1) Mahasiswa PGSD FKIP UNS Jurnal Didaktika Dwija Indria
2), 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS ISSN : 2337-8786
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT BERBANTUAN FILM DOKUMENTER PENJAJAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP PERJUANGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Ardana Nur Huda1), Sadiman2), Joko Daryanto3)
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi No. 449, Surakarta 57126 e-mail: 1) ardan026@gmail.com
2) sdimanuns@yahoo.com 3) jokodaryanto@fkip.uns.ac.id
Abstract: The purpose of this research was to improve of concept comprehension on struggle concept of Dutch
Colonization by applying Concept Attainment model with assist Colonization Documentary Film to the students in Vth grade of Popongan 01 State Primary School in Academic Year 2016/2017. This research was a classroom action research which was held in two cycles. Each cycle consists of planning, action, observation, and reflection. The subjects were teacher and students in Vth grade of Popongan 01 State Primary School in Academic Year 2016/2017. The data are concept comprehension on struggle concept of Dutch colonization, student’s activity, and teacher’s activity. The data sources were teacher and students in IVth grade of Karanganyar State Primary School in academic year 2016/2017. The data collection techniques were test, observation, and interview. Data validity was triangulation Data analysis was interactive analysis model. The result shows that application of concept attainment model with assist colonization documentary film can improve the concept comprehension on struggle concept of Dutch colonization at thestudents in Vth grade of Popongan 01 State Primary School in academic year 2016/2017.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep perjuangan pada masa penjajahan
Belanda melalui penerapan model Concept Attainment berbantuan film dokumenter penjajahan pada siswa kelas V SD Negeri 01 Popongan tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian terdiri dari guru dan siswa kelas V SD Negeri 01 Popongan tahun ajaran 2016/2017. Data yang digunakan adalah pemahaman konsep perjuangan pada masa penjajahan Belanda, data aktivitas siswa, dan data aktivitas guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan wawancara. Uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep perjuangan pada masa penjajahan Belanda dapat ditingkatkan melalui penerapan model Concept Attainment berbantuan film dokumenter penjajahan pada siswa kelas V SD Negeri 01 Popongan tahun ajaran 2016/2017.
Kata Kunci: pemahaman konsep, perjuangan pada masa penjajahan Belanda, model Concept Attainment, film
dokumenter penjajahan.
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, seja-rah, sosiologi, dan ekonomi. Secara konsep-tual mata pelajaran IPS di SD belum menca-kup dan mengakomodasi seluruh disiplin il-mu sosial.
Pada jenjang kelas V SD, salah satu materi pembelajaran yang penting untuk di-ajarkan dan dikuasai pada mata pelajaran IPS adalah konsep perjuangan pada masa penjaja-han Belanda. Konsep perjuangan pada masa penjajahan Belanda merupakan salah satu konsep sejarah. Konsep tersebut penting un-tuk siswa karena sejarah akan mengantarkan siswa untuk memahami apa yang terjadi pada masa lalu untuk dijadikan sebagai pedoman
pada masa kini dan masa yang akan datang. Di sisi lain, secara akademis, konsep perjua-ngan pada masa penjajahan Belanda terdapat pada kurikulum dari mulai SD sampai SMA.
Penyelenggaraan pembelajaran IPS di-butuhkan suatu pola pembelajaran yang men-jembatani tercapainya fungsi tersebut. Ke-mampuan dan keterampilan guru dalam me-milih model, metode, dan media pembelajar-an harus selalu ditingkatkpembelajar-an sehingga pem-belajaran akan mampu mengkondisikan upa-ya pembekalan kemampuan dan keterampil-an dasar bagi siswa.
Didaktika Dwija Indria
ISSN : 2337-8786
pembelajaran IPS mengambil sejumlah kon-sep dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang ada, kemudian diproses menjadi suatu peraihan konsep yang bermakna. Dalam pemrosesan informasi inilah terjadi kebingungan pada siswa dalam mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki se-hingga kesulitan-kesulitan itu muncul. Ke-bermaknaan dari suatu hasil belajar ini ditandai oleh terjadinya hubungan antara as-pek-aspek, konsep-konsep, informasi atau si-tuasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran IPS khususnya ter-hadap materi perjuangan pada masa penja-jahan Belanda belum memenuhi target KKM yang telah ditetapkan. Pemahaman konsep perjuangan pada masa penjajahan Belanda yang kurang ini terjadi pada siswa kelas V SD Negeri 01 Popongan. Hal tersebut dibuk-tikan dari hasil kegiatan wawancara yang di-lakukan dengan guru kelas dan siswa kelas V SD. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa rendahnya pemahaman kon-sep perjuangan pada masa penjajahan Belan-da dikarenakan siswa kurang aktif Belan-dalam me-ngikuti pembelajaran terutama dalam meng-kaitkan materi yang sudah diajarkan sebe-lumnya yang telah diperlajari.
