Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method) dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Menurut Creswell (2010) penerapan strategi eksplanatoris sekuensial dalam penelitian yaitu dengan pengumpulan dan analisis data KUANTITATIF sebagai metode primer terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif sebagai metode sekunder yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif. Data kualitatif yang diperoleh digunakan untuk memperjelas dan mendukung data kuantitatif. Adapun langkah-langkah strategi penggabungan metode KUANTITATIF dan kualitatif tersebut adalah sebagai berikut.
v
Gambar 3.1. Strategi Eksplanatoris Sekuensial (diadopsi dari Creswell, 2010)
Pada tahap pertama digunakan metode penelitian kuantitatif untuk mengetahui perbedaan pencapaian dan peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan self-efficacy mahasiswa antara dua kelompok yang mendapatkan perilaku yang berbeda. Mahasiswa pada kelompok eksperimen memperoleh Brain-Based Learning Berbantuan Web, sedangkan mahasiswa kelompok kontrol memperoleh pembelajaran seperti pada perkuliahan biasanya.
Peneliti menerapkan pretes dan postes pada kedua kelompok ini. Meski demikian yang diberikan perlakuan hanya kelompok eksperimen saja (Creswell, 2010). Adapun gambar desain penelitiannya adalah sebagai berikut.
O_____________X____________ O O___________________________O
KUAN kual
KUAN
Pengumpulan data
Interpretasi keseluruhan analisis Kual
Analisis data Kual
Pengumpulan data KUAN
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2. Desain Penelitian (diadopsi dari Creswell, 2010)
Keterangan:
O : Pemberian Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan skala self-efficacy.
X : Pemberian Brain-Based Learning Berbantuan Web
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Brain-Based Learning
Berbantuan Web, sedangkan sebagai variabel terikatnya adalah Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi serta self-efficacy mahasiswa. Selain itu di dalam penelitian ini juga digunakan variabel kontrol yaitu jenis kemampuan awal matematika mahasiswa yang terdiri dari kemampuan tinggi, sedang dan rendah, serta jenis program studi mahasiswa, yaitu Matematika dan Pendidikan Matematika. Keterkaitan antara variabel bebas, terikat dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Pada tahap kedua dilakukan metode penelitian kualitatif yang berfungsi untuk menggali lebih jauh informasi tentang pelaksanaan Brain-Based Learning
Berbantuan Web sebagai upaya untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggidan self-efficacy pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Kalkulus Integral. Data didapat berdasarkan informasi yang diperoleh dari mahasiswa, catatan peneliti selama pembelajaran berlangsung dan rekaman saat pembelajaran. Untuk menganalisis lebih dalam tentang keterhubungan antar berbagai informasi yang diperoleh, peneliti melakukan triangulasi. Triangulasi dilakukan dengan mengaitkan berbagai informasi yang diperoleh melalui hasil kerja mahasiswa pada tes yang diberikan, wawancara terhadap mahasiswa serta
rekaman selama proses pembelajaran berlangsung.
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Keterkaitan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi, Jenis Pembelajaran, Jenis Kemampuan Awal Matematis, dan Jenis Program Studi
Aspek KAM
Brain-Based Learning Berbantuan Web (BL) Pembelajaran Konvensional (KV) Pendidikan
Matematika (P)
Matematika
(M) Total
Pendidikan Matematika
(P)
Matematika
(M) Total
Kemampuan Berpikir Matematis
Tingkat Tinggi (KBMT)
Tinggi (T) KBMTTPBL KBMTTMBL KBMTTBL KBMTTPKV KBMTTMKV KBMTTKV
Sedang (S) KBMTSPBL KBMTSMBL KBMTSBL KBMTSPKV KBMTSMKV KBMTSKV
Rendah (R) KBMTRPBL KBMTRMBL KBMTRBL KBMTRPKV KBMTRMKV KBMTRKV
Total KBMTPBL KBMTMBL KBMTBL KBMTPKV KBMTMKV KBMTKV
Self-efficacy (SE)
Tinggi (T) SETPBL SETMBL SETBL SETPKV SETMKV SETKV
Sedang (S) SESPBL SESMBL SESBL SESPKV SESMKV SESKV
Rendah (R) SERPBL SERMBL SERBL SERPKV SERMKV SERKV
Total SEPBL SEMBL SEBL SEPKV SEMKV SEKV
Keterangan (Contoh):
KBMTRPBL : Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi mahasiswa dengan kemampuan awal metematis rendah pada program studi Pendidikan Matematika yang diberikan Brain-Based Learning Berbantuan Web.
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Matematika salah satu perguruan tinggi di Semarang Jawa Tengah. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Mendata seluruh mahasiswa Jurusan Matematika baik Program Studi Pendidikan Matematika ataupun Program Studi Matematika yang menempuh mata kuliah Kalkulus 2.
2. Memilih secara acak dua kelas pada Program Studi Pendidikan Matematika dan dua kelas pada Program Studi Matematika untuk dijadikan sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Prosedur pengambilan sampel yang telah diuraikan di atas dapat pula dilihat pada Gambar di bawah ini.
Gambar 3.3. Prosedur Pengambilan Sampel
Adapun sebaran sampel penelitiannya adalah sebagai berikut. Tabel 3.2
Sebaran Sampel Penelitian
Program Studi BL KV Total
Pendidikan Matematika 42 42 84
Matematika 36 39 75
Total 78 81 159
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Desember 2013 sampai April 2016 dengan rincian sebagai berikut.
Desember 2013 – Februari 2014 : Persiapan
Populasi: Seluruh mahasiswa
Jurusan Matematika yang
menempuh mata kuliah Kalkulus
Integral
Prodi Pend. Matematika
Prodi Matematika
Kelompok Eksperimen (BL)
Kelompok Kontrol (KV) Acak
Kelompok Eksperimen (BL)
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Maret – Juni 2014 : Pre Tes, Pembelajaran, Postes, Wawancara Juni 2014 – April 2016 : Pengolahan dan Analisis Data serta Penulisan
Laporan.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi adalah suatu kemampuan menggunakan pikiran dalam proses kognitif yang tinggi untuk memenuhi suatu tantangan baru. Komponen Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi meliputi pemecahan masalah, penalaran, komunikasi dan koneksi matematis.
a. Pemecahan masalah matematis adalah kemampuan individu untuk melakukan serangkaian proses dengan tujuan menyelesaikan suatu masalah matematika.
b. Penalaran matematis digambarkan sebagai proses berpikir ketika mencoba untuk menunjukkan hubungan antara dua hal atau lebih yang berdasar pada aturan tertentu yang telah terbukti benar melalui langkah-langkah tertentu dan diakhiri dengan suatu kesimpulan. c. Komunikasi matematis merupakan kemampuan untuk menyatakan
dan mengilustrasikan ide matematis ke dalam model matematis dan sebaliknya secara tertulis.
d. Koneksi matematis adalah kemampuan mengaitkan konsep–konsep matematika baik antar konsep matematika itu sendiri (dalam matematika) maupun mengaitkan konsep matematika dengan bidang lainnya (luar matematika).
