• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jilid-15 Depernas 24-Bab-128

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jilid-15 Depernas 24-Bab-128"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 128. BIDANG KOMUNIKASI SEKTOR: PERHUBUNGAN DARAT BAGIAN : ANGKUTAN BERMOTOR

§ 1603. Keadaan sekarang.

a. Tentang penetapan trajek dan dasar pertimbangannja. Dasar pertimbangan jang dipakai dalam menetapkan trajek djalan umum sebagai trajek otobis umum, jaitu dengan maksud agar tiap otobis jang bepergian mengetahui kemana ia dapat pergi, djam berapa ia dapat berangkat, berapa biaja pengangkutan dan lain.

Diadakan trajek untuk mengkoordinasikan antara pengangkutan ber-motor dan kereta api, terutama jang paralel dengan kereta api, djuga untuk kebutuhan dan ini dapat dilihat dari permintaan idjin djadi setjara pasip sadja, Namun sekarang sedang diusahakan untuk mengambil sikap jang positip dari Pemerintah jaitu mentjoba mengetahui kebutuhan dan sesudah ini tertjapai, lantas diadakan planning.

Tapi ada bahaja kalau kita mengadakan estimate terlalu besar, karena akan ada bus/truk jang harus berdjalan menurut tijdschema akan kosong.

Pendapat lain mengemukakan, bahwa menunggu permintaan idjin ter-lalu pasip, sebaiknja Pemerintah harus bertindak aktip, jaitu dengan suatu penjelidikan jaitu inschakelen instansi atau swasta jang berkepen-tingan dalam soal ini.

Kalau ada pendapat jang menggambarkan se-olah2 ada

(2)

material itu verspreiding dari pada produksinja. Kalau dulu kita mentjoba, hal ini dirasa tidak akan berhasil karena pada umumnja dulu dari djembatan2 jang lain

djuga ada gegevens, sedangkan sekarang sudah mulai ada dari pada Pemerintah disegala bidang.

(3)

Soal lain jang dikemukakan ialah hendaknja pengangkutan hanja diserahkan kepada para pengusaha jang hanja mengusahakan pengang-kutan sadja, djangan diberikan kepada badan2 lain. Djuga kalau hal ini diserahkan kepada swasta, harus ada Badan Koordinasi, tidak sadja dalam pemberian trajek tapi djuga dalam hal muatannja, jaitu dibentuk-nja sematjam "Vrachten Bureau".

b. Tentang Daja angkut.

1. Daja angkut kendaraan bermotor untuk penumpang rata2 selama tahun 1959 ialah :

(a) Djawa = 35 orang luar ,, = 20 -- 28 orang,

(b) berdasarkan djumlah kendaraannja selama tahun 1958 mobil penumpang 72.00

Autobus 8.400 +

lain2 djenis 230.000

+ daja angkut umum 12.000 ton (183.000 orang) bukan umum 1.000 ton (lk. 15.000 orang).

2. (a) daja angkut mobil gerobak diambil rata2 untuk tahun 1959 di : Djawa 3% ton

Luar ,, 2% ton

(b) berdasarkan djenis kendaraan selama tahun 1958 mobil gerobak 42.000 ton

truck umum 58.000 ton bukan truck umum 34.000 ton

(c) Menambah keterangan diatas itu memang dimengerti tetapi dalam perhitungan jang diadjukan dari djumlah jang disebut tadi kira2 50% sudah berumur 10 tahun. Untuk djangka waktu 5 tahun ini sudah harus diganti jang 50% tadi ada kemung-kinan kebenaran dari taksiran ini, ditambah dengan, perhitungan 50% dari pada kendaraan ini dianggap sudah lebih dari 10 tahun umurnja, jang berarti tidak bisa djalan, akan tetapi ada diantara mereka jang bisa mendjalankannja, sebab dengan keachlian dan kesergapan untuk me-nukar² atau meng-ganti2 -nja, sehingga perkiraan prosentase rata2 75% memang dapat diterima.

