• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lindung Nilai Sarana Hukum Menjaga Stabilitas Perekonomian (Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Lindung Nilai Sarana Hukum Menjaga Stabilitas Perekonomian (Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LINDUNG NILAI SARANA HUKUM MENJAGA STABILITAS

PEREKONOMIAN

(Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai)

DISERTASI

Untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Di bawah Pimpinan Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara

Prof. Subhilhar, Ph.D.

Untuk Dipertahankan di Hadapan Sidang Terbuka Senat

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

S U T R I S N O

NIM. 088101007/HK

PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LINDUNG NILAI SARANA HUKUM MENJAGA STABILITAS

PEREKONOMIAN

(Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai)

DISERTASI

Untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Di bawah Pimpinan Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara

Prof. Subhilhar, Ph.D.

Untuk Dipertahankan di Hadapan Sidang Terbuka Senat

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

S U T R I S N O

NIM. 088101007/ HK

PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Nama : Sutrisno, S.H., M.Kn

Promotor : Prof.Dr.Bismar Nasution, S.H., M.H

Kopromotor : Dr..Zulkarnain Sitompul, S.H., LL.M, Prof.Dr.TanKamello, S.H., M.S

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar merupakan momentum penting bagi Indonesia masuk dalam rezim devisa dan nilai tukar bebas. Peraturan dalam Undang-Undang itu menyebabkan sistem devisa dan nilai tukar di Indonesia terlalu liberal mengakibatkan pergerakan nilai tukar mata uang yang bersifat volatile. Akibat volatilitas yang tinggi tersebut memunculkan masalah hukum kontrak derivatif pada tahun 2008. Masalah hukum dimaksud adalah produk derivatif valuta asing (foreign exchange derivative) yang ditawarkan bank kepada nasabah ternyata bukan merupakan lindung nilai (hedging) melainkan produk spekulatif. Nasabah merasa dirugikan dan melakukan gugatan kepada bank dengan menyebutkan bank melakukan tindakan penyalahgunaan keadaan (“misbruik van omstandigheden”–“undue influence”). Sejak sengketa derivatif (structured product) pada tahun 2008. Otoritas moneter telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 11/26/PBI/2009 yang ditetapkan pada 1 Juli 2009 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Structured Product Bagi Bank Umum. Kemudian disusul oleh peraturan lain yang terkait prinsip kehati-hatian transaksi derivatif. Semua peraturan yang dikeluarkan dimaksudkan untuk memperketat ruang gerak transaksi derivatif valuta asing khususnya structured product, namun demikian belum ada penegasan tentang kewajiban untuk menggunakan derivatif sebagai lindung nilai.

Lindung nilai menjadi kebutuhan negara dengan pertumbuhan yang cepat (emerging market) salah satunya Indonesia. Untuk mendukung argumen penulis bahwa tindakan lindung nilai merupakan tindakan tepat bagi negara yang menganut rezim devisa bebas dan nilai tukar mengambang seperti Indonesia. Dalam penelitian ini penulis akan menghitung pareto cost efficiency yang merupakan pilihan rasional untuk mengalokasikan sumber daya yang paling menguntungkan. Selain itu lindung nilai merupakan win win solution dimana all parties better off, yaitu masyarakat, bank dan pemerintah. Diharapkan dengan tercapainya efisiensi maka fungsi hukum sebagai sarana rekayasa sosial (law as a tool of social engeneering) dapat berjalan secara maksimal di Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian, sistem devisa dan nilai tukar mengambang bebas (free flooting exchange rate) bukan menjadi sesuatu yang dilarang atau diharamkan di Indonesia. Sistem devisa dan nilai tukar bebas perlu diatur dengan peraturan yang tepat dan efisien. Pengalaman krisis tahun dan tahun 2008 menunjukkan telah terjadi pergeseran dari wilayah privat kepada wilayah kepentingan publik. Artinya ketika hukum perdata (privat) menyebabkan kerugian atau dampak buruk kepada keselamatan banyak orang (publik) maka pada saat itu kepentingan umum wajib dijaga.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis merekomendasikan :

Pengaturan rezim devisa bebas dan nilai tukar mengambang bebas harus dikritisi agar aturan mengenai devisa dan nilai tukar tidak merugikan perekonomian dan nilai tukar di Indonesia. Untuk itu sudah saatnya lindung nilai dimasukkan dalam wilayah hukum publik.

