• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOR Kunjungan Lapangan IPD 2012, jatim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TOR Kunjungan Lapangan IPD 2012, jatim"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran Surat No. /Dt.7.4/10/2012

KERANGKA ACUAN

KUNJUNGAN LAPANGAN FGD INDEKS PEMBANGUNAN

PERDESAAN DAN EVALUASI PEMBANGUNAN PERDESAAN

DIREKTORAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN

BAPPENAS

2012

REPUBLIK INDONESIA

(2)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ditinjau dari topografi, wilayah Indonesia terdiri dari berbagai pulau dan kepulauan dengan karakteristik dan tipologi yang bermacam-macam. Sejak tahun 2001 Indonesia melaksanakan kebijakan desentralisasi yang antara lain berimplikasi pada terus bertambahnya jumlah provinsi dan kabupaten/kota (termasuk desa). Pada tahun 2010 secara administratif wilayah Indonesia terbagi menjadi atas 33 provinsi, 404 kabupaten, dan 98 kota. Wilayah tersebut meliputi 6.543 kecamatan, 67.172 desa, dan 8.072 kelurahan. Dari kondisi ini terlihat bahwa wilayah Indonesia memiliki kawasan perdesaan yang sangat besar. Kawasan perdesaan di Indonesia tersebar pada daerah-daerah yang secara geografis berbeda seperti di daerah pesisir pantai atau kepulauan, daerah pegunungan, daerah pedalaman atau wilayah terisolir. Kawasan perdesaan juga bahkan mempunyai tingkat kemampuan potensi sumber daya alam dan tingkat perkembangan yang berbeda-beda, dimana pernah dikelompokkan ke dalam tipologi desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada.

Kawasan perdesaan menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional didefinisikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Dikarenakan terkonsentrasi sebagai penghasil bahan mentah pertanian, maka kawasan perdesaan dianggap berfungsi sebagai kawasan penghasil, walaupun dapat berkembang menjadi kawasan agroindustri dan kawasan lainnya sesuai dengan kondisi dan karakteristik yang dimiliki oleh wilayah perdesaan tersebut.

Pendekatan pembangunan saat ini yang lebih menonjolkan pertumbuhan ekonomi secara cepat, mengakibatkan pertumbuhan di kawasan perdesaan sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan kawasan perkotaan, bahkan mendorong percepatan urbanisasi. Percepatan urbanisasi ini selain menimbulkan akibat akibat positif juga menimbulkan dampak negatif yakni terserapnya sumberdaya yang dimiliki perdesaan oleh kawasan perkotaan, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia (migrasi dari desa ke kota). Sementara itu, kawasan perdesaan masih saja menghadapi permasalahan klasik seperti (a) masih belum optimalnya peran dan kapasitas kelembagaan masyarakat dan pemerintah desa, (b) masih rendahnya kualitas dasar dan keberdayaan manusia perdesaan, (c) masih terbatasnya alternatif lapangan kerja berkualitas, (d) masih rendahnya akses terhadap permodalan, (e) masih rendahnya ketersediaan dan akses terhadap sarana prasarana, (f) masih rendahnya tingkat ketahanan pangan, (g) meningkatnya degradasi sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta (h) belum optimalnya perlindungan kepada masyarakat, masyarakat hukum adat, dan tenaga kerja yang bekerja di luar negeri. Selain itu tantangan yang dihadapi juga masih beragam seperti sinergi pusat-daerah, sinergi antar-sektor, sinergi antar-daerah, desentralisasi dan otonomi daerah, globalisasi, dan perubahan iklim.

Berdasarkan potensi serta permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi dalam pembangunan perdesaan di Indonesia, maka perlu disusun suatu Indeks Pembangunan Perdesaan yang dibutuhkan untuk dapat memetakan status/tingkat pembangunan desa-desa di Indonesia, sehingga dapat ditentukan intervensi yang tepat bagi desa-desa sesuai dengan kondisinya masing-masing.