3. Dari inspeksi di-daerah2 didapat angka2 (kira2) mengenai angka rieel dari jang berdjalan tadi.

(a) di Djawa l.k. 80% diluar „ l.k. 70%

(b) tapi harus diingat bahwa 50% dari kendaraan sudah berumur lebih dari 10 tahun sehingga harus ada penggantian.

(4)

4. Daja angkutan rieel dari kendaraan jang berdjalan,

— Kalau diperkirakan rata² satu truk dapat berdjalan dalam 1 hari kira2 200 km, dengan 240 hari berdjalan dalam satu tahunnja, dengan daja angkut jang telah dikemukakan tadi (sub b) perhitungan harus selalu mengingat prosentase jang tidak ber-djalan tadi.

Bila pada umumnja djalannja lebih banjak daripada truk jaitu 250 km dan 300 hari dalam satu tahun.

— DAMRI : 70% X tempat duduk X 250 km X 250 hari.

5. Tentang Perbandingan kendaraan bermotor dan kebutuhan.

Djumlah kendaraan masih sangat kurang. Kenaikan daja angkut dan kenaikan kebutuhan akan angkutan tidak seimbang. Ini dirasa terutama di_daerah² (baik penumpang maupun barang) :

(a) dimana tidak terdapat Kereta Api.

(b) didaerah dimana ada pembangunan istimewa (projek² raksasa, mis. Djatiluhur dsb.).

(c) di-daerah² operasi dimana banjak alat pengangkut dilikwida-sikan.

(d) setjara berkala didaerah pusat hasil bumi pada waktu panen. (e) didaerah pengekspor hasil hutan.

(f) djuga djangan dilupakan faktor keadaan djalan,

6. Faktor2 penghambat lantjarnja pengangkutan, (a) Djalan-djalan :

(1) keadaan djalan² pada umumnja rusak

(2) klassifikasi djalan² jang menghubungkan tempat² jang penting tidak sama (ada sebagian kelas II sebagian kelas III dapat merupakan penghambat)

(3) djalan2 di Indonesia agak terlalu sempit

(4) adanja halangan² lalu-lintas lambat jaitu didjalankan oleh hewan maupun manusia

(b) Kendaraan kurang perlengkapan. (c) Spareparts:

(a) kekurangan spare-parts sehingga penggunaan kurang effesien

(b) tidak stabilnja harga alat keperluan mobil (c) harga onderdil sekarang meningkat 1000% (d) Hal² lain :

(1) peraturan jang ada mengandung maksud untuk melindungi Kereta Api terhadap persaingan kendaraan bermotor jang njatanja menghambat lantjarnja angkutan

(5)

(3) banjaknja penggunaan kendaraan umum untuk matjam² kepentingan

7. Tentang Daja Ekonomis kendaraan bermotor.

Bus 1. (a) auto baru bisa sampai 6 tahun, sesudah itu harus direvisi

(b) kalau djalan djelek hanja sampai 3 tahun sadja

(c) kalau dari sudut djumlah kilometer diambil dalam satu harinja 320 km (paling tinggi), tjuma bisa berdjalan dalam waktu 3 tahun

(d) paling tjepat kalau dihitung berdasarkan kilometer, (djalan dalam perhitungan dengan tahun)

2, Dari DAMRI selama levensduur itu diperlukan ialah 50% dari harga beli dengan perintjian sbb. :

tahun pertama 5%

kedua 7½%

ketiga 10% keempat 15%

Truk 1. (a) truk lebih lama tahan sebab tidak selalu berhenti sebentar2 (b) ada Baja tahan 5, 3, atau 2 tahun tergantung keadaan

djalan dan pemeliharaan jang baik

(c) djuga faktor² marketing dan kestabilan valuta harus diperhitungkan

(d) untuk penentuan levensduur harus dilihat djuga dari mana datangnja dari pengusaha ataukah dari rakjat. 2. (a) kalau mengingat afschrijving 5 tahun untuk repla-cement mestinja dipergunakan 20% (jang belum pernah ditjapai).

