• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. docx"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MELALUI ALAT PERAGA DAN PERMAINAN

PADA SISWA KELAS VII SMP N 5 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Pembelajaran Matematika Semester 6

Pengampu Prof. Dr. Sutama, M.Pd

Disusun oleh: Nama : Siti Nurhayati

NIM : A410080060

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta kepribadiannya. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Oleh karena itu masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan penanganan yang lebih baik yang menyangkut berbagai masalah berkaitan dengan kuantitas dan kualitasya.

Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap melainkan suatu hal yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus.Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode belajar mengajar,kurikulum,buku-buku,ataupan materi pelajaran.Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan.Hal ini dapat dilihat dari waktu, jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan mata pelajaran lainnya.Pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan jepada semua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah keatas.

(3)

Masalah ini sering menghambat dalam pembelajaran.Kurang tepatnya pemilihan metode mengajar oleh guru akan mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.Selain metode mengajar hal lain yang juga sangat mempengaruhi adalah minat siswa dalam pembelajaran matematika pada khususnya masih sangat rendah.Hal ini karena siswa beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dicarikan suatu formula metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami masalah matematika. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mampu menjelaskan konsep kepada siswanya. Usaha ini dapat di bantu dengan alat peraga matematika, karena dengan bantuan alat-alat tersebut, yang sesuai dengan topik yang di ajarkan, konsep akan dapat lebih mudah di pahami dengan jelas.Salah satu peranan alat peraga dalam matematika adalah meletakkan ide-ide dasar konsep.

Dengan bantuan alat peraga yang sesuai, siswa dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep, mengetahui cara membuktikan suatu rumus atau teorema, dan dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil pengamatannya. Selain tumbuhnya minat, siswa dapat di bangkitkan motivasinya. Melalui demonstrasi penggunaan alat peraga matematika, guru dapat merangsang munculnya motivasi dalam diri siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut. Siswa yang merasa penasaran dan ingin lebih jauh tentang konsep yang di pelajarinya akan terus berusaha mempelajari konsep itu lebih mendalam. Pengajaran dengan menggunakan alat peraga akan dapat memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang dilangsungkan, karena mereka terlibat dengan aktif dalam pengajaran yang dilaksanakan. Dengan bantuan alat peraga konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan.

(4)

memahami kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan, dengan adanya kesadaran seperti ini, mereka terdorong untuk mempelajari matematika lebih lanjut. Misalnya dengan penggunaan alat peraga dalam penjelasan konsep ruang berdimensi tiga, siswa akan semakin terlatih daya tilik ruangnya, sehingga pada akhirnya mampu menemukan atau menyadari hubungan antara matematika dengan lingkungan sekitar.

Adapun manfaat penggunaan alat peraga diantaranya adalah membantu guru dalam memberikan penjelasan konsep, merumuskan atau membentuk konsep, melatih siswa dalam keterampilan. Dapat Memberi penguatan konsep pada siswa, melatih siswa dalam pemecahan masalah, mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitik, mendorong siswa untuk melakukan pengamatan terhadap suatu objek secara sendiri, melatih siswa untuk belajar menemukan suatu ide-ide baru dan relasinya dengan konsep-konsep yang telah diketahuinya, melatih siswa dalam melakukan pengukuran.

Adapun dengan menggunakan media permainan dalam kegiatan belajar, maka akan ada penyeragaman penafsiran dari guru mata pelajaran terhadap mata pelajaran yang akan disampaikan kepada para siswa. Dengan permainan proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Media permainan terdiri dari unsur visual (dapat dilihat), audio (dapat didengar) dan gerak (dapat berinteraksi). Jadi media permainan ini dapat membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang reaksi mereka terhadap penjelasan guru, memungkinkan siswa menyentuh objek kajian pelajaran, membantu mereka mengkonkretkan sesuatu yang abstrak dan sebagainya.

(5)

efisien dalam proses belajar-mengajar seperti diuraikan di atas, media permainan dapat membantu siswa menyerap materi pelajaran secara lebih mendalam dan utuh serta sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih menarik. Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri. Maka Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, produktif dan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep matematika.

Kenyataan-kenyataan di atas itulah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian, yang kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Aktif Melalui Alat Peraga dan Permainan Pada siswa Kelas VII SMP N 5 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan metode alat peraga dan permainan pemahaman konsep matematika dapat meningkat?”

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian memerlukan suatu focus pada suatu masalah yang nantinya akan diharapkan dapat memperoleh jawaban yang lebih terarah untuk menghindari berbagai penyimpangan dan masalah yang terjadi dalam penelitian ini, adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam menyelesaikan soal matematika dengan peningkatan pemahaman konsep matematika melalui alat peraga dan permainan.

(6)

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung atau tidak langsung.Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Manfaat Teoritis

Bahwa pendekatan melaui alat peraga dan permainan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil prestasi belajar matematika siswa.Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri.Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran matematika yang berupa pergeseran dari pembelajaran yang tidak hanya mementingkan hasil pembelajaran tetapi juga juga mementingkan proses pembelajarannya.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti, sebagai calon pendidik untuk terjun ke dunia pendidikan.

b. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar.

(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Banyaknya penelitian yang telah dilakukan untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan matematika, antara lain:

1. Hasil penelitian Tentrem Yuniati Lestari(2002), menyatakan bahwa ada pengaruh antara kesiapan belajar dan pemahaman konsep matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa.

2. Hasil dari penelitian Nurul Hidayah(2002), bahwa metode pengajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dengan metode yang sesuai membantu siswa untuk keberhasilan belajar dan pemahaman konsep matematika juga sangat membantu dalam keberhasilan proses belajar mengajar

B. Kajian Teori

Untuk pembahasan masalah dalam penelitian ini diungkapkan dengan teori- teori yang sesuai dengan masalah sebagai berikut:

1. Hakekat Belajar

a. Menurut Djumaroh ( 2002:13),belajar dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nila-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi , lebih luas lagi dalam berbagai aspek-aspek kehidupan atau pengalaman-pengalaman yang terorganisasi.

b. Menurut Syaiful Sagala ( 2006:37), belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

(8)

experiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan belajar, bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami hasil belajar, bukan suatu peng8uasaan hasil melainkan perubahan kelakuan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang telah dikatakan belajar apabila pada dirinya telah terjadi perubahan tingkah laku maupun telah memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap, yang semuanya diperoleh berdasarkan pengalaman yang dialaminya. 2. Hakekat Matematika

Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:252) mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia iti sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Tujuan belajar matematika itu sendiri adalah sesuatu yang ingin dicapai setelah proses belajar mengajar matematika berlangsung dengan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan belajar jangka pendek yaitu dikuasainya sejumlah materi yang telah dipelajarinya, sedangkan tujuan belajar jangka panjang berkenaan dengan penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan penghargaan terhadap matematika itu sendiri sebagai ilmu sendiri yang abstrak.

3. Pemahaman Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek, apakah objek itu merupakan contoh atau bukan. (Sumarjono,2004:32).

(9)

a. Atribut, contoh suatu konsep harus Matematika mempunyai atribut yang relevan atau tidak relevan.

b. Struktur, menyangkut cara terkaitnya atribut-atribut tersebut. c. Keabstrakan, konsep-konsep dapat dilihat lebih konkret.

d. Keinklusifan, ditunjukkan dalam jumlah contoh-contoh yang terlibat dalam konsep itu.

e. Generalitas, bisa diklasifikasikan f. Ketepatan

g. Kekuatan, kekuatan suatu konsep sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu penting

4. Strategi Pembelajaran

Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara. Sedangkan strategi pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau prosedur yang digunakan guru untuk membawa siswa dalam suasana tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya. Sedangkan pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani (2007) adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran.

5. Metode Mengajar

a. Melalui metode alat peraga

Salah satu peranan alat peraga dalam matematika adalah meletakkan ide-ide dasar konsep. Dengan bantuan alat peraga yang sesuai, siswa dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep, mengetahui cara membuktikan suatu rumus atau teorema, dan dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil pengamatannya.

(10)

Selain tumbuhnya minat, siswa dapat di bangkitkan motivasinnya. Melalui demonstrasi penggunaan alat peraga matematika, guru dapat merangsang munculnya motivasi dalam diri siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut. Siswa yang merasa penasaran dan ingin lebih jauh tentang konsep yang di pelajarinya akan terus berusaha mempelajari konsep itu lebih mendalam.

Selain itu, pengajaran dengan menggunakan alat peraga akan dapat memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang dilangsungkan, karena mereka terlibat dengan aktif dalam pengajaran yang dilaksanakan. Dengan bantuan alat paraga konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan.

Alat peraga dapat pula membantu siswa untuk berpikir logis dan sistematik, sehingga mereka pada akhirnya memiliki pola pikir yang diperlukan dalam mempelajari matematika.

Dengan bantuan alat peraga matematika, siswa akan semakin mudah memahami hubungan antara matematika dan lingkungan alam sekitar. Siswa akan semakin mudah memahami kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan, dengan adanya kesadaran seperti ini, mereka terdorong untuk mempelajari matematika lebih lanjut. Misalnya dengan penggunaan alat peraga dalam penjelasan konsep ruang berdimensi tiga, siswa akan semakin terlatih daya tilik ruangnya, sehingga pada akhirnya mampu menemukan atau menyadari hubungan antara matematika dengan lingkungan sekitar.

Kelebihan metode alat peraga adalah : 1) Dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa 2) Memudakkan siswa dalam memahami matematika 3) Memudahkan memahami kegunaan matematika

4) Membantu guru dalam menjelaskan, merumuskan, membentuk konsep

(11)

7) Mendorong siswa untuk berfikir dalam pengamatan objek 8) Memudahkan siswa dalam melakukan pengukuran

b. Melalui metode permainan

Adapun dengan menggunakan media permainan dalam kegiatan belajar, maka akan ada penyeragaman penafsiran dari guru mata pelajaran terhadap mata pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.Dengan permainan proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

Media permainan terdiri dari : 1) unsur visual (dapat dilihat) 2) audio (dapat didengar) dan 3) gerak (dapat berinteraksi).

Jadi media permainan ini dapat membangkitkan keingintahuan siswa, memungkinkan siswa menyentuh objek kajian pelajaran, membantu mereka mengkonkretkan sesuatu yang abstrak dan sebagainya.

Dengan media permainan, maka guru tidak perlu menghabiskan waktu banyak untuk menjelaskan materi.Siswa dapat melatih dirinya dengan cara berinteraksi dengan media permainan mengenai suatu materi yang mereka ingin pelajari khususnya dalam memahami konsep matematika.Biasanya mereka menggunakan media permainan dalam bentuk simulasi ataupun quiz untuk memudahkan dan mempercepat penyerapan materi yang digunakan.

Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri.Maka Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, produktif dan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep matematika.

Kelebihan metode permainan yaitu:

1) merangsang reaksi siswa terhadap penjelasan guru

(12)

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan pembahasan teori diatas didapatkan susunan kerangka berfikir yang digunakan jawaban sementara masalah yang timbul.Tidak selamanya metode alat peraga dan permainan itu baek digunakan, tetapi semua itu diperlukan waktu untuk menjadi lebih baik.

Di dalam kegiatan belajar mengajar banyak sekali factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Dua factor diantaranya adalah metode pembelajaran dan tingkat pemahaman konsep matematika. Di dalam pemilihan metode, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi belajar yang melibatkan keaktifan siswa dalam belajar.

Metode mengaajar yang bermacam-macam menuntut guru untuk pandai memilih metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dengan menggunakan metode alat peraga, diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami masalah yang akan diselesaikan.

D. Hipotesis tindakan

Dari refleksi hasil tinjauan pustaka dan kerangka berfikir tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Yang berbentuk kajian refleksif oleh pelaku tindakan. Selain itu, penelitian ini bersifat praktis situsional dan kondisional berdasarkan pemahaman yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika dalam tindakan yang dilakukan.

Peneliti akan bekerja sama dengan guru matematika dan kepala sekolah untuk mendiskusikan dan menetapkan tujuan penelitian, permasalahan penelitian, dan rencana tindakan yang akan dirancang.Peneliti akan mencatat kegiatan yang mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran.

(14)

Pengertian dan pemahaman siswa Evaluasi

Evaluasi

Refleksi Observasi dan monitoring

Tindakan 2 Perencanaan 2

Refleksi Observasi dan monitoring

Tindakan 1 Perencanaan

Dialog awal

Langkah-langkah penelitian diilustrasikan dalam siklus sebagai berikut:

Gambar 2.siklus Penelitian Tindakan Kelas 1. Dialog Awal

Suatu pertemuan antara peneliti dan guru matematika bersama-sama melakukan pengenalan, penyatuan ide, dan berdiskusi membahas masalah dan cara-cara peningkatan keaktifan siswa yang terfokus pada interaksi siswa dan guru.

Dialog membicarakan model dan alternatif pembelajaran yang akan dipraktekkan dan dikembangkan sehingga diperoleh kesepakatan untuk memecahkan masalah peningkatan aktifitas belajar matematika melalui strategi pembelajaran dengan pendekatan dialektik.

