• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 900 pada PDAM Tirtanadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 900 pada PDAM Tirtanadi Medan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Konsep Mutu 2.1.1. Pengertian Mutu

Menurut Fandy Tjiptono & Gregorius (2007:308), Mutu suatu produk

adalah kondisi fisik, sifat, dan kegunaan suatu barang yang dapat memberi

kepuasan konsumen secara fisik maupun psikologis sesuai dengan nilai uang yang

dikeluarkan. Menurut Feigenbaum dalam Ariani (2003:8) mendefinisikan Mutu

merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi

marketing, engineering, manufacture, dan maintenance, dimana produk dan jasa

tersebut dalam pemakainnya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan

pelanggan. Sementara menurut Garvin dan Davis dalam Nasution (2004:41)

menyatakan bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Mutu berarti kualitas

atau nilai kebaikan suatu hal. Istilah ini banyak digunakan dalam bisnis, rekayasa,

dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki

kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.

Perbendaharaan istilah ISO 8420 dan dari Standar Nasional Indonesia

(SNI 19-8402-1991) Mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau

jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan baik yang dinyatakan

(2)

tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan

terlebih dahulu.

Hal yang penting dipikirkan dalam upaya pencapaian kesempurnaan

produk maupun jasa pelayanan adalah masalah-masalah yang ada dalam segenap

aktivitas penciptaan produk maupun yang melebihi dari apa yang menjadi harapan

konsumen. Prinsipnya ialah, harapan konsumen terletak pada masalah-masalah

harga dan tingkat kualitas yang ditawarkan. Harapan dapat diartikan sebagai

bagian dari indikator pengubah kinerja kualitas selain sebagai bagian dari

indikator segmentasi pasar.

2.1.2. Pengertian Manajemen Mutu

Dasarnya manajemen mutu adalah suatu cara untuk meningkatkan

performasi secara terus menerus atau berkesinambungan (continuous

improvement) pada setiap tingkat fungsional dari suatu organisasi dengan

menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.

Nasution (2005: 39) menyebutkan bahwa pengertian sistem manajemen

mutu adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk

memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan berkesinambungan atas

produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. Sedangkan menurut

Ishikawa dalam Nasution (2005:18) mengartikan manajemen mutu sebagai

perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan

semua orang kedalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep

(3)

Berdasarkan ISO 8402 (Quality Vocabulary) dalam Gaspersz (2005:6)

mendefinisikan manajemen mutu adalah semua aktivitas dari fungsi manajemen

secara keseluruhan yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan-tujuan dan

tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui Perencanaan Mutu

(Quality Planning), Pengendalian Mutu (Quality Control), Jaminan Mutu (Quality

Assurance) dan Peningkatan Mutu (Quality Improvement).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen mutu adalah suatu pendekatan yang mengarahkan semua elemen

dalam perusahaan untuk melakukan correction and preventive action (kegiatan

pencegahan dan perbaikan) yang menuju kepada continuous improvement

(perbaikan terus-menerus) terhadap semua proses operasi dalam kegiatan

perusahaan untuk mencapai suatu competitive advantage (keunggulan bersaing)

serta keuntungan dari manajemen mutu ini adalah membantu perusahaan dalam

membangun strategi dalam melaksanakan differentiation.

2.2. Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) 2.2.1. Konsep Penjaminan Kualitas

Menurut Elliot dalam Ariani (2003:121) Penjaminan Kualitas (Quality

Assurance) adalah seluruh rencana dan tindakan sistematis yang penting untuk

menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tertentu

dari kualitas.

Sementara itu menurut Gryna dalam Ariani (2003:122), penjaminan

(4)

kepercayaan bahwa kualitas dapat berfungsi secara efektif. Tujuan dari

penjaminan kualitas (Quality Assurance) antara lain sebagai berikut:

1. Membantu memperbaiki dan peningkatan secara terus-menerus dan

berkesinambungan melalui praktek yang terbaik dan mau mengadakan

inovasi.

2. Memudahkan mendapat bantuan, baik pinjaman uang atau fasilitas atau

bantuan lain dari lembaga yang kuat dan dapat dipercaya.

3. Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara

konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai

dengan standar pesaing.

4. Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki

2.2.2. Elemen-Elemen dalam Penjaminan Kualitas

Kegiatan penjaminan kualitas mempunyai beberapa komponen yang harus

diperhatikan. Menurut Patel dalam Ariani (2003:124-125), terdapat tiga

komponen dalam Quality Assurance yaitu:

1. Kualitas Pelanggan, yang menunjukkan apakah kebutuhan pelanggan

dapat dipenuhi dengan produk atau jasa yang ada. Hal ini dapat diketahui

dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan.

