• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Kejadian Stroke dan Tumor Otak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Kejadian Stroke dan Tumor Otak"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke diperkirakan menjadi 1 dari 16 penyebab kematian di Amerika Serikat pada tahun 2004. Setiap tahun sekitar 700.000 orang mengalami serangan stroke baru ataupun berulang. Kira-kira 500.000 merupakan serangan pertama dan 200.000 merupakan serangan berulang. Dan dari seluruh kasus stroke, sekitar 87% merupakan stroke iskemik dan sisanya merupakan perdarahan. (Misbach, 2007)

Stroke perdarahan intraserebral terjadi sekitar 10-15% dari semua stroke pada populasi Barat dan didefinisikan sebagai onset non-traumatik, dengan sakit kepala tiba-tiba yang parah, tingkat kesadaran yang berubah, atau defisit neurologis fokal yang berhubungan dengan lokasi perdarahan dalam parenkim otak pada neuroimaging atau otopsi yang bukan karena trauma atau konversi hemoragik dari infrak serebral (Flaherty dkk, 2010).

(2)

dan morbiditasnya. Penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun cukup banyak yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun berjumlah 47% dan di atas usia 65 tahun 33,5% (Misbach, 2007).

Tumor malignan otak sebagai salah satu tumor yang jarang terjadi, didapatkan sekitar 2% dari seluruh kanker pada usia dewasa. Secara keseluruhan, tingkat insidens dari tumor otak yaitu 7 per 100.000 populasi. Insiden tumor otak meningkat pada usia di atas 30 tahun. Lebih banyak didapatkan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan, dengan rasio 1.5:1. Proporsi terbesar dari tumor yaitu tumor supratentorial, yang berasal dari frontal, temporal dan lobus parietal, dan mayoritas (86%) yaitu glioma yang termasuk didalamnya astrositoma, glioblastoma, oligodendroblastoma dan glioma non spesifik. (McKinney, 2004)

Insidens tumor otak malignan di dunia sekitar 3,7 per 100.000 pada laki-laki dan 2,6 per 100.000 pada wanita. Diperkirakan sekitar 21.810 individu (11.780 laki-laki dan 10.030 pada wanita) yang telah didiagnosa dengan tumor otak malignan di Amerika Serikat pada tahun 2008. Insidens dari tumor otak primer malignan dan nonmalignan di Amerika Serikat sekitar 16.5 per 100.000 per tahun, dimana Kaukasian memiliki kasus terbanyak. Distribusi jenis tumor bervariasi berdasarkan pada kelompok usia. (Bondy dkk,2008)

(3)

Serikat, dan 10 kali lebih sering ditemukan dibandingkan dengan tumor otak primer. Lebih dari 20-40% penderita tumor ganas akan mengalami brain metastase; sekitar 10-20% simtomatik. Tumor ganas dapat metastasis ke sistem saraf pusat mayoritas berasal dari kanker paru (40-50%), kanker payudara (20-30%), melanoma (5-10%), limfoma dan tumor lainnya seperti saluran cerna (4-6%) dan prostat. ( Rahmathulla, 2011)

Dampak penyakit tidak menular khususnya penyakit kanker terhadap ketahanan sumber daya manusia sangat besar karena selain merupakan penyebab kematian dan kesakitan juga dapat menurunkan produktivitas. Penyakit kanker di Indonesia merupakan urutan ke 6 dari pola penyakit nasional. Setiap tahunnya 100 kasus baru terjadi diantara 100.000 penduduk. (Oemiati dkk,2011)

Kanker merupakan penyakit dengan penyebab multifaktor yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama dan mengalami kemajuan melalui stadium yang berbeda-beda. Faktor nutrisi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan kompleks, yang berkaitan erat dengan proses patologis kanker. (Oemiati dkk, 2011)

Dari data Riskesdas 2007-2008 telah didapatkan prevalensi kasus tumor di Sumatera Utara yaitu 2,88% untuk kasus tumor pada mata, otak dan susunan saraf pusat. (Oemiati dkk, 2011).

(4)

penelitian didapatkan 21% hiperlipidemia dari 200 pasien stroke. (Mahmood dkk,2010)

Pada suatu penelitian terbaru menunjukkan distribusi kolestrol dan kelas lipoprotein utama merupakan faktor penting dalam terjadinya aterosklerosis yang merupakan prekursor terjadinya stroke. Perubahan kadar konsentrasi plasma dari high density lipoprotein (HDL) dan low density

lipoprotein (LDL) berhubungan dengan peningkatan resiko aterosklerosis. (Sreedhar dkk, 2010)

Dari serum lipid puasa pada pasien stroke iskemik didapatkan peningkatan serum kolestrol total pada 42 pasien dengan mean serum kolestrol total 5.08+1.48 mol/L. Serum kolestrol HDL dibawah nilai normal didapatkan pada 31 kasus dengan nilai mean 0.86+0.30 mmol/L. Peningkatan kadar serum kolestrol LDL pada 5 pasien dengan nilai mean 4.46+0.36 mmol/L dan kolestrol very low density lipoprotein (VLDL) pada 7 kasus nilai mean 0.74+0.36 mmol/L. (Mahmood dkk,2010)

Pada pasien stroke hemoragik didapatkan peningkatan serum kolestrol LDL pada 9 pasien dengan mean 4.46+0.36 mol/L. Pada serum kolestrol HDL di bawah nilai normal didapatkan pada 4 pasien dengan nilai mean 1.03+0.16 mmol/L. Serum kolestrol VLDL meningkat pada 3 pasien dengan nilai mean 0.73+0.31 mmol/L. (Mahmood dkk,2010)

(5)

<1.0 mmol/liter ( <40 mg/dl)) berhubungan dengan resiko stroke iskemik dibandingkan dengan tingginya konsentrasi kolestrol HDL ( > 1.6 mmol/liter ( >60 mg/dl)). Didapatkan penurunan resiko stroke dengan peningkatan kadar kolestrol HDL.

