelayanan publik yang baik diperlukan data dari
para responden disini diambil dari pasien BPJS persalinan yang melakukan
pemeriksaan dan melahirkan di Puskesmas Batangtoru dan Kepala Puskesmas
Batangtoru, menurut dr. Rudi ( 39 Tahun) selaku bidang kepala puskesmas
Batangtoru mengatakan :
“Pelayanan yang baik merupakan tujuan utama dari Puskesmas Batangtoru ini,
dan selama program BPJS persalinan ini dilaksanakan pasien cukup
mendapatkan pertolongan melahirkan, dan pemeriksaan dengan cukup baik,
disetiap tahun kami selalu mengadakan perbaikan dalam melayani pasien, baik
pasien BPJS persalinan ataupun pasien lainnya”. (Wawancara, 27 Februari
2017)
Dari penjelasan dr. Rudi diatas, jelas sudah kalau pelayanan BPJS
namun mereka mencoba untuk selalu melakukan perbaikan dalam segala bidang
untuk memberikan pelayanan kepada pasien secara lebih baik lagi.
b. Akuntabilitas Kinerja Publik Dilihat Berdasarkan Proses
Dari hasil data yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa dipandang dari
sudut akuntabilitas kinerja publik berdasarkan proses adalah cukup baik kinerja
yang dilakukan berdasarkan proses.
Hal ini dapat dilihat cukup tercapainya kinerja publik berdasarkan proses,
dalam hal tentang ada tidaknya kejadian pasien yang terlantar karena terlambat
dirujuk dijawab tidak pernah ada oleh 85% responden atau 17 orang dari 20 orang
pasien yang dijadikan responden dalam penelitian ini, sedang yang menjawab
beberapa 15 % atau 3 orang dan yang menjawab tidak pernah ada pasien yang
terlantarkan karena terlambat di rujuk adalah dikarenakan tidak ada pasien yang
diterlantarkan oleh Puskesmas Batangtoru ini, hanya saja proses rujukan
terkadang berjalan dengan lambat, serta transportasi untuk menuju rumah sakit
tidak gratis, seperti yang dikemukakan dr. Rudi ( 39 tahun) selaku Bidan Kepala
Puskesmas Batangtoru:
“Puskesmas melayani rujukan sampai kerumah sakit di Padangsidempuan,
namun dalam hal transportasi puskesmas tidak menanggung, jika ingin
menggunakan puskesmas keliling, maka pasien harus membayar Rp. 100.000 atau
diperbolehkan menggunakan transportasi umum yang lain, atau transportasi
pribadi.” (Wawancara, 27 februari 2017)
Pasien yang ingin menggunakan puskesmas keliling harus membayar Rp.
100.000,00, dalam hal ini dirasa kurang memadai, dikarenakan pasien yang
kurang mampu, namun transportasi memang dipungut oleh pihak puskesmas
dikarenakan transportasi adalah biaya diluar tanggungan yang dirancangkan
pemerintah dalam program BPJS persalinan.
Kemampuan pegawai dalam memeriksa pasien dilihat dengan
keterampilan tenaga medis dalam memeriksa pasien, ketelitian tenaga medis
dalam memeriksa pasien, sikap pegawai terhadap pasien. Dalam hal kemampuan
pegawai dalam memeriksa pasien 25% responden atau 5 orang pasien menjawab
baik, dan 75% responden menjawab cukup baik dan tidak ada yang menjawab
kurang baik, seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Rizki Laila (23 tahun) :
“Menurut saya dokter memeriksa saya dengan baik dan ramah, tidak kasar dan
asal-asalan, hanya biasa saja, tidak ada yang istimewa atau diperlakukan secara
istimewa.”(Wawancara, 27 Februari 2017)
Sikap pegawai merupakan hal yang menjadi faktor utama dalam
pemeriksaan kepada pasien, ramah tidaknya pegawai dapat memberi pengaruh
besar terhadap kondisi pasien yang datang berobat. Menurut responden yang
diwawancarai 60% responden atau 12 orang mengatakan ramah dan 40% atau 8
orang mengatakan biasa saja, seperti yang diungkapkan Ibu Miswati (33 tahun):
“ Pegawai disini ramah hanya pada orang yang dikenal saja, kalau tidak kenal
tidak terlalu ramah, bidannya juga ramah agar ada pasien diluar puskesmas yang
berobat, sehingga bidan mendapatkan pendapatan diluar gaji mereka.
