• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah v.RKPD 2016 OK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah v.RKPD 2016 OK"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

 

PENDAHULUAN

 

1.1. Latar Belakang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

RKPD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah

tahunan yang memuat program dan arah kegiatan prioritas tahunan pemerintah provinsi.

Provinsi Kalimantan Utara sebagai provinsi yang relatif

masih baru yang merupakan pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur (UU No. 20 Tahun 2012), membutuhkan

suatu pedoman pembangunan. Pedoman pembangunan tersebut

memuat seluruh aspek pembangunan yang dituangkan dalam visi, misi dan arah kebijakan.

Dengan semakin cepatnya dan besarnya pengaruh dari

pasar global terhadap perkembangan daerah, maka pedoman pembangunan Provinsi Kalimantan Utara diharapkan dapat

mengakomodasi rencana pembangunan tahunan. Seperti yang

diamanatkan dalam UU No. 25 Tahun 2004 dan UU No. 17 Tahun 2007, pedoman yang dimaksud adalah Rencana Kerja

Pembangunan Daerah Tahun 2016.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara pada Tahun 2016

memasuki tahun ketiga masa transisi DOB. Ada banyak tantangan

yang sudah dilewati, tapi ada juga harapan yang belum tercapai, terkait kondisi sosial, ekonomi, budaya, infrastruktur serta

layanan publik yang lainnya. Dokumen Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) yang selanjutnya disebut RKP Daerah merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah dengan tahunan.

Sebagaimana substansi keberadaannya, dokumen RKP Daerah

(2)

setiap upaya, keputusan dan tindakan pembangunan dalam periode jangka pendek.

Dalam hal ini Pemerintah daerah Provinsi Kalimantan

Utara belum memiliki dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah maka RKPD ini masih mengacu pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019

dengan arah kebijakan umum RPJMN Tahun 2015-2019 pada upaya, (a). Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inkusif dan

berkelanjutan, (b). Meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah

sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan, (c).Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan,

(d).Peningkatan kualitas lingkungan hidup, mitigasi bencana alam

dan perubahan iklim, (e).Penyiapan landasan pembangunan yang kokoh, (f).Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan

kesejahteraan rakyat yang berkeadilan, (g).Mengembangkan dan

Memeratakan Pembangunan Daerah

Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 dengan Visi

Pembangunan yaitu “ INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL

DAN MAKMUR”. Dalam mewujudkan visi pembangunan tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional, yaitu :

1. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral,

beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila;

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;

3. Mewujudkan masyarakat yang demokratis berlandaskan hukum;

4. Mewujudkan Indonesia yang aman, damai dan bersatu;

(3)

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional;

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan

dunia internasional

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional,

Pemerintah juga memperhatikan komitmen yang dibangun

bersama dengan 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya untuk mewujudkan Millenium Development

Goals (MDGs), yang terdiri :

1. Menghilangkan angka kemiskinan absolut dan kelaparan; 2. Memberlakukan pendidikan dasar yang universal;

3. Mengembangkan kesetaraan dan pemberdayaan perempuan;

4. Menurunkan angka kematian anak; 5. Memperbaiki kesehatan maternal;

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya;

7. Menjamin kesinambungan lingkungan hidup;

8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan.

Momentum suksesi kepemimpinan di Provinsi Kalimantan

Utara dimaksud secara periodisasi bersamaan dengan

berakhirnya periode pemerintahan transisi DOB Kalimantan Utara. Hal ini mengisyaratkan bahwa perlunya disusun kembali

skenario masa depan yang dituangkan ke dalam dokumen

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Utara periode 2016 – 2021 sebagai

perwujudan janji politik Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih

dengan tetap berpedoman pada RPJMN periode 2014 – 2019. Momentum inilah yang akan menjadi ruh dari penyusunan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan

Utara Tahun 2016 sebagai tahun terakhir menuju kemandirian Provinsi Kalimantan Utara untuk menyongsong tahapan

(4)

Penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Utara tahun 2016 diupayakan sinergis dan sinkron dengan kebijakan pemerintah

melalui 4 (empat) pilar pembangunan, yaitu pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment, mendukung aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi, meningkatkan keterkaitan antar sektor

dan antar wilayah, serta memperhatikan daya dukung dan daya

tampung lingkungan guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

RKPD Provinsi Kalimantan Utara tahun 2016 menjadi

landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran

2016 dan sebagai dasar penyusunan Rancangan APBD Provinsi

Kalimantan Utara Tahun Anggaran 2016. Disamping itu juga menjadi pedoman penyusunan RKPD Tahun 2016 bagi

Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Utara.

Alur penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Utara tahun

(5)

Persiapan program dan prioritas daerah beserta Pagu

PROVINSI RKPD PROVINSIMUSRENBANG

PERUMUSAN RANCANGAN

AKHIR RKPD PROVINSI PENETAPAN RKPD PROVINSI

Berita Acara Hasil

∙  evaluasi hasil Pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan;

∙  rancangan kerangka ekonomi daerah Dan kebijakan keuangan daerah;

∙  prioritas dan sasaran pembangunan daerah; PPAS antara KDH dan

DPRD Kesepakatan KUA dan PPAS antara KDH dan

DPRD

PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI

dokumen

∙  evaluasi Hasil pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan;

∙  rancangan kerangka ekonomi daerah Dan kebijakan keuangan daerah;

∙  prioritas dan sasaran pembangunan daerah;

∙  rencana program dan kegiatan prioritas

Surat Edaran KDH (perihal penyampaian rancangan awal RKPD sebagai bahan penyusunan rancangan renja-SKPD)

∙  agenda penyusunan RKPD,

∙  agenda forum SKPD,

∙  agenda musrenbang RKPD,

∙  batas waktu penyampaian rancangan renja-SKPD kepada Bappeda

PerKDH ttg RKPD

∙  analisis dan evaluasi;

∙  evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capain kinerja RPJMD;

∙  rencana kerangka ekonomi daerah dan arah kebijakan keuangan daerah;

∙  prioritas dan sasaran pembangunan Daerah

Gambar 1.1. Diagram Alur Penyusunan RKPD Tahun 2016

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dasar hukum penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Utara

Tahun 2016 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003

(6)

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana

telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua

atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

(7)

9. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara Tanggal 16

Nopember 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2012 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5362);

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5589);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4575);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang

Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan

Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

(8)

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 23, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4697);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4698);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah

Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

(9)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan

Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah

Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5209);

21. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2015-2019;

22. Peraturan Presiden No. 60 Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 310);

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014

tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015 (Berita

(10)

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Dokumen RKPD Provinsi Kalimantan Utara sementara ini

masih mengacu dari RPJMN Tahun 2015-2019 dan

mengusahakan untuk tetap selaras dengan tujuan RPJP Pemerintah Pusat Tahun 2005-2025 yang telah memasuki tahap

ke III, mengingat hingga Tahun 2015 Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara belum memiliki RPJMD.