Untuk memperkuat dugaan, dilakukan kegiatan observasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran di ke-las V SD. Dari hasil observasi tersebut diper-oleh informasi bahwa siswa hanya menjadi informan saja dari guru. Sehingga guru lebih mendominasi di dalam proses pembelajaran sehingga kerterlibatan siswa dalam mengiku-ti pembelajaran belum maksimal. Sedangkan dari segi guru, guru sudah cukup baik dalam melakuan pembelajaran seperti menggunakan model-model pembelajaran dan media pem-belajaran seperti gambar-gambar yang dita-yangkan dalam televisi, namun model pem-belajaran yang digunakan hanya mengacu terhadap buku guru saja.
Berdasarkan hasil uji pratindakan de-ngan nilai KKM sebesar 72, dapat dilihat se-banyak 44 siswa, hanya 11 siswa atau 25% yang nilainya di atas nilai KKM, sedangkan
sebanyak 33 siswa atau 75% belum mampu mencapai nilai KKM. Dari data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman kon-sep perjuangan pada masa penjajahan Belan-da siswa tergolong renBelan-dah.
Dari data di atas, maka dapat disimpul-kan bahwa pemahaman konsep perjuangan pada masa penjajahan Belanda masih tergo-long rendah. Apabila tidak ditangani, maka pembelajaran IPS selanjutnya akan tergang-gu. Salah satu solusi untuk mengatasi perma-salahan tersebut adalah dengan menerapkan
model Concept Attainment berbantuan film
dokumenter.
Model Concept Attainment merupakan
model pembelajaran yang bertujuan me-ngembangkan dan menguatkan pemahaman siswa mengenai proses kegiatan mental untuk praktik dan berpikir kritis sehingga siswa a-kan lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
Model Concept Attaitment ini memiliki
beberapa kelebihan diantaranya: meningkat-kan kemampuan untuk belajar dengan cara yang lebih mudah dan efektif di masa depan, lebih mengaktifkan keterlibatan mental, se-hingga konsep yang diperoleh siswa lebih la-ma dapat diingat dan akhirnya dapat me-ningkatkan prestasi belajar siswa. Kelebihan-kelebihan ini menjadi gambaran bahwa pene-rapan model ini mampu untuk meningkatkan pemahaman konsep penjajahan Belanda.
Penerapan model Concept Attainment
lebih mudah diterima oleh siswa dengan ban-tuan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS adalah audio visual berupa film dokumenter. Peran media sangat pen-ting, yaitu sebagai alat bantu maupun sarana dalam penyampaian materi pembelajaran o-leh guru. Selain itu, penggunaan media film dokumenter merupakan bagian dari kema-juan IPTEK sebagai media pembelajaran ino-vatif.
Didaktika Dwija Indria
ISSN : 2337-8786
nya. Misalnya, film dokumenter tentang seja-rah zaman perjuangan melawan penjajahan Belanda.
Melalui model Concept Attainment dan
media film dokumenter diharapkan mampu meningkatkan aktivitas pembelajaran dan ha-sil belajar siswa baik kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pembelajaran IPS.
Dari pemaparan di atas, maka dilaku-kan penelitian tindadilaku-kan kelas dengan judul:
Penerapan Model Pembelajaran Concept
At-tainment Berbantuan Film Dokumenter Pen-jajahan untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perjuangan pada Masa Penjajahan Belanda (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Popongan Ke-camatan Karanganyar Kabupaten Karang-anyar Tahun Ajaran 2016/ 2017).
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 01 Popongan dari bulan Januari sampai Juni 2017. Penelitian ini mengguna-kan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart, yang terdiri dari kegiatan perencanaan, laksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek pe-nelitian terdiri dari guru, dan siswa kelas V sejumlah 44 siswa.
Data dalam penelitian ini berupa: data kemampuan pemahaman konsep perjuangan pada masa penjajahan Belanda, data aktivitas siswa, dan data aktivitas guru. Sumber data meliputi siswa dan guru kelas V SD. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi tes, observasi, dan wawancara. Uji validitas data menggunakan teknik triangulasi. Tek-nik analisis data yang digunakan adalah mo-del analisis interaktif.