“(Wawancara, 27 Februari 2017)
Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat jika pegawai hanya ingin
beramah tamah saja dengan pasien yang mereka kenal, jika tidak kenal sikap
agar banyak pasien yang datang kepada mereka, misalnya datang ke klinik bidan,
atau memeriksa pasien dirumah. Hal ini sebenarnya kurang baik karena tugas
bidan sebenarnya adalah memeriksa pasien tanpa mencari keuntungan untuk
mereka sendiri.
Ketepatan waktu kedatangan pegawai menjadi faktor penting dalam
kepuasan pasien, kedisiplinan pegawai dalam menjalankan tugasnya harus
dilakukan, seperti misalnya puskesmas buka pukul 09.00 semestinya pegawai
sudah datang sebelum pukul 09.00, responden yang menjawab tidak berjumlah
40% atau 8 orang, yang menjawab ya 25% atau 5 orang dan yang menjawab tidak
tahu ada 35% atau 7 orang. Seperti yang di ungkapkan ibu Annum (30 tahun) :
“ Saya tidak terlalu tau , apakah pegawai disini datang tepat pada waktunya atau
tidak, karena saya juga berobat datangnya siang, jadi tidak terlalu paham
tentang hal seperti itu.”(Wawancara, 28 Februari 2017)
BPJS persalinan adalah program pemerintah yang membantu ibu dalam
melahirkan bayi, di Puskesmas Batangtoru ini, melayani pasien rawat inap, dan
dalam pertanyaan tentang apakah puskesmas melayani proses melahirkan lewat
dari jam kerja yang menjawab tidak. Seperti diungkapkan Ibu Rizki Laila (21
Tahun) :
“Setahu saya pegawai di Puskesmas ini melakukan jadwal piket dihari libur,
maka dari itu, puskesmas ini melayani pasien melahirkan juga di luar
kerja.”(Wawancara, 27 februari 2017)
Dari pertanyaan dengan ibu Rizki Laila tersebut, jelas kalau puskesmas
dari Puskesmas Batangtoru adalah puskesmas yang melayani pasien rawat inap,
dengan jadwal piket bergantian antar pegawai puskesmas.
Kedisiplinan pegawai dalam bekerja dan tanggung jawab pegawai dalam
melayani pasien akan terlihat dalam keinginannya berada pada puskesmas pada
jam kerja yang telah ditentukan oleh pihak puskesmas, 40 % responden atau 8
orang mengatakan berada ditempat pada jadwal pelayanan, dan 60 % atau 12
orang mengatakan kadang-kadang berada ditempat selama jadwal pelayanan,
seperti yang diungkapkan ibu Miswati (33 Tahun) :
“ Pegawai disini memiliki banyak keperluan diluar puskesmas ini, seperti
membantu pasien lain diklinik, atau dirumah bersalin lain, maka mereka
terkadang tidak ada disini ketika banyak pasien, jadi diganti dengan pegawai
atau bidan yang lain.”(Wawancara, 27 Februari 2017)
Dari pernyataan ibu Mismawati diatas terlihat kalau pegawai atau bidan
puskesmas masih menerima pekerjaan diluar dari jadwal jam kerja puskesmas
yang telah ditentukan, pegawai yang membantu pasien diluar puskesmas
sebenarnya boleh-boleh saja tapi akan lebih baik jika dilakukan diluar jam
kerjanya, sehingga tidak menganggu pelayanan terhadap pasien di Puskesmas
Batangtoru ini.
Kecepattanggapan atau respon pegawai terhadap pasien dilihat dari
keinginan mereka untuk menangani pasien disini 15% atau 3 orang menjawab
cepat, 75% atau 15 oramg menjawab biasa saja, dan 10% atau 2 orang
mengatakan lambat, seperti yang dikemukakan ibu Nur Alam (34 Tahun) :
“Mereka menangani pasien terlalu santai, seharusnya mereka harus cepat,
Hal seperti ini memang sudah biasa kita lihat di puskesmas, karena
terkadang jiwa menolong pegawai puskesmas belum ada, dan mereka terkadang
merasa hal tersebut bukan termasuk dalam masalah mereka. Maka dari itu mereka
merespon pasien biasa saja, hanya sekedar menjalankan tugas saja.
