• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH CAR NPL LDR NIM dan bop

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH CAR NPL LDR NIM dan bop"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CAR, NPL, LDR, NIM, DAN BOPO TERHADAP

PROFITABILITAS PERBANKAN

(STUDI KASUS PADA BANK UMUM YANG

LISTED

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2011)

MARIA REGINA ROSARIO SIANTURI

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

(2)

PENGARUH CAR, NPL, LDR, NIM, DAN BOPO TERHADAP

PROFITABILITAS PERBANKAN

(STUDI KASUS PADA BANK UMUM YANG

LISTED

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2011)

sebagai salah satu persyaratan untuk memeroleh

gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

MARIA REGINA ROSARIO SIANTURI

A21109256

kepada

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

(3)
(4)
(5)
(6)

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat dan berkat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi yang

berjudul “Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO terhadap Profitabilitas

Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)” dapat terselesaikan. Skripsi ini dibuat sebagai akhir dari

rangkaian pembelajaran sekaligus sebagai salah satu syarat untuk menempuh

ujian sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas

Hasanuddin.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada Bapak Dr. Muh Yunus Amar, MT, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Bapak Dr. Abd. Rahman

Laba, SE., MBA dan Bapak Fauzi R. Rahim, SE., M.Si selaku Dosen

Pembimbing yang berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Bapak Dr. Mursalim Nohong,

SE., M.Si dan bapak H.M.Sobarsyah, SE., M.Si selaku dosen penguji yang telah

memberikan bimbingan dan perbaikan dalam penyusunan skripsi ini. Bapak dan

Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin atas ilmu dan

nasihat yang telah diberikan, seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Hasanuddin atas bantuannya.

Terima kasih sebesar-besarnya pula untuk Papi, Mami, Bang Rendy, Bang

Ricky, dan semua keluarga tercinta yang senantiasa mendampingi, menyayangi,

memberikan doa serta dukungannya selama ini sehingga penulis dapat

(7)

motivasi, khususnya Anggita, Fatwal, Asdini, Suci, Windry, Wiwi, Shigemi, Idha,

Isma, Edyz, Eno, Rini, dan Rara atas bantuan dan dorongan dalam penyusunan

skripsi ini. Terimakasih juga untuk Kak Appy, Rara Nurinna, Mery, Nani, Jean,

dan Grace yang telah memberi semangat dan doa sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan Untuk

teman-teman seperjuangan fakultas Ekonomi angkatan 2009 dan semua pihak

yang telah memberikan informasi dan bimbingan, sehingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Penulis berharap karya skripsi ini bermanfaat dan

dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak-pihak yang

membutuhkan.

Makassar, Desember 2012

Penulis

(8)

Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Kasus Pada Bank Umum yang Listed

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)

The Effect of Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin, and Operation Efficiency to Profitability Banking Firms (A

study in Commercial Banking that Listed on Indonesia Stock Exchange period 2007-2011)

Maria Regina Rosario Sianturi Abd. Rakhman Laba

Fauzi R. Rahim

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO terhadap Profitabilitas Perbankan yang diproksikan dengan ROA. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi Tahunan dari website masing-masing Bank Umum Tahun 2007-2011. Jumlah sampel sebanyak 20 bank umum yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia dengan periode 2007-2011 yang diambil melalui purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR dan LDR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA serta variabel NPL memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Sementara variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA dan variabel NIM memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari kelima variabel independen terhadap ROA adalah sebesar 73,6% yang ditunjukkan dari besarnya

adjusted R2, sisanya sebesar 26,4 % dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model penelitian.

Kata Kunci : CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, dan ROA.

The objectives of this research to analyze the effect of Capital Adequacy Ratio (CAR), Operation Efficiency (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), and Loan to Deposit Ratio (LDR) toward Return on Asset (ROA) which is as a proxy of Profitability Banking Firms. This research using data from commercial banking published financial reports 2007-2011 period. The number of sample used were 20 commercial bank in Indonesia Stock Exchange were taken by purposive sampling. Analysis technique used is multiple linear regression analysis.The result of this research shows that CAR and LDR variables has a positive and unsignificant influence to ROA, also NPL variable case, despite NPL has a negative coefficient, it doesn’t have a significant influence to ROA. BOPO variable has a negative and significant influence to ROA and NIM variable has a positive and significant influence to ROA. Predictive ability of the five independent variabels to ROA is 73,6% and it shown by adjusted R2 value, the rest 26,4% influenced by other variabels outside the model..

Keyword : CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, and ROA.

(9)

Halaman

2.1.6 Capital Adequacy Ratio (CAR)... 20

2.1.7 Non Performing Loan (NPL)... 21

2.1.8 Loan to Deposit Ratio (LDR)... 22

2.1.9 Net Interest Margin (NIM)... 24

2.1.10 Efisiensi Operasional (BOPO)... 24

2.2 Hubungan Antar Variabel... 25

2.2.1 Hubungan Antara CAR dan Profitabilitas Perbankan. . . 25

2.2.2 Hubungan Antara NPL dan Profitabilitas Perbankan.... 25

2.2.3 Hubungan Antara LDR dan Profitabilitas Perbankan.... 26

2.2.4 Hubungan Antara NIM dan Profitabilitas Perbankan.... 27

(10)

