• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEGIATAN RAPAT KOORDINASI DENGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN KEGIATAN RAPAT KOORDINASI DENGAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN

RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP

PERTEMUAN KE II

TOPIK PEMBAHASAN

PENYUSUNAN INSTRUMEN EVALUASI DIRI KABUPATEN (EDK)

SEBAGAI BAGIAN DARI

SISTIM EVALUASI DIRI KABUPATEN

A. LATAR BELAKANG

Basic Education Program merupakan bantuan dari Pemerintah Australia melalui AusAID (Australian Agency for International Development). Khusus untuk program WDD dan WSD telah diperkenalkan dan dilaksanakan programnya mulai periode tahun 2006-2007 kepada 105 Kabupaten yang meliputi 380 sekolah yang ada di wilayah 18 Propinsi. Wilayah ini merupakan cakupan putaran pertama dari sekolah yang dibangun melalui program AIBEP.

Pada tahun 2008, terdapat penambahan wilayah sasaran pada program ini yang berjumlah 38 Kabupaten dan 700 sekolah pada sejumlah wilayah di 20 Propinsi yang berpartisipasi secara aktif. Program WDD dan WSD secara otomatis mengakomodasikan pendidikan inklusi dan gender mainstreaming.

Secara total sampai dengan awal tahun 2009, wilayah BEP meliputi 143 Kabupaten, 1080 sekolah di 20 wilayah Propinsi. Selain wilayah tersebut, pada putaran ke- dua BEP tahun 2008, berdasarkan data terdapat sejumlah 23 Kabupaten dari sejumlah 20 wilayah Propinsi tersebut yang bukan merupakan bagian dari program pembangunan sekolah BEP tetapi ikut serta dalam capacity Building program WDD. Dengan demikian dukungan AIBEP, AusAID ini dapat memberikan kesempatan Capacity Building kepada stakeholder pengelola pendidikan di tingkat Kabupaten dan Stakeholder pengelola pendidikan di tingkat sekolah dalam rangka memperkuat kinerja instansi/lembaga pendidikan.

Tentunya berbagai langkah yang telah dilakukan harus dilanjutkan sampai dengan penilaian terhadap peningkatan mutu yang membantu melihat keterwujudan yang ada dari berbagai bantuan baik yang bersumber dari Pemerintah Indonesia maupun bantuan Donor asing.

(2)

Hal ini berarti juga bahwa kabupaten-kabupaten tersebut harus mengambil alih tanggungjawab untuk menerapkan proses penjaminan dan peningkatan mutu kabupaten secara teratur . Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan Evaluasi Diri Kabupaten (EDK), sebagai bagian dari Sistem Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan (SPMP), dengan cara yang sama pada saat penerapan Sistem Evaluasi Diri Sekolah yang dibantu (SSSE).

Alat ini ditujukan untuk digunakan oleh kabupaten-kabupaten di dalam melakukan proses evaluasi diri. Agar bisa menjalankan proses ini, kepala dinas akan membentuk dan mengawasi sebuah tim evaluasi dan pengembangan kabupaten untuk melakukan proses evaluasi ini. Anggota tim ini harus terdiri dari perwarkilan dari bagian-bagian yang berperan penting di dinas pendidikan dan jika memang berkaitan, juga anggota yang berasal dari luar dinas pendidikan, seperti misalnya perwakilan dari MAPPENDA, BAPPEDA, dan Dewan Pendidikan. Alat ini dirancang untuk digunakan setelah pemakainya diberikan pelatihan untuk itu.

Mengingat hal diatas kegiatan Peningkatan Layanan manajemen, Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas yang juga merupakan kontribusi GOI terhadap program WDD-WSD, AIBEP, melakukan kerjasama dengan pihak Donor untuk membangun sistim Evaluasi Diri tersebut. Kegiatan ini sekaligus merupakan rapat koordinasi antara Tim pada Peningkatan Layanan Manajemen, Setditjen Mandikdasmen, Depdiknas, MCPM (Implementator Program WDD-WSD, AIBEP- AusAID) dengan Development Group. Pertemuan ini dilaksanakan pada hari.Senin, tanggal 2 sampai dengan hari Rabu, tanggal .4 bulan Maret tahun 2009, merupakan kegiatan ”Membangun Sistim Evaluasi Diri Kabupaten terkait dengan Peningkatan Mutu Pendidikan ”.