1.4. Kaidah Pelaksanaan

1. RKPD Tahun 2016 merupakan rencana kerja pemerintah

daerah selama satu tahun dengan mendasarkan potensi yang

tersedia, prioritas, target, dan capaian yang telah ditetapkan. 2. Berdasarkan pasal 285 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010,

perubahan RKPD dapat dilakukan apabila hasil evaluasi

pelaksanaan dalam tahun berjalan menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan, meliputi:

a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka

ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana program dan kegiatan

prioritas daerah;

b. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun

anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan;

c. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana

ditetapkan dalam peraturan perundang - undangan;

d. Pergeseran pagu kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif,

penambahan atau pengurangan target kinerja dan pagu

(11)

1.5. Sistematika Dokumen RKPD

RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 disusun

dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada bagian ini memuat tentang latar belakang

penyusunan dokumen RKPD, dasar hukum penyusunan,

hubungan antar dokumen, sistematika dokumen RKPD, serta maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD

Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016. (1)Latar

Belakang Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD

Tahun 2016 dalam periode dokumen RPJMD,

keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD serta tindak

lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD. (2) Dasar

Hukum Penyusunan Memberikan uraian ringkas

tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD, baik yang berskala nasional,

maupun local. (3) Hubungan Antar Dokumen bagian ini

menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain

yang relevan beserta penjelasannya. (4) Sistematika Dokumen RKPD Mengemukakan organisasi penyusunan

dokumen RKPD serta garis besar isi setiap bab

didalamnya. (5) Maksud dan Tujuan Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RKPD dan

sasaran penyusunan dokumen RKPD Provinsi

Kalimantan Utara Tahun 2015.

BAB II Evaluasi hasil pelaksanaan RKPD tahun lalu dan

capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan

Bagian ini menjelaskan tahapan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi

(12)

dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Capaian kinerja penyelenggaraan

pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi

demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan daerah

di Provinsi Kalimantan Utara. (1) Gambaran Umum

Kondisi Daerah Bagian ini menjelaskan dan menyajikan gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek

geografi dan demografi serta indikator kinerja

penyelenggaraan pemerintah daerah.

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum 2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

(2) Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD

sampai Tahun 2014 Mengemukakan hasil evaluasi

pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah tahun 2014.

BAB III Rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan

keuangan daerah

Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain

mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah,

sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan

perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah,

belanja daerah dan pembiayaan daerah. (1) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah dan (2) Arah Kebijakan

(13)

BAB IV Prioritas dan sasaran pembangunan daerah tahun

2016

Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan

sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu

dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD.

BAB V Rencana kerja program dan kegiatan prioritas daerah Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan

kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan

evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD).

BAB VI Penutup

Menguraikan tentang pedoman pelaksanaan dan kaidah pelaksanaannya.

1.6. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Utara

Tahun 2016 adalah untuk:

1. Menentukan arah kebijakan pembangunan daerah tahun

2016;

2. Mewujudkan sinergitas rencana program dan kegiatan prioritaspembangunan daerah tahun 2016.

Adapun tujuannya adalah untuk :

1. Memberikan landasan operasional bagi seluruh Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dalam menyusun Rencana Kerja (Renja)

Tahun 2016;

2. Menjadi landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

Tahun Anggaran 2016 sebagai dasar penyusunan

(14)

3. Menjadi pedoman penyusunan RKPD Tahun 2016 bagi kabupaten/ kota di Provinsi Kalimantan Utara;

4. Menjadi alat untuk menjamin keterkaitan perencanaan,

(15)

BAB  II

 

EVALUASI HASI

L PELAKSANAAN RKPD 

TAHUN 

LALU DAN CAPAIAN KINERJA 

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

 

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1. Aspek Geografi

Provinsi Kalimantan Utara adalah provinsi ke 34 di

Indonesia yang merupakan Provinsi termuda yang berdiri berdasarkan Undang-undang nomor 20 tahun 2012. Daerah

Kalimantan Utara terdiri dari Empat Kabupaten, yaitu

Kabupaten Bulungan beribukota di Tanjung Selor, Kabupaten

Malinau beribukota di Malinau, Kabupaten Nunukan beribukota di Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung beribukota di Tideng

Pale Serta Satu Kota Tarakan. Provinsi Kalimantan Utara berada

di paling utara Pulau Kalimantan dengan luas wilayah total 75.467,70 Km2, terletak antara 114°35'22" dan 118°03'00" Bujur

Timur, dan antara 1°21'36" dan 4°24'55" Lintang Utara,

berbatasan diutara dengan Negara Malaysia, Khususnya Negara

Sabah dan Sarawak, Laut Sulawesi disebelah Timur, Kalimantan Timur di sebelah Selatan, dan Malaysia di sebelah Barat.

Iklim di Provinsi Kalimantan Utara beriklim Tropis dan

mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau dan musim

penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedang musim penghujan terjadi

pada bulan November sampai dengan bulan April, namun dalam

tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim di kalimantan Utara kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya

turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama sekali

(16)

oleh angin Muson Barat Nopember -April dan Angin Muson Timur Mei-Oktober.

Gambar 1.1. Peta Pembagian Wilayah Provinsi Kalimantan Utara

Secara umum Provinsi Kalimantan Utara beriklim panas

dangan suhu pada tahun 2013 berkisar antara 23,9°C di

Tanjung Selor pada bulan Februari sampai 33,9°C pada bulan September. Rata-rata suhu terendah adalah 24,1°C di Tanjung

Selor dan tertinggi 32,8°C terjadi di Tanjung Selor.

Pada beberapa stasiun pengamat memantau kondisi angin di Kalimantan Utara pada tahun 2013, pengamatan menunjukan

bahwa kecepatan angin antara 3 sampai 5 knot. Kecepatan

tertinggi adalah 5 knot terjadi di Tanjung Selor dan Tarakan, sementara yang terendah adalah 3 knot di Nunukan.

2.1.2. Aspek Demografi

Penduduk Kalimantan Utara dari tahun ketahun mengalami kenaikan yang cukup berarti. Hal ini dapat dilihat dari hasil

sensus penduduk tahun 2012 dan 2013. Pada tahu 2012 jumlah

(17)

jiwa pada tahun 2013. Berarti dalam periode tersebut penduduk Kalimantan Utara telah bertambah sekitar 22,5 ribu jiwa setiap

tahunnya. Periode 2012-2013 pertumbuhan di Kalimantan Utara

sebesar 3,93 persen dengan Kabupaten Tana Tidung mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 7,34 persen.

Tabel. 2.1. Penduduk Menurut Kabupaten / Kota Tahun 2012-2013

No Kabupaten / Kota 2012 2013

1 Bulungan 119,8 123,0

2 Malinau 68,6 71,5

3 Nunukan 155,7 162,7

4 Tarakan 210,7 218,8

5 Tana Tidung 17,7 19,0

Jumlah 572,5 595,0

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur

Pola persebaran penduduk Kalimantan Utara menurut luas

wilayah sangat timpang, sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan penduduk yang mencolok antar

daerah terutama antara kabupaten dengan kota.tingkat

kepadatan penduduk Kalimantan Utara adalah 8,49 jiwa/Km2.

Tabel. 2.2. Penduduk Kepadatan Kabupaten / Kota Tahun 2012-2013 : No Kabupaten / Kota

Luas Wilayah Daratan

Kepadatan Penduduk /Km2

Km2 %

1 Bulungan 13.108,33 18,70 9,38

2 Malinau 39.785,93 56,75 1,80

3 Nunukan 13.655,47 19,48 49,18

4 Tarakan 251,81 0,36 868,91

5 Tana Tidung 3.308,40 4,72 1,39

Jumlah 70.109,94 100 8,49

(18)

2.1.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

1. Pertumbuhan PDRB

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan terhadap pertumbuhan PDRB, laju inflasi,

PDRB per kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia, Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks

Ketimpangan Regional), persentase penduduk di atas garis kemiskinan, dan angka kriminalitas yang tertangani.

