35
1. Gibney.J.Michael. GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Jakarta : EGC ; 2005
2. Truswell.A.Stewart. Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC ; 2012
3. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2010. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo, 78 dan 187.
4. Helen Keller International. 2001. Nutrition Bulletin: What are vitamin A
knowledge and practices among mothers and health workers?.Available
from:http://knowledge.hki.org/publications/Phil_Nutr_Bul_vol1_iss1.pdf.[Accesed
in: 18 May 2016]
5. Herman, Susilowati 2007. Masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan Prospek
penanggulangannya. Available from :
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/mpk/article/download/.../1656[Acces
ed in: 18 May 2016]
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Indonesia
2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
7. Eledrisi, Mohsen S. 2012. Vitamin A Toxicity. New York: Medscape Refrence.
Available from:http://emedicine.medscape.com/article/126104-overview.[Accesed
in: 20 May 2016]
8. Notoatmodjo, Sukidjo .2005 Metode Penelitian Kesehatan, edisi revisi, Rineke
Cipta. Jakarta.
9. Sommer, Alfred. 2003. Defisiensi Vitamin A dan Akibatnya. Edisi ke- 3 Jakarta:
EGC.
10. Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 156 – 167.
11. Institute of Medicine. Food and Nutrition Board. Dietary Reference Intakes for
Vitamin A, Vitamin K, Arsenic, Boron, Chromium, Copper, Iodine, Iron,
Manganese, Molybdenum, Nickel, Silicon, Vanadium, and Zinc. Washington, DC:
National Academy Press; 2001.
12. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat,2013. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, Available from :
http://gizi.depkes.go.id/download/Kebijakan%20Gizi/Tabel%20AKG.pdf.[Accese
d in: 25 May 2016]
13. Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia Kedokteran. Jakarta: EGC, 356.
14. Kartasapoetra, G., H. Marsetyo. 2008. Ilmu Gizi: Korelasi Gizi, Kesehatan, dan
Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta, 85-87.
36
15. International Atomic Energy Agency, 2014. Original Communication:
International Experiences in Assessing Vitamin A Status and Applying the Vitamin
A-Labeled Isotope Dilution Method. Available from
:http://econtent.hogrefe.com/doi/pdf/10.1024/0300-9831/a000184.[Accesed in: 28
May 2016]
16. Arisman. 2010. Kekurangan Vitamin A. In: Gizi dalam Daur Kehidupan. Edisi
ke-2 Jakarta: EGC, 147-158.
17. Ilyas, Sidharta dan Sri Rahayu Yulianti. 2011. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 142 – 144.
18. WHO, 2009. Global prevalence of vitamin A deficiency in populations at risk
1995–2005. Geneva, World Health Organization.
19. Departemen Kesehatan RI, 2003. Deteksi dan Tatalaksana Kasus Xeroftalmia,
Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan 2003.
20. Sediaoetama, A. D., 2009. Vitamin A. In: Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat,
225-248.
21. Carrington-Smith, Denise. 2005 . Mawson and Mertz: a re-evaluation of their
ill-fated mapping journey during the 1911–1914 Australasian Antarctic Expedition.
Available from:
https://www.mja.com.au/system/files/issues/183_11_051205/car10291_fm.pdf[Ac
cesed in : 30 May 2016]
22. Depdiknas, 2001 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 726.
23. Putri ED, hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan upaya kepatuhan pemberian
vitamin A pada balita di Puskesmas Wirobrajan, Yogyakarta tahun 2014. Skripsi.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AISYIYAH,Yogyakarta.2014
24. Indrawati E, Hubungan Tingkat pengetahuan ibu dengan cakupan pemberian
vitamin a pada balita di PKD melati sari Desa Durensari kecamatan Bagellen
kabupaten Purworejo.skripsi.Purworejo.2014
25. Naibaho E. Gambaran pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas oleh penolong
persalinan di wilayah kerja puskesmas poriaha kecamatan Tapian Nauli
Tengah.Skripsi.Universitas Diponegoro.2011