• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA docx"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Pengantar Pendidikan SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

Disusun Oleh :

RIZKI F1261151006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas karuia-Nya makalah yang berjudul “Sejarah Pendidikan di Indonesia” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini.

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...ii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

A. Latar belakang... 1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan... 1

BAB II PEMBAHASAN...3

A. Pendidikan Indonesia di Masa Kerajaan...3

B. Pendidikan Indonesia Pada Masa Penjajah Bangsa Barat...6

C. Pendidikan Indonesia Pada Masa Jepang...9

D. Pendidikan Indonesia Pada Masa Kemerdekaan...10

E. Pendidikan Indonesia pada masa dewasa ini (1994-2015)...13

BAB III PENUTUP...16

A. Kesimpulan...16

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia pernah mengalami masa penjajahan baik oleh bangsa barat maupun pada masa penjajahan Jepang. Sehingga tidak mengherankan apabila pengaruhnya sangat kuat dalam segala bidang, baik di bidang politik, ekonomi, maupun militer.

Masa penjajahan juga berpengaruh terhadap sejarah pendidikan di Indonesia. Secara garis besar, sejarah pendidikan di Indonesia terbagi atas sistem pendidikan di masa kerajaan, sistem pendidikan pra kemerdekaan dan masa kemerdekaan. Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai sejak zaman p r a s e ja r a h b erdasarkan penemuan "Man u sia J a w a " yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu.

Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pendidikan Indonesia di masa kerajaan?

2. Bagaimana pendidikan Indonesia di masa penjajahan bangsa barat?

3. Bagaimana pendidikan di Indonesia zaman penjajahan Jepang?

4. Bagaimana pendidikan Indonesia pada zaman kemerdekaan?

5. Bagaimana pendidikan Indonesia pada tahun 1994-2015? C. Tujuan

(5)

1. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan Indonesia di masa kerajaan

2. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan Indonesia di masa penjajahan bangsa barat

3. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan di Indonesia zaman penjajahan Jepang

4. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan Indonesia pada zaman kemerdekaan

5. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan Indonesia pada tahun 1994-2015

D. Manfaat

(6)
(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendidikan Indonesia di Masa Kerajaan

Pendidikan di masa kerajaan dimulai dari kerajaan Sriwijaya. Pada kerajaan Mataram kuno terkenal atau berpusat di Jawa Tengah dan aktivitas pendidikannya yaitu; menterjemahkan buku-buku agama Budha, menterjemahkan buku-buku lain ke bahasa

Jawa kuno seperti Ramayana dan perguruan tinggi di masa kerajaanMataram kuno

sudah meliputi Fakultas Agama, Fakultas Sastra, Fakultas Bangunan atau Teknik Bangunan. Selain kerajaan Mataram, juga ada kerajaan Hindu-Buddha dan kerajaan Islam.

a. Pendidikan di indonesia pada masa kerajaan Hindu-Budha

(8)

Menurut catatan I-Tsing, seorang peziarah dari China, ketika melewati Sumatera pada abad ke-7 M ia mendapati banyak sekali kuil-kuil Budha dimana di dalamnya berdiam para cendekiawan yang mengajarkan beragam ilmu. Kuil-kuil tersebut tidak saja menjadi pusat transmisi etika dan nilai-nilai keagamaan, tetapi juga seni dan ilmu pengetahuan. Lebih dari seribu biksu Budha yang tinggal di Sriwijaya itu dikatakan oleh I-Tsing menyebarkan ajaran seperti yang juga dikembangkan sejawatnya di Madhyadesa (India). Bahkan diantara para guru di Sriwijaya tersebut sangat terkenal dan mempunyai reputasi internasional, seperti Sakyakirti dan Dharmapala. Sementara dari pulau Jawa muncul nama Djnanabhadra. Pada masa itu, para peziarah Budha asal China yang hendak ke tanah suci India, dalam perjalanannya kerap singgah dulu di nusantara ini untuk melakukan studi pendahuluan dan persiapan lainnya.

