Lampiran 1. Skema Alur Pikir
Irigasi: Irigasi saluran akar memiliki peranan penting dalam keberhasilan perawatan
saluran akar. Irigasi saluran akar bertujuan: (1) menghilangkan jaringan nekrotik dan
serpihan dentin dari saluran akar, (2) mencegah penumpukan jaringan keras dan
lunak yang terinfeksi pada bagian periapikal, (3) melarutkan jaringan organik dan
nonorganik, (4) menghilangkan mikroorganisme berupa bakteri dan jamur dari dalam
saluran akar. (Haapasalo M dan Qian W, 2008)
Bahan irigasi yang ideal memiliki ciri-ciri: (1) mempunyai sifat antimikroba, (2)
mampu melarutkan smear layer dan sisa-sia jaringan pada saluran akar, (3) memiliki
tegangan permukaan yang rendah, (4) memiliki toksisitas yang rendah, (5) tidak
mengiritasi jaringann periapikal. (Ema M, 2011)
Bakteri Porphyromonas Gingivalis: (1) bakteri anaerob berpigmen hitam gram
negatif yang pada umumnya ditemukan pada infeksi endodonti primer, (2) aktivitas
proteolitik yang dimiliki porphyromonas gingivalis mengakibatkan bakteri ini terlibat
dalam pembentukan abses di apikal (Peciuliene V et al., 2008), (3) ditemukan
sebanyak 30% - 43,3% pada infeksi endodonti primer (Loo TYW, 2006), (4) Faktor
virulensi tersebut antara lain seperti fimbriae, capsule, extracellular vesicles,
hemagglutinin, gingipain, hydrolytic enzymes dan lipopolysaccharide (LPS).
Faktor-faktor virulensi ini dapat memicu mekanisme pertahanan tubuh yang mengarah
kepada kerusakan jaringan (Ferraz CCR et al., 2011)
Beberapa bahan irigasi saluran akar: NaOCl: memiliki daya antibakteri dan
mampu melarutkan jaringan yang baik, namun memiliki bau yang tidak enak, bersifat
toksik, dan tidak mampu menghilangkan smear layer (Venghat S et al, 2014).
EDTA: mampu menghilangkan smear layer dengan baik, namun daya antibakteri
yang dimilikinya rendah (Basrani B, 2011). Klorheksidin: memiliki daya antibakteri
yang baik, namun tidak mampu melarutkan jaringan nekrotik (Basrani B, 2011).
MTAD: kombinasi antara MTAD dan NaOCl menghasilkan produk sampingan yang
Biji Alpukat (Persea americana Mill.): Biji alpukat yang merupakan dari buah
alpukat memiliki khasiat antibakteri, antihipertensi, antidiabetes, dan antioksidan
(Dewi dan Sulistowati, 2013).Memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder
seperti alkaloid, triterpenoid, steroid, tanin, dan flavonoid (Marlinda M, 2012). Efek
antibakteri: (1)Flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding
sel bakteri, mikrosom, dan lisosom, (2)Saponin merusak membran sitoplasma
sehingga sitoplasma sel menembus keluar dan mengakibatkan se bakteri mati (Dewi
dan Sulistowati, 2013), (3) Tanin menyebabkan membran sel bakteri mengkerut
sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel bakteri yang
mengakibatkan metabolisme bakteri terganggu sehingga bakteri lisis dan mati (Asri
D, 2014).
Berdasarkan data yang telah diuraikan, diperlukan suatu bahan alami yang dapat
digunakan sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar yang mempunyai khasiat
antibakteri yang lebih baik, biokompatibel, non toksik, harga terjangkau, dan mudah
diperoleh.
Rumusan masalah
Berapakah KHM (Kadar Hambat Minimal) dan KBM (Kadar Bunuh Minimal)
ekstrak etanol biji Alpukat (Persea americana Mill.) sebagai alternatif bahan irigasi
Tujuan Penelitan
Untuk mengetahui KHM (Kadar Hambat Minimal) dan KBM (Kadar Bunuh
Minimal) ekstrak etanol biji Alpukat (Persea americana Mill.) sebagai alternatif
bahan irigasi saluran akar terhadap Porphyromoas gingivalis
Judul Penelitian
Efek antibakteri ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana Mill.)sebagai alternatif
