• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Ekologi Sosial Kawasan Sungai Baharu Di Kecamatan Hamparan Perak Tahun 1945-2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perubahan Ekologi Sosial Kawasan Sungai Baharu Di Kecamatan Hamparan Perak Tahun 1945-2005"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONDISI EKOLOGI SOSIAL SUNGAI BAHARU SEBELUM

TAHUN 1945

Sungai memiliki peranan penting bagi masyarakat di Kampung Pematang

Nibung12 pada masa sebelum kemerdekaan sebagai jalur transportasi utama pada

masa itu. Pada umumnya daerah pesisir pantai di Sumatera Timur di diami oleh

masyarakat Etnis Melayu. Dimana masyarakat Melayu dikenal sebagai masyarakat

dengan mata pencaharian sebagai nelayan namun masyarakat di kawasan Sungai

Baharu juga bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Setelah pemerintah Hindia Belanda mendarat di Sumatera Timur dengan

menjadikan daerah Hamparan Perak beserta kawasan Sungai Pematang Nibung

menjadi perkebunan-perkebunan tembakau pada tahun 1870-an. Kondisi lingkungan

alam dan sosial ekononomi masyarakat di kawasan Sungai pematang Nibung menjadi

berubah. Di sisi lain diakibatkan dibukanya lahan-lahan perkebunan tembakau oleh

pemerintah Hindia Belanda, maka mulai dibangunlah infrastruktur untuk mengangkut

hasil perkebunan tembakau ke pelabuhan belawan. Hingga pada tahun 1921

pemerintah Hindia-Belanda melakukan kebijakan pengerukan pengendapan lumpur di

12

Kampung Pematang Nibung merupakan salah satu kampung pada masa sebelum

(2)

Sungai Belawan dikarenakan berkembang pesatnya permintaan tembakau deli pada

masa itu.

Untuk mengetahui secara menyeluruh tentang perubahan ekologi kawasan sungai

baharu sebelum kemerdekaan dapat dilihat dari kondisi sungai sebelum kemerdekaan

baik secara geografi, topografi maupun demografi. Kemudian perubahan ekologi

sosial yang terjadi sebelum tahun 1945 dapat kita lihat dari bagaimana pemanfaatan

Sungai Baharu, perubahan pola pemukiman, dan pengerukan yang terjadi di Sungai

Baharu

2.4Kondisi Sungai

2.1.1 Geografi

Menurut Bintarto (1977) Geografi adalah ilmu pengetahuan yang

mencitrakan, menerangkan sifat sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam, dan

penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha

mencari fungsi dari unsure unsur bumi dalam ruang dan waktu.13 Sungai Baharu

sebelum kemerdekaan dinamakan Sungai Pematang Nibung.14 Ditinjau dari segi

geografis layaknya seperti sungai-sungai yang ada di Sumatra Utara sebelum tahun

13

Mohammad Ali, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Bandung , Pedagogiana press, 2007), hlm. 2

14

Sungai Pematang Nibung merupakan nama sungai yang berada di Kampung Pematang

(3)

1945 air yang mengalir di Sungai Pematang Nibung masih sangat jernih dan tidak

berwarna. Seperti disebut oleh Marsdem dan Anderson, mata air sebagai titik

bermulanya sungai ada di mana-mana. Namun, karena mata air cenderung muncul di

daerah pegunungan dengan hutan basah, maka sebagian besar mata air yang dianggap

sebagai hulu atau salah satu hulu sungai tersebut berada di daerah perbukitan.15 Maka

dari itu Hulu Sungai Pematang Nibung berada di Sungai Sunggal yang airnya

mengalir dari pegunungan Sibolangit dan berhilir di Sungai Belawan hingga berakhir

di Selat Malaka .

Kondisi fisik Sungai Pematang Nibung sebelum kemerdekaan air sungai

masih sangat jernih dan asri, kecepatan air pada masa itu sangat lambat dan

cenderung tergenang kedalaman pada bagian hulu Sungai Pematang nibung + 0,5-1

meter dan pada bagian hilir + 1- 2 meter dan lebar sungai pada bagian hulu + 15-20

meter dan lebar pada bagian hilir + 20-30 meter. Pada masa sebelum kemerdekaan

Sungai Pematang nibung masih sangat liar dibuktikan dengan masih banyaknya

buaya yang hidup di sekitar Sungai Pematang Nibung pada masa itu.