(b) antara tahun2 1955, 1956, 1957 dimana harga mobil agak stabil (berarti ada persesuaian antara permintaan dan penawaran), hanja ada import mobil 6 -7% dari seluruh impor. Maka disangsikan apakah replacement atau penambahan dapat ditjapai dalam dua tahun, tiga tahun dsb. Sebab kalau hanja sampai 7% untuk replacement sadja memakan waktu. 17 tahun,

8. Pemakaian kendaraan bekas Angkatan Perang, (a) biasa tjukup ekonomis sampai 4 — 6 tahun,

(b) (1) mengenai harga kalau hanja chasis harga total Rp. 135.000,-- (baru Rp, 325,000).

(2) kalau komplit kira2 Rp. 450.000 (13/

(6)

(3) umumnja telah diapkir oleh A.P. (matjam² sebab, ada jang masih baru tapi ketabrak dsb. praktis baru).

(4) mengenai harga itu afval karena terlalu mural. 9. Perhitungan Tarip angkutan,

Perhitungan biaja per 1 km.

Biaja kepegawaian ...Rp. 1,05 ,, umum ………. ,, 0,085 ,, perniagaan ………..……… ,, 0,49 ,, penjesuaian harga kendaraan ……… ,, 1,36 ,, kendaraan ……… ,, 2,14 ,, pendjualan kartjis ……… ,, 0,325

Total kostprijs Rp. 5,45 Laba ,, 0,55

Rp. 6,─

Djadi tarip bus per km Rp. 6.00.

Daja angkut setiap bus 33 orang jaitu 30 penumpang dan 3 orang pegawai. Diambil rata2 daja muatan 20, djadi tarip penumpang per km Rp. 6,-- : 20 = Rp. 0,30 per 1 km. Penetapan Pemerintah Rp. 0,23, dengan sendirinja para pengusaha akan berusaha supaja tempat duduk semua penuh, sehingga rata2 mendjadi 23 X Rp. 0,30 = Rp. 6,90 djadi untung. Dalam satu bulan berdjalan 25 hari, dalam satu tahun 280 hari jakni 10 bulan a 25 hari = 250 hari dan 2 X 15 hari (2 X 15 hari lagi untuk persediaan keur tiap 6 bulan) = 30 hari.

Djadi jang 10 bulan 250 X 300 km = 75.000 km. Dua bulan 30 X 300 km = 9.000 km.

Djumlah satu tahun 360 hari, sedang bus jang didjalankan 280 hari djadi perhitungannja mendjadi (360 : 280) X 100% = 120%. Kalau orang mempunjai idjin trajek 5 bus djalan harus mempunjai 6 bus djalan.

Harga dihitung chasis berikut ban Rp. 350.000 ; carrosserie Rp. 1000.000 ; ban Rp.

3.000,--Djadi daja ekonomis dalam 5 tahun

Chasis ...5 X 84.000 km = 420.000 km. Carrosserie ...40 X 7.000 km = 280.000 km. Ban diperhitungkan 90 hari... 90 X 300 km = 27.000 km.

10. Tentang industri sepeda.

(a) Jang tertjatat (artinja jang memenuhi sjarat2 dari Pemerintah) ada 16 perusahaan assembling dengan kemampuan produksi 300.000 setahun.

(7)

(b) Devisen jang disediakan bagi mereka sedemikian djumlahnja sehingga dapat bekerdja 100%, karena Pemerintah mengang-gap fungsi sepeda sebagai fungsi ekonomi terutama di Djawa. Dalam rangka penghematan devisen maka apa jang dapat dibuat di Indonesia tidak boleh dimasukkan (sadel, ketting-kas, bagasi belakang, dan jang dibuat dari karet).

(c) Jang menimbulkan kesulitan ialah banjaknja perusahaan jang tak mempunjai peridjinan, dan penggunaan merk jang dapat dikatakan bersifat pemalsuan (antara lain penggunaan pipa2 waterleiding),

(d) Langkah jang menudju indusri sepeda jaitu dalam rangka pendirian hoogoven dan staalplan berusaha membuat pipa2 didalam negeri.

