Selasa, 16 Juni2015
BIMTEK DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
BIDANG PENDIDIKAN
TAHUN 2015
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2015 Tentang Rincian Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
241/PMK.07/2014 Tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
250/PMK.07/2014 Tentang Pengalokasian Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
37 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2015
1. Dana Perimbangan :
a. Dana Bagi Hasil (DBH)
b. Dana Alokasi Umum (DAU) c. Dana Alokasi Khusus (DAK)
1) DAK
2) DAK Tambahan
2. Dana Otonomi Khusus (Otsus) 3. Dana Transfer lainnya
a. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD (TP Guru PNSD)
b. Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD (DTP Guru PNSD)
c. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) d. Dana Insentif Daerah
Berdasarkan PMK Nomor 241/PMK.07/2014 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional
Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat
dianggarkan sebagai pendapatan daerah,
sepanjang telah ditetapkan dalam APBN Tahun
anggaran 2015.
Dalam hal pemerintah daerah akan memperoleh
DAK Tahun Anggaran 2015 setelah peraturan
daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2015
ditetapkan, maka Pemerintah Daerah
menganggarkan DAK dimaksud dengan cara
terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan
Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD Tahun
Anggaran 2015 dengan pemberitahuan kepada
Pimpinan DPRD, selanjutnya DAK dimaksud
ditampung dalam Peraturan Daerah tentang
Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015
Daerah penerima DAK wajib menganggarkan Dana
Pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya
Keterangan :
◦ Kewajiban penyediaan Dana Pendamping menunjukkan komitmen daerah terhadap bidang kegiatan yang didanai dari DAK yang merupakan kewenangan daerah
◦ Dana Pendamping digunakan untuk mendampingi kegiatan yang dibiayai DAK
Dana Pendamping digunakan untuk mendanai kegiatan
yang bersifat kegiatan fisik Keterangan :
◦ Yang dimaksud kegiatan fisik adalah kegiatan diluar kegiatan administrasi proyek, kegiatan penyiapan proyek fisik, kegiatan penelitian, kegiatan pelatihan, kegiatan perjalanan pegawai daerah, dan kegiatan umum lain yang sejenis
Penyaluran dana Transfer ke Daerah dilakukan
dengan cara pemindahbukuan dari Rekening
Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas
Umum Daerah (RKUD)
Penyaluran DAK
RKUN
RKUD
TRANSFER
1. Triwulan I
Penyaluran DAK
dilakukan secara triwulanan•Setelah DJPK menerima Laporan Realisasi Penyerapan DAK triwulan I
•Setelah DJPK menerima Laporan Realisasi Penyerapan DAK triwulan II
Laporan Realisasi Penyerapan
DAK
Laporan Realisasi Penyerapan DAK disampaikan
setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan
Laporan Realisasi Penyerapan DAK disertai
dengan Rekapitulasi SP2D atas penggunaan DAK
dan
softcopy
Aplikasi LDT
Laporan Realisasi Penyerapan DAK triwulan I, II,
dan III diterima DJPK paling lambat
7 hari kerja
sebelum tahun anggaran berakhir
Jika melebihi batas waktu maka DAK tidak
Laporan Realisasi Penyerapan
DAK
Jika Output kegiatan belum tercapai dan masih
terdapat sisa DAK di RKUD sampai tahun
anggaran berakhir, maka sisa DAK
diperhitungkan terhadap penyaluran DAU
dan/atau DBH tahun anggaran berikutnya
Laporan Realisasi Penyerapan DAK Triwulan IV
digunakan untuk persyaratan penyaluran DAK
Triwulan I tahun anggaran berikutnya
Laporan Realisasi Penyerapan DAK Triwulan IV
DAK tidak tersalurkan
Pendanaan dan penyelesaian kegiatan dan/atau
kewajiban kepada pihak ketiga atas pelaksanaan
kegiatan DAK menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah.
Laporan Realisasi Penyerapan penggunaan DAK
menggunakan porsi alokasi setiap bidang DAK
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai
dengan DAK yang diterima RKUD
Porsi tidak dapat melebihi pagu alokasi DAK
Optimalisasi DAK
Jika akumulasi nilai kontrak lebih kecil dari
pagu bidang DAK, Pemda dapat
melakukan optimalisasi penggunaan DAK
dengan merencanakan dan
menganggarkan kembali kegiatan DAK
dalam APBD Tahun anggaran berjalan
Optimalisasi penggunaan DAK dilakukan
Kabupaten Magetan mendapatkan DAK sebesar
Rp. 63.134.870.000,00 kemudian berdasarkan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2015 Tentang Rincian Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 berubah
menjadi Rp. 63.135.430.000,00.
Kabupaten Magetan mendapatkan alokasi DAK untuk
20 bidang.