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Brain-Based Learning Berbantuan Web adalah pembelajaran yang berdasarkan struktur dan cara kerja otak, sehingga kerja otak dapat optimal, yang menggunakan web sebagai medianya serta terdiri dari tujuh tahap pembelajaran, yaitu: (1) Pra Pemaparan; (2) Persiapan; (3) Inisiasi dan Akuisisi; (4) Elaborasi; (5) Inkubasi dan Formasi memori; (6) Verifikasi dan Pengecekan Keyakinan; (7) Perayaan dan Integrasi.
4. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran seperti yang biasa dilakukan oleh dosen sehari-hari. Langkah-langkah pembelajaran konvensional adalah membuka pelajaran, membahas tugas yang lalu, menerangkan materi baru, memberikan contoh dan cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi, memberi kesempatan bertanya kepada mahasiswa, memberi latihan soal, penugasan dan menutup pembelajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran konvensional ini adalah tayangan slide dengan Proyektor LCD. Slide berisi ringkasan materi yang digunakan oleh dosen dalam menjelaskan materi perkuliahan. Untuk soal-soal latihan dosen menggunakan soal-soal-soal-soal latihan yang sudah ada pada bahan ajar yang digunakan.
E. Pengembangan Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran Penelitian dalam disertasi ini menggunakan beberapa instrumen dan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri dari Satuan Acara Perkuliahan dan Lembar Kerja Mahasiswa sedangkan instrumennya terdiri dari instrumen tes yang berupa Tes Kemampuan Awal Matematis dan Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi serta instrumen nontes yang berupa Skala Self-efficacy.
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tingkat Tinggi dan Skala Self-efficacy dilanjutkan dengan ujicoba untuk mengetahui reliabilitas dan validitas konstruk butir-butirnya.
Hasil pertimbangan ahli selanjutnya dianalisis menggunakan uji Q-Cochran dengan bantuan Software IBM SPSS Statistics 20 yang bertujuan untuk mengetahui apakah ahli mempunyai pertimbangan yang sama. Hipotesis untuk uji Q-Cochran tersebut adalah
: Tidak terdapat perbedaan pertimbangan pada kelima penimbang. : Terdapat perbedaan pertimbangan pada salah satu atau lebih dari
kelima penimbang.
Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan adalah jika nilai Sig lebih dari 0,05 maka H0 diterima dan dalam hal lainnya H0 ditolak.
1. Tes Kemampuan Awal Matematis
Instrumen Tes Kemampuan Awal Matematis digunakan untuk mengetahui kemampuan awal matematis mahasiswa terhadap materi-materi yang merupakan prasyarat dari mata kuliah Kalkulus 2. Instrumen tes ini berbentuk uraian yang terdiri dari soal-soal mengenai Persamaan Garis, Fungsi, Deret, Limit dan Kekontinuan, Turunan dan Aplikasi Turunan.
Pertimbangan ahli terhadap validitas isi Tes Kemampuan Awal Matematis menunjukkan bahwa setiap butir dinyatakan valid. Hal ini ditunjukkan dengan pemberian nilai 1 untuk setiap butir tes oleh kelima penimbang.
Selanjutnya, Uji Q-Cochran untuk pertimbangan ahli terhadap validitas muka Tes Kemampuan Awal Matematis dengan menggunakan Software IBM SPSS Statistics 20 adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Hasil Uji Q-Cochran Validitas Muka Tes Kemampuan Awal Matematis Statistik Validitas Muka
N 10
Cochran's Q 3,000a
Df 4
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa nilai asymp.Sig = 0,558 lebih besar dari nilai . Jadi, dapat disimpulkan bahwa para ahli mempunyai pertimbangan yang sama tentang validitas muka Tes Kemampuan Awal Matematis.
Adapun saran yang diberikan oleh penimbang adalah
a. Pada soal nomor 1d “Jika di definisikan pada selang [-2,2], tentukan selang di mana positif dan selang di mana negatif.”
diganti dengan “Jika di definisikan pada selang [-2,2], tentukan selang di mana bernilai positif dan selang di mana
bernilai negatif.”
b. Pada soal nomor 4 “Selidiki kekontinuan pada daerah asal ” diganti dengan “Selidiki kekontinuan fungsi pada daerah asalnya”
Setelah dilakukan pertimbangan oleh penimbang ahli, Tes Kemampuan Awal Matematis ini diujicobakan secara terbatas kepada 5 orang mahasiswa yang telah lulus mata kuliah Kalkulus 2. Tujuan dilakukannya ujicoba terbatas ini adalah untuk mengetahui keterbacaan dan pemahaman maksud dari soal-soal Tes Kemampuan Awal Matematis oleh mahasiswa. Berdasarkan hasil dari ujicoba terbatas tersebut dapat disimpulkan bahwa soal Tes Kemampuan Awal Matematis dapat dipahami dengan baik oleh mahasiswa sehingga dapat digunakan untuk penelitian. Adapun Kisi-kisi, Tes Kemampuan Awal Matematis dan Kunci Jawaban Tes Kemampuan Awal Matematis serta hasil pertimbangan ahli secara lengkap untuk validitas isi dan validitas muka Tes Kemampuan Awal Matematis dapat dilihat pada Lampiran 2.1.
Tes Kemampuan Awal Matematis diberikan kepada mahasiswa untuk tiap-tiap kelompok, baik kelompok yang mendapatkan Brain-Based Learning
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan skor Tes Kemampuan Awal Matematis, jenis kemampuan mahasiswa ditentukan. Penentuan mahasiswa termasuk ke dalam jenis kemampuan tinggi, sedang dan rendah adalah seperti Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Kategori Jenis Kemampuan Matematis Skor Tes Kemampuan Awal Matematis
(STKAM)
Kategori STKAM ≥ 75%
55% ≤ STKAM < 75% STKAM < 55%
Tinggi Sedang Rendah
Diadopsi dari Tandililing (2011)
2. Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi digunakan untuk mengukur peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi mahasiswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Instrumen tes ini berbentuk uraian yang disusun berdasarkan materi pada mata kuliah Kalkulus Integral dan disesuaikan dengan indikator Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi.
