BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Hipertensi 2.1.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terlambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Hipertensi juga sering disebut sebagai pembunuh gelap (silen killer) dan mematikan. Penyakit hipertensi tidak disertai dengan gejala-gejala pada penderitanya. Kalaupun muncul gejala-gejala tersebut dianggap gangguan biasa sehingga penderita terlambat menyadari adanya penyakit hipertensi (Lanny dkk, 2004).
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Berumur 18 Tahun Sumber: Suyono, dkk (2001).
2.1.2 Etiologi Hipertensi
Penyebab dari hipertensi terbagi menjadi dua golongan, yaitu: (1). Hipertensi esensial/primer penyebabnya tidak diketahui dan ada kemungkinan karena faktor keturunan/genetik (90%). (2). Hipertensi sekunder, yaitu akibat dari kelainan pembuluh darah dan kelainan pembuluh ginjal dan gangguan kelenjar ginjal tiroid (10%). Faktor penyebab hipertensi ini erat hubungannya dengan gaya hidup yang kurang baik. Faktor keturunan mempunyai peran dalam terjadinya hipertensi, baik secara langsung maupun tidak langsung (Adib, 2009).
bagian dari makanan siap saji atau makanan sampah (junk food) (Adib, 2009).
2.1.3 Tanda dan Gejala
Secara umum, tekanan darah tinggi ringan tidak terasa dan tidak mempunyai tanda-tanda. Tekanan darah tinggi ringan pada penderita tanpa disadari. Penderita juga bisa mengetahui dengan tiba-tiba, contohnya pada saat penderita melakukan pemeriksaan kesehatan, atau pada saat melakukan pemeriksaan untuk asuransi jiwa. Kadang-kadang tanda-tanda tekanan darah tinggi disertai dengan sakit kepala, pusing, gugup, dan palpitasi (Knight, 2006).
Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda pada tingkat awal. Kebanyakan orang mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing, berdebar-debar, dan berdengung ditelinga merupakan tanda-tanda hipertensi. Tanda-tanda tersebut sesungguhnya dapat terjadi pada tekanan darah normal, bahkan seringkali tekanan darah yang relatif tinggi tidak memiliki tanda-tanda tersebut. Cara yang tepat untuk meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanannya. Hipertensi sudah mencapai taraf lanjut, yang berarti telah berlangsung beberapa tahun, akan menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek, pandangan mata kabur, dan mengganggu tidur (Soeharto, 2004).
2.2 Konsep Dasar Peran Keluarga 2.2.1 Pengertian Keluarga
masyarakat dan individu). Tujuan utama keluarga adalah sebagai perantara, keluarga menanggung semua harapan-harapan dan kewajiban-kewajiban masyarakat, sehingga keluarga dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap individu dalam keluarga (Friedman, 1998).
2.2.2 Struktur dan Fungsi Keluarga
Setiap dari anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi dan sosial. Keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan dan harapan dari semua individu yang ada dalam unit tersebut. Keluarga juga diharapkan mampu untuk bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan dari orangtua dan anak-anak. Hal ini merupakan tugas yang sangat sulit, dimana keluarga juga harus memprioritaskan kebutuhan individu yang beraneka ragam. Jadi dapat disimpulkan bahwa tugas sebuah keluarga adalah sebagai perantara dalam kebutuhan dan tuntutan dalam sebuah keluarga (Friedman, 1998).
Friedman (1998), mendefinisikan bahwa keluarga
berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan angota
keluarganya. Fungsi keluarga tersebut:
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat 3. Memenuhi kebututuhan vital.
4. Menstabilisasikan kehidupan pasangan, seperti: kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan kebutuhan seksual.
5. Bagi anak-anak keluarga juga harus memberikan perawatan fisik dan perhatian emosional serta mengarahkan perkembangan pribadi anak. 2.2.3 Pengertian Peran
Peran merupakan salah satu seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, peran ini juga sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran juga dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Friedman, 1998).
2.2.4 Pengertian Peran Keluarga
Friedman (1998), mendefinisikan bahwa pentingnya peran keluarga dalam perawatan diet pada penderita hipertensi yaitu:
1. Keluarga merupakan salah satu tempat individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungan sekitarnya. 2. Kalau sebuah keluarga dipandang sebagai suatu sistem,
maka gangguan yang terjadi pada anggota keluarga dapat mempengaruhi seluruh sistem, sebaliknya disfungsi keluarga juga merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan pada anggota keluarga.