Tabel 2.3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

Menurut Lapangan Usaha Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2011-2013

Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014

LAPANGAN USAHA 2011 r) 2012 *) 2013 **)

1. PERTANIAN 1,343,820 1,406,973 1,449,078

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2,151,684 2,505,643 2,445,632

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1,377,532 1,672,943 1,708,859

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 652,022 682,297 715,424

a. Industri Migas : - - -

b. Industri Tanpa Migas : 652,022 682,297 715,424

4. LISTRIK DAN AIR BERSIH 53,564 55,532 57,815

5. BANGUNAN 565,249 610,380 661,792

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1,585,762 1,764,871 1,941,578

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1,024,021 1,123,296 1,201,825

a. Pengangkutan : 787,963 854,775 900,919

b. Komunikasi : 236,058 268,520 300,907

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN 344,558 381,389 423,120

JASA PERUSAHAAN

9. JASA-JASA 412,886 450,116 493,830

a. Pemerintahan Umum : 372,851 407,388 448,010

b. Swasta : 40,036 42,728 45,821

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 8,133,567 8,980,497 9,390,094

(19)

Tabel 2.4. Struktur Ekonomi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013-2014 Atas

Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014

Tabel 2.5 Angka Agregatif PDRB Provinsi Kalimantan Utara, PDRB Perkapita, LPE Sektor Migas, Tingkat Inflasi Tahun 2008-2012

No. Uraian 2008* 2009** 2010** 2011** 2012**

1. PDRB Atas Harga Dasar Berlaku (Juta Rp)

42.445.653 48.283.356 57.260.099 63.617.198 70.066.229

2. PDRB Atas Harga Dasar Konstan (Juta Rp)

18.353.975 19.712.339 21.615.181 23.211.994 24.666.190

3. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (Rp)

20.965.082 23.513.743 26.910.584 29.370.875 31.863.087

4. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan (Rp)

9.065.536 9.599.807 10.158.507 10.716.545 11.217.115

5. LPE Migas (%) 10,84 7,40 9,65 7,39 6,26

6. Inflasi (%) 12,49 2,05 7,73 3,21 3,86

(20)

Tabel 2.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Utara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Persen)

No. Lapangan Usaha 2012 2013*)

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 10,69 10,94

9. Jasa-jasa 9,02 9,71

PDRB DENGAN MIGAS 10,41 4,56

PDRB TANPA MIGAS 10,71 6,20

Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014 Keterangan : *) = angka sementara

2. Angka Kemiskinan

Sedangkan jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Utara dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 2.7 Jumlah dan persentase penduduk miskin seta garis kemiskinan menurut Kabupaten/Kota, 2013

Kabupaten/Kota Penduduk Miskin (000)

Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014

Keterangan : *) = angka perbaikan **) = angka sementara

2.1.4.Aspek Kesejahteraan Sosial

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan

terhadap indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka

(21)

penduduk yang bekerja. Selama lima tahun terakhir, Angka-angka ini

menunjukkan tren meningkat, walaupun jika dibandingkan dengan standar yang ada, belum mencapai target dan standar yang

ditetapkan.

1. Pendidikan

APS diketahui berdasarkan jumlah murid kelompok usia

pendidikan dasar (7-12 tahun dan 13-15 tahun) yang masih

menempuh pendidikan dasar per 1.000 jumlah penduduk usia

pendidikan dasar. Pada tahun 2013, nilai APS tertinggi untuk jenjang SD/MI adalah Kabupaten Tana Tidung ( 99,58%), dan

nilai terendah di Kabupaten Nunukan (73,15%). Jika

dibandingkan dengan nilai SPM, maka hampir seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara sudah melampaui

standar SPM (90%), kecuali Kabupaten Nunukan (73,15%). Jika

dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam MDG’s tahun 2015 (99%), maka hanya Kabupaten Bulungan (99,14%) dan

Kabupaten Tana Tidung (99,58) yang sudah melampauinya,

sementara kabupaten/kota lainnya berada sedikit di bawah target tersebut, yaitu Kabupaten Malinau (98,26%), dan Kota

Tarakan (98,87%). Jika dibandingkan dengan capaian Provinsi

Kalimantan Timur tahun 2012 (99,32%) hanya Kabupaten Tana Tidung yang memiliki nilai lebih tinggi.

APS untuk jenjang SMP/MTs pada tahun 2012 tertinggi

adalah Kota Tarakan (99,2%), sedangkan APS terendah adalah

Kabupaten Nunukan (59.36%). Jika dibandingkan dengan SPM (90%), pada tahun 2012 hanya ada satu kabupaten yang belum

dapat melampaui SPM, yaitu Kabupaten Nunukan (59,36%).

Sedangkan jika dibandingkan dengan target MDG’s (95%), pada tahun 2012 terdapat dua kabupaten yang belum dapat

melampaui target MDG’s, yaitu Kabupaten Nunukan (59,36%) dan

(22)

Kalimantan Utara pada tahun 2012 telah melebihi APS Provinsi Kalimantan Timur (96,81%) khususnya untuk Kabupaten

Bulungan (98,72%), Kabupaten Malinau (96,27%), dan Kota

Tarakan (99,20%).

Tabel 2.8 Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan Tahun 2011 s.d. 2013

Indikator

Tahun

2011 2012 2013*

APK SD/Sederajat 108,89 108,8 107,34

APK SLTP/Sederajat 90,62 94,96 95,61

APK SMU/SMK/Sederajat 56,51 62,84 63,79% Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014

Tabel 2.9 Jumlah Peserta Ujian Tahun 2012/2013 s.d. 2013/2014

No Jenjang Sekolah 2012/2013 2013/2014

1 SMA/SMK/MA 4.066 3.967

Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014

Pada tahun 2012 hanya Kabupaten Tana Tidung yang

memiliki rasio kelulusan 100%, sedangkan kabupaten/kota lain

memiliki capaian antara 79,97%-99,54%. Melihat kecenderungan perkembangan dari tahun 2008-2012, maka terjadi penurunan

persentase kelulusan siswa untuk jenjang SD di hampir semua

kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara, kecuali untuk Kabupaten Tana Tidung. Jika dibandingkan dengan capaian

Provinsi Kalimantan Timur (100%), Kabupaten Malinau (97,34%),

Kabupaten Nunukan (99,54%) dan Kota Tarakan (79,97%) masih memiliki angka kelulusan yang lebih kecil.

Angka kelulusan jenjang SMP/MTs pada tahun 2012

Kabupaten Tana Tidung menunjukkan nilai capaian angka kelulusan paling tinggi (100%), sementara kabupaten dengan nilai

capaian terendah adalah Kota Tarakan (93,18%). Kecenderungan

perkembangan dari tahun 2008-2012 terjadi penurunan di Kabupaten Bulungan (dari 99,73% menjadi 98,73%), Kabupaten

(23)

99,24% menjadi 93,18%), sedangkan Kabupaten Nunukan mengalami peningkatan hingga 99,53% pada tahun 2012.

Kabupaten Tana Tidung tetap mencapai angka kelulusan 100%

dari tahun 2010-2012. Jika dibandingkan dengan capaian Provinsi Kalimantan Timur (99,46%), hanya Kabupaten Nunukan

dan Kabupaten Tana Tidung yang sudah memiliki capaian lebih

tinggi.