Pada studi yang dilakukan oleh Sreedhar dkk 2010, didapatkan peningkatan serum LDL kolestrol ( >106 mg% ) pada penderita stroke iskemik laki-laki kelompok usia 50-59 tahun dan pada wanita kelompok usia 60-69 tahun. Peningkatan serum LDL kolestrol juga didapatkan pada penderita stroke hemoragik laki-laki kelompok usia 40-49 tahun dan kelompok usia 60-69 tahun serta pada wanita kelompok usia 70-79 tahun. Pada penderita stroke hemoragik laki-laki kelompok usia 50-59 tahun dan wanita kelompok usia 50-59 tahun dan 60-69 tahun didapatkan kadar serum HDL yang rendah ( <40 mg%). Pada penderita stroke hemoragik didapatkan nilai kadar serum HDL yang lebih tinggi dibandingkan dengan penderita stroke iskemik. Pada penderita stroke iskemik , didapatkan serum VLDL yang tinggi ( >30 mg%) pada laki-laki dan perempuan kelompok usia 60-69 tahun. Pada penderita stroke hemoragik, didapatkan serum VLDL yang tinggi pada laki-laki kelompok usia 40-49 tahun dan pada wanita kelompok usia 60-69 tahun.

(6)

HDL yang rendah, yaitu pada kadar <30 mg/dL yang secara signifikan meningkatkan resiko stroke iskemik.

Kolestrol dan trigliserida merupakan lipid utama dari sel, yang berpean penting dalam menjaga fungsi vital fisiologis. Lipid berhubungan dengan kanker oleh karena perannya dalam menjaga integritas sel. Jalur sintesa kolestrol dalam memproduksi berbagai zat tumor dan sebagai prekursor sintesa dari beberapa hormon berhubungan dengan beberapa kanker. Pada beberapa tumor ganas, kolestrol mengalami perubahan yang signifikan. (Dabrowa dkk, 2011)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Gatchev dkk (1994) didapatkan tidak ada perbedaan signifikan antara nilai serum kolestrol dan kolestrol LDL yang signifikan antara pasien tumor otak dan kelompok kontrol.

Pada penelitian ATBC (Alpha-Tocopherol, Beta-Carotene) kohort didapatkan hubungan secara biologis antara peningkatan kadar kolestrol HDL dengan rendahnya insidens kanker, dimana berhubungan dengan efek dari kolestrol HDL dalam fungsi inflamasi. (Growder dkk, 2010)

(7)

signifikan menurun pada pasien dengan tumor otak dibandingkan dengan kelompok kontrol.

I.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian-penelitian terdahulu seperti yang telah dipaparkan diatas dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke dan tumor otak.

I.3 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan : I.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke dan hubungan kadar lipoproten dengan kejadian tumor otak.

I.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke 2. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke

iskemik

3. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke hemoragik

(8)

5. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian meningioma

6. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian glioma 7. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian

astrositoma

8. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian brain metastase

9. Untuk mengetahui karakteristik penderita dan kadar lipoprotein pada stroke

10. Untuk mengetahui karakteristik penderita dan kadar lipoprotein pada tumor otak

I.4 HIPOTESIS

Ada hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke dan kadar lipoprotein dengan kejadian tumor otak.

I.5 MANFAAT PENELITIAN

I.5.1 Manfaat Penelitian untuk Peneliti

(9)

I.5.2. Manfaat Penelitian untuk Ilmu Pengetahuan

Dengan mengetahui adanya hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke dan tumor otak, maka diharapkan dapat memprediksi kemungkinan kejadian stroke atau tumor otak pada seseorang.

I.5.3. Manfaat Penelitian bagi Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

It is also possible to see how existing Red Cross Red Crescent programmes that are not specifically related to disaster preparedness are actually contributing to vulnerability

Untuk mengatasi kendala tersebut dibuatlah usulan kepada pemilik bengkel untuk menata ulang cara yang digunakan dalam membuat laporan keuangan dari menejemen tradisional

Program Frontpage XP merupakan Editor dari HTML (Hyper Text Markup Language) yang juga dasar dari pembuatan Website ini, didalam Html terdapat berbagai macam tag-tag dan atribut

Pelapukan fisika adalah pelapukan yang disebabkan oleh faktor alam, misalnya perubahan suhu tinggi (siang hari) menjadi suhu rendah (malam hari) secara berulang-ulang,

Hasil analisis data yang telah dipaparkan diatas, dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran NHT lebih berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar sejarah siswa

Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SPdORD adalah surat yang dipergunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan data objek retribusi

Bangsa sapi brangus ini merupakan hasil persilangan yang mengandung darah Brahman 3/8 bagian dan Angus 5/8 bagian dengan warna bulunya hitam, tidak bertanduk dan mewarisi punuk

 Dengan mengamati contoh sikap perilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan sehari hari di rumah, siswa dapat berperilaku patuh di sekolah.  Contoh