Dalam pertanyaan setahu saudara apakah ada pasien yang terlantar dan
tidak mendapat perhatian dari puskesmas, 85% atau 17 orang mengatakan tidak
ada, dan 15% responden atau 3 orang mengatakan beberapa, seperti diungkapkan
Ibu Yuni (28 tahun) “
“Mungkin kalau dibilang menelantarkan sih tidak, hanya kadang-kadang
pegawai disini terlalu lama dalam menangani pasien, padahal pasien itu sudah
menahan rasa sakit, tapi mereka mengerjakan semua dengan santai
sekali.”(Wawancara, 1 Maret 2017)
Dari pernyataan Ibu Yuni tadi juga jelas kalau kedisplinan pegawai
dipuskesmas ini masih belum bisa dikatakan baik, karena mereka menjalankan
semua pekerjaan secara santai, lambat dalam menangani pasien.
Kelengkapan peralatan merupakan hal yang paling utama disetiap
puskesmas, bahkan rumah sakit sekalipun, jika kelengkapan peralatan kurang
maka pemeriksaan terhadap pasien bisa tertunda, dalam hal kelengkapan peralatan
di Puskesmas 40% atau 8 orang responden mengatakan lengkap, 50% atau 10
responden mengatakan cukup lengkap dan 10% atau 2 orang mengatakan kurang
lengkap.
BPJS persalinan dibuat pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi, dalam pernyataan diatas 60% atau 12 responden mengatakan dapat
kadang-kadang dan 5% atau 1 orang mengatakan tidak berperan aktif dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Hal ini seperti diungkapkan dr. Rudi,
selaku kepala puskesmas Batangtoru :
“ Kalau masalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, sudah cukup baik
dengan adanya program BPJS persalinan ini, semua ibu bisa melahirkan bayinya
secara gratis, pemeriksaan kandungan secara gratis , bayi yang lahir juga
diberikan perawatan selama 28 hari setelah kelahiran.”(Wawancara, 1 Maret
2017)
Dari pernyataan dr. Rudi, maka program BPJS sudah berjalan dengan
baik, karena memang benar menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi,
dikarenakan Ibu-ibu sekarang lebih memilih melahirkan dipuskesmas atau rumah
sakir daripada di dukun beranak, karena gratis.
Ketelitian pegawai dalam memeriksa pasien sangat penting dan harus
dilakukan dengan cermat dan benar, karena kalau sampai salah akan
membahayakan untuk pasien dan bayi yang dikandungannya, 20 % atau 4
responden menjawab baik, 70% atau 14 orang mengatakan cukup baik, dan 10%
atau 2 orang mengatakan kurang baik, seperti yang diungkapkan Ibu maimunah
(36 Tahun) :
“ Kalau pasien itu memeriksa kehamilan atau ingin melahirkan, diperiksa dulu
apakah ada penyakit malaria atau hipertensi atau penyakit-penyakit komplikasi
yang akan menggangu bayi dalam perutnya, jika ada akan dirujuk ke Rumah
Sakit Umum Padangsidempuan atau Rumah Sakit TNI
Ketelitian pegawai dalam memeriksa pasien sudah cukup baik dikarenakan
pegawai sudah ingin memeriksa apakah ada penyakit komplikasi dari Ibu yang
mengandung, karena jika pegawai tidak memeriksa keadaan ibunya dahulu maka
akan sangat membahayakan untuk si bayi yang dikandungnya, mungkin bisa
meninggal salah satuya atau mungkin bisa meninggal kedua-duanya.
Kedisiplinan pegawai di Puskesmas Batangtoru ini diungkapkan oleh 80%
atau 16 responden adalah cukup bagus, dan 20% atau 4 orang mengatakan bagus
dan tidak ada responden yang mengatakan tidak bagus.
c. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Dipungut Sesuai Dengan Peraturan Perundang-Undangan
BPJS persalinan adalah program pemerintah yang memberikan kebebas
biayaan pemeriksaan, melahirkan dan nifas kepada setiap ibu hamil, baik ibu
hamil tersebut tergolong orang kaya atau orang miskin. Dalam pertanyaan apakah
saudara pernah dipungut biaya ketika mengurus surat-surat di Puskesmas
Batangtoru 100% atau 20 orang responden menyatakan kalau kepengurusan
surat-surat BPJS adalah gratis, hanya membutuhkan kartu BPJS, KTP dan Kartu
Keluarga saja, seperti diungkapkan oleh dr. Rudi selaku Kepala Puskesmas
Batangtoru ( 39 Tahun):
“ Semua orang yang ingin menggunakan program BPJS persalinan, tinggal
memberikan kartu BPJS kesehatan, KTP si Ibu dan Kartu Keluarga, nanti
langsung gratis, dengan ketentuan, pemeriksaan kehamilan 4 kali, melahirkan
Pelayanan BPJS persalinan yang gratis disebutkan oleh 100% atau 20
orang responden dengan jawaban gratis, tidak ada pasien yang menjawab bayar
atau dipungut biaya, seperti diungkapkan Ibu Yuni (28 tahun) :
“ Biaya persalinan gratis, namun diluar dari persalinan dan segala sesuatu yang
tidak masuk kedalam persalinan itu ditanggung sendiri, seperti saya yang mau
dirujuk kerumah sakit, biaya transportasinya harus saya tanggung
sendiri.”(Wawancara,01 Maret 2017)
Dalam pernyataan ibu Yuni diatas, disebutkan bahwa pemerintah hanya
menanggung segala permasalahan yang berhubungan dengan si Ibu dan
kandungannya, selain itu, puskesmas dan pemerintah tidak menanggung dan
otomatis harus ditanggung sendiri oleh pasien yang bersangkutan.
Dalam pertanyaan apakah biaya yang dipungut di puskesmas ini cukup
murah, 100% atau 20 orang responden menjawab ya dan tidak ada yang
menjawab tidak, hal ini di ungkapkan oleh Ibu Mismawati (33 tahun) :
“Kalau menurut saya cukup murah, jika ingin mengurus surat sakit yang tidak
berhubungan dengan kehamilan bayarnya Cuma Rp 2000,00, obatnya juga
murah-murah, tidak sampai ratusan ribu.”(Wawancara, 27 Ferbruari 2017)
Ungkapan dari Ibu Mismawati tersebut dapat dikatakan memang benar,
pemeriksaan penyakit diluar kehamilan memang bayar, namun masih bisa
dijangkau oleh masyarakat disekitar puskesmas Batangtoru, karena tergolong
murah.
Masalah biaya dan transparansi di puskesmas Batangtoru juga bisa
dikatakan sangan tranparan dan terbuka seperti yang dikatakan oleh dr. Rudi
“Puskesmas Batangtoru sangat terbuka dan transparan kepada masyarakat
tentang biaya-biaya yang harus dikeluarkan BPJS persalinan atau pun diluar
BPJS persalinan, jika tidak mempunyai kartu BPJS persalinan terpaksa
masyarakat membayar persalinan seperti umumnya membayar melakukan
persalinan biasanya masyarakat yang tak punya kartu BPJS membayar sekitar
Rp. 800.000,00”. (Wawancara, 27 Februari 2017)
d. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik, Persyaratan, Teknis Dan Administratif
Dalam pertanyaan apakah puskesmas Batangtoru dapat menjangkau
seluruh masyarakat disini, 20% atau 4 orang mengatakan ya, 50% atau 10 orang
mengatakan kadang-kadang dan 30% atau 6 orang mengatakan tidak dapat
menjangkau. Hal ini seperti diungkapkan Ibu Nur Alam (34 tahun):
“Puskesmas Batangtoru ini kan diperuntukkan untuk kecamatan Batangtoru, jadi
orang-orang yang berobat disini orang-orang disekitar sini saja, kalau yang jauh
berobatnya di PUSTU, POSKESDES, kalau tutup baru mereka datang
kesini.”(Wawancara, 01 Maret 2017)
Keberadaan Puskesmas Batangtoru yang diperuntukkan kecamatan
Batangtoru memang kurang efektif karena kebanyakan dari daerah tersebut
tinggal jauh dari daerah puskesmas, maka dari itu, harus ada fasilitas kesehatan
lain seperti Rumah Bidan, POSKESDES, PUSTU.
