• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaraan Telur Ayam Ras Di Kota Medan Provinsi (Studi Kasus : Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaraan Telur Ayam Ras Di Kota Medan Provinsi (Studi Kasus : Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telur Ayam Ras

Telur ayam adalah bahan makanan yang dikonsumsi berbagai kalangan

masyarakat Indonesia. Konsumsi telur sebenarnya merupakan salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan protein hewani yang mudah didapatkan dengan harga yang tergolong terjangkau.

Sebagai bahan makanan, telur memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh, dimana memiliki rasa yang enak, mudah dicerna, dan dapat

dikonsumsi semua golongan umur, mulai dari bayi hingga para lansia.

Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti

ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dan lain sebagainya

Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan besar

bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Hal ini seperti diungkapkan Sudaryani (2003) dari sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan mudah dicerna. Selain itu, bahan

pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kandungan gizi sebutir telur ayam tergolong sangat baik

Tabel 2.1. Kandungan Gizi Telur Ayam.

(2)

Protein 10,9 16,5

Lemak Sedikit 32,0

Hidrat arang 1,0 1,0

Air 87,0 49,0

Sumber: Sudaryani, 2003

Menurut Djanah (1990) setiap telur mempunyai struktur yang sama, terdiri

dari tiga komponen utama, yaitu :

1. Kulit telur (egg shell) sekitar 11% dari total berat telur 2. Putih telur (albumen) sekitar 57% dari total berat telur

3. Kuning telur (yolk) sekitar 32% dari total berat telur

Telur juga memiliki klasifikasi kualitas seperti menurut Winarno (1993),

telur dibagi atas empat kualitas, yaitu : - Kualitas AA

Kulit telur untuk kualitas ini harus bersih, tidak retak atau berkerut, bentuk

kulit normal dan halus. Rongga udara di dalam telur sepanjang 0,32 cm. Rongga udara berada di bagian tumpul dan tidak bergerak-gerak. Putih telur

harus bersih dan encer. Kuning telurnya dan tanpa kotoran. - Kualitas A

Kulit telur juga harus bersih, tidak retak atau berkerut, mulus dan normal.

Rongga udara 0,48 cm dan terdapat bagian tumpul dari telur. Putih telur bersih dan agak encer. Kuning telur normal dan bersih.

- Kualitas B

Kulit telur bersih, tidak pecah/retak dan agak tidak normal, misalnya sedikit lonjong. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur bersih dan lebih encer.

Kuning telur normal tetapi ada bercak yang normal. - Kualitas C

(3)

Kulit telur bersih dan sedikit kotor, kulit tidak normal. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur sudah encer, ada telur yang berbentuk tidak normal. Kuning telur sudah mengandung bercak-bercak, bentuk telur tidak normal atau

pipih.

Berdasarkan SNI 01-3926-1995 mengenai Telur Ayam Segar untuk Konsumsi Persyaratan Mutu fisik telur dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut :

No. Faktor Mutu Tingkatan Mutu

Mutu I Mutu II Mutu III

1. Kondisi Kerabang a. Bentuk b. Kehalusan c. Ketebalan d. Keutuhan e. Kebersihan

Normal

Sedikit noda kotor

Abnormal Sedikit Kasar Tipis

Utuh

Banyak noda dan sedikit kotor 2. Kondisi Kantung Udara (di lihat dengan peneropong)

a. Kedalaman kantong udara b. Kebebasan

bergerak

<0,5 cm Tetap ditempatnya

0,5 cm-0,9 cm Bebas bergerak

>0,9 cm

Bebas bergerak dan dapat terbentuk gelembung udara 3. Kondisi putih telur

a. Kebersihan

b. Kekentalan

c. Indeks

Bebas bercak darah, atau benda asing lainnya Kental

0,134-0,175

Bebas bercak darah, atau benda asing lainnya Sedikit encer

0,092-0,133

Ada sedikit bercak darah, tidak ada benda asing lainnya

Encir, kuning telur belum tercampur dengan putih telur 0,050-0,091 4. Kondisi Kuning Telur

a. Bentuk b. Posisi

c. Penampakan batas

d. Kebersihan

e. Indeks

Bulat Di tengah

Tidak jelas Bersih 0,458-0,521

Agak pipih

Sedikit bergeser dari tengah

Agak jelas Bersih 0,394-0,457

Pipih

Agak kepinggir

Jelas

Ada sedikit bercak darah

0,330-0,393

5. Bau Khas Khas Khas

Sumber: SNI 01-3926-2008 (BSN, 2008).