Sebelum dilakukan ujicoba, terlebih dahulu Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi diberikan kepada penimbang ahli. Pertimbangan ahli terhadap validitas isi, validitas muka dan validitas konstruk Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi menunjukkan semua butir dinyatakan valid (seluruh butir tes bernilai 1). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semua ahli mempunyai pendapat yang sama tentang validitas isi, validitas muka dan validitas konstruk Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi.
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dapat dipahami dengan baik oleh mahasiswa sehingga dapat digunakan untuk penelitian.
Ujicoba instrumen Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dilakukan dengan memberikannya kepada 36 orang mahasiswa yang telah lulus mata kuliah Kalkulus 2 untuk dikerjakan. Ujicoba ini digunakan untuk menentukan validitas, reliabilitas tes, daya beda dan tingkat kesukaran butir Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi. Adapun pedoman penskoran Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi
Komponen
Membuat sketsa gambar situasi , dan mengidentifikasi data diketahui, ditanyakan, kelebihan data dan kecukupan data/unsur serta melengkapinya bila diperlukan.
0 – 2
Menyusun model matematika masalah dalam ekspresi aljabar tentang penerapan konsep
matematika dalam fisika atau masalah luas daerah antara beberapa kurva)
0 – 1 (0 – 2)
Mengidentifikasi strategi yang dapat ditempuh
Mengidentifikasi beberapa strategi dan memilih satu strategi yang dapat digunakan
0 – 2 (0-2)
Menyelesaikan model matema-tika disertai alas an
Menyelesaikan model matematika masalah fisika atau masalah luas daerah antara beberapa kurva disertai dengan penjelasan
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Memeriksa
Mensubstitusikan n = 1 (atau bilangan asli lain)
ke dalam pernyataan yang akan dibuktikan. 0 – 1
Bila kebenaran pernyataan ditolak, proses pembuktian berhenti dan pernyataan yang akan dibuktikan salah
0 – 1
Bila untuk n = 1 (atau bilangan asli lain) pernyataan benar, proses diteruskan dengan memisalkan pernyataan benar untuk bilangan asli k
0 – 1
Memeriksa kebenaran pernyataan untuk n = k + 1. Bila pernyatan benar untuk n = k + 1 maka pernyataan semula terbukti benar. Bila untuk n = k + 1 pernyataan salah, maka pernyataan semula tidak benar
Penalaran Tidak ada jawaban 0
Menarik generalisasi berdasarkan proses berkenaan dengan pola bilangan
Mengidentifikasi banyaknya bola pada Pola 1,
Pola 2, Pola 3, Pola 4, dan Pola 5 0 – 2
Mengidentifikasi kaitan antara bilangan-bilang
pada Pola 1 sampai dengan Pola 5. 0 – 1
Menyatakan jumlah bola dari pola 1 sampai dengan pola 5, dan mengidentifikasi sifat yang terkandung di dalam jumlah tersebut
0 – 2
Mencari bentuk umum bila proses diteruskan
sampai pola ke-n 0 – 2
Skor butir no 4 0 – 7
Komponen KBMTT
Jawaban Skor
Komunikasi Tidak ada jawaban 0
Menyusun model
Melukis sketsa gambar (grafik fungsi) dari
situasi yang diberikan/ unsur yang diketahui 0 – 1 Menyusun model matematis masalah dalam
ekspresi matematika tentang volume benda putar (daerah antara beberapa kurva diputar mengelilingi sumbu ordinat)
0 – 2
Menyelesaikan masalah/model matematika
disertai alasan 0 – 2
Menyusun pertanyaan baru berkenaan inegral dan menjawabnya disertai penjelasan langkah pengerjaannya
0 – 2
Skor butir tes no 5 0 -7
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
matematika dari
Melukis sketsa gambar (grafik fungsi) dari
situasi yang diberikan/ unsur yang diketahui 0 – 2 Menyusun model matematis masalah dalam
ekspresi matematis tentang luas daerah antara beberapa kurva
0 -2
Menyelesaikan masalah/ model matematis
disertai alasan 0-2
Menjelaskan persamaan dan perbedaan konsep luas daerah dan konsep integral tertentu, dan menyelesaikan masalah integral tertentu
0-2
Mengidentifikasi makna representasi konsep
integral tertentu 0 – 1
Merumuskan representasi ekuivalen suatu integral tertentu ke dalam bentuk limit jumlah Reiman
Mengidentifikasi konsep yang termuat dalam konten bidang studi lain atau masalah sehari-hari yang disajikan
0 – 1
Menyelesaikan masalah bidang studi lain atau
masalah sehari-hari. 0 – 2
Mengidentifikasi konsep matematika yang termuat dalam masalah/konten bidang studi lain atau masalah sehari-hari.
0 – 2
Skor tiap butir tes no 8 dan 9 0 – 5
Berdasarkan pedoman penskoran di atas, maka didapatkan skor maksimal untuk Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi adalah 55. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi adalah 120 menit. Adapun data yang didapat dari hasil ujicoba selanjutnya diolah dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 dan Microsoft Office Excel 2010.
Langkah-langkah pengolahan data hasil ujicoba Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi adalah sebagai berikut.
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Penentuan validitas tiap butir Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara skor setiap butir tes dengan skor totalnya. Perhitungan korelasi ini dapat dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment dari Pearson (Suherman, 2003) dengan bantuan
Software IBM SPSS 20. Adapun interpretasi koefisien korelasi mengikuti Tabel 3.6 berikut (Suherman, 2003).
Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi Koefisien Reliabilitas Interpretasi
0,90 0,70 0,40 0,20 0,00
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Tidak Valid
Berdasarkan output dari Software IBM SPSS 20 diperoleh hasil bahwa soal dengan validitas sedang ada 5 buah yaitu 1, 3, 5, 6, dan 7, sedangkan soal dengan validitas tinggi ada 4 buah yaitu 2, 4, 8 dan 9.
b. Menentukan Reliabilitas Tes
Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi ditentukan dengan menggunakan tes tunggal, yang berarti tes ini dikenakan kepada sekelompok mahasiswa dalam satu kali pertemuan sehingga diperoleh sekelompok data untuk kemudian dihitung koefisien reliabilitasnya. Dalam penelitian ini Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi berbentuk uraian, sehingga untuk mencari koefisien reliabilitasnya digunakan rumus
Cronbach Alpha (Suherman, 2003) dengan bantuan Software IBM SPSS 20. Adapun interpretasi koefisien reliabilitas tes menurut Guilford dalam Suherman (2003) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.7
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Koefisien Reliabilitas Interpretasi 0,90
0,70 0,40 0,20
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Berdasarkan output dari Software IBM SPSS 20 diperoleh hasil , sehingga dapat dikatakan bahwa Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi mempunyai reliabilitas yang tinggi.
c. Menentukan Daya Pembeda Butir Tes
Daya pembeda setiap butir tes adalah kemampuan suatu butir tes untuk dapat membedakan peserta tes yang mempunyai kemampuan tinggi dengan peserta tes yang mempunyai kemampuan rendah. Suatu butir tes dikatakan mempunyai daya pembeda yang baik jika peserta tes yang berkemampuan tinggi dapat mengerjakan dengan baik sedangkan peserta tes yang berkemampuan rendah tidak dapat mengerjakan dengan baik butir tes tersebut.
Daya pembeda dapat dihitung dengan cara membagi peserta tes ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Kelompok atas adalah peserta tes yang mempunyai kemampuan tinggi sedangkan kelompok bawah adalah peserta tes dengan kemampuan rendah. Untuk dalam suatu ujicoba soal diberikan kepada peserta tes lebih dari 30 orang atau disebut kelompok besar, maka untuk menghitung daya pembeda cukup diambil 27% sebagai kelompok atas dan 27% sebagai kelompok bawah (Suherman, 2003).
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal adalah
1) Urutkan skor tes mahasiswa dari yang tertinggi sampai yang terendah. 2) Ambil 27% mahasiswa yang mempunyai skor tinggi sebagai kelompok atas
dan 27% mahasiswa yang mempunyai skor rendah sebagai kelompok bawah.
3) Hitung daya pembeda setiap butir tes dengan rumus sebagai berikut
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
= daya pembeda
jumlah skor mahasiswa kelompok atas pada butir yang diolah.
jumlah skor mahasiswa kelompok bawah pada butir yang diolah.
jumlah skor maksimal ideal salah satu kelompok (atas) pada butir yang diolah (Suherman, 2003).
Daya pembeda tiap butir tes tersebut dihitung dengan bantuan Software Microsoft Excel 2007. Interpretasi daya pembeda mengikuti Tabel 3.8 (Suherman, 2003).
Tabel 3.8
Interpretasi Koefisien Daya Pembeda Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
0,00
0,20
0,40
0,70
Sangat Buruk Buruk Cukup Baik Sangat Baik
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Software Microsoft Excel 2007
didapatkan hasil bahwa soal dengan daya pembeda cukup ada 3 buah yaitu 1, 3 dan 6, sedangkan soal dengan daya pembeda baik ada 6 buah yaitu 2, 4, 5, dan 7, 8, 9.
d. Menentukan Tingkat Kesukaran Butir Tes
Tingkat kesukaran setiap butir tes dapat dilihat dari berapa peserta yang dapat mengerjakan dengan baik butir tes tersebut. Seperti halnya pada perhitungan daya beda, tingkat kesukaran dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Urutkan skor tes mahasiswa dari yang tertinggi sampai yang terendah. 2) Ambil 27% mahasiswa yang mempunyai skor tinggi sebagai kelompok atas
dan 27% mahasiswa yang mempunyai skor rendah sebagai kelompok bawah.
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
= Tingkat kesukaran
jumlah skor mahasiswa kelompok atas pada butir yang diolah.
jumlah skor mahasiswa kelompok bawah pada butir yang diolah.
jumlah skor maksimal ideal salah satu kelompok (atas) pada butir yang diolah.
Tingkat kesukaran tiap butir tes tersebut dihitung dengan bantuan Software Microsoft Excel 2007. Adapun interpretasi daya pembeda mengikuti tabel berikut (Suherman, 2003).
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Tingkat Kesukaran Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
0,00
0,30
0,70
Terlalu sukar Sukar Sedang Mudah Terlalu mudah
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Software Microsoft Excel 2007
didapatkan hasil bahwa soal dengan tingkat kesukaran sedang ada 6 buah yaitu 1, 4, 5, 7, 8 dan 9, sedangkan soal dengan tingkat kesukaran tinggi/ sukar ada 3 buah yaitu 2, 3, dan 6.
Rekapitulasi perhitungan reliabilitas tes, validitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dapat dilihat dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1 0,61
Dari Tabel 3.10 dapat diketahui bahwa semua soal dipakai dalam penelitian ini. Untuk pencapaian Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi mahasiswa berdasarkan skor Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dengan kategori seperti pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Kategori Pencapaian Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Mahasiswa
Skor Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi (STKBMT) Perhitungan secara lengkap, kisi-kisi, soal Tes Kemampuan Berpikir
Matematis Tingkat Tinggi beserta kunci jawabannya dapat dilihat pada Lampiran 2.2.
3. Skala Self-efficacy Mahasiswa
Skala self-efficacy ini digunakan untuk mengetahui peningkatan self-efficacy
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dukungan langsung atau sosial serta aspek psikologis dan afektif dengan 5 kategori respon yaitu Sangat Sering (SSr), Sering (S), Kadang-kadang (Kd), Jarang (Jr) dan Sangat Jarang (SJr). Sebelum dilakukan ujicoba, Skala Self-efficacy terlebih dahulu diberikan kepada penimbang ahli. Pertimbangan ahli terhadap validitas isi dan validitas muka Skala Self-efficacy dalam Uji Q-Cochran dengan menggunakan Software IBM SPSS 20 menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.12
Hasil Uji Q-Cochran Validitas Isi Dan Validitas Muka Skala Self-Efficacy
Statistik Validitas Isi Validitas Muka
N 38 38
Cochran's Q 6,000a 5,333a
Df 4 4
Asymp. Sig. 0,199 0,255
Dari hasil pengujian validitas isi Skala Self-Efficacy dapat dilihat bahwa nilai asymp.Sig = 0,199 lebih besar dari nilai . Jadi, dapat disimpulkan bahwa para ahli mempunyai pertimbangan yang sama tentang validitas isi Skala
Self-efficacy. Selanjutnya, dari hasil pengujian validitas muka Skala Self-Efficacy
dapat dilihat bahwa nilai asymp.Sig = 0,255 lebih besar dari nilai . Jadi, dapat disimpulkan bahwa para ahli mempunyai pertimbangan yang sama tentang validitas muka Skala Self-efficacy.