3. Berbagai pelayanan kesehatan ialah fasilitas yang dapat membantu penderita serta anggota keluarga dalam mengembangkan kemampuan mencegah terjadinya masalah dalam keluarga, menanggulangi berbagai masalah dan mempertahankan keadaan adaptif.
4. Salah satu faktor penyebab terjadinya pernyakit berulang adalah keluarga tidak tahu cara menangani perilaku penderita di rumah.
Dari hasil pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga berperan penting dalam proses
pemulihan dan penyesuaian kembali untuk
karena itu, peran serta keluarga dalam proses pemeliharaan dan pencegahan terjadinya penyakit hipertensi sangat diperlukan. Sangat diharapkan bahwa keluarga dapat membantu pemulihan kesehatan pada penderita hipertensi.
2.3 Konsep Dasar Pemberian Diet Hipertensi 2.3.1 Pengertian Diet Hipertensi
Selain adanya efek samping, obat penurun tekanan darah juga dapat membuat penderita menjadi tergantung pada obat yang diminum. Diet merupakan salah satu cara untuk mengatasi hipertensi karena tanpa efek samping yang serius, metode dalam pengendaliannya juga bersifat alami. Tapi ada beberapa orang yang menganggap diet hipertensi sesuatu yang merepotkan dan tidak menyenangkan, karena ada banyak jenis makanan yang masuk dalam daftar terlarang, salah satunya adalah garam penyedap, popcorn asin, keju dan keripik kentang (Lanny dkk, 2014)
Tujuan dari diet hipertensi menurut Lanny dkk (2014) yaitu:
1. Mengurangi Asupan Garam
menurunkan tekanan darah. Pada umumnya kita sering mengkonsumsi lebih banyak garam daripada yang dibutuhkan oleh tubuh. Idealnya garam dapat digunakan sekitar 1 sendok teh atau 5 gram sehari. Masakan bagi penderita hipertensi yang kurang garam pastinya akan hambar bagi orang biasa. Tetapi jika penderita hipertensi menyadari akan perubahan pola makan maka masakan yang di sediakan akan menjadi makanan yang nikmat. 2. Memperbanyak Serat
Memperbanyak makan sayur atau makanan rumahan yang mengandung banyak serat untuk memperlancar buang air besar dan menahan sebagian asupan natrium. Salah satu jenis makanan rumahan yang mengandung tinggi serat yaitu sayuran berdaun hijau seperti bayam, lobak hijau serta buah-buahan seperti alpukat, papaya, tomat dan apel. Penderita hipertensi sebaiknya menghindari makanan kalengan atau makanan siap saji dari restoran, karena dikuatirkan mengandung banyak pengawet dan kurang serat.
3. Menghentikan Kebiasaan Buruk
kerusakan pembuluh darah dengan mengendapkan kolesterol pada pembuluh darah jantung coroner, sehingga jantung bekerja lebih keras. Sedangkan minum alkohol dapat memacu tekanan darah. Selain itu, minum kopi juga dapat memacu detak jantung. Menghentikan minum kopi berarti menyayangi jantung supaya tidak terbebani lebih berat.
4. Pemenuhan Kebutuhan Magnesium
Kebutuhan magnesium menurut kecukupan
magnesium yang dianjurkan adalah sekitar 350 miligram. Kekurangan asupan magnesium terjadi karena dengan semakin banyaknya makanan olahan yang dikonsumsi. Sumber makanan yang kaya magnesium adalah kacang tanah, bayam, polong dan makanan laut. Tetapi dalam hal ini harus hati-hati juga karena jika terlalu banyak suplemen magnesium dapat menyebabkan diare.
5. Kebutuhan Kalium
6. Manfaat Sayuran dan Bumbu Dapur
Sayuran dan bumbu dapur yang bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah, adalah:
a. Buah tomat b. Buah wortel
c. Daun seledri, sedikitnya 4 batang per hari dalam sup atau masakan lain.
d. Bawang putih, sedikitnya satu suing per hari. Bias juga menggunakan bawang merah dan bawang bombai.
e. Kunyit