3.6 Varibel Penelitian dan Definisi Operasional... 37

3.7 Teknik Analisis Data ... 41

3.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda... 42

3.7.2 Uji Prasyarat (Uji Asumsi Klasik) ... 43

3.7.3 Uji F (Uji Serempak) ... 44

3.7.4 Uji T (Uji Parsial) ... 45

3.7.5 Uji R2 (Koefisien Determinasi) ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 47

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47

4.2 Statistik Deskriptif Sampel Penelitian ... 52

4.3 Hasil Analisis Data ... 56

4.3.1 Uji Prasyarat (Uji Asumsi Klasik)... 56

4.3.1.1 Uji Normalitas ... 56

4.3.1.2 Uji Autokorelasi ... . 58

4.3.1.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... . 59

4.3.1.4 Hasil Uji Heteroksiditas ... 60

4.4 Hasil Koefisien Determinasi (R2)... 56

4.5 Hasil Uji Hipotesis... 56

4.5.1 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda... 61

4.5.2 Hasil Uji Parsial (Uji T)... 62

4.5.3 Hasil Uji Simultan (Uji F)... 70

BAB V PENUTUP... 73

5.1 Kesimpulan... 73

5.2 Saran... 74

5.3 Keterbatasan Penelitian... 76

DAFTAR PUSTAKA... 77

LAMPIRAN... 79

(11)

Tabel Halaman

1.1 Nilai Rasio Return On Asset (ROA)... 5

2.1 Kajian Penelitian Terdahulu... 30

3.1 Daftar Sampel Penelitian Bank Umum Go Public... 36

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel... 40

4.1 Nilai Return On Assets (ROA) Perusahaan Perbankan... 48

4.2 Rata-rata nilai CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, dan ROA... 50

4.3 Hasil Analisis Deskriptif Data... 52

4.4 Hasil Analisis Deskriptif Data (Setelah data outlier dihilangkan). . 55

4.5 Kriteria Nilai Uji Durbin Watson... 58

4.6 Hasil Uji Autokorelasi... 58

4.7 Hasil Uji Multikolinearitas... 59

4.8 Hasil Koefisien Determinasi (R2)... 61

4.9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda... 62

4.10 Hasil Uji t (Parsial)... 64

4.11 Hasil Uji F... 71

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran... 32

4.1 Dinamika perubahan CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO dan ROA... 51

4.2 Normal P-Plot... 57

4.3 Scatterplot... 60

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2007... 79 2 Nilai CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, dan ROA Bank Umum

yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2008... 80 3 Nilai CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, dan ROA Bank Umum

yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2009... 81 4 Nilai CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, dan ROA Bank Umum

yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010... 82 5 Nilai CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, dan ROA Bank Umum

yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2011... 83 6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda menggunakan

SPSS 17.0 (Setelah data outlier dihilangkan)... 84 7 Biodata... 89

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memperoleh keuntungan merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan

usaha. Keuntungan yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai

operasional perusahaan, seperti membayar gaji serta biaya-biaya lainnya, tetapi

juga digunakan untuk ekspansi perusahaan melalui berbagai kegiatan di masa

yang akan datang. Kemudian yang lebih penting lagi apabila suatu badan usaha

terus menerus memperoleh keuntungan, ini berarti kelangsungan hidup badan

usaha tersebut akan terjamin. (Kasmir, 2008:1)

Tentunya anggapan tersebut tidak salah, sehingga hal ini menyebabkan laba

menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

menjadi paling penting dalam laporan tahunan. Selain itu, kegiatan perusahaan

selama periode tertentu mencangkup aktivitas rutin atau operasional juga perlu

dilaporkan sehingga diharapkan bisa memberikan informasi yang berkaitan

dengan tingkat keuntungan, risiko, fleksibilitas keuangan, dan kemampuan

operasional perusahaan.

Krisis ekonomi yang melanda di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997

mengakibatkan seluruh potensi ekonomi mengalami kemandegan dan diambang

kebangkrutan. Krisis moneter mengakibatkan banyaknya bank yang mengalami

kredit macet. Hal tersebut mempengaruhi iklim investasi pasar modal dibidang

perbankan baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, menurut Ali

(2004:77), penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indonesia bukan lemahnya

(14)

fundamental ekonomi, tetapi karena merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar

Amerika. Utang luar negeri swasta jangka pendek sejak awal 1990-an telah

terakumulasi sangat besar dimana sebagian besar tidak di-hedging (dilindungi nilainya terhadap mata uang asing). Pengertian hedging di pasar komoditas adalah proteksi dari risiko kerugian akibat fluktuasi harga. Hedging ini dapat dilaksanakan melalui bursa berjangka dengan membuka kontrak beli atau jual

atas suatu komoditas sejalan dengan perdagangan komoditas tersebut di pasar

fisik. Hal inilah yang kemudian menambah tekanan terhadap nilai tukar rupiah,

karena tidak tersedia cukup devisa untuk membayar hutang yang jatuh tempo

beserta bunganya.

Prediksi kinerja keuangan suatu perusahaan pada umumnya dilakukan oleh

pihak internal (manajemen) dan pihak eksternal perusahaan yang memiliki

hubungan dengan perusahaan yang bersangkutan, seperti : investor, kreditur,

dan pemerintah. Munawir (2002:8) menyatakan bahwa pihak-pihak yang

menginvestasikan modalnya membutuhkan informasi tentang sejauhmana

kelancaran aktivitas dan profitabilitas perusahaan, potensi deviden, karena

dengan informasi tersebut pemegang saham dapat memutuskan untuk

mempertahankan sahamnya, menjual, atau bahkan menambahnya.

Munawir (2002:7) juga menyatakan bahwa perusahaan membutuhkan

informasi akuntansi keuangan, selain sebagai dasar perencanaan, pengendalian,

dan pengambilan keputusan keuangan, operasi dan investasi juga diperlukan

dalam rangka untuk penentuan insentip atau bonus, penilaian kinerjanya atau

menentukan profitabilitas perusahaan dan distribusi laba.

Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan, kemajuan-kemajuan serta

potensi dimasa mendatang, faktor utama yang pada umumnya mendapatkan

(15)

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera

dipenuhi dalam jangka pendek atau pada saat jatuh tempo. (2) solvabilitas, yaitu

kemampuan perusahaan utnuk memenuhi semua kewajibannya, baik jangka

pendek ataupun jangka panjang, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, dan (3)

profitabilitas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba dalam periode tertentu. (Munawir, 2002:56)

Salah satu teknik dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio

keuangan (Kasmir, 2008:281). Analisis rasio keuangan merupakan instrumen

analisis perusahaan yang menjelaskan berbagai perubahan dalam kondisi

keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan

pola perubahan tersebut untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang

melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Rasio-rasio keuangan pada

dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka di dalam laporan

keuangan. Rasio keuangan menjadi salah satu alat oleh para pengambil

keputusan baik bagi pihak internal maupun eksternal dalam menentukan

kebijakan berikutnya. Bagi pihak eksternal terutama kreditur dan investor, rasio

keuangan dapat digunakan dalam menentukan apakah suatu perusahaan wajar

untuk diberikan kredit atau untuk dijadikan lahan investasi yang baik. Bagi pihak

manajemen, analisis rasio keuangan sangat bemanfaat untuk perencanaan dan

peng-evaluasian prestasi atau kinerja perusahaannya bila dibandingkan dengan

rata-rata industri (Munawir, 2002:83). Analisis rasio keuangan dapat membantu

para pelaku bisnis, pihak pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan

lainnya dalam menilai kondisi keuangan perusahaan, tidak terkecuali perusahaan

perbankan.

Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

(16)

pihak yang membutuhkan dana sesuai dengan Undang-Undang Republik

Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang perbankan bahwa bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan

keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank

Indonesia (Riyadi, 2004:149). Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur

dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap

kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan.

Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis 5 aspek,

yaitu Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity. Aspek-aspek tersebut kemudian dinilai dengan menggunakan rasio keuangan sehingga dapat menilai

kondisi keuangan perusahaan perbankan (Kasmir, 2008:273). Aspek capital

(permodalan) dapat dinilai melalui Capital Adequacy Ratio (CAR), aspek assets

dinilai dengan Non Performing Loan (NPL), aspek earning meliputi Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), dan BOPO, sedangkan aspek likuiditas meliputi Loan to Deposit Ratio (LDR).

Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk mengukur

kinerja suatu bank. Return On Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Sehingga dalam penelitian ini

ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Tujuan utama operasional

bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. ROA penting bagi

bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam

(17)

Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan/memperoleh

laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas yang digunakan adalah ROA karena

dapat memperhitungkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva

yang dimilikinya untuk menghasilkan income. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin

baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya,

2009:118).

Selain itu juga, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank

Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank

Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan

asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat

sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan

(Dendawijaya, 2009:119).

Tabel 1.1 di bawah ini merupakan perhitungan ROA pada 8 bank umum

yang listed di Bursa Efek Indonesiadari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.

Tabel 1.1 : Nilai rasio Return On Asset (ROA) pada 8 Bank Umum Yang

Listed di BEI tahun 2007-2011

No. NAMA BANK 200

7 2008 2009 2010 2011

1 Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2,78 5,32 4,61 2,60 2,70

2 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 4,61 2,60 2,70 2,44 3,50

3 Bank Central Asia Tbk. 2,70 2,44 3,50 1,83 5,00

4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 3,50 1,83 5,00 2,35 2,00

5 Bank CIMB Niaga Tbk. 2,00 2,67 2,00 2,33 3,00

6 Bank Danamon Tbk. 2,00 2,36 5,00 3,24 2,70

7 Bank Pan Indonesia Tbk. 2,00 2,33 3,00 2,77 3,00

(18)

Pada Tabel 1.1 di atas terlihat bahwa pergerakan Return On Asset (ROA) mengalami fluktuasi. Pada beberapa periode dalam penelitian ini Return On Asset (ROA) mengalami penurunan. Penurunan Return On Asset (ROA) terjadi pada Bank Mandiri (Persero) Tbk., di tahun 2009 hingga 2010. Pada Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, rasio ROA mengalami penurunan pada tahun

2008 dan 2010. Penurunan tajam dialami pula oleh Bank Central Asia Tbk, yakni

pada tahun 2010 dari 3,50 menjadi 1,83 dan oleh Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk pada tahun 2008. Sama hal nya dengan bank CIMB Niaga Tbk,

yang menagalami penurunan ROA dari 2,67 menjadi 2,00 pada tahun 2009.

Bank Danamon Indonesia mengalami penurunan ROA berturut sejak tahun 2010

hingga 2011. Akan tetapi, standar untuk angka Return On Asset (ROA) minimal 1,5% selalu tercapai selama periode penelitian.

Profitabilitas (ROA) tahun 2007 – 2011 telah mencapai standar ukuran bank

di Indonesia yaitu di atas 1,5%..Diharapkan bank dapat menjaga atau

meningkatkan nilai ROA-nya sehingga akan meningkatkan pula perolehan

profitabilitas pada tahun-tahun mendatang. Dan apabila terjadi penurunan nilai

profitabilitas maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

fluktuasi (ROA) sehingga dapat segera diatasi guna meningkatkan profitabilitas

selanjutnya. ROA perlu dijadikan pedoman dalam mengukur profitabilitas bank,

karena ROA merupakan indikator yang umum digunakan oleh BI sebagai

pembina dan pengawas perbankan yang lebih mementingkan aset yang dananya

berasal dari masyarakat (Dendawijaya, 2009:119). Disamping itu karena ROA

merupakan metode pengukuran yang obyektif yang didasarkan pada data

akuntansi yang tersedia dan besarnya ROA dapat mencerminkan hasil dari

(19)

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan

dengan Return On Asset (ROA), serta faktor-faktor yang mungkin memengaruhinya seperti Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan

(NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM) dan BOPO pada bank umum yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2011.

CAR sebagai indikator permodalan harus berada di atas ketentuan BI yaitu

minimal 8% dari total asetnya. Maka semakin menurunnya CAR mencerminkan

permodalan bank yang semakin melemah.

NPL merupakan kredit yang telah disalurkan, namun kurang lancar,

diragukan, dan macet. Berdasarkan data yang diperoleh dari bank Indonesia

diketahui bahwa perkembangan rasio NPL bank umum di Indonesia selama

tahun 2007-2011 mengalami kecenderungan menurun pada awal hingga akhir

tahun penelitian. NPL bertujuan untuk mengetahui kinerja manajemen dalam

menggunakan semua aktiva secara efisien.

Variabel yang digunakan dalam penilaian aspek likuiditas adalah LDR. Teori

yang ada dimana hubungan antara LDR dan ROA seharusnya adalah

berbanding lurus, dimana setiap kenaikan LDR akan diikuti kenaikan Return On Assets (ROA).

Rasio BOPO mencerminkan tingkat efisiensi perbankan dalam menjalankan

kegiatan operasionalnya. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, dimana jika rasio

BOPO menurun, maka seharusnya ROA mengalami kenaikan. Jika BOPO

semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan suatu

perusahaan (perbankan) semakin meningkat atau membaik (Riyadi, 2004:141).

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi Profitabilitas suatu bank, diantaranya adalah. Mawardi (2005)

(20)

pasar (NIM), modal (CAR) terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum yang

beroperasi di Indonesia yang mempunyai total aset kurang dari 1 triliun rupiah”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasi (BOPO) dan risiko kredit

(NPL) terhadap kinerja keuangan (ROA) menunjukkan pengaruh negatif dan

signifikan, sedangkan risiko pasar (NIM) menunjukkan pengaruh positif dan

modal (CAR) yang tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA).

Yuliani (2007) yang melakukan penelitian mengenai hubungan efisiensi

operasional dengan kinerja profitabilitas pada sektor perbankan yang go publik di

bursa efek Jakarta. Variabel yang digunakan adalah efisiensi operasional MSDN,

BOPO, CAR, LDR, profitabilitas perbankan. Hasil penelitian tersebut menyatakan

bahwa efisiensi operasional MSDN, efisiensi operasioanal LDR tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Sedangkan

efisiensi operasional BOPO berpengaruh signifikan negatif. CAR berpengaruh

signifikan positif terhadap kinerja profitabilitas perbankan.

Sudiyatno (2010) melakukan analisis mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga

(DPK), BOPO, CAR, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor

Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2005-2008. Variabel yang digunakan yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), BOPO, CAR, LDR, dan

ROA. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Dana pihak ketiga (DPK)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Berarti semakin

banyak dana pihak ketiga yang bisa dihimpun bank, maka semakin tinggi kinerja

bank (ROA). Biaya operasi (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

kinerja bank (ROA). Berarti semakin tinggi biaya operasional yang dikeluarkan

oleh bank, maka akan menurunkan pendapatan operasional bank, sehingga

(21)

ditanam atau diinvestasikan dibank, semakin tinggi kinerja bank (ROA). Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja bank (ROA).

Adyani (2011) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

memengaruhi profitabilitas. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR dan

FDR (Financing to Deposit Ratio) tidak berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA) bank. Sedangkan NPF (Non Performing Financing) dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO Terhadap Profitabilitas

Perbankan” (Studi Kasus pada Bank Umum Yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007–2011).

1.2 Rumusan Masalah

Untuk itu dalam penyusunan penelitian ini, dirumuskan masalah sebagai

dasar kajian penelitian yang dilakukan seperti :

1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum?

2. Apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum?

3. Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum?

4. Apakah Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum?

5. Apakah BOPO berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank

(22)

6. Diantara CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO, variabel manakah yang

berpengaruh paling dominan terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank

Umum?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum.

2. Untuk menjelaskan pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum .

3. Untuk menjelaskan pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum.

4. Untuk menjelaskan pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum.

5. Untuk menjelaskan pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas (ROA) pada

Bank Umum.

6. Untuk menjelaskan variabel independen yang berpengaruh paling dominan

terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk meningkatkan

wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana keterkaitan antara CAR, NPL,

LDR, NIM dan BOPO dengan Profitabilitas Perbankan dalam hal ini ROA pada

(23)

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan: 1. Bagi Manajemen dan Investor

Dengan adanya penelitian mengenai faktor-faktor yang bisa

mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank umum yang listed di Bursa Efek Indonesia, maka akan diketahui faktor-faktor apa saja yang bisa

mempengaruhi profitabilitas secara signifikan untuk selanjutnya

digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan

keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka

memaksimumkan kinerja perusahaan dan pemegang saham, sehingga

saham perusahaannya dapat terus bertahan dan mempunyai return yang besar.

2. Bagi Masyarakat Umum dan Nasabah

Penelitian ini akan membantu masyarakat untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi ROA bank umum yang listed di Bursa Efek Indonesia, sehingga akan lebih meyakinkan masyarakat untuk

menggunakan jasa dari bank tersebut.

1.5 Ruang Lingkup Batasan Penelitian

Batasan masalah dalam penulisan ini terbatas pada rasio keuangan yang

terdiri dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),

Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), dan BOPO dalam hubungannya terhadap Profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets

(ROA) pada Bank Umum yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011.

(24)

Untuk lebih mempermudah dan dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai isi skripsi ini, pembahasan dilakukan secara komprehensif dan

sistematik meliputi:

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Dalam bab ini diuraikan latar

belakang penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas

bank umum yang listed di Bursa Efek Indonesia. Selain itu juga diuraikan mengenai rumusan permasalahan yang akan dijadikan dasar dari penelitian ini.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisikan landasan teori yang berupa penjabaran teori-teori yang

mendukung perumusan hipotesis serta sangat membantu dalam analisis

hasil-hasil penelitian lainnya. Di dalamnya juga terdapat hasil-hasil dari penelitian-penelitian

terdahulu yang mendukung penelitian ini. Bab ini juga akan menjelaskan tentang

kerangka pemikiran penelitian yang akan diteliti serta hipotesis yang timbul dari

pemikiran tersebut.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini berisikan deskripsi bagaimana penelitian akan dilakukan secara

operasional. Bab ini akan berisikan variabel penelitian dan definisi operasional

ROA, CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, penentuan sampel, jenis dan sumber data,

metode pengumpulan data serta metode analisis yang akan digunakan dalam

penelitian.