B. TUJUAN dan FOKUS

Tujuan dari kegiatan “Rapat Koordinasi dengan Development Group” pertemuan kedua yang memfokuskan pada penyusunan instrumen EDK sebagai bagian dari Sistim Evaluasi Diri Kabupaten (EDK) adalah sebagai sarana diskusi, ide/pemikiran, penyamaan persepsi serta saran dan masukan guna tersusunnya alat bantu/instrumen evaluasi mutu layanan yang berdasarkan indikator-indikator kunci. Dengan adanya alat bantu ini Kabupaten dapat mengetahui kekuatan mereka serta di bagian mana kabupaten-kabupaten ini harus melakukan perbaikan.

(3)

C. LINGKUP KEGIATAN EDK

Lingkup EDK adalah diawali dengan penyusunan alat bantu/instrumen yang selanjutnya akan melalui siklus pelatihan dan penyamaan persepsi sekaligus melatih keterampilan penggunaan instrumen tersebut. Untuk pemantapan personil yang bertugas, Dinas Pendidikan perlu membentuk tim evaluasi dan pengembangan kabupaten untuk mengikuti Pelatihan EDK.

Evaluasi Diri Kabupaten adalah sebuah proses yang melibatkan para pemangku kepentingan yang ada di kabupaten-kabupaten yang akan melakukan evaluasi akan mutu layanan yang mereka sediakan berdasarkan indikator-indikator kunci.

Tim evaluasi dan pengembangan kabupaten akan mengumpulkan informasi dari beragam sumber untuk mengetahui kinerja mereka berdasarkan indikator-indikator yang telah dibuat di dalam alat EDK. Informasi yang dikumpulkan lalu akan digunakan untuk menentukan bagian yang harus diprioritaskan serta untuk perencanaan.

Pada tahap kegiatan ini adalah merupakan kegiatan awal berupa penysunan alat bantu/instrumen EDK.

D. TAHAPAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN INSTRUMEN EDK

Pelaksanaan penyusunan sistim EDK yang merupakan agenda dari Rapat Koordinasi dengan Development Group tahap ketiga melibatkan unsur-unsur Depdiknas yang tergabung pada tim Development Gorup, tim MCPM sebagai pelaksanaan teknis dari program WDD-WSD, AIBEP, perwakilan dari Nationel Trainer yang bertugas sebagai pelaksana teknis dilapangan atas nama Depdiknas serta tim teknis dari PLM. Secara ringkas tahapan pelaksanaan meliputi rangkaian kerja sebagai berikut:

 Laporan kegiatan Rapat Koordinasi dengan Development Group, pertemuan ketiga

 Pengarahan dari Sesditjen Mandikdasmen

 Presentasi dari tim MCPM mengenai Gambaran Umum dari konsep sistim Evaluasi Diri Kabupaten

 Diskusi Kelompok mengenai konsep 1 Sarana Prasarana Kabupaten dan Sekolah  Diskusi Kelompok mengenai konsep 2 Penugasan Pendidik dan Tenaga Kependidikan  Diskusi Kelompok mengenai konsep 3 Penganggaran, Pendanaan dan Audit

 Diskusi Kelompok mengenai konsep 4 Kebijaksanaan dan Perencanaan

 Diskusi Kelompok mengenai konsep 5 Layanan Pendukung untuk Pengembangan Sekolah  Diskusi Kelompok mengenai konsep 6 Sistim Penjamin Mutu dan Manajemen Informasi  Diskusi Kelompok mengenai konsep 7 Sistim dan Proses Komunikasi

(4)

 Penyusunan resume setiap kelompok untuk setiap konsep

 Presentasi kelompok untuk menjaring kesempurnaan ide-ide dan pemikiran serta berbagai

masukan dari seluruh peserta

 Pleno penyampaian hasil kegiatan dan berbagai informasi yang sekiranya perlu untuk menjadi

perbaikan selanjutnya dalam rangka penyusunan alat bantu/Instrumen

Skenario pelaksanaan kegiatan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan diagram berikut:

