• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Sebagai Pewarna Rambut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Sebagai Pewarna Rambut"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan Ketapang (Terminalia catappa L.)

Ketapang merupakan tumbuhan multiguna. Kayunya dapat dipakai untuk konstruksi rumah, bahan obat, bahkan sekarang banyak ditanam di pinggir jalan. Perawakannnya khas sekali menyerupai pagoda dengan tajuk yang terlihat bertingkat. Umumnya tumbuh alami di daerah pantai. Namun saat ini banyak dijumpai tumbuh pada daerah-daerah tropis hingga ketinggian 800 m dpl (Rini; dkk, 2011). Pohon ketapang banyak dijumpai di Asia Tenggara, dibawa dari Asia Tenggara dan menyebar ke berbagai belahan dunia lainnya termasuk India, Polinesia, Madagaskar, Pakistan, Afrika Barat, Afrika Timur, Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Hidayat dan Napitupulu, 2015).

2.1.1 Nama daerah

Pada setiap daerah tumbuhan ketapang mempunyai nama yang berbeda-beda, antara lain: hatapang (Batak); katafa (Nias); katapieng (Minangkabau); lahapang (Simeulue); ketapas (Timor); talisei, tarisei, salrise (Sulawesi Utara); tiliso, tiliho, ngusu (Maluku Utara); sarisa, sirisa, sirisal, sarisalo (Maluku); kalis, kris (Papua Barat) (Hidayat dan Napitupulu, 2015).

2.1.2 Morfologi tumbuhan ketapang

(2)

berukuran kecil, terkumpul dalam bulir dekat ujung ranting, panjang antara 8-25 cm, berwarna hijau kuning (Hidayat dan Napitupulu, 2015). Buah batu, bulat telur gepeng, bersegi atau bersayap sempit, berukuran 2,5-7 x 4-5,5 cm, berwarna hijau-kuning-merah atau ungu kemerahan jika masak (Steenis, 2005).

Gambar 2.1 Bagian tumbuhan ketapang (Subrahmanyam, 2001)

2.1.3 Identifikasi tumbuhan

Klasifikasi tumbuhan Terminalia catappa L. (Yuniarsih, 2012) Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Bangsa : Myrtales Suku : Combretaceae Marga : Terminalia

(3)

2.1.4 Kandungan kimia daun ketapang

Daun ketapang diketahui mengandung senyawa obat seperti flavonoid, alkaloid, tannin, triterpenoid/steroid, resin, saponin (Riskitavani dan Purwani, 2013).

2.1.5 Kegunaaan tumbuhan ketapang

Tanaman ketapang digunakan untuk mengobati radang rongga perut, lepra, kudis, dan penyakit kulit yang lain. Selain itu, berfungsi juga sebagai diuretik dan dipakai sebagai obat luar pada erupsi kulit (Hidayat dan Napitupulu, 2015).

2.2. Pirogalol

Pirogalol mempunyai struktur kimia seperti terlihat pada Gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Pirogalol (Sweetman, 2009).

Pemerian : Padatan hablur putih atau hablur tidak berwarna dengan berat molekul 126, 1

Suhu lebur : 133oC (Ditjen POM, 1995).

(4)

diizinkan digunakan sebagai zat pembangkit warna dengan batas kadar 5% (Ditjen POM, 1985).

2.3 Tembaga (II) Sulfat

Tembaga (II) sulfat merupakan senyawa logam yang dapat digunakan

sebagai pewarna pada rambut.

Pemerian : Berbentuk serbuk atau granul berwarna biru, transparan dengan berat molekul 249,68 (Ditjen POM, 1995).

Kelarutan : 1 g larut dalam 3 ml air; dalam 0,5 ml air panas; 1 g dalam 500 ml alkohol; 1 g dalam 3 ml gliserol (Sweetman, 2009).

Tembaga (II) sulfat digunakan dalam cat rambut yang memberikan warna coklat dan hitam. Warna tersebut terjadi karena tembaga sulfat berubah menjadi tembaga oksida (Bariqina dan Ideawati, 2001). Tembaga (II) sulfat termasuk ke dalam zat warna senyawa logam. Daya lekat zat warna senyawa logam umumnya tidak sekuat zat warna nabati, karena itu jika digunakan langsung harus dilakukan tiap hari hingga terbangkit corak warna yang dikehendaki (Ditjen POM, 1985). 2.4 Ekstraksi

(5)

2.5 Rambut

Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku dan bibir. Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat digolongkan dua jenis, yaitu rambut terminal yang kasar, mengandung banyak pigmen, terdapat di kepala, alis, bulu mata, ketiak, serta rambut velus yang halus, sedikit mengandung pigmen dan terdapat hampir di seluruh tubuh (Soepardiman, 2010).