11. Tentang keadaan benkel2 di Indonesia. (a) kurangnja bengkel, djuga montirnja,

(b) hendaknja 100 buah kendaraan dengan satu bengkel,

(c) kekurangan ketjakapan dari bengkel2 sehingga tidak bisa menjelesaikan werkorder,

(d) kekurangan alat2 sehingga sering dikerdjakan setjara primitip. (e) management dari bengkel2 itu perlu mendapat penindjauan

djuga.

(f) kekurangan sparetools (jang dibutuhkan dalam pekerdjaan tools) jang boleh dikatakan tiap tahun pergantian type baru. (g) kurangnja shop manuals jaitu buku2 jang mengadakan guide

tentang service dan reparasi,

(h) perlu supaja tersebarnja spareparts didjamin, djuga montir2nja,

(i) sjarat2 daripada bengkel: (1) mempunjai service station (2) „ liften

(3) ,, bruggen

(4) ,, electrische spuiten

(5) dikepalai oleh orang jang berpendirian teori di Indonesia hanja 50%.

(j) terlalu terpusat di-kota2 besar, kurang tersebar,

(k) kurang montir, equipment, lebih baik bengkel jang ada diper-tahankan dan diperbaiki mutunja,

(1) kurangnja peraturan pemerintah jang berbentuk vestiging-wet, sehingga sjarat tidak tjukup dapat mengumpulkan semua keterangan2 karena pendirian bengkel pada umumnja tidak memerlukan idjin, djadi pengaturan, penertiban dan penga-wasannja dari pihak Pemerintah djuga tidak bisa dikerdjakan setjara seksama,

(8)

12. A s s e m b l a g e .

(a) Untungnja diadakan assembling di Indonesia.

(1) keuntungan jang terang ialah devisen, karena lebih eko-nomis dibanding dengan C.K.D. (Complete Knock Down) jang dibikin diluar negeri, untuk djelasnja 1 mobil jang kita assemblir Rp. 22.000 lebih murah daripada jang CDK diluar negeri. Dalam tahun 1959 ada 2.000 ken-daraan jang diassemblir.

Djadi keuntungan ada 2.000 X Rp. 22,000 = Rp. 44,-djuta Semi Knock Down (SKD) pick-up, bus, truk rata' menghematkan 17%, untuk personen wagen ...10%.

CDK pick up, bus, truk ...21%. personen wagen ...15%.

(2) kedua ialah memberikan kesempatan bekerdja kepada buruh² dan ini dapat membawakan skill jang merupakan hal jang perlu dan tak dapat diabaikan untuk menudju kemanufacturing (tussenphase).

(b) Tentang djumlah assembling di Indonesia.

Ada dua djenis/tingkat assembling jaitu penuh dan service station jang diperbolehkan mengassemblir tetapi tak diberi djaminan devisen.

Ada 17 lisensi jang. dikeluarkan berdasarkan kemampuannja tetapi jang djalan hanja 12 (2 di Medan, Makassar 1 belum djalan, Bandung 1 belum djalan, jang lainnja di Djakarta dan Surabaja).

Kapasitet tergantung daripada equipment (jang terbesar Gaya Motor dan I.S.A. dengan kapasiteit tiap tahun 2700, bila full capasity djadi kira² 3.000. Jang lain² menginqat equipmentnja tidak diberikan mengingat maksud Pemerintah untuk meredusir djumlah merk dan assembling).

Tahun 1957 dikerdjakan 10 perusahaan 8.000; tahun 1958 4.8000,

(c) Tentang kesulitan² perusahaan Assemblage di Indonesia. (1) Kekurangan tenaga jang muda dan. geschoold (jang ada

sekarang sudah agak tua), perlu adanja pendidikan kader.

(2) Terlalu tjepatnja keadaan tehnis sekarang ini (sehingga perlu diperbanjaknja sekolah² tehnik).

(3) Kesukaran berdasarkan liaensi² jang lebih banjak ber-sandar pada formalitet daripada kenjataan.

(9)

(5) Blokkering dari kendaraan jang dimulai dengan trans ketiga tahun ini, tetapi hendaknja blokkering itu disertai pula dengan financiering.

(6) Kesukaran pengangkutan laut/ongkos jang tinggi (assembling untuk Medan untuk pulau² lain) agar diidjinkan pula.