Lampiran 2. Alur Penelitian
1. Alur Ekstraksi Biji Alpukat (Persea americana Mill.)
Biji alpukat (Persea americana Mill.) 2 kg dicuci dan dikeringkan di lemari
pengering
Biji alpukat (Persea americana Mill.) yang telah kering dihaluskan dan ayak
300 gram serbuk simplisia direndam dengan etanol 70% selama 15 menit
Simplisia yang telah direndam dipindahkan ke dalam perkulator dan tambahkan
etanol
Perkulator ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam
Cairan diteteskan dan ulangi sampai jernih
Ekstrak cair
Diuapkan dengan vaccum rotapavor sampai kental
Ekstrak kental berwarna kecoklatan
Disimpan dalam botol kaca tertutup, simpan di tempat sejuk
2. Pembuatan Media Bakteri
Trypticase Soy Agar 20 gr + Trypticase Soy Broth 30 gr + akuades 1 L
Dipanaskan hingga mendidih
Disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit
Disimpan dalam lemari pendingin
Jika digunakan, dipanaskan lagi hingga mendidih
3. Pembuatan Suspensi Bakteri
Cell line Porphyromonas gingivalis yang telah dibiakkan pada TSA
Ambil 1-2 ose dari biakan murni bakteri lalu disuspensikan dalam larutan 0,9 NaCl
4. Pengujian Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Alpukat
Ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana Mill.) direplikasi 4x dengan
konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125% (masing-masing konsentrasi = 1 ml) +
suspensI bakteri Porphyromonas gingivalis (100 µl)
Diinkubasi dalam incubator CO2 dengan suhu 37○C selama 24 jam
Semua konsentrasi ekstrak etanol biji alpukat dibandingkan dengan kekeruhan KHM
Masing-masing kelompok konsentrasi dicampur dengan menggunakan vortex
Ambil 100 µl dan teteskan pada media pada (Trypticase Soy Agar)
Dimasukkan ke dalam inkubator CO2 dengan suhu 37○C selama 24 jam
Hitung jumlah koloni bakteri pada tiap petri KBM
Hasil
Lampiran 4. Uji StatistikEkstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americanaMill.) terhadapPorphyromonas gingivalis
Case Processing Summary
Konsentrasi
Konsentrasi Statistic Std. Error
Koloni 50% Mean 1.7500 .25000
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound .9544
5% Trimmed Mean 1.7778
Median 2.0000
Variance .250
Std. Deviation .50000
Minimum 1.00
Maximum 2.00
Range 1.00
Interquartile Range .75
Skewness -2.000 1.014
Kurtosis 4.000 2.619
K(+) Mean 35.5000 1.32288
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 31.2900
Upper Bound 39.7100
5% Trimmed Mean 35.5556
Median 36.0000
Variance 7.000
Std. Deviation 2.64575
Minimum 32.00
Range 6.00
Interquartile Range 5.00
Skewness -.864 1.014
Kurtosis -.286 2.619
a. Koloni is constant when Konsentrasi = 100%. It has been omitted.
b. Koloni is constant when Konsentrasi = 80%. It has been omitted.
c. Koloni is constant when Konsentrasi = 60%. It has been omitted.
d. Koloni is constant when Konsentrasi = K(-). It has been omitted.
Tests of Normalityb,c,d,e
Konsentrasi
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Koloni 50% .441 4 . .630 4 .001
K(+) .215 4 . .946 4 .689
a. Lilliefors Significance Correction
b. Koloni is constant when Konsentrasi = 100%. It has been omitted.
c. Koloni is constant when Konsentrasi = 80%. It has been omitted.
d. Koloni is constant when Konsentrasi = 60%. It has been omitted.
Test Statisticsa,b
Koloni
Chi-Square 22.772
df 5
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
Test Statisticsa,b
Koloni
Chi-Square 22.772
df 5
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
NPar Tests
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 10.000
Asymp. Sig. (2-tailed) .014
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Wilcoxon W 18.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
Koloni 100% 4 4.50 18.00
60% 4 4.50 18.00
Total 8
Test Statisticsb
Koloni
Mann-Whitney U 8.000
Wilcoxon W 18.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Wilcoxon W 10.000
Z -2.530
Asymp. Sig. (2-tailed) .011
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Wilcoxon W 18.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Wilcoxon W 18.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Wilcoxon W 10.000
Z -2.530
Asymp. Sig. (2-tailed) .011
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Wilcoxon W 18.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Z -2.460
Asymp. Sig. (2-tailed) .014
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Wilcoxon W 10.000
Z -2.530
Asymp. Sig. (2-tailed) .011
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Wilcoxon W 18.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Z -2.460
Asymp. Sig. (2-tailed) .014
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Wilcoxon W 10.000
Z -2.530
Asymp. Sig. (2-tailed) .011
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Wilcoxon W 10.000
Z -2.366
Asymp. Sig. (2-tailed) .018
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Wilcoxon W 10.000
Z -2.460
Asymp. Sig. (2-tailed) .014
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi