HAKIKAT MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN DALAM
PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA INGGRIS SISWA SMP KELAS 7
MAKALAH
Ditulis dan Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Seminar on ELT
Oleh:
LIA NUR RAHMAWATI (1612500019) LAELI YUNI ADHIANI (1612500066)
Kelas 8A
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa
melimpahkan Rahmat dan Hidayah- NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Penyusun juga
panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena hanya dengan kerido’an-NYA Makalah dengan judul “Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan Langkah-langkah Penerapan dalam Pembelajaran Membaca Bahasa Inggris Siswa SMP Kelas 7” ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi
perbaikan-perbaikan lebih lanjut.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.
Tegal, Maret 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i KATA PENGANTAR ...ii DAFTAR ISI ...iii BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... BAB II : PEMBAHASAN
Landasan Teori... 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share... 1.1 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif... 1.2 Hakikat Think Pair Share... 1.3 Langkah-langkah Think Pair Share... 1.4 Manfaat Think Pair Share... 1.5 Kelebihan Think Pair Share... 1.6 Kekurangan Think Pair Share... 2. Membaca Bahasa Inggris (Reading)
2.1 Hakikat Membaca Bahasa Inggris (Reading)... 2.2 Membaca Bahasa Inggris (Reading) untuk SMP... 2.3 Macam-macam Teks untuk SMP Kelas 7... BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada KTSP yang berlaku sekarang, pembelajaran bahasa Inggris melibatkan kegiatan pembelajaran pada empat keterampilan, yaitu Menyimak (Listening), Berbicara (Speaking), Membaca (Reading) dan Menulis (Writing). Keempat keterampilan berbahasa ini dikemas ke dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi-Kompetensi Dasar (KD), yang selanjutnya dirumuskannya indikator-indikatornya oleh guru itu sendiri. Dari 4 (empat) ketrampilan berbahasa dalam bahasa Inggris, keterampilan ke 3 yaitu keterampilan Membaca (Reading) dirasakan sangat rnendesak diterapkan sebagai kajian utama penelitian dalam penerapan model pembelajaran inovatif. Materi ini dipilih sebagai materi kajian, karena telah diketahui bersama bahwa rnembaca merupakan salah satu
ketrampilan berbahasa yang sangat dominan, baik dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam evaluasi.
yang dapat mempengaruhi rendahnya kemampuan siswa memahami teks bahasa Inggris antara lain terdiri dari: faktor materi pelajaran dan metode atau model pembelajaran.
Metode atau model pembelajaran untuk ketrampilan membaca saat
sekarang ini masih menerapkan metode-metode konvensional yang menempatkan guru sebagai satu-satunya sumber belajar tanpa pernah memperhitungkan potensi dan karateristik siswa secara individu. Seiring dengan hal itu, telah diketahui bahwa ada berbagai jenis model pembelajaran inovatif yang telah dikembangkan oleh para tokoh dan ahli pendidikan dewasa ini. Menyadari bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa asing bagi pembelajar Indonesia, tentu akan menimbulkan berbagai kesulitan dalam pemahaman isi teks bacaan itu. Dalarn pemahaman teks bahasa akan diperlukan kerjasama yang saling menguntungkan karena dengan
keberagaman pengetahuan awal dan tingkat intelektualitas diantara individu-individu pebelajar itu, akan ada kelebihan dan kekurangan yang diharapkan saling mengisi dan saling memberi (take and give) yang lebih dikenal sebagai kegiatan belajar kooperatif.
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN Landasan Teori
1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share 1.1 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran kooperatif
learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yang dikemukakan oleh Johnson & Johnson yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Sedangkan Lie (2005) menyebutkan model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal. Peran guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas.
1.2 Hakikat Think Pair Share
Model pembelajaran Think Pair Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini berbasis pembelajaran diskusi kelas. Think Pair Share memiliki prosedur yang secara ekplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir,menjawab, saling membantu satu sama lain. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara koooperatif.
Pembelajaran dengan think pare ini akan memberikan variasi tersendiri dalam lingkungan belajar siswa. Silberman (2009: 151) mengemukakan bahwa salah satu cara terbaik untuk mengembangkan belajar yang aktif adalah
memberikan tugas belajar yang diselesaikan dalam kelompok kecil
Think Pair Share membantu menstrukturkan diskusi. Siswa mengikuti proses yang telah tertentu sehingga membatasi kesempatan berfikirnya yang melantur dan tingkah lakunya menyimpang karena mereka harus berfikir dan melaporkan hasil pemikirannya ke mitranya. Think Pair Share meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yamg diingat siswa. Dengan Think Pair Share siswa belajar dari satu sama lain dan berupaya bertukar ide dalam konteks yang tidak mendebarkan hati sebelum mengemukakan idenya ke dalam kelompok yang lebih besar. Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan guru, tidak seperti biasanya hanya siswa siswa tertentu saja yang menjawab.
