PENETAPAN KADAR AIR DAN BILANGAN PENYABUNAN PADA MINYAK KELAPA CURAH DAN MINYAK KELAPA BERMEREK
Abstrak
Penggunaan minyak kelapa di Indonesia nomor dua terbanyak setelah minyak sawit (lebih dari 70%). Minyak kelapa dapat mengalami perubahan aroma dan cita rasa selama penyimpanan. Perubahan ini disertai dengan terbentuknya senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan minyak. Kerusakan minyak secara umum disebabkan oleh proses oksidasi dan hidrolisis. Standar mutu merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Sifat fisik dan kimia minyak dapat digunakan untuk menentukan mutu minyak tersebut. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menentukan kadar air dan besar bilangan penyabunan dalam minyak kelapa serta menentukan apakah kadar air dan bilangan penyabunan yang diperoleh memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam SNI 01-2902-1992.
Sampel minyak kelapa yang digunakan adalah minyak kelapa curah, minyak kelapa merek Javara® dan minyak kelapa merek Barco®. Penentuan kadar air pada minyak kelapa dilakukan dengan metode oven dan penentuan bilangan penyabunan dilakukan dengan metode titrimetri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air pada minyak kelapa curah 0,05 %, minyak kelapa merek Javara® 0,02 %, minyak kelapa merek Barco® 0.09 %. Besar bilangan penyabunan minyak kelapa curah adalah 255,8 mg KOH/g, minyak kelapa merek Javara® 255,4 mg KOH/g, minyak kelapa merek Barco® 257,9 mg KOH/g. Hasil ini memenuhi syarat mutu minyak kelapa berdasarkan SNI 01-2902-1992 yang menetapkan kadar air maksimal 0,5 % dan bilangan penyabunan 255-265 mg KOH/g minyak.
Kata kunci: minyak kelapa, kadar air, bilangan penyabunan.