(3)

1.2. Tujuan

Tujuan kegiatan kajian pengembangan indeks pembangunan perdesaan tahun 2012 adalah menyusun indeks pembangunan perdesaan dan mengetahui pemetaan serta evaluasi berbagai program dan kegiatan pembangunan perdesaan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, diperlukan pencapaian target sebagai berikut :

1. Tersusunnya basis teoretis bagi penyusunan indeks pembangunan perdesaan

2. Teridentifikasinya konstruk, variabel dan kriteria yang mencerminkan tingkat kemajuan pembangunan perdesaan;

3. Teridentifikasinya indikator-indikator pembangunan perdesaan;

4. Teridentifikasi bobot masing-masing kriteria dan indikator pembangunan perdesaan; 5. Tersusunnya indeks pembangunan perdesaan

6. Terlaksananya pemetaan dan analisis berbagai program dan kegiatan pembangunan perdesaan yang pernah dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga hingga tahun 2012 7. Teridentifikasikannya permasalahan dan kendala yang dihadapi sampai dengan tahun

2012 dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan perdesaan

2. RUANG LINGKUP DAN MEKANISME KEGIATAN

Kegiatan ini dilakukan dengan mekanisme FGD. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat disusun suatu indeks pembangunan perdesaan untuk dapat memetakan status dan tingkat pembangunan perdesaan di Indonesia serta evaluasi pembangunan perdesaan.

2.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam rangka kegiatan ini adalah Provinsi Jawa Timur.

2.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan dilakukan dengan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di tingkat Provinsi yang telah ditentukan dengan melibatkan stakeholder kunci dalam pembangunan perdesaan.

2.3 Ruang Lingkup Substansi

Isu Strategis penyusunan Indeks Pembangunan Perdesaan, diantaranya :

 Kebutuhan pengukuran Indeks Pembangunan Perdesaan untuk mengukur sampai mana mencapai visi pembangunan desa

 Pentingnya membedakan pengukuran pembangunan perdesaan dalam aspek laju pembangunan desa, hasil pembangunan desa, dan keragaman konteks pembangunan desa

 Perlunya konsistensi indeks pembangunan perdesaan untuk mengukur input, proses, output, outcome, impact dari pembangunan

 Perlunya basis data perdesaan yang konsisten dari tahun ke tahun dan sesuai dengan kebutuhan pengukuran indeks pembangunan perdesaan

(4)

Adapun Dimensi Pembangunan Perdesaan yang menjadi ruang linkup dalam kajian penyusunan indeks pembangunan perdesaan dan evaluasi pembangunan perdesaan adalah :

 Pengukuran tingkat pembangunan perdesaan  Pengukuran laju pembangunan perdesaan

 Pengukuran keragaman perdesaan (atribut pembangunan perdesaan)

3. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan FGD Indeks Pembangunan Perdesaan dan evaluasi pembangunan perdesaan di Daerah ini direncanakan akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Selasa, 13 November 2012 Waktu : Pukul 08.30 – 15.00

Tempat : Bappeda Provinsi Jawa Timur

4. PESERTA

Peserta pada FGD Indeks Pembangunan Perdesaan di Daerah adalah:

1. Bappeda Provinsi.

2. Bappeda Kabupaten.

3. Badan dan SKPD Tingkat Provinsi dan Kabupaten yang terkait

dengan pembangunan perdesaan, diantaranya : a. Dinas Pertanian

b. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi c. Dinas Kelautan dan Perikanan

d. Dinas KUKM

e. Badan Pemberdayaan Masyarakat f. Dinas Kehutanan

g. Dinas ESDM h. Dinas Kesehatan i. Dinas Pendidikan

j. SKPD lainnya yang terkait dengan pembangunan perdesaan.

4. Organisasi Masyarakat Madani : LSM, ORMAS yang menangani

Pembangunan Perdesaan.

