Nama : Nurul Aulia Putri NIM : 14613271
Penggunaan Pepaya sebagai Produk Kosmetik
Kosmetik sudah dikenal manusia sejak berabad-abad dahulu namun mulai mendapat perhatian khusus pada abad 19, selain berfungsi sebagai estetika kosmetik juga berfungsi dalam bidang kesehatan. Kosmetik didefinisikan sebagai bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik, atau mengubah rupa, dan tidak termasuk dalam golongan obat. Kosmetik tradisional adalah kosmetika yang terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari alam dan diolah secara tradisional (Maddolangan, 2014).
(Herbaria, 2017)
Kandungan pepaya yang sudah terbukti berkhasiat sebagai obat dan kosmetik yaitu pada buah pepaya yang jika dikonsumsi dapat mengurangi kerontokan rambut dan apabila digunakan sebagai masker dapat membuat menjadi rambut menjadi kuat, tebal, berkilau dan sehat serta tidak berketombe; zat papayotin, karpain,kautsyuk, karposit dan vitamin terutama vitamin E dalam getah pepaya berperan untuk mencerna protein; zat alkaloid dan enzim papain daun pepaya dapat digunakan sebagai kondisioner untuk mengatasi rambut yang kusut dan tidak sehat; glucoside cacirin dan karpain yang pada biji buah pepaya dapat menghitamkan rambut beruban (Lubis, 2015). Selain itu daun pepaya juga bersifat sebagai antiseptik, antiinflamasi, antifungal, dan antibakteri (Tuntun, 2016). Enzym papain berkhasiat untuk meluruhkan sel-sel kulit mati sehingga menyingkap lapisan kulit baru yang segar karena dapat meningkatkan produk asam-asam amino pembaharu kulit serta mengelupas kulit mati, sehingga kulit nampak lebih muda. Kandungan antioksidan pada daun pepaya juga bermanfaat sebagai antioksidan untuk kecantikan sebagai penangkal radikal bebas, pembentuk kolagen, melembabkan dan menghaluskan kulit serta mengatasi peradangan pada jerawat (Maddolangan, 2014).
Biji pepaya mengandung vitamin B, alkaloid, steroid, minyak, tanin, senyawa kimia golongan fenol, terpenoid dan saponin. Selain itu biji pepaya mempunyai kandungan zat pewarna Glucoside Cacarindan Karpain yang dapat menghitamkan rambut dan digunakan sebagai pewarna rambut alami karena berasal dari tumbuhan dan mempunyai sifat untuk menyehatkan rambut (Lubis, 2015). Tumbuhan lain yang juga sering digunakan sebagai pewarna rambut selain biji pepaya yaitu kulit buah manggis. Yang membedakan hanya pada kandungannya, manggis megandung tanin yang merupakan senyawa polifenol. Tanin menghasilkan warna kuning, coklat sampai keemasan. Dalam beberapa penelitian biji pepaya sering di kombinasikan dengan kulit buah manggis untuk pewarnaan rambut. Berdasarkan beberapa penelitian kombinasi biji pepaya dan kulit buah manggis berpengaruh terhadap hasil pewarnaan rambut beruban, kilau rambut, kerataan warna, dan berpengaruh pada ketajaman warna. Pewarna nabati atau alami memiliki warna yang kurang kuat dan kurang stabil sehingga dalam pengaplikasiannya agar warna bertahan lebih lama dan lebih stabil sering ditambahkan zat pembangkit warna yang disebut mordan. Ada beberapa jenis mordan yaitu, garam, cuka, baking soda, tawas, dan kapur (Rizeky, 2015).
beras mengandung 103mg/100g gamma oryzanol. Gamma oryzanol yang terkandung dalam beras berfungsi sebagai antioksidan mampu membantu memperbaharui pigmen melanin dalam kulit dan dapat menangkal sinar ultraviolet sedangkan enzym papain dalam air rebusan daun pepaya meluruhkan sel-sel kulit mati sehingga kulit nampak lebih muda. Dalam penelitiannya tersebut kombinasi antara tepung beras dengan air rebusan daun pepaya disajikan dalam lima perbandingan yang dilakukan pada 27 wanita dengan jenis kulit berminyak. Berdasarkan hasil tersebut perbandingan tepung beras dan air rebusan daun pepaya berpengaruh terhadap hasil penggunaan bedak dingin meliputi kadar minyak, kelembaban, dan kecerahan pada kulit wajah berminyak (Maddolangan, 2014).
