• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted (TAI) Pada Mata Pelajaran TIK (Studi Kasus SMP Laboratorium Kristen Satya Wacana) T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted (TAI) Pada Mata Pelajaran TIK (Studi Kasus SMP Laboratorium Kristen Satya Wacana) T1 Full text"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI) Pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX SMP Laboratorium

Kristen Satya Wacana Salatiga Ajaran 2014/2015

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan sebagai prasyarat penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun Oleh:

Anggraeni Saputri

NIM : 702010002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSTAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)

i

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization

(TAI) Pada Mata Pelajaran TIK

(Studi Kasus SMP Laboratorium Kristen Satya Wacana)

1)Anggraeni Saputri 2) Ir. Christ Rudianto, M.T. 3)Angela A. Setiyanti, S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

Email: 1702010002@student.uksw.edu, 2xrudianto@yahoo.com angela.setiyanti@staff.uksw.edu

Abstract

Using conventional method in teaching of information and communication technologies made the possibility of lack of student understanding. Team Assisted Individualization3is one method appliying media with blog on of information and communication technologies subject. The research conducted had proved that there are some the learning achievement and student activities happen to students in the class. Nevertheless, Team Assisted Individualizationis with uses blog is a better teaching method than common conventional method as it raises the learning achievement and activites during the lesson hingher.

Key words: Team Assisted Individualization (TAI) learning methods, Blog, Students achievement.

Abstrak

Penggunaan metode konvensional pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi membuat pemahaman siswa menjadi kurang. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran Team Assisted Individualization dengan memanfaatkan media berbantu blog. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa yang menerapkan metode pembelajaran Team Assisted Individualization dengan memanfaatkan media berbantu blog lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan metode konvensional. Hal ini membuktikan bahwa metode pembelajaran Team Assisted Individualization dengan memanfaatkan media berbantu blog dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.

Kata kunci: Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI), Blog, Hasil Belajar.

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universita Kristen Satya Wacana Salatiga

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

1

1. Pendahuluan

Belajar merupakan suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan. Menurut Winkel di dalam bukunya Jamil Suprihatiningrum menyatakan bahwa belajar adalah aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan sikap-sikap. Walaupun belajar berjalan seiring dengan berjalannya proses kehidupan, namun prosesnya tidak tercipta begitu saja, melainkan memerlukan kondisi yang dibentuk secara sengaja. Proses belajar mengajar yang dilakukan secara formal di sekolah seringkali masih menggunakan format lama. Format lama yang dimaksud adalah cara-cara mengajar konvensional yang lebih berpusat kepada guru (teacher-centered).

Cara-cara seperti ini muncul karena adanya anggapan bahwa “pikiran seorang anak seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretan-coretan gurunya [2]. Dengan pandangan seperti ini, banyak guru yang masih menjalankan proses belajar mengajar dengan berorientasi pada penyampaian materi saja. Hal ini tentu saja berpengaruh pada hasil belajar siswa, termasuk pada mata pelajaran TIK. Dengan pandangan seperti ini, banyak guru yang masih menjalankan proses belajar mengajar dengan berorientasi pada penyampaian materi saja. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, termasuk pada matapelajaran TIK.

Hal ini terjadi karena banyak siswa yang tidak memahami penyampaian materi yang dilakukan oleh guru. Selain itu, guru pun hanya menggunakan media

pembelajaran yang sederhana yaitu notepad, guru pun tidak terlalu banyak

mendalami pemahaman siswa karena guru hanya lebih fokus pada mengejar pencapaian kurikulum. Akhirnya, materi pelajaran selesai dibahas, namun kemampuan siswa terhadap pencapaian materi belum tercapai dengan baik. Banyak siswa yang tidak bisa mengikuti alur penyampaian oleh guru karena kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran dan media pembelajaran masih terbatas.

Penggunaan media blog juga harus didukung dengan metode pembelajaran

yang kreatif. Tetapi pada saat ini di sekolah-sekolah, masih ditemukan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional dan media pembelajaran yang sederhana dan kurang variatif. Akibat dari penggunaan metode konvensional dan media pembelajaran yang kurang variatif ini membuat siswa menjadi tidak fokus dan tidak aktif di dalam pembelajaran.