Sejarah agama Hindu-Budha di Indonesia berbeda dengan sejarahnya di India. Disini, kedua agama tersebut dapat tumbuh berdampingan dan harmonis. Bahkan ada kecenderungan syncretism antara keduanya dengan upaya memadukan figur Syiwa dan Budha sebagai satu sumber yang Maha Tinggi. Sebagaimana tercermin dari satu bait syair Sotasoma karya Mpu Tantular pada zaman Majapahit “Bhinneka Tunggal Ika”, yakni dewa-dewa yang ada dapat dibedakan (bhinna), tetapi itu (ika) sejatinya adalah satu (tunggal). Sekalipun demikian, patut diketahui sempat adanya sejarah konflik politik antar kerajaan yang berbeda agama pada masa-masa permulaannya.

(9)

pada zaman ini antara lain: Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa (Kediri, 1019), Bharata Yudha karya Mpu Sedah (Kediri, 1157), Hariwangsa karya Mpu Panuluh (Kediri, 1125), Gatotkacasraya karya Mpu Panuluh, Smaradhahana karya Mpu Dharmaja (Kediri, 1125), Negara Kertagama karya Mpu Prapanca (Majapahit, 1331-1389), Arjunawijaya karya Mpu Tantular (Majapahit, ibid), Sotasoma karya Mpu Tantular, dan Pararaton (Epik sejak berdirinya Kediri hingga Majapahit).

Menjelang periode akhir tersebut, pola pendidikan tidak lagi dilakukan dalam kompleks yang bersifat kolosal, tetapi oleh para guru di padepokan-padepokan dengan jumlah murid relatif terbatas dan bobot materi ajar yang bersifat spiritual religius. Para murid disini sembari belajar juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

b. Pendidikan di Indonesia pada masa kerajaan Islam

I slam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar a b a d k e- 1 2 , namun sebenarnya I slam sudah sudah masuk ke I ndo n e sia pada abad 7 Mas e hi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat

Malaka yang menghubungkan Din a sti T a n g di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Kekhalifahan Bani Umayyah meminta dikirimkan da'i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu- bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan

tuhan-tuhan lain dengan Allah. S aya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang

(10)

persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat

mengajarkan I slam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang

hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama 'Sribuza Islam'. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya P

a l e mba n g yang masih menganut B udh a .

I slam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, sebuah kesultanan Islam bernama K e sul t a n a n P e u re u l a k didirikan pada 1 Muharram 225 H atau 12 November 839 M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama B a y a nul l a h .

K

e sul t a n a n I s l a m kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melalui pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir a b a d ke - 16 di Jawa dan Sumatera. Hanya a liB yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan K r is t e n d an I slam diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 1 7 , dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.

Penyebaran Islam dilakukan melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar d a kw a h a tau mubali g h merupakan utusan dari

pemerintahan Islam yang datang dari luar I ndon e s i a , maka untuk menghidupi diri

dan keluarga mereka, para mubali g h ini bekerja melalui cara berdagang, para

mubaligh inipun menyebarkan Islam kepada para p e d a g a n g dari penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan Islam penting termasuk di antaranya: K e r a ja a n S a mu d e ra P

a s a i , K e sul t a n a n B a nten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, K e r a j a a n Mat a r a m , dan K e sul t a n a n T e rn a t e dan K e sul t a n a n Tido r e di Maluku.

B. Pendidikan Indonesia Pada Masa Penjajah Bangsa Barat

(11)

tulis, dan hitung sekaligus mempermudah penyebaran agama katolik. Masuknya masa pendudukan Belanda membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah milik pendatang Portugis menjadi terhenti.