Pada tahun 2012 kabupaten dengan pencapaian angka

kelulusan tertinggi, adalah Kabupaten Tana Tidung (100%) dan

yang terendah adalah Kabupaten Malinau (94,65%). Perkembangan dari tahun 2008-2012 cenderung fluktuatif,

Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan menunjukkan

kenaikan, namun Kabupaten Malianu dan Kota Tarakan mengalami penurunan. Jika dibandingkan capaian Provinsi

Kalimantan Timur tahun 2012 (99,48%), hanya Kabupaten Tana

Tidung yang sudah memiliki capaian lebih baik (100%).

Tabel 2.10. Angka Lulus Sekolah tahun 2012/2013 s.d. 2013/2014

No Jenjang Sekolah 2012/2013 2013/2014

1 SMA/SMK/MA 4.052 4.052

Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014

Tabel 2.11. Persentase Kelulusan Ujian tahun 2013 s.d. 2014

No Jenjang Sekolah 2012/2013 2013/2014

1 SMA/SMK/MA 99.89 99.83

Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014

Tabel. 2.12. Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan Tahun 2013 s.d. 2014

Indikator

Tahun

2011 2012 2013*

APM SD/Sederajat 96,86 96,8 95,84

APM SLTP/Sederajat 66,09 65,98 65,79

APM SMU/SMK/Sederajat 38,31 42,36 45,44% Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014

(24)

2. Kesehatan

Pembangunan sektor kesehatan merupakan salah satu

pembangunan yang sangat strategi untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Pembangunan kesehatan di Provinsi Kalimantan Utara telah menunjukan pencapaian yang positif. Hal ini dapat dilihat dari

2 tabel dibawah ini dimana Jumlah angka kematian bayi dan angka

harapan hidup menunjukan hal yang positif.

Tabel 2.13. Perkembangan Angka Kematian Bayi Tahun 2011 - 2013 di Provinsi Kalimantan Utara

Uraian Tahun

2011 2012 2013

Angka Kematian Bayi 164 189 156 Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014

Tabel 2.14. Perkembangan Angka Harapan Hidup Tahun 2011 - 2013 di Provinsi Kalimantan Utara

Uraian

Tahun

2011 2012 2013*)

Angka Harapan Hidup 67,00 67,32 67,30 Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014

Keterangan : *) Angka Sementara

3. Daya Beli

Daya beli masyarakat merupakan komponen IPM yang paling rentan dengan gejolak sosial ekonomi di masyarakat.

Tekanan inflasi sepanjang tahun 2014 akibat gejolak harga beberapa komoditas, seperti: kenaikan harga daging sapi,

bumbu-bumbuan dan kenaikan harga BBM ikut menekan daya beli.

Tabel 2.15. Pengeluaran Perkapita Menurut Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara Pengeluaran Perkapita disesuaikan Menurut Kabupaten/Kota ;

Malinau 000 Rp 656,74

Bulungan 000 Rp 646,03

Nunukan 000 Rp 649,91

Tana Tidung 000 Rp 628,59

Tarakan 000 Rp 656,27

Kalimantan Utara 000 Rp. 647,51

(25)

4. Ketenagakerjaan

Tabel 2.16. Data Persentase TPAK, TPT dan TKK di Kalimantan Utara Tahun 2013

Kabupaten/Kota TPAK TPT TKK

(1) (2) (3) (4)

Malinau 75,38 9,24 90,76

Bulungan 61,74 8,93 91,07

Nunukan 67,42 10,69 89,31

Tana Tidung 58,48 2,23 97,77

Tarakan 63,17 7,09 92,91

Kalimantan Utara 65,30 8,59 91,41

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

2.1.5. Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan umum atau pelayanan publik merupakan segala

bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab Pemerintah dalam upaya

pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Indikator aspek pelayanan umum terdiri dari

fokus layanan urusan wajib, dan fokus layanan urusan pilihan.

A.Fokus Layanan Urusan Wajib

I. Pendidikan

Untuk meningkatkan pelayanan pendidikan, Pemerintah

Provinsi Kalimantan Utara terus melakukan upaya perbaikan, pencapaian bidang pendidikan Provinsi Kalimantan Utara salah

satunya ditunjukan dengan tingkat kelulusan siswa yang semakin baik, demikian juga dengan Angka Melek Huruf yang semakin

meningkat setiap tahun.

Tabel 2.17. Data Indikator Pendidikan

Uraian Indikator Pembangunan Satuan 2013

(1) (2) (3)

II. INDIKATOR PENDIDIKAN Angka Melek Huruf (AMH)

Malinau Persen 94,59

(26)

Nunukan Persen 95,51 Tana Tidung Persen 93,91

Tarakan Persen 99,09

Kalimantan Utara Persen 96,81

Angka Buta Huruf (ABH)

Malinau Persen 5,41

a. Tidak/Belum pernah Sekola/Tdk/belum tamat SD b. SD/MI

c. SLTP d. SLTA

e. Perguruan Tinggi

Persen

Uraian Indikator Pembangunan Satuan 2013

Angka Partisipasi Sekolah : Usia : 7-12 tahun Angka Partisipasi Kasar :

Sekolah SD Angka Partisipasi Murni :

Sekolah SD Rasio Murid terhadap Guru menurut:

a. SD Persentase Angka putus sekolah menurut kelompok umur:

a. Umur 7-12 tahun/SD b. Umur 13-15 tahun/SLTP c. Umur 16-18 tahun/SLTA

Persen Penduduk 10 tahun ke atas menurut partisipasi sekolah:

a. Tidak/belum pernah sekolah b. Masih Sekolah

c. Tidak bersekolah lagi

Persen Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut partisipasi sekolah:

d. Tidak/belum pernah sekolah e. Masih Sekolah

f. Tidak bersekolah lagi

Persen Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut partisipasi sekolah:

g. Tidak/belum pernah sekolah h. Masih Sekolah

i. Tidak bersekolah lagi

Persen Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut partisipasi sekolah:

j. Tidak/belum pernah sekolah k. Masih Sekolah

l. Tidak bersekolah lagi

Persen Persen

(27)

Persen 74,26 Penduduk 10 tahun ke atas menurut partisipasi sekolah:

m. Tidak/belum pernah sekolah n. Masih Sekolah

o. Tidak bersekolah lagi

Persen

Malinau Bulungan Nunukan Tana

Tidung Tarakan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut kemampuan baca tulis :

a. Huruf latin Persen 68,54 54,31 60,17 69,35 31,38

b. Huruf lainnya Persen 0,15 1,50 0,63 0,61 0,43

c. Huruf latin dan Arab Persen - 1,48 0,67 0,52 -

d. Huruf latin dan arab dan lain

Persen 24,80 37,57 33,73 22,87 65,78

e. Huruf latin dan lainnya Persen 0,11 0,66 0,23 0,02 0,74

f. Tidak bisa Persen 1,00 0,67 0,09 0,56 0,77

Persentase penduduk Laki-laki 10 tahun ke atas menurut kemampuan baca tulis

a. Huruf latin Persen 70,36 66,37 68,54 58,16 49,81

b. Huruf lainnya Persen 0,21 0,07 0,15 1,10 1,96

c. Huruf latin dan Arab Persen - - - 0,86 2,21

d. Huruf latin dan arab dan lain

Persen 25,97 23,42 24,80 35,87 39,57

e. Huruf latin dan lainnya Persen 0,03 0,20 0,11 0,90 0,37

f. Tidak bisa Persen 1,09 0,89 1,00 0,45 0,93

Persentase penduduk Perempuan 10 tahun ke atas menurut kemampuan baca tulis

a.Huruf latin Persen 66,37 68,54 58,16 49,81 54,31

b.Huruf lainnya Persen 0,07 0,15 1,10 1,96 1,50

c.Huruf latin dan Arab Persen - - 0,86 2,21 1,48

d.Huruf latin dan arab dan

(28)