Dana Alokasi Khusus triwulan I Tahun Anggaran 2015
telah ditransfer dari RKUN ke RKUD sebesar
Rp. 18.940.461.000,00 atau 30 % dari
pagu DAK pada tanggal 16 Maret 2015
Alokasi DAK Tahun Anggaran 2015 Kabupaten Magetan
NO BIDANG PAGU DAK
1 PENDIDIKAN SD/SDLB Rp 8.409.780.000,00 2 PENDIDIKAN SMP/SMPLB Rp 5.249.580.000,00 3 PENDIDIKAN SMA Rp 2.342.380.000,00 4 PENDIDIKAN SMK Rp 5.674.230.000,00 5 PELAYANAN KESEHATAN DASAR Rp 3.716.760.000,00 6 PELAYANAN KEFARMASIAN Rp 1.423.350.000,00 7 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Rp 1.077.510.000,00 8 INFRASTRUKTUR JALAN Rp 7.231.380.000,00 9 INFRASTRUKTUR IRIGASI Rp 4.225.660.000,00 10 INFRASTRUKTUR AIR MINUM Rp 2.255.360.000,00 11 INFRASTRUKTUR SANITASI Rp 1.407.840.000,00 12 SARPRAS PEMADAM KEBAKARAN Rp 2.515.780.000,00 13 KELAUTAN DAN PERIKANAN Rp 2.425.120.000,00 14 PERTANIAN Rp 5.391.490.000,00 15 LINGKUNGAN HIDUP Rp 1.422.280.000,00 16 KELUARGA BERENCANA Rp 1.496.400.000,00 17 KEHUTANAN Rp 1.461.500.000,00 18 PERDAGANGAN PASAR Rp 1.777.560.000,00 19 KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT Rp 424.920.000,00 20 TRANSPORTASI PEDESAAN Rp 3.206.550.000,00
1.
DJPK sebagai pembantu pengguna anggaran
Bendahara Umum Negara Pengelolaan Transfer
ke Daerah menyusun
indikasi kebutuhan dana
dan
rencana dana pengeluaran DAK
2.
penyusunan indikasi kebutuhan dana dan
rencana dana pengeluaran DAK dilaksanakan
setelah DJPK berkoordinasi dengan Badan
Kebijakan
Fiskal,
Dirjen
Anggaran,
dan
Kementerian Negara/Lembaga Terkait
1. Pertimbangan penyusunan indikasi kebutuhan dana :
a. Alokasi DAK dalam kerangka pembangunan jangka menengah yang dihitung berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi
b. Perkembangan alokasi DAK tahun-tahun sebelumnya
2. Pertimbangan penyusunan rencana dana pengeluaran DAK :
a. Indikasi kebutuhan dana DAK
b. Prioritas nasional yang dimuat dalam Renja Pemerintah
c. Tingkat penyerapan masing-masing bidang Dak tahun sebelumnya
d. Usulan kebutuhan pendanaan masing-masing bidang DAK dari Kementerian Negara/Lembaga
1. Dalam hal bidang DAK dibagi ke dalam sub Bidang, penentuan besaran alokasi diusulkan Kementerian Negara/Lembaga kepada DJPK berdasarkan pagu alokasi DAK sesuai bidang yang ditetapkan dalam Rencana Dana Pengeluaran DAK
2. Dalam hal bidang DAK atau sub bidang DAK dibagi untuk provinsi, kabupaten dan kota, penentuan besaran alokasi diusulkan Kementerian Negara/Lembaga kepada DJPK berdasarkan pagu alokasi DAK sesuai bidang atau sub bidang yang ditetapkan
3. DJPK menyampaikan indikasi kebutuhan dana dan rencana dana pengeluaran DAK kepada Dirjen Anggaran
Pengajuan Pencairan Dana DAK dilakukan
oleh SKPD penerima DAK kepada BUD
Kelengkapan dokumen SPM harus sesuai
dengan
persyaratan
swakelola
yang
tercantum
pada
Surat
Perjanjian
Pemberian
Bantuan
DAK
Bidang
Pendidikan
antara
Dinas
Pendidikan
dengan Sekolah dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Pencairan dana dapat menggunakan 1
(satu) SPM untuk DAK dan DAU.
Keuangan daerah dikelola secara :
Tertib
keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti
administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan
Taat pada peraturan perundang-undangan
pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Efektif
merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara
membandingkan keluaran dengan hasil.
Azas Umum
Efisien
merupakan pencapaian keluaran yang maksimum
dengan masukan tertentu atau penggunaan
masukan terendah untuk mencapai keluaran
tertentu.
Ekonomis
pemerolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah.
Transparan
prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah.
Bertanggung jawab
perwujudan kewajiban seseorang untuk
mempertanggung-jawabkan pengelolaan dan
pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Keadilan
keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaannya dan/atau keseimbangan distribusi hak dan kewajiban
berdasarkan pertimbangan yang obyektif.
Kepatutan
tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan proporsional.
Manfaat untuk masyarakat
keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.