HARI PERTAMA

HARI PERTAMA HARI KEDUA HARI KEDUA HARI KETIGAHARI KETIGA

E. MATERI/BAHAN KEGIATAN

Dalam mendukung keberhasilan dari pelaksanaan kegatan ini, Tim Peningkatan Layanan Manajemen, Setditjen Mandikdasmen, Depdiknas, selaku penyelenggara kegiatan yang dananya dari APBN TA 2009, memfasilitasi dan mengkokohkan kerjasama antara Development Group dan National Trainer sebagai perwakilan dari unsur Pemerintah (Depdiknas dan Depag) serta MCPM sebagai Implementator WDD-WSD. Dari kerjasama tersebut dihasilkan beberapa materi/bahan yang digunakan sebagai bahan paparan dan diskusi. Pada pelaksanaan kegiatan ini, materi/bahan yang disampaikan meliputi:

(5)

1. Konsep Alat Bantu/Instrumen Evaluasi Diri Kabupaten ayng dilengkapi dengan Skema dari Lingkup Evaluasi Diri Kabupaten, yang terdiri dari:

Konsep 1 Sarana Prasarana Kabupaten dan Sekolah  Konsep 2 Penugasan Pendidik dan Tenaga Kependidikan  Konsep 3 Penganggaran, Pendanaan dan Audit

Konsep 4 Kebijaksanaan dan Perencanaan

Konsep 5 Layanan Pendukung untuk Pengembangan Sekolah  Konsep 6 Sistim Penjamin Mutu dan Manajemen Informasi  Konsep 7 Sistim dan Proses Komunikasi

Konsep 8 Sistim Manajemen Pemangku Kepentingan 2. Format diskusi kelompok

3. Format penyusunan resume diskusi

F. HASIL YANG DICAPAI

Adanya Penambahan Pengetahuan mengenai Lingkup Evaluasi Diri Kabupaten yang diperlukan

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi dalam tatanan birokrasi dan sistim manajemen pendidikan, kemampuan untuk melaksanakan evaluasi terhadap kondisi yang ada dan yang sedang berjalan sebagai “alat untuk memberikan peringatan dini” adalah sangat penting. Untuk menyusun konsep tersebut perlu dipahami mengenai pengertian evaluasi dan lingkup dari “Evaluasi Diri Kabupaten” pada sektor pendidikan yang perlu dilakukan.

Evaluasi Diri yang akan dilakukan merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program sesuai dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan keputusan. Selanjutnya dengan hasil evaluasi diharapkan dapat digunakan dalam menilai pelaksanaan dan keberhasilan program untuk digunakan sebagai dasar dalam menentukan kelanjutan program atau pengembangan program yang lain. Informasi dan simpulan hasil evaluasi diharapkan untuk mengambil keputusan tentang program secara utuh, mulai dari kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan masa depan (konteks), input, proses, output yang ditargetkan maupun outcome yang diharapkan.

(6)

menghasilkan suatu tatanan pendidikan yang lebih baik bagi peserta didik. Lingkup tersebut antara lain adalah:

a). Kebijaksanaan & Perencanaan

b). Sistem Manajemen Pemangku Kepentingan c). Sarana dan Prasarana Kabupaten dan sekolah d). Sistim dan proses komunikasi

e). Layanan dukungan untuk pengembangan sekolah f). Sistim tata kelola

g). Sistim kepemimpinan dan manajemen kabupaten h). Penganggaran, pendanaan dan audit

i). Sistim penjamin mutu dan manajemen informasi j). Pengangkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan k). Sistim dan proses komunikasi

Hasil Brainstorming pengembangan konsep Evaluasi Diri Kabupaten

Salah satu dari rangkaian kegiatan adalah brainstorming seluruh peserta. Brainstorming ini dilakukan sebelum kegiatan diskusi kelompok tetapi setelah Tim MCPM memberikan presentasinya/penjelasan mengenai konsep dari penyusunan alat bantu/instrumen tersebut. Brainstorming ini langkah yang penting dalam menyamakan pemikiran serta ide-ide, dan dari brainstorming ini dapat diperoleh beberapa masukan yang perlu menjadi perhatian seluruh pihak yang hadir guna penyempurnaan konsep alat bantu EDK yang telah disusun oleh Tim MCPM. Dari Brainstorming dihasilkan beberapa hal yang merupakan kesepakatan dalam menyusun konsep EDK ini yaitu:

1). Apa yang akan didapatkan dari Proses ini untuk Kabupaten?