Uraian Indikator Pembangunan

Satuan

2013

Malinau Bulungan Nunukan Tana

Tidung Tarakan

INDIKATOR PENDIDIKAN ANAK

Persentase anak usia dibawah 18 tahun

Laki-Laki Persen 37,91 38,11 39,33 32,06 36,39

Perempuan Persen 40,86 39,93 40,46 40,18 38,10

Laki-laki+Perempuan Persen 39,28 38,96 39,86 35,71 37,20

Persentase anak usia diatas 18 tahun

Laki-Laki Persen 62,09 61,89 60,67 67,94 63,61

Jenis Pendidikan Yang Pernah /Sedang diikuti :

a. TK/BA/RA Persen 71,86 56,84 56,29 50,91 87,22

Status Anak Usia 7-17 Tahun: a. Belum/tidak

Anak Yang Masih Sekolah

a. Sekolah

SD/SDLB Persen 68,25 66,22 61,83 70,01 61,05

b. M.Ibtidaiyah Persen - - 0,04 0,40 0,24

(29)

d.M.Tsanawiyah Persen 0,50 - 0,25 - 0,88

e.SMA/SMLB Persen 12,03 7,24 9,72 8,12 13,18

f.M.Aliyah Persen - - 1,19 - 0,31

g.SMK Persen - 5,39 2,18 - 1,79

II. Kesehatan

Tabel 2.18 Data Indikator Kesehatan

Uraian Indikator

Pembangunan Satuan

2013

Malinau Bulungan Nunukan Tana

Tidung Tarakan INDIKATOR KESEHATAN

Kelahiran Balita ditolong oleh Dokter

Persen 24,62 12,22 2,59 18,87 23,48

Kelahiran Balita ditolong oleh Bidan

Persen 58,51 67,65 35,66 50,37 72,42

Kelahiran Balita ditolong oleh Tenaga Medis lainnnya

Persen 0,28 - 1,74 - -

Kelahiran Balita ditolong oleh Dukun terlatih

Persen 14,80 15,25 7,68 30,75 3,07

Kelahiran Balita ditolong oleh famili/kel.

Persen 1,79 4,88 52,33 - 1,03

Persentase wanita usia produkstif (15-49 th) dan partisipasinya dalam ber KB:

a. Sedang menggunakan alat KB

III. Pekerjaan Umum

Dalam urusan pekerjaan umum, pelayanan prasarana dan sarana infrastruktur masih belum maksimal, karena keterbatasan kewenangan pemerintah Provinsi.

Tabel 2.19 Data Perkembangan Kondisi Jalan 2012-2013

Perkembangan Kondisi

Jalan Kaltara 2012 2013

A. Panjang Jalan Nasional

(30)

d. Rusak Berat 13,87 33.44 B. Panjang Jalan Provinsi

1. Jalan Beraspal 127,00 253.50

IV. Penataan Ruang

Pengaturan terkait rencana tata ruang Provinsi Kalimantan Utara telah berjalan dengan baik, hal ini ditandai dengan Draft RTRW telah sampai pembahasan akhir dengan menunggu Kajian Lingkungan Hidup dari pihak BLH Provinsi.

Guna meningkatkan pelayan bidang penataan ruang, telah disusun juga beberapa Masterplan yang bekerjasama dengan pihak Universitas termuka di Tanah air, hasil dari penyusunan masterplan-masterplan ini diharapkan dapat berguna bagi pengambilan keputusan dibidang penataan ruang Provinsi.

V. Perhubungan dan Komunikasi

Sebagian besar diwilayah di Kalimantan Utara masih berada di posisi yang terpencil yang akses jalan menuju ke ibukota kecamatan-kecamatan belum memiliki jalan yang layak, sehingga ketergantungan transportasi udara sangat tinggi.

Tabel 2.20. Data Kondisi Bandar Udara Kalimantan Utara

No Kabupaten/

Kota Kecamatan Nama Lapangan

(31)

19 Long Layu 820 x 26 C – 280B

20 Nunukan Nunukan 1110 x 23 ATR 42

21 Tarakan Tarakan Juwata 2500 x 45 Boing, Airbus, Perintis

VI. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Tabel 2.21. Data Pekerjaan

VII.

VIII. Koperasi,Perindustrian Perdagangan Pertambangan Dan Energi

Tabel 2.22. Kondisi Koperasi Kalimantan Utara

Kabupaten/Kota 2012 2013

IX. Penanaman Modal

Penanaman modal merupakan sumber pertumbuhan ekonomi sebuah wilayah. Oleh karena itu upaya akumulasi modal merupakan concern setiap pemerintah, dapat digambarkan pada table dibawah ini:

Tabel 2.23. Rencana Proyek PMA Di Kalimantan Utara 2012 – 2013

Tahun Jumlah Proyek Modal

(000.000 Rp)

Tenaga Kerja Indonesia Asing

2012 44 15.876,90 2,816 -

2013 46 16.876,65

Golongan Konsumen 2012 2013

1. A B R I - -

7. Kementrian Tenaga Kerja & Transmigrasi 34 250.750

8. P N / P N P - -

9. Cadangan Beras Pemerintah untuk OPM 109 85.010 10. Cadangan Beras Pemerintah untuk Bencal 41 -

(32)

Realisasi PMA 2012-2013 masih merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Timur,seperti dapat dilihat pada tabel:

Tabel 2.24. Realisasi Proyek PMA Di Kalimantan Utara Tahun 2012 – 2013

Tahun Jumlah Proyek Modal

(000.000 Rp)

Persentase jumlah pencari kerja yang ditempatkan dan jumlah pencari kerja memperoleh informasi kesempatan kerja mengalami kenaikan selama tiga tahun terakhir. Porsi terbesar adalah dibidang Pertanian dan disusul dengan Bidang Jasa-jasa.

Tabel 2.25. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Provinsi Kalimantan Utara (%)

Lapangan Pekerjaan Utama 2013

Pertanian 37,76

Pertambangan Dan Penggalian 6,46

Industri Pengolahan 4,19

Listrik Dan Air Minum 0,85

Konstruksi 7,44

Perdagangan, Hotel Dan Restoran 13,08

Angkutan Dan Komunikasi 6,32

Keuangan, Real Estate Dan Jasa Perusahaan 2,00

Jasa jasa 21,90

Total 100,00

2.1.6.Aspek Daya Saing Daerah

2.1.4.1.Laju Pertumbuhan Ekonomi

Tabel 2.26. Laju Pertumbuhan PDRB (%) dengan MigasADHK2000 Menurut Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2011-2013

KABUPATEN/KOTA 2011* 2012 2013

Kab.Malinau 10,26 11,18*) 9,03*)

Kab. Bulungan 6,06 9,39 9,62

Kab.Nunukan 6,72 7,92 7,98

Kab. Tana Tidung 7,46 7,68 7,84

Kota Tarakan 7,63 6,80 6,67

(33)

2.1.4.2.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tabel 2.27. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2011-2013

Tahun 2011 2012 2013 Pertumbuhan Ekonomi

Dengan Migas (%) 8,69 10,41 4,56

Pertumbuhan Ekonomi Tanpa

Migas (%) 8,85 10,71 6,20

Sumber Data : BPS Provinsi Kalimantan Utara * = angka sangat sementara

Sedangkan Peningkatan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku dan PDRB per kapita atas harga konstan, sebagaimana yang

tercantum dalam tabel berikut :

Tabel 2.28. PDRB per Kapita Tahun 2011-2013

Indikator

Tahun

2011 2012 2013*

PDRB perkapita ADHB (Rp) 30.967.427 32.433.905 35.575.177

PDRB perkapita ADHK (Rp) 11.081.071 11.523.143 12.359.990

Sumber data : BPS Provinsi Kalimantan Utara

2.2 . Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2015

A. Gambaran Umum RKPD dan APBD Tahun 2015

Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahun 2015 disahkan sebagai dokumen Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Utara Nomor 16

Tahun 2014, tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015.

