• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN SIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN SIS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI

KESEHATAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS)

Disusun oleh: kelompok 8

Delvinda Trie Febrya

(1511211032)

Ainul Mardhiah

(1511211038)

Novia Zulita

(1511211054)

Disa Raviona Efendi

(1511211074)

Roby Setyawan Muas (1010333022)

Dosen Pengampu :

Isniati, MKM, MPH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah

tentang “Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)” ini dengan baik

meskipun banyak kekurangan didalamnya, dan juga kami berterima kasih pada

ibu Isniati, SKM, MPHselaku dosen mata kuliah Sistem Teknologi Informasi

Kesehatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini

terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap

adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di

masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran

yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami

sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila

terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan

saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang, April 2017

(3)

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR PUSTAKA... ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan... 2

1.3.1 Tujuan Umum... 2

1.3.2 Tujuan Khusus... 3

BAB II PEMBAHASAN... 4

2.1 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas... 4

2.1.1 Sistem Pencatatan... 4

2.1.2 Sistem Pelaporan... 10

2.2 Sumber Data SP3... 14

2.3 Langkah Manajemen Data di Komputer... 14

2.4 Penyajian Data... 19

BAB III PENUTUP... 26

3.1 Kesimpulan... 26

3.2 Saran... 26

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah program

aplikasi yang dikembangkan khusus dari puskesmas, untuk puskesmas dengan

melihat kebutuhan dan kemampuan puskesmas dalam mengelola, mengolah dan

memelihara data-data yang ada.SIMPUS adalah aplikasi yang bersifat single user

atau hanya dapat diaplikasikan hanya oleh satu orang pada saat itu. SIMPUS

bukan aplikasi multi user yang memungkinkan satu database diolah bersama-sama

oleh beberapa staf, dari beberapa ruang pelayanan yang ada di puskesmas.

Puskesmas sebagai salah satu institusi pelayanan umum, dapat dipastikan

membutuhkan keberadaan sistem informasi yang akurat dan handal, serta cukup

memadai untuk meningkatkan pelayanan puskesmas kepada para pengguna

(pasien) dan lingkungan terkait. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas,

tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses

pelayanan di puskesmas. Banyaknya variabel di puskemas turut menentukan

kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan

puskesmas.

Selama ini banyak puskesmas yang masih mengelola data-data kunjungan

pasien, data-data arus obat, dan juga membuat pelaporan dengan menggunakan

cara-cara yang manual. Selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratan dari

pengelolaan data juga kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan

sangat besar. Beberapa puskesmas mungkin sudah memakai komputer sebagai alat

(5)

komputer yang secara khusus didesain untuk manajemen data di puskesmas.

Informasi adalah hasil analisis, manipulasi dan presentasi data untuk mendukung

proses pengambilan keputusan. Berguna atau tidaknya suatu informasi

bergan-tung pada tujuan penerima informasi,ketelitian penyampaian dan pengolahan data,

waktu, ruang/tempat, pada waktu yang tepat dan dalam bentuk yang tepat.

Menurut Kepmenkes RI No. 932 Tahun 2000, puskesmas melaksanakan

mana-jemen kesehatan pada tiga fungsi, yakni fungsi manajemen pasien,

manajemen institusi, dan manajemen sistem. Informasi yang berkualitas dalam

pengelolaan manajemen pasien memberikan kepastian data untuk upaya

penyehatan pasien dan pengobatan yang lebih akurat dan efektif. Informasi yang

berkualitas pada manajemen institusi memberikan kepastian data pengelolaan

organisasi puskesmas yang efektif, sedangkan informasi yang baik pada

manajemen sistem akan menimbulkan ketepatan sasaran pembangunan kesehatan

wilayah serta transparansi penyehatan masyarakat. Mengingat pentingnya

SIMPUS di Puskesmas maka kami akan membahas lebih lanjut mengenai

SIMPUS dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas (SIMPUS)?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan makalah ini ada untuk mengetahui Sistem Informasi Manajemen

(6)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas.