(4)

Namun, kenyataannya bahwa standarisai tersebut tidak berlaku di pasar

tradisional, hal ini disebabkan oleh konsumen lebih mementingkan kuantitas dibanding kualitas yang dikarenakan keadaan ekonomi masyarakat yang berbelanja di pasar tradisional. Standarisasi tersebut dapat ditemukan pada pasar

moderen, dimana telur telah dikemas dalam kemasan.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Teori Permintaan (Demand)

Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Para ahli ekonomi mengatakan “permintaan” yang mereka

maksud menggambarkan keadaan keseluruhan daripada hubungan antara harga dan jumlah permintaan. Sedangkan “jumlah barang yang diminta” dimaksudkan

sebagai banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang

tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut (Sukirno, 2008).

Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Harga barang itu sendiri

Harga barang mempengaruhi kuantitas permintaan barang tersebut, seperti menurut Djojodipuro (1991) sifat keterkaitan antara permintaan terhadap suatu

barang dan harga tersebut telah dijelaskan dalam hukum permintaan. Naik turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap barang

(5)

diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang

diminta berhubungan negative (negatively related) dengan harga.

2. Pendapatan

Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat.

Tinggi/rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, maka barang tersebut dinamakan barang normal (normal

goods). Bila pendapatan seseorang meningkat maka akan meningkatkan

permintaan terhadap suatu barang. Jadi, hubungan antara pendapatan dengan

jumlah barang yang diminta adalah positif (Kusumosuwidho, 1990). 3. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap suatu

barang. Semakin banyak jumlah tanggungan, maka jumlah permintaan akan semakin meningkat. Hal ini berkaitan dengan usaha untuk memenuhi kecukupan

kebutuhan setiap individu yang ada di suatu keluarga. Jadi, permintaan berhubungan positif dengan jumlah tanggungan (Sukirno, 2008).

4. Harga komoditi lain (barang substitusi)

Untuk dua barang yang mempunyai hubungan saling menggantikan, jika harga barang dimaksud mengalami kenaikan maka jumlah yang diminta akan

barang pengganti justru akan meningkat. Pengaruh substitusi (substitution effect), jika harga suatu barang naik maka orang akan mencari barang lain yang fungsinya sama, tetapi harganya lebih murah. Sehingga harga barang subsitusi berpengaruh

(6)

2.2.2. Teori Penawaran (Supply)

Penawaran diartikan sebagai kuantitas barang-barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Dalam hal ini, bila harga suatu barang naik,

maka produsen akan berusaha meningkatkan jumlah barang yang dijualnya. Penjualan barang pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh berbagai faktor,

diantaranya harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos produksi, tingkat teknologi dan tujuan-tujuan perusahaan (Sukirno, 1997). Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga

sesuatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan

barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginan untuk menawarkan barangnya tersebut apabila harganya rendah. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu barang, semakin

banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga sesuatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan (Sukirno, 2008).

Banyak faktor yang mempengaruhi berapa jumlah yang ditawarkan oleh pedagang sebagai pelaku penawar telur ayam ras diantaranya yaitu:

1. Harga beli pedagang

Naik atau turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya

terhadap jumlah barang yang ditawarkan. Kuantitas akan meningkat ketika harganya

meningkat dan kuantitas yang diminta menurun ketika harganya menurun, dapat

dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan positif dengan harga

(7)

2. Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah total biaya yang dikeluarkan pedagang untuk

menjual barang-barang yang akan dijual di pasar. Untuk analisis biaya pemasaran

perlu diperhatikan dua jangka waktu yaitu jangka panjang (jangka waktu dimana

semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, misalnya sewa tempat, dll) dan

jangka pendek (jangka waktu dimana sebagian faktor produksi dapat berubah dan

sebagian lainnya tidak dapat berubah, misalnya biaya keamanan, dll).