BAB IV Hasil dan Analisis

Memperlihatkan metode-metode analisis yang dilakukan selama penelitian

serta hasil dari penelitian-penelitian tersebut.

(25)

Berisi uraian Simpulan, Keterbatasan, implikasi teoritis, implikasi manajerial

dan Saran. Bagian akhir, terdiri dari : Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.

(26)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori dan Konsep

Kajian pustaka merupakan suatu hasil telaahan terhadap teori dan hasil

penelitian terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti, sehingga

dapat menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, yaitu

mengenai konsep CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, Profitabilitas perbankan dan

keterkaitan di antaranya.

2.1.1 Bank

Istilah bank bukan hal yang asing dalam pembicaraan masyarakat pada saat

ini. Pada umumnya masyarakat mendefinisikan bank adalah tempat untuk

menyimpan atau menabung dan meminjam dana. Menurut Undang-Undang RI

nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sedangkan menurut Triandaru dan Budisantoso (2008: 9) menyatakan bahwa

bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang

kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik secara

langsung berupa tabungan,giro dan deposito maupun secara tidak langsung

berupa kertas berharga; penyertaan dan sebagainya yang kemudian

menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank

lainnya.

2.1.2 Fungsi Bank

(27)

Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat

dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau

sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai

agent of trust, agent of development, dan agen of services (Triandaru dan Budisantoso, 2008:9)

1. Agen of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik

dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat

akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur

kepercayaan.

2. Agen of Development

Tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat diperlukan

untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank

tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan

juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan

investasi-distribusi-konsumsi berkaitan dengan penggunaan uang.

3. Agen of Services

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana,

bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada

masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan

kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Kegiatan menghimpun

dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan.

Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah

merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.

2.1.3 Jenis-jenis Bank

Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi antara

lain (Kasmir, 2008 : 20) :

1. Dilihat dari segi fungsinya

(28)

a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa

yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa

perbankan yang ada.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.

Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan

kegiatan bank umum.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya, di bagi menjadi:

a. Bank Milik Pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun

modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini

dimiliki oleh pemerintah pula.

b. Bank Milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian

besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun

didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh

swasta pula. Dalam Bank Swasta Milik Nasional termasuk pula bank-bank

yang dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.

c. Bank Milik Asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,

baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.

d. Bank Milik Campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya

dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Di mana kepemilikan

sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. 3. Dilihat dari segi status

a. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar

negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara

(29)

b.Bank non devisa, merupakan bank yang mempunyai ijin untuk

melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat

melaksanakan transaksi seperti bank devisa. Bank non devisa melakukan

transaksi dalam batas-batas suatu negara. 4. Dilihat dari segi cara menentukan harga

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional, menetapkan bunga sebagai

harga jual baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun

deposito. Demikian pula harga beli untuk produk pinjamannya (kredit)

juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.

b. Bank berdasarkan prinsip syariah, yang menerapkan aturan perjanjian

berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal

untuk menyimpan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan

lainnya.

2.1.4 Rasio Keuangan Bank

Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan

bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data

keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam

presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk

mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan

tolok ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan

tersebut (Riyadi, 2004:137). Rasio keuangan perbankan yang sering diumumkan

(30)

termasuk Pendapatan Bunga (BO/PO) ; rasio Likuiditas yaitu Cash Ratio dan

Loan to Deposit Ratio (LDR).

Rasio Profitabilitas adalah perbandingan laba (setelah pajak) dengan Modal

(Modal Inti) atau Laba (Sebelum Pajak) dengan total Assets yang dimiliki bank

pada periode tertentu. Return On Assets (ROA) menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan

tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Capital Adequacy Ratio yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank, untuk saat ini minimal CAR sebesar 8% dari Aktiva

Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), atau ditambah dengan Risiko Pasar dan

Risiko Operasional, ini tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan, CAR

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ini, mengacu pada ketentuan / standar

internasional yang dikeluarkan oleh Banking for International Settlement (BIS). BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan Pendapatan

Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik tingkat

kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan

sumber daya yang ada di perusahaan. NPL adalah tingkat pengembalian kredit

yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPL merupakan tingkat

kredit macet pada bank tersebut, besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank

Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% maka akan

mempengaruhi penilain Tingkat Kesehatan Bank yang bersangkutan (Riyadi,

2006:137).

2.1.5 Profitabilitas

Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu

(31)

perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal

yang menghasilkan laba tersebut. Profitabilitas diukur dengan ROA yang

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)

secara keseluruhan (Dendawijaya, 2009:119). ROA adalah rasio yang digunakan

mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif

dibandingkan dengan total asetnya. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. (Munawir,

2002:247).

ROA, Net Profit Margin, dan perputaran aktiva biasanya dianalisis bersamaan, karena pengaruh langsung Net Profit Margin dan total assets turnover ada pada Return On Asset. Net Profit Margin menunjukkan kemampuan memperoleh laba dari setiap penjualan yang diciptakan oleh perusahaan.

Sedangkan perputaran aktiva menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu

menciptakan penjualan dari aktiva yang dimilikinya (Munawir, 2002:247). Apabila

kedua faktor itu meningkat maka ROA juga akan meningkat. Apabila ROA

meningkat maka profitabilitas perusahaan meningkat sehingga dampak akhirnya

adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham.