2.5.1 Anatomi rambut

Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian rambut seperti yang terlihat pada Gambar 2.3 berikut:

Gambar 2.3 Anatomi rambut (Scott, dkk., 1976).

(6)

a. Ujung rambut

Pada rambut yang baru tumbuh serta sama sekali belum/tidak pernah dipotong mempunyai ujung rambut yang runcing.

b. Batang rambut

Batang rambut adalah bagian rambut yang terdapat di atas permukaan kulit berupa benang-benang halus yang terdiri dari zat tanduk atau keratin.

Gambar 2.4 Batang rambut (Scott, dkk., 1976).

Pada potongan melintang batang rambut dapat dibedakan menjadi tiga lapisan yang tersusun teratur yaitu:

1) Selaput rambut (Kutikula)

(7)

2) Kulit rambut (Korteks)

Kulit rambut terdiri atas sel-sel tanduk yang membentuk kumparan, tersusun secara memanjang, dan mengandung melanin. Granul-granul pigmen yang terdapat pada korteks ini akan memberikan warna pada rambut. Sel–sel tanduk terdiri atas serabut-serabut keratin yang tersusun memanjang. Tiap serabut terbentuk oleh molekul-molekul keratin seperti tali dalam bentuk spiral.

3) Sumsum rambut (Medula)

Medula terletak pada lapisan paling dalam dari batang rambut yang dibentuk oleh zat tanduk yang tersusun sangat renggang dan membentuk semacam jala/anyaman sehingga terdapat rongga-rongga yang berisi udara. c. Akar Rambut

Akar rambut adalah bagian rambut yang tertanam miring di dalam kulit, terselubung oleh kantong rambut (folikel rambut). Bagian-bagian dari akar rambut adalah sebagai berikut:

1) Kantong rambut (folikel)

Folikel merupakan suatu saluran yang menyerupai tabung dan berfungsi untuk melindung akar rambut, mulai dari permukaan kulit sampai di bagian terbawah umbi rambut. Jika bentuk folikel lurus maka rambut juga lurus. Jika bentuk folikel agak melengkung maka rambut agak berombak, sedangkan jika bentuk folikel sangat melengkung maka rambut akan keriting (Bariqina dan Ideawati, 2001).

2) Papil rambut

(8)

rambut. Papil rambut bertugas membuat atau memproduksi bermacam-macam zat yang diperlukan untuk pertumbuhan rambut. Misalnya sel-sel tunas rambut, zat protein yang membentuk keratin, zat makanan untuk rambut, zat melanosit yang membentuk melanin.

3) Umbi rambut (matriks)

Umbi rambut adalah ujung akar rambut terbawah yang melebar. Struktur bagian akar rambut ini berbeda dengan struktur batang dan akar rambut diatasnya. Sel-sel akar rambut berwarna keputih-putihan dan masih lembek. Pertumbuhan rambut terjadi karena sel-sel umbi rambut bertambah banyak secara mitosis. Pada umbi rambut melekat otot penegak rambut yang menyebabkan rambut halus berdiri bila ada suatu rangsangan dari luar tubuh (Bariqina dan Ideawati, 2001).

2.5.2 Struktur rambut

Rambut dapat berwujud tebal atau kasar, halus atau tipis, dan normal atau sedang. Keadaan atau wujud rambut dapat dilihat berbentuk lurus, berombak, atau keriting.

Struktur rambut dengan bentuk folikel memberi perbedaan pada penampang rambut sebagai berikut:

- Rambut lurus dengan folikel seperti silinder lurus, bentuk penampangnya bulat dan panjang.

- Rambut berombak dengan folikel seperti silinder yang melengkung/bengkok, bentuk penampangnya oval dan panjang.

(9)

2.5.3 Jenis rambut

a. Jenis rambut menurut morfologinya, yaitu: 1. Rambut velus

Rambut velus adalah rambut sangat halus dengan pigmen sedikit. Rambut ini terdapat di seluruh tubuh kecuali pada bibir, telapak tangan, dan kaki.

2. Rambut terminal

Rambut terminal adalah rambut yang sangat kasar dan tebal serta berpigmen banyak. Terdapat pada bagian tubuh tertentu seperti kepala, alis, bulu mata, dan ketiak.

b. Jenis rambut menurut sifatnya 1. Rambut berminyak

Jenis rambut ini mempunyai kelenjar minyak yang bekerja secara berlebihan sehingga rambut selalu berminyak. Rambut berminyak kelihatan mengkilap, tebal, dan lengket.