1.3 Langkah-langkah Think Pair Share
Model pembelajaran think pair share ini merupakan model pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong
kepentingan dan keuntungan sinergi itu. Oleh karena hal itu Silberman (2009: 161) menyebutkan istilah ”dua kepala tentu lebih baik daripada satu”. Langkah- langkah dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share sebagai berikut : Langkah ke 1 : Guru menyampaikan pertanyaan
Aktifitas : Guru melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
Aktifitas : Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan guru. Langkah ini dapat
dikembangkan dengan meminta siswa untuk menuliskan hasil pemikirannya masing-masing.
Langkah ke 3: Setiap siswa mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing
dengan pasangan.
Aktifitas : Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban yang menurut mereka paling benar atau paling meyakinkan. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam kerja kelompoknya.
Langkah ke 4 : Siswa berbagi jawaban dengan seluruh kelas .
Aktifitas : Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara individual atau kelompok didepan kelas.
Langkah ke 5 : Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Aktifitas : Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.
Kegiatan “berpikir-berpasaangan-berbagi” dalam model Think Pair Share memberikan keuntungan. Siswa secara individu dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing karena adanya waktu berpikir (think time), Sehingga kualitas jawaban juga dapat meningkat. Menurut Jones (2002),
masing-masing dan berbagi (berdiskusi) dengan pasangannya, kemudian
pasangan-pasangan tersebut harus berbagi dengan seluruh kelas. Jumlah anggota kelompok yang kecil mendorong setiap anggota untuk terlibat secara aktif, sehingga siswa jarang atau bahkan tidak pernah berbicara didepan kelas paling tidak memberikan ide atau jawaban karena pasangannya.
1.4 Manfaat Think Pair Share
Manfaat model pembelajaran Think Pair Share :
1. Para peserta didik menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan Think-Pair-Share lebih banyak peserta didik yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para peserta didik mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik.
2. Para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir
ketika menggunakan Think-Pair-Share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban peserta didik, mengamati reaksi peserta didik, dan mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi.
1.5 Kelebihan Think Pair Share
1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah:
memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
b) Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan
pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah.
c) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.
d)Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.
e) Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran
1.6 Kekurangan Think Pair Share:
a) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor. b) Lebih sedikit ide yang muncul.
c) Tidak ada penengah jika terjadi perselisihan dalam kelompok.
d) Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktifitas.
e) Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu
pengajaran yang berharga, untuk itu guru harus membuat perencanaan yang
seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.
f) Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas.
2.1 Hakikat Membaca Bahasa Inggris
Ketrampilan membaca dalam bahasa inggris merupakan ketrampilan yang bersifat pasif tetapi tidak kalah penting dengan ketrampilan lain dalam upaya penguasaan ketrampilan berbahasa, sehingga guru dituntut untuk dapat
membimbing siswa-siswanya agar dapat memahami wacana dengan baik.
Menurut McCracken, and Walcutt (1969), Keterampilan membaca Bahasa Inggris diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, dan kali ini akan diulas empat kategori spesifik, di antaranya skimming dan scanning, serta inferences dan conclusion. Kedua keterampilan awal dapat digunakan untuk membaca suatu teks atau artikel secara cepat. Keterampilan ini sangat bermanfaat saat kita
menjalankan tes yang memiliki banyak bacaan dengan waktu ujian yang terbatas. Dua keterampilan berikutnya berguna untuk memahami kalimat secara mendalam, dan berhubungan dengan perkiraan dan arti yang tersembunyi. Keterampilan ini membutuhkan kemampuan Bahasa Inggris yang lebih mendalam. Ketrampilan membaca dalam bahasa inggris antara lain:
§ Skimming
Keahlian untuk memahami konteks akan suatu paragraf secara keseluruhan membutuhkan keterampilan khusus yang disebut dengan skimming. Umumnya keterampilan ini dimulai dengan membaca suatu teks secara sepotong, yang di mana potongan tersebut merupakan awal dan akhir kalimat pada setiap paragraf. Mengapa awal dan akhir kalimat paragraf ? Karena biasanya konten utama dari suatu paragraf terletak pada awal dan akhir paragraf. Begitu juga sebuah artikel, untuk memahami isi general artikel tersebut, dapat diperkirakan melalui paragraf awal dan akhir. Contoh lain ketika kita membaca sebuah opini atau essay. Kita sebaiknya memakai skimming untuk menyimpulkan isi dari teks.
§ Scanning
Mencari rincian seperti tanggal, atau nama tokoh tanpa perlu
dibanding keterampilan sebelumnya, pembaca tidak perlu memahami isi teks, hanya perlu mencari rincian informasi yang dibutuhkan secara spesifik. Tidak berdasarkan letak kalimat dalam paragraf, melainkan berdasarkan kata kunci. Jika kata kunci adalah ‘tanggal’ maka pembaca akan mencari bentuk angka dan bulan dalam seluruh teks tanpa perlu membaca kata selebihnya. Contoh paling
sederhana dari teknik ini adalah saat kita mencari nomor telepon di buku telepon. Kita akan menggerakkan mata menuju nama yang diinginkan beserta nomor teleponnya. Atau saat kita membaca teks lowongan kerja, tentu yang akan kita cari hanya nama perusahaan, alamat, dan syarat-syarat pelamar.
§ Inferences
Inferensi merupakan perkiraan-perkiraan yang tak ternyatakan pada suatu kalimat atau paragraf. Jika kita melihat langit berawan gelap, maka inferensi kita akan jatuh seputar ‘akan hujan sebentar lagi’, ‘harus mempersiapkan payung’, ‘sudah sore’, ‘ada gerhana matahari’ dan lain sebagainya.
2.2 Membaca Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama
Belajar membaca bahasa inggris di sekolah menengah pertama sangatlah penting, hal ini dikarenakan akan menjadikan siswa mendapatkan informasi bersifat global. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak para siswa kita yang merasa kesulitan dalam membaca pembelajaran membaca bahasa inggris, hal ini salah satunya dikarenakan para guru kurang memberikan bimbingan dan latihan dalam penggunaan skill tersebut.
Dalam KTSP dikatakan bahwa terdapat berberapa jenis teks yang dapat diiimplementasikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Pada setiap jenis tersebut juga terdapat perbedaan karakteristik, seperti halnya dalam fungsi dan struktur bacaannya. Dan berdasarkan pada silabus, di kelas VII Sekolah menengah pertama ini terdapat dua jenis teks yang dapat diimplementasikan dalam
2.3 Macam-macam Teks 1. Teks Deskriptif
Menurut Molla (2012:10) bahwa tujuan dari teks deskriptif adalah untuk mengambarkan orang, tempat atau benda tertentu/spesifik. Teks deskriptif juga mempunyai struktur bacaan yaitu Identifikasi dan Gambaran. Kemudian dalam teks deskriptif juga menggunakan simple present tense. Dan berikut adalah contoh dari teks deskriptif :
Contoh Teks Deskriptif
2. Teks Prosedur
Menurut Molla (2012:21) bahwa tujuan dari teks prosedur ini adalah untuk menggambarkan bagaimana sesuatu dikerjakan melalui sebuah urutan kegiatan atau langkah-langkah. Struktur bacaannya yaitu material yang dibutuhkan dan langkah-langkah. Teks prosedur ini menggunakan present tense. Contoh dari teks prosedur adalah sebagai berikut:
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran Think Pair Share dan nilai akhir yang berasal dari gabungan nilai individu dan kelompok.
Dalam pelaksanaan model pembelajaran think pair share pada setiap pertemuan mengalami perubahan materi pokok dan variasi kegiatan, maksudnya adalah adanya variasi media pembelajaran yang digunakan dan adanya
permainan-permainan untuk menunjang pembelajaran Think Pair Share.
B. Saran
1. Untuk para pengajar dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran membaca bahasa inggris lebih baik menggunakan strategi kooperatif dengan tipe Think Pair Share seperti penjelasan di atas karena dapat membuat siswa lebih cepat menerima, aktif dan mampu mengidentifikasi masalah sosial dan pemecahannya.
2. Apabila menggunakan pembelajaran kooperatif guru harus selalu mem- bimbing siswa dalam berdiskusi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 3. Untuk mendapatkan hasil yang optimal setiap siswa harus aktif dalam
DAFTAR PUSTAKA
Molla, N.L. 2012. Reading Material Genres of Texts Brief Review and Exercise, Second Edition. Tegal: Universitas Pancasakti Tegal.
McCracken, and Walcutt. 1969. Basic Reading. Sacramento: California State Department of Education.
Rudi.2011.Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Online),
(www.rudyunesa.blogspot.com/2011/07/pembelajaran-kooperatif-think-pair-share.html), diakses 2 November 2011
Slavin, R, E. 2008. Cooperatuve Learning. Bandung: Nusa Media