• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kausalitas BI Rate dan Jumlah Uang Beredar di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kausalitas BI Rate dan Jumlah Uang Beredar di Indonesia"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peranan Bank Sentral di Indonesia

Bank Sentral merupakan suatu bank yang tidak menerima simpanan masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan tetapi sebagai lembaga publik yang memberikan kewenangan untuk merumuskan kebijakan dan pengeluaran peraturan di bidang : a) kebijakan moneter, b) pengaturan dan pengawasan perbankan, c) pengaturan dan penyelenggaraan sistem pembayaran. Bank sentral di berbagai negara bermula dari bank komersial yang berkembang menjadi bank sirkulasi dan kemudian menjadi bank sentral yang modern dengan tujuan yang fokus dan independen.

Peran dan kelembagaan bank sentral di Indonesia juga mengalami perubahan dari tahun ke tahun mulai dari bank komersial, bank sirkulasi, hingga menjadi bank sentral.

1. Bank Sirkulasi & Bankers’ Bank

Bank komersial berfungsi sebagai bank sirkulasi dan jugak sebagai banker’s bank (lenders of last resort). Tugasnya pada saat itu adalah sebagai peran kebijakan moneter, perbankan dan sistem pembayaran terbatas.

2. Bank Sentral (awal)

(2)

sentral pada awalnya adalah jamak (inflasi, kurs, pertumbuhan, lapangan kerja, dan neraca pembayaran).

3. Bank Sentral (dewasa ini)

Pada dewasa ini, bank sentral mempunyai tujuan tunggal yaitu stabilitas harga untuk pertumbuhan ekonomi. Dan berfokus pada tiga tugas utama yaitu kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Dan sekarang Bank Sentral sudah independen dari pemerintah dengan koordinasi.

Peran dan kelembangan Bank Indonesia juga mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1945-1952, bentuk formal dari bank sentral di Indonesia belum ada, hanya ada De Javance Bank (DJB) dan Bank Negara Indonesia (BNI) yang berfungsi sebagai bank sirkulasi. Sehingga berdasarkan UUD 1945 Pasal 23, Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral di Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1953-1967, Bank Indonesia sudah sebagai bank sentral Republik Indonesia dan bagian dari pemerintah. Tugas dari Bank Indonesia pada masa tersebut adalah menjaga stabilitas moneter, pengedaran uang dan sistem pembayaran. Selain itu, Bank Indonesia masih menjalankan fungsi sebagai bank komersial sesuai dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 1953 tentang Bank Indonesia sebagai pengganti DJB.

Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 1968, tugas pokok dari Bank Indonesia itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Mengatur, menjaga, dan memelihara kestabilan nilai tukar Rupiah.

(3)

Dalam menjalankan tugas pokok itu, Bank Indonesia harus mengacu pada kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah, di mana pemerintah dalam menetapkan kebijaksanaan tersebut dibantu dewan moneter (terdapat pada pasal 8). Tugas dari dewan moneter di Indonesia yang tercantum di dalam Pasal 9 adalah sebagai berikut :

1. Dewan moneter membantu pemerintah dalam merencanakan dan menetapkan kebijksanaan moneter, dengan mengadakan patokan-patokan dalam rangka usaha menjaga kestabilan moneter, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan taraf hidup rakyat.

2. Dewan moneter memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kebijaksanaan moneter yang ditetapkan oleh pemerintah.

3. Dewan moneter terdiri atas 3 anggota , yaitu Menteri yang membidangi keuangan, perdangangan, serta Gubernur Bank Indonesia.

(4)

tugas ini, Bank Indonesia mampu mencapai kestabilan dari nilai Rupiah. Kestabilan nilai Rupiah ini dapat dicapai melalui 2 hal yaitu :

a. Kestabilan nilai Rupiah terhadap barang dan jasa, yang dicerminkan oleh tingkat inflasi.

b. Kestabilan nilai Rupiah terhadap mata uang asing, yang dicerminkan oleh nilai tukar (kurs/ exchange rate).

(5)

diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

2.1.1. Peranan Bank Sentral dalam Perekonomian

Di Indonesia, Bank Sentral mempunyai beberapa peranan yang sangat penting dalam suatu perekonomian yang secara umum antara lain adalah :

1. Sebagai Bank untuk bank-bank lainnya (Bankers Bank)

Bank Sentral merupakan bank untuk bank-bank lainnya, karena jasa perbankan yang diberikan kepada bank lainnya sama seperti bank umum yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan pengertian ini bank sentral dapat memberikan pinjaman kepada bank umum bilamana bank umum tersebut membutuhkan likuiditas atau cadangan.