2. Perencanaan Tindakan Kelas

(15)

konsep matematika siswa, selanjutnya disusun langkah-langkah persiapan tindakan pembelajaran yang terdiri:

a. Memperbaiki kompetensi material guru dalam bidang matematika Setiap guru pasti mempunyai permasalahan sendiri dalam pembelajaran, maka lebih baik guru mengajukan masalah kemudian peneliti membantu mencari solusi masalah itu/ peneliti mengamati guru dalam kegiatan pembelajaran melakukan suatu kesalahan kemudian memberikan masukan.

b. Identifikasi masalah dan penyebabnya

Peningkatan aktivitas belajar matematika akan lebih terarah bila kegiatan yang dikerjakan guru matematika menggambarkan keadaan nyata yang suatu saat akan dihadapi siswa. Guru sebaiknya mempunyai gambaran permasalahan dan penyebab ketidakefektifan pembelajaran matematika. Informasi tentang permasalahan ini dapat diperoleh dari pengalaman-pengalaman guru pada waktu mengajar dan menghadapi situasi kelas dari tahun ke tahun, kemudian mendiskusikan bersama untuk melihat keterkaitan masalah tersebut dengan hal-hal lain yang terkait. Tindakan yang dilakukan adalah diskusi antara guru matematika dengan peneliti.

c. Perencanaan solusi masalah

Tindakan dikembangkan berdasarkan akar penyebab masalah, yaitu menerapkan pelaksanaan tindakan pembelajaran matematika dengan tepat. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah adalah dengan strategi pembelajaran melalui pendekatan dialektik.

3. Pelaksanaan Tindakan

(16)

4. Observasi dan monitoring

Observasi dan monitoring dilakukan dengan mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan/ dikenakan terhadap siswa. Pada waktu observasi dilakukan, observer mengamati proses pembelajaran dan menyimpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung baik yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi kelas.

Observasi ini dilakukan peneliti dengan berbekal pedoman observasi dan kegiatan lapangan. Peneliti mencatat semua kegiatan guru mulai dari pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Sukoharjo. Yang berlokasi di desa Bulakan, Kecamatan Sukoharjo, kabupaten Sukoharjo. Peneliti mengambil tempat ini sebagai tempat penelitian dikarenakan, lokasi berdekatan dengan tempat peneliti, dan lokasi tersebut mudah dijangkau oleh peneliti sehingga lebih efisien dalan proses penelitian. Sekolah ini belum termasuk sekolah unggulan, tetapi dilihat dari segi kualitasnya sudah sangat baik.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan juli sampai dengan bulan desember 2011.

C. Data dan Nara Sumber

(17)

penerima tindakan. Dan kepala sekolah sebagaibsubyek yang membantu dalam perencanaa, pengumpulan, analisis data, penarikan kesimpulan.

D. Tehnik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini akan diperoleh melalui catatan observasi, catatan lapangan, dokumentasi, wawancara. Data penelitian ini juga akan bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam upaya peningkatan pemahaman konsep matematika, dan beberapa tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan mengajar.

1. Observasi

Observasi adalah suatu tehnik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Kegiatan observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan perilaku tindakan belajar siswa yaitu upaya peningkatan pemahaman konsep matematika siswa. Peneliti melakukan observasi sesuai dengan pedoman observasi yang telah ditetapkan.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencata kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung. Model catatan lapangan pada penelitian ini adalah catatan pengamatan yang dilakukan peneliti dan guru.

Menurut meoleong (2001:155) catatan pengamatan adalah pernyataan tentang semua peristiwa yang dialami penafsiran, hanya catatan sebagaimana adanya.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku agenda, dan sebagainya (Arikunto , 2002:206)

(18)

4. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa yang berkenaan dengan pembelajaran kooperatif, melalui wawancara ini diharapkan dapat memperoleh masukan untuk melengkapi dan memperkuat analisis data yang diperoleh.

Adapun bentuk wawancara yitu:

a. Wawancara terencana, dimana pembicaraan dilakukan secara informal antara pelaku penelitian

b. Wawancara terstruktur, pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan. Ini bertujuan untuk mencari jawaban tentang hipotesis.

E. Tehnik Analisis Data

Data penelitian merupakan bagian dari proses penelitian yang sangat penting, dengan adanya analisis data akan tampak hasilnya yaitu memecahkan masalah sehingga muncul penelitian yang pada akhirnya tujuan dapat dicapai. Tehnik analisi yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Menurut Miles dan Huberman (Sutama, 2003:14) tehik ini terdiri dari alur kegiatan yang berlangsung secara bersama yaitu reduksi data, penyajian data atau verifikasi. Reduksi data adalah proses pemilihan atau pemusatan pada penyerdehanaan dan transformasi data kasar yang muncul darincatatan-catatan tertulis di lapangan kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap tindakan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap informasi yang member adanya penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap.

F. Prosedur Penelitian

(19)

1. Dialog awal

Dialog awal adalah langkah pertama penelitian yang dilakukan peneliti bersama guru matematika dan kepala sekolah. Dalam dialog ini, peneliti mengajukan permohonan ijin untuka melakukan penelitian terrhadap permasalahan yang muncul pada upaya peningkatan pemahaman konsep matematika di SMP N 5 Sukoharjo.