Seberapa baikkah keadaan sekarang? Proses ini akan memberitahukan kita akan tingkat keberhasilan yang ada. Informasi yang dikumpulkan adalah mengenai keadaan kabupaten jika diukur berdasarkan indikator-indikator yang relevan dan indikator dari BSNP yang juga merupakan kriteria di dalam melakukan perencanaan kabupaten.

2). Struktur setiap level/tingkat? Tingkatan yang akan mencerminkan pencapaian terdiri atas 4 tingkatan/level.

 Level 1 menjelaskan kondisi Kabupaten dan sekolah yang masih dibawah kondisi Standart Pelayanan Minimal

(7)

 Level 3 menjelaskan kondisi Kabupaten dan sekolah telah melebihi SPM dan menuju pada pencapaian SNP

 Level 4 menjelaskan kondisi Kabupaten dan sekolah telah mencapai SNP dan merintis pada kondisi yang melebihi SNP

Dalam menganalisa setiap Level, seharusnya mengalir pada struktur informasi utama yang sama hanya tingkat pencapaiannya yang berbeda

3). Bagaimana Anda bisa mengetahuinya? Informasi yang didapatkan akan diverifikasi berdasarkan bukti yang diperoleh untuk menunjukkan pencapaian keberhasilan

4). Bagaimana perbaikan bisa dilakukan? Kabupaten akan menggunakan informasi yang telah dikumpulkan itu untuk menentukan bagian mana yang harus diberikan prioritas untuk perbaikan dan untuk mempersiapkan rencana pengembangan kabupaten tersebut.

5). Keuntungan apa yang akan Anda dapatkan di kabupaten yang melakukan proses ini? Kabupaten tersebut akan bisa mengenali kekuatan yang ada dan bisa melakukan perencanaan untuk perkembangan lebih lanjut

6). Tantangan kedepan akan dapat di diagnose untuk mengetahui perbaikan apa yang harus dilakukan.

Konsep EDS harus dapat mengidentifikasi kesempatan/peluang dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang perlu dilakukan, menilai apakah yang telah dilakukan sudah mencapai keberhasilan dan juga dapat mengidentifikasi penyesuaian terhadap program yang ada sesuai dengan yang diperlukan.

ESD ini dapat menjadi bahan laporan formal kepada para pemangku kepentingan mengenai perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai.

7). Bagaimana Tim Evaluasi dan Pengembangan Kabupaten akan menggunakan alat ini? Alat ini mengacu pada delapan standard pendidikan nasional dan sebagai alat untuk mengakaji sistim manajemen pendidikan apakah sudah mencapai Standart Nasional Pendidikan atau belum.

Dalam menyusun setiap bagian alat untuk melakukan EDS ini harus terdiri dari:

 Serangkaian pertanyaan yang mengacu pada standard pendidikan yang harus dijawab pihak kabupaten agar bisa melakukan evaluasi secara kualitatif akan kinerjanya.

(8)

 Tingkat pencapaian telah tersedia untuk setiap kabupaten untuk digunakan sebagai bagian untuk mengarahkan evaluasi diri tersebut.

Pembagian Kelompok dan Hasil Diskusi penyusunan pengembangan konsep Evaluasi Diri Kabupaten

1). Materi Diskusi Kelompok:

Masing-masing kelompok mendiskusikan bahan/materi yang berbeda. Mengingat materi/bahan terdiri atas 10 jenis, sedangkan tim diskusi dibagi atas 5 bagian, maka masing-masing kelompok mendiskusikan 2 bahan/ materi yang berbeda. Jenis materi/bahan diskusi tersebut adalah:

a). Kebijaksanaan & Perencanaan

b). Sistem Manajemen Pemangku Kepentingan c). Sarana dan Prasarana Kabupaten dan sekolah d). Sistim dan proses komunikasi

e). Layanan dukungan untuk pengembangan sekolah f). Sistim tata kelola

g). Sistim kepemimpinan dan manajemen kabupaten h). Penganggaran, pendanaan dan audit

i). Sistim penjamin mutu dan manajemen informasi j). Pengangkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

2). Tim Diskusi Kelompok:

Tim diskusi kelompok dibagi atas 5 kelompok dan keanggotaannya masing-masing terdiri dari perwakilan Development Group - Diknas, Development Group – Depag, tim MCMP dan National Trainer.