Setelah dilakukan pertimbangan oleh penimbang ahli, Skala Self-efficacy ini diujicobakan secara terbatas kepada 5 orang mahasiswa di luar subyek penelitian. Tujuan dilakukannya ujicoba terbatas ini adalah untuk mengetahui keterbacaan dan pemahaman maksud dari butir-butir Skala Self-efficacy oleh mahasiswa. Berdasarkan hasil dari ujicoba terbatas tersebut dapat disimpulkan bahwa butir-butir Skala Self-efficacy dapat dipahami dengan baik oleh mahasiswa sehingga dapat digunakan untuk penelitian.
Self-Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
efficacy. Adapun langkah-langkah ujicoba Skala Self-efficacy adalah sebagai berikut.
a. Menentukan Skor Konversi
Sebelum dilakukan perhitungan skor konversi, terlebih dahulu ditentukan penskoran awal. Penskoran awal ini dilakukan menggunakan Skala Likert. Pemberian skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif dapat dilihat pada Tabel 3.13
Tabel 3.13
Skor Awal Skala Self-efficacy Menggunakan Skala Likert
Pilihan Jawaban SSr Sr Kd Jr SJr
Pernyataan Positif 5 4 3 2 1
Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5
Selanjutnya dilakukan perhitungan skor berdasarkan distribusi jawaban mahasiswa. Perhitungan skor butir Skala Self-efficacy ini dihitung dengan bantuan
Software Microsoft Excel 2010. Adapun perhitungan skor Skala Self-efficacy
didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 3.14
Skor Setiap Butir Skala Self-efficacy
No Skor No Skor
SSr Sr Kd Jr SJr SSr Sr Kd Jr SJr
1 5 4 3 2 1 20 5 4 3 2 1
2 5 5 3 2 1 21 4 3 3 2 1
3 5 4 3 2 1 22 1 2 2 3 5
4 5 4 3 2 1 23 5 4 3 2 1
5 1 2 3 4 4 24 5 4 3 2 1
6 1 2 3 4 5 25 1 2 3 4 5
7 5 4 3 2 1 26 4 3 2 2 1
8 1 2 3 4 5 27 1 2 3 3 4
9 5 4 3 2 1 28 1 2 3 3 4
10 5 4 3 2 1 29 1 2 3 3 4
11 5 4 3 2 1 30 1 2 3 4 5
12 1 2 3 4 4 31 4 3 3 2 1
13 1 2 3 4 5 32 5 3 3 2 1
14 1 2 3 4 4 33 1 2 3 4 5
15 1 2 3 4 5 34 1 2 3 4 5
16 1 2 3 4 4 35 1 2 3 4 5
17 5 4 3 2 1 36 1 2 3 4 5
18 5 4 3 2 1 37 4 3 2 2 1
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya skor butir Skala Self-efficacy tersebut digunakan dalam reliabilitas dan validitas Skala Self-efficacy.
b. Menentukan Validitas Skala Self-efficacy
Untuk menentukan validitas Skala Self-efficacy, digunakan Uji-t. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
2 2
(Hendriana & Sumarmo, 2014)
Keterangan:
Hasil Validitas Skala Self-Efficacy
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
16 4,97 1,706 Valid 35 5,43 1,706 Valid
17 1,88 1,706 Valid 36 4,35 1,706 Valid
18 2,75 1,706 Valid 37 0,76 1,706 Tidak Valid
19 0,20 1,706 Tidak Valid 38 3,32 1,706 Valid
Penentuan pembagian mahasiswa menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah mengacu pada Suherman (2003), yaitu 27% mahasiswa yang mempunyai skor tinggi sebagai kelompok atas dan 27% mahasiswa yang mempunyai skor rendah sebagai kelompok bawah. Suatu butir pernyataan dikatakan valid jika thitung > ttabel dengan ttabel = t(α,dk) untuk dk = na + nb – 2 dan α
adalah 0,05. Perhitungannya dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2010. Adapun hasil perhitungannya diberikan pada Tabel 3.15. Berdasarkan Tabel 3.15, dapat dilihat bahwa dari 38 butir pernyataan, 35 pernyataan dinyatakan valid dan sisanya dinyatakan tidak valid. Adapun butir pernyataan Skala Self-efficacy yang tidak valid adalah nomor 19, 31 dan 37. Jadi, Skala Self-efficacy yang digunakan untuk penelitian ada 35 butir pernyataan.
Selanjutnya, pencapaian Self-efficacy mahasiswa dapat dilihat berdasarkan skor Skala Self-efficacy dengan kategori seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 3.16
Kategori Pencapaian Self-efficacy Mahasiswa % Skor Skala Self-efficacy (X) Kategori c. Menentukan Reliabilitas Skala Self-efficacy
Untuk menentukan reliabilitas Skala Self-efficacy, digunakan rumus metode paruhan yaitu:
(Hendriana & Sumarmo, 2014)
dengan rdiperoleh dari
r
xy (Korelasi Product Moment) yaitu:∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu n : Banyaknya mahasiswa (testee)
: Skor mahasiswa (testee) pada nomor pernyataan ganjil : Skor mahasiswa (testee) pada nomor pernyataan genap
Interpretasi dari nilai koefisien reliabilitas dari metode paruhan (
r
k)mengacu pada Tabel 3.7 yang telah digunakan untuk penentuan interpretasi pada perhitungan koefisien reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi sebelumnya. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas Skala Self-efficacy
yang dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2010 memperoleh
r
k = 0,920347sehingga dapat dikatakan bahwa Skala Self-efficacy mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi.
Untuk Kisi-kisi, Skala Self-efficacy beserta data hasil ujicoba dan perhitungannya secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.3.
4. Lembar Observasi
Data tentang aktivitas dan interaksi di dalam pembelajaran yang terjadi antara mahasiswa dengan mahasiswa dalam kelompoknya, antara mahasiswa dengan mahasiswa dalam kelompok yang berbeda ataupun antara dosen dan mahasiswa dapat dihimpun melalui observasi. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer. Dalam penelitian ini bertindak sebagai observer adalah seorang dosen yang mempunyai latar belakang magister pendidikan matematika sekaligus magister ilmu matematika.