2. Untuk mengetahui sumber data SP3.

3. Untuk mengetahui langkah manajemen data di komputer.

(7)

2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas

2.1.1 Sistem Pencatatan

Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas

dalam bentuk tulisan diatas kertas, komputer, dan lain sebagainya dengan ilustrasi

tulisan, grafik, gambar, dan suara. Pencatatan kesehatan masyarakat berarti

melakukan pendokumentasian terhadap semua proses kegiatan pelayanan

kesehatan masyarakat yang dilakukan baik di dalam puskesmas, puskesmas

pembantu, puskesmas keliling, posyandu, maupun bidan desa. Pencatatan ini

sangat berguna sebagai aspek legal pelayanan kesehatan. Agar pencatatan tersebut

sistematis maka disusunlah formulir standar yang telah ditetapkan dalam sistem

pencatatan dan pelaporan terpadu atau disingkat dengan SP2TP.

Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) adalah kegiatan

pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan

kesehatan di Puskesmas. Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri dari komponen

yang saling berkaitan, berintegrasi, dan mempunyai tujuan tertentu. Terpadu

adalah merupakan gabungan berbagai macam kegiatan upaya pelayanan kesehatan

puskesmas sehingga dapat dihindarkan adanya pencatatan maupun pelaporan lain

(overlopping), yang akan memperberat beban kerja petugas puskesmas.

Pelaksanaan SP2TP menganut konsep wilayah kerja Puskesmas, oleh karena itu

(8)

Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan Rl No 63/Menkes/SK/lll1981.

Manfaat pencatatan, meliputi:

1. Memberi informasi tentang keadaan masalah atau kegiatan. 2. Sebagai bukti dari suatu kegiatan/peristiwa.

3. Bahan proses belajar dan bahan penelitian. 4. Sebagai pertanggungjawaban.

5. Bahan pem buatan laporan.

6. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 7. Bukti hukum.

8. Alat komunikasi dalam penyampaian pesan serta meningkatkan

kegiatan peristiwa khusus.

Jenis data yang dikumpulkan dan dicatat, meliputi:

1. Demografi (kependudukan) di wilayah kerja puskesmas. 2. Ketenagaan di puskesmas.

3. Sarana yang dimiliki puskesmas. 4. Kegiatan pokok puskesmas.

5. Laporan SP2TP mempergunakan sistem tahun kalender.

Komponen SP2TP sistem pencatatan

Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung. Di dalam gedung

loket memegang peranan penting bagi seorang klien yang berkunjung pertama

kali atau yang melakukan kunjungan ulang dan mendapatkan karu tanda pengenal.

Kemudian klien disalurkan pada unit pelayanan yang akan dituju. Apabila

pelayanan dilakukan di luar gedung, klien dicatat dalam register sesuai dengan

(9)

Mekanisme pelaksanaan:

1. Sistem sentralisasi: di mana penyimpanan, penyaluran, pengolahan

catatan dihimpun melalui satu loket. Namun apabila kunjungannya

banyak, dapat digunakan lebih satu loket, tetapi pengumpulan dan

pengolahan tetap terpusat.

2. Sistem desentralisasi: penyaluran, pengumpulan dan pengolahan catatan

tidak dipusatkan, oleh karena ada bagian unit pelayanan yang

melakukannya, tetapi pemberian nomor keluarga tetap mengacu pada

pencatatan di Puskesmas.

Keterangan:

a. Formulir: Fomily Folder (berkas keluarga) adalah himpunan kartu individu

suatu keluarga yang memperoleh pelayanan kesehatan di puskesmas. Kegunaan:

(10)

3. Untuk keperluan "file sistem".

4. Untuk mengetahui banyaknya kepala keluarga di wilayah kerja

Puskesmas yang sudah memanfaatkan pelayanan puskesmas. b. Kartu Tanda Pengenal Keluarga (KTPK) adalah alat untuk memudahkan

pencatatan pencarian file keluarga yang telah mempunyai family folder

pada saat meminta pelayanan ulang Puskesmas. KTPK diberikan 1 kali

saja bagi p engunjung, oleh karena itu harus dibawa setiap kali berkunjung

dan tidak boleh hilang.