2. Sebagai Bank Pemerintah

Pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan tentu memerlukan pengeluaran dan menghitung pendapatan. Guna mengurus seluruh pendapatan dan pengeluaran, pemerintah ini sangat membutuhkan jasa dari pihak perbankan. Bank sentral didirikan untuk menyimpan pendapatan pemerintah dan membayar pengeluaran pemerintah. Dalam kondisi ini, Bank Sentrallah uang dapat memenuhi kebutuhan uang kontan yang dibutuhkan oleh pemerintah.

Di Indonesia, Bank Indonesia (Bank Sentral) mempunyai hubungan dengan pemerintah sebagai berikut:

a) Dalam Pasal 34 UU No. 13 Tahun 1968 disebutkan :

(6)

 Bank Indonesia menyelenggarakan pemindahan uang untuk

pemerintah diantara kantor-kantor wilayah Republik Indonesia.  Bank Indonesia membantu pemerintah dalam menempatkan

surat-surat hutang negara, penatausahaan serta pembayaran kupon dan pelunasannya.

b) Dalam Pasal 35 disebutkan:

 Bank Indonesia memberikan kredit kepada pemerintah dalam

bentuk rekening koran untuk memperkuat kas negara menurut keperluan pemerintah sesuai dengan APBN.

 Kredit tersebut diberikan atas tanggungan yang cukup dalam

kertas perbendaharaan negara dan yang pengeluarannya serta pengadaannya diizinkan berdasarkan undang-undang.

3. Mengawasi bank-bank dan lembaga keuangan

(7)

4. Mencetak uang dan penyediaan uang bagi perekonomian

Dalam menjalankan fungsinya bank sentral dapat mencetak uang untuk memperlancar aktivitas produksi dan perdangangan dalam suatu negara. Karena salah satu fungsi uang sebagi alat tukar inilah maka Bank Sentral perlu menyediakan uang guna memperlancar arus produksi dan perdangangan yang terjadi. Bank Sentral juga harus dapat memperkirakan kebutuhan jumlah uang yang dibutuhkan untuk dapat mengikuti perkembangan suatu perekonomian dari tahun ke tahun.

2.2. Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate)

BI Rate merupakan sikap yang nyata yang dilakukan secara bertahap dan konsisten oleh Bank Indonesia. BI Rate yang dimaksud adalah suatu tingkat suku bunga acuan dalam suatu perbankan di Indonesia. Menurut mekanisme kerjanya, BI Rate mempengaruhi tujuan akhir kebijakan moneter yang berupa kestabilan nilai uang disebut sebagai mekanisme kebijakan moneter dan diumumkan kepada masyarakat secara umum (Bank Indonesia, 2012). BI Rate inilah yang kemudian akan diatur besarannya agar dapat tetap menjaga jumlah uang beredar supaya selalu stabil. BI Rate ditetapkan melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan diumumkan atau disampaikan kepada masyarakat umum dan perbankan setiap 3 bulan sekali (triwulanan).

(8)

dari kebijakan moneter Bank Indonesia lagi. Setelah BI Rate telah ditetapkan oleh Gubernur dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan ditetapkan setiap periode yang disepakati, maka perbankan dan Bank Indonesia dapat melaksanakan kebijakan moneternya ke tahap selanjutnya untuk mencapai sasaran akhir demi pertumbuhan perekonomian yang lebih baik. Selain itu, dalam pelaksanaan operasi pengendalian pasar, BI Rate juga digunakan menjadi sinyal acuan suku bunga terlebih kepada pengarahan suku bunga rata-rata tertimbang dari SBI 1 bulan di Operasi Pasar Terbuka (OPT).

2.3. Teori Uang

Teori uang yang dikembangkan oleh para ekonom klasik, merupakan suatu teori mengenai bagaimana nilai nominal dari pendapatan agregat yang ditentukan. Oleh karena hal tersebut menjelaskan berapa banyak uang yang harus dipegang dengan jumlah pendapatan agregat tertentu, ini merupakan teori permintaan atas uang. Teori ini dikembangkan dengan dua pendekatan, yaitu oleh Irving Fisher (Ekonom Universitas Yale), serta pendekatan Cambridge (cash balance approach) yang dikembangkan oleh Marshall dan Pigou.

Selain itu pada umumnya teori uang terdiri atas 2 bagian teori tentang uang yaitu antara lain :

1. Teori Permintaan Uang

(9)

ada 3 alasan utama mengapa seseorang memerlukan uang disebut dengan likquidity preference, yaitu :

 Permintaan uang untuk kegiatan transaksi (jual - beli). Besar kecilnya

permintaan uang tergantung pada pendapatan. Jika pendapatan besar maka transaksi besar (transaction motif). Maka M1 = f (Y) .