Kelompok I, mendiskusikan mengenai:

 Sarana dan Prasarana Kabupaten dan sekolah  Layanan dukungan untuk pengembangan sekolah

(9)

Kelompok III, mendiskusikan mengenai:

 Sistem Manajemen Pemangku Kepentingan  Sistim kepemimpinan dan manajemen kabupaten Kelompok IV, mendiskusikan mengenai:

 Sistim penjamin mutu dan manajemen informasi  Pengangkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Kelompok V, mendiskusikan mengenai:  Sistim dan proses komunikasi  Sistim Tata Kelola

3). Hasil Diskusi Kelompok:

Dari hasil diskusi kelompok diperoleh “draft Instrumen EDK” yang disampaikan pada Lampiran.

G. TEMPAT DAN PESERTA KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Ever Green, Cisarua, Bogor, pada tanggal 2 s/d 4 bulan Maret 2009 dengan peserta Ditjen Mandikdasmen, Development Group dari Depdiknas, Development Group dari Depag, MCPM- AIBEP, perwakilan dari National Trainer dan pelaksana teknis kegiatan PLM-Sekretariat Ditjen Mandikdasmen.

H. NARASUMBER Narasumber eselon II:

- Sesditjen Mandikdasmen

- Salah satu Direktur pada tingkat Pendidikan Dasar di Lingkungan Ditjen Mandikdasmen

Narasumber Teknis: - Kasubdit dari TK-SD

- National Adviser dari tim MCPM

- Kabag Keuangan selaku Tim Development Group dari Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas - Kasubag APEM selaku penanggungjawab kegiatan dari Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas

(10)

Jadwal pelaksanaan kegiatan “Rapat Koordinasi Dengan Development Group” untuk Pertemuan ke II yang membahas mengenai “Membangun Sistim Evaluasi Diri Kabupaten” melalui penyusunan instrument Evaluasi DIri Kabupaten adalah sebagai berikut:

Hari/waktu Materi Kegiatan Pengarah/NaraSumber Pendamping

Senin, tanggal 2 Maret 2009

14.00 – 18.00 Penerimaan peserta Panitia

18.00 – 19.00 Makan malam Panitia

19.00 – 19.45 Laporan Panitia Ketua Panitia

19.45 – 21.00 Pembukaan acara dan pengarahan mengenai pentingnya kualitas manajemen pendidikan

Set Ditjen

Mandikdasmen Kabag Keuangan, SetditjenMandikdasmen

Selasa, tanggal 3 Maret 2009

8.00 – 9.30 Penjelasan tentang konsep Evaluasi Diri

Kabupaten RenaniKaren Taylor Tim teknis

9.30 – 10.30 Brainstorming dan Diskusi Kelompok Yadi Tim Teknis

10.30 – 10.45 Rehat Panitia

10.45 – 12.00 Diskusi Kelompok Development Group Tim Teknis

12.00 – 13.00 Istirahat, Sholat dan Makan siang Panitia

13.30 – 15.30 Diskusi Kelompok Development Group Tim Teknis

13.30 – 15.30 Presentasi Kelompok Tim National Adviser Tim Teknis

15.30 – 16.00 Rehat Panitia

16.00 – 17.30 Presentasi Kelompok Tim National Adviser Tim Teknis

17.30 – 19.30 Istirahat, Sholat dan Makan malam Panitia

19.30 – 21.00 Resume Kelompok Jananantari Unsur Tim

Pengembang/Development Group

Rabu, tanggal 4 Maret 2009

8.00 – 10.00 Brainstorming seluruh kelompok untuk merumuskan penyempurnaan dan pemantapan langkah dan strategi pelaksanaan Gender Mainstreaming pada bidang pendidikan