(7)

ABSTRACT

Name : Sutrisno, S.H., M.Kn

Promotor : Prof.Dr.Bismar Nasution, S.H., M.H

Copromotor : Dr..Zulkarnain Sitompul, S.H., LL.M, Prof.Dr.TanKamello, S.H., M.S

Law Number 24 year 1999 on Foreign Exchange and Exchange Rate System (Foreign Exchange Law), defined as an important momentum to Indonesia entry to free trade and exchange regime. Regulation in that law caused foreign exchange system and foreign exchange rate in Indonesia went liberally. Free floating exchange rate made currency exchange movement is volatile. High volatility has caused problems of derivative contract regulation on 2008. That was foreign exchange derivative problem, which was proposed by bank to customer, was not a hedging product but a speculative one. Customers are felt disadvantaged and accused bank claimed bank did misused of condition (misbruik van omstandigheden – undue influence). Since derivative (structured product) dispute in 2008, Monetary Authority has issued Bank Indonesia Regulation (PBI) Number 11/26/PBI/2009 that established on 1st July 2009, on the Principles of Prudential Regulation on Implementation of Structured Product Activity by Commercial Bank. Then followed by another regulation related to principles of prudential regulations of derivative transaction. Even though regulations related to ruled derivative are in common, the truth are those are functioning in tightening foreign derivative transaction accessibility, especially structured product. But obligation in using derivative, as a hedging is not stated explicitly.

Hedging is becoming a nation need with fast growth emerging market, such as Indonesia. In order to support writer’s arguments that hedging act is a right act to a nation with a free foreign exchange and floating rate such as Indonesia. Writer in this research will measure pareto cost efficiency, which is a rational option to allocate the most valuable resource. Hedging is a win-win solution which all parties better off, there are people, bank, and government. It is hoped with efficiency achievement, therefore “Law as a tool of social engineering” could be running maximally in Indonesia.

Based on research, foreign exchange system and free-floating exchange rate are not something prohibited anymore in Indonesia. Foreign exchange system and free-floating exchange rate should be managed well with right and efficient regulations. Crisis experiences on 2008 showed us there are shift from private law section to public law section. That means when private laws are causing loss or bad effect to a lot of people (public) safety, therefore public interest should be covered up.

Based on the research result writer recommended :

The regulations about free foreign exchange and free floating exchange rate regime must be criticized in order not giving negative effects and disturb economy and exchange rate. It is the right time that hedging should be included in public law section.

(8)

KATA PENGANTAR

Berkat Keagungan Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang pada akhirnya penelitian disertasi yang menjadi tugas akhir dan persyaratan untuk menyelesaikan Program Studi Doktor Ilmu Hukum di Universitas Sumatera Utara dapat penulis selesaikan. Bermula dari ketertarikan penulis sebagai mantan praktisi perbankan yang melihat adanya kekosongan hukum yang mengatur transaksi derivatif valuta asing dalam praktek hukum perbankan. Maka dibuatlah disertasi ini dengan judul “Lindung Nilai Sarana Hukum Menjaga Stabilitas Perekonomian (Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai)”.

Usaha bank sangat unik untuk dikaji, bisnis penuh kepercayaan (trust) sekaligus merangkap bisnis paling beresiko (high risk business). Perkembangan teknologi telah menawarkan kemudahan bagi nasabah bank untuk memperoleh financial services melalui kecanggihan fitur produk derivatif yang bukan saja menarik tetapi sekaligus mengandung resiko. Krisis ekonomi tahun 2008 di Indonesia adalah contoh dari resiko transaksi derivatif yang menyebabkan nasabah dirugikan dan sistem perbankan juga menjadi rapuh akibat hilangnya kepercayaan nasabah kepada bank. Pengadilan diramaikan dengan munculnya sengketa transaksi derivatif valuta asing dalam bentuk structured product. Nasabah merasa dirugikan dan melakukan gugatan kepada bank dengan menyebutkan bank melakukan tindakan penyalahgunaan keadaan (“misbruik van omstandigheden”–“undue influence”). Dari semua gugatan itu, ada sisi yang menarik untuk dicermati dan menjadi objek penelitian yaitu semua gugatan didasari alasan yang sama yaitu menuding bank telah memanipulasi dengan menawarkan produk spekulatif dengan bungkus lindung nilai (hedging).