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
observasi dalam penelitian ini dibuat berdasarkan karakteristik dan langkah-langkah Brain-Based Learning Berbantuan Web. Sebelum digunakan dalam penelitian ini, lembar observasi telah diberikan kepada penimbang ahli untuk diberikan pertimbangan setelah sebelumnya dikonsultasikan ke dosen pembimbing. Lembar observasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.4.
5. Wawancara
Menurut Sugiyono (2011) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga makna dari suatu topik tertentu dapat dikonstruksikan. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan beberapa mahasiswa mewakili kelompok yang mendapatkan Brain-Based Learning Berbantuan Web dan kelompok yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Setiap kelompok dipilih 3 orang berdasarkan jenis kelompoknya serta jawaban dari tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi. Karena ada empat kelompok dalam penelitian (dua kelompok yang mendapat Brain-Based Learning Berbantuan Web dan dua kelompok yang mendapatkan pembelajaran konvensional) maka keseluruhan mahasiswa yang diwawancarai ada 12 orang.
Selanjutnya wawancara dilakukan dengan cara berdiskusi dengan mahasiswa tentang hal-hal sebagai berikut.
a) Mengapa soal ini dijawab seperti ini? b) Di mana letak kesulitannya?
c) Menurut anda apakah ada cara lain untuk menyelesaikan soal ini?
d) Bagaimana pendapat anda tentang pembelajaran mata kuliah Kalkulus 2 yang telah berlangsung?
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hasil dari wawancara mahasiswa yang satu ditriangulasi dengan mahasiswa yang lain mengetahui karakteristik mahasiswa sebagai subyek penelitian. Wawancara dengan mahasiswa juga dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan mahasiswa dalam Brain-Based Learning Berbantuan Web, Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan self-efficacy mahasiswa.
6. Dokumen
Menurut Sugiyono (2011) dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau hasil karya-karya lain yang dibuat seseorang. Contoh dokumen dalam penelitian ini berupa foto, rekaman video, hasil pekerjaan mahasiswa di Lembar Kerja Mahasiswa, Soal Latihan ataupun Tes, Skala Self-efficacy, chat mahasiswa pada Forum Komunikasi. Dokumen ini dimaksudkan untuk melengkapi data penelitian.
7. Peneliti
Instrumen utama untuk mengumpulkan data kualitatif dalam penelitian ini adalah peneliti. Peneliti menentukan siapa yang tepat untuk diwawancarai, melakukan wawancara, pengembang instrumen dan perangkat pembelajaran, serta mendokumentasikan dokumen untuk kemudian dianalisis secara kualitatif.
8. Perangkat Pembelajaran
Pengembangan perangkat pembelajaran pada penelitian ini berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi pada mata kuliah Kalkulus 2 serta tujuan dari penelitian ini sendiri. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan self-efficacy mahasiswa.
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan jumlah SKS pada setiap pertemuan. SAP yang dikembangkan mengacu pada
Brain-Based Learning Berbantuan Web. SAP memuat langkah-langkah Brain-Based Learning Berbantuan Web yaitu Pra Pemaparan; Persiapan; Inisiasi dan Akuisisi; Elaborasi; Inkubasi dan Formasi Memori; Verifikasi dan Pengecekan Keyakinan; serta Perayaan dan Integrasi
Selain SAP perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM). LKM ini dikembangkan juga sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi pada mata kuliah Kalkulus 2 serta tujuan dari penelitian. LKM dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memuat indikator-indikator Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dengan tujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang termasuk di dalamnya. Seperti juga SAP, LKM yang dikembangkan juga mengacu pada Brain-Based Learning Berbantuan Web. LKM yang dikembangkan terdiri dari dua bagian yaitu Materi Pra Perkuliahan (PRA) yang diberikan kepada mahasiswa sebelum perkuliahan berlangsung dan LKM itu sendiri yang digunakan pada saat perkuliahan. PRA memuat video senam otak, tujuan perkuliahan, peta konsep, dan apersepsi, sedangkan LKM memuat masalah dan tugas-tugas yang berkaitan dengan materi, soal latihan serta penugasan.
Selanjutnya semua perangkat tersebut diupload ke dalam website yang diberi nama “Smart Calculus” dengan alamat http://nurianaracmani.com. Contoh tampilan pada web terlihat pada gambar di bawah ini.
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4. Menu Login pada Website
2) Pada menu Sejarah disajikan sejarah tentang Kalkulus.
Gambar 3.5. Menu Sejarah pada Website
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.6. Menu Materi pada Website
4) Pada Menu Soal disajikan soal-soal yang harus diselesaikan mahasiswa secara individu dalam kurun waktu tertentu.
Gambar 3.7. Menu Soal pada Website
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.8. Menu Forum Komunikasi pada Website
Selanjutnya seluruh perangkat pembelajaran diberikan kepada penimbang ahli untuk diberikan validasi dan pertimbangan. Revisi perangkat pembelajaran dilakukan berdasarkan saran dari penimbang ahli. Hasil validasi penimbang ahli selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.3.
Sebelum digunakan terlebih dahulu perangkat diujicobakan terbatas kepada 10 orang mahasiswa di luar subyek penelitian. Tujuan ujicoba ini untuk mengetahui keterbacaan, alokasi waktu, respon mahasiswa dan kesiapan dosen dalam mengajar. Temuan dari ujicaba terbatas tersebut selanjutnya digunakan untuk merevisi seluruh perangkat pembelajaran sehingga siap digunakan dalam penelitian. Adapun SAP secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.1, dan LKM secara lengkap pada lampiran 1.2.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method) dengan strategi Eksplanatoris Sekuensial. Menurut Creswell (2010:316) strategi eksplanatoris sekuensial diterapkan dengan pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama yang diikuti oleh pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif.
Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen penelitian sebagai berikut.
1. Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi; diberikan kepada mahasiswa sebelum (pretes) dan sesudah (postes) kegiatan pembelajaran. 2. Skala Self-efficacy; diberikan mahasiswa sebelum dan sesudah kegiatan
pembelajaran.
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Analisis Data
Data kuantitatif ditabulasi dan dianalisis melalui tiga tahap. Tahap pertama, melakukan analisis deskriptif data dan menghitung normalized gain pretes dan postes. Adapun rumus normalized gain adalah sebagai berikut.
