MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN
“NERACA DAN LAPORAN ARUS KAS”
Dosen : Ana Fitriana, M.Pd.
Di Susun Oleh : Nur Ikhsan Nanja Tia Isa Ajudo
Semester : VI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
STKIP KUMALA LAMPUNG METRO
1
NERACA DAN LAPORAN ARUS KAS
A. Neraca
Salah satu laporan keuangan utama yang disiapkan oleh para akuntan adalah neraca yang menunjukkan status keuangan entitas bisnis pada waktu tertentu. Neraca kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan yang melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Neraca memiliki bagian-bagian yang seimbang. Sisi kiri memuat aktiva yang mencerminkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sedangkan sisi kanan memuat kewajiban dan ekuitas pemilik yang mencerminkan klaim terhadap sumber daya yang dimiliki perusahaan. Keseimbangan dari persamaan neraca atau sisi kiri dan kanan tidak dapat diubah oleh transaksi apapun. Seorang akuntan yang menyusun sebuah neraca yang tidak seimbang mengetahui bahwa suatu kesalahan klerikal telah terjadi. Dengan melihat apa yang termuat dalam sisi kiri dan kanan neraca maka neraca dapat juga membantu meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas dimasa yang akan datang.
Elemen Neraca:
1. Aktiva Lancar
Aktiva Lancar (current assets), adalah kas dan aktiva lainnya yang
diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi, tergantung mana yang lebih lama. Aktiva lancar disajikan dalam neraca menurut urutan likuiditas. Lima pos
penting dari aktiva lancar adalah kas (cash), investasi jangka pendek (short
term investment), piutang (account receivable), persediaan (inventory),
pembayaran dimuka (prepayment).
a. Kas (Cash), dilaporkan pada nilai ditetapkannya. Dimana kas dilaporkan ? tergantung disposisi dari kas. Suatu kas yang penggunaannya tidak dibatasi dilaporkan sebagai aktiva lancar, begitu juga kas yang penggunaannya dibatasi untuk membayar kewajiban yang segera jatuh tempo, Namun jika pembatasan tersebut terjadi karena akan digunakan selain pelunasan hutang lancar, maka tidak boleh dilaporkan sebagai aktiva lancar, tapi sebagai aktiva lain-lain.
b. Investasi Jangka Pendek (dalam sekuritas), dikelompokkan ke dalam
2
Sekuritas yang dipegang-hingga jatuh tempo (held-to-maturity) dan
sekuritas yang tersedia untuk dijual (available-for-sale) dapat
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau tidak lancar tergantung
kondisinya, sedang semua sekuritas diperdagangkan (trading) apakah itu
sekuritas hutang atau ekuitas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
c. Piutang (Account Receivable), semua hal yang terkait dengan piutang
seperti kerugian yang diantisipasi akibat piutang tidak tertagih, jumlah dan sifat dari piutang non dagang, serta setiap piutang yang didiskontokan atau digadaikan sebagai jaminan harus diidentifikasi dengan jelas.
d. Persediaan (inventory), untuk menyajikan persediaan secara tepat, dasar
penilaian yaitu mana yang terendah antara biaya dan harga pasar, serta metode penetapan harga yaitu FIFO atau LIFO harus diungkapkan.
e. Beban Dibayar di Muka, yang termasuk dalam aktiva lancar adalah
pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang akan diterima dalam waktu satu tahun atau siklus operasi, tergantung mana yang lebih panjang.
2. Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar adalah seluruh aktiva yang tidak diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Aktiva tidak lancar disajikan dalam kelompok yang berbeda-beda, seperti investasi jangka panjang, property, pabrik dan peralatan, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lainnya.
a. Investasi Jangka Panjang. Investasi yang dimiliki untuk tujuan jangka
panjang seperti untuk memperoleh penghasilan rutin laba, kendali atas kepemilikan perusahaan dikelompokkan dalam investasi. Sekuritas hutang atau ekuitas yang dibeli untuk tujuan investasi dan tidak untuk dijual dalam waktu satu tahun diklasifikasikan sebagai investasi jangka panjang.
b. Properti, Pabrik dan Peralatan (Property, Plant and Equipment / PPE),
3
kecil dari biaya perolehan yang telah dikurangi akumulasi penyusutan, maka aktiva tersebut mengalami penurunan manfaat atau nilai (impairment).
c. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset), merupakan asset yang tidak
memiliki substansi fisik dan biasanya mempunyai tingkat ketidakpastian terkait dengan manfaat masa depannya. Aktiva ini merupakan hak jangka panjang yang diperoleh perusahaan, digunakan dalam operasi
perusahaan. Aktiva tidak berwujud meliputi goodwill, hak patent, hak
cipta, waralaba (franchise), formula, merek dagang dan sebagainya.
d. Aktiva Lainnya (Other Assets) merupakan semua aktiva yang tidak
dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok sebelumnya. Bentuk aktiva ini sangat bervariasi dalam praktek. Umumnya meliputi beban yang ditangguhkan seperti beban pajak yang ditangguhkan yang terjadi akibat perhitungan laba kena pajak melebihi laba yang dilaporkan pada periode tersebut, uang muka kepada anak perusahaan dan lain-lain.
3. Kewajiban Lancar
Kewajiban Lancar (short term liabilities), atau kewajiban jangka
pendek adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban jangka pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban diharapkan dapat dibayar dalam waktu 12 bulan, maka diklasifikasikan sebagai hutang lancar. Hutang yang timbul dari kegiatan operasi normal walaupun tidak dibayar dalam waktu 12 bulan dapat diklasifikasikan sebagai lancar selama hutang tersebut akan dibayar dalam satu siklus operasi yang mungkin lebih dari 12 bulan. Selain hutang usaha dan pinjaman jangka pendek, kewajiban lancar juga terdiri dari beban-beban yang masih harus dibayar.
4. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities), merupakan
4
kewajiban pensiun dan lain-lain. Secara umum kewajiban jangka panjang terdiri dari tiga jenis yaitu :
a. Kewajiban yang berasal dari situasi pembiayaan khusus, seperti
penerbitan obligasi, kewajiban leasing jangka panjang, dan wesel bayar jangka panjang.
b. Kewajiban yang berasal dari operasi normal perusahaan, seperti
kewajiban pensiun, kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan.
c. Kewajiban yang tergantung pada terjadi tidaknya suatu kejadian di masa
depan atau disebut kewajiban bersyarat (contingent liabilities) seperti
kewajiban garansi.
5. Ekuitas Pemilik
Kelompok ekuitas pemilik (owner’s equity atau ekuitas pemegang
saham) adalah salah satu bagian yang paling sulit dibuat dan dipahami. Hal ini disebabkan oleh kerumitan dari perjanjian modal saham dan berbagai restiksi yang dikenakan atas ekuitas pemilik oleh undang-undang korporasi negara bagian, perjanjian kewajiban, dan dewan direksi. Bagian ekuitas pemilik biasanya dibagi kedalam tiga bagian, yaitu :
a. Modal Saham (Common Stock). Nilai pari atau ditetapkan atas saham
yang diterbitkan.
b. Modal Disetor Tambahan (Additional Paid in Capital). Kelebihan
jumlah yang dibayarkan diatas nilai pari atau ditetapkan.
c. Laba Ditahan (Retained Earning). Laba korporasi yang tidak
didistribusikan.
B. Laporan Arus Kas
5
Elemen Arus Kas :
Menurut Niswonger, Roilin C, Philip E (2003:145) laporan arus kas melaporkan arus kas melalui 3 jenis aktivitas, yaitu :
1. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flows from operating activities) adalah
arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contoh : mencakup pembelian dan penjualan barang dagang oleh pengecer.
2. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flows investing activities) adalah kas
dari transaksi yang mempengaruhi investasi aktiva tetap. Contoh : penjualan dan pembelian aktiva tetap, seperti: peralatan dan bangunan.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah arus kas dari transaksi yang
mempengaruhi ekuitas dan hutang perusahaan. Contoh : penerbitan atau penarikan ekuitas dan hutang.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan arus kas melaporkan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut 3 jenis aktivitas, yaitu :
1. Aktivitas Operasi
Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, pemeliharaan kemampuannya tersebut membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan para sumber pendanaan dari luar.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya :
a. Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai.
b. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya.
c. Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi
usaha.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya :
a. Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya.
b. Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi: hutang
dagang, gaji, bunga dan sebagainya.
6
d. Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga untuk
pembayaran biaya gaji, upah, sewa dan biaya operasi lainnya.
2. Aktivitas Investasi
Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas yang diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya, misalnya: dari hasil atau penjualan.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Investasi, misalnya :
a. Penjualan aktiva tetap.
b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi.
c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini
merupakan kegiatan investasi).
Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas, misalnya :
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap.
b. Pembelian investasi jangka panjang.
c. Pemberian pinjaman ke pihak lain.
3. Aktivitas Pendanaan
Kegiatan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali, atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tersebut.
Arus kas yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya :
a. Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity (sewajarnya).
b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka panjang
lainnya.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Pendanaan,misalnya :
a. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus
saham perusahaan.
b. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada
7
c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi
saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7079498/Materi_Neraca_dan_Laporan_Arus_Kas
http://kodokebo.blogspot.co.id/2011/06/arus-kas.html