(9)

beserta Dr. Zulkarnain Sitompul, S.H., LL.M dan Prof. Dr. Tan Kamello, S.H., M.S selaku Kopromotor. Berkat perhatian dan bimbingan yang diberikan telah memunculkan self motivation dan inspirasi kepada penulis untuk tanpa ragu menyelesaikan pendidikan sampai kepada jenjang tertinggi di Strata-3 Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulis juga

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada yang amat terpelajar Prof. Dr. Sunarmi,S.H., M.S, Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum dan Dr. Polin L.R. Pospos,

S.E., M.A selaku penguji disertasi yang memberikan kritik, masukan, saran-saran yang sungguh berharga untuk memperkaya dan menyempurnakan disertasi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Subhilhar, Ph.D.

2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum atas peluang dan kesempatan yang diberikan untuk mengikuti Studi Doktor Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Ketua Program Studi Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.H, atas motivasi yang diberikan setiap kali bertemu dengan penulis.

4. Seluruh Dosen/Staf Pengajar Program Studi Doktor Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf pegawai pada sekretariat Program Studi Doktor Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa memberikan keramahan dan pelayanan prima dalam mengurus administrasi di Kampus Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

(10)

Program Studi Doktor maupun yang masih dalam proses penyelesaian Program Studi Doktor. Komunikasi baik yang terjalin dan saling memberikan semangat sangat efektif menjadikan penulis tetap bersemangat menghadapi berbagai rintangan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

7. Almarhum Abul Khair, S.H., M.Hum, yang gigih dan bersemangat untuk belajar studi sampai pada akhir hayatnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tempat terbaik disisinya.

8. Almarhum Sensei Winta Karna, guru besar karate Kala Hitam, yang mengajarkan penulis menjadi orang yang kuat fisik dan mental dalam menghadapi tantangan hidup. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tempat terbaik disisinya.

9. Orang Tua Kandung Bapak Kie Tjui Lai dan Ibu Ong Siok Hong, melalui kesederhanaan hidup memberikan pengajaran moral bagi penulis untuk hidup jujur dan bekerja keras.

10.Bapak Mertua Ng Tjek Pak dan Ibu Mertua Tan Mie Lie, yang memberikan dukungan penuh dengan menjaga dan merawat anak-anak penulis, sehingga penulis memiliki waktu yang cukup untuk belajar dan mencari nafkah bagi keluarga.

11.Khusus kepada Istri tercinta Diana, S.E yang hidup bersama senang maupun susah dukungan mu tiadatara, tak cukup dengan kata-kata dan air mata, kesuksesan tidak mungkin diraih tanpa istri yang senantiasa mendukung suaminya.

(11)

Akhirnya sebagai manusia biasa dengan kerendahan hati mohon maaf atas segala kesalahan dan selalu mohon ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sang Maha Pencipta Alam Semesta dengan segala isinya.

Medan, Agustus 2015 Peneliti ,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... 3

ABSTRACT ... 4

KATA PENGANTAR ... 5

DAFTAR ISI ... 9

DAFTAR TABEL GAMBAR ... 13

DAFTAR ISTILAH ... 14

BAB I : PENDAHULUAN……….…………... 21

A. Latar Belakang ... 21

B. Perumusan Masalah ... 33

C. Tujuan Penelitian ... 33

D. Keaslian Penelitian ... 34

E. Kegunaan Penelitian ... 35

F. Kerangka Teoritis dan Konseptual ... 37

1. Kerangka Teoritis ... 37

2. Kerangka Konsep ... 50

G. Metode Penelitian ... 54

1. Spesifikasi Penelitian ... 55

2. Metode Pendekatan ... 58

3. Lokasi dan Objek Penelitian ... 60

4. Alat Pengumpul Data ... 60

5. Analisis Data ... 60

(13)