Penguasaan pelayanan persalinan dan pemeriksaa pasien BPJS Persalinan
sangat dibutuhkan dan diharuskan untuk pegawai puskesmas disini, dikarenakan
hal ini menyangkut pelayanan terhadap pasien, diungkapkan oleh 70% atau 14
mengatakan kadang-kadang dan tidak ada yang menjawab tidak menguasai,
seperti diungkapkan Ibu Rizki Laila (21 tahun) :
“Kalau persalinan dilakukan secara normal, bidan dipuskesmas ini sudah sangat
ahli dalam melakukan persalinan normal, tapi kalau persalinan secara Caesar
puskesmas langsung merujuk ke Rumah Sakit, dikarenakan ketidakmampuan
peralatan yang ada di puskemas, untuk membantu persalinan
cesar”.(Wawancara, 27 Februari 2017)
Di puskesmas Batangtoru hanya membantu persalinan secara normal saja,
tanpa ada masalah pada ibu dan masalah pada bayi, jika ada masalah pada bayi
dan ibu maka puskesmas langsung merujuk ke Rumah Sakit, karena puskesmas
tidak ingin mengambil resiko tinggi untuk menolong persalinan dengan resiko
yang tinggi.
Pelayanan Puskesmas yang dilakukan sesuai dengan keinginan pasien
dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dari Puskesmas, pelayanan
yang dilakukan oleh puskesmas sudah sesuai dengan keinginan pasien hal itu
disebutkan dalam pernyataan dari 60% atau 12 responden menjawab sesuai dan
tidak ada yang menjawab tidak sesuai dan 40% atau 8 orang menjawab tidak tahu.
Dalam prosedur pelayanan menjadi dasar dalam pelayanan terhadap
pasien, dalam hal itu 75% atau 15 orang mengatakan ya, pihak puskesmas
memberitahu prosedur pemeriksaan, dan 25% atau 5 orang mengatakan
kadang-kadang saja diberitahu, seperti yang dikatakan Ibu Yuni (28 tahun) :
“ Saya diberitahu dalam prosedur pemeriksaan, apa yang dilakukan, dan
terhadap saya dalam memeriksa, misalnya, saya akan disuntik, sebelumya
diberitahu terlebih dahulu”.(Wawancara, 01 Maret 2017)
Dalam pernyataan diatas dapat dilihat kalau puskesmas telah
memberitahukan prosedur pemeriksaan kepada pasien, diberitahu apa yang
dilakukan, dan apa yang akan dilakukan bidan terhadap pasien.
Kepengurusan BPJS persalinan membutuhkan Kartu BPJS, KTP si Ibu dan
Kartu Keluarga, tidak memerlukan surat-surat yang lain, seperti diungkapkan
100% atau 20 orang responden.
Hal ini dinyatakan lebih baik, jadi si ibu yang ingin melakukan
pemeriksaan atau ingin melahirkan perlu menunjukkan kartu BPJS, dan perlu
menunjukkan KTP dan Kartu keluarga, kemudian bisa melakukan pemeriksaan,
melahirkan, perawatan nifas dan perawatan bayi sampai 28 hari kelahiran.
Dalam hal pengurusan prosedur surat-surat jampersal 60% atau 12
responden mengatakan biasa saja, 40% atau 8 orang mengatakan lambat dan tidak
ada yang mengatakan cepat. Hal itu tidak lain dikarenakan kompetensi dari bidan
dan pegawai kurang baik, kedisiplinan yang belum tertanam didalam diri pegawai
menyebabkan semua prosedur yang ada tidak berjalan dengan cepat.
Dalam BPJS persalinan yang dilakukan puskesmas 80% atau 16 orang
mengatakan cukup memuaskan dan 20% atau 4 orang mengatakan kurang
memuaskan, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Rizki Laila (21 tahun) :
“Pelayanan biasa saja, sama seperti saya berobat puskesmas lain, sama saja
semuanya, pelayanan tidak cepat, tapi juga tidak lambat”.(Wawancara, 27
Dari pernyataan dari Ibu Elisa tadi jelas terlihat kalau pegawai melakukan
pelayanan biasa saja, tidak dikatakan cepat, namun juga tidak lambat, akan lebih
baik lagi jika puskesmas melakukan pelayanan dengan cepat, tangas dan
memuaskan semua pasien, tidak hanya pasien BPJS persalinan saja, namun semua
pasien Puskesmas Batangtoru.