 Permintaan uang untuk berjaga-jaga terhadap suatu keadaan yang belum

pasti (precautionaty motif). Besar kecilnya tergantung pada pendapatan. Maka M1 = f (Y) .

 Permintaan uang untuk spekulasi (speculative motif). Dihubungkan dengan

spekulasi terhadap jual beli surat-surat berharga guna untuk memperoleh keuntungan. Besar kecilnya spekulasi ini tergantung pada tingkat bunga. Maka M2 = f (i).

Dari ketiga hal diatas maka dapat disimpulkan rumus sebagai berikut: • M1 = f ( Y )

• M1 = f ( Y ) Md = M1 + M2 • M2 = f ( i )

Selain itu, terdapat teori dari beberapa para ahli tentang teori permintaan uang, yang antara lain adalah :

a. Pendapat Irving Fisher

Teori permintaan uang (moneter) kaum klasik dikeluarkan Irving Fisher ini dapat dirumuskan dengan :

(10)

Dimana :

M : jumlah uang yang beredar

V : perputaran pada perekonomian dalam suatu periode P : tingkat harga barang

T : volume barang dan jasa yang diperdangangan dalam satu periode

Pada persamaan diatas, M diartikan dengan pengertian uang yang beredar yaitu uang kertas, uang logam, dan uang giral yang terdapat dalam perekonomian. V merupakan besarnya laju peredaran uang, ini ditentukan seringnya uang berpindah tangan dari seseorang ke orang lain dalam masyarakat selama satu tahun. Dan T merupakan banyaknya barang dan jasa yang diperdagangkan dalam perekonomian pada satu periode.

Dari persamaan diatas dapat diketahui, jumlah uang yang diterima penjual sama dengan yang dibayarkan pembeli. Ini berlaku untuk seluruh perekonomian, nilai barang dan jasa yang terjual harus sama dengan barang yang dibeli dalam jangka periode tertentu. Nilai barang dan jasa yang terjual sama dengan volume transaksi (V) dikalikan harga rata-rata barang dan jasa tersebut. Di sisi lainnya nilai barang dan jasa yang diperjualbelikan harus sama pula dengan volume uang yang beredar di tangan masyarakat (M) dikalikan rata-rata uang berpindah tangan dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya atau laju perputaran uang dalam periode yang bersangkutan (VT) sehingga rumus diatas dapat diubah menjadi :

(11)

sangat ditentukan oleh pendapatan nasional (output dalam masyarakat), ini mempunyai nilai tertentu dalam satu tahun.

Persamaan diatas bisa dirumuskan dalam permintaan uang , yaitu :

Md = PT VT ……...……… (2.3) Karena volume transaksi dan harga yang terjadi dianggap konstan (PT tetap), maka keseimbangan moneter dapat diketahui yaitu :

Md = Ms

Ms = PT VT ……… (2.4) Dari persamaan (2.4) dapat diartikan dalam jangka pendek variabel P (harga umum) akan berubah secara proporsional dengan adanya perubahan uang yang beredar. T ditentukan oleh tingkat output equilibrium masyarakat.

Variabel VT (V dianggap konstan dalam jangka pendek) ini ditentukan oleh:  Bentuk transaksi yang terjadi dalam masyarakat

 Sistem lembaga yang terjadi dalam perekonomian

 Bilamana dalam perekonomian terjadi pemberian perdangan dengan sistem

kredit, sehingga kebutuhan uang akan menurun. b. Pendapat Marshall (Cambridge)

Alfred Marshall dalam memandang pendapat Irving Fisher dengan perbedaan, dimana dia menekankan pada pendapatan nasional yang diwujudkan dalam uang kas atau penguasaan bukan pada perputaran uang (V) atau pembelanjaan.