Belanda juga membawa misi serupa Portugis yaitu menyebarkan agama Protestan kepada masyarakat setempat. Untuk mewujudkan misi ini, Belanda melanjutkan apa yang dirintis oleh bangsa Portugis dengan mengaktifkan kembali beberapa sekolah berbasis keagamaan dan membangun sekolah baru di beberapa wilayah. Ambon menjadi tempat yang pertama dipilih oleh Belanda dan setiap tahunnya, beberapa penduduk Ambon dikirim ke Belanda untuk dididik menjadi guru. Memasuki tahun 1627, telah terdapat 16 sekolah yang memberikan pendidikan kepada sekitar 1300 siswa.

Setelah mengembangkan pendidikan di Ambon, Belanda memperluas pendidikan di pulau Jawa dengan mendirikan sekolah di Jakarta pada tahun 1617. Berbeda dengan Ambon, tidak diketahui apakah ada calon guru lulusan dari sekolah ini yang dikirim ke Jakarta. Lulusan dari sekolah tersebut dijanjikan bekerja di berbagai kantor administratif milik Belanda.

Memasuki abad ke 19, saat Van den Bosch menjabat Gubernur Jenderal, Belanda menerapkan sistem tanam paksa yang membutuhkan banyak tenaga ahli. Keadaan ini membuat Belanda mendirikan 20 sekolah untuk penduduk Indonesia di setiap ibukota karesidenan dimana pelajar hanya boleh berasal dari kalangan bangsawan. Ketika era tanam paksa berakhir dan memasuki masa politik etis, beberapa sekolah Belanda mulai menerima pelajar dari berbagai kalangan yang kemudian berkembang menjadi bernama Sekolah Rakjat.

Pada akhir era abad ke 19 dan awal abad ke 20, Belanda memperkenalkan sistem pendidikan formal bagi masyarakat Indonesia dengan struktur sebagai berikut.

 ELS (Europeesche Lagere School) – Sekolah dasar bagi orang eropa.

 HIS (Hollandsch-Inlandsche School) – Sekolah dasar bagi pribumi.

 MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) – Sekolah menengah.

(12)

 HBS (Hogere Burger School) – Pra-Universitas.

Memasuki abad ke 20, Belanda memperdalam pendidikan di Indonesia dengan mendirikan sejumlah perguruan tinggi bagi penduduk Indonesia di pulau Jawa. Beberapa perguruan tinggi tersebut adalah:

 School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) – Sekolah kedokteran di

Batavia.

 Nederland-Indische Artsen School (NIAS) – Sekolah kedokteran di Surabaya.

 Rechts Hoge School – Sekolah hukum di Batavia.

 De Technische Hoges School (THS) – Sekolah teknik di Bandung.

Dalam periode konsolidasi mengenai reaksi-reaksi terhadap pendidikan dan pengajaran kolonial Belanda yaitu:

a. Pergerakan Budi Utomo

(13)

lingkungan STOVIA, dan diberi nama BUDI UTOMO. Dalam gerakannya BUDI UTOMO selalu memperjuangkan perluasan pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat Indonesia. Tujuan didirikan sekolah-sekolah yaitu untuk menghidupkan rasa kebangsaan, dan kecintaan kepada kebuddayaan sendiri, mempelajari kesenian sendiri, memelihara bahasa sendiri, mempelajari kesusastraan sendiri, dan lain sebagainya.

b. Pergerakan Muhammadiyah

Pendiri atau Bapak pimpinan Muhammadiyah ialah; Bapak Kyai Ahmad Dahlan (1868-1925). Cita-cita Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai seorang ulama adalah tegas, ialah hendak memperbaiki masyarakat Indonesia berlandaskan cita-cita agama Islam. Usaha- usahanya ditujukan kepada perbaikan kehidupan rakyat dengan

cara memperbaiki hidup beragama. Jadi pergerakan Muhammadiyah

menamakan usaha-usahanya kepada perbaikan hidup beragama dengan

amal-amal pendidikan dan sosial. Hal ini disebabkan adanya kerusakan-kerusakan kaum muslimin antara lain dalam hal:

(14)

persoalan masyarakatnya.

c. Perguruan Nasional Taman Siswa

Bapak dan pencipta Perguruan Nasional Taman Siswa ini dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889, sebagai putra dari Pangeran Ario Suryaningrat, atau sebagai cucu dari Pakualam III. Jadi Ki Hajar Dewantoro yang nama kecilnya Raden Mas Suwardi Suryaningrat adalah bangsawan dari Yogyakarta (Paku Alam). Meskipun putra seorang bangsawan, tetapi selalu bergaul dengan-anak-anak rakyat jelata.

Dasar pendidikan didirikannya Taman Siswa pada tahun 1922, mempunyai senjata ampuh yang terkenal dengan istilah “Non-Cooperation” dan “self-help” atau Zelf- bedruipings Systeem”. Non-Cooperation ialah sikap menolak kerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda. Self-help atau Zelf-bedruipings Systeem ialah sistem bersandar kepada kemampuan diri sendiri, atau sistem membiayai diri sendiri dalam mengemudikan Pendidikan Taman Siswa, yang menuju kepada pembangunan perekonomian rakyat yang berdasarkan kooperasi serta pendidikan rakyat yang berdasarkan kebangsaan.

C. Pendidikan Indonesia Pada Masa Jepang

Pada masa pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia, Jepang mengadakan perubahan-perubahan yang besar dengan menghapus berbagai jenis pendidikan rendah berdasarkan golongan-golongan penduduk itu, yang ada hanya satu jenis sekolah rendah untuk sekolah lapisan masyarakat yang disebut “Syoo-gekkoo” (sekolah rendah) lama belajarnya 6 tahun. Selanjutnya, ada “TYUU Gakkoo” (sekolah menengah pertama) 3 tahun “Kootoo gakkoo”. Sedang sekolah pendidikan gurunya ialah Kyoin Yoogoi sho (sekolah guru B) lamanya

(15)

pada physical training, bukan mental disiplin. Demokratisasi pendidikan pada masa penjajahan Jepang juga mempunyai tujuan politis, dan tidak bersifat dinamis.

Pendidikan pada zaman Jepang, tujuan pendidikan bukan untuk memajukan bangsa Indonesia, tetapi mendidik anak-anak untuk dapat menunjang kepentingan perang Jepang melawan sekutu.

 Kelemahan pendidikan zaman Jepang

- Kerja bakti; kinrohosi, cari iles-iles : nama jarak cari besi tua

- Bahasa Inggris dilarang : pengetahuan sempit

- Latihan kemiliteran/ baris-berbaris : kyoren

 Keuntungan pendidikan zaman Jepang

- Sekolah rakyat 6 tahun

- Bahasa Indonesia : bahasa pengantar

- Senam pagi : taiso

D. Pendidikan Indonesia Pada Masa Kemerdekaan

(16)

sampai dengan 2 Oktober 1946. Karena masa jabatan yang umumnya amat singkat, pada dasarnya tidak banyak yang dapat diperbuat oleh para menteri tersebut.

a. Tujuan dan Kurikulum Pendidikan

Dalam kurun waktu 1945-1969, tujuan pendidikan nasional Indonesia mengalami lima kali perubahan. Sebagaimana tertuang dalam surat keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP & K), Mr. Suwandi, tanggal 1 Maret 1946, tujuan pendidikan nasional pada masa awal kemerdekaan amat menekankan penanaman jiwa patriotisme. Hal ini dapat dipahami, karena pada saat itu bangsa Indonesia baru saja lepas dari penjajah yang berlangsung ratusan tahun, dan masih ada gelagat bahwa Belanda ingin kembali menjajah Indonesia. Oleh karena itu penanaman jiwa patriotisme melalui pendidikan dianggap merupakan jawaban guna mempertahankan negara yang baru diproklamasikan.

Sejalan dengan perubahan suasana kehidupan kebangsaan, tujuan pendidikan nasional Indonesia pun mengalami perluasan; tidak lagi semata menekan jiwa patriotisme. Dalam Undang-Undang No. 4/1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. “Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia yang cukup dan warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.

Kurikulum sekolah pada masa-masa awal kemerdekaan dan tahun 1950-an ditujukan untuk:

• meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat, • meningkatkan pendidikan jasmani,

• meningkatkan pendidikan watak,

• memberikan perhatian terhadap kesenian,

• menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, dan • mengurangi pendidikan pikiran.

(17)

perubahan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yaitu, “Membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikenhendaki oleh pembukaan UUD 1945”.

b. Sistem Persekolahan

Sistem pendidikan di Indonesia pada awal kemerdekaan pada dasarnya melanjutkan apa yang dikembangkan pada zaman pendudukan Jepang. Sistem dimaksud meliputi tiga tingkatan yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan rendah adalah Sekolah Rakyat (SR) 6 tahun. Pendidikan menengah terdiri dari sekolah menengah pertama dan sekolah menengah tinggi. Sekolah menengah pertama yang berlangsung tiga tahun mempunyai beberapa jenis, yaitu sekolah menegah pertama (SMP) sebagai sekolah menengah pertama umum; kemudian sekolah teknik pertama (STP), kursus kerajinan negeri (KKN), sekolah dagang, sekolah kepandayan putrid (SKP) sebagai sekolah menengah pertama kejuruan; serta sekolah guru B (SGB) dan sekolah guru C (SGC) sebagai sekolah menengah pertama keguruan.

Sekolah menegah tinggi berlangsung tiga tahun, meliputi sekolah menengah tinggi (SMT) sebagai sekolah menengah umum, dan sekolah kejuruan berupa sekolah teknik menengah (STM), sekolah teknik (ST), sekolah guru kepandayan putrid (SGKP), sekolah guru A (SGA) dan kursus guru.

Pada masa kemerdekaan, tujuan pendidikan adalah mendidik menjadi warga Negara yang sejati, bersedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk Negara dan masyarakat.

1. Periode 1945-1950

- Pendidikan rendah (SR) selama enam tahun

(18)

- Pendidikan kejuruan.

Kejuruan Tingkat Pertama terdiri atas; Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP), Sekolah Teknik (ST), Sekolah Teknik Pertama (STP), Sekolah Kepandaian Pertama (SKP), Sekolah Guru B (SGB), Sekolah Guru Darurat untuk kewajiban Belajar (KPKPKB). Sementara Kejuruan Tingkat Menengah terdiri atas; Sekolah Teknik Menengah (STM), Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Pendidikan Masyarakat (SPM), Sekolah Menengah Kehakiman Atas (SMKA), Sekolah Guru A (SGA), Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak (SGTK), Sekolah Guru Kepandaian Puteri (SGKP), Sekolah Guru Pendidikan Jasmani (SGPD)

- Perguruan Tinggi.

Perguruan Tinggi terdiri atas Universitas konservatori/Karawitan, Kursus B-1, dan ASRI.

2. Periode 1950-1975

- Pendidikan pra sekolah dan pendidikan dasar. Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD)

- Pendidikan Menengah Umum. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

- Pendidikan Kejuruan. Tingkat pertama; SMEP, SKP, ST, SGB, KPKPKB, dan tingkat Menengah, SMEA, SGA, SKMA, SGKP, SPMA, SPM, STM, dan SPIK Pendidikan Tinggi. Universitas, Institut

Teknologi, Institut Pertanian, Institut

(19)

3. Periode 1978-sekarang

- Pendidikan pra sekolah (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

- Pendidikan dasar

- Sekolah Menengah Umum, SMP (SLTP), dan SMA (SLTA/SMU)

- Pendidikan Menengah Kejuruan, Tingkat Pertama; ST.SKKP. Tingkat Atas terdiri atas; Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

- Pendidikan Tinggi. Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi, Diploma, dan Politeknik.