Tujuan penyusunan RKPD tahun 2015 adalah untuk mewujudkan program pembangunan Provinsi Kalimantan Utara

sebagai Daerah Otonomi Baru yang terintegrasi dan berkelanjutan

(34)

Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan:

1. Memberikan jaminan kepastian kebijakan sebagai komitmen

Pemerintah dalam penyelenggaran urusan Pemerintahan

melalui penjabaran rencana strategis ke dalam rencana operasional dan memelihara konsistensi antara capaian tujuan

perencanaan strategis jangka menengah dengan tujuan

perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah; 2. Memberikan gambaran mengenai proyeksi Rencana Kerangka

Ekonomi Daerah tahun 2015 sebagai patokan dalam penyusunan

rencana pendapatan yang akan digunakan untuk mendanai belanja dan pembiayaan pembangunan daerah;

3. Mengarahkan kepada seluruh pemangku kepentingan

(stakeholders) pembangunan daerah dalam merumuskan, menyusun perencanaan pembangunan dan memfasilitasi

partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah tahun 2015;

4. Menyatukan tujuan kegiatan semua SKPD melalui penetapan target Penetapan Kinerja (Tapkin) dalam rangka pencapaian visi

dan misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, sehingga RKPD

ini bisa menjadi instrumen bagi Pemerintah Daerah dalam

menyusun Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ), Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD); dan

5. Menetapkan program prioritas untuk masing-masing urusan

pemerintahan dalam rangka pencapaian target Penetapan Kinerja (Tapkin)

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap dokumen RKPD, terdapat 90

program berupa Belanja Langsung (BL) yang harus dilaksanakan pada Tahun 2014. Program ini seluruhnya terlaksana melalui APBD Tahun

(35)

Total Anggaran belanja langsung yang diusulkan oleh seluruh SKPD dalam RKPD 2015 adalah sebesar Rp. 10,206,592,663,961.00

(Sepuluh Trilyun Dua Ratus Enam Milyar   Lima Ratus Sembilan

Puluh Dua Juta Enam Ratus Enam Puluh Tiga Ribu Sembilan Ratus Enam Puluh Satu Rupiah), dengan rincian terlampir.

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

Permasalahan pembangunan di Kalimantan Utara hingga saat ini dapat diuraikan berdasarkan urusan sebagai berikut:

1. Pendidikan

Permasalahan pada Urusan Pendidikan adalah rawan Drop Out (DO) yang didominasi anak SD dan SMP; kurangnya sarana dan

prasarana pendukung dan penunjang pendidikan; belum

optimalnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan 2. Kesehatan

Permasalahan pada Urusan Kesehatan adalah: belum

optimalnya perencanaan sumber daya manusia bidang tenaga kesehatan, sarana dan prasarana baik secara kuantitatif

maupun kualitatif; kurang meratanya penyebaran tenaga

kesehatan di Kalimantan Utara yang penempatannya masih

terkonsentrasi di wilayah perkotaan; masih rendahnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk memelihara

lingkungan sehat serta masih kurangnya pendekatan preventif

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3. Lingkungan Hidup

Permasalahan pada Urusan Lingkungan Hidup, masih sering

terjadi banjir lintas wilayah di Tanjung Selor, Malinau dan Tarakan. Secara garis besar permasalahan lingkungan hidup

diakibatkan oleh tekanan penduduk yang tinggi, khususnya

(36)

industri dalam penanganan limbah cair, gas, bahan beracun dan berbahaya.

4. Pekerjaan Umum

Permasalahan pada Urusan Pekerjaan Umum, belum tuntasnya pembangunan jalan trans Kalimantan serta jalan di Wilayah

Perbatasan, serta perkembangan Bandara Internasional Juwata,

Bandara Tanjung Harapan sebagai bandara di Ibukota Provinsi serta Bandara di Malinau dan Nunukan sebagai Bandara di

Wilayah Perbatasan. Permasalahan pada aspek infrastruktur

sumber daya air dan irigasi, antara lain: (1) Pembangunan sumber daya strategis belum terlaksana secara optimal; (2)

Bencana banjir dan kekeringan juga masih terus terjadi antara

lain akibat menurunnya kapasitas infrastruktur sumber daya

air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya muara sungai karena sedimentasi yang tinggi; dan (3) Kondisi jaringan

irigasi juga belum memadai mengingat jaringan irigasi dalam kondisi rusak berat dan ringan.

Permasalahan lain yaitu masih rendahnya akses masyarakat

terhadap prasarana air minum yang memenuhi syarat baik di

perkotaan maupun di perdesaan, antara lain disebabkan oleh makin terbatasnya sumber air baku untuk air minum.

5. Penataan Ruang

Permasalahan pada Urusan Penataan Ruang, tingginya alih fungsi lahan produktif. Belum ditetapkannya RTRW Provinsi

Kalimantan Utara. Secara umum sistem kota hampir seluruhya

mengalami masalah dalam penyediaan sistem sarana dan prasarana.

6. Perencanaan Pembangunan

Permasalahan pada Urusan Perencanaan adalah sinkronisasi

(37)

optimal; kualitas dan kuantitas sumberdaya perencanaan masih rendah.

7. Perumahan

Permasalahan pada Urusan Perumahan, hingga saat ini tingkat okupansi rumah berkategori sehat di Kalimantan Utara masih

rendah. Sebaran penduduk yang kurang merata menyebabkan

pembangunan kawasan tidak seimbang. Penduduk masih terkonsentrasi dalam jumlah besar di sejumlah daerah

Perkotaan .

8. Kepemudaan dan Olahraga

Permasalahan pada Urusan Kepemudaan dan Olahraga adalah Terbatasnya sarana dan prasarana olahraga untuk mewadahi

aktivitas dan kreativitas generasi muda.

9. Penanaman Modal

Permasalahan pada Urusan Penanaman Modal adalah kualitas

infrastruktur pendukung investasi masih belum memadai dan

belum merata; kepastian hukum dan jaminan keamanan berusaha belum optimal.

10. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Permasalahan pada Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah adalah rendahnya SDM, akses pasar, penggunaan

Teknologi Tepat Guna (TTG), akses pembiayaan, informasi dan kelembagaan; rendahnya inovasi dan pengembangan produk

11. Kependudukan dan Catatan Sipil

Permasalahan pada Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

adalah penduduk migran belum terdokumentasikan secara baik; pengendalian penduduk belum optimal.

(38)

Permasalahan pada Urusan Ketenagakerjaan adalah kualitas tenaga kerja masih rendah; tingginya tingkat pengangguran

terbuka usia muda dengan pendidikan SMA ke bawah;

rendahnya akses terhadap lapangan kerja; tingginya tingkat pertumbuhan angkatan kerja baru dan arus migrasi masuk.