§ 1604. Keadaan jang mendjadi tudjuan

a. Daja angkut apabila tiada rintangan.

Kalau dihilangkan rintangan² maka dapat ditjapai kapasitet sebagai berikut : untuk luar kota bus = 100% X tempat duduk X 200 km X 300 (hari), untuk dalam kota 100% X tempat duduk X 200 km X 300 (hari).

Jang 60 hari diisi dengan bus tjadangan (60/300 X 100% = 20%, djadi persediaan bus harus 100% + 20% = 120%.

b. Usaha untuk mentjapai keadaan optimum.

1. Dengan dihilangkan semua rintangan² jang disebut tadi.

2. Peridjinan trajek supaja dipermudah, supaja semua bus dapat di-djalankan.

3. Supaja disesuaikan sjarat2 tehnik pembuatan djalan dengan tehnik pengangkutan (sehingga tak ada suatu trajek dengan matjam² klas djalan).

4. Kurangnja disiplin pemakaian djalan menjebabkan kendaraan bermotor mengganggu lalulintas.

5. Rentjana lain jaitu mengadakan djalan tersendiri bagi lalu-lintas-lambat. Mengenai berapa lebar djalan jang dikehendaki tidak dapat dikatakan begitu sadja, karena dalam keadaan sekarang kendaraan dipaksa tunduk pada keadan djalan. Sebagai antjer² sadja hendaknja untuk lalu-lintas searah lebar djalan 120% dari lebar kendaraan jang terbesar dan untuk jang bukan searah 225% dari kendaraan jang terbesar, ini adalah ukuran minimum.

c. Taksiran Alat² Bermotor, Bus dan Truk jang dibutuhkan 1961-1965.

1. 4000 replacement dan 4000 tambahan. Ini perhitungan didasar-kan: kendaraan² jang sudah berumur lebih dari 10 tahun daja angkutan tinggal 50%, djadi kira² tinggal 50% X 105.000 = lebih kurang 50.000 ton,

Ini harus diganti dalam 5 tahun berarti 1/5 X 50.000 ton = 10.000 ton setiap tahun ini merupakan lebih kurang 40.000 ken-daraan. Dilihat dari rentjana luasnja djalan (Kalimantan misalnja) maka diperlukan tambahan 4000 kendaraan lagi.

2. Harga truk/bus dalam c.i.f, 85,000 berarti untuk 20% harus di-sediakan 850 djuta devisen satu tahun.

(10)

3. Djadi ini 20% dari kendaraan jang ada tiap tahun, karena djika jang 50% dalam 5 tahun sudah diganti, berarti jang 50% lagi sudah mendjadi tua, djadi harus diusahakan djuga gantinja, jang 50% itu umurnja kebanjakan djuga 5 tahun, Djadi itu harus di -usahakan djuga diganti sesudah 5 tahun dan ditambah dengan jang baru 20% tiap tahun, djadi kira2 40% ialah jang ideaal.

d. Pengaturan, penjebaran onderdeel jang memuaskan.

1. Persediaan devisen tidak memuaskan dengan akibat seretnja onderdil.

2. Penjaluran/Distribusi tidak memuaskan (import-dealer-toko-konsumen). Jang disarankan hendaknja dealer dan toko dihapus-kan tetapi diganti dengan Bank Pengangkutan (importir meng-ambil credit dari bank djuga). Dengan demikian distribusi bisa lebih tjepat langsung dari importir kepembeli/konsumen,

3. Untuk dengan gampang mendapatkan onderdil importir auto ini sendiri jang harus menjediakan onderdil, djadi apabila mereka mendapat 1 djuta untuk mobil maka onderdil paling sedikit djuga harus 1 djuta dan mereka diwadjibkan mendistribueer alat² ini kepada siapapun jang mempunjai mobil dengan demikian perusa-haan onderdil djuga harus dihidupkan. Lagipula jang diidjinkan mengimpor hanja importir onderdil jang chusus sadja, selain mereka djangan diberi idjin, hal ini untuk menghemat djuga.