2. Kualitas Professional, yang menunjukkan apakah kebutuhan pelanggan

secara professional, dan apakah prosedur dan standar professional yang

dipercaya untuk menghasilkan produk dan jasa yang diinginkan dapat

(5)

3. Kualitas Proses, yang merupakan desain dan operasional dalam proses

produksi atau pelayanan dengan menggunakan sumber daya yang ada

secara efisien untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

Ketiga komponen tersebut harus dipenuhi dan harus ada dalam kegiatan

penjaminan kualitas yang dilakukan oleh organisasi, terhadap produk atau jasa

yang dihasilkannya.

2.3. Konsep Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 2.3.1. Pengertian ISO 9000

International Standards Organization adalah suatu federasi seluruh dunia

yang didirikan pada tahun 1946 untuk meningkatkan standar dunia bagi produksi,

perdagangan, dan komunikasi dan terdiri atas lembaga-lembaga anggota sekitar

90 negara, James G. Patterson (2010:3). ISO 9000 sebagai salah satu standar yang

paling penting, yang dihasilkan oleh International Organization for

Standardization di Jenewa, Swiss. ISO 9000 dapat didefinisikan sebagai

sekumpulan standar sistem kualitas universal, Fandy Tjiptono (2003:88).

Istilah ISO 9000 biasanya menunjuk pada seperangkat standar yang

meliputi ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003 dan ISO 9004. Standar ini

mengacu pada perancangan kualitas, manajemen kualitas, dan penjaminan

kualitas untuk berbagai macam-macam perusahaan yang berbeda-beda. Standar

ISO 9000 mencakup pembicaraan mengenai resiko, biaya, manfaat, tangggung

jawab manajemen, prinsip-prinsip sistem kualitas, dan blok-blok lain yang

membantu memasyarakatkan standar kualitas sesuai dengan situasi nyata, James

(6)

ISO 9001 adalah bagian ISO yang paling komprehensif. ISO ini berlaku

untuk fasilitas yang mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasang dan

memberikan layanan produk atau jasa kepada pelanggan yang menetapkan

bagaimana produk atau jasa harus tampil. ISO ini paling lazim digunakan

perusahaan produksi yang mendesain produknya sendiri atau membangunnya.

2.3.2. Penerapan ISO 9001:2015

Penerapan sistem manajemen mutu merupakan keputusan strategis bagi

suatu organisasi yang dapat membantu untuk meningkatkan kinerjanya secara

keseluruhan dan memberikan dasar yang kuat untuk inisiatif pembangunan

berkelanjutan (Final Draft ISO 9001:2015). Potensi manfaat untuk organisasi

menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan standar ini adalah:

1. Kemampuan untuk secara konsisten menyediakan produk dan layanan

yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan persyaratan hukum dan

peraturan yang berlaku

2. Memfasilitasi peluang untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

3. Menangani risiko dan peluang yang terkait dengan konteks dan tujuannya

4. Kemampuan untuk menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan sistem

manajemen mutu yang ditetapkan. Standar ini dapat digunakan oleh pihak

internal dan eksternal

Ini bukan maksud dari standar ini menyiratkan perlunya:

1. Keseragaman dalam struktur sistem manajemen mutu yang berbeda

2. Keselarasan dokumentasi dengan struktur klausul standar ini

(7)

Persyaratan sistem manajemen mutu yang ditentukan dalam standar ini

melengkapi persyaratan untuk produk dan layanan.

2.3.3. Prinsip – Prinsip Manajemen Mutu

Standar ini didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen mutu ISO 9000.

Dijelaskan dalam penjelaskan termasuk pernyataan dari masing-masing prinsip,

dasar pemikiran mengapa prinsip penting bagi organisasi, beberapa contoh

manfaat yang terkait dengan prinsip dan contoh tindakan yang khas untuk

meningkatkan kinerja organisasi ketika menerapkan prinsip (Final Draft ISO

9001:2015).

Prinsip – prinsip manajemen mutu adalah:

1. Fokus Pelanggan

Pernyataan :

Fokus utama dari manajemen mutu adalah untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan dan berusaha untuk melebihi harapan pelanggan.

Alasan :

Sukses berkelanjutan dapat dicapai jika sebuah organisasi dapat menarik

dan mempertahankan kepercayaan pelanggan dan pihak berkepentingan lainnya.