2. Rambut normal

Rambut ini mempunyai kelenjar minyak yang memproduksi minyak secara cukup. Rambut normal lebih mudah pemeliharaannya serta tidak terlalu kaku sehingga mudah dibentuk menjadi berbagai jenis model rambut.

3. Rambut kering

(10)

2.5.4 Fisiologi rambut

Pertumbuhan rambut

Rambut dapat tumbuh dan bertambah panjang. Hal ini disebabkan karena sel-sel daerah matrix/umbi rambut secara terus menerus membelah. Rambut mengalami proses pertumbuhan menjadi dewasa dan bertambah panjang lalu rontok dan kemudian terjadi pergantian rambut baru. Inilah yang dinamakan siklus pertumbuhan rambut (Rostamailis, dkk., 2008).

Pertumbuhan rambut mengalami pergantian melalui 3 fase, yaitu: 1. Fa se a na gen (fase pertumbuhan)

Fase anagen adalah fase pertumbuhan rambut ketika papil rambut terus membentuk sel rambut secara mitosis. Fase anagen berlangsung 2-5 tahun. 2. Fa se ka ta gen (fase istirahat)

Fase ini berlangsung hanya beberapa minggu. Selama fase istirahat, rambut berhenti tumbuh, umbi rambut mengkerut dan menjauhkan diri dari papil rambut, membentuk bonggol rambut, tetapi rambut belum rontok.

3. Fa se telogen (fase kerontokan)

Fase ini berlangsung lebih kurang 100 hari. Ketika rambut baru sudah cukup panjang dan akan ke luar dari kulit, rambut lama akan terdesak dan rontok. Pada akhir fase ini, folikel rambut beralih ke fase anagen secara spontan (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.6 Pewarnaan Rambut

(11)

Disini terjadi adsorpsi berupa fenomena antarmuka padat-cair (Mitsui, 1997). Pewarnaan rambut dapat dibedakan menjadi

1. Pewarnaan berdasarkan daya lekat zat warna. 2. Pewarnaan berdasarkan proses sistem pewarnaan. 2.6.1 Berdasarkan daya lekat zat warna

2.6.1.1 Pewarna rambut temporer

Pewarna rambut temporer bertahan pada rambut untuk waktu yang singkat, hanya sampai pada pencucian berikutnya. Pewarna ini melapisi kutikula rambut tetapi tidak berpenetrasi ke dalam korteks rambut karena molekul-molekulnya terlalu besar (Dalton, 1985).

Jenis sediaan pewarna rambut yang digunakan untuk pewarnaan rambut temporer meliputi bilasan warna, sampo warna termasuk juga kombinasinya dengan bilasan warna, krayon rambut, dan semprot pewarnaan rambut (Ditjen POM, 1985).

2.6.1.2Pewarna rambut semipermanen

Pewarna rambut semipermanen adalah pewarna rambut yang memiliki daya lekat tidak terlalu lama, daya lekatnya ada yang 4-6 minggu, ada juga 6-8 minggu. Pewarnaan rambut ini masih dapat tahan terhadap keramas, tetapi jika berulang dikeramas, zat warnanya akan luntur juga (Ditjen POM, 1985).

(12)

2.6.1.3 Pewarna rambut permanen

Pewarna rambut permanen berpenetrasi ke dalam kutikula dan terdeposit pada korteks rambut (Dalton, 1985). Pewarna rambut jenis ini memiliki daya lekat yang jauh lebih lama sehingga tidak luntur karena keramas dengan sampo dan dapat bertahan 3-4 bulan (Ditjen POM, 1985).

Pewarna permanen terdapat dalam berbagai bentuk dan macam, seperti krim, jeli, dan cairan. Bahan pewarna ini meliputi campuran zat warna nabati dengan zat warna senyawa logam, zat warna derivat fenol seperti pirogalol, dan zat warna amino seperti orto atau para diaminobenzen, aminohidroksibenzen, dan meta disubstitusi fenilendiamin. Pewarna ini berguna untuk menutupi warna rambut putih, rambut beruban, serta rambut dengan warna asli untuk mendapatkan warna-warna yang mendekati warna asli menurut selera atau zaman (Bariqina dan Ideawati, 2001).