Brain-Based Learning Berbantuan Web terhadap Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-efficacy mahasiswa dengan cara menghitung
Effect Size (ES) menggunakan rumus Cohen`s (Cohen, 1992; Thalheimer & Cook, 2002), yaitu:
: rerata postes kelompok eksperimen c
x
: rerata postes kelompok kontrol
e
n
: banyaknya sampel kelompok eksperimen
c
n
: banyaknya sampel kelompok kontrol
e
s
: simpangan baku kelompok eksperimen
c
s
: simpangan baku kelompok kontrol
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.18
Klasifikasi Effect Size (ES) Besarnya Effect Size (ES) Kategori
ES 0,8 Tinggi
0, 5 ES < 0,8 Sedang
0, 2 ES < 0,5 Rendah
ES < 0,2 Sangat Rendah
Tahap kedua, melakukan uji untuk persyaratan penggunaan statistika parametrik yang nantinya digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas varians keseluruhan data kuantitatif.
Tahap ketiga, menguji keseluruhan hipotesis yang telah tercantum pada bagian akhir Kajian Pustaka. Secara umum uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda rerata, interaksi, analisis asosiasi dan analisis korelasi yang disesuaikan hasil dari analisis prasyarat. Perhitungan analisis asosiasi diawali dengan analisis secara deskriptif melalui tabel kontingensi dan dilanjutkan dengan menghitung nilai nilai chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut.
22
1 2 1 2
0, 5
hitung
N ad bc N
B B K K
Sementara itu, untuk menentukan derajat asosiasi dapat dihitung melalui
dengan nilai koefisien kontingensi ( ) dan dengan rumus sebagai
berikut.
√ dan √
Keterangan:
: nilai chi kuadrat : besarnya sampel
: min (Siregar, 2004)
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.19
Interpretasi Derajat Asosiasi Derajat Asosiasi Interpretasi
Tidak Ada Asosiasi
Selanjutnya untuk analisis korelasi digunakan digunakan Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut.
: Koefisien korelasi X : skor butir soal Y : skor total
X : jumlah skor angka butir soal yang dijawab siswa.
Y: jumlah angka setiap skor soal (Suherman, 2003).
Interpretasi koefisien korelasi yang digunakan adalah seperti pada Tabel 3.20 berikut.
Tabel 3.20
Interpretasi Koefisien Korelasi Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keseluruhan uji hipotesis tersebut menggunakan Software IBM SPSS Statistics 20 dan Microsoft Excel 2010. Adapun keterkaitan antara permasalahan, hipotesis dan kelompok data dapat dilihat pada Tabel 3.21 berikut.
Tabel 3.21
Keterkaitan Antara Permasalahan, Hipotesis dan Kelompok Data
Masalah Nomor
Hipotesis Kelompok Data
Mahasiswa yang mendapat Brain-Based
Learning Berbantuan Web memperoleh
pencapaian Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi lebih tinggi daripada mahasiswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
1 KBMTRBL, KBMTKV, KBMTTBL,
KBMTSBL, KBMTRBL, KBMTPBL, KBMTMBL, KBMTTKV,
KBMTSKV, KBMTRKV, KBMTPKV, KBMTMKV
Mahasiswa yang mendapat Brain-Based
Learning Berbantuan Web memperoleh
peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi lebih tinggi daripada mahasiswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
2 KBMTRBL, KBMTKV, KBMTTBL,
KBMTSBL, KBMTRBL, KBMTPBL, KBMTMBL, KBMTTKV,
KBMTSKV, KBMTRKV, KBMTPKV, KBMTMKV
Mahasiswa yang mendapat Brain-Based Learning Berbantuan Web memperoleh pencapaian self-efficacy lebih tinggi daripada mahasiswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
3 SERBL, SEKV, SETBL, SESBL, SERBL, SEPBL, SEMBL, SETKV, SESKV, SERKV, SEPKV, SEMKV
Mahasiswa yang mendapat Brain-Based Learning Berbantuan Web memperoleh peningkatan self-efficacy daripada mahasiswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
4 SERBL, SEKV, SETBL, SESBL, SERBL, SEPBL, SEMBL, SETKV, SESKV, SERKV, SEPKV, SEMKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran
(Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
Pembelajaran Konvensional) dan kemampuan awal matematika (tinggi, sedang, rendah) terhadap pencapaian Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi mahasiswa.
5 KBMTTBL, KBMTSBL, KBMTRBL,
KBMTTKV, KBMTSKV, KBMTRKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran
(Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
Pembelajaran Konvensional) dan jenis program studi (Matematika dan Pendidikan Matematika) terhadap pencapaian Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi mahasiswa.
6 KBMTPBL, KBMTMBL, KBMTPKV,
KBMTMKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran
(Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
Pembelajaran Konvensional) dan kemampuan awal matematika (tinggi, sedang, rendah) terhadap peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi mahasiswa.
7 KBMTTBL, KBMTSBL, KBMTRBL,
KBMTTKV, KBMTSKV, KBMTRKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran
(Brain-Based Learning Berbantuan Web dan
Pembelajaran Konvensional) dan jenis program studi (Matematika dan Pendidikan
8 KBMTPBL, KBMTMBL, KBMTPKV,
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Matematika) terhadap peningkatan
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi mahasiswa.
Terdapat interaksi antara pembelajaran (Brain-Based Learning Berbantuan Web dan Pembelajaran Konvensional) dan kemampuan awal matematika (tinggi, sedang, rendah) terhadap pencapaian self-efficacy mahasiswa.
9 SETBL, SESBL, SERBL, SETKV, SESKV, SERKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran (Brain-Based Learning Berbantuan Web dan Pembelajaran Konvensional) dan jenis program studi (Matematika dan Pendidikan Matematika) terhadap pencapaian
self-efficacy mahasiswa.
10 SEPBL, SEMBL, SEPKV, SEMKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran (Brain-Based Learning Berbantuan Web dan Pembelajaran Konvensional) dan kemampuan awal matematika (tinggi, sedang, rendah) terhadap peningkatan self-efficacy mahasiswa.
11 SETBL, SESBL, SERBL, SETKV, SESKV, SERKV
Terdapat interaksi antara pembelajaran (Brain-Based Learning Berbantuan Web dan Pembelajaran Konvensional) dan jenis program studi (Matematika dan Pendidikan Matematika) terhadap peningkatan
self-efficacy mahasiswa.
12 SEPBL, SEMBL, SEPKV, SEMKV
Terdapat asosiasi antara kemampuan berpikir matematis tingakat tinggi dan self-efficacy mahasiswa.
13 KBMTBL, KBMTKV, SEBL, SEKV
Terdapat korelasi antara kemampuan berpikir matematis tingakat tinggi dan self-efficacy mahasiswa.
