BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
Oven Tempra
- Desikator
- Kertas saring whatman no. 41
- Neraca analitis o’hauss
- Filtering funnel
- Pompa vakum - Corong bouchner
- Gelas ukur 200 ml Pyrex
- Beaker glass Pyrex
- Penjepit
- Botol air demineralisasi - Bola karet
- Kuvet 25 ml HACH
- Pipet volume 25 ml Pyrex
- Spektrofotomer HACH DR 5000UV
- pH meter Hanna
3.2.Bahan
- Air Demineralisasi
- Sampel dari InletPrimaryClarifier
- Sampel dari OutletSecondary Clarifier
- Sulfide 1 - Sulfide 2
3.3. Teknik Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dengan menggunakan botol plastik dan ditutup rapat. Sebelum sampel diambil terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan suhu, pH, konduktivitas, turbiditas dengan menggunakan alat pengukur digital, lalu dicatat. Sampel diambil di tempat – tempat yang telah ditentukan (inlet dan outlet) dan secepatnya dibawa ke laboratorium untuk di analisa.
3.4. Prosedur Analisa
3.4.1. Penentuan TSS ( Total Suspended Solid )
- Kertas saring whatman no.41 dimasukkan kedalam oven 1050 selama ± 30
menit. Kemudian dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit - Ditimbang berat kertas saring whatmann ( misal “A” )
- Dibersihkan tabung boucher dengan air demineralisasi
- Dimasukkan kertas saring whatmann tersebut kedalam filtering funnel
- Diangkat kertas saring tersebut kemudian dimasukkan kedalam oven pada suhu ± 1050 C selama ± 2 jam
- Diangkat dari oven kemudian dimasukkan kedalam desikator selama ± 30 menit
- Ditimbang berat keseluruhan kertas saring ( misal “B” )
- Maka : −
�
3.4.2. Penentuan Sulfida ( S2- )
- Dipipet 25 ml sampel air limbah kemudian dimasukkan kedalam kuvet - Ditambahkan Sulfide 1 lalu dikocok
- Ditambahkan Sulfide 2 lalu dikocok dan didiamkan beberapa menit
- Disiapkan larutan blanko dengan memipet 25 ml sampel air limbah kemudian dimasukkan kedalam kuvet
- Dimasukkan larutan blanko ke dalam alat instrument Spectrofotometer DR 5000U kemudian ditekan tombol “ zero” sehingga muncul angka nol (0 ppm)
di layar monitor
- Diukur konsentrasi (ppm) sampel air limbah yang telah ditambahkan Sulfide
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Analisa
Hasil analisa kadar TSS (Total padatan Teruspensi) dan Sulfida (S2-) pada
Inlet dan Outlet air limbah pulp
Tabel 4.1. Data Analisa Total Padatan Tersuspensi (TSS) pada Inlet
Sampel A
Tabel 4.2. Data Analisa Total PadatanTersuspensi (TSS) pada Outlet
Sampel A
A = berat kertas saring sebelum difilter (berat awal) B = berat kertas saring setelah difilter
Tabel 4.3. Data Analisa Sulfida ( S2- ) pada Inlet
Sampel Hasil pembacaan alat
(mg/L)
Sampel 1 0,0054
Sampel 2 0,0030
Sampel 3 0,0023
Tabel 4.4. Data AnalisaSulfida (S2-) pada Outlet
Sampel Hasil pembacaan alat
(mg/L)
Sampel 1 0,0015
Sampel 2 0,0013
Sampel 3 0,0009
4.2. Perhitungan
TSS( mg /l)= −
�
Dimana :
A = Berat kertas saring sebelum difilter / berat awal (mg) B = Berat kertas saring setelah difilter (mg)
C = Volume sampel (ml)
Kadar TSS pada Inlet Primary Clarifier
Sampel 1
TSS ( mg/l ) = , 99− ,
x 106
Sampel 2
TSS ( mg/l ) = , − , x 106
= 62 mg/l
Sampel 3
TSS ( mg/l ) = , − , 9 x 106
= 92 mg/l
Kadar TSS pada Outlet Secondary Clarifier
Sampel 1
TSS ( mg/l ) = , − , x106
= 44 mg/l
Sampel 2
TSS ( mg/l ) = , 9 − , x 106
= 45 mg/l
Sampel 3
4.3 Pembahasan
Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh kadar Total Padatan Tersuspensi di inlet primary clarifier pada sampel 1 = 198 mg/l, sampel 2 = 62 mg/l dan sampel 3 = 92 mg/l. Di outlet secondary clarifier pada sampel 1 = 44 mg/l, sampel 2 = 45 mg/l dan sampel 3 = 46 mg/l.
Pada outlet secondary clarifier diperoleh hasil TSS yang lebih kecil dibandingkan dengan inlet primary clarifier dikarenakan sludge cepat mengendap sehingga hasil TSS menjadi kecil .
Pada analisa Total Padatan Tersuspensi ( TSS ), besarnya kadar total padatan tersuspensi pada limbah cair telah memenuhi baku mutu limbah cair industri sesuai dengan Kep. 51/MENLH/10/1995. Dimana persyaratan kadar maksimum yang diperoleh untuk Total Padatan Tersuspensi adalah 200 mg/L. Nilai TSS ( berupa limbah cair ) tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan , terutama TSS dapat meningkatkan nilai kekeruhan yang akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolam air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan (effendi, 2003).
Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh Kadar sulfida di inlet primary clarifier pada sampel 1 = 0,0054 mg/l, sampel 2 = 0,0030 mg/l dan sampel 3 = 0,0023 mg/l. . Di outlet secondary clarifier pada sampel 1 = 0,0015 mg/l, sampel 2 = 0,0013 mg/l dan sampel 3 = 0,0009 mg/l.
Pada outlet secondary clarifier diperoleh hasil sulfida yang lebih kecil dibandingkan dengan inlet primary clarifier dikarenakan kadar oksigen yang cukup sehingga mikroorganisme sedikit yang mati.
Pada analisa sulfida diperoleh besarnya kadar sulfida telah memenuhi baku mutu limbah cair industri menurut Kep. 51/MENLH/10/1995. Dimana persyaratan kadar maksimum yang diperoleh untuk Sulfida adalah 0,05 mg/l. Apabila suatu sumber air telah terkontaminasi adanya sulfida sebagai gas H2S, maka warna
merah muda akan terbentuk yang kemudian akan berubah menjadi biru. Selain itu ciri – ciri yang telah terkontaminasi adanya gas H2S adalah air tersebut
mempunyai bau busuk yang pekat dan warna air tersebut akan menjadi keruh kehitaman.
Apabila hasil pengujian limbah menunjukkan data yang melanggar peraturan, maka limbah tersebut harus diolah sebelum digunakan atau dibuang ke lingkungan umum. Dimana pengolahan limbah cair dapat dilakukan di instalasi pengolahan air limbah ( IPAL ), sehingga hasil air yang terolah dapat digunakan kembali dan apabila dibuang ke lingkungan umumpun tidak membahayakan bagi kehidupan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh kadar Total Padatan Tersuspensi di
inlet primary clarifier pada sampel 1 = 198 mg/l, sampel 2 = 62 mg/l dan sampel 3 = 92 mg/l. Di outletsecondary clarifier pada sampel 1 = 44 mg/l, sampel 2 = 45 mg/l dan sampel 3 = 46 mg/l. Kadar sulfida di inletprimary clarifier pada sampel 1 = 0,0054 mg/l, sampel 2 = 0,0030 mg/l dan sampel 3 = 0,0023 mg/l. . Di outlet
secondary clarifier pada sampel 1 = 0,0015 mg/l, sampel 2 = 0,0013 mg/l dan sampel 3 = 0,0009 mg/l.
2. Dari hasil analisa diatas diketahui bahwa kadar Total Padatan Tersuspensi (TSS) dan Sulfida (S2) yang diperoleh masih memenuhi baku mutu limbah yang
ditetapkan pemerintah melalui keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kep.51/MENLH/10/1995.
5.2 Saran