3. Keuntungan

Pedagang dianggap selalu bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan.

Artinya bahwa pedagang selalu memilih tingkat output yang dapat memberikan

keuntungan maksimum. Keuntungan diperoleh dari total penerimaan dikurangi total

biaya yang dikeluarkan pedagang.

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dan menjadi rujukan adalah :

No. Nama Peneliti

Judul Penelitian Perumusan Masalah

Variabel Pengamatan

Metode Analisis Kesimpulan

1. Asmidah (2010)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Jeruk Manis di Pasar Tradisional ,Kota Medan

1. Bagaimana pengaruh faktor harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan terhadap penawaran jeruk manis di pasar tradisonal Kota Medan? 2. Bagaimana pengaruh faktor harga beli konsumen, pendapatan konsumen, dan jumlah tanggungan terhadap

permintaan jeruk manis di pasar tradisonal Kota Medan?

Faktor – faktor yang mempengaruh i penawaran: 1. Harga beli i permintaan: 1. Harga beli konsumen 2. Pendapatan rata-rata/bln 3. Jumlah tanggungan

analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS

1. Penawaran jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan.

2.Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli

konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan.

2. Andi (2012)

Pengaruh Lokasi dan Penempatan Rak Telur

1. Apakah terjadi penurunan berat sebelum dan

1. Berat telur 2. Tingkat Keretakan

dianalisis menggunakan analisis ragam

(8)

Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras

sesudah telur diangkut? 2.Bagaimana tingkat keretakan telur?

berdasarkan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 5x5

rata-rata penyusutan lebih rendah dibanding lokasi tengah maupun depan karena lokasi tersebut banyak mengalami guncangan. Namun lokasi dan tinggi penempatan rak tidak mempengaruhi rata-rata nilai indeks yolk dan indeks albumin.

2.Letak tinggi penyusunan rak telur tidak berpengaruh terhadap kualitas telur.

3. Elisabeth (2014)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ayam Ras Pedaging di Tingkat Konsumen di Pasar

Tradisional Kota Medan

1.Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan ayam ras pedaging di tingkat konsumen di pasar tradisional Kota Medan? 2.Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penawaran ayam ras pedaging di tingkat peternak di pasar tradisional Kota Medan?

1.Harga ayam ras pedaging 2 Pendapatan keluarga/bula Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil dengan alat bantu SPSS 16.0

1. Dari sisi permintaan bahwa variabel harga ayam ras pedaging, pendapatan rata-rata keluarga/bulan, jumlah tanggungan, dan harga ikan dencis secara serempak berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan ayam ras pedaging

2. Dari sisi penawaran bahwa variabel harga jual peternak, biaya produksi, dan kentungan secara serempak berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran ayam ras pedaging di tingkat peternak di pasar tradisional Kota Medan 4. Hilma

(2008)

Analisi Permintaan Telur Ayam Ras dan Ayam Buras di Provinsi DKI Jakarta

1.Bagaimana pola konsumsi telur ayam ras dan ayam buras di DKI Jakarta? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah permintaan telur ayam ras dan ayam buras di DKI Jakarta ?