15

(4)

2.1.2 Topografi

Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan

identifikasi jenis lahan. Topografi kawasan Sungai Pematang Nibung sebelum

kemerdekaan merupakan daerah dataran yang juga temasuk daerah pantai yang

dengan kondisi wilayah yang berawa pada bagian hilir ditumbuhi tanaman bakau dan

nipah. Pada bagian hulu Sungai Pematang Nibung memiliki topografi dataran rendah

yang memiliki air tawar yang sangat jernih mengalir dari hulu Sungai Sunggal, dan

bermuara ke pesisir Pantai Timur Sumatra hingga ke Selat Malaka

Adapun jenis tanah di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Pematang

Nibung adalah tanah lempung percampuran antara pasir dan juga tanah liat sehingga

pada bagian hulu Sungai Pematang Nibung sangat cocok ditanami padi dan tanaman

palawija lainnya. Sedangkan pada bagian hilir Sungai Pematang Nibung topografi

lingkungan adalah berawa-rawa sebagai dampak pasang surut air laut yang

mengakibatkan perubahan rasa air sungai dari tawar menjadi asin ataupun. Dengan

kondisi tersebut pada bagian hilir Sungai Pematang Nibung banyak ditemui

tanaman-tanaman bakau dan juga tanaman-tanaman nipah yang tumbuh dengan sendirinya.

2.1.3 Demografi

Menurut Donal J Bogue Demografi adalah suatu studi statistik dan matematis

tentang jumlah, komposisi san persebaran penduduk, serta perubahan faktor faktor ini

(5)

moralitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.16 Kondisi demografi kawasan

Sungai Pematang Nibung sebelum kemerdekaan tahun 1945 mayoritas penduduk

adalah Suku melayu namun pada tahun 1875 pemerintahan Hindia-Belanda membuka

perkebunan di daerah Hamparan Perak yang dahulu dinamai Urung Sepuluh Dua

Kuta.17 Dengan dibukanya perkebunan para pendatang diluar Suku Melayu seperti

Suku Jawa, Cina, Batak dan India. Para pendatang ini dapat dikategorikan sebagai

berikut :

a) Para pendatang yang menetap dan tinggal di kawasan Hamparan Perak mereka

ini dapat digolongkan sebagai buruh perkebunan Sumatra Timur yang

didatangkan oleh pemerintah Hindia-Belanda dari pulau Jawa.

b) Para pendatang yang hendak berdagang. Kelompok ini dapat dikategorikan

sebagai para pedagang yang berasal dari etnis Cina dan India.

c) Para pendatang yang hanya melintas di Sungai pematang Nibung sebagai akibat

dari digunakannya Sungai Pematang Nibung sebagai jalur transportasi untuk

mengangkut hasil perkebunan dan kebnutuhan pokok lainnya.

16

Kartomo Wirosuhardjo, dkk. Dasar-Dasar Demografi. Edisi 2004. (Jakarta: Lembaga Demografi FEUI), hlm.12.

17

(6)

Dengan kondisi Demografi tersebut maka sebelum tahun 1945 jumlah penduduk

hari masyarakat di Kampung Pematang Nibung19 sepenuhnya masih bergantung

pada keberadaan Sungai Pematang Nibung. Masyarakat memanfaatkan sungai

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti halnya untuk kebutuhan makan

dan minum, mencuci dan yang paling utama Sungai Pematang Nibung

dimanfaatkan oleh masyarakat di Kampung Pemtang Nibung bahkan masyarakat

dari luar kampung seperti dari daerah Hamparan Perak dan Desa Lama sebagai

jalur transportasi utama menuju Sungai Belawan guna membawa hasil alam yang

ada di Kampung Pematang Nibung dan bahkan hasil alam dari daerah lainnya.

Hasil alam yang diperoleh dari Kampung pematang Nibung antara lain kelapa,

sayur-mayur, pisang, kelapa dan beras.20

Sebelum Kemerdekaan pada masa Kepemimpinan H.Datuk Akkup sawah

masih terbentang luas dan subur untuk bercocok tanam bahkan petani tidak perlu

untuk memakai pupuk dan komoditi utama dari Kampung Pematang Nibung

18

Wawancara, H. Hasan Lebai, Sei Baharu, 09 Maret 2017. 19

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa), Op. cit., hlm. 1

20

(7)

adalah beras. Pada masa sebelum kemerdekaan Kampung Pematang Nibung

dikenal sebagai salah satu daerah penghasil beras yang besar di kawasan

Sumatera Utara dibuktikan dengan adanya swasembada beras dari Kampung

Pematang Nibung pada masa itu.21

2.3 Sungai dan Pola Pemukiman

Pada masa sebelum kemerdekaan jumlah penduduk di Kampung Pematang

Nibung + 400 jiwa dengan jarak masing-masing antar rumah + 60 meter dari

rumah yang satu ke rumah yang lain. Adapun pada masa sebelum kemerdekaan

pola pemukiman penduduk mengadap ke arah aliran Sungai Pematang Nibung

dikarenakan pada masa itu sungai masih sangat berperan sebagai jalur transportasi

