• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peran Pemuda Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Medan Bagian Utara (Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Medan Deli, Medan Labuhan dan Medan Belawan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Peran Pemuda Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Medan Bagian Utara (Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Medan Deli, Medan Labuhan dan Medan Belawan)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Kaum muda adalah masa depan bangsa, karena itu setiap pemuda, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan faktor penting yang sangat diandalkan oleh suatu bangsa dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan bangsa. Indonesia adalah bangsa besar yang memiliki banyak sumberdaya pemuda, yang dapat berperan penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Dalam upaya mewujudkan cita-cita dan mempertahankan kedaulatan bangsa ini tentu akan menghadapi banyak permasalahan, hambatan, rintangan dan bahkan ancaman yang harus dihadapi. Masalah-masalah yang harus dihadapi itu beraneka ragam. Dengan masalah-masalah yang sudah ada maupun yang akan datang, penting bagi rakyat Indonesia, terutama kaum pemuda untuk membiasakan diri dalam meningkatkan dan memperbaiki produktivitas dalam berbangsa dan bernegara.

Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen

perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai

kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuh kembangkan aspek etik dan

moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan,

memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental- spiritual, dan meningkatkan

kesadaran hukum. Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan memperkuat

(2)

kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan

dan penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan

publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, dan memberikan

kemudahan akses informasi (Ginandjar,1997)

Indonesia adalah negara yang kaya sumber daya alam, namun dengan

jumlah penduduk miskin 28,59 juta orang pada tahun 2015. Jumlah penduduk

miskin tersebut terdiri dari 10,65 juta orang di daerah perkotaan dan 17,94 juta

orang di daerah pedesaan. Kalau dilihat kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Terlebih jumlah

dari data BPS jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan masih sangat tinggi

(BPS,2015).

Masalah kemiskinan yang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang

masih sangat kompleks. . Menurut Sumodiningrat (1998) kemiskinan adalah

masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensional yang berkaitan

dengan aspek sosial, ekonomi, budaya dan aspek lainnya. Seringkali pemikiran

tentang kemiskinan lebih banyak menekankan pada segi-segi emosional atau

perasaan yang diliputi dengan aspek moral dan kemanusiaan ataupun masih bersifat

partisan karena berkaitan dengan alokasi sumberdaya, sehingga usaha dalam

memahami hakekat kemiskinan itu sendiri menjadi kabur. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), kemiskinan adalah suatu standart tingkat hidup yang

(3)

didalamnya hidup manusia tidak layak sebagai manusia, dan secara kuantitatif,

kemiskinan adalah suatu keadaan dimana hidup manusia serba kekurangan, atau

dengan bahasa yang tidak lazim “tidak berharta benda” (Mardimin, 1996).

Ada 14 kriteria miskin menurut standar BPS (2015), yaitu (1) luas lantai

bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2per orang (2) jenis lantai tempat tinggal

terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan (3) jenis dinding tempat tinggal dari bambu

(4) tidak memiliki fasilitas buang air besar (5) sumber penerangan rumah tidak

menggunakan listrik (6) sumber air minum berasal dari sumur/air hujan/sungai (7)

bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah (8)

hanya konsumsi daging/ayam/susu dalam satu kali seminggu (9) hanya membeli

satu stel pakaian dalam setahun (10) hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali

dalam sehari (11) tidak sanggup membayar biaya pengobatan (12) sumber

penghasilan dibawah Rp 600.000,- per bulan (13) pendidikan tertinggi kepala

rumag tangga : tidak sekolah/tidak tamat SD/tamat SD. (14) tidak memiliki

tabungan. Jika minimal 9 kriteria terpenuhi maka suatu rumah tangga dapat

dikatakan miskin.

Kemiskinan merupakan masalah yang pada umumnya dihadapi dihampir

negara-negara berkembang, terutama negara yang padat penduduknya seperti

Indonesia. Dari model top down sampai ke model model bottom up, dan variasi

program intervensi, pada akhirnya tetap menyisakan persoalan sepertinya tidak

(4)

. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu

kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural dan kesenjangan antar wilayah.

Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh kurangnya kesempatan dan peluang kerja

bagi angkatan kerja di daerah pedesaan. Upaya untuk menanggulangi hal tersebut

harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pada

pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus menggunakan aspek-aspek

penyadaran, peningkatan kapasitas dan pendayagunaan (Suyanto,1995).

Pada masyarakat kota dicirikan dengan masyarakat yang sudah

meninggalkan tradisi dan adat istiadat, disisi lain masyarakat miskin kota belum

memiliki mobilitas yang tinggi dan masih terbatas akses terhadap berbagai

kemajuan industrialisasi, informasi dan teknologi. Seiring dengan kondisi ini

perubahan yang terjadi pada masyarakat kota berlangsung cepat bila dibandingkan

dengan masyarakat desa (Suparlan,1993).

Kota Medan merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah penduduk

miskin yang tinggi. Pada tahun 2015, jumlah keluarga miskin di kota Medan

berjumlah 393.147 KK. Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk 2015,

jumlah penduduk Kota Medan adalah 2.121.053 orang yang terdiri atas 1.049.457

laki-laki dan 1.071.596 perempuan. Berdasarkan Data BPS tahun 2016jumlah

penduduk miskin paling banyak bertumpu di Kecamatan Medan Belawan dengan

jumlah 42.698 KK, kemudian diikuti dengan kecamatan Medan Labuhan 32.471

(5)

Langkah-langkah penanggulangan kemiskinan dapat didekati dari dua sisi. Pertama, meningkatkan pendapatan melalui peningkatan produktivitas. Sisi ini memberi peluang dan perlindungan kepada masyarakat miskin yang berkemampuan dalam pengelolaan potensi yang ada untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam berbagai kegiatan ekonomi , sosial budaya, dan politik; Kedua, mengurangi pengeluaran melalui minimalisasi beban kebutuhan dasar yang kurang perlu seperti tembakau (rokok), dan lainnya dan mempermudah akses untuk pendidikan, kesehatan, dan lainnya yang mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat miskin (Suyanto,1995).

(6)

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1) Bagaimana peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan di Kota

Medan Bagian Utara.

2) Apakah ada pengaruh peran pemudadalam penanggulangan kemiskinan di

Kota Medan Bagian Utara.

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang di uraikan diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk menganalisis peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan di

Kota Medan Bagian Utara.

2) Untuk menganalisis pengaruh peran pemuda dalam penanggulangan

(7)

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain sebagai berikut :

1) Sebagai sumbangan pemikiran dan informasi bagi setiap orang yang ingin

mengetahui analisis peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan.

2) Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa pascasarjana khususnya di program

studi perencanaan pembangunan wilayah pedesaan maupun pemerintah

yang terkait.

3) Sebagai bahan masukan dan informasi kepada lembaga-lembaga

Referensi

Dokumen terkait

Gambar D.7 Hasil Uji RVA Pati Biji Mangga dan RVA Larutan Biokomposit dari Pati Biji Mangga dengan Pengisi Hybrid serta Plasticizer Gliserol.. D.8 HASIL UJI

menunjukkan perbedaan rerata panjang trikoma ( abaksial ) daun jati ( Tectona grandis L.) pada umur 12 MST yang ditanam pada tanah pascatambang emas Bombana dengan

Hasil SEM (Scanning Electron Microscopy) Pati Ikat

[r]

[r]

Tugevus Beruntung dalam menyusun Detail Engineering Design (DED) Infrastruktur Kawasan Rumah Sederhana Sehat (RSH). Undang- Undang

[r]

Mengenai mekanisme penetapan komite penilaian proposal dan/atau reviewer di lingkungan PTKIN, ditetapkan oleh Rektor/pimpinan masing-masing PTKIN dengan merujuk