Penyampaian materi hendaknya lebih mengutamakan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, hal ini diperlukan untuk mrningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan belajar kooperatif adalah untuk memaksimalkan belajar siswa dan untuk meningkatkan prestasi akademik dan mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya pada level individu [3]. Salah satu metode pembelajaran ini adalah

metode pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

Metode pembelajaran ini lebih melibatkan peranan siswa karena siswa dituntut untuk berdiskusi, saling mengajari anggota kelompok dan belajar bertanggung jawab dengan tugas masing-masing dengan tujuan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dibanding dengan kelompok lain.

(9)

2

maupun praktik, baik itu dari segi media maupun dari metode pembelajaran itu sendiri. Namun cara pengajaran ini jangan sampai menghilangkan peran guru sama sekali karena bagaimanapun peran guru tetap harus memberikan penyampaian materi agar ada keseragaman materi diantara siswa.

Pembelajaran berbasis internet memungkinkan adanya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajaran maupun fasilitator/guru tidak harus berada di satu tempat yang sama, fasilitas internet yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pada dasarnya banyak digunakan diantaranya facebook, email, blogger dll. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara peserta didik dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan adanya kegiatan belajar yang dikelola tanpa adanya tatap muka langsung diantara pihak-pihak yang terlibat. Oleh karena itu seorang guru sangat memerlukan cara mengajar yang dapat merangsang siswa agar lebih aktif dan lebih berkembang kemampuannya, baik kemampuan dari segi kognitif maupun segi praktik, baik dari segi media pembelajaran ataupun metode pembelajaran. Namun cara pengajaran ini jangan sampai menghilangkan peran guru, hal ini dikarenakan bagaimana pun guru harus tetap memberikan penyampaian materi agar ada keseragaman materi diantara siswa.

Hasil observasi di SMP Laboratorium Kristen Satya wacana Salatiga menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, guru masih menerapkan metode pembelajaran konvensional dan media pembelajaran yang sederhana yaitu notepad setiap kali mengajar. Selama proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak mendengarkan ketika guru menjelaskan, apabila guru bertanya hanya beberapa siswa yang menanggapi, beberapa siswa ada yang asik mengobrol dengan teman sebangku, dan ada pula yang melamun, hal ini menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah sehingga membuat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran menjadi kurang.

Mengatasi hal tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan membuat perencanaan penggunaan metode pembelajaran maupun media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(10)

3

2. Kajian Pustaka

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh I Gede Jaka Mahendra

dengan judul skripsi “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Blog pada

Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas VII SMP Negeri Sukasada” dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Hasil dari penelitian tersebut yaitu sebelum dilakukannya tindakan hasil belajar siswa rendah, namun setelah adanya tindakan dengan menggunakan media pembelajaran maka hasil belajar siswa menjadi meningkat. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah hasil belajar siswa rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu untuk mata pelajaran TIK siswa hanya mengandalkan satu buku penunjang yang lebih mirip lembar kerja siswa, masih sedikit media penunjang untuk pembelajaran seperti internet, komputer, dan media lainnya [4].

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Suciyah yang meneliti tentang

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Pokok Bilangan Pecahan dengan Metode Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Team Assisted Individualization (TAI)”. Hasil dari penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan metode Team Assisted Individualization ada peningkatan hasil

belajar, yang semula pada pelaksanaan tindakan pra siklus, nilai rata-rata 60,72 dengan ketuntasan klasikal 61,11%, nilai rata-ratanya meningkat menjadi 62,50 dengan ketuntasan klasikal 77,78% pada tindakan siklus 1 dan pada pelaksanaan tindakan siklus II, nilai rata-rata meningkat lagi menjadi 67,78 dengan ketuntasan klasikal 88,89% [5]. Berdasarkan penjelasan pada penelitian diatas maka ada perbedaan dan persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang, persamaan yang ada yaitu penggunaan media pembelajaran

blog, dan menggunakan metode pembelajaran TAI. Perbedaannya adalah pada

penelitian yang pertama menggunakan media blog tetapi tidak menggunakan

metode pembelajaran Team Assisted Individualization sedangkan pada penelitian

kedua hanya menggunakan metode pembelajaran TAI tapi tidak menggunakan

media pembelajaran. Adanya perbedaan dan persamaan pada penelitian tersebut

maka pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran Blog

dengan menggunakan metode pembelajaran TAI untuk meningkatkan hasil belajar

siswa.