Sri Renani Pantjastuti Tim teknis

10.00 – 11.30 Pleno hasil rumusan kegiatan Unsur Tim

(11)

J. BIAYA

Biaya pelaksanaan kegiatan “RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP” untuk pertemuan ke-2 dengan topik Penyusunan Instrumen Evaluasi Diri Kabupaten yang bertujuan untuk

penyempurnaan, pemantapan dan pengayaan tentang Gender mainstreaming dibebankan pada DIPA

Kegiatan Peningkatan Layanan Manajemen Dikdasmen Jakarta tahun 2009

K. KESIMPULAN

Kegiatan “Rapat Koordinasi dengan Development Group” Kegiatan ke- 2 ini menggunakan dana APBN yang merupakan kontribusi Pemerintah Indonesia terhadap program AIBEP yang dananya bersumber dari Pemerintah Australia. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan sarana koordinasi yang menghasilkan penyempurnaan instrumen sebagai bekal kabupaten dalam rangka evaluasi diri kabupaten. Hasil kegiatan ini sangat penting, mengingat dari pertemuan dihasilkan berbagai masukan, saran dan ide serta pemikiran yang dapat memperkuat instrumen Evaluasi Diri kabupaten yang akan digunakan sebagai alat dalam melihat kondisi ketercapaian maupun kondisi yang ada terkait dengan sektor pendidikan di tingkat Kabupaten maupun sekolah. Hasil tersebut juga akan dikembangkan dan di fasilitasi melalui program WDD-WSD, AIBEP pada TA 2009. Dengan demikian hasil kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat konsep pengembangan manajemen pendidikan di tingkat Kabupaten dan memperkuat peningkatan mutu di tingkat sekolah dengan pemahaman yang merupakan bagian dari implementasi sistim monitoring dan evaluasi secara jelas dan benar.

Dari rangkaian kegiatan Workshop ini, terdapat informasi yang perlu diakomodasikan dalam menyusun Evaluasi Diri Kabupaten pada bidang pendidikan yaitu:

Bagaimana Tim Evaluasi dan Pengembangan Kabupaten akan menggunakan alat ini?

Alat ini terdapat di bagian yang berkaitan dengan delapan standard pendidikan nasional. Setiap bagian terdiri dari:

 Serangkaian pertanyaan yang mengacu pada standard pendidikan yang harus dijawab pihak kabupaten agar bisa melakukan evaluasi secara kualitatif akan kinerjanya.

 Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan aspek-aspek yang ada di kedelapan standard nasional yang paling relevan terhadao kinerja kabupaten dan dengan bagian yang bisa dikembangkan kabupaten dan karenanya bisa digunakan perencanaan perkembangan.

 Tingkat pencapaian telah tersedia untuk setiap kabupaten untuk digunakan sebagai bagian untuk mengarahkan evaluasi diri tersebut.

(12)

Tingkat pencapaian memberikan sebuah gambar akan bagaimana keadaan dan kinerja sebuah kabupaten yang berkaitan dengan satu pertanyaan tertentu.

Kabupaten-kabupaten yang harus melakukan sendiri proses pengidentifikasian untuk melihat pada tingkat manakah kabupaten tersebut paling dekat berada dan bukan hanya sekedar member tanda pada pernyataan yang ada.

Kabupaten-kabupaten biasanya akan berada di tingkatan-tingkatan yang berbeda untuk pertanyaan-pertanyaan yang berbeda pula. Perlu dingkat kalau kabupaten-kabupaten ini harus memberikan laporan berdasarkan keadaan mereka yang sebenarnya dan lalu, pada saat proses ini kembali diulang, maka mereka bisa menunjukkan kemajuan apa yang telah dicapai seiring dengan jalannya waktu.

Dengan menggunakan alat ini, kabupaten akan bisa mengukur dampak dari kegiatan-kegiatan kunci yang telah dilakukannya pada para pemangku kepentingan dan bisa memeriksa secara teratur hasil dan akibat dari program-program yang ada dan bagaimana kesemuanya bisa memenuhi keperluan dari kabupaten tersebut.

