TINJAUAN PUSTAKA
Hutan Mangrove
Mangrove adalah istilah non-taksonomi yang digunakan untuk menggambarkan berbagai kelompok tanaman yang berada pada daerah pasang surut dan bersalinitas. Mangrove biasanya dapat merujuk kepada individu jenis apabila sebagai komunitas mangrove, ekosistem mangrove, hutan mangrove, dan rawa. Kata mangal berasal dari bahasa portugis yang digunakan untuk menggambarkan komunitas mangrove seluruhnya (Sitnik, 2002). Mangrove berkembang baik pada tanah berlumpur, berlempung atau berpasir, dengan bahan bentukan berasal dari lumpur, pasir atau pecahan karang/ koral, dan tergenang air laut secara berkala (Halidah dan Harwiyaddin, 2013 ).
Mangrove tidak atau sulit tumbuh di wilayah pesisir yang terjal dan berombak besar dengan arus pasang surut kuat, karena kondisi ini tidak memungkinkan terjadi nya pengendapan lumpur yang diperlukan sebagai sumber substrat bagi pertumbuhannya (Dahuri, 2003). Komunitas vegetasi ini umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang cukup mendapatkan genangan air laut secara berkala dan aliran air tawar, dan terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat. Oleh karenanya mangrove banyak ditemukan di pantai-pantai
teluk yang dangkal, estuaria, delta dan daerah pantai yang terlindung. (Bengen, 2000).
Deskripsi Umum Bruguiera cylindrica
meter. Kulit kayu abu-abu, relatif halus dan memiliki sejumlah lentisel kecil.
Berakar lutut dan akar papan yang melebar ke samping di bagian pangkal pohon.
Biasanya tumbuh megelompok dalam jumlah besar di belakang zona Avicennia,
atau bagian tengah vegetasi mangrove kearah laut.
B. cylindrica mempunyai kemampuan tumbuh pada substrat yang baru
terbentuk dan tidak cocok untuk jenis lainnya. Kemampuan tumbuhnya pada
tanah liat membuat pohon ini sangat bergantung kepada akar untuk memperoleh
pasokan oksigen yang cukup, dan oleh karena itu sangat responsif terhadap
penggenangan yang berkepanjangan. Memiliki buah yang ringan dan mengapung
sehingga penyebarannya dapat dibantu oleh arus air, tapi petumbuhannya lambat.
Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Manfaat dari tumbuhan mangrove jenis
B. cylindrica adalah untuk kayu bakar (Noor dkk, 2006).
Salinitas Mangrove
Di Indonesia, areal yang selalu digenangi walaupun pada saat pasang rendah umumnya didominasi oleh A. alba atau S. alba. Areal yang digenangi oleh pasang sedang di dominasi oleh jenis-jenis Rhizophora. Adapun areal yang digenangi hanya pada saat pasang tinggi, yang mana areal ini lebih ke daratan, umumnya di dominasi oleh jenis- jenis Bruguiera dan Xylocarpus granatum, sedangkan areal yang digenangi hanya pada saat pasang tertinggi (hanya beberapa hari dalam sebulan) umumnya di dominasi oleh B. sexangula dan Lumnitzera littorea.
seperti jenis Rhizophora, Bruguiera, Sonneratia. Hutching dan Saenger (1987) mengemukakan tiga cara mangrove beradaptasi. Pertama sekresi garam yang berarti flora mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun. Kedua, mencegah masuknya garam (salt exclusion), flora mangrove menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui saringan yang terdapat pada akar. Ketiga, akumulasi garam (salt accumulation), flora mangrove seringkali menyimpan Na dan Cl pada bagian kulit kayu, akar dan daun yang lebih tua.
B. cylindrica dapat mengatasi tekanan garam sampai kadar salinitas 2%
(Wong dkk, 2007). Hal ini disebabkan oleh bakteri E. coli yang berasoiasi dengan
gen DNA pembawa sifat tahan terhadap salinitas oleh perakaran semai B. cylindrica. Pertumbuhan B. cylindrica yang optimal adalah pada naungan 50
Simbolon (2013).
Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Berat kering tanaman dan laju pertumbuhannya dipengaruhi juga oleh intensitas cahaya dan salinitas. Kemampuan hidup semai akan lebih tinggi pada salinitas lebih rendah dan akan makin meningkat kemampuannya dengan ketersediaaan cahaya yang optimum (Lopez-Hoffman dkk., 2007).
Pertumbuhan awal tanaman mangrove juga sangat dipengaruhi oleh faktor global seperti temperatur dan faktor spesifik lokasi seperti salinitas. Salinitas
memainkan peranan penting pada adaptasi pertumbuhan mangrove. (Krauss dkk., 2008).
fungsi normalnya. Seperti yang telah dikemukakan di atas, salah satu cekaman lingkungan yang terjadi pada tumbuhan adalah cekaman salinitas (Ramayani, 2012).
Pengaruh Salinitas Terhadap Fisiologi
Mekanisme fisiologi yang terjadi pada tumbuhan adalah untuk bertahan dalam cekaman garam. Selain metabolisme bergeser untuk mengatasi tantangan lingkungan, sel membran tanaman itu sendiri merupakan hambatan mendasar bagi faktor eksternal. Lipid pada membran sel memainkan peranan penting dalam adaptasi terhadap salinitas yang berbeda melalui perubahan komposisi sterol, lipid dan terpenoid (Basyuni dkk., 2012).
Polyisoprenoid
Polyisoprenoid alkohol terdapat dalam semua organisme, mulai dari bakteri sampai eukariota yang lebih tinggi. Salah satu metabolit sekunder yang ditemukan pada semua makhluk hidup. Polyisoprenoid alkohol merupakan kelompok polimer hidrofobik yang terdistribusi luas dari alam (Swiezewska dan Witold, 2005).
Metode Kromatografi
Kromatografi merupakan suatu teknik analisis biokimia berdasarkan metode pemisahan yang memerlukan waktu relative singkat dan tidak membutuhkan alat rumit dibandingkan dengan metode pemisahan lainnya. Kromatografi lapis tipis adalah teknik pemisahan yang menggunakan lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat plastik sebagai bidang datar permukaan fase diam. Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaanya lebih mudah dan murah (Bintang, 2010).