HASIL
Hasil wawancara, observasi, dan uji pratindakan menunjukkan bahwa pemaha-man konsep perjuangan pada masa penjaja-han Belanda siswa kelas V SD Negeri 01 Popongan tahun ajaran 2016/2017 tergolong rendah. Daftar distribusi nilai pemahaman konsep perjuangan pada pratindakan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Pema-haman Konsep Perjuangan Pada Pratindakan
Perbaikan dilakukan dengan
menerap-kan model Concept Attainment berbantuan
fi-lm dokumenter penjajahan dalam pembelaja-ran konsep perjuangan pada masa penjajahan Belanda. Pada siklus I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep per-juangan pada masa penjajahan Belanda siswa kelas V SD Negeri 01 Popongan tahun ajaran 2016/2017. Daftar distribusi nilai pemaha-man konsep perjuangan pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2.
Didaktika Dwija Indria
ISSN : 2337-8786
Dari tabel 2. dapat dijelakan bahwa pa-da siklus 1, terpa-dapat 33 siswa (78,57%) tas dan sebanyak 9 siswa (21,43%) tidak tun-tas. Peningkatan ketuntasan klasikal pema-haman konsep perjuangan pada masa penja-jahan Belanda dari pratindakan ke siklus I, yaitu sebesar 53,57%. Indikator kinerja pada penelitian ini adalah 80% jumlah siswa
men-dapat nilai ≥ 72 (KKM). Dari hasil siklus I,
dapat dilihat bahwa indikator kinerja belum tercapai sehingga dilaksanakan tindakan pada siklus II.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil refleksi siklus I dengan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I dengan tujuan dapat meningkatkan pemahaman konsep perjuangan pada masa penjajahan Belanda siswa kelas V SD Negeri 01 Popongan tahun ajaran 2016/2017. Daftar distribusi nilai pemahaman konsep perjuang-an pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Pema-haman Konsep Perjuangan pada Sklus II
Dari tabel 3. dapat dijelakan bahwa pa-da siklus II, terpa-dapat 39 siswa (88,64%) yang tuntas dan sebanyak 5 siswa (11,36%) belum tuntas. Peningkatan ketuntasan klasikal pe-mahaman konsep perjuangan pada masa pen-jajahan Belanda dari siklus I ke siklus II, ya-itu sebesar 10,07%. Hasil siklus II menun-jukkan bahwa ketuntasan klasikal telah men-capai indikator kinerja penelitian, yaitu sebe-sar 88,64%. Dengan demikian, dapat
dikata-kan bahwa penerapan model Concept
Attain-ment berbantuan film dokumenter penjajahan
dalam pembelajaran konsep perjuangan pada masa penjajahan Belanda berhasil.
PEMBAHASAN
Hasil wawancara, observasi, dan tes
menunjukkan bahwa penerapan model
Con-cept Attainment berbantuan film dokumenter penjajahan dapat meningkatkan pemahaman konsep perjuangan pada masa penjajahan Be-landa siswa kelas V SD Negeri 01 Popongan tahun ajaran 2016/2017 pada setiap siklus. Selain itu, nilai aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran juga meningkat.
Hasil penelitian yang telah dilaksana-kan dapat diketahui bahwa terjadi pening-katan pemahaman konsep perjuangan pada masa penjajahan Belanda di setiap siklusnya. Perbandingan hasil nilai pemahaman konsep perjuangan pada masa penjajahan Belanda antarsiklus dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Perjuangan Antarsiklus dan siklus II dominan mengalami pening-katan.
Didaktika Dwija Indria
ISSN : 2337-8786
hasilkan data bahwa ketuntasan klasikal se-besar 25% dengan nilai rata-rata kelas 67,05. Selain itu, dari kegiatan observasi pembela-jaran, keaktifan siswa dalam mengikuti pem-belajaran kurang, sedangkan dari segi guru, guru sudah cukup baik dalam melakukan pembelajaran, namun dalam penerapan mo-del pembelajaran belum maksimal.
Hasil siklus II menunjukkan ketuntasan klasikal dari 78,57% menjadi 88,64% dengan nilai rata-rata kelas 82,40. Peningkatan ter-sebut terjadi karena siswa sudah mengerti dan memahami pola pembelajaran dengan baik sehingga materi dapat dipahami dengan baik.