2.1.6 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank dalam

mengembangkan usahanya (Siamat, 2001:99). Permodalan bagi bank

sebagaimana perusahaan pada umumnya selain berfungsi sebagai sumber

utama pembiayaan terhadap kegiatan operasinalnya juga berperan sebagai

penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian. Modal yang dimiliki oleh

suatu bank pada dasarnya harus cukup untuk menutupi seluruh risiko usaha

(32)

bertujuan untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang timbul

dari aktivitas yang dilakukannya. Berdasarkan kesepakatan Basel I, rasio

permodalan minimum untuk industri perbankan diterapkan sebesar 8 % (Idroes,

2008:40). Permodalan bank yang cukup atau banyak sangat penting karena

modal bank dimaksudkan untuk memperlancar operasional sebuah bank

(Siamat, 2001:100).

Berdasarkan Surat Edaran dari Bank Indonesia No. 13/24/PBI/2011, dalam

melakukan perhitungan Permodalan, Bank wajib mengacu pada ketentuan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi

Bank Umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan Permodalan,

Bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan Profil Risiko Bank.

Semakin tinggi Risiko Bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk

mengantisipasi Risiko tersebut. Tingkat kecukupan modal pada perbankan

diwakilkan dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko, yang

dibiayai dari modal sendiri. Kecukupan modal yang tinggi dan memadai akan

meningkatkan volume kredit perbankan.

Dendawijiaya (2009) mengungkapkan bahwa, CAR adalah rasio yang

memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko

(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari

dana modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di

luar bank.

Dengan kata lain, Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang

mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit diberikan. CAR

(33)

aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang

berisiko.

2.1.7 Non Performing Loan (NPL)

Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi

pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadi kredit

bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur

memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok kredit

beserta bunga bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian

kredit (Dendawijaya, 2009:82).

Risiko kredit (default risk) juga dapat terjadi akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima

dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan

atau dijadwalkan. (Idroes, 2008:23)

NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria

kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total kredit yang disalurkan bank

semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Bank dalam

melakukan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk

membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib

melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan

kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan

dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil risiko kredit (Machsyud Ali,

2004).

Dendawijaya (2009:82) menyatakan bahwa, implikasi bagi pihak bank

(34)

1. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh

buruk bagi rentabilitas bank.

2. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR (Bad Debt Ratio) menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk.

3. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang

diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada akhirnya akan

mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat berpengaruh terhadap

CAR (Capital Adequacy Ratio). 4. Menurunnya tingkat kesehatan bank.

2.1.8 Loan to Deposit Ratio (LDR)

Pada sisi pasiva, bank harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah

setiap simpanan mereka yang ada di bank ditarik, pada sisi aktiva bank harus

menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan. Bila kedua aspek atau

salah satu aspek ini tidak dapat dipenuhi, maka bank akan kehilangan

kepercayaan masyarakat. Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk

memenuhi kemungkinan ditariknya deposito atau simpanan oleh deposan atau

penitip dana ataupun memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kredit (Kasmir,

2008:286).

LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan

dengan aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang

menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan

(35)

LDR adalah rasio antara seluruh kredit yang diberikan bank dengan dana

yang diterima bank. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank.

LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank membayar kembali penarikan

yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan

sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula

kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Rasio yang tinggi menunjukkan

bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau relatif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan. Hal ini karena

jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar

(Dendawijaya, 2009:116). Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan

kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa

batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun ratio menurut

peraturan pemerintah maksimum adalah 110% (Kasmir, 2008:290).

Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun, hal itu akan

sangat menguntungkan. Namun, itu akan sangat terkait dengan risiko apabila

sewaktu-waktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat

mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak

menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena risiko karena hilangnya

kesempatan untuk memperoleh keuntungan.

2.1.9 Net Interest Margin (NIM)

Berdasarkan ketentuan pada Peraturan Bank Indonesia No. 5/2003, salah

satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, dengan demikian risiko pasar

(36)

bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman yang dalam istilah

perbankan disebut Net Interest Margin atau NIM.

NIM adalah perbandingan antara interest income dikurangi interest expenses dibagi dengan average interest earning assets (Riyadi, 2004). Net Interest Margin (NIM) penting untuk mengevaluasi kemampuan bank dalam mengelola risiko terhadap suku bunga. Saat suku bunga berubah, pendapatan

bunga dan biaya bunga bank akan berubah. Sebagai contoh saat suku bunga

naik, baik pendapatan bunga maupun biaya bunga akan naik karena beberapa

aset dan liability bank akan dihargai pada tingkat yang lebih tinggi.

2.1.10 Efisiensi Operasional (BOPO)

BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan

Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin

baik knerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan

sumber daya yang ada di perusahaan. Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir

oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar 93,52%, hal ini sejalan dengan

ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Dari Rasio ini, dapat diketahui tingkat efisiensi kinerja manajemen suatu

bank, jika angka rasio menunjukkan angka diatas 90% dan mendekati 100% ini

berarti kinerja bank tersebut menunjukkan tingkat efiensi yang sangat rendah.

Tetapi jika rasio ini rendah, misalnya mendekati 75% ini berarti kinerja bank yang

bersangkutan menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi (Slamet Riyadi,

2004:141).

2.2 Hubungan Antar Variabel

(37)

Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung

atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya,

2009:121). Berdasarkan ketentuan bank Indonesia, bank yang dinyatakan

termasuk bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8% dari ATMR. Hal

ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank for International Settlements). Semakin besar Capital Adquacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain semakin kecil risiko suatu bank maka

semakin besar keuntungan yang diperoleh bank. Berdasarkan uraian tersebut

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 1: Capital Adquacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Yang Listed di BEI.

2.2.2 Hubungan Antara NPL dan Profitabilitas Perbankan

Non Performing Loan menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin

tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan

jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam

kondisi bermasalah semakin besar. Sehingga jika semakin besar Non Performing Loan (NPL) akan mengakibatkan menurunnya Return On Assets, yang juga berarti kinerja keuangan bank menurun. Berdasarkan uraian di atas maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis 2: Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Yang Listed di BEI.