Tabel 4.29 : Penjelasan Mengenai Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Pada Program BPJS Persalinan Di Puskesmas
No Indikator Akuntabilitas Hasil
1 Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Persalinan
Cukup Baik
2 Akuntabilitas Kinerja Publik Dilihat Berdasarkan Proses
Cukup Baik
3 Akuntabilitas Biaya Pelayanan Dipungut Sesuai Dengan Peraturan
Perundang-Undangan
Baik
4 Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik, Persyaratan Teknis Dan Administratif
Cukup Baik
C. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Puskesmas Batangtoru Dalam Melakukan Akuntabilitas Pelayanan Program BPJS Persalinan
Puskesmas Batangtoru adalah sebagai salah satu penyedia pelayanan
publik bagi masyarakat yang sudah pasti mengalami kendala-kendala dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas Batangtoru, diantaranya adalah :
Obat-obatan yang dibiayai oleh pemerintah terkadang dirasakan masih
kurang oleh pihak puskesmas, dikarenakan membludaknya pasien yang
melahirkan membuat pihak puskesmas harus mengeluarkan biayanya sendiri
untuk menutupi kekurangan obat yang ada, seperti yang dikemukaan oleh dr. Rudi
selaku kepala Puskesmas Batangtoru :
“ kalau obat-obatannya kurang kami biaya sendiri, kami beli sendiri ke kota
karena pasien yang memeriksa kehamilannya banyak sekali disini” (wawancara,
27 Februari 2017)
2. Kompeten Bidan Yang Masih Kurang
Kompeten adalah kemampuan, keterampilan, penguasaan bidan terhadap
pasien, sikap yang dilakukan bidan dalam melayani pasien. Dalam kenyataan
dilapangan kompeten bidan di Puskesmas Batangtoru masih dikatakan kurang
berhasil, kurang cekatan dalam mengambil keputusan menangani pasien, hal ini di
ungkapan sendiri oleh dr. Rudi ( 39 tahun) selaku Kepala Puskesmas Batangtoru :
“ kalau kendala dari pasien sih tidak ada malah mereka sangat antusias dalam
mengikuti program BPJS ini, tapi kalau dari puskesmas ini pegawai sini kurang
kompeten dalam melaksanakan tugas ”.(Wawancara, 27 Februari 2017)
3. Dana yang dicairkan oleh pemerintah dilakukan dalam tempo waktu yang tidak
ditentukan, misalnya 3 bulan sekali, sampai 5 bulan sekali, seperti diterapkan
oleh dr. Rudi ( 39 tahun) selaku kepala puskesmas :
“ Pembayaran yang kami dapat tidak langsung diberikan pemerintah kepada
kami, namun berdasarkan ketentuan yang ada, pertama kami harus menyerahkan
menunggu untuk 3-5 bulan ke depan, untuk menerima pencairan dana BPJS
persalinan.”(Wawancara, 27 Februari 2017)
4. Terkadang ada pasien yang mengalami kesulitan dalam melahirkan, ketika
dibantu oleh bidan atau puskesmas dengan infus, dan kemudian puskesmas
meminta bayaran kepada pasien, karena infus tidak termasuk dalam program
BPJS persalinan pemerintah, pasien sering tidak terima, mereka mengatakan
kalau BPJS persalinan gratis, tapi kenapa bayar, sehingga ada bidan yang
dilaporkan ke LSM, dikarenakan hal tersebut, maka jika ada masalah dalam
persalinan, Puskesmas Batangtoru langsung merujuk ke Rumah Sakit Umum
Padangsidimpuan atau Rumah Sakit TNI Padangsidimpuan.