guna mengangkut orang maupun hasil barang yang hendak dibawa maupun

diperdagangkan. Pola pemukiman penduduk pada masa sebelum kemerdekaan

memanjang dari arah Selatan menuju arah Utara. Dan Sungai Pematang Nibung

membelah Kampung Pematang Nibung menjadi dua bagian. Pola Pemukiman di

Kampung Pematang Nibung lebih berkonsentrasi di kawasan hulu disebabkan

oleh kondisi alam yang mendukung. Tanahnya relatif stabil, tidak berawa,

memungkinkan dilakukannya budi daya berbagai tanaman pangan, tersedianya air

tawar yang layak konsumsi dalam jumlah yang relatif memadai, serta adanya

dukungan berbagai komoditas yang bisa diperdagangkan seperti beras yang

merupakan komoditas utama di kawasan Sungai Pematang Nibung. Sebaliknya

21

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa), Desa Sei Baharu Kecamatan

(8)

pola pemukiman masyarakat Kampung Pematang Nibung tidak ada dibagian hilir

sungai dikarenakan pada bagian hilir sungai kondisi alam yang berawa, tidak

subur dan terbatas airnya.22

Rumah penduduk di Kampung Pematang Nibung Pada masa sebelum

kemerdekaan memiliki model Rumah Panggung yang merupakan rumah khas

etnis Melayu yang merupakan etnis asli penduduk yang tinggal di Kawasan

Sungai Pematang Nibung. Menurut informasi dari masyarakat pada masa itu

untuk mendirikan rumah panggung masyarakat melayu lebih suka

bergotong-royong dan bekerja sama. Rumah panggung tersebut terbuat dari atap nipah yang

diperoleh masyarakat dari bagian hilir Sungai Pematang Nibung yang banyak

ditumbuhi oleh tanaman nipah yang biasanya tumbuh di daerah berlumpur,

berawa dan di tepi pantai, dan pada bagian dinding rumah panggung terbuat dari

tepas yang berasal dari bilah-bilah bambu (bulu) yang diiris tipis dan kemudian

dianyam. Kemudian tiang dan lantai rumah panggung terbuat dari kayu. Semua

bahan-bahan untuk membuat rumah panggung penduduk di Kampung Pematang

Nibung diperoleh dari Kampung itu sendiri dan dikerjakan atau diolah oleh

masyarakat Kampung Pematang Nibung itu sendiri.

22

(9)

2.4 Pengerukan

Pada masa sebelum kemerdekaan kondisi Sungai Pematang Nibung sangat

dangkal pada bagian hulu sungai Pematang nibung memiliki kedalaman + 0,5-1

meter dan pada bagian hilir + 1- 2 meter dan lebar sungai pada bagian hulu +

15-20 meter dan lebar pada bagian hilir + 15-20-30 meter. Sehingga untuk

menyeberangi sungai penduduk dapat melakukannya hanya dengan berjalan

menggunakan kaki. Perahu-perahu dan kapal-kapal yang akan berlayar sangat

bergantung dengan cuaca dan keadaan iklim. Apabila air laut pasang dan air

Sungai Pematang Nibung naik pada masa itulah kapal-kapal dapat melakukan

pelayaran.

Sungai Pematang Nibung memiliki arus yang sangat lambat dan

cenderung tergenang dikarenakan keadaan sungai yang sangat dangkal. Sehingga

apabila memasuki musim penghujan air yang berasal dari hulu sungai Sunggal

mengalir menuju Sungai Pematang Nibung akan tergenang dan akhirnya meluap

ke pemukiman penduduk di Kampung Pematang Nibung dikarenakan Sungai

Pematang Nibung yang sangat dangkal sehingga tidak dapat menampung debit air

yang besar dari hulu Sungai Sunggal.

Sedimentasi air Sungai Pematang Nibung sudah terjadi selama

berpuluh-puluh tahun bahkan hingga ratusan tahun diketahui air yang mengalir dari bagian

hulu Sungai Pematang Nibung yaitu Sunggai Sunggal membawa

(10)

terjadi pasang air laut, air laut dari Pelabuhan Belawan membawa

material-material yang ada dari laut seperti tanah dan pasir menuju hilir Sungai Pematang

Nibung sehingga pada bagian Hilir Sungai Pematang Nibung terbentuk

sedimentasi-sedimentasi berupa pulau-pulau yang memiliki ukuran + 1- 5 hektar.

Masyarakat pada masa itu menamakan hasil sedimentasi tersebut sebagai acuan

pulau23 dan pada masa sebelum kemerdekaan hasil sedimentasi Sungai Pematang

Nibung sama sekali tidak dimanfaatkan oleh masyarakat dan dibiarkan begitu saja

di tumbuhi tanaman-tanaman liar.