I. Sistimatika Penulisan ... 63

BAB II : TRANSAKSI BISNIS DALAM KONTRAK DERIVATIF VALUTA ASING ... 67

A. Pengertian Transaksi Derivatif ……… 67

B. Prinsip Kontrak Dalam Transaksi Derivatif Valuta Asing ………... 79

1. Transaksi Derivatif Valuta Asing Lahir Dari Asas Kebebasan berkontrak (Freedom Of Contract) ... 85

2. Kontrak Derivatif Valuta Asing Tidak Diatur Dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata ... 112

3. International Standar Derivative Agrement (ISDA) ... 117

C. Transaksi Derivatif Valuta Asing Dalam Perspektif Economic Analysis Of Law ... 123

1. Pareto Efisiensi (Cost And Benefit Analysis) ……….. 127

2. Analisis Ekonomi Menjadi Pendekatan Hukum Transaksi Derivatif Valuta Asing ... 133

a. Skenario Pertama Perusahaan Menggunakan Hedging ………. 134

b. Skenario Kedua Perusahaan Tidak Menggunakan Hedging (Non Hedging) ………... 138

3. Lindung Nilai (Hedging) Dalam Transaksi Derivatif Valuta Asing ... 143

D. Permasalahan Transaksi Derivatif Valuta Asing Di Indonesia ……….. 146

1. Transaksi Derivatif Berunsur Spekulatif ………. 146

2. Globalisasi Sistem Nilai Tukar Memunculkan Rekayasa Keuangan …….. 153

a. Evolusi Nilai Tukar Uang Di Dunia ... 155

a.1.Rezim Bretton Wood ………. 158

a.2.Rezim Smithsonian Agreement ………. 160

(14)

b. Perkembangan Sistem Nilai Tukar di Indonesia ……….……. 162

b.1.Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate) ……….. 163

b.2.Kurs Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate) ………. 165

b.3.Kurs Mengambang Bebas (Free Floating Rate) ……… 166

BAB III : PRINSIP KEHATI-HATIAN (PRUDENTIAL BANKING PRINCIPLES) DALAM TRANSAKSI VALUTA ASING ………. 170

A. Prudential Banking Principles Dalam Transaksi Derivatif Valuta Asing ……. 170

B. Perlindungan Konsumen Bank ..……… 188

C. Otoritas Pengawasan Bank Sebagai Prudential Regulator di Indonesia ……… 196

1. Bank Indonesia ……….…... 204

2. Otoritas Jasa Keuangan ……….….. 215

3. Koordinasi Lembaga Pengawasan Perlu Terus Ditingkatkan ……… 224

D. Peraturan Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar ……….. 234

1. Undang-Undang 24 Tahun 1999 Tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar ……… 234

a. Sistem Lalu Lintas Devisa Dalam Perspektif Undang-Undang 24 Tahun 1999 ………... 238

b. Sistim Nilai Tukar Dalam Perspektif Undang-Undang 24 Tahun 1999 ……….. 249

b.1. Keunggulan dan Kelemahan Nilai Tukar tetap (fixed exchange rate) …..……….…..….. 250

b.2. Keunggulan dan Kelemahan Nilai Tukar mengambang (Free Floating Rate) ………... 252

b.3. Keunggulan dan Kelemahan Nilai Tukar Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate) ………..…. 255

(15)

BAB-IV: TRANSAKSI LINDUNG NILAI DALAM PERSPEKTIF

HUKUM PUBLIK ... 268

A. Anatomi Perkara Transaksi Derivatif Valuta Asing di Indonesia ………. 268

B. Studi Kasus Derivatif Valuta Asing Di Indonesia ………. 270

1. Bedah Kasus Structured Product tahun 2008 – 2009 ………..… 270

a. Perkara “PT Toba Surimi Industries (Surimi) vs The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd (HCBC)” ………. 273

b. Perkara ”PT.Gunung Bintan Abadi vs PT.Bank Cimb Niaga, Tbk” ……… 275

c. Perkara ”Standard Chartered Bank vs PT. Nubika Jaya”... 278

d. Perkara “PT Citoputra Indoprima vs PT. Cimb Niaga Tbk (dhl. PT. Bank LIPPO Tbk)” ……… 287

e. Perkara ”PT.Bank Danamon Indonesia Tbk Dengan PT.Esa Kertas Nusantara” ... 293

f. Perdamaian Antara ”PT.Permata Hijau Sawit Dengan Citi Bank N.A Jakarta Branch” ... 297