Metode Team Assisted Individualization (TAI)

Menurut Robert Slavin dalam buku yang berjudul (Cooperative Learning Teori, Riset, dan Pratik) merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual. Pengajaran secara individualisasi ini dipandang perlu karena siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan pelajaran kepada bermacam-macam kelompok, besar kemangkinan ini ada sebagian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut dan akan gagal untuk memperoleh manfaat dari metode pembelajaran tersebut [16]. Di lain pihak, siswa lain mungkin sudah tahu materi tersebut, atau bisa juga dapat mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu mengajar yang dihabiskan bagi mereka hanya

membuang waktu saja. Metode pembelajaran TAI ini menerapkan bimbingan antar

(11)

4

Proses pembelajaran seperti ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa di dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapai [6].

Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

Metode pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert E. Slavin dalam karyanya Cooperatine Learning: Theory, Research and Practice. Slavin (2005: 187) memberikan penjelasan bahwa dasar pemikiran di balik individualisasi pembelajaran adalah bahwa para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagian siswa yang 53 tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode tersebut. Siswa lainnya mungkin malah sudah tahu materi itu, atau bisa mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu pembelajaran yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu.

Tentang manfaat dirancangnya TAI dalam pembelajaran adalah sebagai tambahan terhadap penyelesaian masalah manajemen dan motivasi dalam program-program pembelajaran individual. TAI dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah: setiap siswa secara individual belajar model pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompokkelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama [18].

Karakteristik Metode Pembelajaran (TAI )

TAI singkatan dari Team Assisted Individualization, TAI termasuk kategori pembelajaran kooperatif, dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelomkpok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen serta diikuti dengan

pemberibantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan

pembelajaran kelompok diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran

kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sebelum dibentuk

kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok, siswa

diajarkan menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada

teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerjasama,

menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya.

Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk

bekerjasama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masinganggota dalam

kelompok memiliki tugas yang setara, karena pada pembelajaran kooperatif

keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut

bertangung jawab membantu temannya yang lemah dalam kemampuan dan

keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami

(12)

5

Kelebihan Metode Pembelajaran Kooperatif TAI

Metode pembelajaran TAI ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dapat membantu siswa yang lemah, meningkatkan motivasi belajar pada siswa yang lemah. Pada metode pembelajaran ini diajarkan untuk bekerja sama dalam suatu kelompok, menimbulkan rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah. Tersedianya banyak cara pengecekan penguasaan agar siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai atau menghadapi kesulitan serius yang membutuhkan bantuan guru, para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun bila siswa yang mengecek kemampuannya ada dibawah siswa yang dicek, programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan atau tim guru [7].

Tahapan Metode Pembelajaran TAI

Media sebagai alat bantu untuk proses belajar mengajar di kelas, untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan membantu konsentrasi pembelajaran dalam proses pembelajaran [9]. Media pembelajaran juga mempunyai peranan penting sebagai alat bantu untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran, sebagai alat mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses pembelajaran dan sebagai sumber belajar bagi siswa [8].

Blog

blog bersal dari kata web blog. Web artinya internet sedangkan blog mempunyai makna catatan, jadi makna harfiahnya blog adalah sebuah catatan harian yang ditulis oleh pemiliknya dan di publikasikan di internet. Istilah blog atau

blogging muncul dari adanya tindakan pengeposan/pencatatan pada sebuah jurnal online. Web blog merupakan suatu situs web yang sering di perbaharui, yang terdiri atas berbagai postingan, komentar yang di tanggali secara terurut [10].

Kelebihan Media Blog

(13)

6 Kelemahan Media Blog

Kelemahan media blog rentan terkena virus, hacker, atau spywere. Selain itu media blog juga mudah di salah gunakan fungsinya, dan tulisan yang ada di dalam blog kurang dapat di pertanggung jawabkan. Untuk itu, ada beberapa upaya agar kekurangan tersebut dapat diminimalisir. Diantaranya yakni dengan menggunakan bahasa pemprograman yang aman, menggunakan desain menarik, dan memiliki control penulisan artikel yang benar [12].