14 KBMTBL, KBMTKV, SEBL, SEKV
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dapat dijelaskan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Kajian Teori dan Penelitian Pendahuluan
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu semua variabel-variabel yang terlibat di dalam penelitian serta keterkaitan antar variabel dikaji secara teoritis. Selain itu dilakukan pula penelitian pendahuluan untuk mengetahui secara lengkap masalah yang ada di lapangan.
b. Ijin Penelitian
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c. Penyusunan Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran
Peneliti menyusun instrumen yang terdiri dari Tes Kemampuan Awal Matematis, Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi, Skala Self-Efficacy, Lembar Observasi dan Pedoman Wawancara. Adapun perangkat pembelajaran yang disusun oleh peneliti yaitu Satuan Acara Perkuliahan dan Lembar Kerja Mahasiswa. Selain itu peneliti juga mengembangkan media website yang digunakan untuk mengunggah Lembar Kerja Mahasiswa dan soal-soal latihan, serta menu Forum Komunikasi yang digunakan mahasiswa untuk diskusi di luar jam perkuliahan.
d. Konsultasi dan Validasi Ahli
Instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran yang telah disusun selanjutnya dikonsultasikan kepada kepada dosen pembimbing. Setelah pembimbing menyetujui, instrumen dan perangkat pembelajaran tersebut divalidasi oleh para penimbang yang ahli di bidangnya. Peneliti melakukan revisi terhadap instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran berdasarkan masukan dari penimbang ahli tersebut.
e. Revisi Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran berdasarkan Saran Penimbang Ahli
Peneliti melakukan revisi terhadap instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran berdasarkan masukan dari penimbang ahli tersebut.
f. Ujicoba dan Analisis Hasil Ujicoba
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
keterlaksanaan dari Satuan Acara Perkuliahan, dan media dianalisis keefektivitasnya dalam pembelajaran.
g. Revisi Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran berdasarkan Hasil Ujicoba
Instrumen dan perangkat pembelajaran direvisi sesuai hasil analisis ujicoba agar layak digunakan untuk penelitian.
h. Pemilihan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, pemilihan sampel dilakukan menggunakan purposive sampling dan acak kelas.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Pemberian Tes Kemampuan Awal Matematis
Sebelum pelaksanaan pembelajaran, terlebih dahulu sampel penelitian diberikan Tes Kemampuan Awal Matematis. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa untuk kemudian dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah.
b. Pemberian Pretes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Skala Self-Efficacy (Awal)
Pada bagian ini, sampel penelitian diberikan Pretes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Skala Self-Efficacy (Awal)
c. Pelaksanaan Pembelajaran dan Observasi
Untuk kelompok eksperimen, diimplementasikan Brain-Based Learning
Berbantuan Web, sedangkan kelompok kontrol diimplementasikan pembelajaran konvensional. Selama proses pembelajaran, dilakukan observasi oleh seorang observer. Hal ini dilakukan untuk mengamati aktivitas mahasiswa dan dosen selama proses pembelajaran berlangsung, serta memperoleh gambaran mengenai keterlaksanaan model pembelajaran yang digunakan.
d. Pemberian Postes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Skala Self-Efficacy (Akhir)
Setelah proses pembelajaran, langkah selanjutnya adalah Postes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Skala Self-Efficacy
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Tahap Akhir a. Pengolahan Data
Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan bantuan software Software IBM SPSS Statistics 20 dan Microsoft Office Excel 2010.
b. Analisis Data
Analisis data meliputi analisis statistik deskriptif, uji persyaratan analisis, dan pengujian hipotesis. Tujuan dari analisis data ini adalah untuk mengetahui pencapaian dan peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy mahasiswa yang memperoleh Brain-Based Learning Berbantuan Web dan pembelajaran konvensional, kontribusi/
Effect Size Brain-Based Learning Berbantuan Web terhadap pencapaian Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy
mahasiswa berdasarkan Kemampuan Awal Matematis dan jenis program studi, interaksi antara pembelajaran dan Kemampuan Awal Matematis terhadap pencapaian dan peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy mahasiswa, interaksi antara pembelajaran dan jenis program studi terhadap pencapaian dan peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy mahasiswa serta asosiasi antara Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy. Selain itu, dianalisis pula mengenai hasil pekerjaan mahasiswa terkait Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy. c. Wawancara
Untuk mempertegas dan melengkapi data yang dirasakan kurang lengkap atau belum terjaring melalui tes, skala, dan observasi, maka dilakukan wawancara. Hal ini dilakukan untuk menggali informasi mengenai kesulitan yang dialami mahasiswa dalam penyelesaian soal tes, respon mahasiswa terkait pembelajaran yang diterapkan, serta hal-hal lain yang muncul selama penelitian.
d. Pembahasan
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
meliputi Kemampuan Awal Matematis, pencapaian dan peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy
mahasiswa yang mendapatkan Brain-Based Learning Berbantuan Web dan pembelajaran konvensional, kontribusi Brain-Based Learning Berbantuan Web terhadap pencapaian Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy mahasiswa, interaksi antara pembelajaran dan Kemampuan Awal Matematis terhadap pencapaian dan peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy mahasiswa, interaksi antara pembelajaran dan jenis program studi terhadap pencapaian dan peningkatan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy mahasiswa, asosiasi antara Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Self-Efficacy, gambaran kegitan mahasiswa dalam
Brain-Based Learning Berbantuan Web dan pembelajaran konvensional, pendapat mahasiswa tentang Brain-Based Learning Berbantuan Web, serta kesulitan yang dialami oleh mahasiswa dalam menyelesaikan soal Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi.
e. Kesimpulan, Implikasi, dan Rekomendasi
Setelah dilakukan pembahasan, langkah berikutnya adalah membuat kesimpulan serta memberikan implikasi dan rekomendasi.
Adapun prosedur pelaksanaan tersebut, jika dituangkan dalam bagan dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Pembelajaran dengan Brain-Based Learning Berbantuan Web pada Kelompok Eksperimen, Observasi
Pembelajaran Konvensional pada Kelompok Kontrol, Observasi
Tes Kemampuan Awal Matematis, Pretes Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Pemberian Skala Self-efficacy Awal
Postes Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi, Pemberian Skala Self-efficacy Akhir
Wawancara
Data Pengolahan Data Data Analisis Data
Nuriana Rachmani Dewi, 2017
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI DAN SELF-EFFICACY MAHASISWA MELALUI BRAIN-BASED LEARNING BERBANTUAN WEB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu