• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini dan Aplikasinya dalam

Pendidikan Anak Usia Dini

Tugas Akhir Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah

Disusun oleh:

Widia Arinta Cahyani

1601412060

Dosen Pengampu :

Ali Formen, S. Pd., M. Ed

Eko Waluyo S. Pd, M.pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

BAB I yang dingin menakjubkan yang mengalir melewati tanganku. Kata yang hidup itu membangunkan jiwaku, memberinya cahaya, kegembiraan dan membuatnya terbebas! … Segala sesuatu memiliki nama, dan sebuah nama melahirkan sebuah pikiran baru. Saat kami kembali ke rumah, setiap objek yang kusentuh tampaknya dipenuhi oleh kehidupan … Aku belajar banyak kata baru hari itu … kata-kata yang membuat dunia seperti mekar bagiku

─ Helen Keller, Story of My Life

Dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa bahasa berperan penting dalam membantu kita berkomunikasi, mengenal dunia, dan berinteraksi. Dengan bahasa kita dapat mengerti apa yang sebelumnya kita tidak tahu, kita bisa berkomunikasi, bertukar pikiran dengan orang lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apa yang dimaksud dengan hakikat perkembangan dan bahasa? b. Apa saja teori yang menjelaskan mengenai perkembangan bahasa? c. Bagaimana tahap perkembangan bahasa anak sesuai dengan usianya? d. Apa saja hambatan dan gangguan pada perkembangan bahasa pada anak? e. Bagaimana peran keluarga dalam perkembangan bahasa anak?

f. Apa saja pembelajaran di PAUD yang dapat mengembangkan kemampuan bahasa pada anak?

1.3 TUJUAN

a. Mengetahui hakikat perkembangan dan bahasa

b. Mengetahui teori yang menjelaskan mengenai perkembangan bahasa c. Mengetahui tahap perkembangan bahasa anak sesuai dengan usianya d. Mengetahui hambatan dan gangguan pada perkembangan bahasa pada

anak

(3)
(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan istilah yang sering digunakan dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Kadang orang menganggap kedua istilah tersebut sama. Kedua istilah tersebut memang saling terkait satu sama lain, namun sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda.

Fadlilah dalam buku Pendidikan Karakteristik Anak Usia dini mengatakan bahwa pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif semakin lama semakin besar atau panjang. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil pematangan fungsi dalam waktu tertentu. (Fadlilah, 2013:49-50)

Sedangkan perkembangan, perubahannya sifatnya kualitatif dan lebih mengarah pada psikis atau kejiwaan sehingga memunculkan terjadinya fungsi kepribadian dan kematangan seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. (Fadlilah, 2013:51)

Stenberg dalam buku Psikologi Kognitif mengatakan bahwa bahasa adalah penggunaan cara yang terorganisasikan dari pengombinasian kata-kata untuk berkomunikasi. Bahasa memungkinkan kita berkomunikasi dengan orang lain disekitar kita. Bahasa juga memungkinkan kita memikirkan tentang hal-hal dan proses-proses yang saat ini tidak kita lihat, dengar, rasakan, sentuh atau baui. Kata-kata yang kita gunakan bisa ditulis, diucapkan atau ditandakan(bahasa tanda). (Sternberg, 2008:290)

Santrock dalam buku Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup mengatakan bahwa bahasa adalah suatu bentuk komunikasi ─ entah itu lisan, tertulis atau isyarat-yang berdasarkan pada suatu system dari simbol-simbol. Bahasa terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh masyarakat beserta aturan-aturan untuk menyusun berbagai variasi dan mengkombinasikannya. (Santrock, 2008:353)

(5)

a. Alat komunikasi

Salah satu teori yang dituliskan Santrock dalam buku Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup adalah teori jean Piaget yaitu Teori Kognitif. Dalam pandangan Piaget, dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu ialah : pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita masuk akal, kita mengorganisasikan pengalaman-pengalaman. Kita mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Namun, kita tidak hanya mengorganisasikan pengamatan-pengamatan dan pengalaman-pengalaman kita, kita juga menyesuaikan pemikiran kita untuk meliput gagasan-gagasan baru. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara: asimilasi dan akomodasi. (Santrock, 2008: 44)

Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahhuan mereka yang sudah ada. Akomodasi terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.

Teori ini membagi perkembangan menjadi empat tahap perkembangan :

 Sensorismotor ( lahir – 2 tahun)

Bayi beranjak dari tindakan reflektif naluriah sejak kelahiran hingga permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik.

 Praoperasional ( 2-7 tahun)

Anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar; kata-kata dan gambar-gambar ini mencerminkan meningkatnya pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensor dan tindakan fisik

 Operasional konkret (7-11 tahun)

Anak saat ini dapat berpikir secara logis tentang peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklarifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda

(6)

Anak remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis. Pemikiran anak lebih idealistis.

Dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa oleh Iskandarwassid pada pembahasan Pendekatan dan Metodologi Pembelajaran Bahasa mengenai pendekatan fungsional dituliskan menurut Semi (1993), pendekatan ini meyarankan apabila mempelajar bahasa sebaiknya melakukan kontak langsung dengan masyarakat atau orang yang menggunakan bahasa itu. Dengan demikian. Peserta didik langsung menghadapi bahasa yang hidup dan mencoba memakainya sesuai dengan keperluan komunikasi. Mereka dengan sendirinya merasakan fungsi bahasa tersebut dalam komunikasi langsung ((Iskandarwassid, 2008: 43).

Lauren B. Adamson, Deborah F. Deckner dan Roger Bakeman dalam jurnal berjudul Early Interests and Joint Engagement in Typical Development, Autism, and Down Syndrome mengatakan bahwa Variasi awal di lingkungan sosial dan objek orientasi juga mempengaruhialur awal anak-anak ke arah bahasa.

2.3 TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK

Fadlilah dalam buku Pendidikan Karakter Anak Usia Dini menuliskan William Stern dan istrinya membagi perkembangan bahasa anak menjadi beberapa tahap berikut :

a. Prastadium ( 6-12 bulan), meraba atau keluar suara yang belum berarti, serta tunggal, terutama huruf-huruf bibir

b. Masa pertama ( 12-18 bulan), penguasaan kata yang belum lengkap, seperti mem atau mik

c. Masa kedua (18-24 bulan), masa mama, maksudnya masa kedua ini anak sudah mulai berbicara atau tanya mama

d. Masa ketiga ( 24-30 tahun) masa stadium fleksi (menafsirkan). Yaitu anak mulai dapat menggunakan kata-kata yang dapat ditafsirkan atau kata yang sudah diubah dan sudah mampu menyusun kalimat pendek e. Masa keempat (2,5 – 6 tahun keatas), masa stadium anak kalimat, yaitu

anak dapat merangkaikan pokok kalimat dengan penjelasannya berupa anak kalimat (Fadlilah, 2013 : 68)

(7)

Dalam buku Sternberg yang berjudul Psikologi Kognitif terdapat dua jenis hambatan dan gangguan dalam perkembangan bahasa. Yaitu:

a. Aphasia

Aphasia adalah cacat dalam pemfungsian bahasa yang disebabkan oleh kerusakan pada otak. Ada beberapa jenis aphasia :

 Aphasia Wernicke. Disebabkan oleh kerusakan otak diwilayah wernicke. Aphasia ini dicirikan oleh kerusakan mencolok didalam pemahaman kata-kata dan kalimat-kalimat ujaran. Biasanya kerusakan ini juga mencakup pemroduksian kalimat-kalimat yang memiliki struktur dasar bahasa ujaran yang tidak masuk akal. Kalimat-kalimat tersebut hampa makna.

 Aphasia Broca. Disebabkan oleh kerusakan otak di wilayah Broca.

Aphasia ini dicirikan oleh pemroduksian ujaran yang tidak gramatis, namun tetap mempertahankan kemampuan pemahaman verbal.

 Aphasia global. Merupakan kombinasi antara cacat yang tinggi pada pemahaman dan pemroduksian ujaran. Aphasia ini disebabkan oleh lesi-lesi diwilayah Broca maupun Wernicke.

 Aphasia anomik. Adalah kesulitan-kesulitan dalam menamai objek-objek atau mengeluarkan kata-kata dan memori. Pasien bisa saja mengamati sebuah objek, namun tidak sanggup mengeluarkan dari memorinya kata untuk merespons objek tersebut. Kadang-kadang, kategori-kategori tertentu tidak bisa dipanggil kembali.

b. Autisme

Autisme adalah gangguan perkembangan yang dicirikan oleh abnormalitas didalam perilaku sosial, bahasa dan kognisi. Anak-anak dengan autisme menunjukkan abnormalitas dibanyak wilayah otak, meliputi kerusakan-kerusakan pada lobus-lobus frontalis dan parietalis, selain juga serebelum, batang otak, kalosum korpus, ganglia basalis, amigdala dan hipokampus.