Gambar Kartu Tanda Pengenal Keluarga (KTPK)

c. Kartu Rawat Jalan adalah alat pencatatan informasi pasien yang

berkunjung ke Puskesmas dan untuk mempelajari riwayat perkembangan

kesehatan pasien.

Contoh Kartu Rawat Jalan :

(11)

Nomor lndex :

KARTU RAWAT JALAN

Nama :

Lk /Pr :

Nama KK :

Agama :

Pekerjaan :

Alamat :

d. Kartu Indeks Penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat identitas

klien, riwayat dan perkembangan penyakit. Kartu indeks penyakit

diperuntukkan penderita penyakit TBC paru dan kusta.

e. Kartu Anak merupakan alat bantu untuk mencatat identitas status

kesehatan, pelayanan preventif, promotif, kuratif' dan rehabilitatif yang

diberikan kepada balita dan pra sekolah.

f. KMS Balita, Anak Usia Sekalah merupakan alat bantu untuk mencatat

identitas, pelayanan dan pertumbuhan yang diperoleh balita dan anak

sekolah.

g. KMS lbu Hamil merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas,

mencatat perkembangan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu

(12)

h. KMS Usia Laniut merupakan alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut

secara pribadi baik fisik maupun psikososial, digunakan untuk memantau

kesehatan, deteksi dini penyakit dan evaluasi kemajuan kesehatan usila. i. Register adalah formulir untuk merekap dan mengkompilasi data kegiatan

di dalam dan di luar gedung Puskesmas, yang telah dicatat di kartu dan

buku atau catatan kegiatan. Jenis yang ada:

1. Register rawat jalan/rawat inap

2. Register kunjungan puskesmas

3. Register KIA

4. Register kohort ibu

5. Register kohort bayi/anak

6. Register penimbangan balita

7. Register pemeriksaan anak sekolah

8. Register KB

9. Register obat-obatan

10. Register Puskesmas

11. Register gizi

12. Registe laboratorium

13. Register PKM

14. Register kegiatan kesling

15. Register PSM

(13)

2.1.2 Sistem Pelaporan

Pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan

tertentu dan hasilnya disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan

terhadap kegiatan tersebut. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan

l(esehatan Masyarakat No. 590/BM/DJ/Info/V/96 pelaporan puskesmas

menggunakan tahun kalender yaitu bulan Januari-Desember dalam tahun yang

sama. Formulir pelaporan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan atau beban kerja di puskesmas. Setiap mengakhiri kegiatan harus ada

pembuatan laporan.

Berbeda dengan catatan, laporan harus disampaikan ke orang atau pihak lain

dan proses laporan dilakukan secara tertulis. Manfaat pelaporan antara lain:

pertanggungjawaban otentik tentang pelaksanaan kegiatan, memberi informasi

terdokumentasi, bahan bukti kegiatan (bukti hukum), bahan pelayanan, bahan

penyusunan rencana dan evaluasi, serta bahan untuk penelitian. Laporan yang

lengkap terdiri atas unsur: pendahuluan (latar belakang, tujuan, ruang lingkup); isi

laporan (perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan secara nvata,

masalah dan hambatan, saran untuk tindak lanjut); dan jika diperlukan, dilengkapi

rekomendasi.

Jenis laporan dibagi menjadi dua, yaitu laporan insidensial dan laporan

berkala. Laporan insidensial adalah laporan kejadian luar biasa atau darurat yang memerlukan pelayanan dan bantuan cepat. Sementara laporan berkala, misalnya laporan harian, mingguan, bulanan, triwulan, kuartalan, dan tahunan.

Mekanisme Pelaporan dan alur pelaporan, meliputi:

(14)

1. Laporan dari Pustu, BDD (Bidan di desa), Puskesmas keliling,

Posyandu disampaikan ke pengelola SP2TP Puskesmas.