Persamaan Marshall dalam transaksi adalah :

(12)

dimana :

M : jumlah uang beredar

k : bagian dari transaksi yang dilakukan dalam bentuk uang tunai P : tingkat harga rata-rata setiap transaksi

T : jumlah transaksi yang terjadi

c. Teori Kuantitas Modern (Milton Friedman)

Friedman berusaha kembali untuk menghidupkan teori kuantitas uang yang dikeluarkan klasik (Irving Fisher). Pernyataan Friedman tentang teoori kuantitas adalah teori tentang permintaan uang bukan teori penentuan produk, pendapatan maupun harga. Menurut Friedman, uang adalah salah satu bentuk kekayaan seperti bentuk kekayaan lainnya (obligasi, tanah, dan lain sebagainya). Untuk seseorang pengusaha uang adalah barang yang produktif, bila digabungkan dengan faktor-faktor produksi yang lain (misalnya bahan baku dan mesin) akan mendapatkan hasil barang. Dengan kata lain, teori permintaan uang dapat disamakan sebagai teori tentang modal (Capital theory). Bagi seorang pemilik kekayaan (rumah tangga) teori permintaan uang dapat disamakan dengan teori permintaan konsumsi. Permintaan uang tunai tergantung pada 3 faktor, yaitu :

 Jumlah seluruh kekayaan

 Pendapatan dan harga dari berbagai jenis bentuk kekayaan.

 Selera pemilik kekayaan untuk memilih bentuk kekayaan yang lain

(yang artinya bentuk kekayaan yang dihasilkan).

(13)

kemampuan (skill) yang dimiliki manusia. Maka tingkat suku bunga memperlihatkan hubungan jumlah kekayaan dengan aliran pendapatan.

Hubungan ini dirumuskan dalam bentuk:

= �� ……… (2.6)

dimana:

W : kekayaan

Y : aliran pendapatan (income flow) i : tingkat bunga

Friedman membagi bentuk kekayaan dalam:

 Uang tunai (M), dimana pendapatan dari uang tunai adalah berupa

keamanan dan kemudahan. Pendapatan riil dari memegang uang tunai pada tingkat tertentu tergantung banyaknya produk yang dapat dibelikan dan juga tergantung pada harga barang tersebut (P). Semakin tinggi harga barang semakin rendah nilai riil pendapatan dari sejumlah uang tunai. Dengan kata lain akan mempengaruhi pendapatan riil.

 Obligasi (bond)

2. Teori Penawaran Uang

(14)

a) Penawaran uang oleh Pemerintah

Dahulu pemerintah juga menawarkan uang ke masyarakat dalam bentuk uang pecahan. Proses penawaran yang oleh pemerintah ke masyarakat besar kecilnya dicatat dalam neraca. Alasan pemerintah mengeluarkan uang pecahan adalah untuk transaksi kecil-kecilan dan sebagai pendapatan pemerintah.

b) Penawaran uang oleh Bank Sentral

Yang dimaksud adalah Bank Sentral dapat mencetak uang dan mengedarkan uang yang berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pada masa sekarang, penawaran uang kartal ke masyarakat melalui satu lembaga yaitu Bank Sentral.

c) Penawaran uang oleh Bank Umum

Bank Umum dapat menawarkan uang karena Bank Umum dapat mengeluarkan cek yang dimana cek itu dianggap atau berlaku sebagai alat pembayaran alat transaksi yang pantas. Uang yang ditawarkan oleh Bank Umum disebut uang giral. Uang giral adalah perkiraan-perkiraan pada Bank yang penarikannya dapat digunakan cek atau giro (demand deposit).

2.4. Jumlah Uang Beredar

(15)

1. Pendekatan Transaksional (Tansacsional Approach)

Pendekatan ini memandang jumlah uang beredar yang dihitung adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk kebutuhan transaksi. Pada paraktiknya, pendekatan ini digunakan untuk menghitung jumlah uang beredar dalam arti sempit M1 (narrow money). M1 mencakup uang kartal dan uang giral. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang berlaku diluar dari bank umum (currency out of bank –COB). Uang giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka, dan tanbungan berjangka yang sudah jatuh tempo, yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

2. Pendekatan Likuiditas (Liquidity Approach)

Pendekatan ini mendefinisikan jumlah uang beredar adalah jumlah uang untuk kebutuhan transaksi ditambah uang kuasi (quasy money).

(16)

2.4.1. Jenis – Jenis Uang Beredar di Indonesia

Menurut Bank Indonesia (2004), di Indonesia hanya dikenal dua macam jumlah uang beredar saja, yaitu:

1. Jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money – M1), di defenisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri dari uang kartal (C) dan uang giral (D). Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang memiliki nilai nominal.

2. Jumlah uang beredar dalam arti luas (broad money – M2), didefenisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri dari uang kartal (C), uang giral (D) dan uang kuasi. Dengan kata lain M2 adalah M1 ditambah dengan tabungan dan simpanan berjangka lain yang jangkanya lebih pendek , temasuk rekening pasar uang dan pinjaman semalan antar bank.