Setiap aspek dari interaksi pelanggan memberikan kesempatan untuk menciptakan

nilai lebih bagi pelanggan. Memahami kebutuhan pelanggan dan pihak

berkepentingan lainnya saat ini dan masa depan akan memberikan kontribusi bagi

keberhasilan berkelanjutan dari organisasi.

Manfaat Utama :

(8)

2) Peningkatan kepuasan pelanggan

3) Peningkatan loyalitas pelanggan

4) Bisnis yang berulang ditingkatkan

5) Peningkatan reputasi organisasi

6) Basis pelanggan diperluas

7) Peningkatan pendapatan dan pangsa pasar

Tindakan yang dapat diambil :

1) Mengenali pelanggan langsung dan tidak langsung sebagai orang-orang

yang menerima value dari organisasi.

2) Memahami kebutuhan dan harapan sekarang dan masa depan pelanggan.

3) Hubungkan tujuan organisasi dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.

4) Komunikasikan kebutuhan dan harapan pelanggan di seluruh organisasi.

5) Rencana, desain, pengembangan, produksi, penyampaian barang dan jasa

dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

6) Mengukur dan memantau kepuasan pelanggan dan mengambil tindakan

yang tepat.

7) Menentukan dan mengambil tindakan pada kebutuhan dan harapan pihak

yang berkepentingan yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.

8) Secara aktif mengelola hubungan dengan pelanggan untuk mencapai

(9)

2. Kepemimpinan

Pernyataan :

Para pimpinan di semua tingkatan menetapkan kesatuan tujuan dan arah

dan menciptakan kondisi di mana orang-orang yang terlibat dalam mencapai

sasaran-sasaran mutu organisasi.

Alasan :

Menciptakan kesatuan tujuan dan arah dan keterlibatan orang

mengaktifkan sebuah organisasi untuk menyelaraskan strategi, kebijakan, proses

dan sumber daya untuk mencapai tujuannya.

Manfaat Utama :

1) Peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam memenuhi sasaran-sasaran

mutu organisasi

2) Koordinasi yang lebih baik dari proses organisasi

3) Peningkatan komunikasi antara tingkatan dan fungsi organisasi

4) Pengembangan dan peningkatan kemampuan organisasi dan orang-orang

untuk memberikan hasil yang diinginkan

Tindakan yang dapat diambil :

1) Komunikasi misi, visi, strategi, kebijakan dan proses organisasi di seluruh

organisasi.

2) Membuat dan mempertahankan nilai-nilai bersama, keadilan dan model

etis untuk perilaku di semua tingkat organisasi.

3) Membangun budaya kepercayaan dan integritas.

(10)

5) Pastikan bahwa para pemimpin disemua tingkatan adalah contoh positif

kepada orang-orang dalam organisasi.

6) Mempersiapkan karyawan dengan sumber daya, pelatihan dan otoritas

yang diperlukan untuk bertindak dengan akuntabilitas.

7) Menginspirasi, mendorong dan mengakui kontribusi orang.

3. Keterlibatan Orang

Pernyataan :

Karyawan yang kompeten, diberdayakan dan terlibat di semua tingkatan di

seluruh organisasi sangat penting untuk meningkatkan kemampuan untuk

menciptakan dan memberikan nilai.

Alasan :

Untuk mengelola organisasi secara efektif dan efisien, penting untuk

melibatkan semua orang di semua tingkatan dan menghormati mereka sebagai

individu. Pengakuan, pemberdayaan dan peningkatan kompetensi memfasilitasi

keterlibatan orang dalam mencapai sasaran mutu organisasi.

Manfaat Utama :

1) Peningkatan pemahaman sasaran mutu organisasi oleh orang-orang dalam

organisasi dan meningkatkan motivasi untuk mencapainya

2) Peningkatan keterlibatan orang dalam kegiatan perbaikan

3) Peningkatan inisiatif pengembangan pribadi dan kreativitas

4) Peningkatan kepuasan masyarakat

5) Peningkatan kepercayaan dan kerjasama seluruh organisasi

6) Peningkatan memperhatikan nilai-nilai dan budaya bersama seluruh

(11)

Tindakan yang dapat diambil :

1) Berkomunikasi dengan orang-orang untuk mempromosikan pemahaman

tentang pentingnya kontribusi masing-masing.

2) Mempromosikan kolaborasi di seluruh organisasi.

3) Memfasilitasi diskusi terbuka dan berbagi pengetahuan dan pengalaman.

4) Memberdayakan orang untuk menentukan kendala untuk kinerja dan

mengambil inisiatif untuk tanpa rasa takut.

5) Mengenali dan mengakui kontribusi orang, belajar dan perbaikan.