2. Pengelola menyusun dan mengkompilasi data yang bersumber dari:

sensus harian dan register.

3. Hasil kompilasi/olahan dimasukkan ke formulir laporan untuk dikirim

ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

4. Hasil olahan dianalisis dan disajikan untuk mengambil keputusan

(pada lokakarya mini).

b. Pengelolaan di Dinas Kabupaten/Kota

Laporan dari puskesmas diterima oleh pengelola SP2TP Dinas untuk

dikompilasi/diolah dan didistribusikan ke penanggung jawab program.

Frekuensi dan jenis pelaporan, meliputi:

1. Laporan bulanan, meliputi:

1. Data Kesakitan (LB1)

2. Data Kematian (LB 2)

3. Gizi, KlA, imunisasi, Pengamatan Penyakit Menular (LB3)

4. Data Obat-obatan (LB4)

2. Laporan triwulan data kegiatan puskesmas, meliputi: a. Kunjungan Puskesmas

b. Puskesmas

c. Pelayanan Medik Dasar Gigi-mulut d. Kesling

e. Laboratorium f. PKM

g. PSM h. Rujukan 3. Laporan Tahunan, meliputi:

a. Umum dan fasilitas b. Sarana

c. Tenaga

(15)

Wabah/KLB: adalah peristiwa timbulnya penyakit yang mempunyai

jumlah 2 kali lipat dari biasanya, atau penyakit yang sebelumnya tidak ada atau

yang ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan UU Wabah.

a) Formulir W1: dilaporkan dalam 24 jam, digunakan untuk melaporkan kejadian

luar biasa atau wabah. Satu helai formulir hanya dapat digunakan untuk

melapor satu jenis tersangka penyakit, melaporkan dengan cara yang tercepat:

kurir, telpon, radio, dan lainnya. Laporan W1 masih memberikan gambaran

KLB/wabah secara kasar, oleh karena itu harus segera diikuti dengan:

a) Laporan penyelidikan sementara (PE)

b) Rencana penanggulangan

b) Formulir W2: dilaporkan secara mingguan, yaitu laporan dari penyakit yang

berpotensi menimbulkan KLB atau wabah yang perlu dilaporkan secara rutin

yaitu: Kolera, Diare, pes, DHF (DBD), Rabies, Difteri, polio, pertusis,

Campak dan penyakit yang sedang menjadi wabah (SARS). Ada 2 kriteria kunjungan, meliputi:

1. Kunjungan sebagai seseorang yang datang ke puskesmas baik untuk

mendapat pelayanan kesehatan maupun hanya untuk mendapat

keterangan sehat-sakit.

Ada 2 kategori, antara Iain

1) Kunjungan baru: ialah seseorang yang pertama kali datang ke

pukesmas/pustu, sehingga dalam satu tahun hanya dicatat

sebagai satu kunjungan baru.

2) Kunjungan lama: ialah seseorang yang datang ke

puskesmas/pustu untuk kedua kali dan seterusnya.

(16)

1) Kunjungan ibu hamil, pada setiap kehamilan baru dianggap

sebagai kunjungan baru, sedangkan kunjungan kedua kali dan

seterusnya selama kurun waktu kehamilan tersebut (untuk

memeriksa kehamilan) dianggap sebagai kunjungan tama.

Dengan demikian penetapan kunjungan ibu hamil tidak

ditentukan dengan tahun tetapi diberlakukan sebagai “episode of illness".

2) Kunjungan ibu menyusui, sebagai kunjungan baru 2 kali (sesuai

anjuran menyusui selama 2 tahun). Kunjungan baru dalam kurun

waktu 2 tahun tersebut dihitung sebagai kunjungan baru.

3) Setiap kunjungan balita setelah ulang tahunnya, dianggap

sebagai kunjungan baru. Jadi setiap balita mempunyai 4 x

kunjungan baru. Sedangkan kunjungan kedua dan seterusnva

dari tahun yang bersangkutan dicatat sebagai kunjungan lama.