(38)

Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa

terjadi penangguhan. Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah 80% hingga 110%. Jika angka rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) suatu bank berada pada angka di bawah 80% (misalkan 70%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan

sebesar 70% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Jika rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) bank mencapai lebih dari 110%, berarti total kredit yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga hilangnya

kesempatan bank untuk memperoleh laba. Perubahan Loan to Deposit Ratio

(LDR) bank yang berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

(80% - 110%), maka perubahan laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan

meningkat (dengan asumsi bahwa bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya

dengan efektif).

Hipotesis 3: Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Yang Listed di BEI.

2.2.4 Hubungan Antara NIM dan Profitabilitas Perbankan

Net Interest Margin (NIM) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan

pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan

bunga dikurangi beban bunga. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam

(39)

bentuk pinjaman (kredit). Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank

dalam penenmpatan aktiva produktif dalam bentuk kredit. Standar yang

ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6% keatas. Semakin besar

rasio ini maka semakin meningkat pendapatan bunga atas aktiva produktif yang

dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin

kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar Net Interest Margin

(NIM) suatu perusahaan, maka semakin besar pula Return On Asset perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau

meningkat.

Hipotesis 4: Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Yang Listed di BEI.

2.2.5 Hubungan Antara BOPO dan Profitabilitas Perbankan

BOPO merupakan rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya

(Dendawijaya, 2009:116). Rasio BOPO yang semakin meningkat mencerminkan

kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya yang dapat

menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya.

Rasio yang sering disebut rasio efisien ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap

pendapatan operasional. Semakin kecil BOPO berarti semakin efisien biaya

operasional yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan. Begitu pula

sebaliknya semakin besar BOPO berarti semakin kurang efisien biaya

operasional yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan. Berdasarkan uraian

(40)

Hipotesis 5 : BOPO berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum di Indonesia

2.3 Penelitian Terdahulu

Judul yang diangkat tentu tidak lepas dari penelitian terdahulu sebagai

landasan dalam menyusun sebuah kerangka pikir ataupun arah dari penelitian

ini. Ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang tingkat risiko dalam

hubungannya dengan tingkat keuntungan. Penelitian itu dilakukan oleh:

1. Mawardi (2005)

Penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Mawardi menganalisis “Pengaruh

efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), modal

(CAR) terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum yang beroperasi di

Indonesia yang mempunyai total aset kurang dari 1 triliun rupiah” yang

ditunjukkan oleh Direktori Perbankan Indonesia. Periodisasi data yang

digunakan adalah 1998 sampai dengan 2001. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasi (BOPO) dan risiko kredit

(NPL) terhadap kinerja keuangan (ROA) menunjukkan pengaruh negatif

dan signifikan, sedangkan risiko pasar (NIM) menunjukkan pengaruh

positif dan modal (CAR) yang tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan (ROA). 2. Yuliani (2007)

Melakukan penelitian mengenai hubungan efisiensi operasional dengan

kinerja profitabilitas pada sektor perbankan yang go publik di bursa efek

Jakarta. Variabel yang digunakan adalah efisiensi operasional MSDN,

BOPO, CAR, LDR, profitabilitas perbankan. Metode analisis data yang

(41)

Regresi Berganda. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa efisiensi

operasional MSDN, efisiensi operasioanal LDR tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Sedangkan efisiensi

operasional BOPO berpengaruh signifikan negatif. CAR berpengaruh

signifikan positif terhadap kinerja profitabilitas perbankan.

3. Sudiyatno (2010)

Melakukan analisis mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK),

BOPO, CAR, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor

Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2005-2008. Variabel yang digunakan yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), BOPO,

CAR, LDR, dan ROA. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier

berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Berarti semakin banyak dana

pihak ketiga yang bias dihimpun bank, maka semakin tinggi kinerja bank

(ROA). Biaya operasi (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kinerja bank (ROA). Berarti semakin tinggi biaya operasional

yang dikeluarkan oleh bank, maka akan menurunkan pendapatan

operasional bank, sehingga kinerja bank (ROA) turun. Capital Adecuacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Berarti semakin tinggi modal yang ditanam atau diinvestasikan dibank, semakin

tinggi ROA. Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Berarti pengaruh loan deposit

ratio (LDR) terhadap kinerja bank (ROA) sangat kecil sehingga secara

(42)

4. Adyani (2011)

Melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi

profitabilitas. Dengan menggunakan metode analisis regresi berganda,

hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR dan FDR (Financing to Deposit Ratio) tidak berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA) bank. Sedangkan NPF (Non Performing Financing) dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank.

(43)

3. Sudiyatno

Berdasarkan konsep teori diatas maka peneliti mencoba menguraikan dalam

(44)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka, faktor dependen dalam penelitian

ini (ROA),secara konsep teori maupun empiris yang telah dijelaskan pada

peraturan Bank Indonesia 13/1/PBI/2011 tentang kesehatan bank umum.

Selanjutnya konsep kerangka pada variabel Y tersebut juga didukung oleh

penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa dalam uji statistik,ada beberapa

faktor yang mempengaruhi ROA dan ternyata variabel independen yang

berkontribusi mempengaruhi variabel dependen Y (ROA) diantaranya adalah

CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO.

Kelima variabel independen tersebut berdasarkan peraturan Bank Indonesia

juga dapat dijadikan sebagai indikator penilai kesehatan bank, meskipun

indikator-indikator lainnya juga cukup banyak sebagaimana yang telah diatur oleh

Bank Indonesia tahun 2012 namun karena keterbatasan waktu, maka peneliti

membatasi variabel independen adalah CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO

sedangkan penetuan variabel Y sendiri peneliti tentukan berdasarkan kriteria

rasio-rasio yang ada pada peraturan Bank Indonesia. Peneliti mencoba menarik

(45)

(CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO). Dan berdasarkan hasil uji literatur, maka

penulis menjatuhkan pilihan variabel dependen pada ROA.