Suatu pertemuan antara peneliti, guru matematika, dan kepala sekolah bersama-sama melakukan pengenalan, penyatuan ide, dan berdiskusi membahas masalah dan cara-cara meningkatkan pemahaman konsep matematika yang terfokus pada interaksi siswa melulalui alat peraga dan permainan .

2. Perencanaan tindakan

a. Mengidentifikasi Masalah

Peneliti merumuskan permasalahan siswa sebagai upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika melalui alat peraga dan permainan. Tindakan yang dilakukan adalah diskusi dengan guru matematika kelas VII, melakukan tes sebelum tindakan.

b. Mengidentifikasi siswa

Hal ini dilakukan untuk mengetahui siswa yang pandai, sedang dan kurang melalui pengumpulan data. Tindakannya adalah musyawarah dengan guru matematika kelas VII, mengacu pada dokumentasi hasil tes pertama.

c. Perencanaan solusi masalah.

Solusi yang ditawarkan adalah upaya peningkatan pemahaman konsep matematika dengan strategi pempelajaran aktif melalui alat peraga dan permainan untuk meningkatkan prestasi siswa.

3. Pelaksanaan tindakan

(20)

dibuat, guru melaksanakan model pembelajaran matematika melalui alat peraga untuk meningkatkan konsep matematika siswa.

Tindakan dilaksanakan sesuai dengan isi rencana pembelajaran dan menerapkan rencana tindakan yang telah disusun berdasarkan permasalahan yang mempengarungi pemahaman konsepmatematika. Peneliti melaksanakan tindakan pemBelajaran pada siswa kelas VII SMP N 5 Sukoharjo dengan berpedoman rencana pembelajaran dan perencanaan tindakan kelas yang telah disusunsebelumnya.

4. Observasi dan monitoring

Observasi dan monitoring untuk mendokumentasikan tindakan terkait, yang bersifat responsive, fleksibel, dan terbuka untuk mencatat hal yang tidak terduga. Observasi yang cermat diibutuhkan karena tindakan akan selalu dibatasi oleh kendala realitas.

Pada saat observasi dilakukan, observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai proses pembelajaran . baik yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi kelas.observasi hanya mencatat apa yang dilihat dan didengar, bukan memberikan penilaian. 5. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan pemikiran untuk mencermati gagasan yang dicerna, selanjutnya dengan pemikiran abstrak diperkaya dengan gagasan baru kemudian dicerna lagi, diadakan telaah balik, dan dilanjutkan dengan penelitian abstrak sehingga menghasilkan buah pikiran yang bermutu.

6. Evaluasi

(21)

G. Keabsahan Data

Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasiu sumber, yaitu membandingkan data hasil pengamatan tes dengan hasil observasi lain.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto . 2002 . Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara

Djumaroh . 2002. “Psikologi Belajar”, Jakarta :Rineka Cipta

(http://teacheracim.blogspot.com/2008/12/strategi_pembelajaran_aktif.html diakses tanggal 12 mei 2011)

Miles dan Huberman . 2003 . Analisis Data Kualitatif, Jakarta : Universitas Indonesia press

Meoleong . 2002. Metodelogi Penelitian kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Oemar, Hamalik . 2001 . Belajar dan Memperteguh Kelakuan Melalui Pengalaman, Bandung : Rineka Cipta

Sumarjono . 2004 . “ Konsep dan Makna Pembelajaran “,Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Gambar

Gambar 2.siklus Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

ini adalah “Penerapan model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa pada subkonsep

Sudikno Mertokusumo, 2007, Penemuan Hukum, Sebuah Pengantar ,

1) Paternalisme ( Paternalism ), dimana dalam tipe ini hubungan antara komunikator dengan audience seperti hubungan antara ayah dengan anak dimana komunikator menganggap

Sebuah mobil bergerak dengan kelajuan 20 m/s mendekati sumber bunyi 680 Hz yang dalam keadaan diam.. Semangkuk sop 255 g dipanaskan menggunakan pemanas microwave

IBADAH HAJI DAN UMRAH ANTARA BIRO PENYELENGGARA DENGAN JEMAAH HAJI DAN UMRAH Dalam bab ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah yaitu mengenai

Hal tersebut senada dengan pernyataan Ruseffendi (1992) bahwa kegiatan pembelajaran matematika untuk anak usia dini pada dasarnya bertujuan untuk menstimulasi

[r]

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen 1 yang menggunakan model cooperative learning teknik TSTS dengan kelas kontrol yang