2. Kunjungan kasus

Kunjungan kasus adalah kasus baru ditambah kasus lama, ditamba

kunjungan kasus lama suatu penvakit.

Ada 2 macam kasus:

1) Kasus baru, adalah "new episode of illnes”, yaitu pernyataan pertama kali seseorang menderita penyakit tertentu sebagai hasil

diagnosis dokter atau tenaga paramedis. Untuk penderita yang

telah sembuh, kemudian kambuh kembali (relaps) penyakitnya

(17)

2) Kasus lama, adalah kunjungan kedua dan seterusnya dari kasus

baru yang belum dinyatakan sembuh atau kunjungan kasus lama

dalam tahun yang sama. Untuk tahun berikutnya kasus ini

diperhitungkan sebagai kasus baru, karena penghitungan

mengikuti tahun kalender.

2.2 Sumber Data SP3

1. Kartu Individu (Kartu Rawat Jalan, Kartu Ibu, Kartu Anak, Dll) 2. Register (ada 42 macam register)

3. Laporan bulanan dan tahunan

a. Laporan bulanan (LB1, LB2, LB3, dan LB4) b. Laporan tahunan (LT1, LT2, LT3)

2.3 Langkah Manajemen Data di Komputer

Ada beberapa langkah dalam manajemen data di komputer, langkahnya

adalah sebagai berikut:

1. Mengkode data (data coding)

Data Coding adalah kegiatan pemberian kode atau simbol agar

mempermudah dalam pengolahan data.

a. Membuat kode

1) Kode untuk masing-masing kelas harus mutually exclusive.

2) Data coding sudah harus dikembangkan pada saat menegembangkan

instrumen penelitian (kuisioner).

3) Data yang dikumpulkan dengan pertanyaan tertutup sudah harus

ditetapkan pengkodeaannya saat instrument dibuat.

4) Perlu dipertimbangkan untuk menyediakan satu kode untuk

menampung informasi di luar kelas-kelas yang telah disediakan. 5) Pengkodeaan untuk data yang dikumpulkan dengan pertanyaan

(18)

dapat diberi kode sebelum pengumpulan data, didapat dari uji coba

kuisioner.

6) Pengkodean lebih lanjut dilakukan setelah semua data dikumpulkan.

jawaban kosong perlu diidentifikasi dan diberi kode lebih lanjut “tidak

tahu” atau “tidak jawab”.

7) Pemebrian kode dapat dilakukan pada sisi halaman instrumen. cara

pengkodean yang telah dibuat harus dicatat dalam buku kode. b. Membuat buku kode

1) Manfaat buku kode yaitu pedoman dalam proses coding, entry, dan

cleaning. Pedoman dalam melakukan analisis data. Pedoman bagi

peneliti yang akan menggunakan data.

2) Buku kode sebaiknya memuat hal berikut : nama variabel yang

dikumpulkan, nomor pertanyaan pada kuisioner yang berkaitan

dengan variabel tersebut, bentuk data, kode kategori variabel dan

penjelasannya, skala variabel. 2. Menyunting data (data editing)

Editing adalah kegiatan memeriksa kelengkapan pengisian dan ketepatan

data sebelum proses pemasukan data.

a. Kegiatan editing meliputi : Memeriksa kelengkapan jawaban

pertanyaan pada kuisioner secara keseluruhan, memeriksa kejelasan

tulisan jawaban, memeriksa kelogisan jawaban (logical check),

memriksa lompatan (skip check) dan kisaran jawaban (range check). b. Penyuntingan sebaiknya dilakukan di lapangan, agar data yang

meragukan masih dapat ditelusuri kembali kepada reponden/informan. c. Penyuntingan dilakukan oleh peneliti atau anggota tim peneliti sendiri,

atau oleh penyelia lapangan. maka perlu pelatihan penyelia lapangan

lebih dahulu.