Jenis Bukti apakan yang bisa Kita Sediakan?

Bukti yang dipilih untuk menunjukkan pencapaian yang ada haruslah relevan dengan evaluasi yang dilakukan. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan serangkaian sumber informasi yang ada termasuk di dalamnya data, pengamatan, dan konsultasi dengan perwakilan para pemangku kepentingan , termasuk di dalamnya sekolah, guru, orang tua dan kelompok lainnya yang relevan. Sangat penting untuk diingat jika informasi kualitatif yang bias menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi bias dikumpulkan, bukan hanya bersandar pada informasi-informasi yang bersifat kualitatif saja. Sebagai contoh, ada sumber daya yang telah diberikan, tapi sumber daya itu tidak digunakan secara efektif.

(13)

Bagaimana proses ini bisa membantu kita di dalam membuat perencanaan?

Tim Evaluasi dan Pengembang kabupaten akan menganalisa informasi yang dikumpulkan dan menggunakan hasilnya untuk mengidentifikasikan dan memberikan prioritas pada titik titik tertentu yang harus diperhatikan yang kemudian akan menjadi dasar di dalam perencanaan yang dilakukan kabupaten.

Berdasarkan informasi yang didapatkan, maka rencana yang dimiliki kabupaten akan terdiri dari sejumlah kecil hal-hal yang harus diprioritaskan yang memang bisa dikembangkan lengkap dengan mencamtumkan keluaran-keluaran khusus yang difokuskan pada peningkatan pemberian layanan dan dukungan untuk meningkatkan pendidikan. Hal-hal tersebut harus bisa diamati dan diukur jika mungkin. Rencana tersebut akan memasukkan pertanggungjawaban pelaksanaaan yang diperlukan, bersama dengan waktu pelaksanaannya, batas waktu pelaksanaan dan apa yang menjadi ukuran dari keberhasilan yang didapat.

Proses evaluasi diri akan mengalami perubahan dan perbaikan. Hal ini baru ada gunanya untuk dilakukan jika bisa mengarah pada perencanaan untuk perbaikan pengalaman dan hasil pendidikan yang akan didapatkan oleh para peserta didik di kabupaten dimana Anda berada. Diharapkan dengan mengacu pada informasi dan data yang berasal dari sumber yang luas yang didapatkan dari evaluasi diri ini, tidak hanya rencana yang akan dilakukan kabupaten akan menjadi lebih tepat, tapi juga evaluasi yang akan dilakukan di masa depan akan lebih baik karena telah menggunakan data yang bisa dihandalkan sebagai sumber awalnya. Hal ini akan memudahkan bagi kabupaten-kabupaten nantinya untuk bisa menunjukkan perbaikan apa yang telah dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan menentukan bagian-bagian tertentu yang memerlukan dukungan.

Laporan apa yang perlu kita siapkan?

Kabupaten-kabupaten diharuskan untukn menyiapkan sebuah laporan evaluasi, di dalam sebuah format terpisah, yang menunjukkan tingkat pencapaian dan sumber bukti yang digunakan.

Hal-hal penting untuk evaluasi diri telah digarisbawahi di dalam diagram berikut ini.

(14)

2). Mengingat pelaksanaan Evaluasi Diri Kabupaten ini akan sangat membantu pengelola pendidikan Kabupaten dalam mengkaji kemajuan diri, maka hal ini perlu secara tegas menjadi komitmen bersama untuk dapat diimplementasikan di tingkat Kabupaten dan sekolah

3). Kontribusi Donor/LSM Pendidikan sangat diharapkan oleh Pemerintah Indonesia untuk membantu mensukseskan program ESD. Untuk adanya keterpaduan langkah perlu dilakukan koordinasi bersama antara Pemerintah dalam hal ini Depdiknas dengan Donor/LSM

4). Pihak Donor/LSM Pendidikan dapat memberikan bantuan dalam hal capacity building di tingkat Propinsi, kab./Kota dan sekolah, dengan harapan program ESD ini akan menjadi program rutin di Kabupaten