Bruner dalam Joyce (2016: 215)
Con-cept Attainment adalah proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori. Model pembelajaran ini dirancang untuk mengembangkan kemampu-an peserta didik berpikir induktif. Eggen
(2012: 218) menyatakan bahwa Concept
At-tainment merupakan sebuah model
pengajar-an ypengajar-ang dirpengajar-ancpengajar-ang untuk membpengajar-antu siswa dari semua usia mengembangkan dan mengu-atkan pemahaman mereka tentang konsep dan mempraktikkan berpikir kritis.
Buchanan (139 : 2016) bahwa film do-kumenter diciptakan dengan tujuan khusus dan dipengaruhi oleh ide produsen dan direk-tur. Kebanyakan film dokumenter merupakan sumber utama dan sering dianggap sebagai bukti yang nyata atau realistis. Hal ini me-nunjukkan bahwa film dokumenter merupa-kan suatu film yang memang telah terjadi.
Berikut penelitian relevan yang menja-di acuan dalam penelitian ini. Pertama, pene-litian tindakan kelas oleh Nahriati (2011) me-ngenai peningkatan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi bumi dan a-lam semesta kelas V SD melalui penerapan
model Concept Attainment menunjukkan
pa-da akhir siklus keaktifan belajar 82,50% de-ngan nilai 66 kategori berada yang sangat tinggi. Kedua, penelitian tindakan kelas oleh Handayani (2014) mengenai peningkatan ak-tivitas dan hasil belajar IPS melalui
penerap-an metode role playing dan media film
doku-menter menunjukkan pada akhir siklus ketun-tasan klasikal 77,4% dengan rata-rata kelas 78,2. Ketiga, penelitian tindakan kelas oleh Prasetyaningsih (2014) mengenai peningkat-an pemahampeningkat-an konsep perjupeningkat-angpeningkat-an pada masa penjajahan Belanda melalui penerpan model
pembelajaran kooperatif tipe team quiz
me-nunjukkan pada akhir siklus rata-rata kelas 71,5 dengan ketuntasan klasikal 72,5%.
Ketuntasan klasikal mengenai pemaha-man konsep perjuangan pada masa penjaja-han Belanda pada akhir siklus mencapai 88,64%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa indikator kinerja penelitian dapat tercapai. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja
penelitian karena penerapan model Concept
Attainment berbantuan film dokumenter su-dah sesuai dengan prosedur teoritis yang te-lah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa sehingga dalam penerapan-nya mudah diterima siswa menjadi prosedur praktis.
Hasil penelitian tersebut di atas, seja-lan dengan pendapat Suprijono (2016: 107) yang mengungkapkan bahwa kelebihan mo-del Concept Attainment dalam pembelajaran antara lain meningkatkan kemampuan siswa belajar dengan cara yang lebih mudah dan efisien, mengaktifkan keterlibatan mental dan sikap sehingga konsep yang diperoleh siswa lebih lama dapat diingat dan berdampak po-sitif terhadap hasil belajar, siswa lebih me-mahami konsep, dan meningkatkan keteram-pilan berpikir siswa baik secara individu ma-upun kelompok.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan model Concept Attainment
ber-bantuan film dokumenter penjajahan dapat
Didaktika Dwija Indria
ISSN : 2337-8786
klus II menjadi 82,40. Kemudian, persentase ketuntasan klasikal pada uji pratindakan
se-besar 25%, pada siklus I meningkat menjadi 78,57%, dan pada siklus II menjadi 88,64%.
DAFTAR PUSTAKA
Buchanan, L. B. (2016). Elementary Preservice Teachers' Navigation of Racism and
Whiteness Through Inquiry with Historical Documentary Film. The Journal of Sosial
Studies Research, 137-154.
Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta Barat: PT
Indeks.
Elizabeth Septi Prasetyaningsih. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Quiz untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perjuangan pada Masa Penjajahan
Belanda. Didaktika Dwija Indria Vol. 2, No.11.
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2016). Models of Teaching (Ninth Edition). Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Nuralimah Nahriati. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Concept Attainment untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Bumi dan Alam Semesta di Kelas V SD Negeri 011 Ganting Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Syarif Kasim Riau.
Solihatin, E., & Raharjo. (2009). Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta: Bumi Aksara.
Suprijono, A. (2016). Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Yayuk Handayani. (2014). Penerapan Metode Role Playing (Bermain Peran) dengan