d. Sebaiknya saat menyunting data sekaligus dilakukan pula pemberian

(19)

e. pada saat penyuntingan dan pengkodeaan ini dapat diidentifikasi

jawaban responden yang ternyata belum diberi kode. 3. Membuat struktur data (data structure) dan file data (data file)

a. Struktur data dikembangkan sesuai dengan analisis dan jenis perangkat

lunak yang dipergunakan.

b. Pada saat mengembangkan struktur data, masing-masing variabel perlu

ditetapkan : nama, skala (angka, huruf, atau campuran), jumlah digit,

termasuk jumlah desimal (khusus data numerik). Epi Info/Epi Data

menyediakan fasilitas EPED untuk membuat struktur data. c. Apabila nama variabel tidak ditetapkan. EpiInfo/Epi data secara

otomatis akan membuatnya dengan menggunakna 10 huruf pertama

dari pertanyaan yang kita tulis dengan EPED.

d. Jangan lupa membuat nomor identifikasi (ID) untuk setiap responden.

Nama responden bisa sama.

e. ID seharusnya sudah harus terisi pada lembar intrumen (kuisioner). f. Setelah file .QES siap harus diubah menjadi data file dengan

menggunakan fasilitas ENTER. Hasil proses ini adalah data file

dengan ekstensi .REC

g. File .REC ini dipergunakan untuk menerima masukan data. Dengan

Epi Info pemasukan data dilakukan dengan pemakaian fasilitas

ENTER.

4. Memasukkan data (data entry)

a. Untuk menghindari kesalahan dalam pemasukan data, dapat dilakukan:

Possible-entry programming dan double-entry.

b. Epi Info menyediakan fasilitas untuk membuat program huna

mengurangi kesalahan pada saat data entry, yaitu CHECK. Hasilnya

adalah file dengan ekstensi .CHK

c. Hal-hal yang dapat dikontrol dengan .CHK antara lain : keharusan

(20)

a. Walaupun rambu-rambu sudah kita pasang pada saat data entry,

kesalahan masih mungkin terjadi.

b. pembersihan data tetap perlu dilakukan. Salah satu cara adalah dengan

melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel dan menilai

ke-logis-annya

c. Untuk data kontinyu (interval, rasio) dapat dilihat sebarannya untuk

melihat ada tidaknya pencilan (outliers0

d. Setiap ditemukan keanehan pada data (tidak logis, outliers) perlu

dilakukan pengecekan ulang ke kuisionernya.

e. Bila ternyata terdapat kesalahan dalam memasukan data, lakukan

pembentukan. Pada Epi Info pembetulan dilakukan dengan fungsi

UPDATE pada fasilitas ANALYSIS.

f. Bila ternyata tidak terdapat kesalahan memasukkan data, tentukan

tindakan yang akan dilakukan terhadap data yang aneh tersebut :

dibuang, dibuang sementara, diapakai hanya pada sebagian analisis

dan atau dipakai sepenuhnya pada saat analisis. g. Metode Cleaning terdiri dari :

1) Mendeteksi missing data (list distribusi frekuensi)

2) Mendeteksi variasi data (list distribusi frekuensi tiap variabel) 3) Mendeteksi konsistensi data (menghubungkan var)

4) Mendeteksi konsistensi data (membuat tabel silang)

2.4 Penyajian Data

Hasil rekaman kegiatan Puskesmas yang berupa pencatatan yang berupa

data dasar yang perlu dikompilasi atau dikelola agar dapat disajikan sebagai

informasi atau dasar pertimbangan dalam menetapkan tindak lanjut langkah

operasionalnya. Penyajian data dapat berbentuk tulisan atau karangan, tabel,

grafik maupun diagram tergantung dari tujuan/kepentingan yang ingin dicapai

atau diketahui.