Hasil belajar (achievement)

Kemampuan-kemampuan yang di miliki oleh siswa sebagai akibat

perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s

performance). Menurut para ahli Gagne (Jamil Suprihatiningrum, 2012: 15) mengemukakan lima tipe hasil belajar yaitu intellectual skill, cognitive strategy, verbal information, motor skill, dan attitude [13]. Hasil belajar juga merupakan

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan [14].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design [15].

Bentuk desain penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Desaign Bentuk

desain dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.Nonequivalent Control Group Desaign

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Penelitian ini berupaya untuk mengetahui penerapan metode

pembelajaran Team Assisted Iindividualization (TAI) berbantu media blog

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di SMP Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan

(14)

7

Gambar 1Alur Penelitian Pada Kelas Eksperimen & Kontrol

Tahap awal identifikasi masalah dan tujuan penelitian. Identifikasi masalah dapat dilihat dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum penelitian ini dilaksanakan. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar yang selama ini dilakukan baik dari cara mengajar, penyampaian serta penataan letak tempat duduk siswa. Tahap kedua yaitu kajian pustaka, dilakukan pencarian solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang telah ditemukan. Tahap ketiga, pembuatan perangkat pembelajaran yaitu terdiri dari Rencana Proses Pembelajaran (RPP) dan materi untuk digunakan pada kelas eksperimen dan kontrol. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dikelas berjalan secara terstruktur serta pembuatan instrumen penelitian. Tahap keempat yaitu pemberian

pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukannya perlakuan. Tahap kelima dengan memberikan perlakuan pada masing-masing kelas. Kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan metode pembelajaran konvensional berbantu media notepad sedangkan kelas eksperimen

diberikan perlakuan menggunakan metode pembelajaran TAI berbantu media blog.

Tahap keenam pemberian posttest untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa

setelah mendapat perlakuan yang kemudian akan dapat memperlihatkan seberapa

meningkat metode pembelajaran TAI berbantu media blog dan konvensional dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. Tahap ketujuh pengolahan data dan analisis hasil,

Perangkat Pembelajaran

Pengolahan data dan analisis hasil penelitian

Pembahasan Hasil Penelitian

(15)

8

hal ini dilakukan untuk mendapatkan sebuah kesimpulan seberapa besar perbedaan yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tahap terakhir pembahasan hasil penelitian dan penarikan kesimpulan, tahap akhir ini dilakukan untuk mengetahui apakah penelitian ini dapat tercapai dengan baik atau tidak.

Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran TAI berbantu media blog

terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut: (1) Siswa diberi apersepsi, siswa ditanya tentang materi sejarah dan perkembangan internet serta perkembangan jaringan komputer. (2) Siswa menjawab pertanyaan sesuai apersepsi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dan sejauh mana siswa memahami materi. (3) Siswa dibentuk ke dalam kelompok yang heterogen dari jenis kelamin dan tingkat akademik. Setelah kelompok heterogen terbentuk, guru menyampaikan peraturan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

TAI. (4) Guru mempersentasikan materi berbantu media blog untuk memudahkan

penyampaian materi dan efisiensi waktu. Materi ini berisi teori dan gambar tentang sejarah dan perkembangan internet serta perkembangan jaringan komputer. (5) Guru memberikan tugas kelompok yang harus dikerjakan setiap kelompok. Tugas ini berupa lembar diskusi yang akan dikerjakan oleh masing-masing kelompok, selain itu digunakan untuk melatih siswa belajar berkomunikasi, bekerja sama untuk mencapai tujuan dalam kelompok. Setiap anggota kelompok belajar secara mandiri dan harus memahami materi. Jika ada anggota kelompok yang belum paham maka siswa yang sudah memahami materi harus memberikan pembelajaran dan pengarahan kepada anggota yang belum paham. Setelah siswa bekerja secara kelompok, masing-masing anggota diberikan kuis berupa soal yang dikerjakan secara individu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah bekerja secara berkelompok. (6) Setelah siswa mengerjakan kuis, skor yang diperoleh setiap individu direkapitulasi. Skor individu juga menentukan skor kelompok. Jadi, anggota kelompok yang memperoleh nilai kuis tinggi dapat menyumbangkan nilainya untuk skor kelompok. Hal ini memicu siswa dalam kelompok untuk bekerja sama dan meningkatkan kepedulian antar anggota kelompok.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX di SMP Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga tahun ajaran 2014/2015. Sampel

yang akan dijadikan subjek penelitian diambil dua kelas yaitu siswa kelas IXC

(kelas eksperimen) dan IXA (kelas kontrol) dengan jumlah masing-masing

siswa sebanyak 27 siswa untuk kelas IXC dan 26 siswa untuk kelas IXA Berdasarkan pertimbangan guru TIK di SMP Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga yaitu kelas IXC dan IXA jadwal pelajaran lebih efisien,

memiliki kemampuan yang berbeda dibandingkan kelas yang lain.