(8)

menunjukkan gerakan-gerakan berulang dan pola minat dan aktivitas yang stereotip. Seringkali mereka mengulangi gerakan yang sama berulang-ulang tanpa tujuan jelas. Ketika berinteraksi dengan seseorang mereka lebih suka melihat gerakan bibir ketimbang gerakan mata orang itu. Kira-kira separuh dari anak-anak penderita autisme gagal mengembangkan ujaran fungsionalnya. Ujaran yang mereka kembangkan cenderung dicirikan oleh echolalia, artinya mengulangi lagi dan lagi ujaran yang mereka dengar. Kadang-kadang repetisi ini berlangsung sampai beberapa jam setelah penggunaan kata tertentu oleh seseorang.

2.5 PERAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN BAHASA

Arini Hidayati dalam buku Televisi dan Perkembangan Sosial Anak mengatakan bahwa keluarga merupakan “jaringan sosial” yang terpenting bagi anak-anak pada masa-masa awal kehidupan. Sehingga hubungan dengan keluarga merupakan landasan sikap terhadap orang, benda dan kehidupan secara umum. (Hidayati, 1998: 40)

Freud, pelopor penelitian tentang hubungan keluarga mengatakan bahwa: “orangtua yang neuropatik yang melindungi anak secara berlebihan dan mencekiknya dengan kasih sayang berlebihan membangkitkan pada anak suatu kecenderungan untuk penyakit neurotik”

Kondisi ini menggambarkan betapa besar pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak, sekaligus merupakan suatu gambaran awal bagi orangtua untuk mengembangkan pola hubungan yang dinamis dan serasi dengan anak.

Dalam gambaran lebih global, Bronson, Brook dan Whitemann dalam penelitiannya mengatakan bahwa sumbangan keluarga bagi perkembangan anak yaitu:

1. Perasaan aman karena menjadi anggota kelompok yang stabil

2. Orang-orang yang dapat diandalkannya dalam memenuhi kebutuhannya, fisik dan psikologis

3. Sumber kasih sayang dan penerimaan, yang tidak terpengaruh oleh apa yang mereka lakukan

4. Model perilaku yang disetujui guna belajar menjadi sosial

(9)

6. Orang-orang yang dapat diharapkan bantuannya dalam memecahkan masalah yang dihadapi tiap anak dalam penyesuaian pada kehidupan 7. Bimbingan dan bantuan dalam mempelajari kecakapan motorik, verbal dan

sosial yang diperlukan untuk penyesuaian teman diluar rumah atau bila teman diluar tidak ada.

2.6 PEMBELAJARAN DALAM PAUD

Ketampilan berbahasa pada anak meliputi empat macam yaitu meyimak, membaca, berbicara dan menulis. Implementasi pembelajaran bahasa pada anak usia dini adalah sebagai berikut:

a. Menyimak

Ketrampilan menyimak adalah satu bentuk ketrampilan berbahasa yang lebih bersifat reseptif. Tahapan kegiatan menyimak:

1. Mendengar 2. Mengenangkan 3. Memperhatikan 4. Membentuk imajinasi

5. Mencari simpanan masa lalu dalam gagasan 6. Membandingkan

7. Menguji isyarat-isyarat 8. Mengodekan kembali 9. Mendapatkan makna

10. Memasukkan kedalam pikiran disaaat-saat mendengarkan atau menyimak

(10)

kebutuhan perasaan dan keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini, kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkinkan untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi, tekanan nada, kesenyapan dan lagu bicara. (Iskandarwassid, 2008: 241).