Senyawa aktif antioksidan seperti flavonoid, tanin, antrakuinon, sinamat, vitamin C, vitamin E, dan betakaroten telah dilaporkan memiliki kemampuan sebagai pelindung terhadap sinar ultraviolet. Penggunaan antioksidan pada sediaan tabir surya dapat meningkatkan aktivitas fotoprotektif dan dapat mencegah berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh radiasi sinar ultraviolet. Menurut Food and Drug Administration (1999), bahan aktif tabir surya adalah bahan yang menyerap, memantulkan atau menghamburkan radiasi pada daerah UV λ 290-400 nm. Tabir surya merupakan sediaan topikal yang dapat mengurangi dampak radiasi ultraviolet dengan cara menyerap, memantulkan, atau menghamburkan radiasi ultraviolet. Kandungan kimia yang terkandung dalam kulit buah pepaya yaitu flavonoid diduga dapat bekerja sebagai bahan aktif tabir surya. Sebuah studi klinis telah melaporkan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah papaya tergolong kuat dan pada konsentrasi memiliki 50-70 μg/mL sampel kulit buah pepaya setara dengan benzofenon sebesar 11,419-12,717 μg/mL (Marliani, 2015). Selain pada tabir surya, produk kosmetik yang mengandung antioksidan buah pepaya juga dikemas dalam sediaan lotion, krim wajah maupun sabun mandi (Kardono, 2013).
Selain pada wajah dan rambut, pepaya juga berkhasiat pada kulit khususnya telapak kaki.. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nita Pratiwi yang berjudul “Uji Hedonik Produk Foot Scrub Menggunakan Kulit Buah Naga Merah dan Air Rebusan Daun Pepaya” kandungan enzin papain dalam daun pepaya dapat mengangkat sel kulit mati. Akibat dari sel kulit mati yaitu kaki kasar, keriput, dan pecah-pecah. Sedangakan kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) memiliki kandungan alkaloid dan terpenoid yang memiliki aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus dan
Kesimpulan
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu tanaman asal Indonesia yang mempunyai banyak manfaat baik dalam bidang kesehatan maupun estetika. Selain untuk dikonsumsi pepaya juga banyak dimanfaatkan sebagai kosmetik karena mengandung senyawa aktif antioksidan seperti flavonoid, tanin, antrakuinon, sinamat, vitamin C, vitamin E, dan betakaroten yang memiliki kemampuan sebagai pelindung terhadap sinar ultraviolet; enzin papain mengangkat sel kulit mati sehingga tampak lebih muda; glucoside Cacarindan Karpain yang dapat menghitamkan rambut; dan memiliki aktivitas sebagai antibakteri sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.
Daftar Pustaka
Kardono, Liandhajani, dkk., 2013, Pengembangan Getah Pepaya, Ekstrak Pepaya (Carica papaya L.) dan Ekstrak Umbi Bengkuang (Pachyrrhizus erosus (L.) untuk Lotion Pencerah Kulit Berdasar Aktivitas Antioksidan dan Inhibisi Tirosinase, Jurnal Ilmi Kefarmasian Indonesia, Vol. 11, No. 2, hlm. 191-196.
Lubis, Desy, Afianty, 2015, Natural Treatment dengan memanfaatkan Biji Pepaya sebagai Penghitam Rambut pada Usia Muda, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 21 No. 81, Tahun XXI, hlm.1-10
Maddolangan, Naatri, Marttatiwi, 2014, Pengaruh Perbandingan Tepung Beras dan Air Rebusan Daun Pepaya terhadap Hasil Penggunaan Bedak Dingin untuk Kulit Wajah Berminyak, e-Journal, Vol. 03, No. 01, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hlm 131-138.
Marliana, dkk., 2015, Aktivitas Antioksidan Dan Tabir Surya Pada Ekstrak Kulit Buah Pepaya (Carica papaya L.), Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Kesehatan, Vol 1, No.1, hlm. 319-324.
Nurviani, dkk., 2014, Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin Kulit Buah Pepaya (Carica papaya L.
Pratiwi, dkk., 2017, Uji Hedonik Produk Foot Scrub Menggunakan Kulit Buah Naga Merah dan Air Rebusan Daun Pepaya, Jurnal Farmasi Udayana, Vol. 06, No. 01, hlm. 62-66.
Rahmawati, Farida, 2012, Uji Kontrol Kualitas Sediaan Salep Getah Pepaya (Carica papaya L
.) menggunakan Basis Hidrokarbon, Cerata Journal Of Pharmacy Science, Vol. 03, No. 01, hlm. 19-26.
Rizeki, Choirul, 2015, Pengaruh Tingkat Komposisi Bubuk Biji Pepaya dan Bubuk Kulit Manggis terhadap Warna Rambut Beruban, e- Journal, Vol. 04 No. 01, Edisi Yudisium Periode Februari 2015, hlm. 25-32.