(16)

9

diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya [17]. Hasil pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar antara kelas kontrol dan eksperimen baik sebelum perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan pada masing-masing kelas.

Metode wawancara bertujuan untuk melihat pedoman wawancara tentang konsep peserta didik di SMP Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga mengenai materi sejarah dan perkembangan internet serta perkembangan jaringan komputer. Wawancara ini akan dilakukan tiap-tiap individu untuk melihat pendapat dari masing-masing peserta didik dan guru.

Tabel 2. Pedoman wawancara [17]

No Indikator

1 aspek yang berkaitan dengan pengalaman

2 aspek yang berkaitan dengan pendapat

3 aspek yang berkaitan dengan perasaan

4 aspek tentang pengetahuan konsep

5 aspek yang berkenaan dengan indera

(17)

10

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian pada kelas eksperimen dilakukan selama 3 minggu dengan 2 kali pertemuan. Materi yang diajarkan adalah Sejarah dan perkembangan internet serta jaringan komputer.

Langkah-langkah proses belajar dapar dilihat pada tabel 4dibawah ini. Tabel 3 Langkah - langkah Pembelajaran

Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pertemuan 1 Dilakukan observasi keaktifan dengan mengisi checklist

Media pembelajaran notepad

Materi pelajaran : pengenalan internet Pemberian soal pretest

Pertemuan 2

(treatment 1) Dilakukan keaktifan dengan mengisi observasi

checklist

Materi pelajaran: Sejarah dan

Perkembangan Internet

Media pembelajaran notepad

Pemberian tugas didalam

kelas

Dilakukan observasi keaktifan

dengan mengisi checklist

(treatment 2) Dilakukan keaktifan dengan mengisi observasi

checklist

Materi pelajaran : Jaringan Komputer

Media pembelajaran notepad

Pemberian tugas individu

didalam kelas

Pemberian soal posttest dan angket

Dilakukan observasi keaktifan

dengan mengisi checklist

kelompok diskusi yang masing-masing berisi 4 siswa

Soal diskusi diambil dari buku paket TIK

Presentasi hasil diskusi

kelompok

(18)

11

Tabel 4 Hasil Perhitungan Observasi Aktivitas Siswa di Kelas

No Indikator Kontrol Persentase Kelas Eksperimen

1 Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 66.67 77.90

2 Terlibat dalam pemecahan permasalahan 67.27 80

3 guru apabila tidak memahami persoalan Bertanya kepada siswa lain atau kepada

yang dihadapinya 65.38 74.33

4 Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah 62.54 80

5 Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru 0 100

6 Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya 66.67 80

7 Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis 83.67 90

8 Berdasarkan perhitungan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa total persentase keaktifan siswa dikelas kontrol sebesar 64.05 % masuk dalam kategori cukup baik sedangkan keaktifan pada kelas eksperimen 85.75% masuk dalam kategori sangat baik. Penilaian dilakukan dengan cara menggunakan daftar yang berisi indikator kemudian siswa diamati per individu dengan mengisi lembar observasi yang dibuat. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran TAI berbantu media

blog berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK.

Berdasarkan jumlah persentase ketuntasan masing-masing kelas dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan kelas eksperimen lebih tinggi dan tercapai dibandingkan kelas kontrol. Hal ini berarti pemberian perlakuan pada kelas

eksperimen menggunakan metode pembelajaran TAI berbantu media blog lebih

tinggi dalam proses peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan kelas

kontrol berbantu media notepad yang proses pembelajaran hanya dilakukan dengan

menggunakan metode pembelajaran konvensional. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran

TAI berbantu media blog lebih dapat meningkatkan kemampuan siswa terhadap

hasil belajar daripada kelas kontrol yang menggunakan media notepad dengan

(19)