5. Membludaknya angka kelahiran karena adanya program BPJS persalinan,
seperti diungkapkan dr. Rudi sebagai Kepala Puskesmas Batangtoru :
“ Karena biaya melahirkan yang gratis, masyarakat disini berlomba-lomba
memperbanyak anak, apalagi mereka tahu kalau program ini program baru,
sampai-sampai orang yang merantau dari daerah pulang kesini hanya untuk
melahirkan.”(Wawancara, 27 Februari 2017)
6. Keramahan pegawai yang kurang, jika mereka tidak kenal dengan pasien, sikap
mereka biasa saja, tidak ingin terlalu ramah tamah dengan orang yang tidak
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang akuntabilitas
pelayanan kesehatan masyarakat pada program BPJS persalinan di Puskesmas
Batangtoru, maka dapat ditarik kesimpulan
Secara garis besar pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pegawai
puskesmas dikatakan biasa saja dan cukup baik, dalam penelitian ini diambil tiga
indikator, diantaranya :
a. Akuntabilitas Kinerja Publik Dilihat Berdasarkan Proses
Jika dilihat pada indikator diatas kinerja yang dilakukan pegawai
puskesmas dikatakan :
1. Cukup baik, dalam pelayanan yang dilakukan oleh pegawai tergolong
cukup baik, sebagai upaya pegawai puskesmas dalam meningkatkan
kesehatan pada ibu dan bayi, serta mengurangi tingkat kematian ibu dan
bayi dengan turunnya program BPJS persalinan dari pemerintah ini.
2. Dalam prosesnya, antusias warga dalam program BPJS persalinan ini
sangat baik, sehingga masyarakat banyak yang mengikuti program BPJS
di Puskesmas Batangtoru ini.
3. Kedisiplinan pegawai dilihat segi keterampilan, kemampuan pegawai
dalam memeriksa pasien. Dalam kedisiplinan pegawai dalam program
BPJS persalinan dikatakan cukup baik, seperti yang telah diungkapkan
oleh beberapa responden yang telah diwawancarai beberapa waktu yang
b. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Dipungut Sesuai Dengan Peraturan
Perundang-Undangan
Dalam indikator berikut ini biaya pelayanan yang dilakukan oleh
Puskesmas Batangtoru dikatakan :
1. Sangat murah karena biaya pemeriksaan dan kelahiran digratiskan oleh
pemerintah, tanpa adanya pungutan-pungutan liar apapun oleh pihak
puskesmas, semua biaya yang ada ditanggung oleh pemerintah.
2. Biaya transportasi untuk pasien rujukan tidak digratiskan oleh
pemerintah.
c. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik, Persyaratan Teknis Dan
Administratif
Dalam indikator ini, pelayanan kesehatan tidak terlepas dari pelayanan
administrasi, diantaranya :
1. Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Batangtoru
dapat dikatakan cukup memuaskan pasien, pegawai Puskesmas
memberikan prosedur penjelasan pengurusan surat-surat BPJS
persalinan, memberitahukan apa-apa saja yang harus dibawa ketika ingin
melakukan pemeriksaan dan kelahiran, yaitu dengan membawa KTP si
ibu dan Kartu Keluarga.
Berdasarkan hal diatas maka penulis menyimpulkan akuntabilitas
pelayanan kesehatan pada program BPJS persalinan dapat dikatakan cukup baik,
hal ini dapat dilihat dalam kemampuan pegawai dalam memeriksa pasien,
kemudian dilihat lagi dalam hal pengurusan surat-surat dan biaya pemeriksaan
diterapkan oleh pihak Puskesmas Batangtoru, pengurusan surat-surat dilakukan
secara tepat dengan memberitahu pasien tentang tata cara pemeriksaan, dan
prosedur pemeriksaan terhadap pasien.
d. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Puskesmas Batangtoru Dalam
Memberikan Pelayanan BPJS Persalinan Kepada Masyarakat
Hambatan-hambatan yang dihadapi puskesmas Batangtoru dalam
memberikan pelayanan BPJS persalinan kepada masyarakat adalah :
1. Obat-obatan yang masih kurang dibiayai sendiri oleh puskesmas tanpa
adanya bantuan tambahan dari pemerintah.
2. Kompeten dari bidan yang masih kurang, kemampuan bidan dalam
memeriksa pasien masih dikatakan biasa saja, kecepattanggapan bidan
dalam mengambil keputusan tentang pasien masih lambat.
3. Dana untuk bidan yang membantu melahirkan dan memeriksa pasien
BPJS persalinan dicairkan selama 3-5 bulan sekali.
4. Kurangnya pengetahuan pasien terhadap program BPJS persalinan yang
dikeluarkan pemerintah.
5. Membludaknya angka kelahiran bayi, karena gratisnya biaya persalinan,
masyarakat sepertinya berlomba-lomba melahirkan di Puskesmas
6. Keramahan pegawai yang tidak kenal dengan pasien biasa saja, hanya
ingin beramah tamah dengan pasien yang mereka kenal saja.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka dapat pula