2. Perlindungan Nasabah Kasus Structured Product ……….……. 300

C. Gagasan Pengaturan Lindung Nilai (Hedging) Transaksi Valuta Asing Dalam Perundang-Undangan ……….……… 312

1. Pengaturan Privat dan Publik Transaksi Valuta Asing .………... 312

2. Pengaturan Lindung Nilai Dalam Undang-Undang Untuk Kepentingan Publik ……… 322

BAB-V : PENUTUP ... 341

A. Kesimpulan ... 341

B. Saran-Saran ... 343

DAFTAR PUSTAKA ……….… 345

(16)

DAFTAR TABEL GAMBAR

Hal Gambar 1 : Kurva Penerimaan dan Biaya ... 45 Gambar 2 : Diagram Batang Perkembangan Volume Total Transaksi

Valas Domestik ... 77 Gambar 3 : Diagram Batang Perkembangan Komposisi Transaksi Derivatif

Valas Domestik …... 78

Gambar 4 : Tabel Perhitungan Laba Rugi Perusahaan Yang Mengunakan Fasilitas

Hedging ……….….. 137

Gambar 5 : Kurva Penerimaan dan Biaya ”PT A” (Skenario Hedging) ………….….. 138 Gambar 6 : Tabel Perhitungan Laba Rugi Perusahaan Non Hedging ………..… 139 Gambar 7 : Kurva Penerimaan dan Biaya ”PT C” (Skenario Non Hedging)…………. 140 Gambar 8 : Tabel Perbandingan Analisis Struktur Biaya ………. 141 Gambar 9 : Kurva Penerimaan dan Biaya Untuk Perbandingan Skenario

Perusahaan yang melakukan Hedging dan Non Hedging.………. 142 Gambar 10 : Rekam jejak regulasi penerapan prinsip kehati-hatian pasca kasus

(17)

DAFTAR ISTILAH

Asymmetric information : Suatu kondisi yang tidak seimbang dimana satu pihak memiliki informasi yang lebih baik dari pihak yang lain Applied theory : Teori terapan adalah teori yang berada di level mikro

untuk diaplikasikan dalam konsep Balancing concept : Konsep keseimbangan

Banking facility agreement : Perjanjian pemberian fasilitas produk Bona fides : Pelaksanaan iktikad baik

Bretton Woods agreement : Kesepakatan Bretton woods menetapkan nilai tukarnya mata uang Amerika terhadap emas (USD 35/ounce) Callable forward option : Instrumen investasi kombinasi transaksi forward dan

option merupakan contoh produk terstruktur

Capital inflow : Aliran dana asing yang masuk ke Indonesia Capital outflow : Aliran dana asing yang ke luar dari Indonesia

Civil law system : Sistem hukum kontinental yang dipengaruhi oleh hukum Romawi

Common law system : Sistem hukum Anglo Saxon yang dipengaruhi tradisi Concept of natural law : Konsep hukum alam

Conduct of business supervision : Pengawasan tingkah laku bisnis

Insider trading : Transaksi antar lembaga atau transaksi orang dalam Money loundring : praktik pencucian uang

Confirmation letter : Surat konfirmasi yang ditandatangani nasabah Cross border : Lintas batas negara

Cross border transaction : Transaksi yang melewati lintas batas negara

(18)

Derivatiphobia : Rasa takut terhadap transaksi derivatif

Dewan Komisioner OJK : Pimpinan tertinggi OJK bersifat kolektif dan kolegial Direct investment : Investasi langsung dari luar negeri ke sektor riil Direct regulation : Peraturan langsung

Duty of care : Pengurus diwajibkan mengelola perusahaan dengan hati- hati

Early termination : Percepatan penyelesaian sebuah kontrak

Economic analysis of law : Menggunakan prinsip-prinsip ekonomi untuk menganalisa permasalahan hukum

Emerging market : Negara dengan pertumbuhan perekonomian yang cepat

Equity : Saham

Explicit deposit protection : Perlindungan melalui pembentukan suatu lembaga yang secara langsung memberikan perlindungan kepada masyarakat dan dapat menjamin simpanan masyarakat External equilibrium position : Posisi keseimbangan eksternal terhadap nilai mata uang Fairness : Memandang berbagai pihak dalam situasi awal sebagai

rasional dan sama-sama netral Fee based income : Keuntungan selain bunga bank

Fiduciary duty : Kewajiban yang dibebankan kepada pemegang

kepercayaan menjaga kepentingan penerima manfaat di atas kepentingan pribadi

Financial instrument : Instrumen keuangan

Fixed cost : Biaya tetap meliputi semua pengeluaran yang tidak berubah terlepas dari perubahan tingkat aktivitas Fixed exchanged rate : Sistem nilai tukar tetap dimana nilai tukar mata uang

domestik ditetapkan pada tingkat tertentu terhadap nilai mata uang asing

(19)

