• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tifus Abdominalis Di Kota Sibolga Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tifus Abdominalis Di Kota Sibolga Tahun 2015"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data kasus di rumah sakit besar di Indonesia, penyakit Tifus Abdominalis menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk. Prevalensi Tifus Abdominalis di Provinsi Sumatera Utara sebesar 900/100.000 penduduk dan di Kota Sibolga sebesar 600/100.000 penduduk.

Jenis penelitian ini adalah studi analitik desain studi kasus kontrol dengan populasi kasus sebanyak 879 orang dan populasi kontrol sebanyak 86.166 orang. Besar sampel dihitung berdasarkan rumus sampel kasus kontrol Sastroasmoro dan Ismael (2013) sebanyak 176 orang yaitu 88 kasus dan 88 kontrol. Metode analisa data dengan cara analisis univariat, analisis bivariat (Chi-Square), dan analisis multivariat (regresi logistik berganda) pada taraf signifikansi 95%.

Hasil analisis bivariat terdapat 7 variabel yang berpengaruh signifikan yaitu mencuci tangan, higiene makanan dan minuman, penyediaan air bersih, penyediaan jamban keluarga, sarana pembuangan air limbah, sarana pembuangan sampah, dan kebiasaan makan di luar rumah. Hasil analisis dengan regresi logistik terdapat 4 variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian Tifus Abdominalis yaitu higiene makanan dan minuman (OR=22,280; CI 95%=7,156-69,370), penyediaan air bersih (OR=9,215; CI 95%=2,995-28,347), penyediaan jamban keluarga (OR=21,204; CI 95%=6,561-68,527) dan kebiasaan makan diluar rumah (OR=7,544; CI 95%=2,699-21,082). Variabel yang paling dominan adalah higiene makanan dan minuman.

Disarankan kepada responden hendaknya tetap memperhatikan mencuci tangan, higiene makanan dan minuman, penyediaan air bersih, penyediaan jamban keluarga, sarana pembuangan air limbah, sarana pembuangan sampah/tempat sampah, dan kebiasaan makan diluar rumah agar terhindar dari penyakit tifus abdominalis.

(2)

ABSTRACT

Transmitted disease is still the main public health problem in Indonesia. In 2000 estimated more than 2,16 million had abdominal typhus sufferer in various of all sorts of the world. Based on the data of great hospital in Indonesia the abdominal typhus show that the inclined rising from year by year with sickness average is about 500 per 100000 of residents. The data from Ferdinand Lumbantobing hospital in 2014 had got the abdominal typhus case was 193 cases and in Metta Medika hospital as many as 224 cases.

The research was an analytic study with case control design. The samples were 176 respondents who were affected by abdominal typhus (88 cases)and who were not affecte (88 control). The data were gathered by using analyzed by using univatriate analysis, bivatriate analysis with chi square test, and multivatriate analysis with multiple logistic regression tests at significant level of 95%.

The result of bivariat analysis show that 7 independent variables had significant influences with the abdominal typhus (washing hands, food and drink hygiene, clean water supply, family latrines, sewage facility, garbage dump/trash cans facility, and the habit of having meals outside). The result of multivariate with regression analyisis showed that 4 variables (food and drink hygiene at OR=22,280; CI 95%=7,156-69,370,clean water supply at OR=9,215; CI 95%=2,995-28,347, family latrines at OR=21,204; CI 95%=6,561-68,527, and the habit of having meals outside at OR=7,544; CI 95%=2,699-21,082). The variable which had the most dominant influence was the variable of food and drink hygiene.

It is recommended that respondents pay attention to washing hands, food and drink hygiene, clean water supply, family latrines, sewage facility, garbage dump/trash cans facility, and the habit of having meals outside in order to prevent from abdominal typhus.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan, ekonomi pengetahuan, sikap, perilaku, penyediaan sarana air bersih, higiene perorangan, kesehatan lingkllngan,

Ada hubungan karakteristik balita (status imunisasi dan status gizi balita), PHBS keluarga (menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, mencuci tangan menggunakan

Pada analisis variabel ini dilakukan analisis hubungan antara penyediaan air bersih, penyediaan jamban keluarga, sarana pengelolaan limbah padat dan sarana

Berdasarkan hasil penelitian hubungan sarana penyediaan air bersih dan jenis jamban keluarga dengan kejaidan diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas

Terdapat hubungan yang bermakna kondisi sarana penyediaan air bersih, kondisi sarana jamban keluarga, kondisi sarana pembuangan air limbah keluarga dan kondisi

Terdapat hubungan yang bermakna kondisi sarana penyediaan air bersih, kondisi sarana jamban keluarga, kondisi sarana pembuangan air limbah keluarga dan kondisi

Tidak terdapat hubungan antara penggunaan air bersih, penggunaan jamban, dan mencuci tangan dengan kejadian diare di desa Ranowangko kecamatan Tombariri

Kesimpulan: kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memakai alas kaki, kebersihan kuku, kebiasaan bermain ditanah, kepemilikkan jamban, lantai rumah, dan ketersediaan air bersih