13. Ketahanan Pangan

Permasalahan pada Urusan Ketahanan Pangan adalah belum seluruh Kabupaten/Kota di Kalimantan Utara, memiliki

Kelembagaan Ketahanan Pangan yang memadai (setingkat

eselon II) sehingga pelaksanaan program belum berjalan secara sinergis dan optimal; belum semua Kabupaten/Kota

membentuk Dewan Ketahanan Pangan sebagaimanan di

amanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006

Tentang Dewan Ketahanan Pangan, sementara yang sudah terbentukpun belum berfungsi sebagaimana mestinya.

14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Permasalahan pada Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah jumlah populasi wanita rawan sosial

ekonomi yang ditangani tidak seimbang dengan jumlah populasi

yang ada; masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pelaporan peristiwa tindak Kekerasan

Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan korban trafficking sehingga

data dan penanganan korban sulit dijangkau; meningkatnya permasalahan sosial perempuan dan anak belum dapat

ditangani secara optimal karena fasilitas sarana prasarana

rumah perlindungan/rumah aman bagi perempuan dan anak masih terbatas.

15. Perhubungan

Permasalahan pada Urusan Perhubungan, belum

(39)

moda angkutan; masih kurangnya fasilitas perlengkapan jalan belum tersedianya pelabuhan laut internasional dan belum

optimalnya pelabuhan yang ada dalam melayani pergerakan orang dan barang antar pulau.

16. Komunikasi dan Informatika

Permasalahan pada Urusan Komunikasi dan Informatika adalah

pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dalam penyelenggaraan pemerintah belum optimal; penyebarluasan informasi terkait

kebijakan pemerintah belum optimal.

17. Pertanahan

Permasalahan pada Urusan Pertanahan adalah banyaknya tanah belum bersertifikat.

18. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Permasalahan utama adalah pendidikan politik masyarakat

masih rendah; terdapat potensi gangguan terhadap ketentraman

dan ketertiban masyarakat; sinergitas berbagai stakeholder

dalam penyelenggaraan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat di Kalimantan Utara belum optimal;

sarana dan prasarana operasional Satlinmas dan penanganan di daerah bencana masih kurang.

19. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Keuangan daerah,

Kepegawaian dan Persandian

Permasalahan pada Urusan Otonimi Daerah, Pemerintahan

Umum, Keuangan Daerah, Kepegawaian dan Persandian adalah belum sinkronnya implementasi peraturan antara tingkat pusat

dan daerah; kelembagaan pemerintah masih belum sepenuhnya

melaksanakan prinsip good governance; masih rendahnya kapasitas dan profesionalisme sumberdaya manusia aparatur;

(40)

belum selesai; sumber pendapatan daerah dari BUMD masih terbatas; pelayanan publik masih belum sesuai harapan

masyarakat; belum optimalnya penerapan standar operasional

prosedur untuk tiap-tiap proses penyelenggaraan perizinan dan adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia baik kualitas

maupun kuantitas. Serta terbatasnya Sarana dan Prasarana

kerja yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan program termasuk aplikasi sistem informasi dan komunikasi yang

dimiliki masih belum memadai dalam memperlancar pelayanan publik

20. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Permasalahan pada Urusan Pemberdayaan masyarakat dan

Desa adalah minimnya sarana dan prasarana di pedesaan;

belum optimalnya fungsi kelembagaan dan kualitas aparatur desa; rendahnya kemampuan masyarakat desa dalam

mengakses kesempatan berusaha; rendahnya pengetahuan dan

kesadaran masyarakat desa akan potensi alam dan budaya desanya.

21. Sosial

Permasalahan pada Urusan Sosial adalah kecenderungan peningkatan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS).

22. Kebudayaan

Permasalahan pada Urusan Kebudayaan adalah masih rendahnya apresiasi dan perlindungan terhadap budaya lokal;

kurangnya eksplorasi dan inventarisasi nilai-nilai budaya dan

kearifan lokal Kalimantan Utara; belum terbentuknya skema implementasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal pada

tingkatan sosial di Kalimantan Utara; rendahnya apresiasi dan

(41)

kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan latar belakang seni sehingga pengelolaan aspek kesenian

dirasakan belum optimal.

23. Statistik

Permasalahan pada Urusan Statistik adalah masih rendahnya

akses masyarakat terhadap data statistik; referensi data pembangunan yang beragam

24. Kearsipan

Permasalahan utama adalah keterbatasan sarana dan

prasarana pengelolaan kearsipan

25. Perpustakaan

Permasalahan pada Urusan Perpustakaan adalah keterbatasan

sarana dan prasarana; keterbatasan tenaga fungsional pengelola perpustakaan

26. Perikanan dan Kelautan

Permasalahan pada Urusan Perikanan dan Kelautan adalah

masih rendahnya kualitas SDM; terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana perikanan tanagkap; kurangnya

kapasitas kelembagaan produksi dan pemasaran; (4) Kurangnya tenaga penyuluh.

27. Pertanian

Permasalahan pada Urusan Pertanian adalah masih terbatasnya

tenaga penyuluh pertanian; rusaknya kondisi infrastruktur jalan, kesuburan lahan dan irigasi ke sentra produksi; tingginya

konversi lahan pertanian dan tidak jelasnya status lahan HGU

di Kalimantan Utara; rendahnya perlindungan terhadap petani produsen; aksesibilitas petani terhadap sarana produksi,

pemasaran dan permodalan terbatas; masih tingginya impor

(42)

kehilangan hasil produksi pertanian; ketersediaan benih bersertifikat; keterbatasan SDM.

28. Kehutanan

Permasalahan pada Urusan Kehutanan adalah masih kurang tersedianya sarana dan prasarana dalam pengembangan

Kehutanan

29. Perindustrian

Permasalahan utama pada Urusan Perindustrian kurangnya pemahaman manfaat dari legalitas, standardisasi dan sertifikasi

produk; masih rendahnya kreativitas dan inovasi yang dimiliki

oleh pengusaha IKM kerajinan; masih kurangnya perhatian di bidang kualitas dan desain produk oleh sebagian besar

pengusaha.

30. Perdagangan

Permasalahan pada Urusan Perdagangan adalah: terbatasnya

sarana perdagangan/distribusi; kurang memadainya jumlah

maupun kualitas SDM; kebijakan yang mengatur mata rantai perdagangan sektor hulu dan hilir tidak jelas; SDM yang

menangani Perlindungan Konsumen masih kurang memadai.

31. Pariwisata

Permasalahan pada Urusan Pariwisata adalah fasilitas

pendukung pariwisata dan infrastruktur pariwisata,

aksesibilitas menuju obyek wisata dan pengemasan

kawasan-kawasan wisata di Kalimantan Utara belum memadai; upaya promosi yang masih belum terintegrasi baik dengan Pemerintah

Pusat, antar instansi pemerintah di provinsi, assosiasi

pariwisata maupun industri pariwisata; perlu ditingkatkan penyebaran bahan promosi cetak, perluasan media campaign

(43)

dalam dan luar negeri, dukungan sarana promosi yang representative, meningkatkan kerjasama program pemasaran

dan melanjutkan diplomasi budaya dan pariwisata.

32. Energi dan Sumber Daya Mineral

Permasalahan pada Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral,

belum optimalnya cakupan pelayanan elektrifikasi rumah,

terbatasnya pemanfaatan energi baru terbarukan, serta belum optimalnya konservasi energi dan sumber daya mineral.

Faktor-faktor penghambat penyediaan energi listrik di Kalimantan

Utara diantaranya kondisi geografis Provinsi Kalimantan Utara yang berupa hutan, tidak meratanya pusat-pusat beban listrik,

rendahnya tingkat permintaan listrik di beberapa wilayah.