(21)

Penyajian dalam bentuk tulisan atau kalimat biasanya digunakan untuk

membuat laporan eksekutif, laporan tahunan dan pembuatan proposal. Dalam

penulisan kalimat agar menggambarkan :

a. Kondisi awal program yang dilaksanakan atau latar belakang masalah

yang dihadapu.

b. Gambaran singkat yang akan dicapai di masa yang akan datang

sebagai tujuan.

c. Kebijakan yang akan ditempuh. d. Strategi operasionalnya.

e. Hasil-hasil yang dicapai. f. Kesimpulan dan saran.

Contoh penyajian data dalam bentuk tulisan/kalimat :

a. Luas wilayah kerja Puskesmas B 45Km2

b. Jumlah penduduk Puskesmas B 50.000 ribu jiwa

c. Daerah kerja Puskesmas B terdiri dari 10 desa, dengan 9 puskesmas

pembantu, 8 bidan desa dan 1 unit puskesmas keliling. 2. Bentuk tabel

a. Tabel distribusi frekuensi

Tabel ini merupakan bentuk tabel yang sederhana.Biasanya data terdiri

dari 1 variabel disertai dengan frekuensi masing-masing, kategori dan variabel

tersebut.Tabel ini biasanya terdiri dari 2 kolom, dimana kolom pertama terdiri dari

kategori atau kelompok dari variabel yang diamati dan dicatat, sedangkan kolom

kedua berisi frekuensi dari masing-masing kategori.

Contoh :

Tabel no. Jumlah Pemilikan Jamban Penduduk di Desa A 1998

Jenis Jamban Frekuensi

Leher angsa 76

Cemplung 210

(22)

Jumlah 311

b. Tabel kontingensi atau tabulasi silang

Untuk data yang terdiri dari 2 variabel atau 2 faktor dimana variabel yang

satu terdiri dari b kategori dan variabel yang lain terdiri dari k kategori, maka

dapat dibuat tabel kontingensi atau tabulasi silang b X k dengan b menyatakan

banyak baris dan k menyatakan banyak kolom. Bentuk tabel ini biasanya

digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel atau membedakan proporsi

suatu kejadian antar kelompok yang berbeda.

Contoh :

Tabel 3 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas X

Kabupaten Y tahun 2000 dan 2001

Desa Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan dalam (%)

2000 2001

A 72 76

B 73 78

C 28,2 34,2

D 38 39,4

Rata-rata 52,8 56,9

3. Bentuk gambar atau grafik

(23)

1) Melihat kecenderungan data/pengamatan menurut waktu (dimana sumbu

X berisi data waktu dan sumbu Y menunjukkan frekuensi nilai dari

variabel data.

2) Membandingkan beberapa pengamatan data menurut tempat dan jenis

atau kategori tertentu.

Contoh:

b. Grafik lingkaran (pie chart)

Bentuk penyajian ini adalah penyajian data yang menggambarkan

distribusi dari suatu data.Biasanya grafk lingkaran penyajian berbentuk

presentase.Satu lingkaran menggambarkan proporsi 100%, yang terbagi menjadi

komponen-komponennya.

(24)

c. Grafik garis

Bentuk penyajian ini untuk melihat kecenderungan dari waktu ke waktu

dalam suatu pengamatan.Pada sumbu Y dapat berupa angka mutlak, presentase,

rasio dan rate.Sedangkan pada sumbu X berisi data waktu (tahun, bulan dan

minggu atau hari tergantung kepentingan dan tujuan analisisnya).

Contoh : Grafik Kejadian Diare Pertahun Di Wilayah

Puskesmas III Denpasar Timur Tahun 2004

d. Grafik gambar (pictogram)

Bentuk penyajian ini digunakan untuk menggambarkan suatu visualisasi

data bagi masyarakat yang tidak bisa membaca data.Biasanya gambar yang

digunakan adalah simbol-simbol atau gambar-gambar tertentu, yang

(25)

Contoh :

Jumlah Kematian Penderita DHF Di Puskesmas A, Kab B Tahun 1998

c. Grafik Peta (Carto gram)

Bentuk dari penyajian ini untuk menggambarkan suatu data (absolut)

berdasarkan letak geografis (peta).Untuk menggambarkan jumlah kejadian

digunakan gambar dan simbol.