Rancangan program pengajaran untuk mengembangkan keterampilan berbicara dapat memberikan pemenuhan kebutuhan yang berbeda. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

 Aktivitas mengembangkan keterampilan bahasa secara umum

 Aktivitas mengembangkan bicara secara khusus untuk membentuk model diksi dan ucapan, dan mengurangi penggunaan bahasa nonstandar

 Aktivitas menangani masalah yang meminta perhatian khusus: o Peserta didik yang penggunaan bahasa ibunya sangat dominan o Peserta didik yang mengalami problema kejiwaan, pemalu dan

tertutup, dst

o Peserta didik yang menderita hambatan jasmani yang berhubungan dengan alat-alat bicaranya

Implementasi keterampilan berbicara dalam PAUD dapat dilaksanakan dengan bercerita, bercakap-cakap dan metode tanya jawab

c. Membaca

Iskandarwassid dalam bukunya Strategi Pembelajaran Bahasa mengatakan bahwa membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses mental dalam sistem kognisinya. (Iskandarwassid, 2008:246)

Implementasi keterampilan membaca pada PAUD dapat melalui kegiatan puzzle huruf, menyusun kata dan membaca cerita bergambar

d. Menulis

(11)

membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lan, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekaligus. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan baik unsur bahasa maupun unsur is haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu. (Iskandarwassid, 2008: 248)

Untuk ketrampilan menulis di PAUD, guru harus mendahulukan keterampilan motorik halus. Ketika motorik halus anak sudah siap, guru bisa memulai memberikan tugas anak untuk menulis.

Implementasi kegiatan yang digunakan untuk mengembangkan bahasa anak di PAUD adalah dengan menggunakan metode bercerita. Putri Suratmi Hasanah, Wusono Indarto, dan Enda Puspitasari dalam jurnal yang berjudul

(12)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bahasa adalah penggunaan cara yang terorganisasikan dari pengombinasian kata-kata untuk berkomunikasi. Bahasa memungkinkan kita berkomunikasi dengan orang lain disekitar kita. Perkembangan bahasa terbagi dalam berbagai tahap dan setiap tahap memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda. Untuk membantu anak belajar bahasa, anak harus terlibat langsung dengan masyarakat. Hambatan dalam perkembangan bahasa antara lain aphasia dan autisme. Aplikasi pengembangan kemampuan bahasa (ketrampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis) dapat dilakukan dengan bercerita, tanya jawab, bercakap-cakap dan masih banyak lagi kegiatan yang dapat dilakukan.

3.2 SARAN

Baik pendidik dan orangtua perlu memahami tahapan perkembangan anak khususnya tahapan perkembangan bahasa anak. Karena dengan bahasa anak akan mudah untuk berinteraksi dengan lingkungan dan mempelajari pengetahuan. Selain mengetahui tahapan perkembangan bahasa anak, orang tua dan guru juga perlu mengetahui hambatan yang mungkin dihadapi dalam perkembangan bahasa anak. Dengan mengetahui tahap perkembangan bahasa dan hambatan yang mungkin dihadapi, orang tua dan guru dapat memberikan stimulus dan pembelajaran yang sesuai.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Arini. 1998. Televisi dan Perkembangan Sosial Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Iskandarwassid, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset Bandung

Santrock, John W, 2008. Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup.

Jakarta: Erlangga

Hurlock, Elizabeth B, 2011. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga

Fadlilah, dkk, 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sternberg, Robert J, 2008. Psikologi Kognitif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Lauren B. Adamson, Deborah F. Deckner, Roger Bakeman. 2010. Early Interests and Joint Engagement in Typical Development, Autism, and Down Syndrome. Jurnal Pendidikan. Hal 2

Referensi

Dokumen terkait

Sesungguhnya pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dalam perspektif pendidikan Islam bukanlah merupakan hal yang baru.. Tetapi sudah ada dan sudah dipratekkan sejak zaman

The Effect of Corporate Social Responsibility on Company’s Value with Common Effects Model (CEM), Fixed Effects Model (FEM) and Random Effects Model (REM) Approaches..

Intervensi dengan NMES pada permukaan kulit di atas otot abduktor policis brevis tangan kanan dan kiri sampai tampak muscle twitch (kedutan otot akibat rangsang

Karena rumah tangga kurang aman dan sering terganggu oleh masalah terkait dengan milo, warga yang ingin bekerja kegiatan lain juga terganggu dan tidak bisa

Pelaksanaan pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan guru yakni berpedoman pada analisis kebutuhan, tujuan pelatihan, rancangan program pelatihan, dan desain pelaksanan pelatihan

Abstrak – Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental) yang bertujuan untuk: (1) mengetahui hasil belajar fisika kelompok yang diajar

Guru mengunggah slide power point yang berisi soal/masalah tentang tahap pelaporan keuangan dan tahap penutupan siklus akuntansi pada google classroom yang dibagi

The primary source is the novel Audrey Rose (1976) written by Frank De Felitta, and the secondary sources are obtained from books on literary work and the internet. This study