5). Anggaran untuk kegiatan ESD perlu diperhatikan melalui dana APBD sehingga seluruh stakeholder Kabupaten sudah mulai mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan penganggaan tersebut

6). Berdasarkan diskusi kelompok, strategi implementasi untuk melancarkan implementasi ESD secara optimal perlu memperhatikan hal-hal berikut :

 Kelengkapan data yang terkait dengan kondisi pendidikan di tingkat Kabupaten dan sekolah  Sosialisasi dan Capacity building secara berjenjang dari tingkat Pusat, Provinsi dan Kab./Kota  Kerjasama dengan Donor/LSM bidang Pendidikan maupun lembaga independen lainnya  Menggiatkan Tim kerja yang berkaitan dari tingkat Pusat, Provinsi dan Kab./Kota dalam rangka

merencanakan, pembinaan teknis dan evaluasi

 Adanya rangkaian kerja nyata yang disusun oleh seluruh unsur terkait di tingkat Pusat, Provinsi dan Kab./Kota sesuai dengan kekhasan daerah/kondisi lokal

7). Terjalinnya komunikasi antara Pejabat Depdiknas dan Depag yang tergabung pada Development Group/Tim Pengembang dengan pihak Donor yaitu MCPM dan UNICEF

9). Adanya kajian hasil dan manfaat dari setiap kegiatan baik yang menggunakan dana APBN maupun Donor, sehingga dapat dihasilkan “Lesson Learned”

10).Adanya pengarahan dan pembinaan serta saran dan masukan untuk strategi pelaksanaan program agar lebih terpadu dan bersifat mendukung keberhasilan program pembangunan pendidikan di masa yang akan datang

(15)

L. PENUTUP

Laporan kegiatan dari pelaksanaan “Rapat Koordinasi dengan Development Group” ini disusun sebagai laporan pelaksanaan kegiatan yang menggunakan dana APBN sebagai kontribusi dana GOI melalui Kegiatan Peningkatan Layanan Manajemen Dikdasmen terhadap dana PHLN yaitu program AIBEP. Sangat diharapkan pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan penyempurnaan dan pemantapan bahan/materi yang merupakan draft instrumen EDK, sehingga langkah informasi dan strategi program donor dapat dilaksanakan lebih opimal program WDD-WSD, AIBEP dalam rangka memfasilitasi daerah. Dokumen ini diharapkan dapat menginformasikan mengenai berbagai hal yang perlu diindaklanjuti pada tahun 2009 terkait dengan kerjasama Depdiknas, Depag, dan MCPM dalam melaksanakan pelatihan EDK. Dokumen ini diharapkan dapat membantu memberikan gambaran bentuk dari dukungan sekaligus sebagai kendali terhadap kinerja pengelola pendidikan di tingkat Kabupaten dan sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Terwujudnya evaluasi kegiatan ke masing-masing paket pekerjaan 18.410.000 Koordinasi antar instansi dalam daerah lancar.

1 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 12 bulan Rp.. No Kegiatan Volume Pagu

Term of reference (TOR) ini disusun untuk memberikan petunjuk dalam melaksanakan kegiatan dimaksud. Rapat Koordinasi ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan

DALAM RANGKA MONITORING/ EVALUASI/ KOORDINASI/ FASILITASI KEGIATAN PEMBANGUNAN APBD/ APBN PROVINSI SUMATERA BARAT.. Gambaran Paket Pekerjaan yang di tinjau ( PEKERJAAN

Besar Honorarium berdasarkan pagu dana.. Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan / Tim Koordinasi / Tim Monitoring dan

Melalui Rapat Koordinasi dan Pengembangan Program dan Anggaran Institut Seni Indonesia Denpasar dapat menghasilkan Perjanjian Kinerja (PK) di lingkungan Institut

Menindaklanjuti hasil kegiatan survei lapangan dan pertemuan koordinasi ke-1 yang telah dilaksanakan pada tanggal 23 – 27 April 2012 di BAPPEDA Kabupaten Karawang

program pencegahan dan penurunan stunting skala Desa PENGGUNAAN DANA DESA DANA DESA PMK NOMOR 146 TAHUN 2023 PASAL 16 AYAT 1: 1 Pemerintah Desa menganggarkan dan melaksanakan