Forward Rate : Kurs mata uang yang dipakai dalam kontrak berjangka Free floating exchanged rate : Sistem nilai tukar mengambang bebas berdasarkan pada

permintaan dan penawaran mata uang asing Free market economies : Ekonomi pasar bebas

Freedom of contract : Asas kebebasan berkontrak Generic term : Merupakan istilah umum Good faith : Iktikad baik

Grand theory : Teori payung yaitu teori makro yang mendasari berbagai teori di bawahnya

Hedge accounting : Standar akuntansi lindung nilai untuk menghitung keuntungan dan kerugian pendapatan atau biaya dalam rangka Lindung Nilai

Hedging : Lindung nilai

Holding period : Kewajiban menempatkan devisa di dalam negeri dalam waktu tertentu

Homo economicus : Mahluk ekonomi

Hot money : Sumber dana yang sensitif dan akan dengan cepat keluar akibat hilangnya kepercayaan investor

Implicit deposit protection : Perlindungan yang dihasilkan oleh pengawas dan pembinaan bank yang efektif, yang dapat yang dapat menghindarkan kebangkrutan bank

Indirect regulation : Peraturan tidak langsung Interest rates : Tingkat suku bunga Internal risk measurement and

management systems : Sistem pengukuran risiko dan manajeman internal yang menyangkut exposure risikonya dan kinerja sebenarnya dalam rangka Pengelolaan risiko

(20)

Ius constituendum : Peraturan mendatang.

Laissez faire : Doktrin ekonomi liberal

Law as a tool of social engeneering : Konsepsi hukum sebagai “sarana” pembaharuan masyarakat Indonesia

Lender of the last resort” (LoLR) : Fungsi Bank Indonesia pemberian fasilitas pembiayaan jangka pendek kepada bank-bank yang mengalami likuiditas dan dan mengalami pemburukan kesehatan Letter of intend (LOI) : Kesepakan awal sebelum perjanjian pokok

Macroprudential supervision : Pengawasan terhadap kebijakan makro Managed floating exchange rate : Sistem nilai tukar mengambang terkendali

Market conduct : Perilaku pelaku usaha Jasa keuangan dalam mendesain, menyusun dan menyampaikan informasi, menawarkan, membuat perjanjian, atas produk dan/atau layanan serta penyelesaian sengketa dan penanganan pengaduan Market confidence : adalah kepercayaan dari investor dan konsumen dalam

setiap aktivitas dan kegiatan usaha di sektor jasa keuangan Microprudential supervision : Pengawasan terhadap kebijakan mikro

Middle theory : Teori pendukung yaitu level menengah, dimana focus kajiannya makro dan juga mikro

Misbruik van omstandigheden : Tindakan penyalahgunaan keadaan

Moral hazard : Perilaku jahat dalam ekonomi merupakan tindakan yang menimbulkan kemudharatan baik untuk diri sendiri maupun orang lain

Multi supervisory model : Pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan yang dilakukan oleh lebih dari dua otoritas

Mutual agreement : Kesepakatan bersama

(21)

Nasabah profesional : Nasabah tersebut memiliki pemahaman terhadap structured product dan memiliki modal paling kurang lebih besar dari Rp.20 miliar

Nasabah retail : Nasabah tersebut tidak memenuhi kriteria sebagai nasabah professional dan Nasabah eligible

Net profits : Laba bersih perusahaan

Off balance sheet : Transaksi dalam perusahaan yang menurut aturan akuntasi tidak atau belum boleh dicatat dalam proses akuntasi Offshore borrowing : Pinjaman yang sumber dananya berasal dari luar negeri On the spot : Harga pasar pada saat transaksi

Onbenoemde : Kontrak tidak bernama Over regulated : Pengaturan yang berlebihan

Pacta sunt servanda : Asas kepastian hukum setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang

Pareto cost eficiency : Pilihan rasional untuk mengalokasikan sumber daya yang paling menguntungkan

Income : Pendapatan

Revenue : Pendapatan atau Penghasilan Portfolio investment : Portofolio investasi

Premium : Sejumlah premi yang ditambahkan ke spot rate untuk memperoleh kurs forward

Private interest : Kepentingan pribadi

Probabilities of expected profits : Kemungkinan keuntungan yang akan diterima Profit and loss : Keuntungan dan biaya

Profit oriented : Keinginan untuk memperoleh keuntungan Prudential principles : Prinsip kehati-hatian

(22)

Public interest : Kepentingan umum Quasi independent : Bersifat tidak independen

Redelijkheid en billijkheid : Doktrin iktikad baik yang didasari oleh kerasionalan dan Kepatutan

Reserve requirement : Cadangan wajib minimum

Scarcity : Menentukan pilihan dalam kondisi kelangkaan Social interest : Kepentingan masyarakat

Social welfare : Kesejahteraan sosial

Sophisticated customer : Konsumen yang profesional dan terbiasa dengan transaksi berbasis teknologi

Spot rate : Nilai mata uang yang berlaku saat kontrak Stakeholder : Semua pemangku kepentingan

Standard operating procedures : Menetapkan prosedur kerja yang telah distandarisasi Strike rate : Harga patokan

Structured product : Produk terstruktur yang merupakan kombinasi berbagai instrumen dengan transaksi derivatif valas terhadap rupiah Subrime mortgage : Terjadinya keadaan kredit macet sektor perumahan di

Amerika Serikat Sui generis : Perjanjian khusus

Term sheet prediction : Prediksi termin transaksi Theorie de I’autonomie de la volonte : Teori kebebasan kehendak

Total cost : Total biaya penggabungan biaya tetap dan biaya variabel Forward transaction : Transaksi forward pada harga jumlah dan tanggal tertentu

di masa yang akan datang sesuai dengan kontrak

Spot transaction : Transaksi jual atau beli antara valuta asing

(23)

Swap transaction : Transaksi pertukaran dua valuta melalui pembelian atau penjualan tunai (spot) dengan penjualan atau pembelian kembali secara berjangka

Twin peak supervisory model : Pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan yang dilakukan oleh dua otoritas utama

Underlying asset : Aset yang mendasarinya

Underlying transaction : Perjanjian yang mendasarinya transaksi derivatif Unified supervisory model : Pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan oleh

otoritas yang terintegrasi di bawah satu lembaga United States Dollar/USD : Mata uang dolar Amerika

Unrestricted freedom of contract : Kebebasan berkontrak memiliki kecendrungan ke arah kebebasan tanpa batas

Unsophisticated customer : Konsumen tradisional yang awam terhadap transaksi berbasis kecanggihan teknologi

Unwind : Penghentian transaksi

variabel cost : Biaya yang umumnya berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis

Wetboek van strafrecht : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Volatile : Fluktuatif dan bergejolak

Referensi

Dokumen terkait

Sekitar 6% hingga 6,5% jatah pemerintah berkurang karena ada Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (tax treaty) yang mengatur pajak bunga dividen dan royalti (PBDR) yang

MODÉL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DINA PANGAJARAN MACA DONGÉNG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rumput laut di Indonesia merupakan salah satu komoditas unggulan yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung dalam mencapai produksi perikanan terbesar pada tahun

Sedangkan menurut Marimba Ahmad (1980). bahwa pendidikan Islam merupakan pendidikan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama

Banyak pelaku UMKM yang telah memiliki sertifikasi halal namun tidak melanjutkan masa aktif dari sertifikasi halal yang telah didapatkan, bahkan ada juga yang UMKM yang

Ta>bi’atul-jumlati laha> machallun minal-i’ra>b merupakan klausa yang menjadi pengikut bagi klausa sebelumnya serta menduduki jabatan tertentu di dalam

(c) Penelaah pengendalian mutu perikatan: Seorang rekan, personel lain dalam KAP, personel di luar KAP dengan kualifikasi yang sesuai, atau suatu tim yang terdiri

Metode Audiomagnetotelurik (AMT) merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk menentukan karakterisasi panas bumi dengan menganalisa nilai resistivitas