Lagipula harus dipertimbangkan pembuatan spareparts sendiri didalam negeri, ini bisa dalam rantjangan djangka pandjang. Organisasi dari gabungan perusahaan angkutan jang djuga telah mendapat bimbingan dari Pemerintah harus disehatkan untuk lebih memudahkan penjaluran onderdil.

Kurang pengertian akan djenis apa jang harus diimpor telah menjebabkan dikeluarkan peraturan jang hanja membolehkan automerkenhouders dan auto-assemblers sadja jang boleh meng-impor onderdil.

Para pendjual onderdil harus mempunjai daftar harga jang dapat dilihat umum, ini untuk memudahkan pengawasan.

4. Untuk tahun 1960 disediakan untuk spareparts 600 djuta sedang-kan kendaraan disediasedang-kan 350 djuta. Soal impor onderdil memang oleh Pemerintah tidak akan di ,,Pemerintahkan’’.

e. Tentang standarisasi/Normalisasi dan kekurangan2-nja,

Harus diingat keadaan2 baik diluar negeri maupun didalam negeri sebab keadaan2 ini dapat mendjepit Indonesia dalam kebutuhan mobil dan sparepartsnja.

Untuk menudju pada standarisasi/normalisasi harus didahului dengan tindakan pengurangan merk2 jang ada.

(11)

Tindakan standarisasi akan merupakan kerugian pada pengetahuan bangsa kita tentang seluk-beluk mobil² oleh karena didalam kita menudju pada industri sendiri membutuhkan aanschouwelijke onder-wijs. sehingga kita akibatnja akan kekurangan bahan. Lagi pula para pekerdja akan eentonig.

Djumlah merk janq pernah datang ke Indonesia ada 170 merk (bukan type). merk jang diimport ada 75 merk terdiri dari 115 type. Menge -nai berapa djumlah merk jang sebaiknia diambil ada beberapa pen-dapat: Ada jang mengadjukan sampai 10 merk sadja, sedang Departemen Perhubungan mengadjukan 18 merk diantaranja 5 diesel. Sebagai dasar janq diambil ialah kwaliteit djumlah merk jang sudah ada di Indonesia dan tentang interchangable daripada sparepartsnja. Sedang dari DAMRI mengusulkan 8 merk masing² dari tiap2 blok 4 merk.

f. Diesel Bensin

1. nilai ekonomi dari diesel 1. hanja sampai 440.000 km. sampai 675.000 km,

2. minjak solar harganja 2. Bensin Rp, 2,20

3. Eksploitasi lebih murah 3. ,, daripada bensin.

4. 1 liter solar tjukup untuk 4. 1 liter bensin 3 -- 4 km. 10 -- 15 km,

5. Biasania lebih bersifat 5. Biasanja hanja mobil sadja. multipurpose (untuk kapal,

mobil, listrik dsb.).

g. Penggunaan se-effesien-effisiennja.

1. Untuk barang adalah effisien djika memuat 3½ ton ,, orang ,, ,, ,, ,, 35 orang

hal mana dapat hanja pada djalan kelas II untuk dialan² jang lebih rendah harus dikurangi, karena kalau tidak akan kurang effisien lagi,

2. Untuk daerah2 dimana ada kereta api dimana kendaraan ber-motor hanja merupakan komplemen djalan kelas II sudah tjukup tapi bagi daerah2 sang semata2 tergantung pada kendaraan ber-motor harus djalan kelas I itu,

h. Saran-saran jang diadjukan untuk memperbaiki keadaan.

1. Departemen Perhubungan mempunjai keinginan untuk Indonesia : 30 first class shop equipment

100 second class 250 third class dan 1000 service station

(12)

2. Biaja jang direntjanakan 118 djuta rupiah devisen. Untuk satu first class, untuk toast dan equipment ada 40.000 dollar.

Untuk gedung² 3 a 4 djuta rupiah.

3. Kita tidak begitu sadja mengadakan bengkel tanpa mengingat dan teknis kendaraan bermotor itu.

4. Bagaimana mendapat sparepart jang se-mudah²nja.

5. Bagaimana soal mendapatkan tenaga buruhnja (tenaga achli) dan sebagainja.

6. Departemen P,P. & K, hendaknja memperhatikan adanja sekolah2 jang didirikan Pemerintah chusus untuk para montir.

7. Gangguan akibat kena giliran aliran listrik. bengkel² jang tidak mempunjai listrik sendiri supaja djangan terkena giliran.

8. Dari Gaja Motor ada kursus untuk tenaga jang dikirim dealer tapi sajang perhatian kurang sekali,

Djuga Indonesia Service memberikan kursus setjara theori jang mendalam maupun praktek.

9. Usaha pendidikan harus terutama dilakukan bersama oleh perusahaan2nja sehingga merupakan human investment, sebab Pemerintah akan sangat keberatan karena budget.

i. Usaha memperbaiki perusahaan-perusahaan assembling.

1. Harus disediakan tjukup devisen.

2. Diusahakan mengurangi perusahaan assembling dan menaikkan sjarat-sjarat teknis dari perusahaan assembling, perbaikan tools dan equipmentnja.

3. Pembentukan Bank jang dapat memberikan modal perusahaan² itu.

4. Kalau ditindjau dari sudut devisen usaha ini kurang memuaskan keadaan ini dapat ditolong dengan mendatangkan mobil². dalam bentuk C.K.D, atau ditjari djalan keluar dengan penggunaan

devisen dalam rangka alokasi free import.

5. Diperlukan assembling jang tersebar di : Djakarta

Surabaja Medan Palembang Makasar.

(13)

j. Tentang kemungkinan pembuatan onderdil di Indonesia.

1. Kemungkinan dengan industri mesin dan industri karet Indonesia dalam phase pertama mentjari djalan dan mengadakan persiapan untuk sparepart sesuai dengan pendapat para assembleer jang bersifat besi dan karet, pula dengan persetudjuan fihak pabrik (koordinasi dalam pembuatannja).

2. Pembuatan body/body building jang sudah dimulai G.M. (1963 sudah harus memproduksi pelat2 pada tahun 1964 akan berdjalan dengan kapasitet 50 -- 80 ribu setahun).

Tentu dengan bimbingan dalam bentuk jang dikehendaki leve-ransier dari pabrik² dan djuga oleh tehnik kita sendiri jaitu dengan projek hoogoven jang akan didirikan di Lampung.

Jang telah ditjapai di Indonesia

1. Hanja dalam hal body-building sadja bisa ditjapai dalam tiga tahun, karena pada tahun 1960 telah dimulai dikerdjakan dengan bantuan tenaga achli dari luar negeri.

2. Tenaga itu sekarang diperlukan tetapi dalam 5 tahun harus sudah diganti oleh tenaga sendiri.

§ 1605. Untuk menghemat dan menggunakan alat2 pengangkutan motor didalam kota besar jang memerlukan dinas pengangkutan motor karena djarak jang sangat besar, maka dalam tiap kotapradja diadakan hanja satu perseroan terbatas dimiliki oleh kotapradja atau kotapradja bersama swasta.

Semua bus atau truck djawatan diserahkan kepada perseroan terbatas tersebut.

Hanja djawatan jang mempunjai dinas 24 djam dalam satu hari seperti P.T.T. dan sebagainja diperkenankan memiliki bus ketjil untuk mengangkut pegawainja diwaktu malam,

Bus D.A.M.R.I. ditugaskan mendjalankan dinas antar-kota.

§ 1606. Biaja jang disediakan dalam Rentjana I

Referensi

Dokumen terkait

Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran e-learning pada mata kuliah Termodinamika

Mulyasa, beliau mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang

[r]

Blog pada dasarnya merupakan website. Namun, terdapat beberapa ciri khusus yang terdapat pada blog sehingga sedikit membedakan dengan website. Ciri-ciri blog tersebut adalah

Teknik pengukuran afektif dapat dilakukan dengan berbagai ragam misal: (1) skala bertingkat (rating scale; suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan; (2)

Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat

PROSES DAN DAMPAK PROGRAM PELATIHAN TATA BOGA TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Etika merupakan ilmu normatif, berisi tentang ketentuan-ketentuan atau norma- norma dan nilai-nilai yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.. Pembahasan masalah etika