Elemen – elemen pada M1 dapat dikatakan sebagai besaran moneter bebas bunga (interest-free monetary aggregates) karena elemen – elemen tersebut belum mengandung bunga. Sementara uang kuasi yang terdiri dari tabungan dan deposito berjangka dikategorikan ke dalam uang mengandung bunga (interest monetary aggregates).

2.5. Penelitian Terdahulu

(17)

hubungan kausalitas antara inflasi, tingkat suku bunga dan jumlah uang yang beredar pada periode Juni 2005 – Juni 2011. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukannya dapat disimpulkan bahwa kelebihan jumlah uang beredar akan mendorong turunnya suku bunga, dimana kelebihan jumlah uang beredar yang dimaksud adalah proses penawaran uang yang tinggi yang berdampak juga terhadap inflasi. Jika suku bunga meningkat , maka individu masyarakat akan lebih menabungkan uangnya di bank (saving) karena akan mengharapkan pengembalian yang menguntungkan.

Studi yang dilakukan oleh Pender Gbenedio, O felix Ayadi, dan Okpala Amon (1999) melakukan hubungan kausalitas dan kointegrasi antara jumlah uang beredar dengan tingkat suku bunga di negara Nigeria periode 1985-1995. Berdasarkan hasil pengujiannya, dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga dengan jumlah uang beredar memliki hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam jangka panjang yang terjadi di negara Nigeria.

(18)

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama dan Tahun

Penelitian Penelitian Hasil Penelitian

Dinnul Alfian Akbar (2012)

Meneliti mengenai hubungan kausalitas antara inflasi, tingkat suku bunga , dan jumlah uang beredar periode Juni 2005- Juni 2011

Kelebihan jumlah uang beredar akan

mendorong turunnya suku bunga, dimana kelebihan jumlah uang beredar merupakan proses penawaran uang yang tinggi yang berdampak terhadap inflasi.

Pender Gbenedio, O Felix Ayadi, dan Okpala Amon (1999)

Meneliti mengenai hubungan kausalitas dan kointegrasi antara jumlah uang beredar dengan tingkat suku bunga di negara Nigeria periode 1985-1995

Antara jumlah uang beredar dengan tingkat suku bunga memiliki hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam jangka panjang.

Andreas Scharbet (2005)

Meneliti mengenai hubungan antara target suku bunga di Europe Bank dengan jumlah uang beredar.

Menyatakan bahwa target suku bunga dapat menstabilkan jumlah uang beredar dalam jangka panjang dan positif.

2.6. Kerangka Konseptual

(19)

sebagainya. Dalam tujuan akhir dari sebuah kebijakan moneter, BI Rate juga berperan penting yaitu berupa tetap menjaga kestabilan nilai uang yang ada di Indonesia. Kestabilan nilai uang yang dimaksud merupakan kestabilan akan penawaran uang dan permintaan uang yang beredar di Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa BI Rate mempengaruhi jumlah uang yang beredar yang ada di Indonesia. Dan dalam penelitian ini jumlah uang beredar yang digunakan adalah penawaran uang kartal dan uang giral (M1).

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

BI RATE

Narrow Money (M1)

(20)

2.7. Hipotesis

Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7 tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia bertujuan untuk menjaga dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam menjaga kestabilan nilai Rupiah, Bank Indonesia mengeluarkan suku bunga acuan berupa BI Rate. Jadi jika BI Rate dikeluarkan maka akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar di Indonesia.

Berdasarkan telaah literatur dan peneliti terdahulu mengenai analisis kausalitas antar variabel makro ekonomi, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

1) Diduga terdapat kointegrasi antara BI Rate dengan jumlah uang beredar di Indonesia.

Gambar

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Gambar  2.1    Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat desa Trutup merupakan masyarakat yang mayoritas berpengetahuan luas, terutama di bidang pengolahan tanah (pertanian), kerja yang sangat berat

Protect Our Environment and Build

[r]

Pembuatan tablet ekstrak etanol sabut buah pinang (EESBP) Sebagai contoh F2 (Formula dengan bahan pengisi SMSBP). Di buat formula untuk 100 tablet, bobot per tablet 650 mg

Light intensity reduction from 100% to 90% are not significantly reduced grain yield, total dry weight, dry weight of leaf and flowering age of green beans,

[r]

Dalam proses belajar mengajar di SMK N 3 Kendal selama saya melakukan pengamatan sudah cukup baik dan berjalan lancar, siswa sangat antusias dan senang dalam kegiatan

Untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan (apa yang dibutuhkan), pelaksanaan (kekuatan sosial masyarakat), maupun penilaian pembangunan