Hasil Tes

dapat dilihat pada bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata pretest yang berbeda yaitu 69,07dan 71,34. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap materi yang disampaikan relatif berbeda. Kemudian dapat dilihat juga hasil nilai rata

dan pada kelas kontrol sebesar 80,19% dari nilai rata dipaparkan dapat disimpulkan bahw

baik dari pada kelas kontrol. 5 di bawah ini:

Gambar 2 Grafik Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 0

dapat dilihat pada bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki rata pretest yang berbeda yaitu 69,07dan 71,34. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen dan kelas ol terhadap materi yang disampaikan relatif berbeda. Kemudian dapat dilihat juga hasil nilai rata-rata posttest dari kelas eksperimen sebesar 91,11% dan pada kelas kontrol sebesar 80,19% dari nilai rata-rata posttest yang dipaparkan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. rata-rata pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel

Tabel 5 Rata-rata pretest dan posttest

Kelas Pretest Posttest

Kontrol 71,34 80,19

Eksperimen 69,07 91,11

Grafik Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

rata pretest Rata-rata posttest

RATA HASIL PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Eksperimen Kontrol

dapat dilihat pada bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki rata pretest yang berbeda yaitu 69,07dan 71,34. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen dan kelas ol terhadap materi yang disampaikan relatif berbeda. Kemudian dapat rata posttest dari kelas eksperimen sebesar 91,11% rata posttest yang a hasil belajar pada kelas eksperimen lebih dapat dilihat pada tabel

Grafik Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol RATA HASIL PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

(20)

13

Dari tabel 5, rata-rata nilai pada kelas kontrol mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pada saat proses belajar mengajar, siswa di kelas kontrol masih belum memahami materi yang diajarkan dan masih ribut saat proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, banyaknya materi pada notepad

membuat siswa malas dalam membaca dan malas dalam mecatat serta siswa asik mengobrol dengan teman sebangku. Sehingga pemahaman siswa tentang materi pelajaran menjadi kurang. Sedangkan pada kelas eksperimen, mengalami peningkatan pada rata-rata nilai posttest. Dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar menggunakan media dan metode pembelajaran yang baru.

Selain itu bukti yang mendukung bahwa hasil belajar siswa SMP Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga meningkat yaitu dengan melakukan wawancara dengan siswa mengenai media dan penerapan metode yang telah diterapkan pada proses pembelajaran yang telah diterapkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut para siswa, media yang digunakan sangat bagus dan menarik sehingga siswa menaruh perhatian penuh pada materi yang diajarkan dikelas yang sedang berlangsung. Melalu media juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa bisa memahami dengan baik apa yang diajarkan oleh guru. Menurut guru pengajar TIK bahwa media dan metode pembelajaran yang digunakan sangat kreatif karena langsung melibatkan siswa untuk turut berpikir secara cepat dan tepat serta dapat membuat siswa yang tadinya tidak suka berdiskusi dengan teman yang lain selain teman sebangku saat materi disampaikan. Hal ini disebabkan karena adanya media yang baru dan metode pembelajaran yang membuat siswa dapat berperan aktif dalam berjalannya proses belajar mengajar di kelas.

Keberhasilan dari penerapan metode pembelajaran TAI berbantu

media blog terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK dapat dilihat dari analisis data yang telah dilakukan dengan menghitung uji normalitas, yang memperlihatkan bahwa kemampuan awal siswa kelas kontrol dan eksperimen sama (terdistribusi normal). Hasil lain yaitu uji homogenitas yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari varian yang sama. Kedua hasil analisis uji statistik dilihat

dengan membandingkan hasil nilai pretest dan posstest antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji t pretest menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelas kontrol dan eksperimen sebelum adanya perlakuan. Perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kontrol terjadi ketika kelas eksperimen mendapat perlakuan.