2.5 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian terdahulu, dan

kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1: Diduga rasio CAR berpengaruh positif terhadap ROA pada Bank Umum H2: Diduga rasio NPL berpengaruh negatif terhadap ROA pada Bank Umum H3: Diduga rasio LDR berpengaruh positif terhadap ROA pada Bank Umum H4: Diduga rasio NIM berpengaruh positif terhadap ROA pada Bank Umum H5: Diduga rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA pada Bank

Umum

H6: Diduga variabel CAR yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap

ROA

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Kausalitas, yaitu

menganalisis hubungan kausalitas antara variabel penelitian sesuai dengan

hipotesis yang disusun. Jenis penelitian ini dipilih mengingat tujuan penelitian

(46)

Rancangan penelitian disusun berdasarkan laporan keuangan 20 bank umum

dengan aset terbesar yang listed di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri analisa rasio-rasio keuangan meliputi: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), BOPO dan Return on Asset (ROA).

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan pada Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia serta

menggunakan metode electronic research dan library research guna mendapatkan tambahan informasi lainnya melalui akses internet ke website

Bursa Efek Indonesia (BEI), dan link lainnya yang relevan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2007-2011. Dari jumlah populasi dalam penelitian sebanyak 31 bank, populasi

yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sample.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria dan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).

Kriteria penentuan sampel:

(47)

1. Bank Umum yang terdaftar di BEI yang mempunyai jumlah asset 20

tertinggi

2. Bank Umum yang terdaftar di BEI yang mempunyai laporan keuangan

paling lengkap dan telah dipublikasikan dari tahun 2007 – 2011.

3. Bank Umum yang terdaftar di BEI yang masih beroperasi selama periode

pengamatan (tahun 2007 sampai dengan 2011).

Berdasarkan kriteria tersebut di atas, dari sejumlah 31 bank umum yang

terdaftar di BEI yang beroperasi di Indonesia pada tahun 2007-2011, bank yang

memenuhi persyaratan sebagai sampel penelitian yaitu berjumlah 20 bank.

Jumlah data pengamatan yang akan diolah dalam penelitian ini adalah hasil

perkalian antara jumlah bank dengan jumlah periode pengamatan, yaitu selama

5 periode (tahun 2007 sampai dengan 2011). Jadi jumlah pengamatan dalam

penelitian ini untuk kelompok bank umum go publik menjadi 100 data observasi.

Sehingga, jumlah sampel dalam penelitian ini telah memenuhi ketentuan jumlah

data pengamatan minimal (n = 30). Adapun daftar nama perusahaan perbankan

yang menjadi sampel penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian Bank Umum Go Publik

1 Bank Artha Graha International Tbk. 2 Bank Bukopin Tbk.

3 Bank Central Asia Tbk. 4 Bank CIMB Niaga Tbk.

(48)

9 Bank Mandiri (Persero) Tbk. 10 Bank Mayapada tbk.

11 Bank Mega Tbk. 12 Bank Mutiara tbk.

13 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 14 Bank OCBC NISP Tbk.

15 Bank Pan Indonesia Tbk. 16 Bank Permata Tbk.

17 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 18 Bank Sinarmas Tbk.

19 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 20 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

Sumber : IDX Statistik 2011

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu

data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung, yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang diharapkan berupa data

laporan keuangan dan rasio keuangan bank umum di Indonesia seperti CAR,

NPL, LDR, NIM, BOPO dan ROA yang mencerminkan kinerja bank dengan

periode tahun 2007 hingga tahun 2011.

3.4.2 Sumber Data

Data yang digunakan adalah data sekunder. Data tersebut diperoleh dari

website masing-masing Bank Umum di Indonesia yang berasal dari laporan

(49)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk usulan penelitian ini

adalah :

a. Penelitian pustaka yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku

literatur yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi, dengan tujuan

untuk mendapatkan landasan teori dan teknik analisis dalam

memecahkan masalah.

b. Pengumpulan dan pencatatan data laporan tahunan pada masing-masing

Bank di Indonesia yang menjadi sampel, untuk mengetahui rasio-rasio

keuangannya selama periode tahun 2007-2011. Data dalam penelitian ini

diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs bank yang menjadi objek penelian di Indonesia.

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik

perhatian. Variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel dependen dan variabel

independen. Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang nilainya tergantung

dari nilai variabel lain (Y) dan variabel independen (bebas) adalah variabel yang

nilainya tidak tergantung pada variabel lain (X). Variabel penelitian dalam

penelitian ini terdiri dari :

1. Capital adequacy ratio (CAR) sebagai variabel bebas (X1), CAR sebagai indikator permodalan yaitu rasio kecukupan modal minimum pada bank.

Merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jumlah seluruh aktiva bank

mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank

lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari

sumber-sumber di luar bank. Dalam penelitian ini adalah CAR pada laporan

keuangan tahunan bank yang dipublikasikan selama periode 2007-2011.

Gambar

Tabel                                                                                                          Halaman(ROA).............................................5
Tabel 1.1 :  Nilai rasio Return On Asset (ROA)  pada 8 Bank Umum Yang        Listed di BEI tahun 2007-2011
Tabel 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian Bank Umum Go Publik
+7

Referensi

Dokumen terkait

dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berart i NIM berpengaruh. posit if terhadap ROA, sehingga hipotesis lima yang menyatakan: “

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin

Karena nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat kepercayaan yang digunakan 5%, berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel-variabel CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA

Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel BOPO mempunyai sebaran kecil karena standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya (mean), sehingga

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisa Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Beban Operasioanal Pendapatan

Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Expenses/Operating Income (BOPO), Return On Asset (ROA) , dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Loan

6 Variabel NPL Non Performing Loan, RISK Indeks Risiko Bank, GWM Giro Wajib Minimum, NIM Net Interest Margin dan SIZE Ukuran Bank apabila digunakan secara bersama-sama dalam kegiatan