Pengendapan lumpur dan dangkalnya sungai menjadi masalah bagi

masyarakat yang berada di daerah Kampung Pematang Nibung dan Hamparan

Perak. Karena menjadi kendala dalam pengangkutan sumber daya alam dari luar

daerah Kampung Pematang Nibung maupun dari Kampung Pematang Nibung

sendiri. Hingga pada tahun 1921 pemerintah Hindia-Belanda melakukan

kebijakan pengerukan pengendapan lumpur di Sungai Belawan sepanjang 13 km

dan lebar 50 meter dengan kedalaman air 26 hingga 30 meter.24

Pada masa kepemimpinan Datuk Hafiz Haberman sebagai kepala

kepemerintahan Kerajaan Hamparan Perak pada tahun 1925 dilaksanakan pula

23

Acuan pulau merupakan pulau-pulau yang terbentuk di aliran Sungai Baharu dikarenakan

peoses sedimentasi yang terjadi selama berates-ratus tahun yang lalu akibat partikel-partikel bebatuan dan lumpur yang dibawa dari hulu sungai maupun hilir sungai, Wawancara, Ali Umar , Sei Baharu, 09 Maret 2017.

24

(11)

pengerukan sungai melalui belakang masjid Jami, Sungai Lama,25 dan melalui

belakang istana Balairung Sepuluh Dua Kuta. Seiring dengan dilakukannya

pengerukan pada tahun 1925, tanah-tanah hasil pengerukan sungai dibuat menjadi

benteng-benteng26 pada sisi kanan dan kiri Sungai Baharu.

Setelah dilakukannya pengerukan pada tahun 1925 air Sungai menjadi

lancar menuju Sungai Belawan. Di namakan Sungai Belawan karena sungai ini

menghubungkan antara Hamparan Perak dengan Pelabuhan Belawan yang pada

masa itu pedagang-pedangang sayur, buah-buahan, dan hasil alam dari Hamparan

Perak serta Kampung Pematang Nibung diangkut dari Sungai Pematang Nibung

ke Pelabuhan Belawan melalui transportasi air dengan menggunakan sampan

dayung.27

Pada 1940-1942 aktivitas ekspor dan impor di Pelabuhan Belawan

dihentikan karena terjadi pergolakan politik antara Jepang dengan Sekutu.28 Pihak

Jepang mulai menguasai Pelabuhan Belawan dan mengambil alih lahan-lahan

25

Sungai Lama merupakan cabang pada bagian hulu sungai pematang nibung dengan bentuk sungai yang berliku-liku, pada masa kerjaan Urung Sepeluh Dua Kuta di Sungai Lama sering terjadi banjir sehingga memasuki kediaman istana Urung Sepuluh Dua Kuta. Merupakan lokasi dilakukannya pengerukan pada tahun 1925 yang mengakibatkan Sungai Lama pada masa ini menjadi Sungai Mati dan tidak dialiri air lagi, Phili Ichwan Azhari ,, Asal Usul Kota Medan Dalam Riwayat Hamparan Perak, (Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara, 2012), hlm. 80

26

Benteng-benteng yang dibangun pada sisi kanan dan kiri Sungai Baharu untuk mencegah

air banjir masuk ke pemukiman masyarakat dan perkebunan-perkebunan. Wawancara, H. Hasan Lebai, Sei Baharu, 19 Maret 2017

27

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa), Desa Sei Baharu Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2005, Loc.cit

(12)

perkebunan di Sumatera Timur antara lain daerah Hamparan Perak. Namun di

kawasan Sungai Baharu pengaruh jepang tidak terlalu berdampak menurut

penuturan warga jepang masuk ke daerah pematang nibung pada tahun 1941

utusan yang datang berjumlah dua orang untuk menyampaikan kedatangan

Jepang. Walaupun tidak begitu berdampak para pria-pria yang tidak memliki

pekerjaan dan mengangur di kawasan Sungai Pematang Nibung akan langsung

dibawa ke Aceh untuk dijadikan pekerja rodi untuk membuat jalan raya.29

29

Referensi

Dokumen terkait

Sakano et al, 2007, Nasal and paranasal sinus endoscopy, computed tomography and microbiology of upper airways and the correlations with genotype and severity of

Keluarga merupakan salah satu pranata yang penting dalam

Hasil: Penelitian melibatkan pasien kanker payudara yang dilakukan tindakan MRM dengan dan tanpa fiksasi flap kulit sebanyak 78 subjek penelitian dengan

mendukung penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini, serta. memberikan waktunya untuk menemanin saya bertemu

Kepentingan tertentu sering dikaitkan dengan pembahasan peraturan perundang-undangan, yang memang di satu sisi menjadi hal yang logis karena pada hakikatnya suatu

[r]

Pada situs www.learnframe.com dalam glossary of e-learning Terms [Glossary, 2001], dinyatakan suatu definisi e-learning yang lebih luas, yaitu : “e-learning adalah sistem

Those were teachers perceive technology as a tool that can attract students’ attention in the classroom, teachers view technology as a hardware in teaching,