Sementara permasalahan pemanfaatan energi baru terbarukan

khususnya PLTA Sei Kayan dan Sei Mentarang adalah belum selesainya masalah status lahan.

33. Ketransmigrasian

Permasalahan pada Urusan Ketransmigrasian adalah kesiapan tempat transmigran tidak sesuai dengan yang diharapkan;

kesiapan sumber daya manusia yang dikirim menjadi

(44)

BAB III  

 

RANCANGAN KERANGK

A EKONOMI DAERAH  

 

DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 

 

3.1. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH

Struktur perekonomian Kaltara sebagai provinsi ke-34 memiliki

persentase sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang relatif kecil pada tahun 2012. Persentase sumbangan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltara terhadap PDB

Indonesia hanya sebesar 0,3%. Hal tersebut merupakan persentase yang paling kecil diantara seluruh provinsi yang ada di Pulau

Kalimantan (Tabel 3.1). Kendati demikian, sumbangan Kaltara

terhadap PDB Indonesia masih lebih tinggi daripada Provinsi Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara. Tiga provinsi

yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia adalah

DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat, dengan persentase

masing–masing sebesar 17,8%, 15,6%, dan 14,5%.

Tabel.3.1. Sumbangan Masing-masing PDRB Provinsi terhadap PDB Indonesia Tahun 2012

Provinsi Pangsa Provinsi Pangsa

Aceh 1,5% Kalimantan Barat 1,3%

Sumatera Utara 5,3% Kalimantan Tengah 0,8%

Sumatera Barat 1,7% Kalimantan Selatan 1,4%

Riau 4,2% Kalimantan Timur 4,8%

Jambi 0,8% Kalimantan Utara 0,3%

Sumatera Selatan 2,9% Sulawesi Utara 0,8%

Bengkulu 0,4% Sulawesi Tengah 0,8%

Lampung 1,7% Sulawesi Selatan 2,4%

Kep. Babel 0,5% Sulawesi Tenggara 0,6%

Kep. Riau 1,9% Gorontalo 0,1%

DKI Jakarta 17,8% Sulawesi Barat 0,2%

Jawa Barat 14,5% Nusa Tenggara Barat 0,8%

Jawa Tengah 8,4% Nusa Tenggara Timur 0,6%

(45)

Jawa Timur 15,6% Maluku Utara 0,1%

Banten 4,0% Papua Barat 0,5%

Bali 1,3% Papua 0,9%

Sumber: Diolah Dari BPS (2013)

Sumbangan sektor terbesar bagi PDRB Kaltara selama

2012-2014 didominasi oleh empat sektor, yaitu: (1) sektor

pertambangan dan perminyakan, (2) sektor perdagangan dan

restoran, (3) sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, dan (4) sektor industri pengolahan.

PDRB Kalimantan Utara menurut penggunaan pada tahun

2013, masih didominasi oleh komponen ekspor impor dengan kontribusi 50,14 persen (net ekspor). Disusul pengeluaran

pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 21,17 persen dan

pengeluaran untuk komsumsi rumah tangga yaitu 19,44 persen. Sedangkan pertumbuhan untuk semua komponen tahun 2013

mengalami percepatan dibanding tahun sebelumnya kecuali pada

penggunaan perubahan inventori dan ekspor impor. Tahun 2013, sektor pertambangan dan perminyakan mendominasi PDRB

Kaltara dengan kontribusi sebesar 47,4%. Hal ini disebabkan,

karena usaha pertambangan dan perminyakan yang ada di Kaltara merupakan sektor yang telah memainkan peranan penting

sebelum adanya pemekaran wilayah dari Provinsi Kaltim. Sektor

industri pengolahan merupakan sektor terpenting kedua setelah sektor pertambangan dan perminyakan. Hal ini terjadi karena

beberapa perusahaan minyak dan tambang yang berada di

Kaltara melanjutkan produksi bahan mentah yang mereka eksplorasi dan eksploitasi untuk menjadi produk setengah jadi

ataupun produk jadi. Oleh sebab itu, sektor perminyakan dan

pertambangan serta sektor industri pengolahan mendominasi

sebagai sektor penyumbang terbesar terhadap PDRB Kaltara

(46)

Gejolak ekonomi yang terjadi di pasar internasional secara

umum telah memberi imbas pada situasi perdagangan di

Kaltim-Kaltara. Gejolak ini tentu saja berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi Kaltim-Kaltara. Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara pada tahun 2011 sebesar 8,69

persen, lalu meningkat menjadi 10,41 persen pada tahun 2012.

Peningkatan ini karena peningkatan produksi batubara yang booming pada tahun tersebut. Harga yang tinggi, membuat

pengusaha batubara maksimal memanfaatkan momentum

tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Namun, pada tahun 2013 harga batubara dunia mengalami penurunan yang

sangat tajam, sehingga berpengaruh terhadap kinerja ekonomi

Kalimantan Utara yang melambat menjadi 4,56 persen. Melambatnya perekonomian Kalimantan Utara tahun 2013,

juga dikarenakan trend penurunan yang terjadi pada komoditas migas.

Tidak berbeda jauh dengan pertumbuhan ekonomi dengan

migas, kinerja ekonomi Kalimantan Utara tanpa migas juga mengalami perlambatan. Pada periode tahun 2011 – 2012,

ekonomi Kalimantan Utara masih tumbuh pada level dua digit,

namun pada tahun 2013 laju pertumbuhannya melambat menjadi sebesar 6,20 persen. Perlambatan ini dipengaruh oleh

perlambatan di subsektor pertambangan tanpa migas (batubara). Subsektor ini pada tahun 2012 tumbuh sebesar 22,80 persen,

namun pada tahun 2013 subsektor batubara hanya tumbuh

1,70 persen.

Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Provinsi Kalimantan Utara menurut Lapangan Usaha pada Tahun 2013 sebesar 4,56% dengan Migas dan Non Migas sebesar

6,20%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar

Gambar

Gambar 1.1. Peta Pembagian Wilayah Provinsi Kalimantan Utara
Tabel. 2.2. Penduduk Kepadatan Kabupaten / Kota Tahun 2012-2013 :
Tabel 2.3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan   Menurut Lapangan Usaha Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2011-2013
Tabel 2.4. Struktur Ekonomi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013-2014 Atas Dasar Harga Berlaku (persen)
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 28 ayat (3) Undang- Undang Nomor 14 Tahun

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang | 267 konteks pemecahan masalah; (d) Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and

1) uang dan/atau setara uang, dalam hal ini termasuk tapi tidak terbatas pada voucher dan cek, yang diberikan kepada Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara di

Bahwa,Upaya pengembangan kepariwisataan tidak mungkin dapat dilakukan tanpa campur tangan para stakeholder daerah, Melalui Dinas Kebudayaan dan PariwisataaKota

Sedangkan Syaichu (2013) menyatakan bahwa Inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabiltas bank. Terjadi dua pendapat yang bertentangan dalam penelitian – penelitian

Pengolahan data menggunakan sistem yang baru memiliki kelebihan dibanding yang lama, seperti dalam pengolahan data menjadi lebih cepat, data lebih aman karena

Capella Medan dijelaskan oleh variabel bebas berupa stres kerja dan kepuasan kerja dan sisanya sebesar 29,3% di pengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak

a) Kesadaran, artinya seseorang yang bermoral menyadari betul bahwa sesuatu itu benar, baik berdasarkan pengetahuan maupun berdasarkan perasaannya. b) Percaya