Setelah treadment peneliti mewawancarai peserta didik tentang

pengalaman penerapan metode pembelajaran TAI, siswa mengatakan bahwa

dengan adanya penerapan metode pembelajaran TAI berbantu media blog

ini dapat menimbulkan pendapat-pendapat yang baru. Misalnya saja dahulu

siswa tidak terbiasa guru menjelaskan materi dengan media berbantu blog

(21)

14

5. Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan

metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantu Media Blog

berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar TIK di kelas IXC di SMP

Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa yang lebih senang dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas. Dalam pembelajaran kelompok siswa yang cenderung malas dan bosan lebih dapat mengikuti pembelajaran yang dilakukan dengan pembentukan

kelompok menggunakan penerapan metode pembelajaran TAI. Selain itu media

pembelajaran berbantu blog juga mendapat tanggapan positif dari siswa dan dampat membantu dalam penyampaian materi dikelas. Selain itu membuat dapat menarik perhatian siswa dikelas dan membuat suasana kelas tidak gaduh seperti yang terjadi pada kelas kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan hasil aktivitas siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu kelas eksperimen 85.75% > kelas kontrol 64.05%. Perhitungan rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol meningkat dari hasil pretest sebesar 71.34 dan hasil posttest meningkat menjadi 80.19 sedangkan kelas eksperimen hasil belajar siswa 69.07 meningkat menjadi 91.11. Di lihat dari hasil wawancara dengan siswa yang lebih senang dan antausias dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran kelompok, antausias siswa meningkat pada saat berdiskusi dan pada saat guru menerapkan metode pembelajaran TAI berbantu media blog membuat hasil belajar siswa dalam mata pelajaran TIK menjadi meningkat.

6. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka disarankan pada penelitian selanjutnya dapat melaksanakan penelitian yang sama dengan memperbaiki beberapa kekurangan yang ada dalam penelitian ini, maupun dengan melakukan variasi proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah sehingga timbul suatu keyakinan dalam diri siswa bahwa tidak ada sesuatu yang tidak bisa diselesaikan atau sulit asalkan mereka mau mempelajarinya.

(22)

15

DAFTAR PUSTAKA

[1] Winkel (2007:59). Strategi Pembelajaran, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

[2] Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar.Jakarta: Erlangga.

[3] Suprihatiningrum, Jamil. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz

Media.

[4] I Gede Jaka Mahendra 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Blog

pada Mata Pelajaran TIK Kelas VII SMP Negeri Sukasada.

[5] Suciyah 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi

Pokok Bilangan Pecahan dengan Metode Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

[6] Miftahul Huda,M.Pd. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[7] Suprihatiningrum, Jamil. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz

Media.

[8] Nana Sudjana dan Ahmad Riva, 1990. Media Pengajaran, Bandung: Penerbit C.V

sinar Baru bandung.

[9] Sanaky, 2009. Media Pembelajaran.Yogyakarta: Safiria Insania Press.

[10]

https://hendradp.wordpress.com/2008/07/06/kelebihan-dan-kekurangan-[13] Suprihatiningrum, Jamil. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz

Media.

[14] Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

[15] Sugiyono, 2012.Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan RnD. Bandung:

CV Alfabeta.

[16] Slavin, Robet E 2008. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Pratik. Bandung:

Nusa Media.

(23)

16

[19] Puranama, Denis. 2013.Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI

IPS 2 Sma Negeri 1 Turen pada Pokok Bahasan Turunan dengan Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) : Universitas Negeri Malang.

[20] Dikutip dari Devy R. Waryuman . Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted

Gambar

Tabel 1. Nonequivalent Control Group Desaign
Gambar 1 Alur Penelitian Pada Kelas Eksperimen & Kontrol
Tabel 2. Pedoman wawancara [17]
Tabel 3 Langkah - langkah Pembelajaran
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama.. kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel Motivasi kerja mampu meningkatkan pengaruh dalam menjelaskan pengaruh antara budaya organisasi, komitmen organisasi dan

Pakan mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki potensi sebagai antioksidan yang dapat mencegah reaksi oksidasi untuk menghambat radikal bebas

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar

Bagaimana pendapat Saudara tentang kesanggupan (integritas) petugas di Pengadilan Negeri Kayuagung kedepan untuk melaksanakan pelayanan sesuai dengan pelayanan pada umumnya?.

Hasil analisis korelasi memperlihatkan bahwa ada 19 variabel yang teridentifikasi membawa pengaruh pada awal penelitian dan selanjutnya ada terdapat 17 variabel

Kebijakan moneter didefinisikan dengan rencana dan tindakan otoritas moneter yang terkoordinasi untuk menjaga 

Berdasarkan isu wilayah Kabupaten Garut yaitu bagaimana meningkatkan ekonomi di wilayah konservasi, maka alternatif pengembangan ekonomi sekaligus lingkungan menjadi pilihan