6) Aktifkan evaluasi diri kinerja terhadap tujuan pribadi.

7) Melakukan survei untuk menilai kepuasan masyarakat,

mengkomunikasikan hasil, dan mengambil tindakan yang tepat.

4. Pendekatan proses

Pernyataan :

Hasil yang konsisten dan dapat diprediksi tercapai lebih efektif dan efisien

jika kegiatan dipahami dan dikelola sebagai proses yang saling terkait yang

berfungsi sebagai sistem yang koheren.

Alasan :

Sistem manajemen mutu terdiri dari proses yang saling berkaitan.

Memahami bagaimana hasil yang dihasilkan oleh sistem ini memungkinkan suatu

organisasi untuk mengoptimalkan sistem dan kinerjanya.

Manfaat Utama :

1) Peningkatan kemampuan untuk fokus usaha pada proses kunci dan

(12)

2) Hasil yang konsisten dan dapat diprediksi melalui sistem dari proses yang

selaras

3) Kinerja dioptimalkan melalui manajemen proses yang efektif, efisiensi

penggunaan sumber daya, dan mengurangi hambatan lintas fungsional

4) Mengaktifkan organisasi untuk memberikan keyakinan kepada pihak yang

berkepentingan untuk konsistensi, efektivitas dan efisiensi

Tindakan yang dapat diambil :

1) Tentukan tujuan dari sistem dan proses yang diperlukan untuk

mencapainya.

2) Menetapkan wewenang, tanggung jawab dan akuntabilitas untuk

mengelola proses.

3) Memahami kemampuan organisasi dan menentukan kendala sumber daya

sebelum tindakan.

4) Tentukan saling ketergantungan proses dan menganalisis pengaruh

modifikasi proses individu pada sistem secara keseluruhan.

5) Mengelola proses dan keterkaitan mereka sebagai sistem untuk mencapai

sasaran mutu organisasi secara efektif dan efisien.

6) Pastikan informasi yang diperlukan tersedia untuk mengoperasikan dan

meningkatkan proses dan untuk memantau, menganalisis dan

mengevaluasi kinerja sistem secara keseluruhan.

7) Mengelola risiko yang dapat mempengaruhi output dari proses dan hasil

(13)

5. Perbaikan (Peningkatan)

Pernyataan :

Organisasi yang sukses memiliki fokus yang berkelanjutan pada

perbaikan.

Alasan :

Perbaikan adalah penting bagi suatu organisasi untuk mempertahankan

tingkat kinerja saat ini, untuk bereaksi terhadap perubahan kondisi internal dan

eksternal dan untuk menciptakan peluang baru.

Manfaat Utama :

1) Peningkatan kinerja proses, kemampuan organisasi dan kepuasan

pelanggan

2) Peningkatan fokus pada penyelidikan dan penentuan akar-masalah, diikuti

oleh pencegahan dan tindakan korektif

3) Peningkatan kemampuan untuk mengantisipasi dan bereaksi terhadap

risiko dan peluang internal dan eksternal

4) Pertimbangan peningkatan baik perbaikan inkremental dan terobosan

5) Peningkatan penggunaan pembelajaran untuk perbaikan

6) Peningkatan drive untuk inovasi

Tindakan yang dapat diambil :

1) Mempromosikan pembentukan tujuan perbaikan di semua tingkatan

organisasi.

2) Mendidik dan melatih orang-orang di semua tingkatan pada bagaimana

(14)

3) Pastikan orang yang kompeten untuk berhasil mempromosikan dan

proyek-proyek perbaikan menyeluruh.

4) Mengembangkan dan menyebarkan proses untuk melaksanakan

proyek-proyek perbaikan diseluruh organisasi.

5) Telusuri, review dan audit perencanaan, pelaksanaan, penyelesaian dan

hasil proyek perbaikan.

6) Mengintegrasikan pertimbangan perbaikan ke dalam pengembangan baru

atau pengubahan barang, jasa dan proses.

7) Mengenali dan mengakui perbaikan.

6. Pengambilan keputusan berbasis bukti

Pernyataan :

Keputusan berdasarkan analisis dan evaluasi data dan informasi yang lebih

mungkin untuk menghasilkan hasil yang diinginkan.

Alasan :

Pengambilan keputusan dapat menjadi proses yang kompleks, dan selalu

melibatkan beberapa ketidakpastian. Ini sering melibatkan beberapa jenis dan

sumber input, serta interpretasi mereka, yang dapat subjektif. Hal ini penting

untuk memahami hubungan sebab-akibat dan potensi konsekuensi yang tidak

diinginkan. Fakta, bukti dan analisis data akan mengarahkan objektivitas yang

(15)

Manfaat Utama :

1) Peningkatan proses pengambilan keputusan

2) Peningkatan penilaian kinerja proses dan kemampuan untuk mencapai

tujuan

3) Peningkatan efektivitas dan efisiensi operasional

4) Peningkatan kemampuan untuk meninjau, tantangan dan mengubah opini

dan keputusan

5) Peningkatan kemampuan untuk menunjukkan efektivitas keputusan masa

lalu

Tindakan yang dapat diambil :

1) Menentukan, mengukur dan memonitor indikator kunci untuk

menunjukkan kinerja organisasi.

2) Membuat semua data yang diperlukan tersedia untuk orang-orang yang

relevan.

3) Pastikan bahwa data dan informasi yang cukup akurat, terpercaya dan

aman.

4) Analisis dan mengevaluasi data dan informasi dengan metode yang tepat.

5) Pastikan orang kompeten untuk menganalisis dan mengevaluasi data yang

diperlukan.

6) Membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan bukti, seimbang

(16)

7. Manajemen hubungan

Pernyataan :

Untuk sukses berkelanjutan, sebuah organisasi harus mengelola hubungan

dengan pihak yang berkepentingan, seperti pemasok.

Alasan :

Pihak yang berkepentingan mempengaruhi kinerja organisasi.

Keberhasilan berkelanjutan lebih mungkin untuk dicapai ketika organisasi

mengelola hubungan dengan semua pihak yang berkepentingan untuk

mengoptimalkan dampaknya terhadap kinerjanya. Manajemen hubungan dengan

jaringan pemasok dan mitra adalah penting.

Manfaat Utama :

1) Peningkatan kinerja organisasi dan pihak yang berkepentingan melalui

merespon peluang dan hambatan yang terkait dengan masing-masing

pihak yang berkepentingan

2) Pemahaman umum tujuan dan nilai-nilai di antara pihak yang

berkepentingan

3) Peningkatan kemampuan untuk menciptakan nilai bagi pihak yang tertarik

dengan berbagi sumber daya dan kompetensi dan mengelola

risiko-kualitas yang berhubungan

4) Sebuah rantai pasokan yang dikelola dengan baik yang menyediakan

aliran stabil barang dan jasa

(17)

1) Tentukan pihak yang berkepentingan terkait (seperti pemasok, mitra,

pelanggan, investor, karyawan, dan masyarakat secara keseluruhan) dan

hubungan mereka dengan organisasi.

2) Menentukan dan memprioritaskan hubungan pihak yang berkepentingan

yang perlu dikelola.

3) Membangun hubungan yang menyeimbangkan keuntungan jangka pendek

dengan pertimbangan jangka panjang.

4) Mengumpulkan dan berbagi informasi, keahlian dan sumber daya dengan

pihak terkait yang berkepentingan.

5) Mengukur kinerja dan memberikan umpan balik kinerja untuk pihak yang

berkepentingan, yang sesuai, untuk meningkatkan inisiatif perbaikan.

6) Membangun pengembangan dan peningkatan kegiatan kolaboratif dengan

para pemasok, mitra dan pihak berkepentingan lainnya.

7) Mendorong dan mengakui perbaikan dan prestasi oleh pemasok dan mitra.

2.3.4. Pendekatan Proses

Standar ini mempromosikan adopsi pendekatan proses saat

mengembangkan, mengimplementasikan dan meningkatkan efektifitas sistem

manajemen mutu, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi

persyaratan pelanggan. Persyaratan khusus dianggap penting untuk adopsi

pendekatan proses termasuk dalam klausul 4.4 (Final Draft ISO 9001:2015).

Memahami dan mengelola proses yang saling terkait sebagai suatu sistem

kontribusi untuk efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai hasil yang

(18)

timbal balik dan saling ketergantungan antara proses dari sistem, sehingga kinerja

keseluruhan organisasi dapat ditingkatkan

Pendekatan proses melibatkan definisi sistematis dan pengelolaan proses,

dan interaksi mereka, sehingga mecapai hasil yang diharapkan sesuai dengan

kebijakan mutu dan arah strategis organisasi. Manajemen proses dan sistem secara

keseluruhan dapat dicapai dengan menggunakan siklus PDAC dengan fokus

keseluruhan pada pemikiran berbasis risiko yang bertujuan untuk mengambil

keuntungan dari peluang dan mencegah hasil yang tidak diinginkan.

Penerapan pendekatan proses dalam sistem manajemen mutu memungkinkan:

1. Pemahaman dan konsistensi dalam memenuhi persyaratan

2. Pertimbangan proses dalam hal nilai tambah

3. Pencapaian kinerja proses yang efektif

4. Perbaikan proses berdasarkan evaluasi data dan informasi

2.3.5. Siklus Plan – Do – Check – Act

Siklus PDAC dapat diterapkan pada semua proses dan sistem manajemen

mutu secara keseluruhan. Gambar 2.1 menggambarkan bagaimana Klausul 4

sampai 10 dapat dikelompokkan dalam kaitannya dengan siklus PDAC (Final

(19)

. Gambar 2.1

Struktur Standar ISO 9001:2015 dalam siklus PDAC

Sumber : Final Draft ISO/FDIS 9001:2015

Siklus PDAC dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1. Rencana: menetapkan tujuan dari sistem dan proses dan sumber daya yang

dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan persyaratan

pelanggan dan kebijakan organisasi

2. Laksanakan: menerapkan apa yang direncanakan

3. Periksa: memantau dan (jika ada) proses mengukur produk dan jasa yang

dihasilkan terhadap kebijakan, sasaran dan persyaratan dan melaporkan

hasil

4. Tindakan: mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja yang

(20)

2.3.6. Pemikiran Berbasis Risiko

Risiko berdasarkan pemikiran (klausul A.4) sangat penting untuk

mencapai sistem manajemen mutu yang efektif. Konsep pemikiran berbasis risiko

telah tersirat dalam edisi sebelumnya. Strandar ini termasuk, misalnya, melakukan

tindakan preventif untuk menghilangkan ketidaksesuaian potensial, menganalisis

setiap ketidaksesuaian yang terjadi, dan mengambil tindakan untuk mencegah

terulangnya yang sesuai untuk efek ketidaksesuaian. (Final Draft ISO 9001:2015)

Untuk memenuhi persyaratan standar ini, organisasi perlu untuk

merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang.

Mengatasi risiko dan peluang menetapkan dasar untuk meningkatkan efektivitas

sistem manajemen mutu, mencapai hasil yang lebih baik dan mencegah efek

negatif.

Peluang bisa muncul sebagai akibat dari situasi yang menguntungkan

untuk mencapai hasil yang diinginkan, misalnya, satu set keadaan yang

memungkinkan organisasi untuk menarik pelanggan mengembangkan produk dan

layanan baru, mengurangi limbah atau meningkatkan produktivitas. Tindakan

untuk peluang alamat juga dapat mencakup pertimbangan risiko yang terkait.

Risiko adalah efek dari ketidakpastian dan setiap ketidakpastian tersebut

dapat memiliki efek positif atau negatif. Penyimpangan positif yang timbul dari

risiko dapat memberikan kesempatan, tapi tidak semua efek posotif dari hasil

(21)

2.3.7. Hubungan dengan Standar Sistem Manajemen Lainnya

Standar ini berlaku kerangka yang dikembagkan oleh ISO untuk

meningkatkan keselarasan antara Standar Internasional untuk sistem manajemen

(klausul A.1). Standar ini memungkinkan organisasi untuk menggunakan

pendekatan proses, ditambah dengan siklus PDAC dan pemikiran berbasis risiko,

untuk menyelaraskan atau memadukan sistem manajemen mutunya dengan

persyaratan standar sistem manajemen lainnya. (Final Draft ISO 9001:2015)

Standar ini berkatian dengan ISO 9000 dan ISO 9004 sebagia berikut:

1. Sistem manajemen mutu ISO 9000 – Fundamentals dan kosataka

memberikan latar belakang penting untuk pemahaman yang tepat dan

pelaksanaan standar ini;

2. ISO 9004 Mengelola bagi keberhasilan berkelanjutan dari suatu organisasi

Pendekatan manajemen mutu memberikan panduan untuk organisasi yang

memilih untuk kemajuan luar persyaratan standar ini.

Standar ini tidak mencakup persyaratan khusus untuk sistem manajemen

lain, seperti untuk pengelolaan lingkungan, kesehatan dan manajemen

keselamatan, atau manajemen keuangan.

Standar sistem manajemen mutu sektor tertentu berdasarkan persyaratan

standar ini telah dikembangkan untuk sejumlah sektor. Beberapa standar ini

menentukan persyaratan sistem manajemen mutu tambahan, sementara yang lain

terbatas untuk menyediakan bimbingan untuk penerapan standar ini dalam sektor

(22)

2.4. Persyaratan Standar (Klausul) Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015

Pemahaman terhadap persyaratan-persyaratan standar dari ISO 9001 ini

akan mambantu manajemen organisasi dalam mengembangkan sistem manajemen

mutu secara sistematik untuk memenuhi kepuasan pelanggan (costumers

satisfaction) dan peningkatan proses terus menerus (continual processes improvement).

Terdapat sepuluh persyaratan SMM ISO 9001:2015 yang saling berkaitan.

(Final Draft ISO 9001:2015)

Persyaratan SMM ISO 9001 tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1

Sepuluh (10) Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001

Kode Keterangan Kode Keterangan

1

Istilah dan Definisi

Konteks Organisasi

4.1 Memahami Organisasi dan

Konteksnya

4.2 Memahami Kebutuhan dan

Harapan Pemangku

Berkepentingan

4.3 Menetapkan lingkup

Sistem Manajemen Mutu

4.4 Sistem Manajemen Mutu

dan Proses-Prosesnya

Kepemimpinan

8 Operasi

8.1 Perencanaan dan

Pengendalian Operasional

8.2 Persyaratan untuk Produk

dan Layanan

8.2.1 Komunikasi Pelanggan

8.2.2 Menentukan Persyaratan

Berkaitan dengan Produk dan

Jasa

8.2.3 Tinjauan Persyaratan yang

Berkaitan dengan Produk dan

Jasa

8.2.4 Perubahan Persyaratan untuk

Produk dan Layanan

(23)

6

7

5.1 Kepemimpinan dan

Komitmen

5.1.1 Umum

5.1.2 Fokus Pelanggan

5.2 Kebijakan

5.2.1 Mengembangkan

Kebijakan Mutu

5.2.2 Komunikasi Kebijakan

Mutu

5.3 Peran Organisasi,

Tanggung Jawab dan

Wewenang

Perencanaan

6.1 Tindakan untuk Mengatasi

Risiko dan Peluang

6.2 Sasaran Mutu dan

Perencanaan untuk

Mencapainya

6.3 Perencanaan Perubahan

Dukungan

7.1.1 Sumber Daya

7.1.2 Orang

7.1.3 Infrastruktur

7.1.4 Lingkungan untuk

Pengoperasian Proses

7.1.5 Sumber Daya

Pemantauan dan

Pengukuran

7.1.5.1 Umum

7.1.5.2 Ketertelusuran

Pengukuran

7.1.6 Pengetahuan

Produk dan Jasa

8.3.1 Umum

8.3.2 Perencanaan Desain dan

Pengembangan

8.3.3 Masukan Desain dan

Pengembangan

8.3.4 Kendali Desain dan

Pengembangan

8.3.5 Hasil desain dan

Pengembangan

8.3.6 Perubahan Desain dan

Pengembangan

8.4. Pengendalian Proses

Eksternal yang Disediakan,

Produk dan Jasa

8.4.1 Umum

8.4.2 Jenis dan Jangkauan

Pengendalian

8.4.3 Informasi untuk Penyedia

Eksternal

8.5 Produksi dan Penyediaan

Jasa

8.5.2 Identifikasi dan Mampu

Telusur

8.5.3 Properti Milik Pelanggan

atau Penyedia Eksternal

8.5.4 Penjagaan

8.5.5 Kegiatan Setelah Pengiriman

8.5.6 Pengendalian Perubahan

8.6 Pelepasan Produk dan Jasa

8.7 Pengendalian

(24)

Organisasi

7.2 Kompetensi

7.3 Kesadaran

7.4 Komunikasi

7.5 Informasi Dokumentasi

7.5.1 Umum

oleh sistem manajemen mutu

dan standar ini harus

dikendalikan untuk

memastikan:

a) itu tersedia dan cocok untuk

digunakan, dimana dan kapan

diperlukan

b) itu cukup terlindungi

(misalnya dari hilangnya

kerahasiaan, penggunaan yang

tidak benar, atau kehilangan

integritas)

7.5.3.2 Untuk mengendalikan

informasi terdokumentasi,

organisasi harus menangani

kegiatan-kegiatan berikut,

sebagaimana berlaku:

a) distribusi, akses,

pengambilan dan penggunaan

9

9.1 Pemantauan, Pengukuran,

Analisis dan Evaluasi

9.1.1 Umum

9.1.2 Kepuasan Pelanggan

9.1.3 Analisis dan Evaluasi

9.2 Audit Internal

9.3 Tinjauan Manajemen

9.3.1 Umum

9.3.2 Masukan Tinjauan

Manajemen

9.3.3 Hasil Tinjauan Manajemen

Peningkatan

10.1 Umum

10.2 Ketidaksesuaian dan

Tindakan Korektif

10.3 Perbaikan Berkelanjutan

Lampiran A

Struktur dan Terminologi

Produk dan Jasa

Memahami Kebutuhan dan

Harapan Pihak yang

Berkepentingan

Pemikiran Berbasis Resiko

Applicability

Informasi Terdokumentasi

Pengetahuan Organisasi

(25)

b) penyimpanan dan

pelestarian, termasuk

pelestarian keterbacaan

c) pengendalian perubahan

d) retensi dan disposisi

yang Disediakan, Produk dan Jasa

Sumber : Final Draft ISO/FDIS 9001:2015

2.5. Penelitian Terdahulu

1. Kholidatunur. 2011. Penelitian ini berjudul “Penerapan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2008 dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Pendidikan di

Pondok Pesantren Modern Sahid”. Hasil penelitian menunjukkan proses

penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam rangka

meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di Pondok Pesantren Modern

Sahid yang dispesifikasikan kepada: pembuatan Job Description yang

jelas, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sumber daya pondok

pesantren, perlu adanya komunikasi internal dan eksternal, dan perlu

adanya supervise/pengawasan, disusun dengan tahap-tahap yang sistematis

sesuai dengan fungsi manajemen mutu yaitu PDAC (Plan, Do, Check, and

Act).

2. Kurniawan, Adi. 2015. Penelitian ini berjudul “Dampak Penerapan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 terhadap Kualitas Pelayanan di SMK

N 2 Klaten”. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kualitas pelayanan

administrasi sekolah di SMK Negeri 2 Klaten dalam pada kategori cukup

(26)

3. Sari, Widia. 2009. Penelitian ini berjudul “Study Penerapan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu

Kabupaten Deli Serdang”. Hasil penilitian menunjukkan Sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 merupakan sistem manajemen mutu

yang lengkap dan terperinci sehingga proses pekerjaan dan

bagian-bagian pendukungnya dapat berjalan dengan terencana dan terkendali,

baik ditinjau dari aspek pembiayaan, mutu dan waktu sehingga lebih

efektif dan benar.

4. Julianty, Palmeria. 2005. Penelitian ini berjudul “Penerapan sistem

manajemen mutu berbasiskan ISO 9001:2000 dalam jasa konstruksi pada

PT Wijaya Karya Cabang Jawa Barat”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Dampak penerapan sistem manajemen mutu berbasiskan ISO

9001:2000 PT. Wijaya Karya adalah peningkatan mutu terus-menerus,

peningkatan mutu yang dilakukan PT. Wijaya Karya antara lain

mengenai Prosedur Penyimpanan Rekaman, Prosedur Pengendalian

Dokumen, Instruksi Kerja Pengendalian Gambar di Bidang Konstruksi.

Selain berlangsungnya perbaikan berkesinambungan, Direksi hendaknya

mempertimbangkan terobosan perubahan pada proses. Hal ini dilakukan

sebagai cara untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Selama perubahan

berlangsung, direksi hendaknya mengambil langkah untuk memastikan

bahwa sumber daya dan komunikasi yang dibutuhkan tersedia untuk

memelihara SMM. Proses perbaikan berkesinambungan hendaknya

(27)

internal, termasuk peningkatan kepuasan pelanggan dan pihak yang

berkepentingan.

2.6. Kerangka Berpikir

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Sumber: Data Olahan Peneliti (2016) Pelaksanaan ISO

9001:2015

Prinsip ISO 9001 Berdasarkan Pendekatan

Proses

1. Perencanaan (Plan) 2. Pelaksanaan (Do) 3. Pengecekan (Check) 4. Tindakan (Act)

Gambar

Tabel 2.1 Sepuluh (10) Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
Gambar 2.2  Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi - PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT (7)c. TOTAL

Sehubungan dengan telah selesainya pelaksanaan Evaluasi Administrasi, Teknis, Harga dan Kualifikasi untuk Pekerjaan Bantuan Wireless untuk Kegiatan RKM sebanyak 35 Unit, maka

[r]

Panitia Pengadaan Sarana Prasarana Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama (BAAKK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun Anggaran 2016 akan melaksanakan

Sehubungan dengan telah selesainya pelaksanaan Evaluasi Administrasi, Teknis, Harga dan Kualifikasi untuk PENGADAAN BANTUAN ALAT KESENIAN ISLAM / SENI KOLABORASI

[r]

Many second home owners turn to renting their property as a vacation rental to help defray the costs of ownership.. How do you price a vacation home rental without overcharging

Memahami Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang SMK Tingkat 1 Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Komputerisasi Akuntansi dengan