3. Berapa besar permintaan terhadap telur ayam ras dan ayam buras untuk tahun 2005-2010 di DKI Jakarta?

1. Analisis Deskriptif 2. Almost Ideal Model System (AIDS)

1. Rumah tangga di DKI Jakarta dengan setiap

pendapatan yang berbeda lebih banyak mengkonsumsi telur ayam ras dibandingkan telur ayam buras, dengan jumlah konsumsi tertinggi oleh kelas pendapatan tinggi. Sementara itu perbandingan konsumsi antar kelas pendapatan menunjukkan bahwa tingkat konsumsi telur meningkat sejalan dengan meningkatnya pendapatan. Pola pengeluaran untuk konsumsi telur ayam ras dan ayam buras tertinggi oleh kelas pendapatan rendah. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras dan ayam buras di DKI Jakarta dan

berpengaruh nyata pada taraf α=10% (p

5. Nur Hidayati (2012)

Analisis Permintaan Dan Penawaran Telur Ayam Ras Di Sumatera Utara

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penawaran telur ayam ras di Sumatera Utara? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras di

1. Harga 2. Populasi

Regresi Linier Berganda melalui program SPSS

mengunakan metode OLS (Ordinary Least Square) atau metode kuadrat terkecil

(9)

Sumatera Utara? ras, dan pendapatan perkapita memiliki pengaruh nyata terhadap penawaran telur ayam ras. Secara parsial, harga telur ayam ras, produksi telur ayam ras, dan pendapatan perkapita berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras.

2.4. Kerangka Pemikiran

Telur ayam ras merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling sering dikonsumsi masyarakat dari semua golongan, selain karena harganya yang

terjangkau juga mudah didapat serta cara mengkonsumsinya yang tergolong mudah. Oleh sebab itu, besarnya tingkat permintaan dan penawaran telur ayam

perlu dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran telur ayam ras.

Konsumen telur ayam ras adalah mereka yang melakukan kegiatan

pembelian telur ayam ras untuk memenuhi kebutuhannya. Adapun faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras adalah harga beli konsumen,

pendapatan rata-rata per bulan, jumlah tanggungan, dan harga komoditi lain atau barang subtitusi. Pedagang telur ayam ras melakukan penjualan (penawaran) di pasar tradisional Petisah. Adapun faktor yang mempengaruhi penawaran telur

ayam ras yang dilakukan pedagang adalah harga beli pedagang, biaya pemasaran,dan keuntungan.

(10)

Keterangan :

: menyatakan hubungan

: menyatakan pengaruh

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Terdapat tren positif perkembangan konsumsi telur ayam ras dari tahun 2010 hingga 2014 di Sumatera Utara.

2. Terdapat tren positif perkembangan produksi telur ayam ras dari tahun 2010

hingga 2014 di Sumatera Utara.

3. Terdapat pengaruh nyata faktor harga beli konsumen, pendapatan konsumen,

jumlah tanggungan dan harga barang subsitusi terhadap permintaan telur ayam ras di pasar tradisional Petisah, kota Medan.

4. Terdapat pengaruh nyata faktor harga beli pedagang, biaya pemasaran, dan

Referensi

Dokumen terkait

In order to facilitate the creation of a comprehensive and historically accurate scale model of the estate in a time sensitive way for the LAAM, researchers in the

Kerua Lembaga penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas Padang menugaskan Dosen universitas Andalas yang. namanya tersebut di bawah

PEN D W KAN PELAKS SEHUB NGUSAHA DI LINGK WAJIB P NTOR WIL KEMENT PER SANAAN BUNGAN A KENA P KUNGAN PAJAK BE LAYAH D K TERIAN K DIREKT RATURAN NOMO TATA C HAK DAN DENGAN PAJAK DA

To sum up, the proposed method for selective objects detection based on trees of morphlets provides a robust search of objects even in case of minimal prior knowledge about

KELULUSAN DAN PERMOHONAN BLANKO IJASAH TAHUN PELAJARAN 2015 - 2016. NO NAMA PENGAWAS MENGESAHKAN

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B3, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech

Kepala Kanwil Lama wajib menginventarisasi Pemeriksaan Bukti Permulaan yang telah selesai sebelum SMT dan menyerahkan Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan (LPBP), Kertas

MODIS Enhance Vegetation Index (EVI) and Land Surface Temperature (LST) products in late august from 2000 to 2014 were employed to explore vegetation index and land