Susunan rambut atau berbagai macam tebal rambut akan mempengaruhi daya penyerapan cat. Pada umumnya, rambut halus lebih cepat dan lebih mudah menyerap cat dibanding rambut kasar dan tebal. Keadaan rambut yang kurang sehat, misalnya kutikula terbuka, akan cepat menyerap cat warna dalam jumlah yang lebih besar sehingga mengakibatkan warna tidak merata. Jenis rambut dengan kutikula yang sangat padat atau rapat dapat menolak peresapan pewarna secara cepat sehingga memerlukan waktu olah yang lebih lama (Bariqina dan Ideawati, 2001).

(13)

warna rambut tersebut. Penggunaan sampo dan conditioner jenis tertentu sangat baik untuk rambut yang telah diwarnai (Bariqina dan Ideawati, 2001).

2.6.2 Berdasarkan proses sistem pewarnaan

Berdasarkan proses sistem pewarnaan, pewarna rambut dibagi 2 golongan, yaitu pewarna rambut langsung dan pewarna rambut tidak langsung (Ditjen POM, 1985).

2.6.2.1 Pewarna rambut langsung

Sediaan pewarna rambut langsung telah menggunakan zat warna, sehingga dapat langsung digunakan dalam pewarnaan rambut tanpa terlebih dahulu harus dibangkitkan dengan pembangkit warna, pewarna rambut langsung terdiri dari:

1. Pewarna rambut langsung dengan zat warna alam 2. Pewarna rambut langsung dengan zat warna sintetik

Zat warna alam meliputi bahan warna nabati, ekstrak warna bahan nabati. Sedangkan zat warna sintetik berdasarkan pola warna komponen warna bahan nabati.

2.6.2.2Pewarna rambut tidak langsung

Pewarna rambut tidak langsung disajikan dalam dua komponen yaitu masing-masing berisi komponen zat warna dan komponen pembangkit warna. Pewarna rambut tidak langsung terdiri dari:

1. Pewarna rambut tidak langsung dengan zat warna senyawa logam 2. Pewarna rambut tidak langsung dengan zat warna oksidatif.

(14)

2.7 Uji Iritasi

Sebagian besar zat yang terkandung dalam pewarna rambut merupakan iritan kulit, reaksi iritan ini dapat terjadi secara spontan atau tidak spontan tergantung dari jenis zat dan kadar yang dilekatkan. Banyak produk kosmetik yang dapat menyebabkan gangguan kulit yang bersifat iritan ataupun alergi. Uji keamanan yang dilakukan pada kosmetika meliputi dua aspek, yakni uji keamanan sebagai bahan dan uji keamanan untuk produk kosmetika sebelum diedarkan. Uji keamanan produk kosmetika dilakukan pada panel manusia untuk menetapkan apakah produk kosmetika itu memberikan efek toksik atau tidak (Ditjen POM, 1985).

Gambar

Gambar 2.1 Bagian tumbuhan ketapang (Subrahmanyam, 2001)
Gambar 2.2 Pirogalol (Sweetman, 2009).
Gambar 2.3 Anatomi rambut (Scott, dkk., 1976).
Gambar 2.4 Batang rambut (Scott, dkk., 1976).

Referensi

Dokumen terkait

A ROBUST FALSE MATCHING POINTS DETECTION METHOD FOR REMOTE SENSING IMAGE REGISTRATIONX.

nafas secara mekanik pada pasien yang tidak mampu melakukan karena batuk tak efektif atau penurunan tingkat kesadaran.. ?airan (khususnya yang hangat) memobilisasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemeriksaan ultrasonografi kebuntingan kambing kacang memperlihatkan perkembangan vesikel embrionik (V) berwarna hitam (hypoechogenic)

Solusi yang ada dalam BKM Masjid Agung At-Taqwa, di dalam masjid Agung At-Taqwa tidak ada hambatan yang terlalu rumit dikarnakan seluruh fasilitas yang di dukung

Pada penelitian ini, dilihat pada tabel 1, didapatkan kesimpulan hasil dari kuesioner Indeks Internasional Fungsi Ereksi (IIEF-5) bahwa distribusi pengaruh penyakit ginjal

TA mendorong Wajib Pajak yang sebelumnya tidak terdaftar untuk masuk ke system perpajakan. Sebagai wadah filosofi, prinsip, dan tujuan sistem perpajakan, UU KUP harus

Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan dan pengolahan data yang kemudian dilanjutkan dengan perancangan pembangkit listrik tenaga biogas yang terdiri dari

As means of communication, both written and orally, English has a very important role to relate knowledge and technology. As it is the first foreign language in Indonesia, English