1.1 LatarBelakang
Diabetes melitus
merupakansuatupenyakitdimanaterjadipeningkatankadarglukosa yang tinggi di dalamdarah. Hipertensimerupakansuatupenyakitdimanatekanandarahseseorang tinggi secara persisten. Hipertensi seringkaliterjadibersamaan dengan diabetes melitusterutamapada orang denganusialanjutsehingga dapat menimbulkansuatukomplikasi penyakit berbahaya yang mengarah pada risiko penyakit jantung dan dapat menyebabkankematianbagipasien. Komplikasitersebutmunculsebagaiakibatdariadanyapenyakitsindrom metabolik karena penyakit yang dideritaolehpasientelahterjadiselamabertahun-tahun, sehingga dapat meningkatkan risikomikrovaskulerdanmakrovaskuler.
WHO memperkirakan sekitar lebih dari 8 juta penduduk Indonesia mengidap diabetes melitus pada tahun 2000 dan akan meningkat menjadi lebih dari 21 juta penderita pada tahun 2030 (WHO, 2015). Berdasarkan (Tempo Gaya, 2015), Indonesia menempati peringkat kelima dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia yang menderita diabetes melitus, dan akan terus mencapai angka 14,1 juta penderita di tahun 2035 nanti. Menurutriset yang dilakukanpadatahun 2013, prevalensi diabetes melitus di Indonesia mencapai 2,1% dari total seluruh penduduk Indonesia dan2,6% penderitanyaberada di Aceh. Prevalensihipertensisendirimencapai jumlah 25,8% penderita di Indonesia dan 21,5% terjadi di Aceh (Riskesdas, 2013).
Dikarenakan tingkat kejadian dan faktor risiko yang tinggi,banyak panduan yang menyarankan agar tekanan darah yang diinginkan bagi penderita diabetes melitus adalah ≤140/90 mmHg (AMA, 2013). Untuk itu pengobatan yang disarankan terkadang membutuhkan lebih dari satu macam jenis obat yang akan diberikan kepada pasien sehingga tingkat kejadian polifarmasi juga akan semakin tinggi yang tentu akan mengarah pada kemungkinan terjadinya Masalah Terapi Obat (MTO).
Menurut penelitian yang pernah dilakukan (Huri, 2013), telah terjadi MTO pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2 komplikasi hipertensi. Sekitar 22,5% terjadi masalah pemilihan obat, 16,3% terjadi masalah interaksi obat, dan 25,8% mengalami masalah terapi obat lainnya.
sekitar 15,61% butuh terapi tambahan, 40,62% terapi obat yang tidak perlu, 50% terapi obat yang tidak efektif, 3,12% dosis terlalu rendah, 31,24% reaksi obat merugikan, dan 6,25% dosis terlalu tinggi (Zahara, 2011).
Tingkat kejadian penyakit diabetes melitus dan hipertensi sendiri menjadi salah satu penyakit yang paling sering terjadi sehingga menempatkan diabetes melitus sebagai salah satu dari lima besar penyakit di RSUD Kota Langsa selain penyakit gastrointestinal, heart failure, dyspepsia, dan congestive heart failure. Pada tahun 2014, tercatat ada sekitar 353 kasus pasien yang menderita diabetes melitus (RSUD Kota Langsa, 2015).
Olehkarenaberbagaialasan yang telahdikemukakandiatas, maka penulismerasaperludilaksanakantelaahMTOpadapasienpenderita diabetes melitus komplikasihipertensi di ruangrawatinap RSUD Kota Langsa untuk menelaah masalah terapi obat yang terjadi beserta tingkat kejadiannya.
1.2 KerangkaPikirPenelitian
Penelitianini mengkaji tentang telaahMTOyang terjadi padapasienpenderita diabetes melitus komplikasihipertensi di ruangrawatinap RSUD Kota Langsa pada tahun 2014.
VariabelBebas
Variabel Terikat
Gambar 1.1 Skemakerangkapikirpenelitian
1.3 PerumusanMasalah
Berdasarkanbeberapahal yang telahdikemukakan, makapenulisdapatmerumuskanmasalah yang terjadi.Perumusanmasalahtersebut
adalah:
a. apakah terjadi masalah terapi obatpada pasien penderita diabetes melitus komplikasi hipertensi di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa tahun 2014? b. seberapa besar tingkat kejadian masalah terapi obatpada pasien penderita
diabetes melitus komplikasi hipertensi di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa tahun 2014?
1.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkanperumusanmasalah yang telahdinyatakan, makapenulisdapatmembuat hipotesis sebagai berikut:
Obat – obat yang tercatat dalam rekam medis pasien
Masalah Terapi Obat 1.Indikasitidak terobati
2. Pemilihan obat yang kurang tepat 3. Potensial interaksi obat
4. Obat dengan mekanisme kerja mirip 5. Kontraindikasi pemakaian obat TelaahdanAnalisis
a. telah terjadi masalah terapi obat pada pasien penderita diabetes melitus komplikasi hipertensi di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa tahun 2014. b. terdapat besaran masalah terapi obat pada pasien penderita diabetes melitus
komplikasi hipertensi di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa tahun 2014.
1.5 TujuanPenelitian
Penelitianinimemilikibeberapatujuan, yakni:
a. untukmengetahuiapakah terjadimasalahterapiobatpadapasienpenderita diabetes melitus komplikasihipertensi di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa tahun 2014.
b. untukmengetahuiseberapabesarmasalahterapiobat yang
terjadipadapasienpenderita diabetes melitus komplikasihipertensi di ruangrawatinap RSUD Kota Langsa tahun 2014.
1.6 ManfaatPenelitian
Penelitianinimemilikibeberapamanfaat, antara lain:
a. untuk penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis terkait tentang penyakit dan terapi yang digunakan.
b. untuk rumah sakit, diharapkan penelitian ini dapat menjadi suatu masukan dan evaluasi pengobatan untuk penyakit dan terapi yang akan diberikan kepada pasien di kemudian hari.