Contoh :

d. Grafik pencar (Scatter diagram)

Grafik ini dipakai untuk menyajikan hubungan (korelasi) antara dua

variabel yang saling berkaitan.Penyajian grafik yang diperoleh dari hasil pancaran

(26)

ditetapkan.Contoh KMS balita yang menggambarkan perkembangan berat badan

hasil penimbangan posyandu setiap bulan.

(27)

3 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah program

aplikasi yang dikembangkan khusus dari puskesmas, untuk puskesmas dengan

melihat kebutuhan dan kemampuan puskesmas dalam mengelola, mengolah dan

memelihara data-data yang ada.SIMPUS adalah aplikasi yang bersifat single user

atau hanya dapat diaplikasikan hanya oleh satu orang pada saat itu. Sistem

Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) adalah kegiatan pencatatan

dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di

Puskesmas.

Sumber Data SP3: Kartu Individu (Kartu Rawat Jalan, Kartu Ibu, Kartu

Anak, Dll), Register (ada 42 macam register), Laporan bulanan (LB1, LB2, LB3,

dan LB4), Laporan tahunan (LT1, LT2, LT3). Langkah manajemen data di

komputer: mengkode data (data coding), menyunting data (data editing), membuat

struktur data (data structure) dan file data (data file), memasukkan data (data

entry), membersihkan data (data cleaning). Penyajian data dapat berbentuk tulisan

atau karangan, tabel, grafik maupun diagram tergantung dari tujuan/kepentingan

yang ingin dicapai atau diketahui.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis berharap dapat pengetahuan bagi

pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri khususnnya mengenai sistem

manajemen database. Terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini

(28)
(29)

4 DAFTAR PUSTAKA

Widyawati, I A Cahyani.2009. Bahan Kuliah Manajemen Data Puskesmas. Bali.

Modul Puskesmas SIMPUS. Diakses melalui http://docplayer.info/257976-Modul-puskesmas-1-sistem-informasi-puskesmas-simpus.html pada tanggal 4 April

2017, pukul 16.00.

Diakses melalui https://www.google.co.id/url?repository.uinsu.ac.id%2F932%2

F7%2Fbab6%2520Pencatatan%2520%2526%2520Pelapora.pdf pada

tang-gal 2 April 2017, pukul 16.00.

Diakses melalui https://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/files/2010/10/02-madat1.pdf pada

Gambar

Gambar Kartu Tanda Pengenal Keluarga (KTPK)
Tabel no. Jumlah Pemilikan Jamban Penduduk di Desa A 1998
Tabel 3 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas X
Grafik garis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa berdasarkan Laporan Mediator Kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara tentang Hasil Mediasi dalam Perkara Nomor 10/Pdt.G/2021/PN.Cjr melaporkan bahwa upaya

Bila anda berpendapat bahwa untuk komponen risiko investasi jalan tol yang ada pada tahap perijinan administrasi dapat mengakibatkan kenaikan biaya komponen risiko ini sebesar

Konsep diri adalah kesadaran individu terhadap gambaran dirinya yang meliputi diri identitas, diri pelaku, diri penilai, diri fisik, diri etik- moral, diri pribadi, diri keluarga

Skripsi ini merupakan persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Kajian Sebaran Suhu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran melalui beberapa tahap, yaitu (1) Fase investigasi awal tentang perangkat pembelajaran dan

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0.233 atau 23.3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, risiko bisnis,

Menurut Muhammad bin Ahmad al-Syatri dalam kitabnya Adwar al-Tarikh al-Hadrami, bangsa Arab terbagi menjadi tiga golongan : al-Ba’idah yaitu bangsa Arab terdahulu

Berat jenis tersebut tergolong tinggi, hal ini dapat men- dasari digunakannya sebagai bahan agregat perisai radiasi sinar gamma.. Hasil pemeriksaan gradasi masuk dalam daerah IV