E. Pendidikan Indonesia pada tahun 1994-2015

Pada tanggal 2 Mei 1994 wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun untuk tingkat SLTP dicanangkan. Sepuluh tahun sebelumnya, tepatnya pada tanggal 2 mei 1984, Indonesia juga memulai wajib belajar 6 tahun untuk tingkat SD, bersamaan dengan peresmian berdirinya Universitas Terbuka. Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun mempunyai 2 tujuan utama yang berkaitan satu sama lain. Pertama, meningkatkan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi setiap kelompok umur 7-15 tahun. Kedua untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia hingga mencapai SLTP. Dengan wajib belajar, maka pendidikan minimal bangsa Indonesia semula 6 tahun ditingkatkan menjadi 9 tahun.

(20)

tahun. Alasannya antara lain: pertama, pada saat dimulainya wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, baru sekitar separuh dari kelompok umur 13-15 tahun yang berada di sekolah. Kedua, daya dukung berupa dana, sarana, dan tenaga yang dimiliki oleh Indonesia untuk melaksanakan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun tidak lagi sebanyak pada saat dilaksanakan wajib belajar 6 tahun. Misalnya, pembangunan SD dalam jumlah besar melalui inpres. Ketiga, guna menampung 6,26 juta anak usia 13-15 tahun di SLTP diperlukan sarana, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit. Sejak di mulai pada tahun 1994, program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun mencapai banyak kemajuan. Indikator-indikator kuantitatif yang di catat menunjukan bahwa angka partisipasi meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya ruang belajar, jumlah guru, dan fasilitas belajar lainnya.

Kurikulum 1994 diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 1994/1995. kurikulum 1994 disusun dengan maksud agar proses pendidikan dapat selalu menyesuaikan diri dengan tantangan yang terus berkembang, sehingga mutu pendidikan akan semakin meningkat. Kurikulum 1984 yang telah berjalan 10 tahun dipandang perlu untuk diperbaharui karena menurut hasil-hasil pengkajian, ditemukan adanya materi kurikulum yang tumpang tindih dan memerlukan penambahan. Misalnya tumpang tindih antara materi PMP, Sejarah Nasional, dan PSPB yang dalam kurikulum 1994 strukturnya lebih disederhanakan. Disahkannya UU No.2/1989 tentang sistem Pendididkan Nasional yang diikuti oleh berbagai peraturan pemerintah mempunyai implikasi pada perlunya kurikulum pendidikan mengalami penyesuaian. Menyusul terjadinya informasi, dilakukan kembali revisi atas kurikulum 1994 dengan menata kembali struktur programnya yang kemudian dikenal dengan kurikulum 1994 yang disempurnakan.

Memasuki tahun 1995, pendidikan Indonesia menekankan pada pengembangan SDM yang mampu menjawab tantangan masa depan. Terdapat empat prioritas utama pelaksanaan pendidikan yaitu:

1. Penuntasan pelaksanaan wajib belajar 9 tahun.

(21)

3. Menghubungkan kebutuhan antara pendidikan dan industri.

4. Peningkatan kemampuan penguasaan iptek.

Pemerintah juga berusaha meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan jumlah dan mutu pengajar, peningkatan mutu proses belajar mengajar, dan peningkatan kualitas lulusan. Pemerintah juga berusaha menciptakan sekolah unggul dan mengembangkan kurikulum yang menekankan perbaikan metode mengajar dan perbaikan guru.

Pada tahun 1998, suasana politik di Indonesia mengalami gejolak yang menyebabkan lahirnya era reformasi. Sistem pemerintahan berubah dari model sentralisasi menjadi desentralisasi. Penerapan otonomi daerah membuat penyelenggaraan pendidikan berubah menjadi otonomi pendidikan, terutama di jenjang pendidikan tinggi. Pada masa peralihan kekuasaan, pendidikan di Indonesia masih menerapkan kurikulum yang berlaku pada zaman orde baru. Kurikulum ini masih digunakan pada masa pemerintahan presiden Abdurrachman Wahid dengan beberapa perbaikan.

Sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan pada masa kepresidenan Megawati melalui kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini berbasis pada 3 aspek utama yaitu aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek psikomotorik. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memperbarui kurikulum tersebut menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang mencakup tujuan pendidikan, tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, serta silabus.

(22)

Jenjang pendidikan di Indonesia secara umum tidak banyak berubah. Akan tetapi, terdapat lebih banyak lembaga penyedia pendidikan untuk setiap jenjang pendidikan dimana melibatkan partisipasi pendidikan non-formal.

Seiring dengan meningkatnya mutu dan partisipasi pendidikan dasar di Indonesia, dan berkembangnya minat terhadap pendidikan menengah, isu pendidikan di Indonesia kini beralih pada jenjang pendidikan tinggi. Pada tahun 2011, angka partisipasi kasar (GER) untuk pendidikan tinggi di Indonesia hanya mencapai 25 persen. Angka ini lebih rendah dibanding rata-rata global yang mencapai 31 persen dan kebanyakan negara anggota ASEAN. Meskipun demikian, angka ini sebenarnya meningkat signifikan dibanding sepuluh tahun yang lalu dimana angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Indonesia hanya mencapai 12 persen.

Masuknya era pemerintahan presiden Joko Widodo (Jokowi) belum menunjukkan indikasi munculnya upaya radikal dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Secara fundamental, kebijakan pendidikan masih sejalan namun dengan beberapa perbaikan dan penyesuaian. Perubahan banyak terjadi pada tataran teknis dan masyarakat masih menanti upaya pemerintah dalam mengatasi masalah dan kekurangan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

(23)

A. Kesimpulan

Pendidikan di Indonesia pada zaman sebelum kemerdekaan digolongkan dalam tiga periode, yaitu pendidikan yang berlandaskan ajaran keagamaan, pendidikan yang berlandaskan kepentingan penjajah dan pendidikan dalam rangka perjuangan kemerdekaan.

(24)
(25)

Daftar Pustaka

Ardiansah, G.2012. Sejarah Pendidikan di Indonesia. (online). (https://gatotardiansah. wordpress.com/pengantar-pendidikan-sejarah-pendidikan-di-indonesia, diakses pada tanggal 16 September 2015).

Hardiyanti, T. 2011. Makalah Sejarah Pendidikan di Indonesia. (online). (https:// haedarakib. files.wordpress.com/2012/01/sejarah-pendidikan-di-indonesia.pdf, diunduh pada tanggal 17 September 2015).

Ivan.2012. Perkembangan Pendidikan Pada Masa Hindu Budha. (online). (http://pendidikan4sejarah.blogspot.co.id/2011/11/pendidikan-indonesia-masa-hindu-budha.html, diakses pada tanggal 17 September 2015).

Referensi

Dokumen terkait

 Pastikan alat dalam status Ready, kemudian tekan tombol (Shutdown) pada layar, kemudian pesan konfirmasi Shut down akan tampil di layar..  Letakkan CELLCLEAN

Dari hasil uji statistik diperoleh hasil yaitu ada penurunan antara mean tekanan darah sebelum dan setelah diberikan intervensi pada kelompok eksperimen dengan p

Keselamatan kerja diartian sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja.; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat kerja dan

Spooky themes, fun costumes, and plenty of treats make it a good time for all

1. Keluarga merupakan tempat strategis dalam membangun karakter yang kuat bagi anak, begitu pula guru. Karena guru merupakan ujung tombak dalam menyelenggara-

Lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa konsumen antara konsumen dan pelaku usaha jika mengingat Pasal 1 Angka (11) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

The subsidy level that ensures an efficient long-run equilibrium is obtained by comparing the steady state solution of the social planner’s problem with the steady state obtained in

Contoh: Carilah solusi dari sistem persamaan berikut ini dengan menerapkan operasi baris dasar.. hingga memperoleh sistem persamaan baru yang mudah untuk