5. Perguruan Tinggi daerah.

5. Data dan Informasi yang dibutuhkan I. Data sekunder

1. Pidato dan lampiran pertanggungjawaban gubernur di depan DPRD tahun 2011 dan 2012

2. LAKIP SKPD-SKPD tahun 2011

3. Rencana kerja tahun SKPD tahun 2012

(5)

1. Data “keberadaan” dan perubahan kondisi setempat: a. Kondisi infrastruktur

b. Kondisi pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal c. Kondisi kesehatan

d. Kondisi di bidang pertanian

e. Kondisi di bidang industri terutama industri kecil f. Kondisi perkembangan usaha non pertanian

g. Tingkat kerawanan terhadap bencana dan kondisi penataan ruang h. Kondisi kelembagaan dan modal sosial

i. Kondisi sosial budaya

2. Kebijakan dan program pembangunan perdesaan yang sudah dilakukan, sedang dilakukan, atau direncanakan dilakukan:

a. Visi, misi, kebijakan dan strategi pembangunan perdesaan

b. Kebijakan dan program infrastruktur jalan, permukiman, sumberdaya air c. Kebijakan dan program pertanian, perkebunan, hortikultura, kehutanan,

perikanan/kelautan

d. Kebijakan dan program pendidikan (formal dan non formal) e. Kebijakan dan program kesehatan

f. Kebijakan dan program usaha non pertanian

g. Kebijakan dan program terkait upaya mitigasi bencana dan penataan ruang

h. Kebijakan dan program terkait dengan sosial budaya dan keamanan 3. Permasalahan, potensi, harapan pembangunan perdesaan

a. Lokasi (letak strategis ) b. Infrastuktur

c. Pendidikan d. Kesehatan e. Pertanian f. Industri kecil

g. Perkembangan usaha non pertanian h. Penataan ruang dan mitigasi bencana i. Kelembagaan dan modal sosial

j. Sosial budaya

k. Tingkat perpindahan penduduk dan alasan perpindahan 4. Kesimpulan

a. Kondisi “keberadaan/ jenis aspek pembangunan” paling penting tahun 2011 dan 2012

b. Kebijakan dan program paling penting tahun 2011 dan 2012 c. Masalah paling penting tahun 2011 dan 2012

d. Potensi paling penting tahun 2011 dan 2012

(6)

6. AGENDA KEGIATAN

Jadwal Kunjungan Lapangan

Penyusunan Indeks Pembangunan Perdesaan dan Evaluasi Bidang Pembangunan Perdesaan Di Prov. Jawa Timur, 13 November 2012

Hari/ Tanggal

Acara Waktu Kegiatan Pelaksana Peserta

Selasa,1 Tingkat Provinsi dan Kabupaten yang terkait dengan Madani : LSM, ORMAS yang menangani Pembangunan Perdesaan.

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi, motilitas sperma yang sangat bergantung pada fungsi respirasi mitokondria, dapat diprediksi bahwa akumulasi mutasi yang bersifat patogenik dari mtDNA dan kelainan

Anda juga dapat menggunakan Multi-trip Global Travel Insurance untuk perjalanan yang dibayar dengan HSBC Premier MasterCard agar Anda dan anak-anak tercinta

Dalam penelitian kualitatif juga, temuan atau data dapat dikatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan penliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa kombinasi glibenklamid dan ekstrak daun salam memiliki aktivitas sebagai antidiabetes terhadap mencit yang

1 Pasal 26 Ayat 1 yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.. 2 Pasal

Hasil: DidapatkanT6 pasien rinosinusitis tronis yang dilakukan pemeriksaan tomografi komputer sinus paranasal untuk persiapan- opirasi bedah sinus endoskopi , terdiri

Retensi atau penyusutan DRM yaitu suatu kegiatan memisahkan antara dokumen rekam medis yang masih aktif dengan dokumen rekam medis yang dinyatakan inaktif. Dokumen

Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Analisis Penerapan Kurikulum Development